Modifikasi Perencanaan Menggunakan Struktur Baja Dengan Balok Komposit PDF
Modifikasi Perencanaan Menggunakan Struktur Baja Dengan Balok Komposit PDF
ABSTRAK
Bentuk gedung mengalami perubahan dari masa ke masa. Dahulu pembangunan gedung direncanakan
dengan bentuk melebar, namun dengan keadaan lahan kosong yang semakin sempit dan didukung oleh
kemajuan teknologi terutama bidang konstruksi, gedung direncanakan dengan bentuk bertingkat. Untuk
membangun suatu gedung bertingkat dibutuhkan waktu cukup lama. Dengan adanya teknologi yang ada saat
ini, pemilik gedung (Owner) hanya memilih bahan mana yang lebih cepat penyelesaiannya, ekonomis, dan kuat
untuk struktur utama gedung tersebut. Karena semakin tinggi gedung tersebut semakin lama pengerjaannya dan
mahal.
Salah satu alternatif bahan struktur utama yang paling sering digunakan untuk gedung tingkat tinggi
adalah struktur baja. Keuntungan dari struktur baja adalah mempunyai kekuatan tinggi, keseragaman dan
keawetan yang tinggi, elastis, daktilitas tinggi, dan lebih mudah dalam pengerjaan. Namun material ini juga
memiliki keterbatasan yaitu pada perawatan secara periodik, penurunan kekuatan akibat kenaikan temperatur
yang tinggi, dan masalah tekuk yang merupakan fungsi dari kelangsingan suatu penampang.
Penggunaan komponen beton masih diperlukan dalam pembangunan gedung bertingkat, contohnya
sebagai pelat lantai. Pelat lantai yang dihubungkan dengan balok baja dengan menggunakan penghubung geser
akan menghasilkan struktur komposit. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen
struktur ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain, dapat mereduksi berat profil baja yang
dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dan dapat menambah
bentang layan.
Peraturan yang digunakan pada modifikasi perencanaan ini menggunakan peraturan yang terbaru yaitu
SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja, SNI-03-1726-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan
Beton Untuk Bangunan Gedung, dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
4250
ANAK TANGGA
NAIK
2000
a a
BALOK TANGGA
90
4.1.5 Perencanaan balok tumpuan tangga
BALOK WF
4.1.5.1Data perencanaan balok tumpuan tangga
Balok tumpuan tangga direncanakan dengan
Gambar 4.2 Pelat anak tangga menggunakan profil WF 350.175.7.11.
4.1.3 Perencanaan pelat bordes 4.1.5.2 Kontrol penampang profil terhadap gaya
4.1.3.1 Data perencanaan pelat beton bordes lentur pada balok tumpuan tangga
Struktur pelat beton bordes direncanakan - Cek kemampuan penampang
dengan bantuan tabel perencanaan praktis berdasarkan φb . Mn ≥ Mu
brosur bondek merk ”Lysaight Bondek”. φb . Mn = 0,9 . 1835214,84
- Tebal dek baja = 0,75 mm = 1651693,36 kg.cm > Mu =
- Mutu Beton (f’c) = 30 Mpa 1200556 kg.cm
- Mutu baja U-48 = 4800 kg/cm2 (Profil memenuhi syarat)
- Berat jenis beton = 2400 kg/m3 4.2 Perencanaan Pelat Lantai Gedung
- Tipe pelat = bentang menerus
- Tulangan susut = Wiremesh M-5 4.2.1 Perencanaan pelat lantai atap
(diletakkan 2 cm di bawah tepi atas pelat 4.2.1.1 Data perencanaan pelat lantai atap
beton) Struktur pelat beton lantai atap direncanakan
4.1.3.2 Perencanaan tebal pelat bordes dengan bantuan tabel perencanaan praktis berdasarkan
Pada tabel perencanaan praktis bondek brosur bondek merk ”Lysaight Bondek”.
