Anda di halaman 1dari 20

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Perubahan Paradigma Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari
sistem kesehatan. Dalam dimensi kesehatan pemberdayaan merupakan proses
yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar)
untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Program pemberdayaan yang akan memengaruhi kualitas hidup adalah
pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan
ketertinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Pembiayaan program-program pemberdayaan akan menjadi aspek yang
penting untuk menjamin keberlangsungan program. Oleh karena itu, berdirinya
lembaga swadaya dengan dukungan pihak ketiga seperti perusahaan atau
volunteer sangat berpengaruh terhadap penguatan organisasi masyarakat.
Paradigma pertumbuhan ekonomi dengan sumsi bahwa melalui
“pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi”, akan menyebabkan
terjadinya proses perembesan ke bawah (trickle down effect) pada kawasan
sekitarnya. Hasilnya mengindikasikan lebarnya perbedaan tingkat pendapatan di
antara kelompok masyarakat yang mendiami dua kawasan berbeda. Untuk
mengatasi kesenjangan tersebut, maka lahirlah paradigma pemerataan
pelaksanaan program pembangunan pada semua wilayah akan tercipta pula
pemerataan hasil pembangunan.

B. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat


Dalam literatur, pemberdayaan masyarakat dikonsepkan dalam dua
makna pokok, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan
berbagai kebijakan kemampuan yang diharapkan dan meningkatkan
kemandirian masyarakat melalui pemberian wewenang secara proporsional
kepada masyarakat dalm pengambilan keputusan untuk membangun diri dan
lingkungannya secara mandiri.
Implementasi konsepsi pemberdayaa masyarakat dalam kebijakann
pembangunan nasional harus terwujud dalam tiga aspek kebijakan utama, yaitu :

1
1. Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya
potensi yang dimiliki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sitem
nilai tradisioal dalam menata kehidupan masyarakat.
2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat baik potensi lokal yang
telah membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui
pemberian masukan barupa bantuan dana, pembangunan prasarana dan
saran baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun social (pendidikan,
kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan
pemasaran di daerah
3. Melindungi melalui pamihakan kepada masyarakat yang lemah untuk
mencegah persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi.
C. Konsep dan Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat
1. Power dan Empowerment
Empowerment dalam bahasa Indonesia berarti “Pemberdayaan”, adalah
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembanan alam pikiran
masyarakat dan kebudayaan barat terutama Eropa. Konsep empowerment itu
sendiri merupakan sebuah konsep yang masih terlalu umum dan kadang-
kadang hanya menyentuh “cabang” atau “ daun” namun tidak menyentuh
“akar’.
2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment. Menurut Mernana
Webster dan Oxford English dictionary, kata empower mengandung dua
pengertian, yaitu : (1) to give power atau authority to atau memberi kuasa,
mengalihkan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain.
Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong
terjadinya suau proses perubahan sosial yang memungkinkan orang orang
pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar
di arena politik secara lokal maupun nasional.
Menurut definisinya, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagi
upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi,

2
bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan
masyarakatnya secara bertanggung gugat demi perbaikan kehidupannya.
Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar)
untuk memperbaiki lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secraa
langsung maupun tidak langsung bepengaruh dalam kesehatan masyarakat.
3. Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sebagaimana telah tersirat dalam definisi
yang diberikan, ditinjau dari lingkup dan objek pemberdayaan mencakup
beberapa aspek, yaitu:
a. Peningkatan kepemilikan asset (sumber daya fisik dan finansial) serta
kemampuan (secara individual dan kelompok) untuk memanfaatkan
aset tersebut demi perbaikann kehidupan mereka.
b. Hubungan antar individu dan kelompoknya, kaitannya dengan
pemilikan asset dan kemampuan memanfaatkannya
c. Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan
d. Pengembangan jejaring dan kemitraan kerja, baik ditingkat lokal,
regional, maupun global.
4. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat memerlukan sedikitnya empat unsur
pokok, yaitu:
a. Aksibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuatan baru
berkaitan dengan, peluang, layanan, penegakan hukum, efektivitas
negosiasi dan akuntabilitas.
b. Keterlibatan dan partisispasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan
dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses
pembangunan.
c. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertangungjawaban publik atas
segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatas namakan rakyat.
d. Kapasitas organisasi local, kaitannya dengan kemampuan
bekerjasama, mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilitasi

3
sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka
hadapi
Untuk mencapai tujuan-tujuan pemberdayaan masyarakat terdapat tiga
jalur kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu:
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat untuk berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manuia dan masyarakatnya memiliki potensi (daya)
yang dapat dikembangkan.
b. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan
mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya.
c. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering).

