Anda di halaman 1dari 4

KEGIATAN REFLEKSI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

STASE KEPERAWATAN ANAK DI RUANG PUDAK


RSUP SANGLAH DENPASAR

Oleh:
AYUDIA RASITA DEWI
1902621030

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KEGIATAN REFLEKSI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

STASE : Keperawatan Anak


RUANG : Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar

1. Apa situasi yang dianggap bermakna?


Situasi yang saya anggap bermakna yaitu sebagian besar anak usia 3 hingga 18
tahun yang bermain handphone selama di rumah sakit.

2. Jelaskan secara rinci situasi yang dianggap bermakna tersebut?


Saya mendapatkan praktik jaga selama satu hari di Ruang Pudak RSUP
Sanglah Denpasar pada tanggal 31 Agustus 2019. Dalam satu shift jaga
tersebut, saya mengamati jika sebagian besar anak-anak diberikan bermain
handphone dengan orang tua dalam jangka waktu lebih dari 4 jam untuk
mengurangi kejenuhan selama hospitalisasi. Menurut Ibu N, salah satu orang
tua yang anaknya dirawat di ruangan tersebut, hal itu ia lakukan untuk
membuat anaknya senang. Anak N saat bermain handphone sebagian besar
akan mengakses youtube untuk menonton film, menonton kartun, atau bermain
game online tembak-tembakan. Saat pengkajian, Ibu N tampak pergi keluar
dan anak N mengakses video tanpa pengawasan, sedangkan handphone yang
digunakan menurut Ibu N luas aksesnya tidak dibatasi. Ibu N mengatakan
anaknya akan marah-marah apabila tidak diberikan handphone atau paket data
internet. Anak N akan mencari WIFI jika hal itu dilakukan. Ibu N pernah
berusaha untuk mengurangi intensitas bermain handphone anaknya, namun
karena tidak berhasil maka Ibu N membiarkan anaknya untuk bermain
handphone karena tidak tega melihat anaknya dirawat di rumah sakit. Ibu N
mengatakan, terkadang rumah sakit memberikan terapi bermain seperti
menggambar, namun untuk hari-hari lainnya Anak N akan bermain handphone.

3. Jelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam situasi tersebut?


Orang tua, anak, dan petugas kesehatan di ruangan.
4. Menurut, saudara mengapa situasi tersebut terjadi?
Situasi tersebut terjadi karena terjadi karena sejak awal, anak sudah dibebaskan
untuk bermain handphone sebagai salah satu wahananya untuk bermain. Orang
tua tidak membatasi berapa lama waktu untuk anak bermain handphone, dan
berapa lama waktu untuk anak melakukan kegiatan lainnya. Orang tua merasa
kasihan karena anaknya menderita penyakit serius dan ingin anaknya tenang,
nyaman, dan senang meskipun sedang menjalani perawatan. Selain itu, Ibu N
juga mengatakan karena anaknya masih kecil, dan kemampuan motorik
anaknya untuk melakukan banyak hal belum sempurna, sehingga dirinya
memilih untuk membiarkan anaknya bermain handphone.

5. Menurut saudara, apa inti pokok penyebab terjadinya situasi tersebut?


Inti pokok penyebab terjadinya situasi tersebut yaitu ketidaktegasan orangtua
untuk menerapkan disiplin bermain handphone pada anak.

6. Apakah keterlibatan saudara yang memungkinkan terjadinya situasi


tersebut?
Keterlibatan saya selama situasi tersebut yaitu saya melakukan pengamatan
pada seluruh anak yang dirawat di ruang pudak, melakukan pengkajian dengan
metode wawancara pada salah satu keluarga pasien yang kebetulan saat itu
menceritakan keluh-kesahnya mengenai situasi tersebut.

7. Apakah saudara beranggapan situasi ini terjadi karena


keterlibatan/kesalahan orang lain? Jelaskan!
Menurut saya, situasi ini secara tidak langsung tetap terulang kembali karena
keterlibatan orang lain. Ibu N mengatakan, jika diriny tidak membelikan paket
data internet pada handphonenya, maka Anak N akan meminta wifi pada
pamannya. Selain itu, karena sebagian besar anak-anak di ruangan juga
bermain handphone, hal ini akan menyebabkan anak tidak mau berhenti
bermain handphone karena pembatasan hanya dilakukan pada dirinya.
8. Uraikan hal-hal apa yang saudara petik dari situasi tersebut!
Hal-hal yang dapat saya petik dari situasi tersebut yaitu mengupayakan cara
yang mungkin dapat dilakukan untuk menambah pemahaman orang tua
mengenai pembatasan bermain handphone dan melakukan kegiatan lain untuk
mengurangi kejenuhan pada anak yang akan dirawat di rumah sakit.

9. Apa yang saudara rencanakan agar situasi tersebut tidak terjadi


lagi/untuk mengembangkan diri terkait situasi tersebut (hal-hal positif)?
Saya sempat mengamati anak lainnya yang diijinkan bermain handphone oleh
orang tuanya, namun juga diselingi dengan kegiatan bermain lego. Anak I
mendapatkan hadiah lego dari orang tuanya dan tampak sangat senang saat
memainkan permainan tersebut. Hal ini memberikan ide bagi saya, jika
orangtua dapat memberikan permainan lain yang menarik dan disukai anak
selain bermain handphone seperti menggambar, bermain boneka, merangkai
lego, bermain monopoli atau ular tangga, bermain stako, atau jenis permainan
lain yang disukai, dan dapat dimainkan oleh anak dirumah sakit. Hal ini baru
saya sampaikan kepada ibu N, dan beliau ternyata memang merencanakan
ingin memberikan mainan selain handphone kepada anaknya. Selain itu, saya
juga berharap jika rumah sakit bisa memfasilitasi pasien diruangan untuk
bermain, karena Ruang Pudak belum memiliki arena bermain. Pemahaman
mengenai bermain terapeutik pada orang tua juga agar ditingkatkan, sehingga
intensitas anak bermain handphone dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai