Anda di halaman 1dari 28

HARI KIAMAT SEBAGAI HARI PEMBALASAN YANG HAKIKI

Percaya dan yakin akan tibanya hari akhir merupakan kepercayaan prinsip dalam
Islam, arti dari keyakinan ini bahwa pada suatu saat nanti alam semesta akan
mengalami kehancuran total dan semua mahluk hidup akan mengalami kematian
setelah ditiupnya sangkakala yang pertama oleh Malaikat Isrofil.
Kebangkitan kembali akan terjadi setelah adanya tiupan sangkakala yang kedua,
kemudian dilanjutkan dengan pertanggung jawaban manusia akan semua yang telah
diperbuatnya di dunia, inilah awal dari kehidupan akhirat yang kekal, tempat manusia
menerima pembalasan yang hakiki dari Allah swt. yaitu berupa sorga dengan segala
kenikmatannya yang tiada tara magi yang benar-benar bertaqwa atau neraka dengan
segala kepedihan siksanya bagi yang durhaka.
Kehancuran total alam beserta isinya merupakan periode pertama dari hari akhir atau
kiamat, sedangkan periode kedua adalah kiamat dalam arti kebangkitan kembali dari
kematian atau juga disebut dengan Yaumul Baats..
1. Hari Akhir Menurut Al Qur’an
Hari akhir/Kiamat pada priode pertama dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kiamat Sughro.
Al Qur’anul Karim menjelaskan sebagai berikut :
ُ َ
‫ــة‬ ‫َائ‬
‫ِـق‬ ‫ذ‬ ٍ‫ْس‬
‫نف‬َ ‫ُل‬
ُّ ‫ك‬
‫َـو‬
.‫ْت‬ ْ
‫الم‬
Artinya :
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. QS Ali Imran 185
Kematian dari tiap-tiap yang berjiwa inilah yang isebut dengan “Kiamat Sughro”,
yakni kematian setiap makhluk, setiap individu yang disebabkan oleh berbagai sebab,
antara lain penyakit, kecelakaan lalulintas, bencana alam dan lain-lain.
Semua penyebab kematian itu sebenarnya hanyalah penyebab fisik, penyebab
perantara, sedangkan penyebab utamanya adalah terpisahnya ruh dari jasad manusia,
dan hal ini terjadi karena Malaikat Izrofil telah mencabut ruh dari jazad sesuai
ajal yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah swt.
Tentang kapan setiap individu akan mengalami kematian ? Persoalan ini hanya Allah
swt. yang mengetahuinya secara pasti, sebab kematian itu hanya terjadi atas dasar
izin dan kehendakNya semata, bukan karena rekayasa atau kehendak dari Malaikat
apalagi manusia itu sendiri. Perhatikan firman Allah swt. berikut :
َ
‫ْت‬‫ُو‬
‫تم‬ ْ‫َفس أ‬
َ ‫ن‬ ‫ان لـن‬ َ َ‫ما ك‬ ََ
‫و‬
‫با‬ً‫َا‬
‫ِت‬‫ْنِ هللا ك‬
‫إذ‬ِِ ‫ِا‬
‫َّل بـ‬ ‫إ‬
‫َج‬
‫اـال‬ ‫مؤ‬ُ
Artinya :
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan seizin Allah, sebagai ketetapan
yang tertentu waktunya” QS. Ali Imron : 145
Setelah terjadinya kematian, bagi mereka yang bertaqwa (shalih) maka ruhnya
ditempatkan di Illiyyin, sedangkan yang durhaka ditempatkan di Sijjin. Sementara itu
jasad tetap terbaring di kubur, tetapi sewaktu diperlukan ruhnya akan masuk kembali
dengan izin Allah swt.
Jazad manusia yang telah mati akan terbaring di alam barzah sampai dibangkitkannya
kembali nanti pada yaumul Baats, kondisi mereka di kubur merupakan gambaran dari
kehidupan berikutnya di akhirat, ini sesuai dengan hadis Nabi saw.

‫ِل‬
ِ ‫مناز‬َ ‫ل‬ُ ‫ا‬‫َ او‬‫ْر‬‫َب‬
‫ن الق‬ ‫ِا‬
‫ا‬
‫ْـه‬‫َـامن‬‫نج‬ ْ‫فا‬
‫ن‬ ِ
‫اَّلخرة‬
ُ‫د‬
‫ه‬ َ‫ْـ‬ َ
‫بع‬ ‫َا‬
‫فـم‬ ُ‫ُـ‬
‫ه‬ ‫َاحب‬‫ص‬
‫ْج‬
ُ ‫َن‬
‫َ منـه وان لم يـ‬ ‫َيـ‬
‫ْسَر‬ ‫ا‬
ُ‫ه اشـ‬
‫د‬ ُ‫منـه فـما بعـد‬
‫ رواه الـتر مذى‬.‫منـه‬
‫وابن ماجه والحاكم‬
Artinya :
Sesungguhnya alam kubur itu merupakan tahapan pertama dari alam akhirat. Apabila
seseorang telah selamat dalam tahap pertama ini, maka untuk tahapan berikutnya
akan lebih ringan. Tetapi kalau dalam tahap pertama tidak selamat, maka untuk
tahap selanjutnya akan lebih dahsyat. HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim
b. Kiamat Kubro
Kiamat Kubro artinya kiamat besar, yaitu hancurnya alam dan isinya secara serempak,
sebagai akhir dari kehidupan di dunia. Di dalam Al Qur’an sendiri menggariskan :
ُ‫هـ‬
‫ه‬ َ‫ْـ‬ ‫هالكٌ إَّل و‬
‫َ ج‬ َ ‫كل شَيْء‬
‫ْه‬‫إلـي‬ َ
‫و‬ ‫ْم‬
ُ ‫ُك‬
‫الح‬ ُ‫ل‬
‫ه‬
.‫ن‬َْ
‫ُـو‬
‫َـع‬ ‫ْج‬
‫ُر‬‫تـ‬
Artinya :
Segala sesuatu pasti binasa kecuali Allah, BagiNyalah segala penentuan, dan hanya
kepadaNyalah kamu dikembalikan. QS. Al Qashas : 88
Tentang kapan terjadinya hari kiamat tersebut, tiada satu mahlukpun yang
mengetahuinya, tidak terkecuali para Malaikat ataupun Rasul. Pengetahuan tentang
hal ini semata-mata milik Allah swt. yang merupakan rahasia kebesaran dan
keagunganNya.

ُ ْ‫ع‬
‫ِلم‬ ُ‫د‬
‫ه‬ َ‫ْــ‬
‫ِن‬‫ع‬ َ‫هللا‬ ‫اا‬
‫ن‬
‫َـة‬
.ِ ‫الساــاع‬
Artinya :
Sesungguhnya Allah sendirilah yang memiliki pengetahuan tentang hari kiamat” QS.
Luqman : 34

َ ‫ا‬ َ ‫َة‬ ‫السااع‬ َ َ َ ُ َ َ


‫ِ أيان‬ ِ‫يسْألونك عن‬
‫ها‬ َُ ْ‫َا ع‬
‫ِلم‬ ‫نم‬‫ِا‬ ‫إ‬ ‫ُل‬
ْ ‫ها ق‬ َ‫ْسَا‬ ُ
‫مر‬
‫ها‬ َ‫ِي‬‫َل‬‫يج‬ُ َ‫َّل‬ ‫ِي‬ ‫َب‬
‫ر‬ َ‫ِن‬
‫د‬ ‫ع‬
‫ِي‬ ‫ْ ف‬ ‫لت‬َُ ‫ثق‬َ َ ‫هو‬ ُ ‫َِّلا‬
‫ها إ‬ َِ‫ْت‬‫َق‬ ِ
‫لو‬
َ‫َّل‬ ِْ
‫ض‬ ‫َاألَر‬‫و‬ ِ‫َات‬ ‫َاو‬‫السام‬
ًَ
‫ة‬ ‫ْـت‬‫بغ‬َ‫َِّلا‬
‫إ‬ ‫ُم‬
ْ ‫ْـك‬‫ِي‬‫ْت‬ َ
‫تأ‬
َ َ ‫ا‬
‫َأنك‬َ َ‫نك‬َْ ُ َ
‫يسْألو‬ َ
ٌّ‫ِي‬ ‫حف‬ ‫ك‬
‫ها‬ َُ ْ‫َا ع‬
‫ِلم‬ ‫ِا‬
‫نم‬ ‫إ‬ ‫ُل‬
ْ ‫ها ق‬ َْ
‫َـــن‬ ‫ع‬
‫َر‬
َ ‫َك‬
‫ْــث‬ ‫أ‬ ‫ا‬
‫ِن‬‫ََلـك‬
‫د اّللِ و‬ َ‫ِن‬
‫ع‬
َ ُ
.‫ون‬ ‫لم‬َْ
‫يع‬َ َ‫ااسِ َّل‬
‫الن‬
Artinya :
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak
seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat
berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan
datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-
akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan
tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui". QS Al A’rof ayat 187.

Malaikat Jibril pernah bertanya kepada Nabi saw. tentang kapan tibanya hari kiamat,
Nabi saw. menjawab bahwa yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya.Kemudian Malaikat Jibril bertanya tentang tanda-tanda datangnya kiamat,
jawaban Nabi saw. sebagai berikut :

َ ُ ‫م‬
‫ـة ر‬ َ‫د اَّل‬َ‫ان تلـــــــ‬
‫َى‬ ُ
‫تـر‬ ْ‫وا‬
‫ن‬ ‫هـا‬َ‫بـتـ‬ َ
ُ‫َا‬
‫ة‬ ‫الخُـــــــــــــف‬
ُ
‫ة‬ َ
‫ُـر‬‫الع‬
ُ
‫الــــــــــــة ر‬ َ‫الـع‬
‫َـاء‬‫ع‬
‫الشـــــــــــــــــــ‬
‫فى‬ ‫ْن‬‫َلـو‬ َ
‫يــتـطـو‬ ِ
‫اة‬
‫رواه‬ ‫البــنـيان‬
‫ابن ماجـه‬
Artinya :
Jika seorang budak melahirkan anak majikannya dan apabila engkau melihat orang-
orang yang tidak beralas kaki, telanjang lagi miskin, serta para penggembala kambing
hidup bermegah-megahan dalam gedung yang besar-besar. HR. Ibnu Majah.
Tentang peristiwa saat terjadinya kiamat, antara lain digambarkan oleh Al Qur’an
dalam surat Az Zalzalah 1-6