dengan bentang 2,25 m (>2,125 m) dan beban berguna - Tebal dek baja = 0,75 mm
sebesar 400 kg/m2 (>387 kg/m2), diperoleh tebal pelat - Mutu Beton (f’c) = 30 Mpa
sebesar 9 cm. - Mutu baja U-48 = 4800 kg/cm2
- Berat jenis beton = 2400 kg/m3
TULANGAN SUSUT
Wiremesh M-5
Ø 10 - 150 - Tipe pelat = bentang menerus
- Tulangan susut = Wiremesh M-5
90
60
4.1.4.2 Kontrol penampang profil terhadap gaya 4.2.2 Perencanaan pelat lantai ruangan
tekan dan lentur pada balok tangga 4.2.2.1 Data perencanaan pelat lantai ruangan
Nu 1755,54 perkantoran
= = 0,025 < 0,2
φ .N n 0,85.82370,95 Struktur pelat beton lantai ruangan
perkantoran direncanakan dengan bantuan tabel
perencanaan praktis berdasarkan brosur bondek merk BALOK PENGGANTUNG LIFT
”Lysaight Bondek”. BALOK PENUMPU LIFT
2500
- Tulangan susut = Wiremesh M-5
(diletakkan 2 cm di bawah tepi atas pelat
beton)
4.2.2.2 Perencanaan tebal pelat lantai BALOK ANAK
perkantoran
Pada tabel perencanaan praktis bondek
dengan bentang 2 m dan beban berguna sebesar 400 Gambar 4.6 Denah perencanaan struktur lift
kg/m2 (>365 kg/m2), diperoleh tebal pelat sebesar 9
4.3.1 Perencanaan balok penggantung lift
cm.
Wiremesh M-5 4.3.1.1Data perencanaan balok penggantung lift
Ø 10 - 150
Balok penggantung lift direncanakan dengan
menggunakan profil WF 300.150.6,5.9.
90
60
384 2000000.14982,97
BALOK ANAK
= 0,65 cm
- Jadi, f o < f ijin → 0,57 < 1,67 (OK)
2000
BALOK ANAK
4.4.3 Penghubung geser jenis paku yang
diperlukan pada balok anak komposit
lantai ruangan
- Jadi digunakan 60 buah penghubung geser
2000
BALOK INDUK
dengan jarak memanjang 200 mm dan
jarak melintang 60 mm
60 2Ø13-200
BALOK INDUK
BALOK ANAK
70
PELAT BETON
BAB VI
Gambar 5.1 Sketsa rencana penggantung gording (paling 6. ANALISA STRUKTUR UTAMA
atas)
- Dipasang penggantung gording dengan 5.1 Perhitungan eksentrisitas desain (ed)
Eksentrisitas desain (ed) harus ditinjau
ukuran ∅16 mm (Ag = 2,011 cm2)
menurut persyaratan pada SNI 03-1736-2002 pasal
4.7 Perencanaan Profil Balok Kuda-Kuda 5.4 sebagai berikut;
untuk 0 < e < 0,3 . b:
4.7.1 Data perencanaan balok kuda-kuda ed = 1,5 . e + 0,05 . b
atau
BALOK KUDA2 WF 9 0
0
15
40
ed = e - 0,05 . b
GORDING WF 15
4 0 untuk e > 0,3 . b:
PENGGANTUNG GORDING 15
40
15
40
ed = 1,33 . e + 0,1 . b
15
40
15
atau
4 0
15
40 ed = 1,17 . e - 0,1 . b
15
40°
40
10
00
Tabel 6.1 Koordinat pusat massa dan pusat kekakuan
2750
Nu M ux M uy
Maka, + + ≤ 1
2.φ .N n φb .M nx φb .M ny
Tabel 6.2 Perhitungan eksentrisitas desain (ed) untuk
sumbu x
7010,32 1246976,97
+ = 0,68 < 1 P.M.x P.K.x ex b 0,3.b
SNI 1726 edx
2.0,85.133657,92 0,9.2102500 ps 5.4 1,5e + 0,05b e - 0,05b
Lantai1 15,000 15,000 0,000 36,000 10,800 0<e<0,3.b 1,800 -1,800
