Anda di halaman 1dari 157

RCF – 04 : PROSEDUR DAN TEKNIK PEMBUATAN

DAN PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN


BETON

PELATIHAN
MANDOR PEMBESIAN /
PENULANGAN BETON

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

KATA PENGANTAR

Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human
Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada
urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-
negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan
3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai
modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan
SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

 UU. No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan


pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa setiap tenaga : Perencana, Pelaksana,
dan Pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi
keahlian atau ketrampilan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi
berdasarkan kompetensi diperlukan tersedianya “Bakuan Kompetensi” untuk semua
tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi.

 UU. No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (Pasal 10 Ayat


(2)). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standard kompetensi kerja.

 UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

 UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1
dan 2 bahwa :

- (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan
bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang
sumber daya air

i
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

(2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik
oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar
pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut di atas, diimplementasikan kedalam


konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi, yang oleh PUSBIN KPK
(Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya
didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis
struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan
dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukan ke dalam Katalog Jabatan
Kerja.

Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena
menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk
mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan
kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, Nopember 2006

Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE.


NIP : 110016435

ii
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

PRAKATA

Modul : Prosedur dan Teknik Pembuatan dan Pemasangan Pembesian / Penulangan


Beton, merupakan uraian penjelasan serta prinsip – prinsip umum bagaimana seorang
mandor melaksanakan tugas utamanya yaitu membuat dan memasang pembesian /
Penulangan beton.
Modul ini merupakan representasi dari 3 unit kompetensi dari mandor pembesian /
penulangan beton dimana unit-unit kompetensi tersebut merupakan tiga tahapan
pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian yaitu Bagian A : Pekerjaan
Persiapan, Bagian B : Pembuatan dan pemasangan pekerjaan pembesian dan Bagian C:
Pemeriksaan, pelaporan dan Evaluasi pelaksanaan pekerjaan pembesian.
Diharapkan dengan modul ini, kompetensi dari para mandor dapat ditingkatkan menjadi
lebih baik dalam rangka menunjang kesuksesan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dilapangan.
Perlu diketahui bahwa modul ini sebagai salah satu unsur dalam satu kesatuan paket
pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton berdasarkan metodologi pelatihan
berbasis kompetensi (Competency Based Training – CBT).
Biarpun telah dipersiapkan secara matang yang mengacu kepada SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah
dibahas dalam konvensi nasional yang dihadiri para pakar atau ahlinya dan asosiasi
profesi, dimaklumi bahwa materi pelatihan ini dimasa mendatang perlu terus
disempurnakan.
Sehubungan dengan itu sumbang saran dan koreksi dari semua pihak sangat diharapkan.

Jakarta, November 2006

Tim Penyusun

iii
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON


JUDUL MODUL : PROSEDUR DAN TEKNIK PEMBUATAN DAN
PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN
BETON

TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu :
Menyiapkan, mengkoordinir dan memeriksa pembesian / penulangan pada
pekerjaan konstruksi beton bertulang.

B. Tujuan Khusus Pelatihan


Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja
2. Menguasai rencana pembuatan pembesian/penulangan beton sesuai
spesifikasi pembesian, gambar kerja, Instruksi kerja (IK), jadwal (schedule)
kerja proyek
3. Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan
4. Melakukan pekerjaan persiapan pembesian/penulangan beton
5. Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan
pembesian/penulangan beton
6. Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan
dan pemasangan pembesian/penulangan beton.
7. Menguasai dan melaksanakan kontrak/perjanjian kerja

iv
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

NOMOR / JUDUL MODUL : RCF – 04 : PROSEDUR DAN TEKNIK


PEMBUATAN DAN PEMASANGAN
PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)


Setelah modul ini dipelajari peserta mampu :
 Melakukan pekerjaan persiapan pembesian penulangan beton
 Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian/
penulangan beton.
 Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan
pemasangan pembesian / penulangan beton.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)


Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu :
1. Melakukan pekerjaan persiapan pembesian / penulangan beton
2. Mengerti mengenai bahan untuk pembesian
3. Mengerti mengenai peralatan untuk pembesian
4. Membuat daftar pemotongan besi beton dan perhitungan volume pekerjaan
5. Mengkoordinir dan mengawasi pemotongan dan pembengkokkan besi beton
6. Mengkoordinir dan mengawasi perangkaian / penganyaman dan penyetelan besi
beton.
7. Memeriksa pekerjaan pembesian / penulangan beton.
8. Membuat pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan pembesian / penulangan beton.

v
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


PRAKATA ................................................................................................................ iii
LEMBAR TUJUAN ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL ........................................................ x
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................................. xii

A. PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON


BAB 1 SURVEY AREA PEKERJAAN DAN PERSIAPAN BAHAN,
TENAGA KERJA, DAN PERALATAN ....................................................1 - 1
1.1. Survey area pekerjaan ..................................................................1 - 1
1.2. Pengajuan dan persiapan bahan ..................................................1 - 4
1.3. Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja ........................................1 - 6
1.4. Pengajuan dan penyiapan peralatan .............................................1 - 8
RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 2 PENJELASAN STANDAR DAN PROSEDUR KERJA ...........................2 - 1


2.1. Penjelasan spesifikasi...................................................................2 - 1
2.2. Penjelasan standar pembesian .....................................................2 - 3
2.3. Penjelasan Instruksi kerja .............................................................2 - 8
2.4. Penjelasan gambar kerja dan jadwal kerja ..................................2 - 11
RANGKUMAN
LATIHAN

B. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEKERJAAN


PEMBESIAN / PENULANGAN BETON
BAB 1 BAHAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON ....................................1 - 1
1.1. Bahan ...........................................................................................1 - 1
1.2. Jenis dan Mutu .............................................................................1 - 2
1.3. Macam baja beton ........................................................................1 - 4
1.4. Cara menentukan diameter batang ...............................................1 - 5
1.5. Batas toleransi yang diizinkan pada batang baja tulangan ............1 - 6

vi
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

1.6. Jaringan kawat baja las (wire mesh) .............................................1 - 7


1.7. Kawat pengikat baja tulangan .......................................................1 - 8
RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 2 PERALATAN – PERALATAN PEKERJAAN PEMBESIAN.....................2 - 1


2.1. Alat Manual dan Mesin .................................................................2 - 1
2.2. Pedoman Pemakaian dan Pemeliharaan Peralatan ....................2 - 10
RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 3 PEMBUATAN DAFTAR PEMOTONGAN BESI DAN


PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN ..............................................3 - 1
3.1. Daftar pembengkokkan dan daftar pemotongan besi beton ..........3 - 1
3.2. Pembuatan Beug – Staat (daftar pemotongan besi dan
daftar pembengkokkan besi) .........................................................3 - 5
3.3. Cara menghitung volume pekerjaan besi terpasang .....................3 - 7
3.4. Contoh gambar kerja dan Bar Bending Schedule
(daftar pembengkokkan besi) ........................................................3 - 8
RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 4 PEMOTONGAN, PEMBENGKOKKAN DAN


GANJAL TULANGAN ............................................................................4 - 1
4.1. Standar Untuk Pelaksanaan pekerjaan pembesian .......................4 - 1
4.1.1. Fungsi baja tulangan beton ...............................................4 - 1
4.1.2. Bentuk-bentuk umum pembengkokkan tulangan ...............4 - 2
4.1.3. Selimut beton ....................................................................4 - 4
4.1.4. Ganjal tulangan / beton dekking / spacer / chair support....4 - 6
4.1.5. Penyambungan baja tulangan .........................................4 - 11
4.2. Pemotongan dan pembengkokkan tulangan beton .....................4 - 16
4.2.1. Pemotongan....................................................................4 - 16
4.2.2. Pembengkokkan .............................................................4 - 19
4.2.3. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pembengkokkan.........................................4 - 21
4.2.4. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan ..........4 - 21

vii
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.2.5. Kait dan pembengkokkan ................................................4 - 24


4.2.6. Pemotongan dan pembengkokkan secara mekanis ........4 - 26
4.2.7. Pengelompokkan dan penyimpanan baja beton ............. 4 – 28
RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 5 PENGANYAMAN / PERANGKAIAN DAN PEMASANGAN


PEMBESIAN / PENULANGAN BETON .................................................5 - 1
5.1. Umum ...........................................................................................5 - 1
5.2. Pengikatan baja beton ..................................................................5 - 2
5.3. Tulangan Balok .............................................................................5 - 6
5.3.1. Metode kerja I ...................................................................5 - 6
5.3.2. Metode kerja II ................................................................5 - 10
5.4. Tulangan Lantai ..........................................................................5 - 14
5.4.1. Metode kerja I .................................................................5 - 14
5.4.2. Metode kerja II ................................................................5 - 17
5.5. Tulangan Dinding........................................................................5 - 21
5.6. Tulangan Kolom..........................................................................5 - 23
5.7. Menganyam di industri (sentral) pembengkokkan
dan penganyaman ......................................................................5 - 27
RANGKUMAN
LATIHAN

