Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

KEGIATAN BULAN RAMADHAN


SD SUKASUKASAYA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

“Mempertebal Keimanan dan Membentuk Pribadi yang sholeh dan sholehah


Berakhlakul Karimah di Bulan penuh Khikmah “

Alamat : Jl. Menuju Surga Allah SWT


Kabupaten Firdaussi
PROPOSAL
KEGIATAN RAMADHAN

1. Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama kegiatan Ramadhan siswa – siswi SD Sukasukasaya,
Kecamatan Ungaran Timur Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Tema Kegiatan
Tema kegiatan ini adalah mempertebal keimanan dan membentuk pribadi
yang sholeh dan sholehah, berakhlakul karimah, memantapkan aqidah, dan
menanamkan cinta beribadah di bulan penuh khikmah.

3. Latar Belakang
Mengutip dari ayat Al-Quran Surat Al- Baqarah ayat 183 :
“Hai orang – orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa”
Hadits Nabi Muhammad SAW Menyambut kehadiran Ramadhan yang
diriwayatkan oleh imam Thabrani:
Yang artinya :
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan, maka
katakanlah selamat datang kepada-Nya. Telah datang bulan puasa
membawa segala rupa keberkatan, maka alangkah mulia tamu yang akan
datang itu”
Bulan Ramadhan merupakan bulan peningkatan kualitas keimanan dan
ketaqwaan manusia dalam melaksanakan perintah Allah khususnya puasa, yaitu
dalam hal melatih kesabaran dan kemampuan mengalahkan hawa nafsu. Tidak
diragukan lagi bahwa hikmah dibalik puasa adalah perasaan takut kepada Allah
dan keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat.
Maka berbahagialah orang – orang yang senantiasa ikhlas dan bergembira
dengan datangnya bulan suci Ramadhan, dan senantiasa mengisinya dengan amal
kebaikan.
4. Landasan Kegiatan
a. Program rutin tahunan yang selalu dilaksanakan di sekolah.
b. Hasil rapat bersama dewan guru tanggal 27 Mei 2017

5. Maksud dan Tujuan


a. Maksud:
Mempertebal keimanan dan membentuk pribadi yang sholeh dan
sholehah, berakhlakul karimah, memantapkan aqidah, dan menanamkan
cinta beribadah di bulan penuh khikmah, taat pada ajaran Al-Qur’an serta
ajaran Rosul pada peserta didik.

b. Tujuan:
 Untuk meningkatkan kecintaan peserta didik kepada Allah,
Rasulullah, Agama Islam, serta Kitab Suci Al-Qur’an.
 Terwujudnya motifasi dari peserta didik untuk senantiasa beriman
dan bersabar.
 Sebagai ajang untuk membentuk siswa yang berakhlakul karimah.
 Sebagai sarana evaluasi ketaatan peserta didik dalam beribadah
melalui buku kegiatan ramadhan.

6. Peserta Kegiatan
Peserta dalam kegiatan ini adalah seluruh siswa – siswi SD Sukasukasaya
dari mulai kelas I sampai kelas V, yang didampingi oleh bapak/ibu guru masing –
masing.

7. Jenis Kegiatan
a. Tadarus Al-Qur’an
b. Ceramah Ramadhan
c. Praktik ibadah sholat berjamaah
8. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu
No Kelas Kegiatan Tempat Pengampu Kelas
Pelaksanaan
Guru A 2
Hafalan
Senin Guru B 3
surat – Ruang
1 1–5 (28 Mei Guru C 4
surat Kelas
2018) Guru D 5
pendek
Guru E 1
Guru A 3
Kisah
Rabu Guru B 4
Nabi / Ruang
2 1–5 (30 Mei Guru C 5
Kisah Kelas
2018) Guru D 1
Tauladan
Guru E 2
Guru A 4
Kamis Guru B 5
Wudhu Ruang
3 1–5 (31 Mei Guru C 1
dan sholat Kelas
2018) Guru D 2
Guru E 3

9. Sumber Dana
Dana bersumber dari infak siswa.

10. Estimasi Dana


 Dokumentasi : Rp. 50.000
 Administrasi dan pelaporan : Rp. 15.000
 Biaya tak terduga : Rp. 20.000
Jumlah : Rp. 85.000

11. Susunan Panitia


Penanggung jawab : Kepala Sekolah (KS, S.Pd. M.Pd )
Ketua Penyelenggara : Guru C
Sekretaris : OPS
Bendahara : Bendahara
Anggota :
 Guru A
 Guru B
 Guru C
 Guru D
 Guru E
Pembantu Umum : 1. Guru F
2. Guru G

Demikian proposal ini kami susun sebagai panduan dan acuan dalam
penyelenggaran kegiatan Ramadhan di SD Sukasukasaya Tahun Pelajaran
2017/2018. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan. Amiin.
Kalongan, 27 Mei 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru PAI

Rusdiharto, S.Pd. M.Pd Guru C


NIP. 19620508 198405 1002
JADWAL PESANTREN KILAT

No Kelas Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Pengampu Kelas


Guru A 2
Guru B 3
Senin
1 1–5 Hafalan surat – surat pendek Ruang Kelas Guru C 4
(28 Mei 2018)
Guru D 5
Guru E 1
Guru A 3
Guru B 4
Kisah Nabi / Kisah Rabu
2 1–5 Ruang Kelas Guru C 5
Tauladan (30 Mei 2018)
Guru D 1
Guru E 2
Guru A 4
Guru B 5
Kamis
3 1–5 Wudhu dan sholat Ruang Kelas Guru C 1
(31 Mei 2018)
Guru D 2
Guru E 3

NB :
o Selama Kegiatan pesantren kilat, anak – anak kelas 1 – kelas 5 dimohon memakai busana muslim.
o Dimohon untuk anak – anak juga membawa peralatan sholat dari rumah.
Luqman al-Hakim

Luqman (Arab: ‫لقمان الحكيم‬, Luqman al-Hakim, Luqman Ahli Hikmah) adalah
orang yang disebut dalam Al-Qur'an dalam surah Luqman [31]:12-19 yang
terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat
bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun. Sedangkan
asal usul Luqman, sejumlah ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan
bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain
menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada
yang berpendapat ia berasal dari Sudan. Ada pula yang berpendapat Luqman
adalah seorang hakim pada zaman nabi Daud.
Kisah Luqman al-Hakim
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, bahwa pada suatu hari Luqman al-Hakim telah
memasuki pasar dengan menaiki seekor himar (keledai), sedangkan anaknya
mengikutinya dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, orang-orang
berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya
dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang-orang
tersebut maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas
himar itu. Melihat keduanya, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang
tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang
ajar anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun naik ke punggung himar itu
bersama anaknya. Kemudian orang-orang berkata lagi, "Lihat itu dua orang
menaiki seekor himar, mereka sungguh menyiksakan himar itu." Karena ia tidak
suka mendengar percakapan orang, Luqman dan anaknya turun dari himar itu,
kemudian terdengar lagi orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, dan himar itu
tidak dikendarai." Dalam perjalanan pulang, Luqman al-Hakim menasihati
anaknya mengenai sikap manusia dan ucapan-ucapan mereka. Ia berkata,
"Sesungguhnya tidak ada seseorang pun yang lepas dari ucapannya. Maka orang
yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan kecuali kepada Allah saja.
Siapa pun yang mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya."
Kemudian Luqman al-Hakim berpesan kepada anaknya, "Wahai anakku, tuntutlah
rezeki yang halal agar kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tidak ada satu pun
orang fakir itu kecuali mereka mengalami tiga perkara, yaitu tipis keimanan
terhadap agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu), dan hilang kepribadiannya.
Lebih celaka lagi, orang-orang yang suka merendahkan orang lain dan
menganggap ringan urusan orang lain."
Nasihat Luqman
Di antara nasihat Luqman yang terdapat dalam surah Luqman antara lain sebagai
berikut.
1. Jangan mempersekutukan Allah (Luqman 31:13).
2. Berbuat baik kepada kedua orang tua (Luqman 31:14).
3. Sadar bahwa manusia berada dalam pengawasan Allah (Luqman 31:16).
4. Dirikan salat (Luqman 31:17).
5. Berbuatlah kebaikan (Luqman 31:17).
6. Jauhilah kemungkaran (Luqman 31:17).
7. Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman 31:17).
8. Jangan sombong (Luqman 31:19).
Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi adalah kisah 7 pemuda yang tertidur lelap di dalam gua selama
309 tahun, Kisah ini terjadi sebelum zaman nabi Muhammad SAW.Para pemuda
bersembunyi di dalam gua untuk melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus.
Kisah ini bersumber dari Al Qur'an dalam Surah Al Kahfi.
Menurut beberapa sejarahwan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama:
Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika.
Serta seekor anjing bernama Kithmir, yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing
yang masuk Surga. Banyak yang berpendapat sejarah ini terjadi di Suriah, tetapi
ada beberapa ahli Al Qur'an dan Injil berpendapat mereka berasal dari Yordania.
Pada suatu zaman di sebuan negeri bernama Efesus hiduplah 7 orang pemuda di
tengah masyarakat yang musrik dan raja yang kejam. Sehari-hari mereka
menyembah berhala dan melakukan kegiatan yang melanggar aturan Allah
Swt seperti mabuk-mabukan, berjudi dan berzina.
Diqyanus sang raja yang kejam sengaja mengajak rakyatnya untuk menyembah
Tuhan selain Allah Swt. Jika mereka tidak mematuhinya, maka akan
dihukum dengan siksaan yang berat dan bahkan sampai dibunuh. Sebagian besar
rakyatnya pun terpaksa mengikuti apa yang diperintahkan sang raja.
Namun, diantar banyaknya pengikut raja ada 7 pemuda saleh yang masih percaya
dan beriman kepada Allah Swt. Ketujuh pemuda itu bernama Tamlikha,
Maksalmina, Martunis, Nainunis, Sarbunis, Falyastatyunis dan
Dzununis. Mereka berusaha untuk memperbaiki kondisi masyarakat di sekitarnya
dan mengajak mereka kembali beriman kepada Allah Swt.
Bertahun-tahun 7 pemuda itu mengajak masyarakat untuk beriman, akan tetapi
tidak satu pun orang yang mau. Ketujuh pemuda itu malah mendapat hinaan dan
dicaci-maki, bahkan hingga diancam untuk dibunuh.
Suatu ketika terdengarlah kabar 7 pemuda soleh itu ke telinga raja Diqyanus. Sang
raja pun geram dan marah besar. Ia menganggap 7 pemuda saleh itu telah
menghinanya karena tidak mengikuti aturannya. Ia lansung memerintahkan
pasukan khusus kerajaan untuk menangkap dan membunuh mereka.
“Tangkap hidup-hidup 7 pemuda itu, atau bawa kepalanya kepadaku!” Teriak sang
raja.
Mendengar kabar hendak dibunuh, akhirnya 7 pemuda itu pergi meninggalkan
negerinya bersama seekor anjing untuk menyelamatkan diri. Di tengah perjalanan
mereka menjumpai sebuah goa yang berukuran cukup luas. Karena mereka
kelelahan setelah dikejar-kejar, lalu mereka tertidur di dalam goa itu.
Rupanya Allah Swt sayang kepada 7 pemuda saleh itu. Allah hapus semua jejak-
jejak langkah kaki mereka menuju goa sehingga tidak ada satupun tanda-tanda
kehidupan di dalamnya. Allah Swt melindungi dan mengawasi mereka siang
hingga malam. Lalu Allah membuat mereka tertidur lelap dalam waktu yang
sangat lama.
1 tahun berlalu. 5 tahun. 50 tahun. 100 tahun. Setelah tahun ke-309 Allah SWT
membangunkan mereka. 7 pemuda itu merasakan badan mereka lumayan
segar. Lalu diantara mereka saling bertanya tentang lamanya mereka tidur. Salah
seorang diantara mereka mengatakan bahwa mereka tidur hanya beberapa jam
saja. Namun yang lain mengatakan mereka tidur setengah hari. Ada lagi yang
mengatakan bahwa mereka tertidur selama 1 hari satu malam.
Tidak lama kemudian beberapa orang diantara mereka diutus pergi ke kota untuk
membeli makanan, karena mereka semua merasakan lapar. Mereka pergi dengan
membawa sekantong uang perak. Di sepanjang jalan mereka selalu waspada
terhadap orang-orang utusan kerajaan yang ingin membunuh mereka.
Tiba di kota, pemuda itu pun membeli makanan. Ketika hendak membayar
makanan pedagang itu terkejut, ia mengatakan bahwa uang yang dipakai oleh
pemuda itu sudah lama tidak di pakai. Pemuda itu pun juga ikut heran. Lalu ia
menceritakan kisahnya kepada si penjual makanan. Mendengar kisah itu si penjual
makanan lansung berteriak dan memeluknya sambil menunjuk-nunjuk,
“Perhatian semuanya saudaraku. Inilah 7 pemuda Ashabul Kahfi yang ceritanya
sering kalian dengarkan, mereka sudah kembali!” Kata pedagang makanan.
Seluruh pedagang dan pembeli di pasar itu pun dibuat terkejut dan terheran-heran.
Mereka semua mendekat, mengerumuni pemuda-pemuda itu sambil memuji
kekuasaan Allah Swt.
Setelah 309 tahun tertidur negeri Efesus sudah berubah. Raja Diqyanus yang
kejam pun sudah mati. Kini seluruh masyarakat sudah beriman kepada Allah
Swt. Alangkah senangnya 7 pemuda Ashabul Kahfi. Mereka kembali ke negerinya
bersama seekor anjing yang penyayang dan mengerjakan amal saleh dengan hati
yang tenang.
Kisah Aslinya ada di dalam Al-Quran Surah Al-Kahfi. Kisah ini sengaja
ditambahkan untuk membangun nilai-nilai rasa dan suasana yang hidup.
Nabi Yunus A.S.

Ada sebuah negeri di bagian Selatan Irak bernama Ninawa. Negeri itu sangat
kaya. Namun penduduknya ingkar dan tidak bersyukur. Mereka menyembah
berhala dan bukan menyembah Allah.
Allah pun mengutus Nabi Yunus Alaihi Salam untuk berdakwah kepada penduduk
negeri itu. Nabi Yunus menyeru penduduk Ninawa untuk menyembah Allah,
pencipta alam semeata beserta isinya. Ajakan Nabi Yunus ditolak mentah –
mentah oleh penduduk Ninawa. Setelah bertahun – tahun, hanya sedikit yang mau
mengikuti ajakan Nabi Yunus untuk beriman kepada Allah.
Melihat keadaan tersebut, Nabi Yunus yang memberitahukan bahwa azab Allah
segera datang kepda mereka. Namun, penduduk Ninawa tidak percaya. Mereka
tidak peduli dengan peringatan Nabi Yunus. Suatu hari, sebelum azab yang
dijanjikan tiba, Nabi Yunus pergi meninggalkan kumnya.
Tidak lama kemudian, tampaklah awan gelap yang bergumpal – gumpal diselingi
petir yang menyambar – nyambar, dan cahaya merah seperti api yang hendak
turun dari langit. Penduduk Ninawa berlarian mencari perlindungan. Saat itulah
mereka ingat Nabi Yunus. Para penduduk pun berbondong – bondong mencari
Nabi Yunus. Mereka beramai – ramai memohon ampun dan bertobat kepada Allah
SWT.
Tobat mereka diterima Allah. Awan gelap yang menyelimuti kota itu pun
menghilang perlahan – lahan, sehingga azab tidak jadi diturunkan. Penduduk
Ninawa pun terkejut melihat berhala sembahan mereka hancur berkeping – keping
terkena sambaran petir.
“Benarlah apa yang dikatakan Nabi Yunus. Mulai sekarang, kita akan menyembah
Allah dan mengikuti ajarannya!” seru penduduk Ninawa.
Sementara itu, Nabi Yunus telah tiba di pinggir laut. Nabi Yunus akhirnya naik ke
sebuah kapal. Ia berencana pergi jauh dari negeri Ninawa karena penduduknya
tidak mau menerima dakwahnya. Perjalanan Nabi Yunus ternyata tidak mudah. Di
tengah laut, topan dan gelombang besar datang menghadang. Kapal pun
terombang – ambing dan hampir tenggelam.
Nakhoda kapal langsung mengumpulkan para penumpang. “Biasanya, hal seperti
ini terjadi jika ada seorang pelarian di dalam kapal. Kapal ini tidak mau membawa
orang yang sedang dalam pelarian. Karena itu, kita akan mengundi siapa yang
akan dibuang ke laut!” seru sang nakhoda.
“Tidak usah diundi. Akulah orangnya. Biar aku saja yang terjun kelaut!” kata Nabi
Yunus. “Dari raut wajahmu, aku tidak percaya engkau seorang pelarian,” ucap
nakhoda kapal. “Sudah, diundi saja biar adil!” seru penumpang yang lain. Setelah
diundi sebanyak tiga kali, nama Nabi Yunus selalu keluar. Itu artinya, Nabi Yunus
akan dibuang ke tengah laut. Melihat hal itu, Nabi Yunus tidak terkejut. Dari
semula ia merasa bahwa dirinyalah yang menyebabkan kapal terombang –
ambing.
Tanpa dipaksa, ia pun langsung terjuan kelaut. Tiba – tiba, saat tubuhnya akan
mencapai air, sebuah mulut hewan raksasa menangkap dirinya. Ya, seekor ikan
paus yang sangat besar diutus Allah untuk menelan Nabi Yunus. Ikan paus itu
diperintahkan Allah agar tidak memakan daging dan meremukkan tulang Nabi
Yunus, karena Nabi Allah itu bukan santapannya. Allah hanya ingin perut ikan
paus itu sebagai penjara untuk Nabi Yunus.
Ikan paus itu lalu membawa Nabi Yunus ke berbagai lautan, hingga sampai di
dasar sebuah lautan. Mengetahui dirinya berada di dalam perut ikan, Nabi Yunus
pun berdoa pada Allah, “Ya Allah, tidak ada tuhan selain Engkau. Sesungguhnya
aku termasuk orang – orang yang zalim!”
Nabi Yunus terus – menerus berdoa, memohon ampun pada Allah SWT, atas
kekhilafannya. Allah SWT pun mendengar doa Nabi Yunus dan berkenan
mengampuninya.
Dengan perintah Allah, paus besar yang menelan Nabi Yunus perlahan – lahan
berenang ke tepi laut dan memuntahkan tubuh Nabi Yunus yang sakit dan lemas
ke daratan. Allah lalu menumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu dan
melindunginya dari terik matahari sampai keadaan tubuhnya membaik.
Setelah sehat kembali, Allah SWT, memerintahkan Nabi Yunus untuk kembali ke
kaumnya di negeri Ninawa yang dulu ditinggalkan. Nabi Yunus pun berjalan
menuju kampung halamannya. Penduduk kota Ninawa menyambut gembira
kembalinya Nabi mereka yang telah lama menghilang.
Sejarah Singkat Kisah Nabi Yusuf AS