ُ‫ْض‬‫األَر‬
ْ ِ‫َِلت‬‫ُْلـــز‬‫ز‬ ‫َا‬
‫ِذ‬‫إ‬
ُ‫ْض‬‫األَر‬
ْ ِ‫َت‬ ‫َج‬‫ْـر‬‫َخ‬‫َأ‬‫ و‬.‫ها‬ َ َ
َ‫ال‬ ‫ِْلـز‬‫ز‬
َ‫َا‬
‫ل‬ ‫َق‬‫و‬ .‫ها‬ َ َ
َ‫ال‬ ‫ثــــق‬ َْ‫أ‬
‫ِذ‬
ٍ ‫مئ‬َْ‫يو‬َ .‫ها‬ َ‫ما َل‬ َ ‫ن‬ ُ‫ِنسَا‬ْ
‫اْل‬
َ‫بك‬‫َا‬‫ن ر‬ ‫َا‬
‫ِأ‬‫ ب‬.‫ها‬ ََ
‫َار‬ ‫َخ‬
‫ْب‬ ‫ُ أ‬ ‫ِث‬‫َد‬
‫تح‬ُ
‫ِذ‬
ٍ ‫مــئ‬ َْ‫يو‬َ .‫َلها‬ ‫َى‬ ‫َو‬
‫ْح‬ ‫أ‬
ً
‫َاتا‬ ‫َشْت‬‫أ‬ ُ‫ااس‬‫الن‬ ُ
‫در‬ُْ
‫يص‬َ
ْ َ َ
‫ْا أعمالـــهم‬
ُ ْ َ ‫َو‬‫ُر‬
‫لي‬ِ
Artinya :
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, dan manusia bertanya:
"Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
QS. Az Zalzalah 1-6
Dalam ayat di atas Allah swt. membeberkan betapa dahsyatnya peristiwa kiamat
tersebut, demikian pula betapa manusia kebingungan melihat situasi yang demikian
itu, kemudian setelah kejadian super dahsyat itu, manusia akan dibangkitkan lagi dari
kuburnya masing-masing guna menerima balasan dari perbuatannya selama di dunia.
Kemudian dalam surat Al Qariah dijelaskan sebagai berikut :
َُ
.‫ة‬ ‫َار‬
‫ِع‬ ْ
‫الق‬ ‫ما‬َ .‫ة‬َُ
‫ِع‬‫َار‬ ْ
‫الق‬
َُ
.‫ة‬ ‫َار‬
‫ِع‬ ْ ‫ما‬
‫الق‬ َ َ‫َاك‬
‫در‬َْ
‫ما أ‬ ََ
‫و‬
ِ‫َاش‬‫َر‬ ْ َ
‫الف‬ ‫ااسُ ك‬ ُ‫ُو‬
‫ن الن‬ ‫يك‬َ َ
‫ْم‬ َ
‫يو‬
ُ‫َا‬
‫ل‬ ْ
‫الجِب‬ ُ‫ُو‬
‫ن‬ ََ
‫تك‬ ‫ و‬.ِ‫ُوث‬
‫ْث‬‫َب‬ ْ
‫الم‬
.ِ‫ُوش‬
‫َنف‬ ْ ِ‫هن‬
‫الم‬ ِْ ْ َ
‫الع‬ ‫ك‬
Artinya :
Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari
itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang
dihambur-hamburkan. QS. Al Qari’ah 1- 5

‫َا‬ ‫َإ‬
‫ِذ‬ ‫ و‬.ْ ‫َت‬ ‫ُو‬
‫ِر‬ ‫ْسُ ك‬ ‫َا الشام‬ ‫ِذ‬
‫إ‬
‫َا‬ ‫َإ‬
‫ِذ‬ ‫و‬ .ْ‫َت‬
‫در‬ََ‫انك‬ ُ ‫ُّج‬
‫ُوم‬ ‫الن‬
‫َا‬ ‫َإ‬
‫ِذ‬ ‫و‬ .ْ
‫َت‬‫سُيِر‬ ُ‫َا‬
‫ل‬ ْ
‫الجِب‬
.ْ َ‫ُـــــط‬
‫ِلت‬ ‫ع‬ ‫ِـــشَار‬
ُ ْ
‫الع‬
.ْ‫َت‬
‫ِر‬‫ُش‬‫ْشُ ح‬‫ُـــــو‬ ‫ُح‬ ْ ‫َا‬
‫الو‬ ‫ِذ‬‫َإ‬
‫و‬
ُ
‫َار‬‫ِـــح‬ ‫الب‬ْ ‫َا‬‫ِذ‬‫َإ‬
‫و‬
.ْ‫َت‬‫سُجِـــــــــــر‬
Artinya :
Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila
gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak
diperdulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan
dipanaskan, QS. At Takwiir 1-6
Dalam Al Qur’an terdapat satu ayat dari surat An Naba’ayat 18, yang bebunyi :

‫ُّور‬
ِ ‫الص‬ ‫ِي‬
‫ف‬ ‫َخ‬
ُ ‫ينف‬ُ َ
‫ْم‬‫يو‬َ
‫ْو‬
‫َاج‬
‫ًا‬ ‫َف‬
‫ون أ‬ ُْ
َ ‫ت‬ ‫َت‬
‫َأ‬ ‫ف‬
Artinya :
"Pada hari sangkakala ditiup (yang kedua) engkau semua datang segolongan demi
segolongan"
Shahabat Muadz bin Jabal ra. bertanya kepada Rasulullah saw. maksud dari surat An
Naba’ tadi, ketika menerima pertanyaan ini tiba-tiba Beliau menangis sesenggukan,
dan kemudian bersabda :
ْ‫َـ‬
‫د‬ ‫َلق‬ ْ‫َا‬
:‫د‬ ‫مع‬ُ‫َا‬
‫يـ‬
ْ ‫َظ‬
‫ِيم‬ ‫ٍ ع‬
‫مر‬َْ
‫ْ أ‬
‫َن‬‫َ ع‬ ‫َْلت‬
‫سَــأ‬
"Wahai Mu'adz, sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar"
Kemudian Nabi saw. menjelaskan sebagai berikut :
Maksud ayat di atas adalah bahwa kelak ada 10 macam dari umatku akan dikumpulkan
di Makhsyar yang masing-masing golongan berbeda dengan golongan yang lain dengan
rupa yang telah diganti leh Allah swt. yaitu :
1. Rupa/wajahnya diganti menjadi kera; Yaitu bagi mereka yang suka mengadu domba,
lebih-lebih bila untuk kepentingan pribadi.
2. Rupa/wajahnya diganti menjadi babi; Yaitu bagi mereka yang suka makan barang
haram, memang barangnya haram atau cara memperolehnya yang tidak legal.
3. Dibangkitkan dalam keadaan jungkir balik, berjalan diatas kepalanya; Yaitu bagi
mereka yang suka makan barang riba
4. Dibangkitkan dalam keadaan keadaan tuli dan bisu; Yaitu bagi mereka yang suka
pamer amal kebaikannya sendiri
5. Dibangkitkan dalam keadaan keadaan buta; Yaitu bagi mereka yang curang dalam
mengeterapkan hukum
6. Dibangkitkan dalam keadaan keadaan mengunyah lidahnya sendiri dan lidahnya
memanjang sampai di dada; Yaitu bagi juru dakwah yang dakwahnya bertolak
belakang dengan kelakuannya sendiri.
7. Dibangkitkan dalam keadaan keadaan kedua tangan dan kakinya terpotong; Yaitu bagi
mereka yang dikala hidup di dunia suka mengganggu orang lain
8. Dibangkitkan dalam keadaan keadaan disalip di pohon dari api; Yaitu bagi mereka yang
mengajak orang banyak untuk mendukung dan membela penguasa yang (nyata-nyata)
tidak jujur.
9. Dibangkitkan dalam keadaan lebih busuk dari bangkai; Yaitu bagi mereka yang suka
melampiaskan nafsu syahwatnya, serta menolak hak Allah wst.
10. Dibangkitkan dalam keadaan keadaan mengenakan pakaian yang terbuat dari
teer/aspal panas; Yaitu bagi mereka yang takabbur dan congkak.
Kemudian Nabi saw. Juga pernah menjelaskan dalam hadisnya bahwa kelak di
makhsyar hanya ada 7 golongan yang mendapat perlindungan khusus dari Allah swt. :
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda:

‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه‬


‫عن النبي صلى هللا عليه‬
ٌ
‫َة‬ ‫ " سَب‬: ‫وسلم قال‬
‫ْع‬
‫َ ََّل‬ ‫ْم‬‫يو‬َ ِ ‫ِه‬‫ِل‬‫ِي ظ‬ ‫ُ هللاُ ف‬ ‫هم‬ ُّ‫يظ‬
ُ‫ِل‬ ُ
ُ
‫مام‬ َِْ
‫اْل‬ :‫ه‬ ُّ‫ظ‬
ُ‫ِل‬ ‫ِا‬
‫َّل‬ ‫إ‬ ‫ا‬
‫ِل‬‫ظ‬
‫ِي‬ ‫َ ف‬ ‫نشَأ‬َ ٌّ ‫َشَاب‬‫ل و‬ ُِ‫َاد‬ ْ
‫الع‬
ُُ
‫ه‬ ‫لب‬َْ‫ٌ ق‬ ‫ُل‬ ‫َج‬
‫َر‬‫ِ و‬ ‫ِه‬‫َب‬‫ِ ر‬ ‫دة‬َ‫َا‬‫ِب‬‫ع‬
ِ‫َُالن‬ ‫َج‬‫َر‬‫ِ و‬ ‫َسَاجِد‬ ْ ‫ِي‬
‫الم‬ ‫ٌ ف‬ ‫َا‬
‫لق‬ ‫مع‬ُ
‫ْه‬
ِ ‫لي‬ََ‫َا ع‬ ‫َع‬ ‫َم‬
‫ْت‬‫ِي هللاِ اج‬ ‫با ف‬ ‫َاا‬‫تح‬َ
ُْ
‫ه‬ ‫َت‬‫دع‬َ ٌ ‫َج‬
‫ُل‬ ‫َر‬‫ِ و‬ ‫ْه‬‫لي‬ََ‫َا ع‬ ‫اق‬‫َر‬
‫تف‬ََ‫و‬
‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ج‬ َ
‫و‬ ‫ِب‬‫ص‬ْ‫ن‬ َ
‫م‬ ُ
‫ت‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ٌ
‫ة‬َ‫َأ‬
‫مر‬ْ‫ا‬
ٍ ٍ
ٌ
‫ُل‬ ‫َج‬‫َر‬‫ و‬. َ‫ُ هللا‬ ‫َاف‬ ‫َخ‬‫ِي أ‬ ‫ِن‬ ‫ل إ‬ َ‫َا‬‫َق‬‫ف‬
‫اى‬ ‫َت‬‫ها ح‬ َ‫َا‬ ‫َخ‬
‫ْف‬ ‫َأ‬‫ٍ ف‬ ‫َة‬‫دق‬ََ‫ِص‬ ‫َ ب‬ ‫دق‬‫َا‬
‫تص‬َ
ُ‫ِق‬ ‫ْف‬
‫تن‬ ُ ‫ما‬ َ ‫ه‬ ُ‫ال‬ُ َ‫ِم‬‫َ ش‬ ‫لم‬ َْ
‫تع‬ َ ‫ََّل‬
‫ًا‬ ‫لي‬ِ‫َا‬ ‫َر‬
‫َ هللاَ خ‬ ‫َك‬‫ٌ ذ‬ ‫ُل‬‫َج‬‫َر‬‫ه و‬ ُُ‫ِين‬‫يم‬َ
‫ متفق عليه‬.‫ه‬ ُ‫َا‬ ‫َي‬
‫ْن‬ ‫ْ ع‬ ‫َاض‬
‫َت‬ ‫َف‬‫ف‬
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan
tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi
cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah
karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
1. Hari Akhir menurut Teori Ilmu Alam
Menurut Islam hari kiamat pasti terjadi tentang waktunya hanya Allah swt. yang mengetahuinya, terdapat
banyak dalil naqli yang sangat jelas. Oleh karenanya tidak percaya akan datangnya hari akhir tersebut
dihukumi kafir.
Berikut akan dijelaskan secara ringkas menurut teori ilmu alam, yaitu :

a. Menurut Ilmu Astronomi


Bahwa bumi dan planet-planet lain dari tata surya beredar di angkasa mengelilingi matahari dengan
sangat rapi tanpa mengalami benturan sedikitpun, hal ini terjadi karena diatur oleh Sang Pencipta, yaitu
dengan adanya gaya tarik antara bumi dengan matahari dan juga dengan planet-planet lain dengan
perimbangan yang serasi dan tepat.
Akan tetapi menurut ketentuan ilmu alam, daya tarik tersebut tidak akan selamanya demikian, suatu
waktu akan terjadi penyusutan dan bahkan akan habis sama sekali. Dan saat itulah akan terjadi benturan
yang maha hebat antara bumi dan planet-planet lain, dengan demikian maka terjadilah kehancuran alam
semesta ini.
b. Menurut Ilmu Fisika
Jarak antara matahari dan bumi diperkirakan + 150 juta km (150 kali 10 pangkat enam), kecepatan gerak
cahaya adalah 300.000 km perdetik. Sehingga sinar matahari untuk sampai ke bumi memerlukan waktu
sekitar 8 menit 33 detik. Garis tengah matahari sama dengan 1,4 juta km dan luas permukaannya 4 phi
kali jari-jari kuadrat, sama dengan 4 x 22/7 x 7.000.600 km = 616,5 x 1010 km. Pancaran energi matahari
sama dengan 5,7 x 1027 kalori per menit, kemampuan menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta
derajat celcius.
Maha Besar Allah swt. yang mencipta dan mengaturnya, betapa besar manfaat matahari ciptaanNya
untuk keberadaan manusia dan alam sekitarnya. Suatu permasalahan yang timbul adalah : Siapakah
yang dapat menjamin matahari tetap dalam kondisi yang demikian itu, bagaimanakah kalau seketika
matahari tidak bersinar seperti yang terjadi pada listrik yang tiba-tiba padam ? Maka jawabannya adalah
terjadilah kiamat seperti yang dijanjikan oleh Allah swt.
c. Menurut Ilmu Geologi
Bumi berasal dari nebula (semacam gas panas), yang dalam waktu jutaan tahun mengalami proses
pendinginan sampai membeku, dan akhirnya menjadi zat padat seperti yang terdapat pada kulit bumi.
Akan tetapi dalam perut bumi sendiri masih tersimpan zat-zat panas, yang sesuai dengan sifatnya terus
berkembang dan mendesak ke arah luar, letusan tidak terjadi pada perut bumi oleh karena bumi sendiri
menerima tekanan udara atau atmosfer dari luar yang memiliki tekanan seimbang dengan yang datang
dari dalam.
Bila terjadi tekanan gas panas dari dalam bumi menguat, maka terjadilah letusan gunung dan gempa,
dapat dibayangkan bila tekanan dari dalam terus menguat dan sementara itu tekanan dari luar
berkurang atau hilang sama sekali. Maka tidak mustahil akan terjadi goncangan yang maha hebat dan
bumi akan meledak, disinilah mungkin terjadi kiamat. Kemungkinan lain bahwa setiap benda panas
lambat laun akan menjadi dingin, begitu juga yang terjadi pada gas yang ada dalam perut bumi, lambat
laun akan cair dan membeku dengan disertai berkurangnya tekanan atau hilang sama sekali, sementara
itu tekanan dari luar tetap ada atau semakin menguat. Maka, kondisi seperti ini akan menyebabkan bumi
menjadi pecah.
Dari tiga teori ilmu alam tersebut di atas semakin nampak jelaslah kebenaran pernyataan Al Qur’an
tentang kepastian akan terjadinya hari kiamat kelak. Sedangkan yang terpenting bagi umat Islam adalah
bagaimana mempersiapkan diri agar nanti tidak mengalami penyesalan akan tetapi justru menuai buah
amal shalih yangtelah dilakukannya.
2. Yaumul Hisab
Fase berikut setelah kiamat kubro adalah dibangkitkannya kembali manusia dari kuburnya (yaumul
ba’ast), kemudian dikumpulkan di Makhsyar. Di tempat ini diadakan hisab atau penimbangan amal
(Mizan), dengan sangat teliti dan adil di bawah pengawasan dan kebesaran Allah swt. yang kemudian
akan diberi anugerah atau siksa sesuai dengan berat ringannya pahala/dosa manusia. Allah swt.
berfirman :

‫هم‬ُ ‫َا‬ َِ
‫إذ‬‫ِ ف‬ ‫ُّور‬
‫ِي الص‬ ‫َ ف‬ ‫ِخ‬ َُ
‫نف‬ ‫و‬
ْ
‫ِم‬ ‫َب‬
‫ِه‬ ‫ر‬ ‫َِلى‬
‫إ‬ َْ
ِ‫داث‬ ‫األَج‬
ْ َ
‫ِن‬‫م‬
‫َا‬ َ‫ي‬
‫لن‬ َْ‫يا و‬ َ ‫الوا‬ ُ َ
‫ ق‬.‫ون‬ ُ‫ينس‬
َ ‫ِل‬ َ
‫ذا‬َ‫ه‬
َ ‫ِنا‬ َ‫َد‬‫ْق‬ ‫ِن ا‬
‫مر‬ ‫َا م‬ ‫َن‬‫َث‬‫بع‬َ ‫من‬ َ
َ
‫دق‬ََ
‫َص‬‫و‬ ُ
‫َن‬ ‫اح‬
‫ْم‬ ‫الر‬ ََ
‫د‬ ‫َع‬‫و‬ ‫ما‬َ
َ ‫ل‬
.‫ون‬ َُ‫ْس‬
‫ُر‬ ْ
‫الم‬
Artinya : Dan ditiuplah sangkakala (yang kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata : “Aduhai celakalah
kami ! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur) ?” Inilah
yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasulNya. QS. Yasin :
51-52
ً ‫َي‬
‫ْرا‬ ‫ٍ خ‬ ‫َر‬
‫اة‬ ‫ل ذ‬ ‫ْق‬
َ‫َا‬ ‫ْ م‬
‫ِث‬ ‫َل‬‫ْم‬
‫يع‬َ ‫َن‬‫َم‬
‫ف‬
‫ل‬ ‫ْق‬
َ‫َا‬ ‫ِث‬
‫م‬ ْ
‫َل‬‫ْم‬ َ
‫يع‬ ‫من‬ََ
‫ و‬.‫ه‬ َُ َ
‫ير‬
َُ
.‫ه‬ َ ً
‫ير‬ ‫ٍ شَرا‬
‫اة‬‫َر‬
‫ذ‬
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. QS. Az Zalzalah : 7-8

‫َا‬ ‫ْسٍ ب‬
‫ِم‬ َ ُّ
‫نف‬ ‫َى ك‬
‫ُل‬ ‫ْز‬‫تج‬ُ َ ‫َو‬
‫ْم‬ ‫َْلي‬‫ا‬
َ‫ّلل‬
‫ن اا‬ ‫ِا‬
‫َ إ‬ ‫َو‬
‫ْم‬ ْ َ
‫الي‬ ُْ
‫لم‬ ‫ْ ََّل ظ‬
‫َت‬‫َسَب‬‫ك‬
ْ ُ
.ِ‫الحِسَاب‬ ‫ِيع‬ ‫سَر‬
Artinya : Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada
yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. QS. Ghafir
/ Al Mukmin 17
ْ
‫ِم‬‫ِه‬‫َاه‬‫ْو‬‫َف‬
‫لى أ‬ ََ
‫ُ ع‬ ‫ِم‬ َ َ
‫نخْت‬ ‫َو‬
‫ْم‬ ْ
‫الي‬
ُ‫ه‬
‫د‬ َْ‫تش‬
ََ‫و‬ ْ
‫ِم‬‫ِيه‬
‫يد‬َْ
‫أ‬ ‫َا‬
‫ُن‬ ‫َل‬
‫ِم‬ َُ
‫تك‬ ‫و‬
‫انوا‬ُ َ‫ك‬ ‫َا‬
‫ِم‬‫ب‬ ْ
‫هم‬ ُُ
ُ‫ل‬ ‫َر‬
‫ْج‬ ‫أ‬
َ ُ
.‫ون‬ ‫ِب‬‫ْس‬
‫يك‬َ
Artinya : Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka
dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
QS. Yasin : 65
Bahwa Allah swt. akan menghisab amal manusia merupakan sesuatu yang pasti, permasalahannya
adalah sejauh manakah manusia telah berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjukNya ? Oleh karena itu,
selayaknya manusia mempersiapkan lebih dini di dunia sebelum dihisab kelak di akhirat.
3. Balasan Amal Baik dan Amal Buruk
Sebagai puncak dari hisab, maka bagi mereka yang tergolong beriman dan banyak beramal shalih,
setelah lolos melewati shirothal Mustaqim, akan memperoleh anugerah sorga sesuai janji Allah swt.
dalam surat Al Baqarah ayat 25.

ْ ُ‫َم‬
‫ِلوا‬ ‫َع‬‫ْ و‬‫ُوا‬‫من‬َ‫ِين آ‬ ‫ِ ا‬
‫الذ‬ ‫ِر‬‫بش‬ََ
‫و‬
ٍ‫اات‬‫َن‬‫ْ ج‬ ُ‫ن َل‬
‫هم‬ ‫َا‬‫َاتِ أ‬ ‫لح‬ِ‫اا‬‫الص‬
ُ
‫هار‬َ‫ن‬َْ‫ها األ‬ َِ
‫ْت‬‫تح‬ َ ‫ِن‬ ‫ِي م‬ ‫ْر‬
‫تج‬َ
‫َة‬
ٍ ‫َر‬
‫ثم‬َ ‫ِن‬ ‫ها م‬ َْ‫ِن‬‫ْ م‬‫ُوا‬ ‫ِق‬ ‫َا ر‬
‫ُز‬ ‫لم‬‫ُا‬
‫ك‬
‫ِي‬ ‫ا‬
‫الذ‬ َ ‫ه‬
‫ـذا‬ َ ْ ُ َ
‫الوا‬ ‫ً ق‬ ‫ْقا‬‫ِز‬‫ر‬
ِ
‫ِه‬‫ْ ب‬ ‫توا‬ ُُ
‫َأ‬‫ُ و‬ ‫ْل‬‫َب‬
‫ِن ق‬ ‫َا م‬ ‫ْن‬ ‫ُز‬
‫ِق‬ ‫ر‬
َ ْ َ
‫ها أزواج‬
ٌ َ‫ِي‬‫ْ ف‬ ‫هم‬ ‫ً و‬
ُ‫ََل‬ ‫ِها‬‫َشَاب‬
‫مت‬ُ
‫ها‬َ‫ِي‬‫ف‬ ْ
‫هم‬َُ‫و‬ ٌ
‫َة‬ ‫َا‬
‫هر‬ ُّ
‫مط‬
َ ‫د‬
.‫ون‬ ِ‫َا‬
ُ‫ل‬ ‫خ‬
Artinya : Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya. QS. Al Baqarah 25
Adapun bagi yang lebih banyak amal buruknya, maka perhatikan dua firman Allah swt. berikut :

ْ ُ‫ذ‬
‫بوا‬ ‫َا‬
‫َك‬‫و‬ ْ
‫َروا‬‫َف‬‫ك‬ َ
‫ِين‬ ‫َ ا‬
‫الذ‬ ‫و‬
ُ ‫ْح‬
‫َاب‬ ‫َص‬
‫أ‬ َ‫ِك‬ َ ُ
‫ولـئ‬ ‫أ‬ ‫َا‬
‫ِن‬ َ‫ِآ‬
‫يات‬ ‫ب‬
َ ‫د‬
.‫ون‬ ِ‫َا‬
ُ‫ل‬ ‫ها خ‬َ‫ِي‬‫ْ ف‬
‫هم‬ُ ِ‫اار‬
‫الن‬
Artinya : Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu menjadi
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. QS. Al Baqarah : 39

‫ِي‬ َ
‫فف‬ ْ ُ
‫شقوا‬َ َ
‫ِين‬ ‫ا‬
‫الذ‬ َ
‫َأما‬
‫ا‬ ‫ف‬
ٌ
‫ِير‬‫َف‬‫ز‬ َ‫ِي‬
‫ها‬ ‫ْ ف‬ ُ‫ِ َل‬
‫هم‬ ‫اار‬‫الن‬

‫ِيق‬‫َشَه‬‫و‬
Artinya : Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya
mereka mengeluarkan nafas dan menariknya dengan merintih. QS. Hud : 106
A. FUNGSI BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
a. Menumbuhkan keyakinan akan adanya kehidupan akhirat yang kekal setelah kematian, suatu
kehidupan hakiki dan merupakan buah/hasil dari keberadaan manusia di dunia.
b. Menggugah kesadaran untuk selalu berupaya memperbanyak amal shalih guna meraih
kebahagiaan kelak, dan berusaha sekuat tenaga untuk selalu menghindari perbuatan dosa.
c. Menambah keyakinan bahwa setiap perbuatan baik dan buruk sekecil apapun, diketahui atau tidak
oleh orang lain, pasti akan mendapatkan balasan dari Allah swt.
d. Setiap muslim akan selalu berbuat lurus dan sesuai dengan garis-garis agama, walaupun jalan lurus
itu dirasa pahit akan tetapi tetap membuahkan harapan akan adanya pahala dari Allah swt. kelak.
Sedangkan jalan yang salah walaupun dirasa nikmat dan membuahkan kesenangan duniawi, tetap
dihindarinya karena diyakini akan mengundang siksa yang amat pedih nanti di akhirat.

1. 7 Kelompok Istimewa di Makhsyar


Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

َ
‫ْم‬‫يو‬َ ِ ‫ِه‬
‫ِل‬ ‫ْ هللاُ ف‬
‫ِي ظ‬ ‫هم‬ ُّ‫يظ‬
ُ‫ِل‬ ٌُ‫َة‬
‫ْع‬‫سَب‬
ُ
‫مام‬ ْ
َِ
‫اْل‬ :‫ه‬ ُّ‫َّل ظ‬
ُ‫ِل‬ ‫ِا‬
‫ا إ‬ ‫ِل‬‫ََّل ظ‬
‫ِي‬‫ف‬ َ
‫نشَأ‬َ ‫َشَاب‬
ٌّ ‫و‬ ُِ
‫ل‬ ‫َاد‬ ْ
‫الع‬
ُُ
‫ه‬ ‫لب‬َْ‫ٌ ق‬ ‫ُل‬‫َج‬‫َر‬
‫ِ و‬ ‫ِه‬ ‫َب‬
‫ِ ر‬ ‫دة‬َ‫َا‬‫ِب‬
‫ع‬
ِ‫َُالن‬
‫َج‬‫َر‬‫ِ و‬ ‫َسَاجِد‬ ْ
‫الم‬ ‫ِي‬‫ٌ ف‬ ‫َا‬
‫لق‬ ُ
‫مع‬
‫ْه‬
ِ ‫لي‬ََ‫َا ع‬ ‫َع‬ ‫َم‬‫ْت‬
‫ِي هللاِ اج‬ ‫با ف‬ ‫َاا‬ َ
‫تح‬
ُْ
‫ه‬ ‫َت‬‫لب‬ََ‫ٌ ط‬ ‫ُل‬‫َج‬‫َر‬
‫ِ و‬ ‫ْه‬‫لي‬ ََ
‫َا ع‬ ‫اق‬‫َر‬
‫تف‬ََ
‫و‬
‫ل‬ ‫ا‬ َ
‫م‬ َ
‫ج‬ َ
‫و‬ ‫ِب‬‫ص‬ ْ
‫ن‬ َ
‫م‬ ُ
‫ت‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ٌ
‫ة‬َ‫َأ‬
‫مر‬ْ‫ا‬
ٍ ٍ
ٌ
‫ُل‬‫َج‬‫َر‬‫ُ هللاَ و‬ ‫َاف‬ ‫َخ‬
‫ِي أ‬ ‫ِن‬‫ل إ‬ َ‫َا‬‫َق‬
‫ف‬
َ
‫لم‬َْ‫تع‬َ ‫اى ََّل‬ ‫َت‬‫َى ح‬ ‫ْف‬‫َخ‬‫َ أ‬‫دق‬‫َا‬ َ
‫تص‬
ُُ
‫ه‬ ‫ِين‬ ‫يم‬َ ُ ‫ِق‬‫ْف‬
‫تن‬ُ ‫ما‬ َ ‫ه‬ ُ َ
ُ‫ال‬ ‫ِم‬
‫ش‬
‫َت‬
ْ ‫َاض‬ ‫َف‬‫ًا ف‬ ‫لي‬ِ‫َا‬‫َ هللاَ خ‬‫َر‬‫َك‬‫ٌ ذ‬
‫ُل‬‫َج‬‫َر‬
‫و‬
‫َا‬
‫ْن‬‫َي‬
‫ع‬
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya:
Pemimpin yang adil.
Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah
kecuali karena Allah.
Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata,
‘Aku takut kepada Allah’.
Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya.
Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena
menangis.”
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)

Penjelasan:
Ketujuh orang yang tersebut dalam hadits di atas, walaupun lahiriah amalan mereka berbeda-beda
bentuknya, akan tetapi semua amalan mereka itu mempunyai satu sifat yang sama yang membuat
mereka semua mendapat naungan Allah Ta’ala. Sifat itu adalah mereka sanggup menyelisihi dan
melawan hawa nafsu mereka guna mengharapkan keridhaan Allah dan ketaatan kepada-Nya.
1. Pemimpin yang adil.
Dia adalah manusia yang paling dekat kedudukannya dengan Allah Ta’ala pada hari
kiamat. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ََ
‫لى‬ ‫د اا‬
‫ّللِ ع‬ َْ
‫ِن‬‫َ ع‬ ‫ِط‬
‫ِين‬ ‫ْس‬‫ُق‬ ْ ‫ن‬
‫الم‬ ‫ِا‬‫إ‬
ِ‫ِين‬ َ ْ
‫يم‬ ‫َن‬‫ٍ ع‬ ‫نور‬ُ ْ‫ِن‬‫َ م‬ ‫َاب‬
‫ِر‬ ‫من‬َ
‫َا‬ ْ‫َك‬
‫ِلت‬ ‫ا و‬ ‫َج‬
‫َل‬ ‫ا و‬ ‫َز‬
‫َنِ ع‬ ‫اح‬
‫ْم‬ ‫الر‬
‫ون‬ ُ‫ْد‬
َ ‫ِل‬ ‫يع‬ َ َ‫ِين‬ ‫ٌ ا‬
‫الذ‬ ‫ِين‬‫يم‬َ ِ‫يه‬ َ‫ي‬
ْ‫د‬ َ
ََ
‫ما‬ ‫ْ و‬ ‫ِم‬ ‫ِيه‬ َْ
‫هل‬ ‫َأ‬
‫ْ و‬‫ِم‬‫ِه‬‫ْم‬
‫ُك‬‫ِي ح‬ ‫ف‬
‫َُلوا‬‫و‬
“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar yang terbuat dari
cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah
adalah kanan semua-. Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam
keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.” (HR.
Muslim no. 3406)
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
Hal itu karena dorongan dan ajakan kepada syahwat di masa muda mencapai pada
puncaknya, karenanya kebanyakan awal penyimpangan itu terjadi di masa muda. Tapi
tatkala seorang pemuda sanggup untuk meninggalkan semua syahwat yang Allah
Ta’ala haramkan karena mengharap ridha Allah, maka dia sangat pantas mendapatkan
keutamaan yang tersebut dalam hadits di atas, yaitu dinaungi oleh Allah di padang
mahsyar.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
Sungguh Allah Ta’ala telah memuji semua orang yang memakmurkan masjid secara
umum di dalam firman-Nya:

َ َ ْ ُ
‫ّللُ أن ترفع‬َ ‫ِن اا‬َ َ
‫ُوتٍ أذ‬ ُ ‫ِي‬
‫بي‬ ‫ف‬
ُ
‫ِح‬ ‫يسَب‬ُ ‫ه‬ ُُ‫ها اسْم‬ َ‫ِي‬‫َ ف‬ ‫َر‬
‫ذك‬ ْ‫ي‬َُ
‫و‬
.ِ ‫َال‬ ْ َ
‫اْلص‬ ‫ِ و‬ ُُ
‫دو‬ ْ ‫ها ب‬
‫ِالغ‬ َ‫ِي‬ ‫ه ف‬ ُ‫َل‬
ََ
‫َّل‬‫ٌ و‬ ‫َة‬
‫َار‬ ‫ْ ت‬
‫ِج‬ ‫ِم‬‫ِيه‬‫له‬ْ‫ت‬ُ ‫ٌ اَّل‬
‫َال‬ ‫ِج‬
‫ر‬
‫َام‬
ِ ‫ِق‬‫َإ‬ ‫ِ اا‬
‫ّللِ و‬ ‫ْر‬
‫ِك‬‫َن ذ‬ ‫ٌ ع‬ ‫ْع‬‫بي‬َ
ۙ ِ ‫َاة‬‫اك‬‫ء الز‬ ِ‫َا‬‫ِيت‬ ‫َإ‬
‫ِ و‬ ‫اَالة‬
‫الص‬
ِ
‫ِيه‬ ‫ُ ف‬‫لب‬‫َا‬
‫َق‬‫تت‬َ ‫ما‬ ًْ
‫يو‬ َ ُ
َ ‫ون‬ ‫يخَاف‬َ
.ُ‫َار‬ َْ‫األ‬
‫بص‬ ْ َ ‫و‬ ُ
‫لوب‬ُُ ْ
‫الق‬
‫ما‬َ َ ‫َح‬
‫ْسَن‬ ‫ّللُ أ‬‫ُ اا‬ ُ‫ي‬
‫هم‬ َِ
‫ْز‬‫َج‬
‫لي‬ِ
‫ِن‬‫م‬ ‫هم‬ُ‫د‬َ‫ِي‬‫يز‬ََ
‫و‬ ُ‫َم‬
‫ِلوا‬ ‫ع‬
‫من‬َ ُ ‫ُق‬‫ْز‬
‫ير‬ َ ُ‫ّلل‬
‫َاا‬‫ِ ۙ و‬ ‫ِه‬ ‫َض‬
‫ْل‬ ‫ف‬
ٍ‫ِ حِسَاب‬ ‫َي‬
‫ْر‬ ‫ِغ‬
‫ء ب‬ُ‫يشَا‬َ
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan
dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati
Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka
takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
(Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada
mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan
supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki
kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. An-Nur: 36-38)
Terkaitnya hati dengan masjid hanya akan didapatkan oleh siapa saja yang menuntun
jiwanya menuju ketaatan kepada Allah. Hal itu karena jiwa pada dasarnya cenderung
memerintahkan sesuatu yang jelek. Sehingga jika dia meninggalkan semua ajakan dan
seruan jiwa yang jelek itu dan lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah, maka
pantaslah dia mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan
tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
Kedua orang ini telah berjihad dalam melawan hawa nafsu mereka. Hal itu karena
hawa nafsu itu menyeru untuk saling mencintai karena selain Allah karena adanya
tujuan-tujuan duniawiah. Makna ‘mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah
kecuali karena Allah’ adalah keduanya bersatu dan bermuamalah karena keduanya
mencintai Allah. Karenanya kapan salah seorang di antara mereka berubah dari sifat
ini (mencintai Allah), maka temannya itu akan meninggalkannya dan menjauh darinya
karena dia telah meninggalkan sifat yang menjadi sebab awalnya mereka saling
menyayangi. Sehingga jadilah ada dan tidak adanya cinta dan sayang di antara
keduanya berputar dan ditentukan oleh ketaatan kepada Allah dan berpegang teguh
kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi
cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
Yakni: Dia diminta oleh wanita yang mengumpulkan status social yang tinggi, harta
yang melimpah, dan kecantikan yang luar biasa untuk berzina dengannya. Akan tetapi
dia menolak permintaan dan ajakan tersebut karena takut kepada Allah. Maka ini
tanda yang sangat nyata menunjukkan dia lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah
daripada kecintaan kepada hawa nafsu. Dan orang yang sanggup melakukan ini akan
termasuk ke dalam firman Allah Ta’ala:

‫وأما من خاف مقام ربه‬


‫الهوى‬ ‫ونهى النفس عن‬
‫فإن الجنة هي المأوى‬
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri
dari keinginan hawa nafsunya.” (QS. An-Naziat: 40)
Dan pemimpin setiap lelaki dalam masalah ini adalah Nabi Yusuf alaihissalam.

6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak


mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Yakni dia berusaha semaksimal mungkin agar sedekah dan dermanya tidak diketahui
oleh siapapun kecuali Allah, sampai-sampai diibaratkan dengan kalimat ‘hingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya’.
Karenanya disunnahkan dalam setiap zakat, infak, dan sedekah agar orang yang
mempunyai harta menyerahkannya secara langsung kepada yang berhak menerimanya
dan tidak melalui wakil dan perantara. Karena hal itu akan lebih menyembunyikan
sedekahnya. Juga disunnahkan dia memberikannya kepada kerabatnya sendiri
sebelum kepada orang lain, agar sedekahnya juga bisa dia sembunyikan.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah
karena menangis.
Ini adalah amalan yang sangat berat dan tidak akan dirasakan kecuali oleh orang yang
mempunyai kekuatan iman dan orang yang takut kepada Allah ketika dia sendiri
maupun ketika dia bersama orang lain. Dan tangisan yang lahir dari kedua sifat ini
merupakan tangisan karena takut kepada Allah Ta’ala.
Kemudian, penyebutan 7 golongan dalam hadits ini tidaklah menunjukkan
pembatasan. Karena telah shahih dalam hadits lain adanya golongan lain yang Allah
lindungi pada hari kiamat selain dari 7 golongan di atas. Di antaranya adalah orang
yang memberikan kelonggaran dalam penagihan utang. Dari Jabir radhiallahu anhu:
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

‫َع‬
َ ‫َض‬ ‫َو‬
‫ْ و‬ ‫ًا أ‬ ‫ْس‬
‫ِر‬ ُ
‫مع‬ ‫َر‬
َ َْ
‫نظ‬ ‫أ‬ ْ
‫من‬َ
ِ
‫ِه‬‫ِل‬ ‫هللاُ ف‬
‫ِي ظ‬ ُ‫ا‬َ
‫أظله‬َ ُْ
‫ه‬ ‫َن‬
‫ع‬
“Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang berutang atau
menggugurkan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya.” (HR.
Muslim no. 5328)
2. 10 Kelompok terjelek hari kiamat
Disebutkan dalam Al Qur’an

‫الـصور‬ ‫فى‬ ‫يوم ينفح‬


‫النبا‬ ‫فتأتون افواجا‬
18 ‫ء‬
"Pada hari sangkakala ditiup (yang kedua) engkau semua datang segolongan demi
segolongan"
Terkait ayat ini ada sebuah hadis:

،‫عن البراء بن عازب‬


‫ كان معاذ بن جبل‬:‫وقال‬
‫ً من رسول هللا‬‫ً قريبا‬‫جالسا‬
‫أيوب‬ ‫أبي‬ ‫منزل‬ ‫في‬
‫ يا‬:‫ فقال معاذ‬.‫األنصاري‬
‫رسول هللا أرأيت قول هللا‬
‫ يوم ينفخ في‬:‫تعالى‬
..‫الصور فتأتون أفواجا؟‬
:‫فقال‬
Shahabat Muadz bin Jabal ra. bertanya kepada Rasulullah saw. Tentang maksud
dari surat An Naba’ di atas, ketika menerima pertanyaan ini tiba-tiba Beliau menangis
sesenggukan, dan kemudian bersabda :
ْ
‫َن‬‫َ ع‬ ‫د سَألت‬ْ‫ لق‬:ُ ‫َاذ‬
‫يامع‬
‫ ثم‬.ٍ‫ْم‬‫َظـــــــــي‬ ‫ع‬ ٍ‫امر‬
َُ
‫ة‬ ‫َشْر‬
‫ع‬ ُ ‫ُح‬
‫ْشر‬ ‫عينيهتـ‬ ‫أرسل‬
‫امـتىْ‬ ‫ْ‬
‫من‬ ‫َافٍ‬‫ْـن‬ ‫اص‬
‫ِن‬‫ُ هللاُ م‬
‫هم‬‫َُ‬
‫اـز‬ ‫دَ‬
‫مي‬ ‫َْ‬ ‫تا‪ ،‬ق‬ ‫َاً‬‫اشْـت‬
‫دَ‬
‫ل‬ ‫َا‬‫َبــ‬ ‫َ و‬ ‫ْن‬‫ِي‬
‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫ِ ْ‬
‫الم‬ ‫َة‬
‫َاع‬ ‫جم‬
‫ْ‪:‬‬ ‫َُ‬
‫هم‬ ‫َر‬‫ُو‬‫ص‬
‫َلى‬ ‫َ ع‬ ‫ْ ُ‬
‫هو‬ ‫من‬‫ْ َ‬ ‫هـم‬ ‫ُْ‬‫فمـنـ‬
‫ْ‬
‫هـم‬ ‫ُْ‬‫ِ‪ ،‬فمـنـ‬ ‫دة‬‫ََ‬ ‫ِر‬
‫الق‬‫ِ ْ‬ ‫َة‬‫ْر‬‫ُو‬‫ص‬
‫َة‬
‫ِ‬ ‫ْر‬‫ُو‬‫ص‬ ‫َلى‬ ‫ع‬ ‫َ‬
‫هو‬‫ُ‬ ‫ْ‬
‫من‬‫َ‬
‫ومنهم‬ ‫ِ‪،‬‬‫ير‬‫َازْ‬ ‫ْ‬
‫الخَـن‬
‫ْ‬
‫هم‬ ‫َع‬
‫ْالَُ‬ ‫ْ ا‬ ‫ُم‬‫لهـ‬‫َُ‬‫ْج‬ ‫ن ار‬ ‫َْ‬
‫ِسُو‬‫َك‬‫من‬‫ُ‬
‫ْ‪،‬‬‫ِم‬‫ِه‬‫وجوه‬ ‫على‬ ‫َْ‬
‫ن‬ ‫ُو‬
‫َب‬‫يسْح‬‫ُ‬
‫َى‬‫ْم‬‫َع‬‫ُ ا‬ ‫ْشَر‬
‫يح‬‫ومنهم من ُ‬
‫ْشَر‬
‫ُ‬ ‫يح‬‫د‪ ،‬ومنهم من ُ‬ ‫َاُ‬‫يـق‬ ‫ُ‬
‫ُ‪ ،‬ومنهم‬ ‫ْق‬
‫ِل‬ ‫يع‬‫َ ََّلَ‬ ‫َم‬ ‫َْ‬
‫بك‬ ‫ا ا‬ ‫ُم‬‫َص‬‫ا‬
‫ه وهو‬ ‫ِسَ َ‬
‫انُ‬ ‫ُ ل‬‫َغ‬‫ْض‬ ‫يم‬‫ُ َ‬‫ْشَر‬‫يح‬‫من ُ‬
‫ُ‬
‫ْل‬‫ِي‬‫يس‬‫ِه َ‬ ‫َْ‬
‫در‬ ‫دًلى على ص‬ ‫مْ‬‫ُ‬
‫ُُ‬
‫ه‬ ‫ِر‬‫ْذ‬‫يـق‬ ‫ْه َ‬ ‫ِي‬‫ْ ف‬ ‫ِن‬‫َ م‬ ‫َـي‬
‫ْع‬ ‫الق‬
‫ِ‪ ،‬ومنهم من‬ ‫ْع‬ ‫َـم‬ ‫ُ ْ‬
‫الج‬ ‫هل‬‫اْ‬
‫ينِ‬‫دْ‬‫ََ‬‫الي‬‫ْ‬ ‫اع‬
‫َ‬ ‫َط‬ ‫ُ‬
‫مق‬ ‫ْشَر‬
‫ُ‬ ‫يح‬‫ُ‬
‫ ومنهم من‬، ِ‫ْن‬ َْ
‫لـي‬ ‫ِج‬
‫والر‬
‫على‬ ‫ًا‬‫ْبـ‬ ‫ْلو‬‫َص‬
‫مـ‬ ‫ْشَر‬
ُ ‫يح‬ُ
‫من‬ ِ‫اخْل‬‫الن‬ ‫ْع‬
ِ ‫ذو‬ُُ‫ج‬
‫ْشَر‬
ُ ‫يح‬ ُ ‫ ومنهم من‬،‫اـار‬ ‫النـ‬
،ِ‫ْف‬
‫الجِي‬ْ ‫ًا من‬ ‫ِن‬ َ ‫د‬
‫نتـ‬ ‫اشَا‬
ٌ‫ِس‬‫ُ وهو ََّلب‬ ‫ْشَر‬
‫يح‬ُ ‫ومنهم من‬
. ٍ‫َان‬ ‫َط‬
‫ِر‬ ‫َ من ق‬‫ْب‬
‫ِي‬‫ََالب‬
‫ج‬
، َ‫ِـر َدةِ فَ ُه ُم النَّـ َّما ُم ْون‬
َ ‫ص ْو َرةِ الق‬ ُ ‫ فأ َّما الذين على‬.1
،‫ـر ِام‬َ ‫ وأمـّا الذين على صورة الخــَنَازيـْ ِر فأكلــةُ السُّحْ طِ َو ْال َح‬.2
،‫الربـَا‬ ّ ‫س ُه ْم َو ُو ُج ْو َه ُه ْم فأكلـة‬ َ ‫س ْونَ ُر ُؤ‬ ُ ‫ وأمـا ْال ُمنَ ِ ّك‬.3
،‫ وأما ْالعـ َ َمى فهم الذين َي ُج ْـو ُر ْونَ فى ْال ُح ْك ِم‬.4
، ‫ص ُّم البُ ْك ُم فَ ُه ُم ال ِذيْنَ يُ ْع ِجب ُْونَ ِبا َ ْع َما ِل ِه ْم‬ ُّ ‫ وأما ال‬.5
، ‫اقوالُهـ ُ ْم اَ ْف َعا لَ ُه ْم‬َ ‫ِف‬
ُ ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ُ ‫ت‬ ‫ي‬
َ‫ْن‬ ‫الذ‬ ‫اص‬ ُ ‫ض‬ َ ‫صد ُِر ِه ْم فَ ْال َق‬ ُ ‫ضغُ ْونَ ا َ ْل ِسنَتِ ُه ْم وهي ُمد ََْلة ُ على‬
َ ‫ وأمـّا الذين يَ ْم‬.6
،‫وار ُجلُـ ُه ْم فـ ُه ُم الذين يـَؤْ ذُ ْونَ ِجي َْرانَ ُه ْم‬ ْ ‫طعَةُ أَيـْدِيـْ ِه ْم‬ َّ ‫ وأما ْال ُمـ َق‬.7
،‫ان ْال َجائـ ِ ِر‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ـاس الى الس ُّْل‬ ِ َّ‫سعَاة ُ بِالن‬ ُّ ‫ وأما َمصْلب ُْونَ على ُجذُ ْوع من ال َّنار فال‬.8
،‫ـق هللاِ مِ ن ا َ ْم َوالِـ ِه ْم‬ َّ ‫ت َويَ ْمنَـعُ ْونَ َح‬ ِ ‫اللـذَّا‬ َّ ‫ت َو‬ ِ ‫ش َه َوا‬ َّ ‫ وأما الذيْن ُه ْم اَشـ ُّد نَ ِتنًا من ْال ِجيْـفِ فهم الـين يَـت َـ َمتَّعُ ْونَ بِال‬.9
ْ ْ ْ ْ
. ِ‫ان فهم اه ُل ال ِكب ِْر َوالفَخ ِر َوال ُخ َي ََلء‬ْ َ ْ
ِ ‫ْب منَ القَطِ َر‬ َ ‫س ْونَ ْال َج ََلبِي‬ ُ ‫ وأما الذين يَ ْل َب‬.10
"Wahai Mu'adz, sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar"
Kemudian Nabi saw. menjelaskan sebagai berikut :
Maksud ayat di atas adalah bahwa kelak ada 10 kelompok dari umatku akan
dikumpulkan di Makhsyar yang masing-masing golongan berbeda dengan
golongan yang lain dengan rupa yang telah diganti oleh Allah swt. yaitu :
1. Rupa/wajahnya diganti menjadi kera; Yaitu bagi mereka yang suka mengadu domba, lebih-lebih bila
untuk kepentingan pribadi.
2. Rupa/wajahnya diganti menjadi babi; Yaitu bagi mereka yang suka makan barang haram, memang
barangnya haram atau cara memperolehnya yang tidak legal.
3. Dibangkitkan dalam keadaan jungkir balik, berjalan diatas kepalanya; Yaitu bagi mereka yang suka
makan barang riba
4. Dibangkitkan dalam keadaan tuli dan bisu; Yaitu bagi mereka yang suka pamer amal kebaikannya
sendiri
5. Dibangkitkan dalam keadaan buta; Yaitu bagi mereka yang curang dalam mengeterapkan hukum
6. Dibangkitkan dalam keadaan mengunyah lidahnya sendiri dan lidahnya memanjang sampai di
dada; Yaitu bagi juru dakwah yang dakwahnya bertolak belakang dengan kelakuannya sendiri.
7. Dibangkitkan dalam keadaan kedua tangan dan kakinya terpotong;
Yaitu bagi mereka yang dikala hidup di dunia suka mengganggu orang lain
8. Dibangkitkan dalam keadaan disalib di pohon dari api; Yaitu bagi mereka yang mengajak orang
banyak untuk mendukung dan membela penguasa yang (nyata-nyata) tidak jujur.
9. Dibangkitkan dalam keadaan lebih busuk dari bangkai; Yaitu bagi mereka yang suka melampiaskan
nafsu syahwatnya, serta menolak hak Allah swt.
10. Dibangkitkan dalam keadaan mengenakan pakaian yang terbuat dari teer/aspal panas; Yaitu bagi
mereka yang takabbur dan congkak.
IMAN PADA QADLA’ DAN QADAR
A. HUBUNGAN ANTARA QADLA’ DAN QADAR
Percaya terhadap Qadla’ dan Qadar, merupakan rukun iman yang keenam, dan kata ini memiliki arti/ maksud yang
sama atau hampir sama. Oleh karena itu dalam pengertian sehari-hari, Qadla’ dan Qadar biasa disebut dengan istilah
Taqdir, yang berarti : Hukum/ Ketentuan/ Ketetapan Allah swt.
Dilihat dari segi bahasa, Qadla’ berarti : putusan atau ketetapan, perhatikan ayat berikkut :

‫بــــني‬ َ ‫ِلـى‬ ‫َا إ‬ ‫ْــن‬‫َي‬‫َض‬


‫َ ق‬ ‫و‬
‫َاب‬ ‫ِــت‬ ْ
‫الك‬ ‫َ في‬ ‫ْـــل‬ ‫ِي‬‫َائ‬ ‫إسْر‬
ِْ
‫ض‬ ‫األَر‬ ‫في‬ ‫دا‬
‫ن‬ ُ‫ِــ‬ ‫ُــف‬
‫ْس‬ ‫َلـت‬
‫ا‬
‫لـن‬ ُْ ‫ََلـت‬
‫َـع‬ ‫و‬ ِ‫ْن‬‫تـــي‬ َ‫ا‬‫مـر‬َ
‫ًّا‬
‫ُلـو‬ ‫ع‬
: ‫اَّلســراء‬ .‫ًا‬
‫ْـر‬ ‫ِـي‬ ‫َب‬
‫ك‬
4
Artinya : Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu, sesungguhnya kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang
besar. QS. Al Isra’ : 4
Sedangkan Qadar berarti ketentuan atau ukuran.

َُ
‫ه‬ ‫َــا‬
‫در‬ ‫َـق‬
‫ف‬ ٍْ‫شَي‬
‫ء‬ ‫ُل‬
‫ا‬ ‫َ ك‬ ‫َـلق‬
‫َخ‬‫و‬
ً
‫ْر‬ ‫ْــد‬
‫ِيـ‬ ‫َق‬
‫تـ‬
2 : ‫الفـرقان‬ .‫ا‬
Artinya : Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya secara sangat rapi.
QS. Al Furqan : 2

Dalam hadis Nabi saw. Juga disebutkan

ُ َ
‫ِيمان‬ ْ ْ
‫اَّل‬ َ ْ ْ َ
‫َأخـب‬
ِ‫عـن‬ ْ‫ِـى‬
‫ِرن‬ ‫ف‬
‫مَال‬
ََ ‫َ ب‬
‫ِاهللِ و‬ ‫ْ م‬
‫ِن‬ ‫تؤ‬ُ ‫ن‬َْ‫قال أ‬
ِ
‫ِه‬ ‫َر‬
‫ُسُلـ‬ ‫و‬ ِ
‫ِه‬ ‫ُت‬
‫ُب‬ ‫َك‬
‫و‬ ِ
‫ِه‬‫َت‬
‫ِك‬‫ئ‬
‫در‬
ِ َ‫َـ‬ ْ َ
‫الـق‬ ‫ِ و‬ ْ
‫اَّلَخِر‬ ‫ْم‬
ِ ‫َـو‬ ْ َ
‫الي‬ ‫و‬
‫رواه‬ ِ
‫ِه‬‫َشَـر‬ ‫و‬ ِ ‫ْـر‬
‫ِه‬ ‫َـي‬‫خ‬
‫مـسلم‬
Oleh karenanya maka pengertian Takdir (Qadla’ dan Qadar) adalah hukum, ketetapan dan atau keputusan Allah swt
di zaman azali tentang segala sesuatu yang sedang terjadi, akan dan sudah terjadi pada alam dan isinya ini.
Perhatikan firman Allah swt. Berikut:

‫ِي‬ ‫ف‬ ٍ َ
‫ِيـبة‬ ُ ِْ َ
‫ما أصاب من مص‬ َ َ َ
‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ْ إ‬
‫َِّل‬ ‫ُم‬ ‫ُس‬
‫ِك‬ َْ
‫نف‬ ‫ِي أ‬‫ََّل ف‬
‫ض و‬ ‫األَر‬
ِْ
ْ َ ‫َــب‬ ْ
‫أن‬ ‫ْل‬
ِ ‫ق‬ ‫ِن‬‫م‬ ٍ‫َاب‬‫ِت‬‫ك‬
ِ‫هللا‬ ‫لى‬ََ‫ِكَ ع‬‫َل‬‫ن ذ‬ ‫ِا‬‫ها إ‬ ََ
‫َأ‬‫ْر‬‫نــب‬ َ
22 ‫الحـديد‬ ٌ
‫ِـير‬ ‫يس‬َ
Artinya : Tidak satu bencanapun yang terjadi di bumi ini dan (tidak pula) pada dirimu, kecuali telah tertulis dalam
Kitab (lauh mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
QS. Al Hadid 22
Dengan demikian jelaslah, bahwa hubungan Qadla’ dan Qadar ini tidak dapat dipisahkan/ menyatu, sehingga biasa
hanya disebut dengan istilah Taqdir saja. Kepercayaan terhadap Taqdir secara ringkas adalah bahwa segala sesuatu
yang terjadi baik dan buruk, suka dan duka., semuanya berdasar taqdir Allah swt.

Persoalannya adalah, apakah taqdir itu bisa berubah, dan apakah dapat diusahakan perubahannya oleh manusia ?
Juga apakah manusia hanya tunduk dan menunggu taqdir Allah ?

C. IKHTIAR
Untuk menjawab persoalan di atas, perhatikan ayat berikut ini :

ْ
ٍ ‫ِق‬
‫م‬‫و‬ ‫ـ‬َ َ ُ
‫ما ب‬ ‫َيِر‬
‫يغ‬ُ‫ن هللا ََّل‬ ‫ِا‬
‫إ‬
‫ما‬َ ‫َيِر‬
‫ُوا‬ ‫يغ‬ُ ‫اى‬
‫َـت‬‫ح‬
11 : ‫الـرعـد‬ .ْ ‫ِه‬
‫ِم‬ ‫ُس‬ َْ
‫نف‬ ‫ِأ‬
‫ب‬
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah (sendiri)
keadaannya. QS. Ar Ra’du : 11
َ
‫ْر‬‫َـح‬ ْ
‫الب‬ ‫ِي سَخاـر‬
َ ‫َ الذ‬ ‫هو‬َُ‫و‬
‫يا‬ ‫َر‬
ًِّ ‫ًا ط‬‫ْم‬‫ه َلح‬ ُْ
‫ِـن‬ ‫ْام‬‫لو‬ ‫ْك‬
ُُ ‫َأ‬‫ِـتـ‬ ‫ل‬
ًَ
‫ة‬ ْ‫ح‬
‫ِلي‬ ُْ
‫ه‬ ‫ِن‬‫م‬ ‫ُوا‬ ‫َخْر‬
‫ِج‬ ‫تسْت‬ََ‫و‬
َ‫لك‬ُْ ْ
‫الفـ‬ ‫َى‬‫تر‬ََ
‫ها و‬ َ ُ‫َس‬
َ‫ونـ‬ ‫لب‬ْ‫ت‬َ
‫ُوا‬ ‫َـغ‬ ‫َب‬
‫ْت‬ ‫ِـت‬‫َل‬‫و‬ ِ
‫ِيه‬‫َ ف‬ ‫َاخِر‬ ‫مو‬َ
‫ُم‬
ْ ‫لك‬‫َا‬‫ََلـع‬
‫و‬ ِ
‫ِه‬ ‫َض‬
‫ْل‬ ‫ف‬ ْ
‫ِن‬‫م‬
14 ‫ الـنحل‬.‫ون‬ َ ُ‫ُـر‬ ‫تشْك‬َ
Artinya : Dan Dialah Allah, yang enundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat mencari hidup di dalamnya
(ikan) dan kamu mengeluarkan dari laut itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya,
dan supaya kamu mencari keuntungan dari karuniaNya, dan supaya kamu bersyukur. QS An Nahl 14

َ ‫ه‬
‫ـذا‬ َ َ‫ِك‬‫ْـل‬‫ِج‬
‫ِـر‬‫ب‬ ْ‫ُض‬
‫ْك‬‫ُر‬
‫ا‬
‫َاب‬
ٌ ‫َشَر‬
‫و‬ ٌِ
‫د‬ ‫بار‬َ ‫َسَـل‬
ٌ ‫ْـت‬ ُ
‫مغ‬
42 : ‫ص‬ .
Artinya : Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum. QS Shad 42
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa manusia dibenarkan dan diberi kuasa bahkan diperintah / diwajibkan untuk
berusaha (ikhtiar) memperbaiki nasib, menentukan jalan hidup dan menundukkan, mengolah serta melestarikan dan
memanfaatkan potensi alam, sesuai dengan ketentuan alam yangtelah digariskan oleh Takdir. Semua potensi alam,
keajaiban alam dicipta untuk manusia (mahluk) agar manusia mengakui kemaha Besaran Allah swt. Yang pada
gilirannya akan bersyukur kepadaNya.
Akan tetapi, kenyataan hidup membuktikan bahwa tidak semua usaha/ ikhtiar itu pasti berhasil, oleh karena itu
sangatlah tepat bila setiap usaha disertai dengan do’a, agar diberi kemudahan dan keberhasilan dalam berusaha serta
membawa berkah bahagia dunia akhirat.

‫ََلكَ ع‬
Ditegaskan dalam Al Qur’an

‫ِي‬‫َـــن‬
‫ِي ع‬ ‫َاد‬
‫ِب‬ ‫َاسَأ‬
‫ِذ‬‫َإ‬
‫و‬
ُ ‫َـــــر‬
ُْ
‫أجِيب‬ ٌ
‫يب‬ِْ ‫ق‬ ‫ِي‬
‫إن‬َِ
‫ف‬
‫َا‬‫ِذ‬
‫إ‬ ‫داع‬
ِ ‫الا‬ ََ
‫ة‬ ‫ْــــــو‬ َ
‫دع‬
‫ِي‬‫ْل‬
‫ُوا‬‫ْـب‬‫َجِي‬
‫َسْت‬
‫لي‬َْ
‫ف‬ ِ‫َان‬‫دع‬َ
ْ
‫هم‬ُ‫لـ‬‫َا‬
‫َلع‬ ‫ُو‬
‫ْاب‬
‫ِي‬ ‫ْم‬
‫ِـن‬ ‫ُؤ‬‫َْلي‬
‫و‬
186 : ‫ البقرة‬.‫ون‬ َ ‫د‬ُُ‫ْش‬
‫ير‬َ
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada

‫َسْت‬
dalam kebenaran.QS Al Baqarah 186

‫َجِب‬
ْ ‫ِي أ‬ ‫ُون‬ ْ‫ُ ا‬
‫دع‬ ‫ُم‬
‫بك‬َُّ
‫ل ر‬ َ‫َا‬‫َق‬‫و‬
َ ُ
‫ون‬ ‫ِر‬‫ْب‬
‫َك‬ َ َ
‫يسْت‬ ‫ِين‬ ‫ا‬
‫الذ‬ ‫ِا‬
‫ن‬ ‫ْ إ‬ ‫َلك‬
‫ُم‬
‫ام‬
َ ََ
‫هن‬ ‫ون ج‬َ ‫ل‬ُُ
‫دخ‬َْ
‫ِي سَي‬‫دت‬َ‫َا‬ ‫ْ ع‬
‫ِب‬ ‫َن‬‫ع‬
‫ الـمـؤمن‬/‫ غافر‬.َ ‫ِين‬‫داخِر‬َ
60 :
Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina".QS Al Mukmin / Ghafir 60
2 ayat di atas sangat jelas bahwa Allah swt. DOA memegang peran penting untuk tercapainya suatu maksud atau
usaha manusia, bahkan Allah swt menjamin dengan firmannya (artinya) “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu”.
Nabi Muhammad saw. menegaskan dalam sabdanya:

‫ِا‬
‫َّل‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫َـض‬
َ‫َا‬ ْ
‫الـق‬ ُُّ
‫د‬ ‫يــر‬ َ‫ََّل‬
‫رواه الـت‬ ‫َـاء‬ ُّ
‫الـدع‬
‫ـر مذى‬
Artinya : Tidak ada yang dapat menolak taqdir selain do’a. HR. Tarmidzi
Dengan demikian jelaslah, bahwa ikhtiar merupakan kaharusan, dan ikhtiar yang benar meliputi :
a. Ikhtiar dhahir, usaha yang dilakukan dengan panca indera
b. Ikhtiar bathin, usaha dengan cara berdo’a langsung kepada dzat yang punya taqdir.
Keterpaduan ikhtiar lahir dan bathin ini akan membuahkan hasil yang insya Allah mendapat perkenan Allah swt,
dan bila dua segi ikhtiar ini telah dilaksanakan dengan baik maka tahapan terakhir adalah tawakkal dengan terus
diiringi oleh do’a.
Ingat ! hanya Allah swt, yang kuasa menentukan, dan Dia pulalah yang Maha Kuasa untuk merubah sesuai dengan
kehendak dan kemurahanNya.
D. TAWAKKAL
Tawakkal adalah pasrah dan menerima dengan sepenuh hati ketentuan yang ditetapkan oleh Allah swt terhadap
hasil usaha/ikhtiar yang telah dilakukan, berhasil tidaknya usaha dan do’a semuanya tergantung kepada kehendak
dan kemurahan Allah swt. hal ini harus menjadi keyakinan bagi setiap muslim.
Allah swt. Berfirman:

َ
‫هو‬َُ ‫لى اا‬
‫ّللِ ف‬ ََ ‫ال‬
‫ْ ع‬ ‫َو‬
‫َك‬ َ ‫من‬
‫يت‬ ََ
‫و‬
ُ
‫لغ‬ِ‫با‬َ َ‫ّلل‬
‫اا‬ ‫ِا‬
‫ن‬ ‫إ‬ ُُ
‫ه‬ ‫َسْب‬
‫ح‬
3 : ‫ الطـالق‬.ِ ‫ِه‬‫مر‬َْ
‫أ‬
Artinya : Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya.QS. At Thalaq: 3

‫ِي‬ ‫ف‬ ْ
‫هـــــــم‬ ُْ ‫َشَــاور‬ ‫و‬
‫ال‬
ْ ‫َك‬ ‫َت‬
‫َو‬ ‫َ ف‬‫مت‬َْ
‫َز‬‫َا ع‬ ‫إذ‬ َ
‫ف‬ ‫ر‬ ْ
‫م‬َ‫األ‬
ِ ِ
ُّ
‫يحِب‬ ُ َ‫اّلل‬ ‫ِا‬
‫ن‬ ‫إ‬ ِ‫اّلل‬ ‫لى‬ََ‫ع‬
‫ ال‬.َ ‫ِين‬ ‫َك‬
‫ِل‬ ‫َو‬
‫ُت‬ ْ
‫الم‬
159 : ‫عـمـران‬
Artinya : dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya. QS Ali Imron 159
Cara bertawakkal yang bernar pernah diajarkan sendiri oleh Nabi saw., yaitu ketika Rasulullah saw. bersama para
sahabat dengan beberapa kafilah onta, setelah sampai pada tujuannya ada diantara sahabat yang tidak mengikat
ontanya, melihat ini Rasul mengingatkan “ ikatlah ontamu dan bertawakkallah”. HR Ibnu Hibban.