C. PEMERIKSAAN, PELAPORAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN


PEKERJAAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON
BAB 1 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PEMBESIAN .........................................1 - 1
1.1. Pemeriksaan.................................................................................1 - 1
1.2. Check List .....................................................................................1 - 3
1.3. Piket / Storing ...............................................................................1 - 6
1.4. Bagan Penyelesaian pekerjaan ....................................................1 - 7
1.5. Contoh kasus kegagalan pemasangan pembesian .......................1 - 8
RANGKUMAN
LATIHAN

viii
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 2 PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN


PEMBESIAN .........................................................................................2 - 1
2.1. Pelaporan hasil pelaksanaan pembesian ......................................2 - 1
2.2. Evaluasi hasil pelaksanaan pembesian.........................................2 - 5
RANGKUMAN
LATIHAN

DAFTAR PUSTAKA

ix
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Mandor Pembesian /


Penulangan Beton dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi
yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja dan
batasan-batasan penilaian serta variable-variablenya.
2. SLK (Standar Latih Kompetensi) disusun dengan mengacu kepada SKKNI, dimana
uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan Unit-unit kompetensi
dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi dan
kriteria unjuk kerja (KUK) dikaji dan dianalisis unsur kompetensinya, yaitu :
Pengetahuan, Ketrampilan dan sikap kerja, selanjutnya kurikulum, silabus dan
indikator keberhasilan pembelajaran ditetapkan sesuai level kompetensinya.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan
kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan dalam
SLK, disusunlah seperangkat modul-modul sebagai bahan pembelajaran pelatihan
seperti tercantum dalam “ DAFTAR MODUL “ dibawah ini.

DAFTAR MODUL

PELATIHAN : Mandor Pembesian / Penulangan Beton

NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT


KOMPETENSI
1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian 1 Menerapkan UUJK, K3 dan
Dampak Lingkungan ketentuan pengendalian
lingkungan kerja
2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja 2 Menguasai rencana
Pembuatan Pembesian / pembuatan pembesian /
Penulangan Beton penulangan beton sesuai
spesifikasi pembesian /
penulangan beton, gambar
kerja, Instruksi Kerja (IK)
dan Schedule Kerja Proyek
3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule)
kerja harian dan mingguan
4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan
dan pemasangan pembesian /
penulangan beton
A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan
Persiapan Pembesian /
Penulangan Beton

x
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B. Pembuatan dan Pemasangan 5 Mengkoordinir dan


Pekerjaan Pembesian / mengawasi pembuatan
Penulangan Beton dan pemasangan
pembesian / penulangan
beton
C. Pemeriksaan, Evaluasi dan 6 Memeriksa, mengevaluasi
Pelaporan Pelaksanaan dan melaporkan hasil
Pekerjaan Pembesian pelaksanaan pembuatan
dan pemasangan
pembesian / penulangan
beton
5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen 7 Menguasai dan
Untuk Mandor melaksanakan kontrak /
perjanjian kerja

xi
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

PANDUAN PEMBELAJ ARAN

Pelatihan : Mandor Pembesian / Penulangan Beton


Judul : Prosedur dan Teknik Pembuatan dan Pemasangan Pembesian
/ Penulangan Beton
Deskripsi : Materi ini membahas mengenai pelaksanaan pekerjaan
pembesian yang dikerjakan seorang mandor dimana dimulai
dengan pekerjaan persiapan dilanjutkan dengan pembuatan
dan pemasangan pembesian dan diakhiri dengan pemeriksaan,
pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan pembesian.
Tempat kegiatan : Dalam ruang kelas
Waktu Kegiatan : 10 jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit)

No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah : Pembukaan
- Menjelaskan Tujuan Pembelajaran - Mengikuti penjelasan TPU & OHT
Umum dan Khusus (TPU & TPK) TPK dengan tekun dan aktif No. 1.4 s/d 1.5
- Merangsang motivasi peserta dengan - Mengajukan pertanyaan
pertanyaan atau pengalamannya apabila kurang jelas
dalam menguasai prosedur dan teknik
pembuatan dan pemasangan
pembesian
- Waktu : 5 menit
2. Ceramah : Survey area pekerjaan dan
persiapan bahan, tenaga kerja
dan peralatan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan - Memperhatikan penjelasan OHT
dilapangan, mandor harus mensurvei instruktur dengan tekun dan No. A 1.1 s/d
dulu area pekerjaan (gudang, aktif A 1.9
workshop, site work) dan mengajukan - Mencatat hal-hal yang perlu
dan mnyiapkan bahan, tenaga kerja - Bertanya bila perlu
dan peralatan.
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian A
Bab. 1 : Survey area pekerjaan dan
persiapan bahan tenaga kerja dan
peralatan )

xii
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

3. Ceramah : Penjelasan standar dan


prosedur kerja
- Sebelum memulai pekerjaan, mandor - Memperhatikan penjelasan OHT
harus menjelaskan dulu tentang instruktur dengan tekun dan No. A 2.1 s/d
standar dan prosedur kerja kepada aktif A 2.7
para tukang - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 25 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian A
Bab.2 : Penjelasan standar dan
prosedur kerja)
4. Ceramah : Bahan pembesian /
penulangan beton
- Menjelaskan mengenai bahan yang - Memperhatikan penjelasan OHT
dipakai untuk pembesian termasuk instruktur dengan tekun dan No. B 1.1 s/d
spesifikasinya aktif B 1.6
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 20 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian B
Bab.1 : Bahan pembesian /
penulangan beton)
5. Ceramah : Peralatan pekerjaan
pembesian
- Menjelaskan mengenai peralatan yang - Memperhatikan penjelasan OHT
dipakai untuk pekerjaan pembesian instruktur dengan tekun dan No. B 2.1 s/d
aktif B 2.5
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 25 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian B
Bab.2 : Peralatan pekerjaan
pembesian)
6. Ceramah : Pembuatan daftar
pemotongan besi dan
perhitungan volume pekerjaan
- Menjelaskan mengenai pembuatan - Memperhatikan penjelasan OHT
daftar pembengkokkan besi (Bar instruktur dengan tekun dan No. B 3.1 s/d
Bending Schedule) dan daftar aktif B 3.5
pemotongan besi beserta cara - Mencatat hal-hal yang perlu
perhitungan volume pekerjaan - Bertanya bila perlu
- Waktu : 45 menit

xiii
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

- Bahan : Materi Serahan (Bagian B


Bab.3 : Pembuatan daftar pemotongan
dan perhitungan volume pekerjaan)
7. Ceramah : Pemotongan, pembengkokkan
dan ganjal tulangan
- Menjelaskan pelaksanaan pemotongan - Memperhatikan penjelasan OHT
dan pembengkokkan tulangan dan instruktur dengan tekun dan No. B 4.1 s/d
pembuatan bermacam-macam ganjal aktif B 4.17
tulangan - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 90 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian B
Bab.4 : Pemotongan pembengkokkan
dan ganjal tulangan)
8. Ceramah : Penganyaman dan
pemasangan pembesian
- Menjelaskan pelaksanaan - Memperhatikan penjelasan OHT
penganyaman / perangkaian dan instruktur dengan tekun dan No. B 5.1 s/d
pemasangan pembesian aktif B 5.12
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 90 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian B
Bab.5 : Penganyaman dan
pemasangan pembesian)
9. Ceramah : Pemeriksaan pekerjaan
pembesian
- Menjelaskan prosedur pemeriksaan - Memperhatikan penjelasan OHT
pekerjaan pembesian sebelum instruktur dengan tekun dan No. C 1.1 s/d
dilakukan pengecoran beton aktif C 1.9
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 30 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian C
Bab.1 : Pemeriksaan pekerjaan
pembesian)

xiv
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

10. Ceramah : Pelaporan dan evaluasi hasil


pelaksanaan pembesian
- Menjelaskan pelaporan pekerjaan - Memperhatikan penjelasan OHT
pembesian setelah selesai dan instruktur dengan tekun dan No. C 2.1 s/d
pelaksanaan evaluasinya aktif C 2.6
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bagian C
Bab.2 : Pelaporan dan evaluasi hasil
pelaksanaan pembesian)
11. Praktek : Pembuatan dan pemasangan
pekerjaan pembesian /
penulangan beton
- Menjelaskan kembali prosedur dan - Mengikuti penjelasan Peralatan :
teknik pembuatan dan pemasangan dengan tekun dan aktif - Bar Bender
pembesian - Melakukan latihan praktek - Bar Cutter
- Memberikan penjelasan atas pembuatan dan - Alat
pertanyaan peserta pemasangan pembesian manual
- Memberikan soal latihan mengenai - Mencatat hal-hal yang perlu - Alat Bantu
praktek pembuatan dan pemasangan - Mengajukan pertanyaan bila Tempat :
pembesian perlu Workshop
- Mengawasi pelaksanaan praktek pelatihan
pembuatan dan pemasangan
pembesian
- Waktu : 8 jam
12. Praktek : Melakukan pemeriksaan,
pelaporan dan evaluasi
pelaksanaan pembesian
- Menjelaskan kembali prosedur - Mengikuti penjelasan - OHT
pemeriksaan, pelaporan dan evaluasi dengan tekun dan aktif - Alat tulis
pelaksanaan pembesian - Melakukan latihan prosedur - Soal latihan
- Memberikan penjelasan atas pemeriksaan, pelaporan - Ruang
pertanyaan peserta dan evaluasi pelaksanaan kelas
- Memberikan soal latihan mengenai - Mencatat hal-hal yang perlu
pemeriksaan, pelaporan dan evaluasi - Mengajukan pertanyaan bila
pelaksanaan pembesian perlu
- Waktu : 2 jam

xv
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

MATERI SERAHAN

xvi
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

A. Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 1
SURVEI AREA PEKERJAAN DAN PERSIAPAN BAHAN,
TENAGA KERJA DAN PERALATAN

Apabila seorang mandor sudah menandatangani perjanjian kerja yang berisi harga
borongan pelaksanaan pekerjaan pembesian, maka yang bersangkutan sudah harus
mulai melaksanakan langkah-langkah didalam fungsi manajemen yaitu pertama kali harus
merencanakan pekerjaan kemudian mengorganisasikan kerja, mengarahkan kerja serta
mengendalikan kerja. Apabila pada modul terdahulu, mandor merencanakan pekerjaan
dengan membuat skedul kerja harian dan mingguan, maka pada modul ini yang
bersangkutan mulai pada tahap pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.
Pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton dimulai dengan pekerjaan
persiapan yang terdiri dari :
 Survei area pekerjaan
 Pengajuan dan persiapan bahan
 Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja
 Pengajuan dan penyiapan peralatan
 Penjelasan standar dan prosedur kerja.

1.1. Survei area pekerjaan


Apabila seseorang akan memulai suatu pekerjaan, maka pertama kali tentunya akan
melihat atau mensurvei dulu tempat atau lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan
nantinya. Dengan mensurvei area pekerjaan maka dapat dinilai aspek-aspek nya
yaitu antara lain keamanan dan keselamatan kerja untuk para tenaga kerja,
keamanan dari bahan / material dan peralatan agar terhindar dari pengaruh cuaca
dan menghindari faktor kehilangan. Selanjutnya adalah pada aspek luasnya
ruangan yang akan dipakai dan kemudahan dalam proses transport material.
Apabila ada hal-hal yang dirasa kurang memenuhi syarat maka bisa segera diajukan
kepada kontraktor utama untuk dapat diperbaiki atau disempurnakan.

A1-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Pada pekerjaan pembesian / penulangan beton biasanya ada tiga area pekerjaan
yang meliputi gudang penyimpanan material, workshop pembesian dan tempat
pelaksanaan pekerjaan atau site construction work.
 Gudang penyimpanan material
Apabila merupakan gudang terbuka, maka perlu diberi pembatas atau
semacam pagar agar tidak tercampur dengan bahan / material yang lain.
- Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah (diatas balok /
palang atas yang sejenis)
- Per diameter disimpan terpisah
- Hindarkan kelamaan waktu penyimpanan yang tidak perlu (jangan
terlalu banyak memesan)
- Sisa dan apkiran material ditempatkan pada ruangan terpisah.

A1-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Tujuan penyimpanan baja beton adalah :


 Mencegah terjadinya korosi
 Memudahkan pengambilan, mengingat baja beton terdiri dari berbagai
diameter dan ukuran
 Mencegah kecerobohan tukang pasang baja beton, khususnya saat
pengambilan dari tempat pemotongan / pembengkokkan baja tulangan
 Memudahkan perhitungan stock / persediaan

Dengan mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka cara penyimpanan baja


adalah sebagai berikut :
 Tempat penyimpanan diberi lantai / floor dengan beton tumbuk dan diberi
peletakan dari balok-balok kayu bulat diameter 15 cm. Alternatif lain adalah
setelah permukaan tanah diratakan dan dipadatkan,dialas terpal kemudian
diberi perletakan kayu dengan jarak maksimum 1.00 m. Lokasi harus
ditempat yang mudah dikunjungi.
 Sedapat mungkin untuk tulangan dengan diameter besar (lebih dari 16 mm)
disimpan dalam kondisi lonjoran lurus (12 meter).
 Penyimpanan dipisahkan sesuai dengan diameternya, dan diikat tiap jumlah
tertentu (misalnya 10 batang) sehingga memudahkan pengambilan dan
penghitungannya
 Apabila disimpan dialam terbuka, apalagi dekat laut / daerah pantai, maka
tumpukan baja beton harus ditutup terpal.
 Beri tanda / tanggal kedatangan tiap baja beton agar pengambilannya bisa
diutamakan yang datang lebih awal.

Balok kayu
atau dolken

Lantai beton atau alas terpal

Max 1.00

A1-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

 Workshop Pembesian
Workshop pembesian merupakan tempat kerja tukang pembesian dimana
akan ditempatkan peralatan - peralatan baik mekanis maupun manual
berupa mesin pembengkok besi (bar bender), mesin pemotong besi (bar
Cutter) dan alat-alat bantu lainnya.
Yang perlu diperhatikan adalah komposisi alat dan luasnya ruangan
sehingga dapat diperkirakan berapa tukang dan pekerja yang dapat masuk
disitu. Kemudian perlu dilihat mengenai kemudahan transport material dari
dan ke workshop. Transport dari workshop ke site pekerjaan, bisa berupa
alat angkut biasa (dump truck / truck) atau pada proyek high rise building
tentunya harus memakai tower crane.

 Area pelaksanaan pekerjaan atau site construction work


Area pelaksanaan pekerjaan juga harus ditinjau terhadap kemudahan
transport material dan secara berkala sebelum melakukan penyetelan besi
beton maka harus dilihat kesiapan dari pekerjaan bekisting dan form work
(perancah).
Aspek keamanan dan kesehatan lingkungan (K3) pada area pelaksanaan
pekerjaan dimana tempat tersebut harus betul-betul sudah kuat menahan
beban dari besi beton itu sendiri maupun tukang dan pekerja yang bekerja
diatasnya.

1.2. Pengajuan dan Persiapan Bahan


Sesuai dengan rencana kerja harian dan mingguan, mandor beserta pelaksana
kontraktor mencantumkan rencana volume pekerjaan pembesian perharinya.
Adapun urutan pembuatan rencana kerja harian dan mingguan adalah sebagai
berikut :
- Dari gambar kerja pembesian pada lokasi pekerjaan tertentu, dibuat daftar
pembengkokkan besi atau Bar Bending Schedule.
- Dari daftar pembengkokkan besi dapat dibuat daftar pemotongan besi.
- Dari kedua daftar tersebut dengan melihat gambar kerja pembesian, maka akan
bisa dihitung volume pembesian pada lokasi tertentu.
- Hasil dari perhitungan volume pada lokasi tertentu tadi akan dibuat schedule
harian dan mingguan.

A1-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

- Pihak kontraktor / pemberi pekerjaan maupun pihak mandor harus selalu cross
check agar kebutuhan volume material pada lokasi tertentu tadi dihitung dengan
benar sehingga tercapai efisiensi bahan.
- Dari jadwal kerja harian / mingguan tadi, mandor akan mengajukan permintaan
material dengan target pendatangan yang telah ditentukan.

Dalam rangka penyiapan bahan, apabila mandor juga mensupply besi beton, maka
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan besi beton adalah sebagai
berikut:
- Memeriksa apakah sejumlah besi beton tersebut sesuai dengan jenis / mutu
baja, diameter dan panjang yang dipesan.
- Dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan
- Pemeriksaan visual terhadap karatan, pelupasan dan sebagainya
- Kelurusan batang – batang.
Untuk menghindari karatan, besi beton distok diatas palangan / alas sehingga tidak
menyentuh permukaan tanah.
Besi beton kemudian disusun menurut kualitas dan ukurannya, agar :
- Memudahkan penggantian
- Memudahkan pengontrolan (cek jumlahnya)
- Mempercepat pekerjaan
Kemudian secara bertahap material digudang diatur pengangkutan nya ketempat
workshop sesuai kebutuhan.
Adapun contoh dari rencana kerja mingguan adalah sebagai berikut :
RENCANA KERJA MINGGUAN
BULAN : SEPTEMBER ........... TAHUN : 2006
VOLUME
MINGGU KE : III
NO. JENIS PEKERJAAN ANIS KETERANGAN
TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3

Jakarta, 18 September 2006


Mengetahui Disetujui Dibuat oleh,
Kepala Proyek Kepala Lapangan Pelaksana

A1-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

1.3. Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja


Rencana kerja harian / mingguan pada contoh diatas merupakan pedoman di dalam
kita membuat rencana kerja atau jadwal kebutuhan tenaga kerja dan peralatan.
Pada modul pelatihan RCF – 03 – Jadwal kerja harian dan mingguan, telah
diuraikan bagaimana membuat jadwal kebutuhan tenaga kerja.
Adapun proses pembuatan jadwal kebutuhan tenaga kerja adalah sebagai berikut :
- Dari rencana kerja harian / mingguan, maka dapat dilihat berapa target / rencana
volume pembesian per hari selama satu minggu.
- Dari rencana volume pembesian per hari selama satu minggu tersebut akan
dirinci kebutuhan peralatan yang meliputi komposisi dan jumlah alat.
- Bersamaan dengan itu dapat dihitung juga jumlah dan kualifikasi tenaga kerja
yang dibutuhkan.
- Faktor terpenting dalam menentukan jumlah alat dan tenaga kerja adalah
produktifitas alat dan produktifitas tenaga kerja. Seorang mandor yang
berpengalaman akan sudah tahu mengenai produktifitas tersebut sehingga
pelaksanaan pekerjaan menjadi efisien dan efektif.
- Apabila sudah dapat dihitung jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan per hari selama satu minggu maka dapat dibuat jadwal kebutuhan
tenaga kerja. Jadwal tersebut bisa dibuat menempel pada jadwal kerja harian /
mingguan atau dipisah merupakan jadwal sendiri. (lihat contoh)
- Dari hal tersebut dapat diajukan kepada pemberi pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan per minggu.
- Jangan dilupakan juga penyediaan sarana dan prasarana tenaga kerja antara
lain barak kerja, biaya mendatangkan tenaga kerja dari daerah dan lain-lain
sebagai berikut :

A1-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh jadwal tenaga kerja menempel pada jadwal harian / mingguan.

Contoh jadwal tenaga kerja tersendiri

A1-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

1.4. Pengajuan dan penyiapan peralatan


Seperti pada bab 1.3 diatas maka rencana kerja harian / mingguan merupakan
pedoman di dalam pembuatan jadwal pengadaan peralatan. Pada modul pelatihan
RCF – 03 – Jadwal kerja harian dan mingguan telah diuraikan bagaimana membuat
jadwal kebutuhan peralatan.
Adapun proses pembuatan jadwal kebutuhan peralatan sama seperti pembuatan
jadwal kebutuhan tenaga seperti pada bab 1.3 diatas.
Apabila sudah dapat dihitung jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan per hari
selama satu minggu maka dapat dibuat jadwal kebutuhan peralatan.
Selanjutnya jadwal peralatan tersebut diajukan kepada pemberi pekerjaan untuk
mendapat persetujuan.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada penyiapan peralatan pembesian
dilapangan antara lain :
- Komposisi alat memegang peranan penting dalam peningkatan efisien kerja
dilapangan, misalnya diperlukan satu pasang bar bender untuk membengkokkan
besi beton yang berukuran cukup panjang sehingga besi beton tersebut tidak
perlu dibalik. Dari hal tersebut komposisi yang efisien misalnya terdiri dari satu
alat bar cutter dan dua alat bar bender untuk satu set pekerjaan.
- Peralatan ditata dan ditempatkan sedemikian rupa untuk kelancaran dan
produktifitas pekerjaan.
- Kalau workshop sudah dibuat maka kita harus menyesuaikan dengan peralatan
yang akan digunakan maupun tenaga kerja yang ditempatkan disitu.

Contoh jadwal pengadaan peralatan :

A1-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Survei Area pekerjaan


a). Gudang penyimpanan material
- Besi beton disusun menurut kualitas dan ukuran
- Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah
- Per diameter disimpan terpisah
- Hindarkan kelamaan waktu penyimpanan
- Kemudahan transport material
a). Workshop pembesian
- Luas ruangan harus sesuai dengan penempatan bahan, komposisi alat
dan banyaknya tenaga kerja
- Kemudahan transport material
- Komposisi alat berupa bar bender, bar cutter, alat bantu dll.
b). Area pelaksanaan pekerjaan
- Dilihat kesiapan pekerjaan sebelumnya yaitu pekerjaan bekisting dan
form work / perancah
- Dilihat aspek keamanan dan kesehatan lingkungan
- Kemudahan transport material
 Pengajuan dan persiapan bahan
- Apabila pihak pelaksana kontraktor memberikan jadwal kerja harian /
mingguan yang berisi rencana volume pekerjaan pembesian (dalam kg) per
hari maka mandor sebaiknya mengadakan pengecekan volume
- Pengecekan volume dari daftar pembengkokkan besi dan gambar lokasi
pembesian
- Dari rencana volume pekerjaan per hari maka mandor dapat mengajukan
bahan yang dimaksud.
 Penerimaan besi beton
- Diperiksa jenis / mutu, diameter dan panjang besi beton
- Dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan
- Pemeriksaan visual terhadap karatan dan pelupasan
- Kelurusan batang-batang
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

 Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja


- Dari schedule harian dan mingguan, dapat dilihat target volume pembesian
per hari selama satu minggu
- Dari rencana kerja pembesian baik jumlah proyek maupun target volume per
hari, dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja baik jumlah maupun
kualifikasinya.
- Rencana penyiapan tenaga kerja diajukan kepada pemberi pekerjaan
- Sarana dan prasarana pekerja termasuk biaya mobilisasi pekerja disiapkan.
 Pengajuan dan penyiapan peralatan
- Dari schedule harian dan mingguan, dapat dilihat target volume pembesian
per hari selama satu minggu.
- Dari rencana kerja pembesian baik seluruh proyek maupun target volume per
hari, dapat dihitung jumlah dan jenis peralatan.
- Rencana persiapan peralatan diajukan kepada pemberi pekerjaan
- Komposisi alat memegang peranan penting dalam efisiensi kerja
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Uraikan perlunya mandor survei ke gudang material !


b). Apa yang perlu diperhatikan pada workshop terutama luasnya ?
c). Uraikan cara pembuatan rencana kerja harian dan mingguan dan apa guna
rencana kerja atau schedule tersebut ?
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan


Pembesian / Penulangan Beton

BAB 1
BAHAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Baja dalam struktur beton adalah merupakan suatu unsur yang penting, kemampuan
daya dukung beton sendiri terhadap gaya tarik adalah kecil, sehingga untuk
meningkatkan daya dukung struktur beton terhadap gaya tarik lebih mengandalkan pada
baja tulangan. Kerja sama antara beton dan baja dari suatu struktur beton merupakan
kekuatan yang menghasilkan daya dukung dari struktur beton bertulang tersebut.

1.1. Bahan
Dalam bahasa sehari-hari pengertian tentang besi dan baja sering tertukar. Sebutan
besi hampir selalu dipakai untuk menyatakan barang yang ada unsur ferrumnya,
padahal besi murni hampir tidak pernah dipakai. Biasanya selalu ada campuran
karbon dan unsur-unsur lain. Unsur karbon (C) sangat mempengaruhi perilaku dari
besi. Kadar karbon dipakai untuk membedakan antara besi tuang dan baja :
- Besi dengan kadar karbon > 2 % dinamakan besi tuang
- Besi dengan kadar karbon < 2 % dinamakan baja
Besi tuang (dengan kadar karbon 4 %) pada umumnya getas / rapuh dan
0
mempunyai titik lebur yang lebih rendah yaitu 1150 C sedangkan baja (dengan
kadar karbon 0,2 %) sebesar 1500 0 C.
Skema pabrikasi baja beton sebagai berikut :

B1-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Biji besi adalah suatu persenyawaan kimiawi antara unsur besi (Fe) dan unsur lain
terutama oksigen (O) yang merupakan bahan tambang yang akan diolah menjadi
logam. Beberapa biji besi yang penting adalah magnetit (Fe3O4), Hematiet (Fe2O3)
dan siderite (Fe CO3) dimana kadar besi dari biji biji tersebut sekitar 50 – 70 %. Biji
besi dimurnikan menjadi besi (Fe) di dalam tanur tinggi.

Komposisi Bahan Kimia Baja Beton


Baja beton adalah suatu bahan yang terdiri dari terutama dari persenyawaan unsur
besi (Fe) dan unsur logam yang lain seperti : Mangan (Mn), tembaga (Cu),
Vanadium (V), dan Niobium (Nb) serta bahan non logam seperti karbon (C), Silisium
(Si), Fosfor (P) dan Belerang (S).
Sifat baja sangat tergantung dari kadar karbon, makin tinggi kadar karbon maka
semakin kuat dan keras, akan tetapi sifat keliatannya makin berkurang sehingga
baja makin getas. Bahan dengan kadar karbon lebih dari 0,3 % pengerjaannya lebih
sukar. Kadar fosfor dan belerang yang lebih besar akan menambah kegetasan
sehingga dibatasi hanya ± 0,6 %.
Disamping unsur karbon persenyawaan dengan unsur mangan, vanadium dan
Silisium akan meningkatkan kekuatannya, sedangkan unsur tembaga meningkatkan
daya tahan terhadap korosi.