Nabi Yusuf adalah putra Nabi Yaqub AS, saudaranya berjumlah sebelas orang.
Sejak kecil Yusuf telah menunjukkan sikap yang terpuji, ia anak yang taat dan
patuh kepada orang tuanya. Oleh karena itu, ayahnya lebih menyayangi Yusuf dari
pada saudaranya yang lain sehingga menyebabkan iri saudaranya dan timbullah
niat jahat di hati mereka. Saudara-saudaranya ingin membuang dan membunuh
Yusuf, pada suatu hari mereka berkata kepada Ayahnya, kami akan mengajak
Yusuf bermain dan berburu tetapi Ayahnya melarang. Percayalah Ayah, kami akan
menjaga Yusuf dan dengan senang hati Yusuf mau mengikuti saudara-saudaranya
ke hutan. Saudara-saudaranya sepakat untuk membunuh Yusuf, akan tetapi ada
yang mengusulkan supaya Yusuf dibuang saja ke dalam sumur.
Akhirnya, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur. Allah SWT melindungi Yusuf di
dalam sumur itu dan ia ditolong oleh rombongan kafilah yang sedang menimba
air. Yusuf dijual kepada seorang menteri di Kerajaan Mesir. Pada keluarga ini
Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang cerdas, tampan, berbudi dan berakhlak baik.
Selama ikut keluarga ini, Yusuf diperlakukan sangat baik oleh istri menteri Mesir.
Istri menteri Mesir itu bernama Zulaikha. Pada suatu hari ia melaporkan kepada
suaminya. Zulaikha memfitnah bahwa Yusuf telah berbuat jahat kepadanya dan
akhirnya Yusuf dimasukkan ke dalam penjara beberapa tahun lamanya. Yusuf
sebenarnya tidak bersalah.
Pada suatu hari Raja Mesir bermimpi yang aneh, ia melihat tujuh ekor sapi betina
yang gemuk-gemuk dan ketujuh sapi betina itu dimakan oleh tujuh ekor sapi
betina yang kurus-kurus. Untuk mengetahui arti mimpi itu, Raja Mesir
mengumpulkan para penafsir mimpi. Akan tetapi, para penafsir mimpi itu tidak
ada yang dapat menjelaskan tentang arti mimpi Raja Mesir tersebut. Yusuf yang
sedang dipenjara menerangkan arti mimpi Raja tersebut dan Yusuf berkatam,
bahwa Negeri Mesir akan menjadi makmur selama tujuh tahun, kemudian akan
mengalami musim kekeringan selama tujuh tahun pula. Yusuf menyarankan agar
rakyat menghemat bahan makanan dan menyimpannya. Dengan demikian, pada
musim paceklik tiba Kerajaan Mesir tidak mengalami kelaparan.
Raja Mesir puas atas penjelasannya dan kemudian Yusuf dibebaskan dari penjara.
Yusuf diangkat menjadi pegawai di Kerajaan Mesir. Karena kepandaian dan
kecerdasan Yusuf diangkat menjadi Menteri. Allah SWT memuliahkan Yusuf
menjadi Menteri dan Rasul. Mendengar Yusuf menjadi Menteri dan Nabi,
keluarganya sangat senang dan berangkatlah Nabi Yaqub dan anak-anaknya ke
Mesir.
Nabi Yusuf menyambutnya dengan senang hati. Nabi Yusuf memaafkan semua
saudara-saudaranya yang pernah menganiayanya. Nabi Yusuf seorang Nabi yang
memiliki kesabaran yang luar biasa. Akhirnya semua keluarganya tinggal di
Mesir.
Mukjizat Nabi Yusuf adalah :
Ahli menafsirkan segala mimpi.
Bajunya dapat menyembuhkan mata bapaknya yang buta dengan diusapkan
diwajahnya.
Memiliki wajah yang sangat tampan dan berakhlak yang mulia.
Kisah Singkat Abu Bakar As-Shiddiq

Abu Bakar tumbuh di antara masyarakat yang menyembah berhala. Ayah Abu
Bakar bernama Abu Quhafah, sedangkan ibunya bernama Salma. Seperti halnya
masyarakat saat itu, Abu Quhafah dan salma juga menyembah berhala. Sejak
kecil, orang tuanya telah mengenalkan tuhan berhala kepada Abu Bakar. Oleh
karena itu, Abu Bakar telah mengetahui bahwa kedua orang tuanya meminta
segala sesuatu kepada tuhan berhala. Pada suatu ketika, Abu Bakar muda pergi ke
tempat penyembahan berhala di kota Mekkah. Abu Bakar mendekati berhala. Abu
Bakar berkata, “Wahai berhala, aku lapar, berilah aku makanan”.
Abu Bakar berharap berhala dapat memberikan makanan atau setidaknya
jawaban. Namun, berhala itu diam saja. Setelah itu, Abu Bakar berkata, “Wahai
berhala, aku haus, berilah aku minuman”. Berhala tetap saja diam. Abu bakar
berkata, “Aku tidak memiliki pakaian, berilah pakaian untukku”. Berhala itu tidak
menjawab. Abu Bakar pun merasa jengkel. Kemudian, Abu Bakar mengambil
batu besar dan berkata, “Aku akan melemparmu dengan batu ini. Jika engkau
benar tuhan, tangkislah batu ini”. Batu itu pun dilemparkan hingga mengenai
wajah berhala.
Pada suatu hari, Abu Bakar diajak ke tempat penyembahan berhala oleh ayahnya.
Di sana, ayahnya meminta Abu Bakar untuk menyembah patung. Abu Bakar
menanggapi permintaan ayahnya dengan tertawa, “Itu hanyalah batu, bukan
tuhan. Mengapa ayah menyembahnya ? Jelas-jelas, ia tidak akan dapat
memberikan apa yang kita minta”. Mendengar perkataan Abu Bakar, ayahnya
marah. Ayahnya, Abu Quhafah segera menyeret Abu Bakar untuk pulang. Di
tengah perjalanan pulang, Abu Quhafah dan Abu Bakar bertemu dengan saudara
Abu Quhafah, Jud’an. Jud’an mengajak keduanya mampir ke rumahnya. Mereka
pun memenuhi permintaan Jud’an. Saat sampai di rumah Jud’an, Abu Quhafah
meminta segelas air. Namun, Jud’an memberikan segelas arak. Belum sampai
diminum, gelas di tangan Abu Quhafah di pukul oleh Abu Bakar. Hal itu membuat
Abu Quhafah semakin marah dan bermaksud memukul Abu Bakar. Jud’an segera
mencegah tindakan Abu Quhafah.
Setelah Abu Quhafah bercerita, Jud’an mengetahui penyebab kemarahan Abu
Quhafah. Setelah itu, Jud’an bertanya kepada Abu Bakar, “Wahai anakku,
mengapa engkau tidak mau menyembah tuhan berhala kita ?” Abu Bakar
menjawab bahwa dirinya tidak mau menyembah batu yang tidak dapat
memberikan sesuatu kepadanya. Setelah itu, Jud’an bertanya tentang alasan Abu
Bakar memukul gelas tersebut. Abu Bakar menjawab, “Aku tidak ingin ayahku
mabuk. Aku malu jika ayahku berteriak dan menari di jalanan seperti halnya orang
gila”. Jud’an sungguh kagum dengan jawaban Abu Bakar. Ia berkata, “Wahai Abu
Quhafah saudaraku. Malahan aku mengharapkan anakku secerdas anakmu. Kelak,
ia akan menjadi orang yang dihormati oleh masyarakat.
Abu Bakar Bersahabat Dengan Rasulullah SAW
Sebelum memeluk agama Islam, Abu Bakar telah mengenal Nabi Muhammad.
Bahkan, mereka bersahabat. Di mata masyarakat, mereka berdua dikenal sebagai
pemuda yang berakhlak baik. Persahabatan mereka didukung oleh kebiasaan
mereka yang sama, yaitu merenung tentang pencipta kehidupan dunia dan
alamnya. Namun, keduanya melakukannya dengan cara berbeda. Abu Bakar
mendatangi para penyembah berhala dan member tahu tentang berhala yang tidak
memberikan manfaat apapun. Berbeda dengan Abu Bakar, Nabi Muhammad lebih
sering menyendiri. Ia pergi ke gua hira untuk merenungkan keesaan Allah SWT.
Pada suatu ketika, Nabi Muhammad yang sedang berada di gua hira menerima
wahyu pertama dari Allah. Sejak itu, Nabi Muhammad telah diangkat menjadi
Rasul Allah. Ketika itu, Nabi Muhammad menerima wahyu berupa surat Al-Alaq
ayat 1-5.
Suatu waktu, Nabi Muhammad bertemu dengan Abu Bakar di dekat Ka’bah. Nabi
Muhammad mengatakan bahwa dirinya telah diangkat menjadi Rasul dan
menerima wahyu dari Allah. Setelah itu, Nabi Muhammad membacakan wahyu
tersebut. Mendengar ayat-ayat itu, Abu Bakar mengatakan bahwa ayat-ayat
tersebut sungguh indah. Ia pun meminta Nabi Muhammad membacakan lagi.
Kemudian, Abu Bakar bertanya, “Apa yang harus aku lakukan jika aku ingin
memeluk agamamu ?” Nabi Muhammad menjawab, “Ucapkanlah, ‘Asyhadu allaa
ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (Aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah)”. Saat itulah, Abu Bakar menyatakan
keislamannya. Abu Bakar merupakan orang keempat yang memeluk agama Islam
setelah Khadijah, Ali bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Sejak memeluk
agama Islam, Abu Bakar selalu membantu Rasulullah dalam berdakwah.
Abu Bakar Dan Penganiayaan Kaum Quraisy
Semakin lama, kaum Quraisy semakin sering memerangi pengikut Nabi
Muhammad. Kaum Quraisy banyak melakukan penganiayaan terhadap kaum
muslim. Hal itu mereka lakukan karena kekhawatiran mereka terhadap pengikut
Nabi Muhammad yang terus bertambah. Karena khawatir denga penganiayaan
yang terus meningkat, Rasulullah meminta kaum muslim untuk hijrah ke
Habsyah. Salah satu kaum muslim yang hendak berhijrah ke Habsyah adalah Abu
Bakar. Dalam perjalanan ke Habsyah, Abu Bakar bertemu dengan Ibnu Addagah.
Ibnu Addagah adalaj seorang tokoh kaum Quraisy yang disegani. “Wahai Abu
Bakar, kamu hendak pergi ke mana ?” Tanya Ibnu Addagah kepada Abu Bakar.
Abu Bakar menjawab, “Aku hendak pergi ke tempat lain sehingga aku bebas
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT”. Wahai Abu Bakar, engkau adalah
seorang yang selalu member pertolongan dan suka bersilaturahmi. Engkau adalah
orang yang tidak layak diusir. Oleh karena itu, aku akan menjadi pelindungmu.
Kembalilah ke rumahmu. Abu Bakar pun memutuskan kembali ke Mekkah.
Di kota Mekkah, Ibnu Addagah mengumumkan kepada kaum Quraisy bahwa
dirinya melindungi Abu Bakar. “Barangsiapa mengganggu Abu Bakar, ia akan
berhadapan denganku”. Kaum Quraisy pun berjanji tidak akan mengganggu Abu
Bakar, tetapi dengan suatu syarat. Syarat itu adalah Abu Bakar tidak boleh
memperlihatkan dirinya saat melaksanakan ibadah. Namun syarat itu dilanggar
oleh Abu Bakar. Abu Bakar mendirikan sebuah tempat shalat (mushala) di depan
rumahnya. Jika Abu Bakar membaca Al-Quran di tempat itu, anak-anak dan ibu-
ibu berkumpul untuk mendengarkannya. Hal itu sangat mengganggu kaum
Quraisy. Oleh karena itu, mereka menemui Ibnu Addagah. Mereka melaporkan
Abu Bakar yang telah melanggar persyaratan itu. Ibnu Addagah segera menemui
Abu Bakar. Ibnu Addagah mengatakan bahwa dirinya tidak dapat melindungi Abu
Bakar jika Abu Bakar melanggar persyaratan tersebut. Abu Bakar berkata, “Wahai
Ibnu Addagah, aku mengembalikan jaminan perlindunganmu terhadap diriku. Aku
akan mencari perlindungan kepada Allah”.
Kaum Quraisy menjadi marah kepada Abu Bakar. Mereka menganiaya Abu Bakar
yang saat itu sedang membaca Al-Quran di dekat Ka’bah. Salah seorang diantara
mereka mencekik Abu Bakar. Kemudian mereka juga memukuli Abu Bakar
hingga Abu Bakar terluka parah. Setelah puas memukuli Abu Bakar, mereka pergi
begitu saja. Kemudian, saudara Abu Bakar menolong Abu Bakar dan
membawanya ke rumahnya. Ibu Abu Bakar terkejut ketika melihat Abu Bakar
pulang dalam keadaan terluka parah. Setelah diobati, Abu Bakar meminta diantar
ke tempat Rasulullah. Saat melihat Abu Bakar terluka parah, Rasulullah terharu
dengan pengorbanan dan ketabahan Abu Bakar. Rasulullah mengusap luka-luka di
tubuh Abu Bakar. Anehnya, luka-luka di tubuh Abu Bakar menjadi sembuh
seketika setelah diusap oleh Rasulullah.
Rasulullah member gelar Ash-Shiddiq kepada Abu Bakar. Gelar ini berkaitan
dengan tanggapan kaum musyrik Quraisy terhadap peristiwa Isra Miraj. Setelah
mengalami peristiwa Isra Miraj, Rasulullah mengabarkan kejadian itu kepada
kaum kafir Quraisy. Mendengar cerita Rasulullah, kaum Quraisy menertawakan
Rasulullah.
Mereka menganggap Rasulullah sebagai orang gila. Sebagian kaum Quraisy pun
segera mendatangi Abu Bakar. Mereka berkata, “Wahai Atiq (panggilan Abu
Bakar), temuilah temanmu yang berada di samping Ka’bah. Ia mengatakan
kepada kami bahwa Tuhannya telah memperjalankan dirinya ke Masjidil Aqsa
dalam waktu semalam. Bukankah engkau mengetahui dibutuhkan waktu sebulan
untuk sampai di Masjidil Aqsa ?” Dengan tegas dan wajah berseri-seri, Abu Bakar
menjawab, “Apa yang aneh dari berita itu ? Bahkan aku akan mempercayainya
berita yang lebih aneh dari itu”. Setelah itu, Abu Bakar segera mendatangi
Rasulullah. Sambil memeluk Rasulullah, Abu Bakar berkata, “Ya Rasulullah,
engkau benar… engkau benar. Demi Allah, apa yang engkau katakana adalah
benar. Sejak itu, Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shiddiq dari Rasulullah. Ash-
Shiddiq artinya orang yang senantiasa membenarkan.
‫‪QS. Ad Duha‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م‬ ‫ك مرب ضضض م‬‫مضضاَ ومد لعمضض م‬ ‫ى ‪ ١‬ومٱل ل يي سي م‬
‫ى‪٣‬‬ ‫مضضاَ قملضض م‬ ‫ك وم م‬ ‫ى‪ ٢‬م‬ ‫ج م‬‫سضض م‬‫ذاَ م‬ ‫ل إم م‬ ‫ح م‬ ‫ضضض م‬‫ومٱل ض‬
‫ى‪٥‬‬ ‫ك فمت مسر م‬ ‫ك مرب ضضض م‬ ‫ف ي ةسعط ميضض م‬
‫سسو م‬ ‫ى ‪ ٤‬ومل م م‬ ‫م م س ة م‬ ‫خسيرر ل ل م‬ ‫أ‬
‫ومل سملأ م‬
‫ضضض أم‬ ‫ن ٱلأول م‬ ‫ك م‬ ‫خمرة ة م‬
‫ك عمضضاَئ ممل‬ ‫م‬
‫جضضد م م‬ ‫ضضضاَملل فمهمضضد مىم ‪ ٧‬وموم م‬ ‫ك م‬ ‫جضضد م م‬
‫ماَ ف‍م اَومىم ‪ ٦‬وموم م‬ ‫ك ي ممتي م‬‫جسد م‬ ‫أل م سم ي م م‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫مس‬
‫ل فممل ت س منهمضضسر ‪ ١٠‬ومأ ل‬
‫مضضاَ‬ ‫سضضاَئ م م‬
‫ماَ ٱل ل‬‫م فممل ت مسقهمسر ‪ ٩‬ومأ ل‬ ‫ماَ ٱسلي ممتي م‬ ‫ى ‪ ٨‬فمأ ل‬ ‫فمأغن م م‬
‫حد بسث ‪١١‬‬ ‫ك فم م‬ ‫مةم مرب ب م‬ ‫ب من مسع م‬
‫‪QS. Asy-Syarh‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫ض‬ ‫ك ‪ ٢‬ٱل لضضذ ميأ مأن م‬
‫قضض م‬ ‫ك ومسزمر م‬ ‫ضضضسعمناَ ع منضض م‬
‫ك ‪ ١‬وموم م‬ ‫صضضسدمر م‬‫ك م‬ ‫أ مل مضض سم ن م يي س مش‬
‫حييي ل مضض م‬
‫ر‬
‫مضعم‬
‫ن م‬ ‫مضعم ٱسلعة ييرمسس ي ة يي رسس‬
‫راَ ‪ ٥‬إ م ل‬ ‫ن م‬‫ك ‪ ٤‬مفضإ م ل‬ ‫ك ذ م يي م س‬
‫رك م‬ ‫ك ‪ ٣‬وممرفمسعمناَ ملض م‬ ‫ظ مسهمر م‬
‫غب ‪٨‬‬ ‫ك فمٱسر م‬ ‫ى مرب ب م‬ ‫م‬
‫صسب ‪ ٧‬ومإ مل م‬ ‫ت فمٱن م‬ ‫ذاَ فممرسغ م‬ ‫ٱسلعةسسرم ي ةسسمراَ ‪ ٦‬فمإ م م‬
‫‪QS. At-Tin‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م‬
‫ن ‪ ٣‬لم م‬
‫قضضسد‬ ‫ميضض م‬ ‫ذاَ ٱسلب مل مضضد م ٱسلأ م‬
‫ن ‪ ٢‬ومهمضض م‬ ‫سضضيمني م‬ ‫طورم م‬ ‫ن ‪ ١‬وم ة‬ ‫ن ومٱللزسيةتو م‬ ‫ومٱلبتي م‬
‫ن ‪ ٥‬إ ملل‬ ‫فملي م‬ ‫سضض م‬
‫ل م‬ ‫ه أ م يي م‬
‫فسس م‬ ‫م مرد مسدن مضض ة‬ ‫ويمم ‪ ٤‬ث ةضض ل‬ ‫س س‬
‫ن ت مق م‬
‫م‬
‫ي أسح م م‬ ‫ن فم أ‬ ‫س م‬ ‫خل مسقمناَ ٱسلمإن م‬
‫م‬
‫م‬
‫ك‬‫ماَ ي ةك مذ بب ة م‬‫مسمةنومن ‪ ٦‬فم م‬ ‫ت فمل مهة سم أسجرر غ مسيةر م‬ ‫ح م‬ ‫صل م م‬‫مةلواَ ا ٱل مل‬‫مةنواَ ا ومع م م‬‫ن مءاَ م‬‫ذي م‬‫ٱل ل م‬
‫بسعد ب ٱلدين ‪ ٧‬أ مل سميس ٱلل ل م‬
‫ن‪٨‬‬ ‫مي م‬ ‫حك م م‬‫ه ب مأسحك مم م ٱسل م‬ ‫ة‬ ‫م‬ ‫م ة م ب م‬
‫‪QS. Al ‘Alaq‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫ك‬‫ق ‪ ٢‬ٱسقمرسأ وممرضبضض م‬ ‫م‬
‫مسن ع مل ق‬ ‫ن م‬ ‫س م‬‫خل مقم ٱسلمإن م‬ ‫خل مقم ‪ ١‬م‬ ‫ذي م‬ ‫ك ٱل ل م‬ ‫ٱسقمرسأ ب مٱسسم م مرب ب م‬
‫م‬
‫مضضاَ ل مضض سم ي مسعل مضض سم ‪ ٥‬ك ملل إ م ل‬
‫ن‬ ‫ن م‬ ‫م ٱسلمإن م‬
‫سضض م‬ ‫قل مم م ‪ ٤‬ع مل ل م‬ ‫م ب مٱسل م‬‫ذي ع مل ل م‬ ‫م ‪ ٣‬ٱل ل م‬ ‫ٱسلأسكمر ة‬
‫ى مرب بضض م‬ ‫غييين مى ‪ ٧‬إ م ل م‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫سضض م س‬ ‫س‬
‫ى‪٨‬‬ ‫ك ٱلضرسجعمضض أم‬ ‫ن إ ملضض م‬ ‫ى ‪ ٦‬أن لرمءاَه ة ٱييتس مس أم‬ ‫ن لي مطغمضض أم‬ ‫ٱلمإن م م‬
‫ن ع مل مضضى‬ ‫م‬ ‫ذاَ م ل‬ ‫ت ٱل ل م س‬ ‫م‬
‫ت مإن ك مضضاَ م‬ ‫ى ‪ ١٠‬أمرمء يي سي م‬ ‫صضضل أم‬ ‫ى ‪ ٩‬ع م يي سبر‬
‫داَ إ م م‬ ‫ذي ي منهمضض م‬ ‫أمرمءسي م‬
‫ى ‪ ١٣‬أ مل مضض سم‬ ‫ل‬
‫ب ومت مضضومل مأ‬‫ت مإن ك مضضذ ل م‬
‫م‬
‫ممر ب مضض ٱلت لسقومىأم ‪ ١٢‬أمرمء يي سي م‬
‫م م‬
‫ٱسلهةد مىأم ‪ ١١‬أسو أ م‬
‫ه ي ممرىم ‪ ١٤‬ك ملل ل ممئن ل ل سم مينت مهم ل من مسس م‬ ‫م‬
‫صضضي ممة‬ ‫صي مةم ‪ ١٥‬مناَ م‬ ‫فعععاَ ب مٱللناَ م‬ ‫ن ٱلل ل م‬
‫ي مسعملم ب مأ ل‬
‫ة ‪ ١٨‬ك ملل مل ت ةط م يي ة‬
‫هسع‬ ‫سن مسدع ة ٱللزمباَن مي مضض م‬ ‫هۥ ‪ ١٧‬م‬ ‫خاَط مئ ممة ‪ ١٦‬فمسلي مسدع ة مناَد مي م ة‬‫ك مذ مب مةق م‬
‫ومٱسس ة د س‬
‫جسد ومٱقت م م‬
‫رب۩ ‪١٩‬‬
‫‪QS. Al Qadr‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫ة ٱسل م‬
‫قضضسدرم‬ ‫قسدرم ‪ ٢‬ل سميل مضض ة‬ ‫ة ٱسل م‬
‫ماَ ل سميل م ة‬ ‫ماَ أ مسدمرى م م‬
‫ك م‬ ‫قسدرم ‪ ١‬وم م‬ ‫ه مفي ل سميل مةم ٱسل م‬ ‫م‬
‫إ ملناَ أنمزسلن م ة‬
‫س‬ ‫م‬
‫من‬ ‫ن مرب بمهضم ب‬ ‫ح مفيمهضاَ ب م إ مذ م‬ ‫ة ومٱلضضرو ة‬ ‫مل أمئ مك م ة‬‫ل ٱسل م‬ ‫شسهمر ‪ ٣‬ت من ملز ة‬ ‫ف م‬‫مسن أسل م‬ ‫خسيرر ب‬‫م‬
‫مسطل ممع ٱسل م‬ ‫كة ب م‬
‫فسجرم ‪٥‬‬ ‫ى م‬ ‫حت ل م‬ ‫ي م‬ ‫م هم م‬ ‫سل م ر‬‫ل أسممر ‪ ٤‬م‬
‫‪QS. Al Bayyinah‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م‬
‫ى‬‫حت لضض م‬‫ن م‬ ‫فك بيضض م‬ ‫من م‬ ‫ن ة‬ ‫كي م‬ ‫م ييرمسش م‬ ‫ب ومٱسل ة‬ ‫له ٱسلك مت مضض م‬ ‫مسن أ يي س م‬ ‫فةرواَ ا م‬ ‫ن كم م‬ ‫ذي م‬ ‫ن ٱل ل م‬ ‫ل سم ي مك ة م‬
‫م‬

‫م ٱسلب مي بن م ة‬ ‫س‬
‫مط مهلضضمرة م ‪ ٢‬مفيهمضضاَ ك ةت ةضضرب‬ ‫فاَ ض‬‫ح م‬ ‫ص ة‬ ‫ن ٱلل لهم ي س متةلواَ ا ة‬ ‫م م‬ ‫سورل ب‬ ‫ة ‪ ١‬مر ة‬ ‫ت مأت مي مهة ة‬
‫م ٱسلب مي بمنضض ة‬ ‫فرقم ٱل لذي ة‬
‫ة‬ ‫جاَمءستهة ة‬ ‫ماَ م‬ ‫معن ب مسعد م م‬ ‫ب إ ملل م‬ ‫ن أوةتواَ ا ٱسلك مت م م‬ ‫م م‬ ‫ماَ ت م م ل‬ ‫مرة ‪ ٣‬وم م‬ ‫قمي ب م‬
‫ة‬
‫مضضواَ ا‬ ‫قي ة‬ ‫فضضاَمء ومي ة م‬ ‫حن م م‬ ‫ن ة‬ ‫دي م‬ ‫ه ٱلضض ب‬ ‫ن ل مضض ة‬ ‫صي م‬ ‫مسخل م م‬ ‫ه ة‬ ‫دواَ ا ٱلل ل م‬ ‫مةروأاَ ا إ ملل ل مي مسعب ة ة‬ ‫ماَ أ م‬ ‫‪ ٤‬وم م‬
‫فضضةرواَ ا م‬
‫مضضسن‬ ‫ن كم م‬ ‫ذي م‬ ‫ن ٱل لضض م‬ ‫مضضةم ‪ ٥‬إ م ل‬ ‫قي ب م‬ ‫ن ٱسل م‬‫ك مدي ة‬ ‫صل مومة م ومي سةؤةتواَ ا ٱللزك مومةعة ومذ مل م م‬ ‫ٱل ل‬
‫شضضضر‬ ‫ك هةضض سم م‬ ‫ن مفيهمةا أ ةوال أمئ مضض م‬ ‫دي م‬ ‫خل م م‬‫م م‬ ‫جهمن ل م‬ ‫ن مفي مناَرم م‬ ‫كي م‬ ‫مسشرم م‬ ‫ب ومٱسل ة‬ ‫ل ٱسلك مت م م‬ ‫أسه م‬
‫م‬

‫خ ييي ةسري ٱسلب مرمليضضةم‬ ‫ك هة سم م‬ ‫ت أ ةوال أمئ م م‬ ‫ح م‬ ‫صل م م‬‫مةلواَ ا ٱل مل‬ ‫مةنواَ ا ومع م م‬ ‫ن مءاَ م‬ ‫ذي م‬ ‫ن ٱل ل م‬‫ٱسلب مرمي لةم ‪ ٦‬إ م ل‬
‫م‬
‫ن مفيمهاَ‬ ‫دي م‬ ‫خل م م‬‫من ت مسحت ممهاَ ٱسلأسنهمةر م‬ ‫ري م‬ ‫ت ع مسدمن ت مسج م‬ ‫جن مل ة‬ ‫عند م مرب بهم سم م‬ ‫جمزاؤ ةهة سم م‬ ‫‪ ٧‬م‬
‫ضواَ ا ع مسنةهه ذ مل م م‬ ‫م‬
‫هۥ ‪٨‬‬ ‫ي مرب ل ة‬ ‫ش م‬ ‫خ م‬ ‫مسن م‬ ‫ك لم م‬ ‫ه ع مسنهة سم وممر ة‬ ‫ي ٱلل ل ة‬ ‫ض م‬ ‫أب مد ماا لر م‬
‫‪QS. Al Zalzalah‬‬

‫حيم م‬‫ن ٱللر م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م م‬
‫ض أ س مث م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫قاَل مهمضضاَ ‪ ٢‬ومقمضضاَ م‬
‫ل‬ ‫ت ٱسلأسر ة‬ ‫ض زمسلمزاَل مهمضضاَ ‪ ١‬ومأسخمر م‬
‫جضض م‬ ‫ت ٱسلأسر ة‬ ‫ذاَ ةزسلزمل م م‬
‫إم م‬
‫هاَ ‪ ٤‬بضضأ من ربضض م م‬ ‫ث أ مسخمباَمر م‬
‫ى ل مهمضضاَ ‪٥‬‬ ‫ك أسو م‬
‫حضض م‬ ‫م ل م ل‬ ‫حد ب ة‬ ‫ماَ ل ممهاَ ‪ ٣‬ي سمو م‬
‫مئ م مذ ت ة م‬ ‫ن م‬ ‫س ة‬ ‫ٱسلمإن م‬
‫مسث م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫قضضاَ م‬
‫ل ذ ملرةق‬ ‫مضضسل م‬
‫مضضن ي مسع م‬ ‫س أسشمتاَمتاَ ل بي ةمرسواَ ا أسع م‬
‫مل مهة سم ‪ ٦‬فم م‬ ‫مئ م مذ ي م س‬
‫صد ةةر ٱللناَ ة‬ ‫ي سمو م‬
‫شملراَ ي ممره ةۥ ‪٨‬‬ ‫قاَ م‬
‫ل ذ ملر مة م‬ ‫مسث م‬ ‫مسل م‬ ‫من ي مسع م‬‫خسيمراَ ي ممره ةۥ ‪ ٧‬وم م‬ ‫م‬
‫‪QS. Al ‘Adiyat‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م م‬
‫م‬
‫حاَ ‪ ٣‬مفضضأث مسر م‬
‫ن‬ ‫صسب م‬
‫ت ة‬
‫ممغيمر م‬ ‫حاَ ‪ ٢‬فمٱسل ة‬ ‫ت قمسد م‬ ‫مورمي م م‬ ‫حاَ ‪ ١‬فمٱسل ة‬ ‫ضسب م‬
‫ت م‬ ‫ومٱسلعمد مي م م‬
‫بهمۦ ن مسقمعاَ ‪ ٤‬فمو م س‬
‫هضضۥ‬ ‫ن ل ممرب بهمۦ ل مك مةنورد ‪ ٦‬ومإ من ل ة‬‫س م‬ ‫ن ٱسلمإن م‬ ‫جسمرعاَ ‪ ٥‬إ م ل‬ ‫ن ب مهمۦ م‬ ‫سط م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫م‬ ‫ب ٱسل م‬
‫م إم م‬
‫ذاَ‬ ‫ديد ر ‪۞ ٨‬أفممل ي مسعل مضض ة‬ ‫شضض م‬ ‫خ يي سرمي ل م م‬ ‫ح ب‬ ‫هۥ ل م ة‬ ‫شمهيرد ‪ ٧‬ومإ من ل ة‬ ‫ك لم م‬
‫ى ذ مل م م‬ ‫م‬
‫ع مل م‬
‫ن مرب لهةضضم ب مهمضض سم‬ ‫دورم ‪ ١٠‬إ م ل‬ ‫صضض ة‬‫ماَ فمضضي ٱل ض‬ ‫ل م‬ ‫ص م‬ ‫ح ب‬ ‫قةبورم ‪ ٩‬وم ة‬ ‫ماَ مفي ٱسل ة‬ ‫ب ةسعث ممر م‬
‫خمبيعهر ‪١١‬‬ ‫مئ م مذ ل ل م‬
‫ي سمو م‬
‫‪QS. Al Qari’ah‬‬

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬
‫م ي مك ةضضو ة‬
‫ن‬ ‫ة ‪ ٣‬ي مضضسو م‬ ‫قاَرمع مضض ة‬‫مضضاَ ٱسل م‬‫ك م‬ ‫ماَ أ مسدمرى مضض م‬‫ة ‪ ٢‬وم م‬ ‫قاَرمع م ة‬‫ماَ ٱسل م‬ ‫ة‪ ١‬م‬ ‫قاَرمع م ة‬‫ٱسل م‬
‫ش‪٥‬‬ ‫فضضو م‬ ‫من ة‬‫ن ٱسل م‬ ‫س‬
‫ل ك مضض ٱلعمسه م‬‫جب مضضاَ ة‬‫ن ٱسل م‬‫كو ة‬ ‫ث ‪ ٤‬ومت م ة‬ ‫مسبةثو م‬‫ش ٱسل م‬ ‫فمراَ م‬ ‫س ك مٱسل م‬ ‫ٱللناَ ة‬
‫م‬ ‫م‬
‫فست‬ ‫مسن م‬
‫خ ل‬ ‫ماَ م‬ ‫ضي ممة ‪ ٧‬ومأ ل‬ ‫شمة لراَ م‬ ‫عي م‬ ‫هۥ ‪ ٦‬فمهةوم مفي م‬ ‫موممزين ة ة‬ ‫قل مست م‬ ‫من ث م ة‬ ‫ماَ م‬ ‫فمأ ل‬
‫ع‬ ‫ماَ أ مسدمرى م م‬ ‫ة‬
‫مي مهة ‪١١‬‬ ‫حاَ م‬ ‫ماَ ه مي مسه ‪ ١٠‬مناَرر م‬ ‫ك م‬ ‫هاَومي مرة ‪ ٩‬وم م‬ ‫هۥ م‬ ‫م ة‬‫هۥ ‪ ٨‬فمأ ض‬ ‫موممزين ة ة‬ ‫م‬
‫‪QS. At Takasur‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م‬
‫م‬‫ن ‪ ٣‬ث ةضض ل‬ ‫مو م‬‫ف ت مسعل م ة‬ ‫سسو م‬ ‫قاَب ممر ‪ ٢‬ك ملل م‬ ‫م م‬ ‫م ٱسل م‬ ‫ى ةزسرت ة ة‬ ‫كاَث ةةر ‪ ١‬م‬
‫حت ل م‬ ‫م ٱلت ل م‬‫أسلهمى مك ة ة‬
‫ن ‪ ٥‬ل ممتضضمروة ل‬
‫ن‬ ‫قيضض م‬ ‫م ٱسلي م م‬
‫عييي س مل‬‫ن م‬ ‫مضضو م‬‫ن ‪ ٤‬ك ملل ملضضسو ت مسعل م ة‬ ‫مضضو م‬ ‫ف ت مسعل م ة‬‫سضضسو م‬ ‫ك ملل م‬
‫ن ٱلن لمعيم م ‪٨‬‬‫مئ مذ ق ع م م‬ ‫ن ي سمو م‬ ‫سل ة ل‬
‫م ل مت ة س‍ع‍‬
‫ن ‪ ٧‬ثة ل‬ ‫قي م‬ ‫ن ٱسلي م م‬ ‫م ل مت ممروةن لمهاَ ع مسي م‬ ‫م ‪ ٦‬ثة ل‬ ‫حي م‬ ‫ج م‬ ‫ٱسل م‬
‫‪QS. Al ‘Asr‬‬

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬
‫مل ةضضواَ ا‬
‫من ةضضواَ ا ومع م م‬
‫ن مءاَ م‬ ‫خ ييرقسس‪ ٢‬إ ملل ٱل لضض م‬
‫ذي م‬ ‫فضضي ة‬ ‫ن لم م‬‫سضض م‬ ‫ن ٱسلمإن م‬ ‫صرم ‪ ١‬إ م ل‬ ‫ومٱسلعم س‬
‫صسبرم ‪٣‬‬ ‫صسواَ ا ب مٱل ل‬
‫واَ م‬
‫حقب ومت م م‬ ‫صسواَ ا ب مٱسل م‬
‫واَ م‬
‫ت ومت م م‬
‫ح م‬‫صل م م‬
‫ٱل مل‬
‫‪QS. Al Humazah‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م‬
‫ن‬‫بأ ل‬ ‫سضض ة‬ ‫مضضاَمل ومع مضضد لد مه ةۥ ‪ ٢‬ي مسح م‬ ‫مضضعم م‬ ‫ج م‬‫ذي م‬ ‫ممزةق ‪ ١‬ٱل ل م‬ ‫ممز مة ل ض م‬
‫ل هة م‬ ‫ومسيرل ل بك ة ب‬
‫ة‬
‫مضض ة‬‫حط م م‬ ‫مضضاَ ٱسل ة‬ ‫ماَ أ مسدمرى م م‬
‫ك م‬ ‫مة م ‪ ٤‬و م م‬ ‫حط م م‬ ‫ن مفي ٱسل ة‬ ‫هۥۥ أسخل مد مه ةۥ ‪ ٣‬ك ملل ل مي ع ةنب مذ م ل‬
‫ماَل م م‬
‫م ة‬
‫موقمضضد مة ة ‪ ٦‬ٱل لت مضضي ت مط لل مضضعة ع مل مضضى ٱسلسفأ م‍‍ د مةم ‪ ٧‬إ من لهمضضاَ ع مل سميهمضضم‬ ‫‪ ٥‬مناَةر ٱلل لضضهم ٱسل ة‬
‫مد لد مع‍ة ‪٩‬‬ ‫م م‬ ‫م مد ض‬ ‫صد مرة ‪ ٨‬مفي ع م م‬ ‫مسؤ م‬‫ض‬
‫‪QS. Al Fil‬‬

‫حيم م‬‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫ل ‪ ١‬أ مل مضض سم ي مسجعمضضسل ك مييسيد م سهةميي فمضضي‬ ‫ل ربضض م م‬
‫ب ٱسل م‬
‫فيضض م‬ ‫صم‬ ‫حس‬
‫ك ب مأ يي م‬ ‫ف فمعمضض م م ض‬ ‫أ مل م سم ت ممر ك س مي م‬
‫جيمل‬
‫س ب‬
‫من م‬ ‫جاَمر مة ب‬
‫ح م‬‫ميمهم ب م م‬ ‫ل ‪ ٣‬ت مسر م‬ ‫ل ع مل سميهم سم ط سميرراَ أ ممباَمبي م‬‫س م‬ ‫م‬
‫ضمليمل ‪ ٢‬ومأسر م‬ ‫تم س‬
‫كوع‍ل ‪٥‬‬ ‫مسأ ة‬ ‫ف ل‬‫ص م‬ ‫جعمل مهة سم ك معم س‬
‫‪ ٤‬فم م‬
‫‪QS. Quraisy‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م م‬
‫ب‬ ‫ف ‪ ٢‬فمسلي مسعب ةضض ة‬
‫دواَ ا مر ل‬ ‫صضضسي م‬ ‫فهم سم رمسحملض م‬
‫ة ٱل ب‬
‫شضمتاَمء ومٱل ل‬ ‫ش ‪ ١‬إ مۦل م م‬ ‫ف قةمرسي ق‬ ‫ليل م م‬ ‫مم‬
‫مس‬ ‫ذاَ ٱسلب س مي م‬
‫ف‪٤‬‬ ‫خسو ع ‍‬
‫مسن م‬
‫من مةهم ب‬
‫جومع وممءاَ م‬‫من ة‬ ‫مةهم ب‬ ‫ت ‪ ٣‬ٱل لذ ميأ أطعم م‬ ‫هم م‬

