1
1. Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya
potensi yang dimiliki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sitem
nilai tradisioal dalam menata kehidupan masyarakat.
2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat baik potensi lokal yang
telah membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui
pemberian masukan barupa bantuan dana, pembangunan prasarana dan
saran baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun social (pendidikan,
kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan
pemasaran di daerah
3. Melindungi melalui pamihakan kepada masyarakat yang lemah untuk
mencegah persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi.
C. Konsep dan Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat
1. Power dan Empowerment
Empowerment dalam bahasa Indonesia berarti “Pemberdayaan”, adalah
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembanan alam pikiran
masyarakat dan kebudayaan barat terutama Eropa. Konsep empowerment itu
sendiri merupakan sebuah konsep yang masih terlalu umum dan kadang-
kadang hanya menyentuh “cabang” atau “ daun” namun tidak menyentuh
“akar’.
2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment. Menurut Mernana
Webster dan Oxford English dictionary, kata empower mengandung dua
pengertian, yaitu : (1) to give power atau authority to atau memberi kuasa,
mengalihkan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain.
Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong
terjadinya suau proses perubahan sosial yang memungkinkan orang orang
pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar
di arena politik secara lokal maupun nasional.
Menurut definisinya, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagi
upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi,
2
bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan
masyarakatnya secara bertanggung gugat demi perbaikan kehidupannya.
Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar)
untuk memperbaiki lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secraa
langsung maupun tidak langsung bepengaruh dalam kesehatan masyarakat.
3. Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sebagaimana telah tersirat dalam definisi
yang diberikan, ditinjau dari lingkup dan objek pemberdayaan mencakup
beberapa aspek, yaitu:
a. Peningkatan kepemilikan asset (sumber daya fisik dan finansial) serta
kemampuan (secara individual dan kelompok) untuk memanfaatkan
aset tersebut demi perbaikann kehidupan mereka.
b. Hubungan antar individu dan kelompoknya, kaitannya dengan
pemilikan asset dan kemampuan memanfaatkannya
c. Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan
d. Pengembangan jejaring dan kemitraan kerja, baik ditingkat lokal,
regional, maupun global.
4. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat memerlukan sedikitnya empat unsur
pokok, yaitu:
a. Aksibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuatan baru
berkaitan dengan, peluang, layanan, penegakan hukum, efektivitas
negosiasi dan akuntabilitas.
b. Keterlibatan dan partisispasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan
dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses
pembangunan.
c. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertangungjawaban publik atas
segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatas namakan rakyat.
d. Kapasitas organisasi local, kaitannya dengan kemampuan
bekerjasama, mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilitasi
3
sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka
hadapi
Untuk mencapai tujuan-tujuan pemberdayaan masyarakat terdapat tiga
jalur kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu:
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat untuk berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manuia dan masyarakatnya memiliki potensi (daya)
yang dapat dikembangkan.
b. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan
mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya.
c. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering).
4
penyaluran pendapatan, melakukan interaksi sosial untuk
membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat dan dengan
organisasi sosial politik.
e. Membuka ruang gerak seluas-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat
dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik
melalui pengembangan forum lintas yang dibangun dan dimiliki
masyarakat setempat.
f. Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan
organisasi keswadayaan masyarakat ditingkat lokal untuk
memperkuat solidaritas dan ketahanan sosial masyarakat dalam
memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan dan khususnya untuk
membantu masyarakat miskin dan rentan sosial.
6. Program Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mendukung amanat GBHN 1999-2006, program-program
pembangunan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Program Penguatan Organisasi Masyarakat
Tujuan program adalah meningkatkan kapasitas organisasi sosial dan
ekonomi masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat setempat
sebagai wadah bagi pengembangan interaksi sosial, penguatan
ketahan sosial, pengelolaan potensi masyarakat. Sasaran yang ingin
dicapai adalah berkembangnya organisasi sosial dan ekonomi
masyarakat setempat yang dapat meningkatkan ekonomi, sosial, dan
politik.
b. Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Tujuan program ini adalah kemampuan dan keberdayaan keluarga
dan kelompok masyarakat miskin melalui penyediaan kebutuhan
dasar dan pelayanan umum berupa sarana dan prasarana sosial,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, perumahan dan penyediaan sumber
daya produksi. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah
berkurangnya jumlah penduduk miskin dan kelompok masyarakat
yang miskin dan berpotensi menjadi miskin.
5
c. Program Penignkatan Keswadayaan Masyarakat
Tujuan program ini adalah mengembangkan jaringan kerja
keswadayaan masyarakat untuk meningkatkan keswadayaan dan
memperkuat solidaritas dan ketahanan social masyarakat dan
membantu masyarakat miskin dan rentan sosial. Sasaran yang ingin
dicapai adalah berkembangnya kelembagaan keswadayaan di
masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dan rentan sosial.
6
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran
serta masyarakat alam pembangunan nasional pada umumnya. Bentuk-
bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia
b. Institusi/lembaga/organisasi kemasyarakatan
c. Dana
d. Wujud lain
2. Lingkup Peran serta Masyarakat
Gambaran peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan seperti
yang terurai di atas, menunjukan bahwa ruang lingkup peran serta
masyarakat (PSM). PSM dapat dikelompokan menjadi:
a. Upaya kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang
dilaksanakan oleh masyarakat umum
b. Upaya kesehatan tradisonal (UKESTRA)
c. Upaya kesehatan kerja (UKK)
d. Upaya kesehatan dasar Swasta (UKDS)
e. Kemitraan LSM dan dunia usaha
f. Dana sehat/jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
g. Peran wanita pembangunan kesehatan
h. Peran generasi muda dalam pembangunan kesehatan
i. Kader Kesehatan
3. Prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui tiga
kegiatan utama, yaitu:
a. Kepemimpinan
b. Pengorganisasian
c. Pendanaan
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan
peran serta masyarakat dibidang kesehatan adalah:
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun informal
mempunyai wawasan Kesuma (Kesehatan untuk semua)
7
b. Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun
organisasi, mempunyai bentuk UKBM yang merupakan wujud
partisipasi mereka dalam menangulangi masalah kesehatan yang
mereka hadapi.
c. Setiap kelompok masyarakat, mengembangkan dana sehat
menggunakan pola yang sesuai dengan karakteristik masyarakat
setempat.
4. Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan
antara lain :
a. Kesehatan mesti berdampingan dengan kedokteran, namun
implementasi program kesehatan masyarakat berbeda jauh dengan
dunia kedokteran
b. Bidang gerak peran serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi,
sehingga tidaklah mungkin menerapkan suatu keharusan yang mutlak
sifatnya.
Petugas kesehatan yan menggeluti program penyuluhan kesehatan
masyarakat/ peran serta masyarakat mempunyai peran ganda karena
mengemban dua fungsi yang tidak dipisahkan, yaitu:
a. Sebagai Pembina serta masyarakat
b. Sebagai manager program PSM
8
10. Kader Kesehatan
11. Bentuk UKBM yang lain
F. Tantangan/Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program pemberdayaan dan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah :
1. Pemberdayaan masyarakat atau peran serta masyarakat secara individu
Pemberdayaan masyarakat berupa peran serta individu dalam pembangunan
kesehatan dirasa masih sangat kurang, apabila diandingkan dengan
pemberdayaan masyarakat secara kelompok maupun secara massa.
2. Pemberdayaan masyarakat atau peran serta masyarakat dalam hal pendanaan
Upaya kesehatan sekarang ini sedang mengalami penurunan yang sangat
drastis. Dana sehat dari masyarakat umum dan khususnya masyarakat miskin
saat ini sedang mengalami kehancuran dimana-mana dana sehat tersebut
tidak jalan. Masyarakat sekarang ini sudah terbiasa dengan mendapat
bantuan dari pemerintah, sehingga pemberdayaan masyarakat untuk dana
sehat tidak bisa berjalan.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang penyelenggaraan Posyandu
Sekarang ini dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip Posyandu yaitu
penyelenggaraan upaya kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat, karena
kehadiran petugas kesehatan pada meja ke-4, sehingga peran kader
kesehatan menjadi terkurangi. Posyandu bukan lagi sepenuhnya milik
masyarakat yang bisa diakses setiap waktu, tetapi Posyandu sekarang sudah
berada di bawah kendali Puskesmas sehingga hanya bisa diakses sebulan
sekali. Pelayanan posyandu hanya dilaksanakan sebulan sekali karena sesuai
jadwal kegiatan petugas puskesmas.
9
masalah kesehatan penting terkait pemberantasan penyakit infeksi,
bertambahnya kasus penyakit tidak menular dan kemunculan kembali
jenis penyakit yang seharusnya telah berhasil diatasi.
Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi
salah satu dasar GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga demam berdarah
dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi
perubahan yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular
seperti diabetes, kanker dan jantung koroner.
10
Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim
melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja
maupun berolah raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan
sehari – hari karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena
banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya
hidup yang kurang sehat. Bagian germas aktivitas fisik merupakan
salah satu gerakan yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan seseorang.
3. Tidak Merokok
11
5. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup
sehat adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Salah
satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara
rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika
sakit saja. Langkah ini dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau
masalah kesehatan lebih dini.
7. Menggunakan Jamban
12
sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya resiko
membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.
B. Nusantara Sehat
1. Latar Belakang
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk
periode 2015 – 2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan
(Yankes) Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan
yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih
tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat
ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan yankes primer
mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana
(pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan
tenaga kesehatan).
2. Tujuan
13
keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan
masyarakat dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang
bertugas di DTPK. Program ini merupakan program lintas unit utama
di Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan kuratif tetapi
juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan
masyarakat (public health) dari daerah yang paling membutuhkan
sesuai dengan Nawa Cita.
3. Sekilas Program
4. Pendekatan
14
ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga
kefarmasian.
Dalam 5 tahun terakhir, angka kematian bayi dan balita memang sudah
mengalami penurunan. Namun serupa dengan angka kematian ibu akibat
melahirkan, ini masih jauh dari target. Penyebab kematian utama pada bayi
dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama yang
dialami adalah pneumonia dan diare.
15
persiapan untuk calon ibu, agar mereka benar-benar siap
menghadapi kehamilan dan persalinan.
16
belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti kusta, filariasis,
dan leptospirosis.
Ternyata dalam beberapa tahun ini, masalah penyakit tidak menular telah
menjadi beban utama di Indonesia, ketimbang penyakit menular. Karenanya,
saat ini Indonesia memang mengalami tantangan dua kali lipat, yaitu
penyakit tidak menular dan penyakit menular.
17
Strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini adalah dengan
melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (Posbindu-PTM), sebagai upaya memonitor dan deteksi dini faktor
risiko penyakit tidak menular di masyarakat.
18
meningkatkan kualitas dunia kesehatan demi kelangsungan hidup
masyarakat juga!
19
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidag laboratorium kesehatan (promotion health
laboratory)
5. Pengelola laboratorium kesehatan
Dengan fungsi sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bidang
analis kesehatan
2. Membantu pelaksanaan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan
pemeriksaan laboratorium.
3. Memberikan bimbingan dan pengawasan kepada tenaga kesehatan
laboratorium yang terkait dengan teknik pemeriksaan laboratorium
kesehatan.
4. Memberikan penerangan/penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat
pemeriksaan laboratorium.
5. Membantu pimpinan laboratorium dalam perencanaan laboratorium
kesehatan.
6. Mengawasi pelaksanaan kegiatan laboratorium dalam komponen yang
menjadi wewenangnya.
20