Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Kritis Intensif yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran
kepada kami dalam penyusunan makalah yang berjudul Makalah Indikasi Masuk
dan Keluar ICU ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis
Intensif yang diberikan oleh Bapak Agus Rachmadi, S.Pd. A. Kep., M. Si. Med.
Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah kami curahkan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga usaha kami tidak sia-sia dan mendapatkan hasil
yang baik. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena kami menyusun makalah ini dalam rangka mengembangkan
kemampuan diri. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun baik
lisan maupun tulisan sangat kami harapkan.

Banjarbaru, Juli 2020

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kondisi kritis merupakan suatu kondisi krusial yang memerlukan


penyelesaian atau jalan keluar dalam waktu yang terbatas. Pasien kritis
adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem tubuh,
tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi. Pasien dalam
kondisi gawat membutuhkan pemantauan yang canggih dan terapi yang
intensif. Suatu perawatan intensif yang menggabungkan teknologi tinggi
dengan keahlian khusus dalam bidang keperawatan dan kedokteran gawat
darurat dibutuhkan untuk merawat pasien yang sedang kritis (Vicky, 2011).

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan
terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit
yang potensial mengancam nyawa. ICU menyediakan sarana-prasarana serta
peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
ketrampilan staf medik, perawat, dan staf lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan-keadaan tersebut (Kemenkes, 2011).

Sarana dan prasarana ICU rumah sakit yang terbatas sedangkan


kebutuhan pelayanan ICU yang lebih tinggi banyak, maka diperlukan
mekanisme untuk membuat prioritas. Kepala ICU bertanggung jawab atas
kesesuaian indikasi perawatan. Bila kebutuhan masuk ICU melebihi tempat
tidur yang tersedia. Kepala ICU menentukan berdasarkan prioritas medik,
pasien mana yang akan dirawat di ICU.

Pada dasarnya pasien yang dirawat di ICU adalah pasien dengan


gangguan akut yang masih diharapkan reversible (pulih kembali) mengingat
ICu adalah tempat perawatan yang memerlukan biaya tinggi dilihat dari segi
peralatan dan tenaga (yang khusus)

ii
Kebutuhan pelayanan di ICU adalah tindakan resusitasi jangka
panjang yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi – fungsi vital seperti
Airway (fungsi jalan napas), breathing (fungsi pernapasan), Circulating
(fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ lain, disertai dengan
diagnosis dan terapi definitive.

 
B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa indikasi pasien masuk ICU?


b. Apa indikasi pasien keluar ICU?

C. TUJUAN
a. mengetahui indikasi pasien masuk ICU
b. mengetahui indikasi pasien keluar ICU

iii
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes.2011. Petunjuk teknis Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah


Sakit. Diakses 17 Juli 2020 melalui www.kemenkes.go.id

Vicky. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Diakses pada 17 September 2013


melalui Unismus Web: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-
gdl-vickynurpr-5195-3-bab2.pdf

iv

Anda mungkin juga menyukai