Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI ANALISIS KUANTITATIF

UJI WILCOXON DAN UJI PAIRED SAMPLE TEST

Dosen Pengampu :
I Wayan Gde Wahyu Purna Anggara, S.E., M.Si.

Oleh :
A. A. Sri Pramita (2007531077)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Uji Wilcoxon
Uji Wilcoxon merupakan bagian dari metode statistic non parametrik. Karena
merupakan bagian statistic non parametrik, maka dalam uji Wilcoxon tidak diperlukan
data penelitian yang berdistribusi normal. Syarat-syarat data dalam pengujian Wilcoxon
yaitu sebagai berikut.
a. Data yang digunakan harus saling berpasangan
b. Data penelitian yang digunakan adalah data yang berskala ordinal atau interval
c. Tidak diperlukannya data berdistribusi Normal
d. Jumlah sampel pada kedua kelompok sama
Contoh :
Sebuah studi berminat mengetahui hubungan antara pemakaian kontrasepsi oral (OC) dan
tekanan darah pada wanita . Data berikut sebanyak 20 wanita yang premenopause, tidak
hamil, berumur 16 – 49 tahun, bukan pemakai OC yang diukur tekanan darahnya.
Kemudian selama satu tahun, ke-20 wanita tersebut menggunakan OC. Akhir tahun
tekanan darah mereka diukur lagi. Data tekanan darah sistolik (mmHg) disajikan pada
tabel berikut :
Pemakaian Kontrasepsi Oral
No
Sebelum (mmHg) Sesudah (mmHg)
1 115 117
2 115 128
3 104 102
4 110 115
5 102 109
6 120 132
7 117 129
8 119 128
9 132 145
10 115 123
11 118 120
12 120 120
13 130 128
14 125 130
15 122 130
16 120 120
17 90 100
18 110 95
19 95 98
20 120 10

Hipotesis :
H0 : Pemakaian OC tidak menaikkan tekanan darah sistolik
H1 : Pemakaian OC menaikkan tekanan darah sistolik

Interpretasi :
a. Output Pertama “Ranks”
1. Negative Ranks atau selisih (negatif) antara tekanan darah sistolik untuk sebelum
menggunakan kontrasepsi oral (OC) dan setelah menggunakan kontrasepsi oral
(OC) adalah 4. Nilai 4 ini menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik
dari sebelum menggunakan kontrasepsi oral (OC) ke setelah menggunakan
kontrasepsi oral (OC). Mean Rank atau rata-rata penurunan tersebut sebesar
10.00, sedangkan jumlah ranking negatif atau Sum of Rank sebesar 40.00.
2. Positif Ranks atau selisih (positif) antara tekanan darah sistolik untuk sebelum
menggunakan kontrasepsi oral (OC) dan setelah menggunakan kontrasepsi oral
(OC) adalah 14. Artinya 14 wanita mengalami peningkatan tekanan darah
sistolik dari sebelum menggunakan kontrasepsi oral (OC) ke setelah
menggunakan kontrasepsi oral (OC). Mean Rank atau rata-rata peningkatan
tersebut sebesar 9.36, sedangkan jumlah ranking positif atau Sum of Rank
sebesar 131.00.
3. Ties adalah kesamaan sebelum menggunakan kontrasepsi oral (OC) dan sesudah
menggunakan kontrasepsi oral (OC). Dimana hasil nilai Ties ini adalah 2,
sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat 2 nilai yang sama antara sebelum
menggunakan kontrasepsi oral (OC) dan sesudah menggunakan kontrasepsi oral
(OC).
b. Uji Hipotesis Wilcoxon
Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji Wilcoxon
1. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari < 0,05, maka H1 diterima.
2. Sebaliknya, jika nilai Asymp.Sig. (2-talled) lebih besar dari > 0,05, maka H1
ditolak.
Pengambilan Keputusam dan Pembuatan Kesimpulan
Berdasarkan output “Test Statistic” SPSS diata, diketahui bahwa Asymp.Sig. (2-
tailed) sebesar 0.047. Karena nilai 0.047 lebih kecil dari 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal tersebut berarti bahwa pemakaian kontrasepsi
oral (OC) tidak menaikkan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
menggunakan kontrasepsi oral (OC).

2. Uji Paired Sample Test


Uji Paired Sample T Test adalah pengujian yang digunakan untuk membandingkan
selisih dua mean dari dua sampel yang berpasangan dengan asumsi data berdistribusi
normal. Sampel berpasangan berasal dari subjek yang sama, setiap variabel diambil saat
situasi dan keadaan yang berbeda. Untuk melakukan Uji Paired Sample T Test, data yang
digunakan harus berdistribusi normal. Sehingga hipotesis yang dibuat dapat dilakukan
analisis dengan uji Paired Sample T Test. Uji Paired Sample T Test menunjukkan apakah
sampel berpasangan mengalami perubahan yang bermakna. Hasil uji Paired Sample T Test
ditentukan oleh nilai signifikansinya. Nilai ini kemudian menentukan keputusan yang
diambil dalam penelitian.
a. Nilai signifikansi (2-tailed) < 0.05 menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara variabel awal dengan variabel akhir. Ini menunjukkan terdapat
pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan perlakuan yang diberikan pada
masing-masing variabel.
b. Nilai signifikansi (2-tailed) >0.05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara variabel awal dengan variabel akhir. Ini menunjukkan tidak
terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan perlakukan yang diberikan
pada masing-masing variable.

Contoh :
Data berikut adalah data hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode diskusi dan
sesudah menggunakan metode diskusi guna meningkatnya hasil belajar siswa.
Hasil Belajar
No
Sebelum Diskusi Setelah Diskusi
1 56 87
2 72 92
3 67 87
4 80 82
5 70 89
6 68 86
7 76 90
8 70 80
9 70 85
10 58 86
Hipotesis :
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara setelah diterapkan metode diskusi dengan
sesudah diterapkan metode diskusi.
H1 : Ada perbedaan hasil belajar antara setelah diterapkan metode diskusi dengan sesudah
diterapkan metode diskusi.
Uji Normalitas Data :
Berdasarkan table output SPSS tersebut, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.200 lebih besar dari nilai signifikansi (Sig.) yaitu 0.05. Maka dapat disimpulkas
bahwa data diatas berdistribusi normal.
Hasil Output SPSS :

Pada hasil output SPSS diatas, untuk nilai sebelum diskusi diperoleh rata-rata hasil belajar
atau Mean sebesar 68.70. Sedangkan untuk nilai setelah diskusi diperoleh nilai rata-rata
hasil belajar siswa atau Mean sebesar 86.40. Karena nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
sebelum diskusi 68.70 < setelah diskusi 86.40, maka terdapat perbedaan rata-rata hasil
belajar siswa antara sebelum diskusi dengan setelah diskusi dilaksanakan.

Hasil outpus diatas, diketahui nilai koefisien korelasi (Correlation) sebesar -0.068 dengan
nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0.853. Karena nilai Sig. 0.853 > probabilitas 0.05, maka
dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel sebelum diskusi dengan variabel
setelah diskusi.

Berdasarkan hasil output diatas, diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000, maka H0
ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar
antara setelah diterapkan metode diskusi dengan sesudah diterapkan metode diskusi.

Anda mungkin juga menyukai