Anda di halaman 1dari 29

PT SEJATI BERMUDA

Laporan Keuangan (Tidak Diaudit)


Tanggal 31 Desember 2012 Dan Untuk
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
DAFTAR ISI

Halaman

LAPORAN KEUANGAN

Laporan posisi keuangan 1

Laporan laba-rugi komprehensif 3

Laporan perubahan ekuitas 4

Laporan arus kas 5

Catatan atas laporan keuangan. 6-33


PT SEJATI BERMUDA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2012
(Disajikan dalam Rupiah)

(1)

Catatan 2012 2011

ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3. e, 5 6,525,000 5,560,000
Piutang usaha 3. f, 6
Pihak ketiga 12,750,000 15,000,000
Persediaan 3.j, 8 5,125,000 4,250,000
Uang muka dan Beban dibayar dimuka 3. k, 10 4,580,500 2,745,000
Jumlah Aset Lancar 28,980,500 27,555,000

ASET TIDAK LANCAR


Aset tetap 3. I, 11
dikurangi akumulasi penyusutan tahun 2012
sebesar Rp. 6,470,000,- 34,900,000 30,750,000

Properti investasi 3.m, 13 - -


Aset tidak lancar lainnya 3. n, 12 - -
Aset pajak tangguhan 3.d, 4, 17.c - -
Jumlah Aset Tidak Lancar 34,900,000 30,750,000
JUMLAH ASET 63,880,500 58,305,000

3
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

PT SEJATI BERMUDA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2012
(Disajikan dalam Rupiah)

2012 2011
Catatan
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 3. c, 3. p, 13
Pihak ketiga 11,250,000 3,500,000
Beban akrual 16 1,400,000 1,520,000
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 3. q, 18 7,750,000 5,250,000
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 20,400,000 10,270,000

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya 20 10,000,000 12,500,000
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 10,000,000 12,500,000
JUMLAH LIABILITAS 30,400,000 22,770,000

EKUITAS
Modal saham 21 25,000,000 25,000,000
Saldo laba 8,480,500 10,535,000
JUMLAH EKUITAS 33,480,500 35,535,000
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 63,880,500 58,305,000

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Jakarta, 31 Januari 2013

XXXXXXXXXXX
Direktur Utama

4
PT SEJATI BERMUDA
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012
(Disajikan dalam Rupiah)

Catatan 2012 2011

Pendapatan 3.t, 23 71,000,000 44,850,000


Beban pokok pendapatan 3.t, 24 (44,125,000) (23,750,000)
LABA BRUTO 26,875,000 21,100,000

penghasilan lain -
Beban penjualan 3.t, 25 (4,350,000) (3,200,000)
Beban administrasi & umum (6,604,500) (5,165,000)
Beban keuangan - neto 3.t, 26 (2,975,000) (2,450,000)
Beban lain 3.t - -
Beban pajak final 3.t - -
Jumlah (13,929,500) (10,815,000)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 12,945,500 10,285,000

Beban pajak penghasilan - neto 3.d, 17.b, 17.c - -

LABA TAHUN BERJALAN 12,945,500 10,285,000

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN


Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Pengukuran kembali imbalan kerja – keuntungan
(kerugian) aktuarial - -

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 12,945,500 10,285,000

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Jakarta, 31 Januari 2013

XXXXXXXXXXX
Direktur Utama

3
PT SEJATI BERMUDA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012
(Disajikan dalam Rupiah)

Tambahan Saldo Laba


Modal Pengukuran Ditentukan Belum
Modal Saham
Disetor kembali imbalan penggunaannya Ditentukan Jumlah
kerja penggunaannya

Saldo 1 January 2011 25,000,000 - - - 7,750,000 32,750,000

Laba komprehensif tahun berjalan 10,285,000 10,285,000

Dividen tunai (7,500,000) (7,500,000)

Saldo 31 Desember 2011 25,000,000 - - - 10,535,000 35,535,000

Saldo 1 January 2012 25,000,000 - - - 10,535,000 35,535,000

Laba komprehensif tahun berjalan 12,945,500 12,945,500

Dividen tunai (15,000,000) (15,000,000)

Saldo 31 Desember 2012 25,000,000 - - - 8,480,500 33,480,500

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

4
PT SEJATI BERMUDA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012
(Disajikan dalam Rupiah)

Notes 2012 2011


ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Laba sebelum pajak penghasilan 12,945,500 10,285,000

Penyesuaian untuk:
Penyusutan 1,220,000 850,000
Keuntungan pelepasan aset tetap - -
Koreksi saldo laba - -
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 14,165,500 11,135,000

