Anda di halaman 1dari 19

LI

Embriologi Rongga Mulut


Perkembangan bibir dan palatum memiliki perbedaan waktu

pembentukan. Bibir dibentuk pada minggu kedelapan usia kehamilan dan

langit-langit (palatum) pada minggu ke 10-12 (Nahai, et al., 2005).

(Hopper, 2014)

Gambar 2. 1
Tonjolan Muka

Berdasarkan gambar 2.1, terbentuknya 5 tonjolan muka telah

terbentuk pada minggu keempat. Diantaranya adalah: processus

frontonasalis, sepasang processus maxillaris, sepasang processus

mandibularis. Pada minggu kelima, tanda letak (placodes) masuk untuk

membentuk lubang hidung, seperti tampak pada gambar 2.2 (Burg, et

al., 2016; Sadler, 2012).

5
6

(Hopper, 2014)
Gambar 2. 2
Bentuk Lubang Hidung

Sepasang processus maxillaris telah berkembang ke medial dan

mendorong sepasang tonjolan nasalis medial pada minggu keenam. Fusi

dari tonjolan nasalis medial membentuk: Filtrum, bibir tengah atas,

ujung hidung, dan Columella. Fusi dari sepasang tonjolan maxillaris

dengan sepasang tonjolan nasalis medial membentuk bibir atas

sempurna (tonjolan maxillaris membentuk bibir lateral). Sedangkan

tonjolan nasalis lateralis membentuk ala nasalis bilateral, seperti

tampak pada gambar 2.3 (Sadler, 2012).

(Hopper, 2014)
Gambar 2. 3
Bentuk Ala Nasalis Bilateral

Pembentukan palatum dimulai pada akhir minggu kelima dari

perkembangan dan sempurna pada minggu kedua belas. Dikatakan

sempurna apabila telah terbentuk palatum primer dan palatum sekunder


yang dibatasi oleh foramen incisivus, seperti tampak pada gambar 2.4

(Burg, et al., 2016).

(Hopper, 2014)
Gambar 2.
4 Palatum
Palatum primer dan palatum sekunder dibatasi oleh foramen incisivus

a. Palatum Primer

(Hopper, 2014)
Gambar 2. 5
Bentuk Palatum Primer

Palatum primer terdiri dari arcus alveolaris maxillaris dengan 4

incisors dan palatum durum di depan foramen incisivus. Palatum primer

terbentuk sebelum palatum sekunder, seperti tampak pada gambar 2.5

(Dudek, 2014).
b. Palatum Sekunder

(Hopper, 2014) Gambar 2. 6


Bentuk Palatum Sekunder

Selama minggu keenam, pertumbuhan palatum sekunder seperti

rak (Shelf) dari processus maxillaris bilateral, tumbuh secara vertical

kebawah pada kedua sisi dari lidah, seperti tampak pada gambar 2.6

( (Smith's & Grabb, 2014)

Selama minggu ketujuh, lidah pindah kebawah dan bentukan rak (shelf)

berpindah tempat ke posisi horizontal dibawah lidah. Fusi palatum terjadi

secara haluan dari depan ke bekang dan sempurna satu minggu kemudian

dengan adanya fusi uvula (Smith's & Grabb, 2014).


Anatomi Rongga Mulut
Bibir berbeda dari struktur sekitarnya. Bibir atas dimulai dari

lubang hidung dan dasar ala nasi setiap sisi dan berakhir di lateral pada

lipatan nasolabial. Bibir atas dibagi menjadi subunit oleh phitral

columns. Phitral columns terbentuk oleh serat m. orbicularis oris

kontralateral yang melalui garis tengah. Lekukan ditengah antar philtral

columns disebut phitral groove. Cupid’s bow merupakan bagian

persimpangan kulit dan vermilion diantara phitral columns. Bibir bagian

bawah dimulai dari lipatan nasolabial di lateral dan dibatasi oleh

lipatan
labiomental. Bibir atas dan bawah menyatu di komisura, seperti tampak

pada gambar 2.1 (Matros & Pribaz, 2014) .

(Matros & Pribaz, 2014)


Gambar 2. 7
Anatomi Bibir Normal

Bagian kulit dan vermilion dibatasi oleh bagian putih disebut white

roll. Warna dan lekukan white roll dibentuk oleh serat m. orbicularis oris,

dimana ketebalannya semakin berkurang ke arah komisura seperti

vermillion. Vermillion terdiri dari epitel stratified squamous di bagian

luar dan transisi menjadi epitel squamous di dalam mulut (Matros &

Pribaz, 2014).

Otot daerah rahang atas yang bertanggung jawab atas elevasi bibir

atas meliputi m. zygomaticus mayor, m. zygomaticus minor, m. levator

labii superioris alaque nasi, m. levator labii superioris, dan m. levator

anguli oris. Penarikan dan depresi bibir bagian bawah oleh m. depressor

anguli oris dan m. depressor labii. Otot di daerah intermaksila meliputi

m. orbicularis oris, m. buccinator, dan m. risosius..M. orbicularis oris


adalah otot bibir yang paling penting, berfungsi sebagai sfingter

dan untuk bicara (Matros & Pribaz, 2014).

Supplai darah ke bibir berasal dari arteri karotis eksterna

yang diteruskan ke arteri fasialis. Arteri fasialis bercabang

menjadi arteri labialis superior dan inferior (Matros & Pribaz,

2014).

Inervasi motorik otot bibir dipersarafi oleh cabang nervus

fasialis (VII). Cabang zygomaticus dan buccal berfungsi untuk

elevasi, sedangkan nervus mandibular marginal menginervasi

otot depresor bibir. Inervasi sensorisnya dipersyarafi oleh cabang

infraorbital (V2) dan mental (V3) dari nervus trigeminal (Matros

& Pribaz, 2014).


ANATOMI KELENJAR SALIVA

Kelenjar saliva terdiri dari kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor.

Kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual merupakan komponen kelenjar saliva

mayor dan mempunyai ciri-ciri anatomis serta histologis yang berbeda. Kelenjar

saliva minor terdiri dari kelompok jaringan saliva submukosa yang hadir pada

rongga mulut, sinus paranasal, faring dan saluran pernafasan bagian atas.12

Gambar 1: Kelenjar saliva (The McGraw Hill’s Company. Digestive System:


Anatomy & Histology of the Alimentary
Canal.2006.<http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APII
Notes8%20Digestive%20Anatomy.htm>
2.1 Kelenjar Saliva mayor

Kelenjar saliva ini merupakan kelenjar saliva terbanyak dan ditemui

berpasang-pasangan pada daerah ekstraoral serta memiliki duktus yang panjang.

Duktus ini menyalurkan sekresi saliva ke dalam rongga mulut. Menurut struktur

anatomi dan letaknya, kelenjar saliva mayor dapat dibagi atas tiga tipe yaitu parotis,

submandibularis dan sublingualis.14

2.1.1 Kelenjar Parotid

Pasangan kelenjar parotid merupakan kelenjar saliva yang terbesar.12 Letak

kelenjar ini adalah di ruang antara batas posterior ramus mandibular dan prosesus

mastoideus tulang temporal. Bentuk kelenjar parotis bervariasi. Namun, seringkali

ditemui berbentuk segitiga dengan bagian apeks menuju inferior.16

Gambar 2: Pandangan lateral dari tengkorak yang menunjukkan relasi lokasi


kelenjar parotis. 1: Fossa mandibula; 2: Eminens artikularis; 3: Plat timpani; 4:
Kondilus mandibular; 5: Prosesus stiloideus; 6: Ramus mandibular; 7: Angulus
mandibular; 8: Prosesus mastoideus; 9: Meatus akustikus eksternal (Langdon JD.
Surgical anatomy, embryology and physiology of the salivary glands. In: Carlson
ER, Ord RA. Textbook and colour atlas of salivary gland pathology, diagnosis and
management. Ed. 1. Iowa, Wiley-Blackwell. 2008:4)

Cabang utama dari saraf kranial ketujuh (saraf fasial) membagi kelenjar

parotis secara kasar kepada lobus superfisial dan lobus mendalam. Duktus-duktus

kecil dari berbagai daerah di kelenjar ini bergabung dan menyatu di sudut

anterosuperior parotis lalu membentuk duktus Stensen. Duktus Stensen ini

merupakan duktus mayor dari kelenjar parotis dan mempunyai diameter kira-kira 1

hingga 3 milimeter dan panjang 6 sentimeter.4 Saluran keluar yang utama ini terdiri

dari epitel berlapis semu, bermuara ke dalam vestibulum rongga mulut berhadapan

dengan gigi molar kedua atas.14 Di bagian anterior, kapsul pembungkus lapisan

superfisial kelenjar parotis lebih tebal dibandingkan di bagian posterior yang lebih

tipis menyerupai membran translusen.16

Secara histologisnya mengandung asinus serus yang terdiri dari sel-sel

pyramid, duktus interkalata, dan duktus striata.12 Bagian permulaan dari saluran

tersebut adalah duktus interkalata yang panjang, dibatasi oleh epitel pipih dan

mengandung sel mioepitel. Duktus interkalata bermuara ke dalam duktus sekretorius

yang lebih besar. Kedua jenis saluran ini terletak lobular. Duktus sekretorius dibatasi

oleh epitel silindris selapis, dan sering disebut juga sebagai saluran bergaris atau

duktus striata karena bila dilihat dengan mikroskop cahaya tampak bergaris-garis

pada bagian basalnya.15 Kelenjar ini menghasilkan suatu sekret yang kaya air (sel

serous) dan bersifat basofilik.14


Gambar 3: Struktur kelenjar parotid. 1: Pembuluh darah superfisial
temporal; 2: Saraf fasial cabang temporal; 3: Saraf fasial cabang
zigomatikus; 4: Saraf fasial cabang bukal; 5: Saraf fasial cabang
mandibular; 6: Saraf fasial cabang servikal; 7: Duktus parotid; 8: Kelenjar
parotid; 9: Otot maseter; 10: Salur darah fasial; 11: Otot platisma; 12:
Vena jugularis eksternal; 13: Otot Sternokleidomastoideus (Langdon JD.
Surgical anatomy, embryology and physiology of the salivary glands. In:
Carlson ER, Ord RA. Textbook and colour atlas of salivary gland pathology,
diagnosis and management. Ed. 1. Iowa, Wiley-Blackwell. 2008:5)

2.1.2 Kelenjar Submandibula

Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar kedua terbesar dan ukurannya

kira-kira seperempat dari kelenjar parotid.12 Ia terdiri dari lobus superfisial berukuran

besar yang terletak dalam segitiga digastric di leher dan lobus profunda yang terletak

1di lantai mulut posterior. Kedua lobus ini bersifat saling menyambung antara satu

sama lain di seluruh daerah perbatasan posterior otot milohioid. Dua ‘lobus’ ini
ternyata adalah tidak tepat secara embriologi karena kelenjar submandibula

berkembang dari jaringan epitelium yang tunggal. Namun jika dibedah dua lobus

tersebut merupakan dua bagian yang terpisah.16

Duktus Wharton ialah duktus utama untuk kelenjar submandibula dan

panjangnya kira-kira 5 sentimeter dan dindingnya lebih tipis dibandingkan duktus

Stensen di kelenjar parotid.12 Sekresi kelenjar ini bersifat campuran dengan sifat

mukus yang paling dominan.15

2.1.3 Kelenjar Sublingual

Kelenjar yang terletak di antara dasar mulut dan otot milohioid ini merupakan

kelenjar yang terkecil di antara kelenjar-kelenjar yang lain. Saraf lingual dan duktus

Wharton memisahkan kontur di antara kelenjar sublingual dan otot genioglosus.

Terdapat kira-kira 8-20 buah duktus kecil yang dipanggil sebagai duktus Rivinus,

yang mana membuka secara bebas di lantai mulut bersama lipatan-lipatan serta

papila sublingual. Kadang-kadang duktus ini menyatu lalu membentuk duktus utama,

yaitu duktus Bhartolin. 12,14,16

Kelenjar ini tidak memiliki kapsul yang dapat melindunginya, dan secara

histologis kelenjar ini terdiri dari asini musin. Oleh karena itu kelenjar sublingual

menghasilkan sekret yang mukous dan konsistensinya kental.12,14


2.2 Kelenjar Saliva Minor

Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar-kelenjar kecil yang dapat dapat

ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah rongga mulut dan orofaring. Kelenjar

ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang

berhubungan langsung dengan rongga mulut. Kelenjar-kelenjar kecil ini membentuk

beberapa kelompok kelenjar mengikut lokasi seperti kelenjar labial, bukal,

glosopalatinal, palatal, dan lingual.

2.2.1 Kelenjar Glossopalatinal

Kelenjar ini terletak di dalam isthmus dari lipatan glossopalatinal dan dapat

meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum

mole. Cairan sekresinya bersifat mukus.

2.2.2 Kelenjar Labial

Kelenjar ini terletak di submukosa bibir dan banyak ditemui pada garis

tengah dan memiliki banyak duktus. Cairan sekresinya bersifat mukus dan serous.

2.2.3 Kelenjar Bukal

Lokasi dari kelenjar ini adalah pada mukosa pipi. Kelenjar ini serupa dengan

kelenjar labial dan mensekresi cairan yang bersifat campuran, yaitu mukus dan

serous.
2.2.4 Kelenjar Palatinal

Kelenjar ini mensekresi cairan bersifat mukus dan terletak di kedua palatum

lunak dan keras.

2.2.5 Kelenjar Lingual

Kelenjar lingual terbagi kepada dareah anterior (di otot ventral) dan posterior

(di pangkal lidah) dan kebanyakan cairan sekresinya bersifat mukus. Kelenjar lingual

posterior yang mendalam mensekresi cairan serous secara predominan. Selain itu,

terdapat kelenjar serous tambahan Van Ebner di sekitar papila sirkumvalasi di hujung

lidah.
Proses pembentukan dan sekresi saliva
pada dasarnya terjadi oleh 2 proses.
1. Biosintesis protein oleh sel asini dan transport pprotein menembus mebran sel asini
dan menuju ke lumen kelenjar
2. Transport air dan elektrolit menembus apitel lapisan kelenjar menuju lumen kelenjar,

Semua bahan bahan yang dibutuhkan untuk sekresi saliva berasal dari plasma darah dan
cairan interstisial.Sehingga adapu faktor – faktor energi yang memungkinkan terjadinya
sekresi yaitu

1. Tekanan hidrostatik yang berasaldari pembuluh darah kelenjar.Tekanan ini dapat


meningkat akibat peningkatan jumlah darah yang menuju ke kelenjar
saliva.Peningkatan hidrostatik ini menyebabkan perpindahan plasma darah dari
pembuluh darah menuju ke kelenjar dan berdifusi pada sel sel asini
2. Transport aktif salah satu dari empat osmolit natrium,kalium,klorida dan bikarbonat
hasil transport empat komponen ini dapat menyebabkan perbedaan tekanan osmotik di
kedua sisi membran sel epitel kelenjar sehingga terjadinya proses perpindahan air dan
elektrolit melalui membaran dinding duktus.
Struktur serta Fungsi Bagian Mulut

Mulut dapat juga disebut sebagai rongga mulut


dan merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan. Adapun batas mulut dibentuk oleh
bibir, pipi, dasar mulut, dan langit-langit. Mulut memiliki gigi, lidah dan menerima sekresi
dari kelenjar ludah. Selain itu, mulut juga memainkan peran penting dalam komunikasi.

Fungsi Mulut

Pertama, mulut adalah tempat di mana makanan mulai masuk kedalam tubuh dan di mana
pencernaan dimulai (lihat sistem pencernaan). Mulut disesuaikan untuk menerima makanan
yang konsumsi, memecahnya menjadi partikel kecil dengan pengunyahan, dan
mencampurnya dengan air liur.

Fungsi pencernaan mulut meliputi:


– Mengunyah, menggiling, dan pencampuran makanan
– Pembentukan bolus
– Inisiasi proses pencernaan
– Menelan
– Rasa

Kedua, mulut adalah lorong antara faring (rongga yang menghubungkan hidung, mulut, dan
laring) dan bagian luar tubuh. Hal demikian dapat digunakan untuk bernapas ketika hidung
tidak memadai, seperti yang terjadi, selama latihan berat.

Ketiga, mulut memainkan peran penting dalam pidato (lihat suara), karena perubahan dalam
bentuk mulut dan bibir memodifikasi suara yang dibuat oleh lipatan vokal (pita suara)
sedemikian rupa sehingga menjadi yang disebut sebagai suku kata.
 Struktur Mulut
Mulut, seperti banyak organ dalam tubuh manusia, adalah rongga-rongga. Bagian depan dari
gigi disebut ruang depan, sementara bagian belakang adalah mulut itu sendiri. Dasar mulut
yang terbentuk dari lembaran jaringan otot yang melekat pada permukaan bagian dalam
tulang rahang, atau mandibula. Dinding samping yang dibentuk oleh pipi, yang cukup
fleksibel untuk memungkinkan mulut untuk membuka dan menutup.
Bagian atas mulut yang dibentuk oleh langit-langit, lembaran tipis jaringan yang memisahkan
mulut dari rongga hidung di atas. Di bagian belakang, rongga mulut bergabung dengan
faring, sementara di depan berkomunikasi dengan luar melalui bibir.
Kecuali untuk gigi, seluruh permukaan bagian dalam mulut dilapisi oleh selaput lendir. Di
bagian belakang, membran melanjutkan dengan melapisi saluran pencernaan, dan di depan
itu dilipat untuk membentuk bibir.
 Bibir dan Pipi
Bibir dan pipi membantu memegang makanan di mulut dan menyimpannya di tempat untuk
dikunyah. Mereka juga digunakan dalam pembentukan kata-kata untuk berbicara. Bibir
mengandung banyak reseptor sensorik yang berguna untuk menilai suhu dan tekstur
makanan.
 Langit-langit Mulut
Langit-langit membentuk langit-langit mulut dan memisahkan mulut dari rongga hidung.
Langit-langit terdiri dari dua bagian yang sangat berbeda. Bagian anterior (depan), langit-
langit keras, didukung oleh tulang. Bagian posterior (belakang), langit-langit lunak, adalah
otot rangka dan jaringan ikat. Posterior, langit-langit lunak berakhir dalam proyeksi yang
disebut uvula. Selama menelan, langit-langit lunak dan uvula bergerak ke atas agar makanan
tidak langsung masuk ke rongga hidung dan ke orofaring.
 Lidah
Lidah, yang terdiri dari serat otot, melekat pada bagian belakang lantai mulut. Ketika tidak
digunakan, itu terletak di antara gigi dan rahang bawah. Tugas yang paling penting adalah
untuk memindahkan makanan di mulut selama mengunyah dan untuk membantu dalam
pembuatan suara saat berbicara. Pada permukaan atas lidah terdapat sejumlah besar papila
yang memberikan gesekan dan mengandung pengacap rasa.
 Gigi
Pada manusia, satu set lengkap gugur (primer) gigi mengandung 20 gigi. Ada 32 gigi secara
lengkap permanen (sekunder) set. Bentuk masing-masing jenis gigi sesuai dengan cara
menangani makanan. Di bagian depan delapan gigi berbentuk pahat berfungsi sebagai
pemotongan, atau gigi seri. Di balik ini adalah empat gigi taring, dan di belakang ini adalah
delapan premolar dan 12 gigi geraham.
 Amandel
Di bagian belakang mulut adalah dua lipatan tipis jaringan di setiap sisi yang berjalan dari
langit-langit lunak atas ke akar lidah bawah. Lipatan ini disebut pilar fauces. Ada pilar
anterior (depan) dan posterior (belakang) di setiap sisi, dan antara pilar-pilar ini terletak
amandel. Amandel adalah dua kelenjar kecil yang terbuat dari jaringan limfatik.
 Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah adalah kelenjar kecil, ditemukan di banyak bagian mulut, yang menghasilkan
air liur. Semuanya terletak di bawah selaput lendir. Kelenjar ludah terbesar adalah kelenjar
parotid yang terletak pada setiap sisi, hanya di depan telinga. Yang besar lainnya adalah
kelenjar submandibula, di dasar mulut, dan kelenjar sublingual, di bawah lidah. Air liur
membasahi makanan yang kita makan, yang membuat menelan lebih mudah; juga membantu
dalam proses pencernaan, serta mengandung enzim amilase, yang memecah pati dalam
makanan.
 Otot Mulut
Berbagai bagian mulut harus membuat banyak gerakan halus dikendalikan agar kita dapat
makan dan berbicara. Gerakan-gerakan ini semua disebabkan oleh banyak otot yang terletak
di bawah selaput lendir, dan yang melekat pada kerangka, sering agak jauh dari mulut.

Anda mungkin juga menyukai