‫‪QS. Al Ma’un‬‬

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬
‫م م‬
‫م‬
‫م ‪ ٢‬وممل‬ ‫ذي ي مضضد ةع ض ٱسلي مت ميضض م‬ ‫ك ٱل لضض م‬ ‫ن ‪ ١‬فمضضذ مل م م‬ ‫دي م‬
‫ب ب مٱلضض ب‬ ‫ذي ي ةك مضضذ ب ة‬‫ت ٱل لضض م‬
‫أمرمء يي سي م‬
‫ن هةضض سم عمضضن‬‫ذي م‬ ‫ن ‪ ٤‬ٱل لضض م‬ ‫صضضبلي م‬ ‫م م‬ ‫ن ‪ ٣‬فمومييسيرليي ل سبل ة‬ ‫م يي س مس‬
‫كي م‬ ‫ى ط ممعاَم م ٱسل م‬ ‫ح ض م‬
‫ض ع مل م‬ ‫يم ة‬
‫ن‪٧‬‬ ‫عو م‬ ‫ماَ ة‬ ‫ن ٱسل م‬ ‫ن ‪ ٦‬ومي مسمن مةعو م‬ ‫ن هة سم ي ةمراةءو م‬ ‫ن ‪ ٥‬ٱل ل م‬
‫ذي م‬ ‫هو م‬
‫ساَ ة‬ ‫صملت مهم سم م‬ ‫م‬
‫‪QS. Al Kausar‬‬

‫حيم م‬‫ن ٱللر م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م م‬
‫ك هةوم ٱسلأ س مبت مةر ‪٣‬‬
‫شاَن مئ م م‬ ‫ك ومٱسن م‬
‫حسر ‪ ٢‬إ م ل‬
‫ن م‬ ‫ل ل ممرب ب م‬
‫ص ب‬ ‫إ ملناَ أ مسعط سمين م م‬
‫ك ٱسلك س موث ممر ‪ ١‬فم م‬
‫‪QS. Al Kafirun‬‬

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫مضضاَ‬ ‫ن م‬ ‫ن ‪ ٢‬وممل أنت ةضض سم ع مب مضض ة‬
‫دو م‬ ‫دو م‬ ‫ن ‪ ١‬مل أسعب ةضضد ة م‬
‫مضضاَ ت مسعب ةضض ة‬ ‫فةرو م‬ ‫قةسل ي أمأي ضمهاَ ٱسلك م م‬
‫مضضاَ أ مسعب ةضضد ة ‪ ٥‬ل مك ةضض سم‬ ‫ن م‬
‫م‬
‫ماَ ع ممبدت ض سم ‪ ٤‬وممل أنت ةضض سم ع مب مضض ة‬
‫دو م‬ ‫أ مسعب ةد ة ‪ ٣‬وممل أ من ماا م‬
‫عاَب مرد ل‬
‫ن‪٦‬‬ ‫مدين ةك ة سم ومل م م‬
‫ي مدي م‬
‫‪QS. Al Nasr‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫م‬ ‫صةر ٱلل لهم ومٱسل م‬
‫ن ٱلل لضضهم‬ ‫خةلو م‬
‫ن فمضضي دميضض م‬ ‫س ي مسد ة‬‫ت ٱللناَ م‬ ‫ح ‪ ١‬وممرأسي م‬ ‫فست ة‬ ‫جاَمء ن م س‬‫ذاَ م‬‫إم م‬
‫ك وٱسست مسغ م ة‬ ‫م‬
‫واَععباَ ‪٣‬‬
‫ن تم ل‬
‫كاَ م‬ ‫هۥ م‬
‫فسرهه إ من ل ة‬ ‫حسمد م مرب ب م م‬ ‫سب بسح ب م م‬
‫جاَ ‪ ٢‬فم م‬ ‫أسف م‬
‫واَ م‬

‫‪QS. Al Lahab‬‬

‫حيم م‬‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫ب‪٢‬‬ ‫سضض م‬‫مضضاَ ك م م‬ ‫مضضاَل ة ة‬
‫هۥ وم م‬ ‫ى ع م يي س ة‬
‫هن م‬ ‫ب ‪ ١‬م مس‬ ‫دا أ مب مضضي ل مهمضض م‬
‫ت مب لست ي م م‬
‫مضضاَ أغن مضض م‬ ‫ب ومت مضض ل‬
‫م‬
‫هاَ‬
‫جيضضد م م‬
‫ب ‪ ٤‬مفضضي م‬ ‫حط م م‬ ‫ة ٱسل م‬‫ماَل م م‬
‫ح ل‬‫هۥ م‬ ‫ب ‪ ٣‬ومٱسممرأت ة ة‬ ‫ت ل مهم م‬‫ذاَ م‬‫ى مناَمراَ م‬ ‫سي م س م‬
‫صل م‬ ‫م‬
‫سع‍د ‪٥‬‬‫م م‬‫من ل‬ ‫حسبرل ب‬ ‫م‬
‫‪QS. Al Ikhlas‬‬

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬ ‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬
‫م م‬
‫قةسل هةو ٱلل ل م‬
‫كضن ل ل ة‬
‫هضۥ‬ ‫مد ة ‪ ٢‬ل م سم ي مل مسد ومل م سم ةيول مسد ‪ ٣‬ومملض سم ي م ة‬
‫ص م‬ ‫حد ر ‪ ١‬ٱلل ل ة‬
‫ه ٱل ل‬ ‫هأ م‬‫ة‬ ‫م‬
‫حعهد ‪٤‬‬ ‫م‬ ‫كة ة‬
‫واَ أ م‬
‫ف ر‬
‫‪QS. Al Falaq‬‬

‫حيم م‬ ‫ن ٱللر م‬ ‫م م‬‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫ق إم م‬
‫ذاَ‬ ‫سضض ق‬
‫غاَ م‬ ‫شبر م‬‫من م‬ ‫خل مقم ‪ ٢‬وم م‬‫ماَ م‬ ‫شبر م‬ ‫من م‬ ‫ق‪ ١‬م‬ ‫ب ٱسل م م‬
‫فل م‬ ‫قةسل أ م ة‬
‫عوذ ة ب ممر ب‬
‫سد م‬‫ح م‬ ‫سد ق إ م م‬
‫ذاَ م‬ ‫حاَ م‬
‫شبر م‬‫من م‬ ‫ت مفي ٱسلعة م‬
‫قد م ‪ ٤‬و م م‬ ‫فث م م‬
‫شبر ٱلن ل مل‬ ‫من م‬ ‫ب ‪ ٣‬وم م‬ ‫ومقم م‬
‫‪٥‬‬
‫‪QS. An Nas‬‬

‫حيم م‬‫ن ٱللر م‬‫م م‬‫ب بسسم م ٱلل لهم ٱللرسح م‬


‫شضضبر‬ ‫مضضن م‬ ‫س‪ ٣‬م‬ ‫م‬
‫س ‪ ٢‬إ ملضضهم ٱلن لضضاَ م‬
‫ك ٱللناَ م‬
‫مل م م‬
‫س‪ ١‬م‬ ‫ب ٱللناَ م‬ ‫قةسل أ م ة‬
‫عوذ ة ب ممر ب‬
‫ن ٱسل م‬
‫جن لةم‬ ‫م م‬
‫س‪ ٥‬م‬‫دورم ٱللناَ م‬ ‫ص ة‬ ‫س مفي ة‬ ‫ذي ي ةومسسوم ة‬ ‫س ‪ ٤‬ٱل ل م‬
‫خلناَ م‬ ‫س ٱسل م‬
‫واَ م‬ ‫ٱلومسس م‬
‫س‬

‫س‪٦‬‬ ‫ومٱللناَ م‬

Anda mungkin juga menyukai