Perubahan modal kerja:


Deposito yang dijaminkan - -
Piutang usaha 2,250,000 15,000,000
Piutang lain-lain - 897,788,744
Persediaan (875,000) 456,154,049
Pajak dibayar dimuka - -
Uang muka dan beban dibayar dimuka (1,835,500) 11,952,939,945
Aset keuangan tidak lancar lainnya - 433,352,000
Utang usaha 7,750,000 1,142,040,417
Utang lain-lain - 2,003,390,146
Uang muka penjualan - 3,061,130,198
Beban akrual (120,000) 2,780,255,637
Utang pajak - 497,754,200
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 2,500,000 (41,643,491,438)
Pembayaran pajak penghasilan - (2,047,352,500)
Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi 23,835,000 (20,439,903,602)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Penambahan aset tetap (5,370,000) (41,350,313,156)
Penjualan aset tetap - -
Kas neto yang diperoleh dari aktivitas investasi (5,370,000) (41,350,313,156)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Pembayaran utang sewa pembiayaan - 14,638,343,880
Pembayaran dividen tunai (15,000,000) (440,000,000)
Pembayaran liabilitas keuangan jangka panjang lainn (2,500,000) 25,843,200,000
Penambahan modal disetor - 8,000,000,000
Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan (17,500,000) 48,041,543,880

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 965,000 38,375,631

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 5,560,000 768,372,418

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 6,525,000 - 806,748,049

5
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

6
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

1. INFORMASI UMUM PERSEROAN

a. Pendirian dan Informasi lainnya

PT SEJATI BERMUDA (selanjutnya disebut “Perseroan”) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 01 tanggal 03
Januari 2008 yang dibuat di hadapan notaris Sutikno, S.H, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHU-06633.AH.01.01 TH.2008 tanggal 11
Februari 2008.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dengan akta No. 05
tanggal 13 Februari 2019 yang dibuat di hadapan Eliza Asmawel, S.H. Notaris di Jakarta tentang Perubahan
susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU.AH.01.03-0089801
tanggal 14 Februari 2019.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan utama Perseroan adalah jasa
transportasi darat. Perusahaan telah mendapatkan Izin Usaha Jasa Bongkar Muat melalui Surat Izin Dinas
Perhubungan Pemerintah Provinsi Banten No. AL.002/14/14/KSOP.Btn-15 tanggal 04 Desember 2015.

Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. XXX, Sungai Bambu Tanjung Priok, Jakarta Utara.

b. Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utam : XXXX
Komisaris : XXXX

Direksi
Direktur Utama : XXXX

Badan Hukum
PT SEJATI BERMUDA

2. PERNYATAAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Laporan keuangan Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di
Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI).

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING YANG DITERAPKAN

a. Dasar Pengukuran dalam Penyusunan Laporan Keuangan

6
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha dan biaya perolehan, kecuali dinyatakan
lain dalam akun-akun tertentu. Laporan keuangan juga disusun dengan menggunakan basis akrual, kecuali
laporan arus kas yang disusun berdasarkan basis kas.

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan
secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Entitas melaporkan arus kas dengan menggunakan metode langsung.

b. Mata Uang Penyajian, Transaksi, dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Mata uang penyajian yang digunakan oleh entitas adalah mata uang Rupiah (Rp), sekaligus sebagai mata uang fungs

Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah dengan kurs spot yang
berlaku pada tanggal transaksi. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari penyelesaian
transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing,
dibebankan pada laba rugi.
Kurs spot yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 31
Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):

2012 2011

1 USD 13,560 13,500


1 EUR 16,142 14,500
1 SGD 10,119 9,500

c. Pajak Penghasilan

Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan
laba rugi pada suatu periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan
yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau secara langsung
di ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.

Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas.
Jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah
pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset. Liabilitas (aset) pajak kini
untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada
(direstitusi dari) otoritas perpajakan,yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat ditarik untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui
sebagai aset. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak
belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk
dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan.
Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer
kena pajak yang berasal dari pengakuan awal goodwill atau pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi
yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak
(rugi pajak).
7
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer
kena pajak yang berasal dari pengakuan awal goodwill atau pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi
yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak
(rugi pajak).
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan
besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba
dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas
dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau
laba kena pajak (rugi pajak).

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING YANG DITERAPKAN (LANJUTAN)

c. Pajak Penghasilan (Lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset
dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran
aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perseroan
memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan
liabilitasnya.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan. Perseroan mengurangi
jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah
yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Setiap
pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak tangguhan hingga kemungkinan besar laba kena
pajak yang tersedia jumlahnya memadai.
Perseroan melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika:

a) Perseroan memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini; dan
b) Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh
otoritas perpajakan yang sama atas:
i. entitas kena pajak yang sama; atau
ii. entitas kena pajak yang berbeda yang memiliki intensi untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini
dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap
periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan untuk
diselesaikan atau dipulihkan.

c. Pajak Penghasilan (Lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak kini dilakukan saling hapus jika dan hanya jika terdapat hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui dan bermaksud untuk menyelesaikan
dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

PSAK No. 46 (Revisi 2013) ini memberikan penekanan pada pengukuran pajak tangguhan atas aset yang diukur
dengan nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan.
Selain itu, standar ini juga menghilangkan pengaturan tentang pajak final.
8
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
PSAK No. 46 (Revisi 2013) ini memberikan penekanan pada pengukuran pajak tangguhan atas aset yang diukur
dengan nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan.
Selain itu, standar ini juga menghilangkan pengaturan tentang pajak final.

Perseroan menyajikan beban pajak final sebagai pos tersendiri dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehens

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas, bank (rekening giro), dan deposito berjangka di bank yang sewaktu-
waktu bisa dicairkan, sifatnya sangat likuid dan dapat dengan cepat dijadikan kas dengan jangka waktu tidak
lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan, serta tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya.

Deposito berjangka yang dijaminkan tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan, disajikan sebagai bagian dari aset
lancar. Namun, jika dibatasi lebih dari 12 (dua belas) bulan, maka disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar.

e. Piutang

Piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar, kecuali yang jatuh tempo
lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Pada saat pengakuan awal, piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

f. Instrumen Keuangan Saling Hapus

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan
jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut
dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara simultan. Hak yang berkekuatan hukum tersebut tidak harus bergantung pada kejadian masa depan dan
harus dapat dilaksanakan dalam kegiatan usaha normal dan dalam hal gagal bayar, pailit atau kebangkrutan dari
perusahaan atau pihak lawan.

g. Penurunan Nilai Aset Keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi terhadap
indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti
objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset
keuangan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset
keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING YANG DITERAPKAN (LANJUTAN)

g. Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

9
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

- kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
- pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
- terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti
objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perseroan atas tertagihnya piutang di
masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga
pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan
pembayaran atas piutang.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang
didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh
aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang.
Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian
dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat
akun penyisihan piutang diakui dalam laba atau rugi periode berjalan.

Jika aset keuangan tersedia untuk dijual dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif.

Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai
berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan sebagai laba
periode berjalan hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya
perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas tersedia untuk dijual, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui sebagai kerugian
periode sebelumnya tidak boleh dipulihkan sebagai laba periode berjalan. Setiap kenaikan nilai wajar setelah
penurunan nilai diakui sebagai pendapatan komprehensif lain.

h. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan

Perseroan menghentikan pengakuan aset keuangan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari
aset berakhir, atau Perseroan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perseroan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara
substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka
Perseroan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah
yang mungkin harus dibayar. Jika Perseroan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan
aset keuangan yang ditransfer, Perseroan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang
dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

i. Persediaan

10
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan
dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (“MPKP”). Nilai realisasi neto adalah
estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang
diperlukan untuk membuat penjualan.

Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian
persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan
kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan
terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

j. Beban Di bayar di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi berdasarkan periode penggunaannya dengan metode garis lurus.

k. Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan
hanya jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut dan
biaya perolehannya dapat diukur secara andal.

Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Tanah tidak disusutkan dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya
pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan
aset tanah. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset
takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek.

Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun (declining balance method)
dengan umur masa manfaat sebagai berikut:

Tarif

Bangunan dan prasarana 4 - 20 tahun


Mesin 4 - 20 tahun
Peralatan dan perabot kantor 4 - 10 tahun
Kendaraan dan alat berat 4 - 10 tahun

Pada setiap akhir periode pelaporan, manajemen menelaah nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan.
Penyesuaian yang diperlukan dilakukan secara prospektif.