5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, maka bisa dilakukan melalui
beberapa strategi, yaitu:
a. Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna
mendukung peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat utnuk
memperoleh dan memanfaatkan input suumber daya yang dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi.
b. Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan peningkatan
keterampilan dan pengetahuan, penyediaan prasarana dan sarana
seperti modal, informasi pasar dan teknologi, sehingga dapat
memperluas kerja dan memberikan pendapatan yang layak,
khususnya bagi keluarga dan kelompok masyarakat miskin.
c. Mengembangkan sistem pelindungan sosial, terutama bagi
masyarakat yang terkena musibah bencana alam dan masyarakat yang
terkena dampak kritis ekonomi.
d. Mengurangi berbagai bentuk pengaturan yang menghambat
masyarakat untuk membangun lembaga dan organisasi guna

4
penyaluran pendapatan, melakukan interaksi sosial untuk
membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat dan dengan
organisasi sosial politik.
e. Membuka ruang gerak seluas-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat
dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik
melalui pengembangan forum lintas yang dibangun dan dimiliki
masyarakat setempat.
f. Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan
organisasi keswadayaan masyarakat ditingkat lokal untuk
memperkuat solidaritas dan ketahanan sosial masyarakat dalam
memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan dan khususnya untuk
membantu masyarakat miskin dan rentan sosial.
6. Program Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mendukung amanat GBHN 1999-2006, program-program
pembangunan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Program Penguatan Organisasi Masyarakat
Tujuan program adalah meningkatkan kapasitas organisasi sosial dan
ekonomi masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat setempat
sebagai wadah bagi pengembangan interaksi sosial, penguatan
ketahan sosial, pengelolaan potensi masyarakat. Sasaran yang ingin
dicapai adalah berkembangnya organisasi sosial dan ekonomi
masyarakat setempat yang dapat meningkatkan ekonomi, sosial, dan
politik.
b. Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Tujuan program ini adalah kemampuan dan keberdayaan keluarga
dan kelompok masyarakat miskin melalui penyediaan kebutuhan
dasar dan pelayanan umum berupa sarana dan prasarana sosial,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, perumahan dan penyediaan sumber
daya produksi. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah
berkurangnya jumlah penduduk miskin dan kelompok masyarakat
yang miskin dan berpotensi menjadi miskin.

5
c. Program Penignkatan Keswadayaan Masyarakat
Tujuan program ini adalah mengembangkan jaringan kerja
keswadayaan masyarakat untuk meningkatkan keswadayaan dan
memperkuat solidaritas dan ketahanan social masyarakat dan
membantu masyarakat miskin dan rentan sosial. Sasaran yang ingin
dicapai adalah berkembangnya kelembagaan keswadayaan di
masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dan rentan sosial.

7. Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat


Secara garis besar pengorganisasiannya harus dilakukan sebagai berikut :
a. Pemberdayaan masyarakat harus berupa gerakan masyarakat
Artinya masyarakat harus menjadi subjek dan bukan objek semata
dari usaha kesehatan.
b. Menekankan peran pemerintah lebih sebagai regulator dan fasilitator
Peran pemerintah yang dominan selama ini dalam usaha kesehatan
telah menjadi menghambat munculnya inisiatif dan kreatif dari
masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan gerakan
masyarakat yang sesungguhnya.
c. Menumbuhkan kewirausahaan sosial atau sosial entrepreneur dalam
bidang kesehatan promosi dan preventif
Dibutuhkan orang-orang yang kreatif dan inovatif atau dikenal
sebagai wirausahawam sosial yang dapat mengembangkan dan
menjalankan usaha-usaha pemantapan perilaku sehat bertumpu pada
masyarakat.
d. Menumbuhan kemandirian dalam usaha kesehatan
Alokasi dana harus lebih diberikan dan ditingkatkan pada kegiatan
promotif-preventif seraya mendorong keterlibatan masyarakat
swasta/LSM menuju kemandirian.