1.2. Jenis dan Mutu


Baja beton yang dipakai harus memenuhi norma persyaratan terhadap metode
pengujian dan pemeriksaan untuk macam mutu baja beton sebagai berikut :

Batas Ulur minimum Kuat Tarik minimum


Mutu Baja Mpa / N/ mm2 Mpa / N/ mm2
(kg / cm2) (kg / cm2)
Bj TP 24 236 382 Catatan :
Polos (U - 24) (2400) (3900) Bj = Baja
(plain) Bj. TP 30 294 480
(U - 30) (3000) (4900) TP = Tulangan Polos
236 382
Bj. TD 24
(2400) (3900) TD = Tulangan deform (ulir)
294 480
Bj. TD 30
(3000) (4900) Angka dibelakang
Deferm 345 490 Bj.TP / Bj.TD
Bj. TD 35
(ulir) (3500) (5000) batas ulur minimum yang dijamin
392 559
Bj. Td 40
(4000) (5700)
490 613
Bj. TD 50
(5000) (6300)

B1-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Ciri khas dari baja beton ditentukan : - Kuat tarik


- Batas ulur minimum
- Regangan pada batas maksimal
- Modulus elastisitas

Sifat-sifat tersebut diatas dapat ditentukan dengan pengujian tarik


Grafik hasil pengujian tarik dapat digambarkan dalam suatu diagram sebagai berikut :

Beban Maksimal

Regangan Plastis

Regangan elastis

Regangan pada beban Maks

Regangan (%) Regangan (%)


Regangan (%)

0–1 Daerah Elastis


1 – 2 Daerah dimana – (besar tegangan hampir tak berubah) – terjadi plastis deformasi
yang besar (meluluh).
2 – 3 Di daerah ini, untuk memperbesar regangan dibutuhkan pertambahan tegangan
(daerah penguatan).
3 – 4 Daerah dimana regangan membesar sampai 15 % - 20 % tanpa memberi
pertambahan tegangan yang berarti.
4 – 5 Terjadi penyempitan (kontraksi) – perubahan bentuk setempat yang besar -
dimana suatu penampang batang mengecil sedemikian, sehingga batang akan
patah di tempat ini.

l
Regangan es = adalah perubahan panjang batang dibanding dengan panjang
l
batang semula.
P
Tegangan   adalah gaya tarik (P) dibagi luas penampang batang semula (A)
A

B1-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Pada awalnya batang yang ditarik merenggang elastis ( 0 – 1), apabila tegangan
sedemikian besarnya maka akan terjadi perubahan bentuk batang yang tetap (deformasi).
Baja akan berubah bentuk plastis yang dinamakan meleleh jika regangan batang
membesar pada gaya tarik yang konstan (1 -2). Selanjutnya jika pertambahan regangan
batang membesar diperlukan pertambahan gaya tarik (2 – 3), kemudian berikutnya ada
daerah dimana regangan membesar tanpa adanya pertambahan tegangan yang berarti
(3-4).
Apabila gayatarik ini lebih diperbesar sampai mencapai suatu titik dimana batang
menunjuk pengecilan (kontraksi) dan apabila diteruskan maka batang akan patah (4-5),
gaya tarik tersebut adalah gaya tarik maksimal yang dapat ditahan oleh batang tersebut.
Modulus elastisitas baja Es ditentukan dari tegangan s pada daerah elastis (0 -1) dibagi

dengan regangannya  s adalah



Es  s

s

1.3. Macam Baja Beton


Ada dua jenis baja beton :
1. Baja beton polos / plain, umumnya dipasaran berukuran mulai diameter 6 mm s/d
25 mm (  6 s/d  25) dengan mutu BJTP 24 (U 24) dan BJTP 32 (U 32).
2. Baja beton deform / ulir, umumnya berukuran diameter 10 mm s/d 38 mm, (D 10
s/d D 38) dengan mutu BjTP 40 (U39) keatas.
Kedua macam ini dapat ditemui dipasaran dalam bentuk batang maupun anyaman
(wire mesh).

Baja Beton Polos


Baja beton jenis ini sesuai rekomendasi ACI lebih cocok untuk dipakai sebagai
tulangan plat beton, angker, sambungan pada perkerasan jalan, sengkang dan
spiral kolom.
Pada pemakaian baja beton polos, setiap ujung baja harus dibengkok seperti kait.
Hal ini bertujuan untuk memperbesar daya lekat tulangan terhadap beton.

B1-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Baja beton deform / ulir


Baja beton ulir merupakan jenis baja beton yang direkomendasikan untuk tulangan pokok
suatu struktur beton. Ada beberapa variasi baja beton seperti dilihat pada gambar.

Pada pemakaian baja ulir, pembengkokkan ujung tulangan cukup bentuk haak, itupun bila
didaerah gempa. Haak juga diperlukan bila difungsikan untuk memperpendek panjang
penyaluran gaya.

1.4. Cara Menentukan Diameter Batang


Untuk mengontrol diameter batang baja beton dilapangan pada baja polos dilakukan
dengan cara mengukur penampangnya, sedangkan untuk diameter baja beton
deform (ulir) garis tengah karakteristik dihitung dengan memakai rumus :
d = (12,74 s/d 12,8)  B
dimana B = berat batang uji dibagi panjang batang uji (Kg / m, gr / mm)
Contoh : Suatu batang uji panjang 523 mm, massa 836 gram, maka garis tengah
836
karakteristiknya Dx = 12,74  = 16,1 mm
523

B1-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

1.5. Batas Toleransi Yang Diijinkan Pada Batang Baja Tulangan


Toleransi untuk panjang batang :

Panjang Toleransi
minus 0 mm
dibawah 12 m
plus 40 mm

minus 0 mm
mulai dari 12 m ke atas
plus 50 mm

Toleransi untuk diameter tulangan polos

Penyimpangan
Diameter (mm) Toleransi
kebundaran
sampai dengan 14 mm ± 0,4 mm Maksimum 70% dari
16 mm s/d 25 mm ± 0,5 mm batas toleransi
26 mm s/d 34 mm ± 0,6 mm
36 mm s/d 50 mm ± 0,8 mm

Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimal dan


minimal dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari suatu baja
tulangan.
Toleransi untuk berat per batang :

Diameter (mm) Toleransi


d < 10 mm ± 7%
10 mm  d < 16 mm ± 6%
16 mm  d < 28 mm ± 5%
d  28 mm ± 4%

B1-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Toleransi untuk berat dari suatu lot (kelompok)

Diameter (mm) Toleransi


d < 10 mm ± 6%
10 mm  d < 16 mm ± 5%
16 mm  d < 28 mm ± 4%
d  28 mm ± 3,5%

1.6. Jaringan Kawat Baja Las (Wire Mesh).


Jaringan kawat baja las (JKBL) untuk tulangan beton adalah jaringan dari kawat
baja tulangan beton prefab, yang pada tiap titik pertemuan tulangan memanjang dan
melintangnya dilas listrik untuk mendapatkan shear resistant.
Batang baja yang digunakan adalah dari baja keras U – 50 (batas ulur minimum
50 kg / mm2 atau 500 Mpa) sedangkan diameter batang yang ada dipasaran adalah
4 mm s/d 10 mm. Toleransi diameter kawat baja tulangan : 4,00 mm s/d 6,00 mm
= ± 0,10 mm , 6,00 mm keatas = ± 0,13 mm.
Pemakaian jaringan tulangan beton adalah untuk lantai atau dinding atau pipa
dengan catatan beban yang ditahan struktur tersebut adalah beban merata.

Beberapa keuntungan pemakaian jaringan kawat baja las :


a. Menjamin ketepatan perhitungan
struktur beton karena JKBL diproduksi
sesuai spec yang ditentukan pemesan
serta mutu baja sesuai peraturan yang
ditetapkan.
b. Mempercepat waktu pelaksanaan
karena sudah tidak terlalu banyak lagi
pengerjaan potong dan bengkok serta
pemasangannya cepat. Program
network planning bisa dilaksanakan
dengan baik karena pengadaannya dan
pemasangannya bisa diprogram sesuai
jadwal.

B1-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

c. Pengawasan mudah
d. Bisa menghemat biaya pasang dan biaya tak terduga

1.7. Kawat Pengikat Baja Tulangan


Kawat pengikat adalah kawat yang terbuat dari besi baja lunak yang digunakan
untuk mengikat baja tulangan dalam struktur beton.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
- Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak yang telah dipijarkan terlebih
dahulu, diameter minimum 1 mm, tidak bersepuh seng.
- Pemakaian kawat pengikat untuk berkas tulangan yang terdiri dari 2, 3 atau 4
batang yang sejajar, maka diameter kawat pengikat minimum 2,5 mm dan jarak
pengikatan tidak boleh lebih dari 24 kali diameter batang terkecil.

B1-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Ada 2 jenis baja beton :


1. Baja beton polos / plain, ukuran 6 mm s/d 25 mm ( 6 s/d  25) dengan mutu
BjTP 24 (U 24) dan BjTP 32 (U 32).
2. Baja beton deform / ulir, ukuran 10 mm s/d 38 mm (D10 s/d D38) dengan
mutu BjTP 40 (U39) keatas. Kedua macam ini dapat ditemui dipasar dalam
bentuk batang maupun anyaman (wire mesh)
 Baja beton polos dipakai pada tulangan plat beton, angkur, sambungan
perkerasan jalan, sengkang dan spiral kolom. Pada pemakaian, setiap ujung
baja beton harus dibengkok seperti kait. Hal ini bertujuan untuk memperbesar
daya lekat tulangan terhadap beton.
 Baja beton ulir dipakai untuk tulangan pokok suatu struktur beton
pembengkokkan ujung tulangan cukup bentuk haak. Haak berfungsi
memperpendek panjang penyaluran gaya.
 Wire mesh adalah jaringan kawat baja tulangan beton pre fab yang pada titik
pertemuan tulangan dilas listrik untuk mendapatkan shear resistant, mutu baja U
50, diameter 4 mm s/d 10 mm. Toleransi diameter : 4 mm – 6 mm = ± 0,10 mm,
6 mm keatas = ± 0,13 mm. Pemakaian wire mesh untuk lantai, dinding atau
pipa, dengan catatan beban yang ditahan struktur tersebut adalah beban
merata.
 Kawat pengikat terbuat dari baja lunak, diameter minimum 1 mm, tidak bersepuh
seng. Pemakaian kawat pengikat untuk berkas tulangan yang terdiri dari 2,3 dan
4 batang yang sejajar, diameternya minimum 2,5 mm dan jarak pengikatan tidak
boleh lebih dari 24 kali diameter batang terkecil.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Uraian jenis-jenis baja beton dan pemakaiannya !


b). Apa keuntungan pemakaian wire mesh ?
c). Sebutkan persyaratan untuk kawat pengikat baja tulangan !
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Bagian C : Pemeriksaan, Pelaporan dan Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan


Pembesian / Penulangan Beton

BAB 1
PEMERIKSAAN PEKERJAAN PEMBESIAN

1.1 Pemeriksaan
Pemeriksaan baja beton dilakukan dalam lima jenis, yaitu :
 Pada saat penerimaan baja beton
 Pada penyimpanan sebelum dibengkok
 Gambar pembengkokkan dan Pemotongan (bestaat)
 Pada saat dipotong / dibengkok
 Pada saat dirakit

Penerimaan Baja beton :


- Periksa, apakah jumlah dan diameternya sesuai dengan faktur
- Periksa juga jenis, mutu dan panjangnya apakah sesuai dengan yang dipesan.
- Periksa apakah dilengkapi sertifikat atau tanda uji laboratoriumnya. Apabila
belum ada segera mintakan kepada pemasoknya.
- Periksa secara visual, apakah terjadi korosi atau pengelupasan dan
sebagainya.
- Periksa kelurusan dan keseragaman ukuran, karena produk tertentu kadang-
kadang memiliki ukuran yang berbeda antara ujung dan tengahnya.

Penyimpanan Baja beton sebelum dibengkok :


- Penyimpanan baja beton bebas dari tanah dan tertumpu balok atau yang
sejenis.
- Penyimpanan dipisah sesuai diameternya.
- Penyimpanan tidak boleh terlalu lama, beri penandaan/kode tanggal
penerimaannya.
- Pisahkan material afkir dari lokasi
- Perlindungan terhadap pengaruh cuaca apakah memakai atap atau cukup
dengan ditutup terpal.

C1-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Gambar pembengkokkan dan pemotongan (bestaat) :


- Siapkan gambar kerja penulangan yang telah disetujui.
- Pelajari penandaan / kode dari tulangan
- Periksa gambar pembengkokkan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui.
- Hitung jumlah baja beton yang akan dikerjakan.
- Periksa baja beton ekstra yang harus dikerjakan dan minta persetujuan ke
pengawas termasuk beban pembayarannya.
- Periksa, apakah bestaat yang sudah disetujui direksi sama dengan yang
dikirim ke tukang potong / bengkok
- Periksa pemanfaatan sisa potongan, apakah sudah efisien dan memungkinkan
untuk dilakukan.

Pemotongan dan Pembengkokkan :


- Siapkan gambar bestaat yang sudah disetujui
- Periksa jumlah dan panjang batang lonjoran yang akan dipotong.
- Luruskan baja beton yang akan dipotong dengan alat pelurus.
- Periksa, apakah panjang dan bentuk bengkokkan sesuai dengan bestaat
- Periksa jari-jari bengkokkan apakah sudah sesuai persyaratan
- Periksa bentuk kait-kait
- Batang – batang perbagian struktur dibundel dan diberi label yang mudah
dilihat.
- Lokasi penyimpanan mudah dikunjungi dan dapat dengan mudah untuk
manuver peralatan angkut dan peralatan angkat.
- Sisa potongan yang tak terpakai harus dikeluarkan dari tempat pemotongan
maupun pembengkokkan.

C1-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Perakitan dan pemasangan baja beton (sebelum pengecoran) :


- Sediakan gambar kerja yang sudah disetujui
- Periksa ukuran bekisting
- Periksa ikatan anyaman, apakah cukup kuat.
- Periksa mutu dan jenis baja yang dipakai.
- Periksa bentuk bengkokkan
- Periksa diameter, panjang dan jarak tulangan maupun sengkang serta
jumlahnya.
- Periksa penempatan baja tulangannya
- Periksa stek atau tulangan ekstra yang dibutuhkan.
- Periksa selimut betonnya, termasuk jenis dan jarak ganjal / beton dekking nya
dan ketepatan elevasi tulangan atas.
- Periksa tempat-tempat pertemuan
- Periksa sambungan – sambungannya, apakah cukup overlappingnya.
- Periksa sambungan lasnya.
- Periksa pemasangan alat penyambungnya
- Periksa tingkat korosinya apakah harus dibersihkan atau masih dalam
toleransi.
- Pembersihan dari sisa-sisa kotoran sebelum pengecoran.

1.2 Check List


Sebelum beton dicor, pekerjaan pemasangan besi beton harus diperiksa lebih
dahulu. Dengan check list, kita periksa hasil pekerjaan sebagai berikut :
Formulir check list (daftar simak) :
 Jenis besi beton (polos, diform)
 Diameter besi beton
 Jumlah besi beton
 Jarak-jarak besi beton
 Sambungan besi beton / stek
 Posisi besi beton (berubah letaknya atau tidak)
 Panjangnya besi beton, pengangkeran
 Tebal lindungan beton (batu tahu) pecah/ tidak, besi beton rapat dengan bekisting
/ cukup longgar.

C1-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

 Tulangan atas bengkok / tidak (misalnya, terinjak pada tulangan – tulangan


dengan dari Ǿ kecil) atau bergerak.
 Ada kotoran pada besi beton :
- Tumpahan oli
- Ada Lumpur
- Puntung rokok, dll
 Adanya kayu / klos
 Perkaratan yang lanjut
 Cukup support, cakar ayam, pemegang antara, dsb.

 Berhubung pembesian merupakan tulang punggung dari konstruksi beton, maka


ketelitian kerja pembesian akan menentukan kekuatan konstruksi.
 Kesalahan – kesalahan dalam pekerjaan ini dapat mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan : cacat konstruksi kegagalan konstruksi yang dapat
membahayakan

C1-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Berikut contoh check list dari pembesian untuk slab (pelat) pada pekerjaan konstruksi
High rise building

C1-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

1.3 Piket / Storing


Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh konsultan / direksi lapangan, maka hasil
pemasangan / penyetelan pembesian / penulangan beton dianggap benar dan
pekerjaan beton siap untuk dicor.
Pada waktu pelaksanaan pengecoran maka mandor berkewajiban untuk
melaksanakan piket atau storing dengan menyediakan satu atau beberapa orang
petugas.
Adapun tugas dari piket / storing tersebut adalah memeriksa sekali lagi pembesian
yang sudah terpasang, ikatan yang lepas diperbaiki, penulangan dirapikan dan sisa-
sisa besi dan kawat beton dibersihkan dilokasi pekerjaan.
Diharapkan dengan adanya piket / storing tersebut maka posisi pemasangan
pembesian adalah benar sesuai yang disyaratkan sehingga beton yang akan dicor
tercapai mutu yang diharapkan.

C1-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

1.4 Bagan Penyelesaian Pekerjaan


Berikut urutan pelaksanaan pekerjaan pembesian yang dilakukan mandor sebagai
berikut :

Dengan adanya bagan tersebut, seorang mandor akan mengetahui urutan-urutan


pekerjaan sehingga dapat dengan jelas melaksanakan pengendalian dilapangan
baik waktu, mutu maupun biaya.