(OK) Lantai2 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
Lantai3 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
4.8 Perencanaan Profil Kolom Kuda-Kuda Lantai4 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
Lantai5 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
4.8.1 Data perencanaan kolom kuda-kuda Lantai6 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
Kolom kuda-kuda direncanakan dengan Lantai7 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
menggunakan profil WF 350.175.7.11. Lantai8 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
Lantai9 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
4.8.2 Kontrol penampang profil terhadap gaya Lantai10 15,000 15,000 0,000 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,500 -1,500
tekan dan lentur pada kuda-kuda
Nu 3954, 44
= = 0,056 < 0,2 Tabel 6.3 Perhitungan eksentrisitas desain (ed) untuk
φ .N n 0,85.83518,52 sumbu y
Nu M ux M uy SNI 1726 edy
Maka, + + ≤ 1 P.M.y P.K.y ey b 0,3 .b
2.φ .N n φb .M nx φb .M ny
ps 5.4 1,5e + 0,05b e - 0,05b
Lantai1 14,550 14,634 0,084 36,000 10,800 0<e<0,3.b 1,926 -1,716
Lantai2 15,116 14,768 0,348 30,000 9,000 0<e<0,3.b 2,022 -1,152
Lantai3 15,116 14,853 0,263 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,895 -1,237
Lantai4 15,116 14,897 0,219 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,829 -1,281
Lantai5 15,116 14,922 0,194 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,791 -1,306
Lantai6 15,116 14,937 0,179 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,769 -1,321 C1 y .I
Lantai7 15,116 14,947 0,169 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,754 -1,331 V1y = .Wt
Lantai8 15,116 14,954 0,162 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,743 -1,338 R
Lantai9 15,116 14,960 0,156 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,734 -1,344
0,1986.1
Lantai10 15,147 14,965 0,182 30,000 9,000 0<e<0,3.b 1,773 -1,318 = .5510477,54
6,0
= 184866,15 kg
Tabel 6.4 Panjang eksentrisitas desain
5.3 Beban Gempa Dinamis
edx edy Didapatkan output untuk nilai gaya geser
Lantai1 1,800 1,926 dasar dinamis (base shear) dari software ETABS v9.7
Lantai2 1,500 2,022
sebagai berikut,
Lantai3 1,500 1,895
Vx = 62505,76 kg
Lantai4 1,500 1,829
Lantai5 1,500 1,791 Vy = 62482,86 kg
Lantai6 1,500 1,769 Persyaratan gaya geser dinamis sesuai SNI
Lantai7 1,500 1,754 03-1726-2002 Pasal 7.1.3 adalah;
Lantai8 1,500 1,743 V ≥ 0,8 . V1
Lantai9 1,500 1,734 • Arah x
Lantai10 1,500 1,773 Vx ≥ 0,8 . V1x
62505,76 kg ≥ 0,8 . 184400,73 kg
5.2 Pembebanan Gempa Dinamis 62505,76 kg < 147520,58 kg (Tidak
Memenuhi)
Tabel 6.5 Nilai waktu gempa alami dan partisipasi • Arah y
masa hasil dari ETABS v9.7.