D. Peran Serta Masyarakat


1. Wujud Peran Serta Masyarakat

6
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran
serta masyarakat alam pembangunan nasional pada umumnya. Bentuk-
bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia
b. Institusi/lembaga/organisasi kemasyarakatan
c. Dana
d. Wujud lain
2. Lingkup Peran serta Masyarakat
Gambaran peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan seperti
yang terurai di atas, menunjukan bahwa ruang lingkup peran serta
masyarakat (PSM). PSM dapat dikelompokan menjadi:
a. Upaya kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang
dilaksanakan oleh masyarakat umum
b. Upaya kesehatan tradisonal (UKESTRA)
c. Upaya kesehatan kerja (UKK)
d. Upaya kesehatan dasar Swasta (UKDS)
e. Kemitraan LSM dan dunia usaha
f. Dana sehat/jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
g. Peran wanita pembangunan kesehatan
h. Peran generasi muda dalam pembangunan kesehatan
i. Kader Kesehatan
3. Prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui tiga
kegiatan utama, yaitu:
a. Kepemimpinan
b. Pengorganisasian
c. Pendanaan
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan
peran serta masyarakat dibidang kesehatan adalah:
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun informal
mempunyai wawasan Kesuma (Kesehatan untuk semua)

7
b. Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun
organisasi, mempunyai bentuk UKBM yang merupakan wujud
partisipasi mereka dalam menangulangi masalah kesehatan yang
mereka hadapi.
c. Setiap kelompok masyarakat, mengembangkan dana sehat
menggunakan pola yang sesuai dengan karakteristik masyarakat
setempat.
4. Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan
antara lain :
a. Kesehatan mesti berdampingan dengan kedokteran, namun
implementasi program kesehatan masyarakat berbeda jauh dengan
dunia kedokteran
b. Bidang gerak peran serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi,
sehingga tidaklah mungkin menerapkan suatu keharusan yang mutlak
sifatnya.
Petugas kesehatan yan menggeluti program penyuluhan kesehatan
masyarakat/ peran serta masyarakat mempunyai peran ganda karena
mengemban dua fungsi yang tidak dipisahkan, yaitu:
a. Sebagai Pembina serta masyarakat
b. Sebagai manager program PSM

E. Upaya Pemberdayaan Bersumber Daya Masyarakat


1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
3. Pos Obat Desa (POD)
4. Dana Sehat
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
6. Upaya Kesehatan Tradisional
7. Upaya Kesehatan Kerja
8. Upaya Kesehatan Dasar Swasta
9. Kemitraan LSM dan dunia Usaha

8
10. Kader Kesehatan
11. Bentuk UKBM yang lain

F. Tantangan/Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program pemberdayaan dan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah :
1. Pemberdayaan masyarakat atau peran serta masyarakat secara individu
Pemberdayaan masyarakat berupa peran serta individu dalam pembangunan
kesehatan dirasa masih sangat kurang, apabila diandingkan dengan
pemberdayaan masyarakat secara kelompok maupun secara massa.
2. Pemberdayaan masyarakat atau peran serta masyarakat dalam hal pendanaan
Upaya kesehatan sekarang ini sedang mengalami penurunan yang sangat
drastis. Dana sehat dari masyarakat umum dan khususnya masyarakat miskin
saat ini sedang mengalami kehancuran dimana-mana dana sehat tersebut
tidak jalan. Masyarakat sekarang ini sudah terbiasa dengan mendapat
bantuan dari pemerintah, sehingga pemberdayaan masyarakat untuk dana
sehat tidak bisa berjalan.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang penyelenggaraan Posyandu
Sekarang ini dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip Posyandu yaitu
penyelenggaraan upaya kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat, karena
kehadiran petugas kesehatan pada meja ke-4, sehingga peran kader
kesehatan menjadi terkurangi. Posyandu bukan lagi sepenuhnya milik
masyarakat yang bisa diakses setiap waktu, tetapi Posyandu sekarang sudah
berada di bawah kendali Puskesmas sehingga hanya bisa diakses sebulan
sekali. Pelayanan posyandu hanya dilaksanakan sebulan sekali karena sesuai
jadwal kegiatan petugas puskesmas.

PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

A. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)


Mengatasi masalah kesehatan masih menjadi sebuah tantangan
serius di Indonesia. Kini setidaknya masih ada triple burden atau tiga

9
masalah kesehatan penting terkait pemberantasan penyakit infeksi,
bertambahnya kasus penyakit tidak menular dan kemunculan kembali
jenis penyakit yang seharusnya telah berhasil diatasi.
Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi
salah satu dasar GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga demam berdarah
dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi
perubahan yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular
seperti diabetes, kanker dan jantung koroner.

GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk


memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan
perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti
dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan
untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.

Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses


untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat
serta pembangunan pemukiman yang layak huni. Ketiganya merupakan
infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup
sehat.

Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka


menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Ketujuh langkah
tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat
dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang
beresiko dialami oleh masyarakat Indonesia. Berikut ini 7
langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani pola hidup
yang lebih sehat.

1. Melakukan aktivitas fisik

10
Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim
melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja
maupun berolah raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan
sehari – hari karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena
banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya
hidup yang kurang sehat. Bagian germas aktivitas fisik merupakan
salah satu gerakan yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan seseorang.

2. Budaya Konsumsi Buah dan Sayur

Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali


menjadikan berkurangnya konsumsi sayur dan buah yang sebenarnya
jauh lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa jenis
makanan dan minuman seperti junk food dan minuman bersoda
sebaiknya dikurangi atau dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah
konsumsi buah dan sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat
dilakukan oleh siapapun.

3. Tidak Merokok

Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk


bagi kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting
dari gerakan hidup sehat dan akan berdampak tidak pada diri
perokok; tetapi juga bagi orang – orang di sekitarnya. Meminta
bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan berhenti merokok
yang lain dapat menjadi alternatif untuk menghentikan kebiasaan
buruk tersebut.

4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan


merokok; baik itu efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada
orang – orang di sekitarnya.

11
5. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala

Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup
sehat adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Salah
satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara
rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika
sakit saja. Langkah ini dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau
masalah kesehatan lebih dini.

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan


meningkatkan kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius
menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan
dalam skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan
dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan
adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan seperti
mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan
sekitar.

7. Menggunakan Jamban

Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup


sehat; salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana
pembuangan kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat
meningkatkan resiko penularan berbagai jenis penyakit sekaligus
menurunkan kualitas lingkungan.

Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih


sehat. Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari
peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas
seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan dari gaya hidup

12
sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya resiko
membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.

B. Nusantara Sehat

1. Latar Belakang
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk
periode 2015 – 2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan
(Yankes) Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan
yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih
tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat
ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan yankes primer
mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana
(pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan
tenaga kesehatan).

Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan


yang dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus
kebijakan tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna
menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer adalah garda terdepan


dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan
pelayanan kesehatan dan melakukan upaya preventif melalui
pendidikan kesehatan, konseling serta skrining (penapisan).

2. Tujuan

Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan


kesehatan primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dasar di DTPK dan DBK juga mempunyai tujuan menjaga

13
keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan
masyarakat dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang
bertugas di DTPK. Program ini merupakan program lintas unit utama
di Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan kuratif tetapi
juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan
masyarakat (public health) dari daerah yang paling membutuhkan
sesuai dengan Nawa Cita.

3. Sekilas Program

Program Nusantara Sehat melalui penempatan tenaga kesehatan


berbasis tim, dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi
tenaga kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
pada tahun 2012. Salah satu rekomendasi kajian menunjukkan
bahwa penempatan tenaga kesehatan untuk daerah tertentu lebih
baik jika dilakukan berbasis tim. Kajian tersebut ditindaklanjuti
dengan uji coba penempatan tenaga kesehatan berbasis tim pada
tahun 2014 di 4 Puskesmas pada 4 kabupaten di 4 Propinsi (Prop.
Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua) dan berhasil
meningkatkan kunjungan Puskesmas serta Upaya Kesehatan
Masyarakat. Dari segi tenaga kesehatan mereka merasa lebih nyaman
karena ditempatkan dan bekerja dalam satu tim. Pada tahun 2015
telah ditempatkan Tim Nusantara Sehat Periode I sebanyak 142
orang di 20 puskesmas pada bulan Mei 2015 dan Tim Nusantara
Sehat Periode II sebanyak 552 orang di 100 puskesmas pada bulan
Desember 2015.

4. Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan program Nusantara Sehat bersifat


komprehensif dengan melibatkan anggota tim dengan berbagai jenis
tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga

14
ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga
kefarmasian.