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING YANG DITERAPKAN (LANJUTAN)

11
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

k. Aset Tetap (Lanjutan)

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan
pemugaran dan penambahan yang menambah estimasi umur manfaat aset atau memperoleh manfaat ekonomik
masa depan dikapitalisasi menjadi aset, jika memenuhi kriteria pengakuan. Aset tetap yang dilepas, biaya
perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan
keuntungan atau kerugian yang timbul dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Akumulasi biaya pembangunan aset tetap dikapitalisasi sebagai “Aset dalam Penyelesaian” dan dicatat pada
akun “Aset Tetap” sampai proses pembangunan selesai. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap ketika
pembangunan selesai.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat
ekonomik masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan ke dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut
dihentikan pengakuannya, dan ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan
jumlah tercatatnya.

l. Utang Usaha dan Utang Lain-lain

Utang usaha dan utang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material.

m. Sewa

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa
operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset.
Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan
pada bentuk kontraknya. Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal
mengarah pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
1) sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada masa sewa;
2) lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup rendah dibandingkan nilai
wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi
memang akan dilaksanakan;
3) masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak dialihkan;
4) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar
aset sewaan; dan
12
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar
aset sewaan; dan
5) aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara materia

Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
1) jika lesse dapat membatalkan sewa, maka kerugian lessor yang terkait dengan pembatalan tersebut
ditanggung oleh lessee.
2) keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee, sebagai contoh, dalam
bentuk potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa; dan
3) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara
substansial lebih rendah daripada nilai pasar rental.

Perseroan sebagai Lessee


Pada awal masa sewa, Perseroan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi
keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini
lebih rendah daripada nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam
perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat
ditentukan dengan praktis; jika tidak, digunakan suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal
dari lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset.

Jumlah tersusutkan dari aset sewaan dialokasikan pada setiap periode pelaporan selama perkiraan masa
penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki
sendiri.
Dalam sewa operasi, Perseroan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa

n. Pendapatan dan Beban

Pendapatan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima, tidak termasuk diskon dagang
dan rabat volume. Jumlah yang menjadi bagian pihak ketiga seperti Pajak Pertambahan Nilai dikeluarkan dari
pendapatan. Jika terjadi pembayaran ditangguhkan, maka entitas mengakui pendapatan sebesar nilai wajar
imbalan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suku bunga tersirat
(imputed interest rate).
Perseroan mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, kemungkinan besar
manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke Perseroan, dan kriteria tertentu telah
dipenuhi untuk setiap aktivitas Perseroan.

Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
telah dialihkan kepada pembeli. Pendapatan jasa diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari
transaksi saat jasa diberikan pada akhir periode pelaporan. Penghasilan bunga diakui berdasarkan proporsi
waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif

Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan basis akrual.

o. Standar yang Berlaku Efektif pada Periode Berjalan

13
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Dalam periode berjalan, Perseroan telah menerapkan semua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK") baru dan revisi serta Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh DSAK-
IAI yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari
2015. PSAK yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan Perseroan adalah PSAK 1
(Revisi 2013): “Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK 24 (Revisi 2013): "Imbalan Kerja".

Perubahan utama pada PSAK 1 (Revisi 2013) adalah persyaratan Perseroan untuk mengelompokkan hal-hal
yang disajikan sebagai ‘pendapatan komprehensif lain’ berdasarkan apakah hal-hal tersebut berpotensi untuk
direklasifikasi ke laporan laba rugi selanjutnya (penyesuaian reklasifikasi). Sehubungan dengan penerapan PSAK
24 (Revisi 2013), Perseroan melakukan penyajian kembali atas laporan keuangan periode sebelumnya, lihat
Catatan 4 dan 20 untuk penjelasan mengenai dampak penerapan PSAK 24 (Revisi 2013).

4. Penyajian Kembali Laporan Keuangan

Seperti dijelaskan dalam Catatan 3.u, 3.v dan 20, Laporan keuangan Perseroan disajikan kembali sehubungan
dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013). Akun - akun laporan keuangan berikut ini disesuaikan untuk
mencerminkan dampak dari penerapan PSAK 24 (Revisi 2013) adalah sebagai berikut:

Setelah Setelah
Penyajian Penyajian
Kembali Penyesuaian Kembali

Laporan Posisi Keuangan per


31 Desember 2012
Aset Pajak Tangguhan - - -
Liabilitas Imbalan kerja - - -
Saldo laba - - -
Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan komprehensif lain
per 31 Desember 2011
Beban administrasi dan umum - - -
Penghasilan komprehensif lain - - -
Beban pajak penghasilan - - -
Laporan Posisi Keuangan per
1 Januari 2012/31 Desember 2011
Aset Pajak Tangguhan - - -
Liabilitas Imbalan kerja - - -
Saldo laba - - -

Pada tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan revisi PSAK 24 (revisi 2013). Amandemen tersebut
mengubah akuntansi program imbalan pasti dan pesangon. Perubahan paling signifikan terkait akuntansi atas
perubahan dalam kewajiban imbalan pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan
dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus
pendekatan koridor yang diijinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya
jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui
penghasilan komprehensif lain agar supaya aset atau liabilitas pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan
mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus
14 program.
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN
Pada ATAS
tanggalLAPORAN
1 Januari
KEUANGAN
2015, Perseroan menerapkan revisi PSAK 24 (revisi 2013). Amandemen tersebut
mengubah
Tanggal akuntansi
31 Desember 2012program imbalan
dan Untuk Tahun pasti dan pesangon.
yang Berakhir Perubahan paling signifikan terkait akuntansi atas
Pada Tanggal
perubahan dalam kewajiban imbalan
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan
dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus
pendekatan koridor yang diijinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya
jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui
penghasilan komprehensif lain agar supaya aset atau liabilitas pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan
mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program.

Perseroan mengubah kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan imbalan pascakerja (Catatan 3.u), sesuai dengan
PSAK 24 dan menyajikan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan per 1
Januari 2014/31 Desember 2013, untuk dampak perubahan tersebut.

5. Kas dan Setara Kas


2012 2011

Kas/Bank 6,525,000 5,560,000

Total kas dan setara kas 6,525,000 5,560,000

Tingkat bunga pertahun untuk deposito berjangka pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Rupiah 4,75% - 10,50% 4,25% - 10,75%


Dollar AS 0,50% - 1,75% 0,33% - 1,55%
Dollar Singapura 0,45% - 1,55% 0,50% - 1,65%

6. Piutang Usaha

2012 2011

Pihak ketiga 12,750,000 15,000,000

Jumlah 12,750,000 15,000,000

7 Persediaan

2012 2011

Persediaan Barang 5,125,000 4,250,000


- -
Jumlah 5,125,000 4,250,000

Manajemen berpendapat bahwa semua persediaan dapat digunakan atau dijual dalam kegiatan usaha normal.
Selain itu, nilai realisasi bersih persediaan masih melebihi nilai tercatat persediaan, sehingga tidak diperlukan
adanya provisi persediaan usang dan penurunan nilai.

8 Uang Muka dan Beban Dibayar di Muka


15
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

2012 2011

Biaya dibayar dimuka 4,580,500 2,745,000

Jumlah 4,580,500 2,745,000

9 Aset Tetap

Detail dari Property, Plant dan Equipment adalah sebagai berikut:

2012
Saldo awal Penambahan Reklasifikasi Pengurangan Saldo akhir
Biaya perolehan
Kepemilikan sendiri
Tanah 8,500,000 1,500,000 - - 10,000,000
Bangunan dan
prasarana 27,500,000 3,870,000 - - 31,370,000
Subjumlah 36,000,000 5,370,000 - - 41,370,000

Aset dalam
penyelesaian - - - - -
Jumlah perolehan 36,000,000 5,370,000 - - 41,370,000

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan sendiri
Tanah - - - - -
Bangunan dan -
prasarana 5,250,000 1,220,000 - - 6,470,000
Jumlah penyusutan 5,250,000
### 1,220,000 - - 6,470,000
Rugi penurunan nilai -
Jumlah tercatat 30,750,000 34,900,000

2011
Saldo awal Penambahan Reklasifikasi Pengurangan Saldo akhir
Biaya perolehan
Kepemilikan sendiri
Tanah 8,500,000 - - - 8,500,000
Bangunan dan
prasarana 27,500,000 - - - 27,500,000
Subjumlah 36,000,000 - - - 36,000,000

16
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Aset dalam
penyelesaian - - - - -
Jumlah perolehan 36,000,000 - - - 36,000,000

10 Aset Tetap (Lanjutan)

Saldo awal Penambahan Reklasifikasi Pengurangan Saldo akhir

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan sendiri
Tanah - - - - -
Bangunan dan -
prasarana 5,250,000 - - - 5,250,000
Jumlah penyusutan 5,250,000 - - - 5,250,000
Rugi penurunan nilai - -
Jumlah tercatat 30,750,000 30,750,000

11 Utang Usaha

2012 2011

Pihak ketiga 11,250,000 3,500,000

Subjumlah 11,250,000 3,500,000

Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Perseroan atas perolehan utang usaha.

12 Beban Akrual

2012 2011

Beban yang masih harus dibayar 1,400,000 1,520,000

Jumlah 1,400,000 1,520,000

13 Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya

2012 2011

17
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Utang Jangka pendek lainnya 7,750,000 5,250,000


U
ta
Jumlah 7,750,000 5,250,000
n
g
ja
n
g
k
14 a
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya
p
e
n 2012 2011
d
e Hutang Hipotek 10,000,000 12,500,000
k
la
Jumlah 10,000,000 12,500,000
in
n
y
15 a
Modal Saham

Susunan pemegang saham Perseroan pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012
Persentase
Kepemilikan Nilai Nominal
Pemegang Saham Jumlah Saham % Rp.

PT SEJATI BERMUDA 1,500 100.00% 25,000,000

Jumlah 1,500 100.00% 25,000,000

2011
Persentase
Kepemilikan Nilai Nominal
Pemegang Saham Jumlah Saham % Rp.

PT SEJATI BERMUDA 1,500 100.00% 25,000,000

Jumlah 1,500 100.00% 25,000,000

16 Pendapatan
2012 2011

18
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Penjualan Barang Dagang


Penjualan Bruto 72,352,250 45,600,000

Jumlah pendapatan 72,352,250 45,600,000

Retur dan diskon (1,352,250) (750,000)


Jumlah pendapatan - neto 71,000,000 44,850,000

17 Beban Pokok Pendapatan

2012 2011

Harga Pokok Penjualan


Beban operasi langsung
Persediaan Awal 4,250,000 3,000,000
Pembelian Neto 45,000,000 25,000,000
Persediaan Akhir (5,125,000) (4,250,000)
Jumlah beban pokok pendapatan 44,125,000 23,750,000

18 Beban

2012 2011
Beban penjualan
Beban Penjualan 4,350,000 3,200,000

Sub jumlah 4,350,000 3,200,000

18, Beban (Lanjutan)

2012 2011
Beban administrasi dan umum
Beban administrasi dan umum 3,100,000 2,500,000
Depresiasi dan amortisasi 1,220,000 850,000
Pajak dan perizinan 2,284,500 1,815,000

Jumlah 6,604,500 5,165,000

19
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

19 Beban keuangan
2012 2011

Beban Bunga 2,975,000 2,450,000


Bunga pinjaman - pihak ketiga - -
Jumlah beban keuangan 2,975,000 2,450,000

20 Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan

a. Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana suatu pihak atas instrumen keuangan akan menyebabkan kerugian keuangan
terhadap pihak lain diakibatkan kegagalannya dalam memenuhi suatu kewajiban.

Perseroan tidak memiliki konsentrasi yang signifikan terhadap risiko kredit. Terdapat kebijakan untuk memastikan
keseluruhan penjualan produk dilakukan kepada pelanggan dengan riwayat kredit yang baik. Selain itu,
Perseroan melakukan penelaahan atas kredit pelanggan yang ada dan menggunakan batas kredit untuk
mengatur risiko kredit. Untuk transaksi kas dan bank, Perseroan menggunakan bank yang memiliki kualitas kredit
yang baik terlihat dengan sebagian besar bank tersebut berperingkat mulai dari “BB“ ke “AAA” dari lembaga
pemeringkat Fitch Ratings dan Pefindo.

Peringkat kualitas kredit dari bank yang digunakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

2012 2011
Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit
eksternal
- AAA - -
- AA+ - -
- AA- - -
- A+ - -
- A- - -
-A - -
- BB - -
Subjumlah - -

Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat kredit


eksternal - -
Jumlah - -

b. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana suatu entitas akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban
terkait dengan liabilitas keuangannya yang diselesaikan dengan penyerahan kas atau aset keuangan lainnya.
20
Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek dan
pinjaman jangka panjang.
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Risiko likuiditas adalah risiko dimana suatu entitas akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban
terkait dengan liabilitas keuangannya yang diselesaikan dengan penyerahan kas atau aset keuangan lainnya.
Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek dan
pinjaman jangka panjang.

21 Sumber Ketidakpastian

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan
manajemen untuk membuat asumsi dan estimasi yang dapat mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas
tertentu pada akhir tahun pelaporan.
Dalam penyusunan laporan keuangan ini, asumsi akuntansi telah dibuat dalam proses penerapan kebijakan
akuntansi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabiltas pada laporan keuangan.
Selain itu juga terdapat asumsi akuntansi mengenai sumber estimasi ketidakpastian pada akhir tahun pelaporan
yang dapat mempengaruhi secara material jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun pelaporan berikutnya.

Manajemen secara periodik menelaah asumsi dan estimasi ini untuk memastikan bahwa asumsi dan estimasi telah
dibuat berdasarkan semua informasi relevan yang tersedia pada tanggal tersebut dimana laporan keuangan
disusun. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset dan liabilitas yang
akan dilaporkan di masa mendatang akan berbeda dari estimasi tersebut.