Vy ≥ 0,8 . V1y
Mode
T
UX UY SumUX SumUY
62482,86 kg ≥ 0,8 . 184866,15 kg
(detik) 62482,86 kg < 147892,92 kg (Tidak
1 1,666 79,021 0,000 79,021 0,000 Sumbu x Memenuhi)
2 1,662 0,000 79,178 79,021 79,178 Sumbu y
Untuk memenuhi persyaratan SNI 03-1726-
3 1,484 0,234 0,000 79,255 79,178
4 0,523 9,952 0,000 89,206 79,178
2002 Pasal 7.1.3, maka menurut SNI 03-1726-2002
5 0,521 0,000 10,004 89,206 89,182 pasal 7.2.3 gaya geser tingkat nominal akibat
6 0,467 0,033 0,000 89,239 89,182 pengaruh gempa rencana harus dikalikan nilainya
7 0,288 4,116 0,000 93,355 89,182 dengan suatu faktor skala sebagai berikut;
8 0,287 0,000 4,152 93,355 93,335 0,8 .V
9 0,258 0,016 0,000 93,371 93,335 ≥ 1
V1
Sesuai SNI 03-1726-
10 0,187 2,397 0,000 95,768 93,335 Untuk arah x
2002 pasal 7.2.1
Pada tabel dapat dilihat nilai : 0,8 .Vx 147520,58
= = 2,3602
Tx = 1,666 detik V1x 62505,76
Ty = 1,662 detik Untuk arah y
Sehingga untuk didapatkan nilai C1
0,8 .Vy 147892,92
Untuk arah x = = 2,3670
0,33 0,33 V1 y 62482,86
C1x = = = 0,1981
Tx 1,666 Dilakukan running program ulang sehingga
Untuk arah y didapatkan output sebagai berikut;
Vx = 147526,09 kg
0,33 0,33
C1y = = = 0,1986 Vy = 147896,92 kg
Ty 1,662 Persyaratan gaya geser dinamis sesuai SNI
• Gaya geser dasar nominal statik 03-1726-2002 Pasal 7.1.3 adalah;
ekuivalen untuk arah x V ≥ 0,8 . V1
C .I • Arah x
V1x = 1x .Wt Vx ≥ 0,8 . V1x
R
0,1981.1 147526,09 kg ≥ 0,8 . 184400,73 kg
= .5585080,08 147526,09 kg > 147520,58 kg (Memenuhi)
6,0 • Arah y
= 184400,73 kg Vy ≥ 0,8 . V1y
• Gaya geser dasar nominal statik 147896,92 kg ≥ 0,8 . 184866,15 kg
ekuivalen untuk arah y 147896,92 kg > 147892,92 kg (Memenuhi)
5.4 Kontrol Waktu Getar Alami Lantai 8 4 75,58 6,09 20 OK
Fundamental Lantai 7 4 69,48 7,73 20 OK
T<ζ.n Lantai 6 4 61,75 9,26 20 OK
Dimana Lantai 5 4 52,49 10,65 20 OK
ζ 0,18 (Tabel 8 SNI 03-1726-2002 untuk
Lantai 4 4 41,84 11,83 20 OK
zona gempa 3)
Lantai 3 4 30,01 12,46 20 OK
n jumlah tingkat 10
Lantai 2 4 17,56 11,47 20 OK
- Kontrol T arah x, Lantai 1 4 6,09 6,09 20 OK
Tx = 1,666 detik < 0,18 . 10 = 1,8 detik
(OK) 5.5.2 Kinerja Batas Ultimate
- Kontrol T arah y, Tabel 6.9 Analisa nilai ∆m arah x
Ty = 1,662 detik < 0,18 . 10 = 1,8 detik
(OK) ∆s ∆m Batas ∆m
hi Keterangan
(mm) (mm) (mm)
5.5 Kontrol Batasan Simpangan (drift) Lantai 10 4 2,71 11,40 80 OK
SNI 03-1726-2002 pasal 8.1.2 Lantai 9 4 4,38 18,39 80 OK
5.5.1 Kinerja Batas Layan Lantai 8 4 6,14 25,81 80 OK
Tabel 6.6 Simpangan antar lantai dari ETABS v9.7 Lantai 7 4 7,80 32,76 80 OK
(dalam mm). Lantai 6 4 9,33 39,18 80 OK
Lantai 5 4 10,73 45,06 80 OK
Arah x Arah y
Lantai 10 83,56 82,62
Lantai 4 4 11,91 50,03 80 OK
Lantai 9 80,85 79,92 Lantai 3 4 12,55 52,73 80 OK
Lantai 8 76,47 75,58 Lantai 2 4 11,67 49,02 80 OK
Lantai 7 70,33 69,48 Lantai 1 4 6,33 26,59 80 OK
Lantai 6 62,52 61,75
Lantai 5 53,20 52,49 Tabel 6.10 Analisa nilai ∆m arah y
Lantai 4 42,47 41,84
Lantai 3 30,56 30,01 ∆s ∆m Batas ∆m
hi Keterangan
Lantai 2 18,00 17,56 (mm) (mm) (mm)
Lantai 1 6,33 6,09 Lantai 10 4 2,70 11,33 80 OK
Lantai 9 4 4,35 18,25 80 OK
Tabel 6.7 Analisa nilai ∆s arah x Lantai 8 4 6,09 25,59 80 OK
Lantai 7 4 7,73 32,49 80 OK
s ∆s syarat ∆s Lantai 6 4 9,26 38,88 80 OK
hi keterangan
(mm) (mm) (mm) Lantai 5 4 10,65 44,73 80 OK
Lantai 10 4 83,56 2,71 20 OK Lantai 4 4 11,83 49,69 80 OK
Lantai 9 4 80,85 4,38 20 OK Lantai 3 4 12,46 52,31 80 OK
Lantai 8 4 76,47 6,14 20 OK Lantai 2 4 11,47 48,18 80 OK
Lantai 7 4 70,33 7,80 20 OK Lantai 1 4 6,09 25,56 80 OK
Lantai 6 4 62,52 9,33 20 OK
Lantai 5 4 53,20 10,73 20 OK BAB VII
Lantai 4 4 42,47 11,91 20 OK 7. KONTROL STRUKTUR UTAMA
Lantai 3 4 30,56 12,55 20 OK
Lantai 2 4 18,00 11,67 20 OK
Lantai 1 4 6,33 6,33 20 OK 7.1 Kontrol Struktur Balok Induk Melintang
Bagian Interior
7.1.1 Data perencanaan balok induk melintang
Tabel 6.8 Analisa nilai ∆s arah y
bagian interior
s ∆s syarat ∆s Balok induk melintang bagian interior
hi keterangan direncanakan dengan menggunakan profil WF
(mm) (mm) (mm)
Lantai 10 4 82,62 2,70 20 OK 400.200.7.11.
Lantai 9 4 79,92 4,35 20 OK
7.1.1.1 Kontrol penampang profil terhadap gaya 100 2Ø16-200
lentur pada balok induk melintang bagian
interior dalam kondisi sebelum komposit
70
- Cek kemampuan penampang
φb . Mn ≥ Mu
φb . Mn = 0,9 . 2722500
= 2450250 kg.cm > Mu =
508591,733 kg.cm
(Profil memenuhi syarat)
7.1.2 Kondisi balok induk melintang bagian
interior setelah komposit
7.1.2.1 Kontrol penampang profil terhadap gaya
lentur pada balok induk melintang bagian
interior dalam kondisi setelah komposit Gambar 7.1 Penghubung geser pada balok induk
(momen positif) melintang bagian interior
- Cek kemampuan penampang 7.1.4 Syarat SRPMT untuk pengekang lateral
φb . Mn ≥ Mu pada balok induk melintang bagian
φb . Mn = 0,85 . 4576437,5 interior
= 3889971,88 kg.cm > Mu = Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 15.8.4,
792020,41 kg.cm panjang daerah yang tak terkekang secara lateral tidak
(Profil memenuhi syarat) boleh melampaui 25250 . ry / fy .
25250 . ry / fy = 25250 . 44,8 / 250 = 4524,4
7.1.2.2 Kontrol penampang profil terhadap gaya
mm
lentur pada balok induk melintang bagian
Karena balok induk melintang bagian
interior dalam kondisi setelah komposit
interior adalah balok komposit maka jarak antar
(momen negatif)
penghubung geser sebesar 200 mm dianggap sebagai
- Cek kemampuan penampang
jarak pengekang lateral.
φb . Mn ≥ Mu 4524,4 mm > 200 mm (OK)
φb . Mn = 0,85 . 3633636,80
= 3088591,28 kg.cm>Mu = 7.2 Kontrol Struktur Kolom
1180928,80 kg.cm 7.2.1 Data perencanaan struktur kolom
(Profil memenuhi syarat) Struktur kolom direncanakan dengan
menggunakan profil king cross 600.200.11.17.
