Anda di halaman 1dari 6

NAMA MATA

KULIAH

NOTULEN WEBINAR “TANTANGAN PEMAKAIAN GADGET DI ERA


COVID-19”
Tanggal: 4 Juni 2020
Waktu: 13.00 – 15.54
Penyaji:
1. Dr.dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K)
"Dampak Penggunaan Gadget terhadap Sistem saraf"
2. Dr. Octaviani Indasari Ranakusuma, M.Si, Psi
"Dampak Gadget terhadap Perkembangan Anak"
3. DR. Gusnawirta T. Fasli, M.Pd
"Parenting Di Era Covid-19"
4. dr. Sylvia, Sp.M
"Pengaruh Gadget Terhadap Kesehatan Mata Anak"
5. Gogot Suharwoto, Ph.D
"Kiat Pemanfaatan gadget yang Efektif bagi Pendidikan Anak"

Peserta: [1300 orang]


Absen: [Zoom 800 Orang, you tube 500orang]

Topik

Tantangan Pemakaian Gadget di Era Covid -19

Materi
1. Dr.dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K)
"Dampak Penggunaan Gadget terhadap Sistem saraf"
2. Dr. Octaviani Indasari Ranakusuma, M.Si, Psi
"Dampak Gadget terhadap Perkembangan Anak"

3. DR. Gusnawirta T. Fasli, M.Pd


"Parenting Di Era Covid-19"

4. dr. Sylvia, Sp.M


"Pengaruh Gadget Terhadap Kesehatan Mata Anak"

2
5. Gogot Suharwoto, Ph.D
"Kiat Pemanfaatan gadget yang Efektif bagi Pendidikan Anak"

Materi lengkap ada di link berikut : https://bit.ly/MateriWebinarGadgetCOVID-19

3
Pertanyaan dan Jawaban
1. Ediana
Apakah secure attachment akan membuat anak-anak terhindar dari gadget?
Jawaban : (dari Nurmiati Amir)
Anak-anak yang dapat secure attachment (dipeluk dari kecil mendengar suara lebut ibunya,
sehingga menjadi anak-anak yang percaya diri) akan terhindar dari adiksi gadget, karena dia
sudah mendapat rasa penuh kasih dari orangtuanya karena dia tahu orang tuanya sayang sama
dia, jadi dia akan patuh pada apa yang dikatakan orangtua, tidak akan membangkang apa yang
diperintahkan orangtuanya
Secure attachment harus betul-betul dibina dari lahir, ada unconscious memory yang akan
membekas pada memory anak.

2. Anna HAdisti
Apakah screen protector yang dilapisi dengan anti/pelindung cahaya biru dapat melindungi efek
cahaya biru?
Jawab : (dr. Sylvia)
Bisa mengurangi, tapi sinar biru efeknya jangka Panjang. Untuk anak-anak PAUD yang sangat
berpengaruh sekali adalah perkembangan terhadap mata minus

3. Maricsa Geovana T
Anaknya sesring nonton youtube tentang anak yang jatuh dari main mobil-mobilan, sehingga
anak yang melihat menjadi takut untuk main mobil, bagaimana pendapat ibu?
Jawab : (Octaviani, MPsi)
Untuk anak-anak tertentu masih kesulitan membedakan antara realita dan khayalan, mereka
berpikir apa yang terjadi apa yang dia lihat. Otak ada unsur plastisitas, bisa dirubah asalkan kita
memberikan pengalaman-pengalaman yang berbeda dengan yang ditonton, memberikan
stimulus-stimulus dengan sesuatu yang menyenangkan. Pada saat anak tenang dan senang, kita
bisa mengubah skema dia tentang mobil. Sampai anak melihat mobil bukan suatu hal yang
menyeramkan atau menakutkan lagi

4. Pa Abdor
Tanggapan : Gadget tidak bisa ditolak, karena gadget adalah their live. Memberikan gagasan
tentang pencegahan tetapi tidak menyuruh menghentikan penggunaan gadget. Saran untuk pa
Gogot ada satu bidang yang belum ditangani melalui online yaitu Pendidikan sikap, tolong
dikembangkan dan nanti disebarkan

5. Afriyani (Pengawas SD dari Aceh)


Selama pandemic covid, tugas sebagai Ortu sangat luar biasa. Membatasi penggunaan gadget
dan selalu mengawasi penggunaannya. Hanya menonton youtube dengan konten membuat
karya-karya, sehingga memiliki beberapa hasil karya semasa covid. Anak-anak tidak ada belajar
online dari sekolah

4
6. Dzikri Neni (UIN)
Saya memperhatikan New Normal solusi dari pandemic covid, namun apabila dilekatkan dengan
AUD, dimana anak-anak belajar sambal bermain, belajar dari benda konkrit, belajar sesuai
dengan aspek perkembangannya, maka bagaimana dilektkan dengan Pendidikan AUD yang
selama ini dilaksankan di sekolah dengan seluruh prinsipnya, bagaimana ketika dilaksankan di
rumah dengan kondisi yang kurang mendukung seperti orang tua sibuk kerja WFH, latar
belakang Pendidikan tidak mendukung.?

7. Husna Amin
Webinar dengan materi yang luar biasa, meminta jawaban akan sebuah kasus dimana bahaya
pornografi dan game online, ada keluhan bahwa ada tiga anak akibat terlalu dominan bermain
dengan gadget, jangankan berbicara, menggerakan mulut saja tidak bisa, sudah ke dokter dan
psikolog tapi anaknya tetap belum bisa berkomunikasi, bagaimana cara mengatasinya?

8. Rumadani (UIN Raden Intan)


Sebenarnya semua kebijkan harus berasal dari Pusat, bagaimana kementrian atau lebih khusus
Himpaudi memberikan arahan untuk di bawah, dan yang mengikuti webinar harus menyebarkan
lagi kepada yang tidak ikut.

Kesimpulan
1. Gunakan gadget sebaik-baiknya, jangan sampai menggunakan gadget dengan tidak tepat
sehingga kasus seperti di Aceh anak menjadi mutisme (efek samping melihat pornografi yang
terlalu banyak) tidak terjadi lagi. Penggunaan gadget yang berlebihan bisa menjadi adiksi
terhadap gadget dengan penyebab kurang kontrol dari ortu. Atau anak-anak ada latar belakang
sebagai anak yang mudah cemas, depresi, tidak PD sehingga gadget menjadi obat , dengan
menggunakan gadget dia merasa senang. Tetapi penggunaan gadget yang berlebihan dapat
merusak sel-sel otak karena keluarnya dopamine yang berlebihan sehingga bisa menjadi toksik
untuk otak sehingga mengganggu fungsi-fungsi eksekutif, memori, sosial. Sehingga salah satu
dampaknya anak-anak tidak bersosialisasi. Pengasuhan yang baik dari awal dapat mencegah
terjadinya adiksi pada gadget.
2. Demi Kesehatan mata anak, perhatikanlah factor-faktor resiko dalam penggunaan gadget.
Melihat dekat secara terus-menerus akan meningkatkan resiko mata minus , apalagi pada anak-
anak yang memiliki potensi minus dari factor orangtuanya atau factor ras . Manfaatkanlah gadget
seoptimal mungkin dan minimalkanlah efek negatifnya dengan mengistirahatkan mata dari kerja
berat ketika melihat dekat dengan konsep 20-20-20 (20 menit melihat dekat, istirahatkan 20
detik dengan melihat sejauh 20 feet).
3. Peran kita sebagai arsitek otak anak sangat besar sehingga pengalaman mereka di 5 tahun
pertama , tugas kita memupuk motivasi mereka, kemampuan focus mereka , memecahkan

5
masalah, berinteraksi sesama mereka. Sehingga semuanya menjadi bekal bagi mereka untuk
belajar di kemudian hari. Lebih mudahbagi kita memberikan pengalaman sebanyak-banyaknya
altifitas fisik, pengalaman social saat ini daripada saat mereka sudah terlanjur terikat pada
gawainya.
4. Teknologi yang paling bagus adalah yang paling dikuasai bapa ibu guru. Supaya anak-anak bisa
terlayani harus banyak belajar. Kunci bangkit di new era adalah bapa ibu guru, sehingga
diharapkan Kerjasama bapa ibu guru.
5. Parenting tidak ada sekolahnya, sehingga orangtua harus senantiasa belajar dan belajar.
Melaksanakan parenting yang baik sangat baik sekali untuk seluruh aspek perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai