Nim : 018.06.0063
Kelas :B
Blok : Sistem Digestife 1
Tugas Proffesor AdiPutra
1. Bentuk Manifestasi penyakit atau gangguan pada organ didaerah wisata
tropis
Jawaban :
Manifestasi merupakan perwujudan sebagai suatu pernyataan perasaan
atau pendapat atau perwujudan atau bentuk dari sesuatu yang tidak kelihatan.
Dimana manifestasi penyakit berarti perkembangan dan dampak yang di
timbulkan dari perkembangan suatu atau banyaknya penyakit didalam tubuh.
Apalagi didaerah wisata manifestasi penyakit sangatlah banyak. Tentunya
setiap perjalanan memiliki risiko-risiko sendiri, terutama risiko kesehatan yang
terkait dengan perjalanan. Berdasarkan International Travel andHealth,2003: 1
dinyatakan bahwa risiko yang mungkin akan memapar para pelancong ialah;
daerah tujuan, lamanya perjalanan, tujuan perjalanan, standard akomodasi dan
saniatasi makanan dan perilaku. Tentu saja hal tersebut akan berhubungan
dengan usaha perjalanan dan wisata yang banyak mengunjungi kota dan pusat
wisata. "...durasi dari kunjungan dan perilaku dan gaya hidup dari pelancong
sebagai faktor penting dalam menetapkan tipe dari pajananagen infeksi..."
Perlu diperhatikan pula kondisi kesehatan serta para pelancong yang
membutuhkan pelayanan khusus karena kondisi kesehatannya. Dapat kita
kelompokkan dalam kategori umur, kondisi hamil, cacat, pengidap penyakit
kronik. Risiko kesehatan juga bergantung kepada rute perjalanan yang
ditempuh, diantaranya : perjalanan udara dan perjalanan pada rekreasi air.
Risiko kesehatan Pada Perjalanan Udara
Memilih untuk bepergian dengan menggunakan pesawat
mengatasnamakan efisiensi dan efektifitas. Penghematan waktu merupakan
keuntungan yang jelas lebih unggul dibandingkan transportasi lain,walaupun
dari segi biaya relative lebih mahal. " Menurut International Civil Aviation
Organization ,jumlah penumpang pesawat melebihi 1562 juta pada tahun
1999 dan 1647 juta pada tahun 2000."(l) Penerbangan terutama untuk jarak
jauh tentu saja akan memberikan efek pada kesehatan dan kenyamanannya,
terutama pada penumpang yang telah mempunyai keluhan kesehatan atau
mengidap penyakit sebelumnya dan mereka termasuk dalam kelompok yang
lebih rentan. Menurut WHO International Travel and health, 2003: 12,
dinyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
penumpang, antara lain;
1. Tekanan udara kabin
"Tekanan udara kabin setara dengan tekanan udara pada ketinggian
1500-2500 m(5000-8000 kaki)di atas permukaan laut. Sehingga
persediaan oksigen berkurang dan bertambahnya gas dalam tubuh.
Namun efeknya akan dapat ditoleransi oleh penumpang yang berada
dalam kondisi sehat."
2. Kelembaban kabin
Seperti dinyatakan dalam WHO, 2003 : 13 bahwa kelembaban kabin
pesawat biasanya rendah,kurang dari 20%.Hal ini dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada mata,mulut,dan hidung tapi hanya sedikit
berisiko pada kesehatan. Keluhan tersebut dapat diatasi dengan konsumsi
air yang cukup sebelum dan selama penerbangan, memakai pelembab
kulit atau memakai kacamata dibandingkan dengan memakai lensa
kontak
3. Dehidrasi
Sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi alkohol sebelum atau saat
penerbangan. Alkohol berperan untuk menyebabkan dehidrasi.
4. Radiasi sinar kosmis dan ozon
The International Commisionon Radiological Protection telah
menetapkan 1 mSV per tahun sebagai standard batas aman untuk
melindungi tubuh dari bahaya radiasi ion. Ozon dapat dengan mudah
terkonversi menjadi oksigen oleh panas dan beberapa proses katalitik
sedangkan sianar kosmis pada ketinggian penerbangan terdiri dari radiasi
ion energi tinggi dan netron. Selain keempat hal tersebut ada juga
beberapa hal yang sering dihadapi penumpang seperti ;motion sickness,
masalah immobilitas dan sirkulasi serta jet lag. Masalah psikologi juga
dapat terjadi dalam bentuk stress dan takut terhadap penerbangan
(flightphobia).
Risiko kesehatan Pada Rekreasi Air
Rekreasi air termasuk pemandian air panas,danau, sungai, kolam renang
dan spa. Risiko bahaya yang berhubungan dengan rekreasi air dapat
diminimalisasi dengan perilaku yang aman dan tindakan pencegahan dasar.
Bahaya kesehatan yang paling penting pada rekreasi air ialah tenggelam dan
cedera terutama pada kepala dan tulang.
