Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKERIN PADA AN.

I DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN TERMOREGULER (HIPERTEMIA) PADA DIAGNOSA
MEDIS KEJANG DEMAM DI RUANG AFIAH 4 RS HASANAH GRAHA
AFIAH TANGGAL 06 APRIL – 08 APRIL 2021

NAMA: PUTRI SETYO RINI


KELAS: XI.B KEPERAWATAN
BAB 1. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada usia antar 3 bulan sampai 5 tahun yang disertai
demam tanpa infeksi system saraf pusat.kejang demam biasanya terjadi pada awal demam.Anak
akan terlihat aneh untuk beberapa saat, kemudian ksku, kelojotan dan memutar matanya, anak
tidak respon untuk bereberapa waktu, nafas akan terganggu dan kulit akan tampak lebih gelap dari
biasanya setelah kejang, anak akan segera kembali normal.Kejang biasanya berakhir kurang dari 1
menit, tetapi jarang dapat terjadi lebih dari 15 menit.
B. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya tulis ilmiah ini adalah mengetahui Asuhan Keperawatan yang benar pada
pasien An.I dengan diagnosa kejang demam.
BAB II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
• KONSEP DASAR PENYAKIT KEJANG DEMAM
A.Definisi Penyakit Kejang Demam
Kejam demam adalah kelainan neurologis yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Keadaan ini
termasuk keadaan darurat. Dari penelitian yang pernah dilakukan sekitar 2,5 – 5% anak pernah
menglami kejang demam sebelum umur 5 tahun. Kejang demam banyak mengenai anak usia 14-18
bulan.
B.Etiologi penyakit kejang demam
Hingga kini belum diketahui dengan pasti, demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan
atas, otitis media, pnemonis, gastroententis, dan infeksi saluran kemih.kejang terjadi akibat lepas
muatan paroksimal yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang sangat mudah terpicu sehingga
mengangu fungsi normal otak dan juga dapat terjadi karena keseimbangan asam basa atau elektrolit
yang terganggu.
c. Tanda dan gejala penyakit kejang demam
Kejang demam ditandai oleh terjadinya kejang saat demam. Gejala kejang demam adalah hentakan
pada tungkai dan lengan yang berulang (kelojotan), mata mendelik ke atas, dan anak kehilangan
kesadaran.
d. Pemeriksaan diagnosadan penunjang
Pemeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium, atau
gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. Apabila dalam panggilan riwayat
penyakit sebelumnya tidak dicurigai peristiwa yang menunjukan penyebab gangguan elektrolit dan
gangguan gula darah pemeriksaan tersebut hanya menghaburkan biaya. Pemeriksaan laboratorium
harus ditunjukan untuk mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin.
1. Pemindaian positron emission tomography (PET)
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan
metabolik atau aliran darah dalan otak.
2. Neuroimaging
Yang termasuk dalam pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah CT-scan dan MRI kepala.
Secara umum pemderita kejang demam tidak memerlukan pemeriksaan CT-scan atau MRI.
Pemeriksaan tersebut dianjurkan apabila anak menunjukan kelainan saraf yang jelas, misalnya ada
kelumpuhan, gangguan kesadaran, ganggua keseimbangan, sakit kepala berlebihan , atau lingkar
kepala kecil.
B. KONSEP DASAR KEBUTUHAN MANUSIA
• Kurangnya Pemasukan Kebutuhan-Kebutuhan Nutrisi
a. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat yang lain yang berhubungan dengan kesehatan pada penyakit termasuk keseluruhan
prose-proses dalam tubuh manusia untuk makanan/ bahan-bahan lain lingkungan hidup nya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam gizi dan cairanya, terkadang aksi dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit nutrisi juga dapat dikatakan sebegai ilmu tentang makanan zat-zat
lain yang terkandung aksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan penyakit.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya nutrisi
1.) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
2.) Kebersihan lingkungan yang buruk.
3.) Menderita penyakit tertentu.
4.) Pola makan tidak terjaga.
C. Masalah Nutrisi
1.) Anemia
2.) Beri-beri
3.) Skorbut (scurvy)
4.) Kwashiorkor
5.) Marasmus
BAB III LAPORAN KASUS
Tanggal masuk : 06 April 2021
Jam : 14:30
No RM : 401464
Tanggal pengkajian: 06 April 2021
Jam : 15:00
Diagnosa medis : Kejang demam
A. Pengkajian
Identitas pasien

Nama : An. I
Umur : 5 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Kp. Poncol
Suku / bangsa : Indonesia
Pekerjaan :-
Pendidikan : TK
Status : Anak
2.RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya demam dari sore dan kejang di rumah selama 5 menit. 
b. Riwayat kesehatan sekarang
1.)Waktu terjadinya sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya demam dari sore, kejang sekali di rumah selama 5 menit
sebelum masuk rumah sakit
2.)Proses terjadinya sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya demam yang terlalu tinggi 
3.) Upaya yang telah dilakukan
Ibu pasien memberikan kompres hangat dan obat paracetamol di warung untuk menurunkan
panas.
  4.)Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
Dilakukan pengecekan suhu
Suhu : suhu pasien 40 oC
3.PENGKAJIAN FISIK
Keadaan umum Sakit ringan

Kesadaran Compos mentis

BB 12 kg
TB 119 cm
TTV RR : 28 x/menit nadi : 115 x/menit suhu : 40 C

IKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hemoglobin 12,2 11,5-13,0 9/al

Hematokrit 32,1 34-139 %

Trombosit 224 250-550 x103/mm3

Leukosit 11,1 9,0-35,0 x103/mm3


5. THERAPY SAAT INI
Jenis therapy Dosis Cara pemberian

RL 20 tpm 20 tpm Intervena


Carbamazepine 100 mg / hari Oral

Paracetamol 300 mg 3x1 Oral

DATA FOKUS

Data subjektif Data objektif


a. Ibu pasien mengatakan anaknya demam dari sore a. Klien kejang 1 kali.
sebelum di bawa ke rumah sakit. b. Suhu tubuh 40 oC.
b. Ibu pasien mengatakan anaknya kejang di rumah c. Klien dipasang infus RL 20 tpm.
sekali selama 5 menit. d. Diberikan paracetamol 300 mg.
c. Ibu pasien mengatakan kejang terjadi saat suhu e. Diberikan carbamazepine 100mg /hari.
tubuh meningkat. f. Diberikan neosanmag fast 2x1.
d. Ibu pasien mengatakan anaaknya tidak nafsu makan. g. Bibir pasien terlihat pucat dan prcah – pecah.
e. Ibu pasien mengtakan aktivitas anaknya di bantu h. Suhu : 40 oC
sebagian. Pernafasan : 28 x/menit
Nadi : 155 x/menit
Berat badan : 12 kg
i. Pasien menghabiskan ¼ porsi makan.
j. Pasien melakukan aktivitas di bantu oleh orang lain.
B.ANALISA DATA & DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Symtom Etiology Problem

1 DS : 1. Ibu pasien mengatakan anaknya demam dari sore sebelum di bawa ke rumah sakit Proses penyakit Hipertemi
DS : 2. Ibu pasien mengatakan anaknya kejang terjadi saat suhu tubuh meningkat
DO : 1. Suhu tubuh 40 C
DO : 2. Klien di pasang infus RL 20 tpm
DO : 3. Diberikan paracetamol 300 mg
DO : 4. Bibir pasien terlihat pucat dan pecah – pecah
DO : 5. Suhu : 40 C
Pernafasan : 28 x/menit
Nadi : 115 x/menit
Berat badan : 12 kg

2 DS : 1. Ibu pasien mengatakan saat sakit anaknya makan 3 x sehari dengan ¼ porsi Intake nutrisi yang tidak ade kuat Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
DO: 1. Pasien terlihat tidak nafsu makan hanya menghabiskan ¼ porsi
DO :2. Diberikan neosanmag fast 2x1

3 DS : 1. Ibu pasien mengatakan anaknya kejang di rumah sekali selama 5 menit Resiko cidera Kejang
DS : 2. Ibu pasien mengtakan anaknya kejang terjadi karena saat tubuh meningkat  
DO : 1. Klien kejang 1 kali selama 5 menit  
DO : 2. Suhu tubuh pasien 40 C
DO : 3. Diberikan carbamazepine 100mg /hari