7.1.3 Penghubung geser jenis paku yang
diperlukan pada balok induk melintang 7.2.2 Kontrol penampang profil terhadap gaya
bagian interior komposit tekan dan lentur pada kolom
Nu 263730,61
7.1.3.1 Jumlah dan jarak antar penghubung = = 0,51 > 0,2
geser yang diperlukan untuk balok induk φ .N n 0,85.605405, 41
melintang bagian interior Nu 8 M ux M uy
- Digunakan 60 buah penghubung geser Maka, + + ≤ 1
φ .N n 9 φb .M nx φb .M ny
dengan jarak memanjang 200 mm dan
jarak melintang 100 mm
263730,61
+
0,85.605405, 41
8 1753388,132 756389,976
+
9 0,9.8050750 0,9.8229850
= 0,818 < 1 (OK)
7.3 Syarat SRPMT untuk struktur kolom
dan balok
7.3.1 Perbandingan momen kolom terhadap
momen balok
Hubungan balok ke kolom harus memenuhi Nu 263730,61
= = 0,44 >
syarat di bawah ini; φb .N f 0,9.2500.268,8
- Sumbu x
0,125
∑ M *pcx > 1 550 Nu
∑ M *pbx Maka, λp = . 2,33 − ≥
f y φb .N f
(7923970,77 + 7923970,77)
= 2,91 > 1 665
(2722500 + 2722500)
(ok) fy
- Sumbu y 550 263730,61
λp = . 2,33 − =
∑ M *pcy > 1 250 0,9.2500.268,8
∑ M *pby 65,89
(8100730,82 + 8100730,82) λp =
665
=
665
= 42,06
= 2,98 > 1
(2722500 + 2722500) fy 250
(ok) (Memenuhi)
7.3.2 Batasan-batasan terhadap balok dan λ < λp (ok)
kolom
- Rasio Lebar terhadap Tebal: Balok-balok
harus memenuhi persyaratan λp pada SNI- • Sumbu y
03-1729-2002 Tabel 7.5-1. ∑ M *pcy = 3,05 > 1,25, maka kolom
λ =
b
=
199
= 9,05 ∑M *
pby
2.t f 2.11 harus memenuhi persyaratan λp pada
170 170 SNI-03-1729-2002 Tabel 7.5-1.
λp = = = 10,75 Bagian sayap
fy 250
b 200
λ < λp (ok) λ = = = 5,88
2.t f 2.17
- Apabila perbandingan pada persamaan
170 170
∑ M *pc lebih kecil atau sama dengan 1,25, λp = = = 10,752
fy 250
∑ M *pb
kolom-kolom harus memenuhi persyaratan λ < λp (ok)
λp pada SNI-03-1729-2002 Tabel 15.7-1.
Bila hal-hal tersebut tidak dipenuhi maka Bagian badan
kolom-kolom harus memenuhi persyaratan h 533
λ = = = 48,45
λp pada SNI-03-1729-2002 Tabel 7.5-1. tw 11
• Sumbu x Nu 263730,61
= = 0,44 >
∑ M *pcx = 2,91 > 1,25, maka kolom φb .N f 0,9.2500.268,8
∑ M *pbx 0,125
harus memenuhi persyaratan λp pada 550 Nu
SNI-03-1729-2002 Tabel 7.5-1. Maka, λp = . 2,33 − ≥
Bagian sayap f y φb .N f
b 200 665
λ = = = 5,88
2.t f 2.17 fy
170 170 550 263730,61
λp = = = 10,752 λp = . 2,33 − =
fy 250 250 0,9.2500.268,8
λ < λp (ok) 65,89
665 665
Bagian badan λp = = = 42,06
fy 250
h 522
λ = = = 47,45 (memenuhi)
tw 11 λ < λp (ok)
WF 350x175x7x11
BAB VIII
8. PERENCANAAN SAMBUNGAN
PELAT t= 1 CM PELAT t= 1 CM
WF 350x175x7x11
KC 600x300x12x20
PELAT t= 1 CM
WF 400.200.7.11
BAUT Ø 3/4"
WF 350x175x7x11
PELAT t= 1 CM
BAUT Ø 3/4"
L 80.80.8
WF 400.200.7.11