Pada tanggal pelaporan, manajemen telah membuat asumsi dan estimasi penting yang memiliki dampak paling
signifikan pada jumlah tercatat yang diakui dalam laporan keuangan, yaitu sebagai berikut:

21 Sumber Ketidakpastian (Lanjutan)

Penyisihan Penurunan Nilai Piutang

Secara umum manajemen menganalisis kecukupan penyisihan piutang berdasarkan beberapa hal, yaitu antara lain
menganalisis historis piutang tak tertagih, konsentrasi piutang masing-masing pelanggan, kelayakan kredit yang
diberikan dan perubahan jangka waktu pelunasan. Analisis tersebut dilakukan secara individual terhadap jumlah
piutang yang signifikan, sedangkan kelompok piutang yang tidak signifikan dilakukan atas dasar kolektif. Pada
tanggal pelaporan, jumlah tercatat piutang telah mencerminkan nilai wajarnya dan nilai tercatat tersebut dapat
berubah secara material pada tahun pelaporan berikutnya, namun perubahan itu bukan berasal dari asumsi
maupun estimasi yang dibuat pada tanggal pelaporan ini (lihat Catatan 7).

Estimasi Aset Pajak Tangguhan

Pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah pajak tangguhan yang diakui sebagai laba atau
rugi serta jumlah yang dicatat sebagai aset pajak tangguhan. Pengakuan tersebut dilakukan hanya jika besar
kemungkinan aset tersebut akan terpulihkan dalam bentuk manfaat ekonomi yang akan diterima pada periode
mendatang, dimana perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal masih dapat digunakan. Manajemen juga
mempertimbangkan estimasi laba kena pajak di masa datang dan perencanaan strategis perpajakan dalam
mengevaluasi aset pajak tangguhannya agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku maupun
perubahannya. Sebagai akibatnya, terkait dengan sifat bawaannya, ada kemungkinan bahwa perhitungan pajak
tangguhan berhubungan dengan pola yang kompleks dimana penilaian memerlukan pertimbangan dan tidak
diharapkan menghasilkan perhitungan yang akurat. Estimasi pajak tangguhan disajikan dalam Catatan 16.

21
PT SEJATI BERMUDA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2012 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Estimasi Umur Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Manajemen melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor
seperti kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi mesin dan peralatan medis di masa depan. Hasil
operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh
perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Perubahan estimasi umur manfaat aset tetap, jika terjadi,
diperlakukan secara prospektif sesuai
21 Sumber Ketidakpastian (Lanjutan)

Asumsi kunci lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini, selama periode dimana liabilitas
imbalan pascakerja terselesaikan. Perubahan asumsi imbalan kerja ini akan berdampak pada pengakuan
keuntungan atau kerugian aktuarial pada akhir tahun pelaporan. Informasi mengenai asumsi dan jumlah liabilitas
dan beban imbalan pascakerja diungkapkan pada Catatan 20.

Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan

Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di
pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika.
Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila
data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai
wajar.

22 Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan

Direksi bertanggung jawab atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2012 yang disusun dan diotorisasi pada tanggal April 2013.