B. FUNGSI IMAN KEPADA QADLA’ DAN QADAR

Fungsi dari kepercayaan bahwa Qadla’ dan Qadar antara lain adalah bahwa :
a. betapa besarnya kekuasaan Allah swt, dan betapa tidak berartinya manusia bila dibanding dengan kekuasanNya.
b. tidak ada kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua terjadi atas taqdir Allah swt.
c. kejadian/ peristiwa alam itu bisa terjadi tanpa adanya sebab tertentu, dan bisa juga terjadi dengan diiringi oleh
sebab dan akibat, inilah taqdir Allah swt., inilah Sunnatullah, inilah yang oleh sebagian orang disebut Hukum
Alam. Hukum Alam : bila akal manusia mengetahui sebab-sebab kejadiannya, keajaiban alam bila sebab-sebab
itu tidak tercerna oleh akal.
d. timbulnya keyakinan bahwa semua itu terjadi karena taqdir Allah swt semata, semua kejadian itu
dikembalikannya kepada Taqdir Allah swt, hanya Allah swt pulalah yang dapat berbuat sesuatu, baik yang dapat
dicerna oleh kemampuan akal maupun yang akal tidak mampu mencernanya.
Persoalan yang timbul adalah : bila semua yang terjadi, terjadi atas taqdir Allah swt., maka dimana peranan ikhtiar/
usaha manusia, apakah taqdir itu bisa berubah/ dapat diusahakan untuk berubah ? dan juga apakah manusia hanya
tunduk dan menunggu Taqdir Allah swt semata ?
E. HUBUNGAN IKHTIAR DAN TAWAKKAL
Ikhtiar dan tawakkal mempunyai hubungan yang sangat erat sekali, keduanya tidak dapat dipisahkan. Ikhtiar tanpa
tawakkal, adalah sombong, dalam arti manusia terlalu mengandalkan usaha dan rencananya, padahal kemampuan
manusia untuk mewujudkan keinginannya sangat dibatasi oleh keterbatasan dan kemampuannya sebagai manu-
sia. Tawakkal saja tanpa ikhtiar (usaha) adalah bodoh dan konyol.
Tawakkal terhadap hasil ikhtiar akan terhindar dari keputusasaan dan stress bila usahanya gagal, tidak sombong
/mengandalkan kemampuan /rencananya bila meraih sukses, bahkan ia selalu sabar dan bersyukur kepada Allah swt.
Dengan demikian terwujudlah pada diri orang muslim seperti yang disabdakan Nabi saw :

‫ِا‬
‫ن‬ ‫ِنِ ا‬ ‫ْم‬‫ُـؤ‬ ‫الـم‬ْ ِ ‫مـر‬َْ‫ًا َِّل‬ ‫َـب‬‫َج‬
‫ع‬
َ‫ْـس‬ ‫ََلي‬
‫ٌ و‬ ‫ْر‬‫َي‬‫ه خ‬ ‫ُا‬
ُ‫لـ‬ ‫ه ك‬ َُ ‫مـر‬َْ
‫ا‬
ِْ
‫ن‬ ‫ِـنِ ا‬ ‫ْم‬‫ُؤ‬
‫ِلم‬ْ‫َّل ل‬ ‫ِا‬
‫ٍ ا‬ ‫َـد‬ ‫َاك‬
‫َ َِّلَح‬ ‫ذ‬
‫اصـابـتـه ســرآء شـكـر‬
‫ وان‬,‫ًا لـه‬ ‫فـكان خـيـر‬
‫خـيـرا‬
ً ‫اصـابـتـه ضـرآ ُء صـبـر فـكان‬
‫لــــــــــه رواه مسلم‬
Artinya : Pekerjaan orang mu’min mengagumkan, karena semuanya diterima dengan baik, yang demikian tidak
terjadi kecuali pada orang mu’min ; (yaitu) jika mendapat kebahagiaan ia bersyukur dan jika ditimpa kesengsaraan
ia sabar, semua itu baik bagi dirinya. HR. Muslim

F. MACAM-MACAM TAQDIR

1. Taqdir Mubrom, yaitu ketentuan Allah swt. Yang tidak dapat diubah oleh usaha
manusia, termasuk dalam hal ini misalnya ketentuan jenis kelamin, kelahiran dan
kematian.
Sesuai dengan firman Allah swt.

‫ُّم‬
ُ ‫ِكك‬‫در‬ْ‫ي‬
ُ ْ
‫ونوا‬ُ ُ
‫تك‬َ ‫َم‬
‫َا‬ ‫ين‬َْ
‫أ‬
‫ُوج‬
ٍ ُ ‫ِي‬
‫بر‬ ‫ْ ف‬ ‫ُم‬‫ُنت‬‫ْ ك‬ ‫ََلو‬
‫ُ و‬ ‫َو‬
‫ْت‬ ْ
‫الم‬
ٌ
‫َة‬ ‫َسَن‬
‫ْ ح‬ ُْ
‫هم‬ ‫ِب‬
‫تص‬ ُ ‫ِن‬ ‫َإ‬‫ٍ و‬ َ‫ا‬
‫دة‬ ‫مشَي‬
ُّ
ِ‫ِ اّلل‬ ‫ِند‬‫ْ ع‬ ‫ِن‬‫ِ م‬ ‫ِه‬
‫هـذ‬َ ْ ُ ُ
‫ولوا‬ َ
‫يق‬
ْ
‫ولوا‬ ُ ُ َ ٌ
‫يق‬ ‫َة‬‫ْ سَيِئ‬ ‫هم‬ُْ
‫ِب‬ ُ ‫ِن‬
‫تص‬ ‫َإ‬
‫و‬
ْ
‫ِن‬‫ًّ م‬‫ُل‬‫ْ ك‬‫ُل‬
‫َ ق‬
‫ِك‬‫ِند‬‫ْ ع‬‫ِن‬‫ِ م‬ ‫ِه‬
‫هـذ‬ َ
‫ْم‬
ِ ‫َو‬ ْ ‫َُّلء‬
‫الق‬ َ‫ل‬
‫هـؤ‬ ِ ‫َا‬‫َم‬
‫ِ اّللِ ف‬
‫ِند‬ ‫ع‬
َ ‫ه‬
‫ون‬ َُ‫ْق‬‫يف‬َ َ ‫د‬
‫ون‬ ُ‫َا‬
‫يك‬َ َ‫َّل‬
78 : ‫ النساء‬.ً ‫ِيثا‬‫َد‬‫ح‬
Artinya : Di mana saja kamu berada, kematian akan mendatangi kamu, kendatipun kamu
berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan,
mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? An Nisa 78
2. Taqdir Mu’allaq, yaitu rencana dan ketentuan Allah swt. Yang memberi kesempatan
kepada manusia untuk meraih atau merubahnya, disinilah letak usaha, akan tetapi tetap
usaha atau ikhtiar yang dilakukan manusia tidak mutlak pasti berhasil.

G. HIKMAH BERIMAN KEPADA TAKDIR

1. Bila usaha dan doa kita berhasil, maka wajib bersyukur, tidak sombong dan tidak lupa
diri.
Ingat ! Perhatikan firman Allah swt. berikut

‫ِا‬
‫ما‬ ‫َ إ‬ ُ‫َا‬
‫ه الساب‬
‫ِيل‬ ْ‫د‬
‫ين‬ َ‫ه‬
َ ‫نا‬ ‫ِا‬
‫إ‬
‫ِا‬
‫ما‬ ‫َإ‬
‫و‬ ً ‫شَاك‬
‫ِرا‬
3 : ‫ اَّلنـسان‬.ً ‫ُورا‬‫َف‬
‫ك‬
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada
pula yang kafir.QS Al Insan 3
2. Jika belum berhasil harus bersabar, tetap berharap, tidak putus asa serta
tetaphusnuddhan billah, jangan sekali-kali menyalahkan orang lain atas kegagalannya
apalagi menyalahkan Allah swt.
Perhatikan firman Allah swt. berikut
ْ
‫ُوا‬ َْ
‫هب‬ ‫اذ‬ ‫ِيا‬ َ
‫بـــن‬ َ
‫يا‬
ِ َ
‫َأخِيه‬‫َ و‬‫يوسُف‬
ُ ‫ِن‬ ‫ْ م‬ ‫َح‬
‫َساسُوا‬ ‫َت‬
‫ف‬
ُ‫ن‬
‫ه‬ ‫ِا‬ ‫ْح‬
‫ِ اّللِ إ‬ ‫او‬
‫ِن ر‬ ‫َسُوا‬
‫ْ م‬ ‫ْأ‬‫تي‬َ َ‫ََّل‬
‫و‬
‫َِّلا‬
‫ِ هللا إ‬ ‫ْح‬‫او‬
‫ِن ر‬ ‫َسُ م‬‫ْأ‬‫يي‬َ َ‫َّل‬
: ‫ يوسف‬.‫ون‬ َ ُ
‫ِر‬‫َاف‬ ْ
‫الك‬ ‫ْم‬
ُ ‫َو‬
‫الق‬ْ
87
Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".QS Yusuf 87
3. Harus tetap yakin bahwa segala usaha manusia, baik berhasil atau belum merupakan
ketentuan Allah swt. Manusia sekedar berusaha sesuai kewajibannya, sedang hasil
tidaknya sepenuhnya hak Allah swt. menentukannya.
4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Bahwa segala sesuatu
terjadi atau tidak diatur oleh Allah swt. Sesuai kehendak dan kekuasaanNya.

Anda mungkin juga menyukai