PERMASALAHAN KESEHATAN DI INDONESIA

A. Kematian Ibu Akibat Melahirkan

Saat ini, angka kematian ibu ketika melahirkan sudah mengalami


penurunan. Namun, jumlahnya tetap masih jauh dari target yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum
memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat, dan faktor-faktor lainnya.

Menurut data, penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi kehamilan


dan perdarahan postpartum. Selain itu, kondisi yang sering kali
menyebabkan kematian ibu adalah penanganan komplikasi, anemia,
diabetes, malaria, dan umur yang terlalu muda.

Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah tengah menggencarkan


program pembangunan puskesmas, diiringi pula dengan peningkatan kualitas
pelayanannya. Pemerintah juga sedang menciptakan pola keanekaragaman
makanan untuk gizi ibu hamil. Program KB yang dicanangkan juga
digunakan untuk menurunkan angka kematian ibu.

B. Kematian Bayi, Balita dan Remaja

Dalam 5 tahun terakhir, angka kematian bayi dan balita memang sudah
mengalami penurunan. Namun serupa dengan angka kematian ibu akibat
melahirkan, ini masih jauh dari target. Penyebab kematian utama pada bayi
dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama yang
dialami adalah pneumonia dan diare.

Artinya, faktor lingkungan serta kondisi ibu sebelum dan selama


kehamilan sangat memengaruhi kondisi bayi. Maka dari itu, untuk
menangani tantangan ini pemerintah akan menciptakan langkah-langkah

15
persiapan untuk calon ibu, agar mereka benar-benar siap
menghadapi kehamilan dan persalinan.

Untuk remaja, penyebab kematian utama di samping kecelakaan


transportasi adalah DBD dan tuberkulosis. Umumnya ini disebabkan karena
penggunaan tembakau atau rokok. Untuk menanggulangi masalah ini,
pemerintah menetapkan pelaksanaan UKS yang diwajibkan di setiap sekolah
untuk mempromosikan masalah kesehatan. Prioritas program UKS adalah
perbaikan gizi usia sekolah, kesehatan reproduksi, dan deteksi dini penyakit
tidak menular.

C. Meningkatnya Masalah Gizi Buruk

Saat ini, ternyata masalah gizi di Indonesia masih sangat kompleks.


Tidak hanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi
persoalan yang harus ditangani dengan serius. Kondisi stunting (pendek)
sendiri disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh yang tidak tepat, sehingga
mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara maksimal,
mudah sakit, maupun berdaya saing rendah.

Masalah ini paling fatal menyerang anak-anak, karena gangguan


pertumbuhan yang serius ini bisa merusak masa depan mereka. Apalagi, jika
stunting terjadi lewat dari 1.000 hari, dampak buruknya bisa sangat sulit
diobati.

Untuk mengatasi masalah stunting, pemerintah mengadakan program


sosialisasi kepada masyarakat agar dididik untuk memahami pentingnya gizi
bagi ibu dan anak. Pemerintah menetapkan fokus pada 1000 hari pertama
kehidupan, terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun.

D. Meningkatnya Penyakit Menular

Masalah penyakit menular juga masih mendominasi dunia kesehatan


Indonesia. Prioritas utama pemerintah adalah membasmi HIV/AIDS,
tuberkulosis, malaria, DBD, influenza, dan flu burung. Indonesia juga masih

16
belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti kusta, filariasis,
dan leptospirosis.

Strategi pemerintah dalam memberantas masalah ini adalah dengan


meningkatkan vaksin dan imunisasi, seperti polio, campak, difteri, pertusis,
hepatitis B, dan tetanus. Strategi ini terbukti ampuh, karena pada tahun 2014
Indonesia sudah dinyatakan bebas polio.

Untuk mengendalikan penyakit HIV/AIDS, pemerintah mengadakan


sejumlah persiapan yang mencakup tata laksana penanganan pasien, tenaga
kesehatan, pelayanan kesehatan (khususnya rumah sakit), dan laboratorium
kesehatan.

Selain itu, untuk menurunkan tingginya risiko penyakit menular,


pemerintah juga mengembangkan Early Warning and Respons System
(EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Melalui
sistem EWARS ini, diharapkan ada peningkatan dalam deteksi dini dan
respons terhadap peningkatan tren kasus penyakit tertentu.