C1-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

1.5 Contoh Kasus Kegagalan Pemasangan Pembesian


Mandor memegang peranan penting di dalam suksesnya pelaksanaan konstruksi
terutama dari segi keamanannya. Apabila seorang mandor ceroboh dalam
pemasangan pembesian dan menyalahi gambar kerja dan spesifikasi yang ada
maka akibatnya akan sangat fatal dimana kemungkinan terjadi bangunan yang
roboh.
Berikut contoh kasus kegagalan konstruksi pada luifel / konsol :
1. Posisi tulangan tarik tergeser ke posisi
yang menderita gaya tekan (kebawah).
2. Keropos pada pertemuan kolom, balok
dan luifel sehingga rekatan antara beton
dan tulangan relatif kecil.
3. Beton dekking / kaki ayam yang
berfungsi sebagai penahan elevasi
tulangan, tidak dipasang dengan betul
sehingga tulangan luifel turun akibat
terinjak pekerja.
4. Kait / Haak tulangan luifel terlalu pendek
sehingga tidak mampu menahan gaya
yang disalurkan.
5. Kolom direncanakan mampu menahan
luifel setelah struktur secara keseluruhan
sudah selesai (plat lantai, atap dan kolom
lainnya sudah menyatu), sedangkan saat
luifel tersebut dikerjakan, kolom masih
berdiri sendiri sehingga kolom tersebut
tertarik oleh beban luifel.

Banyaknya penyebab kegagalan pada pelaksanaan pekerjaan luifel, mau tidak mau
pelaksanaan pekerjaan ini harus mendapat PERHATIAN KHUSUS, karena tingkat
kesulitan dan resikonya cukup tinggi. Pelaksanaan bagian ini harus betul – betul
diinspeksi dengan cermat, baik diameter penulangan, jarak kerapatan, jumlah
maupun penempatannya.

C1-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Ada lima langkah dalam pemeriksaan pembesian / penulangan beton :


- Penerimaan baja beton
- Penyimpanan baja beton sebelum dibengkok
- Gambar pembengkokkan dan pemotongan
- Pemotongan dan pembengkokkan
- Perakitan / Penganyaman dan pemasangan baja beton
 Conton Check list untuk pemasangan baja beton :
- Jenis baja beton
- Diameter
- Jumlah baja beton
- Jarak-jarak baja beton
- Sambungan – sambungan letak
- Posisi baja beton (berubah tidak ? )
- Panjang baja beton, pengangkuran
- Tebal selimut beton
- Tulangan atas tidak bengkok / turun
- Ada kotoran atau karat
- Cukup support / ganjal.
 Piket / storing penting dilaksanakan agar dilakukan check terakhir sebelum
pengecoran yang meliputi ikatan yang lepas diperbaiki, penulangan dirapikan,
sisa – sisa besi beton dan kawat beton dibersihkan.
 Kasus robohnya konsol karena tulangan atas turun kebawah (kemungkinan
terinjak) dan hal-hal lain, menyebabkan perlunya ke hati-hatian seorang mandor
dalam membuat dan memasang pembesian.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Uraikan bagaimana kita menerima besi beton dilapanga


b). Uraikan bagaimana menyimpan besi beton
c). Uraikan pemeriksaan pada waktu memotong dan membengkok besi beton
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 2
PENJELASAN STANDAR DAN PROSEDUR KERJA

Pada pekerjaan persiapan maka sebelum mulai pekerjaan di lapangan, mandor harus
memberikan penjelasan dulu kepada para tukang dan pekerja mengenai hal – hal yang
penting pada pelaksanaan pekerjaan nantinya. Dengan memberikan penjelasan kepada
tukang dan pekerja maka diharapkan proses pelaksanaan pekerjaan menjadi benar,
koordinasi diantara pekerja menjadi baik, kekeliruan pekerjaan menjadi minimal dan
tercapai efektifitas dan efisiensi dilapangan.
Penjelasan harus detail tetapi dengan cara yang sederhana, disesuaikan dengan level
kemampuan seorang tukang dan mudah dimengerti dan dicerna.

2.1. Penjelasan spesifikasi


Spesifikasi pembesian biasanya singkat dengan isinya antara lain :
- Macam-macam bahan baja beton, terdiri dari tulangan baja polos dan tulangan
baja ulir beserta persyaratan bahan-bahan tersebut.
- Syarat pemotongan dan pembengkokan besi beton, apabila proyek dari dana
lokal biasanya mengacu standar sesuai PBI’ 71. Sedangkan proyek-proyek
berskala besar dan dana dari luar negeri, standarnya juga berasal dari luar
negeri. Karena cukup banyak maka standar-standar tersebut tidak dicantumkan
pada spesifikasi tetapi kontraktor harus mengacu Buku Standar yang ada (misal
PBI’71) atau diuraikan secara detail pada gambar kontrak.
- Syarat - syarat pemasangan dan penyetelan baja beton
- Syarat - syarat selimut beton.

Inti dari spesifikasi tersebut (yang diperlukan tukang) sebaiknya dibuat secara
singkat oleh mandor untuk dijelaskan kepada yang bersangkutan.

A2-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh Spesifikasi Pembesian


Tulangan Baja
(1) Umum
Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu tulangan baja
polos atau tulangan baja ulir, yang kebutuhannya harus disesuaikan dengan
standar yang tersebut pada klausul pada spesifikasi umum, dan sesuai seperti
yang dibawah ini :

Bentuk Tulangan Bulat berulir Bulat polos


Kuat tarik, kg/ mm2 49 - 63 49 - 63
Tegangan leleh, kg / mm2 30 atau lebih 30 atau lebih
Perpanjangan, % 14 atau lebih 16 atau lebih

Potongan melintang dari setiap tulangan baja yang akan digunakan harus
mempunyai bentuk yang sama dan memiliki diameter yang spesifik pada
setiap titik. Diameter rata-rata tulangan yang akan dipilih secara acak dari
setiap pengiriman yang memiliki perbedaan diameter lebih atau kurang dari
dua persen (2 %). Tulangan harus bersih dari sisik, oli, kotoran dan cacat
produksi.
Apabila di minta oleh Direksi, kontraktor harus menyerahkan tiga (3) buah
fotocopy dari brosur pabrik / lembaran spesifikasi pabrik untuk mendapat
persetujuan sebelum pengiriman dilaksanakan dan pemeriksaan dilapangan
harus dilakukan oleh Direksi berdasarkan spesifikasi dan berdasarkan brosur
pabrik.
(2) Daftar Bengkokkan
Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulang yang tepat untuk dipakai dalam
pekerjaan. Daftar bengkokkan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada
kontraktor harus memeriksa dan teliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan
dan bengkokkan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan
dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm
atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan
untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokkan harus sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan
lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus

A2-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa


persetujuan Direksi.
(3) Pemasangan
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran
beton. Pengelasan tempel dengar, adanya persetujuan Direksi lebih dahulu
dapat diijinkan untuk menyambung tulangan – tulangan yang saling tegak
lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal,
alat peregangan dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama
seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulang dari besi beton dan
kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang
ditentukan harus terpelihara.
(4) Selimut Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang
sedemikian, hingga terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan
penyelesaian beton, sebagai berikut :

Kelas Beton Jenis pekerjaan Selimut Minimum


(mm)
K225 Pelat Beton Pra cetak Pipa Beton 25
K175 Beton Bertulang Umumnya 40

2.2. Penjelasan Standar pembesian


Sebagaimana tercantum pada spesifikasi, maka pelaksanaan pekerjaan penulangan
beton harus mengacu kepada standar yang telah ditentukan. Standar bisa berasal
dari dalam negeri misal PBI’ 71 atau SNI maupun dari luar negeri. Standar tersebut
bisa berbeda karena kemungkinan adanya perbedaan angka keamanan untuk
perhitungan konstruksi.
Inti dari standar pembesian yang diperlukan oleh tukang, sebaiknya dibuat secara
singkat oleh mandor untuk dijelaskan kepada yang bersangkutan.

A2-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh dari standar pembesian menurut PBI’ 71 adalah sebagai berikut :

 PERSYARATAN UKURAN-UKURAN PEMBENGKOKAN

Dalam peraturan mengenai pembesian, rincian bentuk pembegkokan ya juga sering


dibedakan antara besi polos dengan besi yang diprofilkan. Lengkung pembengkokan
untuk besi yang diprofilkan biasanya lebih besar daripada untuk besi polos.

SAMBUNGAN TULANGAN

A2-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

SAMBUNGAN TULANGAN
Sambungan pembesian ada aturan-aturannya, untuk balok atau pelat yang panjang, besi
tulangan yang ada tidak cukup panjang, sehingga harus disambung.
 Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan di tempat yang
ditunjukkan menurut gambar atau pada daftar pembengkokan.
 Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan tempat sambungan itu
menurut kehendak sendiri.
Penyambungan tulangan tidak boleh dilakukan di tengah-tengah bentang balok atau plat,
karena pada umumnya di situ momennya besar.

A2-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Suatu penyambungan diperoleh dengan meletakkan bagian ujung batang yang satunya di
samping bagian ujung yang lainnya, dengan memberi ruang antara sebesar 2-3 cm. Jadi
gaya batang yang satu dipindahkan pada batang yang lainnya dengan melalui beton.
Karena itu, maka penyambungan ini dinamakan penyambungan pelekatan.

Penyambungan tulangan dengan cara mengikat kedua ujung tulangan dengan kawat
pengikat, tidak boleh dilakukan , sebab nantinya beton tidak dapat membungkus batang-
batang dengan baik.