4 DS : 1. Ibu pasien mengatakan aktivitas anaknya di bantu sebagian Keterbtasan mobilitas fifik Intelorensi aktivitas
DO: Pasien melakukan aktivitas di bantu oleh orang lain

NO DX. KEPERAWATAN

1 Hipertemi b/d proses penyakit


2 Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake nutrisi yang tidak ade kuat

3 Kejang b/d resiko cedera


4 Keterbatasan mobilitas fisik b/d intolerensi aktivitas
C.RENCANA KEPERAWATAN
Hari/Tgl Jam No.DX Tujuan dan kriteria hasil Imtervensi TTD

06/04-2021 10.00 1. Hipertemi Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan pasien tidak terasa panas lagi 1. Pantau suhu tubuh pasien  
dengan kriteria hasil 2. Kalaborasi pemberian obat
1. Suhu tubuh pasien menurun 36,8 C 3. Paracetamol 300mg/hari
2. Kejang dan demam pasien menurun
3. Suhu pasien 36,5C- 37,5C
4. Pasien terlihat segar

06/04-2021 10,30 2. Kebutuhan nutrisi Setelah dilakuakan tindakan keperawatan 3x24jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien tercukupi dengan 1. Anjurkan pasien memakan makanan yang hangat  
kriteris hasil 2. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
1. Pola makan pasien kembali normal 3. Kalaborasi pemberian obat Neosanmag fast 2x1
2. Pasien nasup makan

06/04-2021 11.00 3.Kejang Setelah dilakuakan tindakan keperawatan 3x24 jam kejang teratasi dengan keiteria hasil 1. Pantau EKG pasien  
1. Pasien tidak kejang lagi 2. Kalaborasi pemberian obat Carbamazepine 100mg/hari
2. Kejang dan demam pasien menurun
D. IMPLEMENTASI & EVALUASI
Hari/Tgl Jam NO.DX Implementasi Evaluasi T
T
D

06/04-2021 14.00 1. 1. memantau suhu tubuh pasien S: Ibu pasien mengatakan anaknya demam  
Hipertemi R/H: Ibu pasien mengatakan anaknya demam. O: Suhu tubuh pasien 40 C,setelah dilakukan
2. Mengkolaborasi pemberian obat paracetamol 300 mg/hari kompres hangat suhu tubuh pasien belum turun
R/H: Suhu tubuh pasien 40 C Setelah dilakukan kompres hangan suhu tubuh pasirn belum turun A: Masalah belum teratasi
P : Tujuan belum tercapai
Mandiri:Pantau suhu pasien
Kaloborasi:Pemberian obat paracetamol
300mg/hari

06/04-2021 14.30 2. 1. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering S: Ibu pasien mengatakan anaknya belum nafsu  
Kebutuhan nutrisi R/H: Pasien menghabiskan ¼ porsi makan makan
2. Mengkaloborasi pemberian obat Neosanmag fast 2x1 O: Pasien hanya menghabisakan ¼ porsi makan
RH: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum nafsu makan A: Masalah belum teratasi
  P: Tujuan belum tercapai
Mandiri:
Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Kaloborasi:
Pembemrian obat neosanmag fast 2x1
06/04-2021 15.30 3.Kejang 1. Memantau EKG pasien S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya kejang sekali  
    R/H: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya kejang sekali O: -Nadi : 90x/menit
2. Mengkaloborasi pemberian obat Carbamazepine 100 mg/hari -Pernafasan : 20x/menit
R/H : -Nadi : 90x/menit A:Masalah belum teratasi
-Pernafasan : 20x/menit P: Tujuan belumtercapai
Mandiri:
Memantau EKG pasien
Kalaborasi:
Pemberian
carbamazepine 100mg/hari
 

07/04-2021 09.00 1. 1. Memantau suhu tubuh pasien S: Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak terasa panas  
    Hipertemi R/H: Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak teraasa panas O: Suhu tubuh pasien menurun 36,8
2.Mengkolaborasi pemberian obat paracetamol 300mg/hari A: Masalah teratasi
R/H: Suhu tubuh pasien menurun 36,8 P : Tujuan tercapai
Mandiri:
Pantau suhu tubuh pasien
Kalaborasi:
Pemberian obat paracetamol 300mg/hari
07/04-2021 10.30 2. 1.Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih belum nafsu makan  
  Kebutuhan Nutrisi R/H: pasien menghabiskan ½ posi makan O: Pasien menghabiskan ½ porsi makan
2.Mengkaloborasi A: Masalah belum teratasi
Pemberian obat neosanmag fast 2x1 P: Tujuan belum tercapai
R/H: : Ibu pasien mengatakan anaknya masih belum nafsu makan Mandiri:
Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Kaloborasi:
Pemberian obat neosanmag fast 2x1

07/04-2021 11.00 3.Kejang 1.Memantau EKG pasien S: Ibu pasien mengatakan bahwa anknya sudah tidak kejang  
    R/H:Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak kejang O: -Nadi: -28x/menit
2.Mengkolaborasi pemberian obat carbamazepine 100mg/hari -Pernafasan: -115x/menit
R/H: -Nadi: 28x/m3nit A: Msalah teratasi
-Pernafasan: 115x/menit P: Tujuan tercapai
Mandiri:
Memantau EKG pasien
Kaloborasi:
Pemberian obat carbamazepine 100mg/hari

08/04- 15.00 1.Kebutuhan 2.Menganjurkan opasien makan S:Ibu pasien mengtakan bahwa anaknya  
2021 Nutrisi sedikit tapi sering sudah nafsu makan
R/H: Pasien menghabiskan 1 porsi O:Pasien menghabiskan 1 porsi makan
makan A: Masalah teratasi
3.Mengkolaborasi pemberian obat P: Hentikan intervensi
neosanmag 2x1 Mandiri:
R/H: Ibu pasien mengatakan bahwa Menganjurkan makan sedikit tapi sering
anaknya sudah nafsu makan Kalaborasi:
Pemberian obat neosanmag fast 2x1
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pada tujuan laporan kasus yang penululis buat, maka pelulis menyimpulkan beberapa hal antara lain:
1. Kejang demam adalah perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan akibat kenaikan suhu dimana suhu diatas 38 C sehingga
mengakibatkan renjatan kejang yang biasanya terjadi pada anak dengan usia 3 bulan sampai 5 tahun
2. Data yang didapat dari pengkajianpada pasien An.I berupa ibu pasien mengatakan anaknya panas, tubuh klien teraba hangat, hasil
pengukuran tanda-tanda vital pasien yaitu nadi : 115x/menit, suhu : 40 C, RR : 28x/menit, ibu klien mengatakan tidak nafsu makan, klien makan
¼ porsi makan.Semua pengkajian diperoleh langsung dari pasien serta keluarga pasien dengan menggunakan motede wawancara. 
3. Diagnosa keperawatan yang muncul :
• Peningkatan suhu tubuh : hipertemi berhubungan dengan proses infeksi.
• Perubahan pola nutrisi : kurang dari kebutuhaPeningkatan suhu tubun tubuh berhubungan intake makanan yang tidak adekuat :
adanya anoreksia
• Resiko tinggi kejang berulang dengan hipertemi
4. Rencana keperawatan
Perencanaan yang di tetetapkan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah, dan
perencanaan yang telah disusun sebagai adalah sebagai berikut : memonitor kebutuhan nutrisi, memonitor suhu tubuh pasien, memotivasi
untuk menghabiskan satu porsi makan, dll.
5. Implementasi keperawatan
Implementasi yang dilakukan penulis selama masa perawatan pada pasien sesui dengan intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi
masalahkeperawatan yang ada.
6. Evaluasi keperawatan
setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam An. I diperbolehkan pulang untuk esok hari karena didapatkan perkembangan yang cukup
baik dengan suhu pasien dalam batas normal, dan nafsu makan meningkat. Maka dari itu intervensi dihentikan. Selama pasien dirawat, selalu
ada orang tua pasien yang menemani sehingga peran serta orang tua dapat dilibatkan secara maksimal dalam membantu kesembuhan pasien,
keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien tidak lepas dari peran serta orang tua.
 

Anda mungkin juga menyukai