Pertanyaan ketiga membahas penyakit yang terjadi saat berpariwisata
dan bahkan kambuh pada saat melakukan pariwisata. Penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan sistem digestif sesuai pertanyaan ketiga diantaranya :
1. Diare adalah penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh keracunan
makanan(kontaminasi bakteri), alergi makanan tertentu, atau makan
sesuatu di saat yang tidak tepat (misalnya, makan pedas saat perut
kosong). Diare merupakan gangguan sistem pencernaan yang paling
sering terjadi pada banyak orang. Mulai dari anak-anak sampai lansia
pasti pernah diare minimal sekali seumur hidup. Anda dikatakan
mengalami diare saat frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali
per hari dengan tekstur feses yang encer. Gejala diare juga dapat
disertai dengan:
Rasa ingin segera BAB
Muntah
Mual
Sakit perut melilit, atau perut terasa tidak nyaman
Diare merupakan penyakit umum yang mudah dibati. Namun, kondisi
Anda bisa makin parah bila diare tidak ditangani dengan baik. Diare
yang parah dapat mengakibatkan demam, turunnya berat badan, dan
feses berdarah. Diare parah juga dapat menyebabkan Anda mengalami
dehidrasi dan kehilangan nutrisi. Pada pariwisatawan, diare yang
dialami lebih dikenal sebagai traveler’s diarrhea dan umumnya
diakibatkan oleh keracunan makanan.
2. Heat stroke adalah kondisi suhu tubuh yang meningkat tajam dan tiba-
tiba dalam waktu cepat, tetapi tubuh Anda tidak mampu atau tidak
memiliki cukup waktu untuk mendinginkan diri. Akibatnya Anda merasa
kepanasan hebat, tak hanya dari luar tubuh tapi juga dari dalam.Heat
stroke biasanya terjadi saat seseorang menerima paparan suhu panas dari
lingkungan sekitar di luar batas toleransi tubuhnya, misalnya saat cuaca
sedang terik luar biasa. Heat stroke juga dapat dipicu oleh kelelahan
akibat aktivitas fisik dengan intensitas tinggi yang dapat menaikkan suhu
tubuh, seperti olahraga di siang hari dalam waktu lama.
3. Jet lag merupakan suatu kondisi yang umum dialami oleh para
wisatawan yang melewati beberapa zona waktu yang berbeda. Hal itu
diakibatkan oleh gangguan jam biologis pada tubuh atau jam biologis
pada tubuh sulit beradaptasi dengan zona waktu yang baru. Gejala jet
lag dapat bervariasi tergantung pada masing-masing orang. Sebagian
orang mungkin mengalami gejala ringan akibat jet lag. Sementara ada
juga yang mengalami masalah kesehatan yang cukup parah karena
kondisi ini.
Beberapa gejala yang terjadi akibat jet lag, meliputi:
Gangguan tidur – seperti insomnia, bangun terlalu awal atau
mengantuk berlebihan
Kelelahan pada siang hari
Merasa gelisah
Sakit kepala
Dehidrasi
Kesulitan berkonsentrasi atau berfungsi secara normal
Daya ingat menurun
Berkurangnya nafsu makan
Sembelit, gangguan pencernaan, atau diare
Tidak enak badan
Perubahan mood
4. Giardiasis atau Demam Linsang merupakan penyakit yang ditularkan
melalui air minum yang tidak bersih. Disebut demam linsang, karena
parasit Giardia lamblia penyebab penyakit, terdapat pada kotoran
berang berang (linsang). Sebetulnya parasit ini juga terdapat pada
kotoran tikus kesturi (cecurut) dan juga kotoran hewan peliharaan lain
baik yang ternak, atau binatang rumah lain, seperti kucing dan anjing.
Manusia yang tertular parasit ini melalui minum air yang tercemar
kotoran hewan yang mengandung parasit, mungkin tidak
memperlihatkan gejala sakit. Sedangkan pada yang sakit timbul gejala :
Diare,
Kramp perut,
Mual mual,
Berat badan turun, dan rasa letih (cape) meskipun istirahat seharian.
Keluhan ini bisa berlangsung 1-3 minggu. Meskipun tidak
menunjukkan gejala sakit, seseorang yang sudah tertular parasit, dapat
menularkannya ke orang lain, misalnya di dalam keluarga, teman dekat
di sekolah. Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, terutama di pedesaan,
yang sanitasi air minumnya masih kurang mendapat perhatian.
Penularan, seperti penyakit saluran cerna lain, terjadi secara tangan ke
mulut (hand-to-mouth transfer).
Upaya Penyegahan
Pada beberapa kasus penyakit dapat dicegah dengan vaksinasi namun
ada juga yang belum tersedia vaksinnya. Tindakan pencegahan harus
dilakukan dengan sebaiknya walaupun ada vaksin atau tidak ada vaksin dan
tindakan medis yang tersedia.(1) Menurut buku International Travel and
Health ada beberapa model transmisi penyakit infeksi, antara lain :
( https://doi.org/10.24893/jkma.3.1.1-4.2008 atau
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/47
http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/cermin-dunia-
kedokteran.pdf
https://www.academia.edu/36218910/Kejadian_Diare_Pada_Wisatawan_Di_Da
erah_Wisata