22
PT SEJATI BERMUDA
Trial Balance (Classic)
As of 31 Dec 2012

Account No Account Name Debit Credit


1,1,01 KAS/BANK 1 6,525,000 -
1,1,02 PIUTANG USAHA 1 12,750,000 -
1,1,04 PERSEDIAAN 1 5,125,000 -
1,1,06,02 Beban Dibayar Dimuka 1 4,580,500 -
1,2,03,01,001 Tanah 1 10,000,000 -
,001
1,2,03,01,001 Bangunan dan Prasarana 1 31,370,000 -
,002
1,2,03,01,002,001 Akumulasi Penyusutan - Bangunan dan Prasarana 1 - 6,470,000
2,1,01 UTANG USAHA 1 - 11,250,000
2,1,03 BEBAN AKRUAL 1 - 1,400,000
2,1,11 LIABILITAS JANGKA PENDEK LAINNYA 1 - 7,750,000
2,2,09 Hipotek 1 - 10,000,000
3,1,01 SAHAM BIASA 1 - 25,000,000
3,5,01,01 Laba ditahan Awal - 10,535,000
3,5,01,02 Laba Tahun Berjalan -
3,7,01 Deviden 1 15,000,000 -
3,8,02 Ikhtisar Laba Rugi 4,250,000 5,125,000
4,1 Penjualan Bruto 1 - 72,352,250
4,1,05 Retur Penjualan 1 1,352,250 -
5,1 Pembelian Neto 1 45,000,000 -
6,1,01 BEBAN PENJUALAN 1 4,350,000 -
6,2,01 BEBAN ADMINISTRASI dan UMUM 1 3,100,000 -
6,2,01,02 Depresiasi dan Amortisasi 1 1,220,000 -
6,2,01,08 Pajak dan Perijinan 1 2,284,500 -
6,3,01 Beban Bunga 1 2,975,000 -
7,1,01 PENGHASILAN LAIN -
149,882,250 149,882,250
2012 2011
Kas/ Bank Rp 6,525,000 Rp 5,560,000
Piutang Dagang Rp 12,750,000 Rp 15,000,000
Saham Biasa Rp 25,000,000 Rp 25,000,000
Persediaan Rp 5,125,000 Rp 4,250,000
Biaya dibyar dimuka Rp 4,580,500 Rp 2,745,000
Penjualan Bruto Rp 72,352,250 Rp 45,600,000
Tanah Rp 10,000,000 Rp 8,500,000
Gedung & Perlengkapan Rp 31,370,000 Rp 27,500,000
Cad. Peny. Gedung & Perlengkapan Rp 6,470,000 Rp 5,250,000
Hutang Dagang Rp 11,250,000 Rp 3,500,000
Hutang Jangka Pendek Rp 7,750,000 Rp 5,250,000
Biaya Adm & Umum Rp 3,100,000 Rp 2,500,000
Biaya yg akan dibayar Rp 1,400,000 Rp 1,520,000
Hipotek Rp 10,000,000 Rp 12,500,000
Biaya Bunga Rp (2,975,000) Rp (2,450,000)
Pajak Rp 2,284,500 Rp 1,815,000
Laba ditahan akhir
deviden Rp (15,000,000) Rp (7,500,000)
Return Penjualan Rp (1,352,250) Rp (750,000)
Biaya penjualan Rp 4,350,000 Rp 3,200,000
Laba tahun berjalan ? Rp 10,285,000
penyusutan Rp 1,220,000 Rp 850,000
pendapatan lain-lain
jumlah aktiva Rp 63,880,500 Rp 58,305,000
laba ditahan awal Rp 10,535,000 Rp 7,750,000
persediaan awal Rp 4,250,000 Rp 3,000,000
pembelian neto Rp 45,000,000 Rp 25,000,000
Balance Sheet
2012 2011
Kas/ Bank Rp 6,525,000 Rp 5,560,000
Piutang Dagang Rp 12,750,000 Rp 15,000,000
Persediaan Rp 5,125,000 Rp 4,250,000
Biaya dibyar dimuka Rp 4,580,500 Rp 2,745,000
Tanah Rp 10,000,000 Rp 8,500,000
Gedung & Perlengkapan Rp 31,370,000 Rp 27,500,000
Cad. Peny. Gedung & Perlengkapan Rp 6,470,000 Rp 5,250,000

Hutang Dagang Rp 11,250,000 Rp 3,500,000


Biaya yg akan dibayar Rp 1,400,000 Rp 1,520,000
Hutang Jangka Pendek Rp 7,750,000 Rp 5,250,000
Hipotek Rp 10,000,000 Rp 12,500,000
deviden Rp (15,000,000) Rp (7,500,000)
Saham Biasa Rp 25,000,000 Rp 25,000,000
Laba tahun berjalan ? Rp 10,285,000
laba ditahan awal Rp 10,535,000 Rp 7,750,000

jumlah aktiva Rp 63,880,500 Rp 58,305,000

Rp 63,880,500 Rp 58,305,000
Rp 50,935,000 Rp 58,305,000
Rp 12,945,500
2012 2011
Penjualan Bruto Rp 72,352,250 Rp 45,600,000
Return Penjualan Rp (1,352,250) Rp (750,000)
Rp 875,000
persediaan awal Rp 4,250,000 Rp 3,000,000
pembelian neto Rp 45,000,000 Rp 25,000,000

Biaya penjualan Rp 4,350,000 Rp 3,200,000

penyusutan Rp 1,220,000 Rp 850,000

Pajak Rp 2,284,500 Rp 1,815,000

Biaya Adm & Umum Rp 3,100,000 Rp 2,500,000


Biaya Bunga Rp (2,975,000) Rp 2,450,000

Rp 12,945,500 Rp 10,285,000

pendapatan lain-lain Rp - Rp -
Laba ditahan akhir Rp - Rp -

Anda mungkin juga menyukai