Sistem tersebut juga semakin digencarkan karena banyaknya penyakit


baru yang bermunculan, seperti SARS dan flu burung. Penyakit-penyakit
baru ini pada umumnya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang
berasal dari binatang.

E. Meningkatnya Penyakit Tidak Menular

Ternyata dalam beberapa tahun ini, masalah penyakit tidak menular telah
menjadi beban utama di Indonesia, ketimbang penyakit menular. Karenanya,
saat ini Indonesia memang mengalami tantangan dua kali lipat, yaitu
penyakit tidak menular dan penyakit menular.

Penyakit tidak menular yang paling banyak menyerang masyarakat


Indonesia meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, jumlah kematian akibat rokok juga
terus meningkat.

17
Strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini adalah dengan
melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (Posbindu-PTM), sebagai upaya memonitor dan deteksi dini faktor
risiko penyakit tidak menular di masyarakat.

Deteksi dini sangat penting, karena sebagian besar masyarakat Indonesia


tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tidak menular. Oleh
sebab itu, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan
program jaminan kesehatan seperti BPJS.

F. Masalah Kesehatan Jiwa

Tanpa kita sadari, permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia itu sangat


besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Berdasarkan data,
lebih dari 14 juta jiwa masyarakat Indonesia menderita gangguan mental dan
emosional. Sementara itu, lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa
berat (psikotis).

Masalah gangguan jiwa di Indonesia berkaitan dengan masalah perilaku,


dan sering kali berujung pada kondisi yang membahayakan diri seperti
bunuh diri. Dalam satu tahun, terdapat 1.170 kasus bunuh diri dan jumlahnya
terus meningkat.

Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah memprioritaskan


pengembangan Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang
ujung tombaknya adalah puskesmas. Program ini bekerja sama dengan
masyarakat, untuk mencegah meningkatnya gangguan jiwa.

Sampai saat ini, masih banyak masalah kesehatan di Indonesia yang


harus diselesaikan. Namun, dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan
pemerintah, masalah-masalah tersebut pasti bisa diatasi.

Tentunya, untuk mencapai kesehatan yang maksimal, pemerintah juga


perlu mengedepankan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat. Dengan
memasuki usia ke 73 tahun, sudah pasti Indonesia harus terus

18
meningkatkan kualitas dunia kesehatan demi kelangsungan hidup
masyarakat juga!

PERAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK DALAM


PROGRAM KESEHATAN INDONESIA

Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan


laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya
kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian
pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.
Oleh karena itu mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu
agar dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti, benar,
dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa.
Dalam penatalaksanaan penyakit secara umum kita mengenal proses
penanganan pasien yang diawali dengan : anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik.
Dalam kasus ringan mungkin dokter atau pengguna jasa lain dapat segera
menentukan diagnosa sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada
kasus-kasus yang lebih serius, pemeriksaan laboratorium menjadi sangat
dibutuhkan dalam penentuan diagnosa, prediksi, terapi dan pemantauan suatu
penyakit. Maka sebagai konsekuensi, hasil pemeriksaan laboratorium yang
berkualitas/bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna jasa lainnya agar
diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi lebih tepat dan
efisien.
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi kesehatan
individunya, maka ke depan nantinya mereka dapat menggunakan pelayanan
laboratorium kesehatan tersebut secara lebih efisien dan efektif sehingga
kebutuhan untuk mengetahui dan mendeteksi secara dini kesehatan dirinya tidak
selalu harus dengan rujukan dari tenaga medis lainnya (terutama parameter
pemeriksaan yang berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan).
Peran analis kesehatan di masyarakat :
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2. Penyediaan teknis operasional laboratorium kesehatan

19
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidag laboratorium kesehatan (promotion health
laboratory)
5. Pengelola laboratorium kesehatan
Dengan fungsi sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bidang
analis kesehatan
2. Membantu pelaksanaan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan
pemeriksaan laboratorium.
3. Memberikan bimbingan dan pengawasan kepada tenaga kesehatan
laboratorium yang terkait dengan teknik pemeriksaan laboratorium
kesehatan.
4. Memberikan penerangan/penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat
pemeriksaan laboratorium.
5. Membantu pimpinan laboratorium dalam perencanaan laboratorium
kesehatan.
6. Mengawasi pelaksanaan kegiatan laboratorium dalam komponen yang
menjadi wewenangnya.

20

Anda mungkin juga menyukai