BAUT Ø 3/4"
BAUT Ø 3/4"
Gambar 8.2 Perencanaan sambungan balok kuda-kuda WF 350.350.12.19
WF 400.200.7.11 WF 400.200.7.11
BAUT Ø 3/4" BAUT Ø 3/4"
L 80.80.8 L 80.80.8
WF 400.200.7.11
WF 400.200.7.11
800
POT. A−A
2800
1200
D22 − 100
D16 − 100
KC 600.200.11.17 KC 600.200.11.17
PELAT t=10 mm
D16 − 100
PELAT t=10 mm
1 1
800
D22 − 100
A A
BAUT Ø 1"
600 1200 1200 600
BAUT Ø 1" 3600
2
900 900
SF K3 SF
800 500
800 500
400
D16 − 100
400
D16 − 100
D22 − 100 D22 − 100
Ø 40 CM Ø 40 CM
14000
14000
POT. B−B
POT 1 − 1 POT 2 − 2
skala 1 : 100 skala 1 : 100
PELAT PENGAKU t = 1,5 cm
100 100
DETAIL PONDASI P1
ANGKUR skala 1 : 100
1” x 36” x 4” x 7” 45
PLAT LANDAS t = 4,5 cm
Gambar 9.1 Pondasi P1
2
600
D16 − 100
900
2100
900
D22 − 100
D16 − 100
D22 − 100
800
690 1 1
600
KC 600.200.11.17
PLAT LANDAS t = 4,5 cm 600 900 600
2100
PEDESTAL BETON 2
690
800
900
SF
700 SF
700
800 500
800 500
ANGKUR
D22 − 100 D22 − 100
1” x 36” x 4” x 7”
Ø 30 CM Ø 30 CM
Gambar 8.7 Detail sambungan kolom dengan plat landas
13000
13000
POT 1 − 1 POT 2 − 2
skala 1 : 100 skala 1 : 100
DETAIL PONDASI P1
skala 1 : 100
Gambar 9.2 Pondasi P2
• Struktur Atap
a. Gording :
WF 125.60.6.8
b. Balok Kuda-kuda :
WF 350.175.7.11
c. Kolom Kuda-kuda :
WF 350.175.7.11
• Balok Anak
a. Untuk lantai atap :
WF 300.150.6,5.9
b. Untuk lantai ruangan :
WF 300.150.6,5.9
• Balok Induk Eksterior :
Gambar 9.3 Penulangan kolom pendek 0,9 x 0,9 m
a. Untuk Lantai Atap :
WF 400.200.7.11
b. Untuk lantai Ruangan :
WF 400.200.7.11
• Balok Induk Interior :
a. Untuk Lantai Atap :
WF 400.200.7.11
b. Untuk lantai Ruangan :
WF 400.200.7.11
• Kolom :
King cross 600.200.11.17
• Balok Kanopi :
WF 350.175.7.11
• Kolom Kanopi :
Gambar 9.4 Penulangan kolom pendek 0,7 x 0,7 m King cross 400.200.8.13
• Poer Pondasi :
a. Arah x :
- Tulangan Tarik : D22
– 100 mm
- Tulangan Tekan : D16
– 100 mm
b. Arah y :
- Tulangan Tarik : D22
– 100 mm
- Tulangan Tekan : D16
– 100 mm
10.2 Saran
Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam
Gambar 9.5 Penulangan sloof untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan
estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat
BAB X dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di
10. KESIMPULAN DAN SARAN lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan
tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat
10.1 Kesimpulan waktu dalam pelaksanaannya.
Dari hasil perhitungan dan analisis yang
telah dilakukan pada struktur gedung,
didapatkan hasil sebagai berikut :
• Tebal Pelat :
Tebal pelat atap : 9 cm
Tebal pelat lantai : 9 cm
DAFTAR PUSTAKA