Cara mengkaitkan kedua kait di ujung-ujung tulangan, juga tidak boleh.

A2-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Panjangnya penyambungan, ialah panjangnya bagian ujung-ujung batang yang diletakkan


berdampingan satu terhadap lainnya. Disebut juga dengan panjang lewatan.

Besarnya panjang lewatan, tergantung pada perhitungan yang dilakukan oleh ahli teknik.
Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya panjang lewatan tersebut seperti antara lain :
 Tulang yang disambung merupakan tulang tarik atau tulang tekan.
 Ujung batang memakai kait atau tidak
 Penggunaan tulangan di bagian konstruksi apa
 Mutu beton (kelas beton)
 Macam batang / tulangan : polos atau diprofilkan.
Sambungan dengan kait panjang penyambungan tidak boleh sekali-kali kurang daripada
25 kali tebal batang yang terkecil.

Pada beberapa spesifikasi sering dicantumkan panjang lewatan tulangan polos sekurang-
kurangnya 40 kali diameter tulangan yang disambung. Jadi, hati-hati dengan sambungan-
sambungan tulangan beton. Mandor agar berkonsultasi dengan pelaksana bila
menghadapinya.

A2-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

2.3. Penjelasan Instruksi Kerja


Instruksi kerja merupakan prosedur Quality Assurance atau sistem mutu proyek
dimana konsep dasarnya adalah tulis apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa
yang anda tulis. Dengan demikian semua langkah pekerjaan tercatat, tidak ada yang
kelewatan. Selanjutnya akan dinilai apa syaratnya langkah pekerjaan itu diterima,
apabila belum memenuhi syarat maka statusnya tidak baik dan perlu diadakan
perbaikan.
Diharapkan dengan adanya check list instruksi kerja tersebut akan membuat
pelaksanaan pekerjaan menjadi teratur, sistematis, terkontrol dapat mengetahui
kesalahan pelaksanaan sehingga mengurangi pekerjaan ulang yang tentunya
memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

A2-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

A2-9
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Bagian Teknik

A 2 - 10
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

2.4. Penjelasan gambar kerja dan jadwal kerja.


Rencana atau jadwal kerja kemudian dijelaskan kepada para tukang dan pekerja
sesuai schedule kerja harian / mingguan yang telah dibuat. Dalam schedule kerja
tersebut tercantum lokasi pekerjaan sesuai notasi pada gambar kerja, rencana,
volume dan rencana waktu pelaksanaan.
Dengan demikian pegangan untuk mandor untuk pelaksanaan adalah gambar kerja
pembesian sesuai lokasinya, bar bending schedule dan daftar pemotongan besi
juga sesuai lokasinya serta rencana kerja harian tersebut diatas. Kesemua
pelaksanaan pekerjaan tersebut harus sesuai spesifikasi dan standar pembesian
yang telah ditetapkan oleh pemberi pekerjaan.

Contoh rencana kerja adalah sebagai berikut:

RENCANA KERJA MINGGUAN


BULAN : SEPTEMBER ........... TAHUN : 2006
VOLUME
MINGGU KE : III
NO. JENIS PEKERJAAN ANIS KETERANGAN
TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3

Jakarta, 18 September 2006


Mengetahui Disetujui Dibuat oleh,
Kepala Proyek Kepala Lapangan Pelaksana

A 2 - 11
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Penjelasan Spesifikasi :
- Macam-macam bahan untuk pembesian
- Syarat pemotongan dan pembengkokkan besi beton
- Syarat-syarat pemasangan dan penyetelan besi beton
- Syarat-syarat selimut beton
 Penjelasan Standar pembesian
- Ukuran pembengkokkan
- Sambungan tulangan
- Pemakaian ganjal / Spacers / Tahu beton
- Dan lain-lain sesuai standar yang dipakai (misal PBI’ 71)
 Penjelasan Instruksi Kerja (IK)
- Merupakan prosedur sistem mutu diproyek
- Langkah-langkah pekerjaan yang tertulis di check list, harus betul-betul
dilaksanakan dan dicek kebenarannya
- Kriteria keberterimaan harus dipedomani agar langkah pekerjaan tersebut
dapat diterima.
 Penjelasan gambar dan jadwal / Rencana Kerja
- Jadwal kerja harian memuat lokasi pekerjaan sesuai gambar kerja, rencana
volume dan rencana waktu pelaksanaan
- Pegangan untuk mandor dan tukang adalah :
- Jadwal kerja harian
- Gambar kerja pembesian sesuai lokasi
- Daftar pembengkokkan dan pemotongan besi
- Spesifikasi dan standar pembesian.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Uraikan detail spesifikasi apa yang perlu dijelaskan kepada tukang ?
b). Penjelasan standar pembesian merupakan hal pokok yang perlu diketahui
tukang dan pekerja, jelaskan !
c). Apa manfaat pelaksanaan check list instruksi kerja ?
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 2
PERALATAN-PERALATAN PEKERJAAN
PEMBESIAN

2.1 Alat Manual dan Mesin


Ada alat-alat yang dikerjakan dengan tenaga orang atau manual, tetapi ada juga
yang dengan mesin :

Alat pemotong besi yang dikerjakan dengan tangan.

Gunting paralel

Mesin potong secara manual.

B2-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Besi lengkung atau besi lipat

Tang anyam dengan cara mengikat

Ada juga alat-alat mekanik (mesin) yang menggunakan tenaga listrik :


- Mesin potong
- Mesin pembengkok
- Mesin las, dan sebagainya.

B2-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Pelat Pembengkok

Besi Polos
Besi Ulir

Meja untuk membengkok


dan memotong

MEJA KERJA DENGAN MAL PEMBENGKOK

Kunci
Pembengkok

Tangkai Penyambung

 = diameter tulangan Kunci Penekuk

B2-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B2-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh – contoh peralatan pembesian :

B2-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B2-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B2-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B2-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B2-9
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

2.2 Pedoman Pemakaian dan Pemeliharaan Peralatan


- Pakai jenis peralatan yang cocok untuk setiap jenis pekerjaan
- Jaga Peralatan selalu tajam
- Jaga peralatan selalu bersih
- Selalu memeriksa peralatan secara teratur untuk menjaga agar selalu pada
kondisi yang baik.
- Segera perbaiki peralatan yang rusak.
- Buang peralatan yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
- Penempatan peralatan agar bisa gampang diambil pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
- Jangan menempatkan peralatan pada bagian pekerjaan yang sudah jadi
- Jangan menempatkan peralatan ditempat yang gampang jatuh
- Pakailah alat keamanan apabila bekerja.
- Simpan peralatan ditempatnya setelah selesai bekerja.

B 2 - 10
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Alat mesin untuk pemotongan dan pembengkokkan baja beton :


- Mesin Potong (Bar Cutter)
- Mesin Bengkok (Bar Bender)
- Mesin Las
 Alat manual untuk pemotongan dan pembengkokkan baja beton :
- Alat pemotong besi
- Alat Pembengkok besi (berupa meja dengan mal pembengkok)
- Kunci Penekuk
- Gunting kawat
- Meteran
- Kapur
- Cetok (untuk membuat tahu beton)
 Beberapa tips untuk pemakaian dan pemeliharaan peralatan antara lain :
- Jaga peralatan selalu tajam dan bersih
- Segera perbaiki alat yang rusak
- Alat ditempatkan agar pelaksanaan pekerjaan bisa lancar dan efisien
- Pakai alat keamanan apabila bekerja.
- Simpan peralatan ditempatnya setelah selesai bekerja.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Sebutkan alat mesin untuk pekerjaan pembesian dan penggunaannya


b). Sebutkan alat manual untuk pekerjaan pembesian dan penggunaannya
c). Sebutkan alat-alat bantu untuk pekerjaan pembesian dan penggunaannya
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 2
PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL
PELAKSANAAN PEMBESIAN

2.1 Pelaporan Hasil Pelaksanaan Pembesian


Pada bahan penyelesaian pekerjaan, diuraikan urutan pelaksanaan pekerjaan
pembesian / penulangan beton, dimulai dari pekerjaan persiapan , dilanjutkan pada
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Apabila pelaksanaan pemotongan,
pembengkokkan dan perangkaian serta penyetelan baja beton sudah selesai, maka
diadakan pemeriksaan hasil kerjanya.
Pemeriksaan dilakukan pertama kali oleh mandor sendiri, kemudian dilanjutkan oleh
pelaksana kontraktor dan direksi teknis atau konsultan, kesemuanya itu dengan
lembar daftar simak atau check list.

Apabila hasilnya masih belum baik maka perlu direvisi sesuai persyaratan yang
berlaku. Selanjutnya setelah pada check list dinyatakan pelaksanaan pekerjaan
sudah baik dan memenuhi syarat maka pihak mandor akan membuat pelaporan
hasil pelaksanaan pembesian sesuai hasil pengukuran volume pekerjaan.
Pengukuran volume dilakukan oleh mandor yang kemudian di check kebenarannya
oleh pelaksana kontraktor.

Apabila berita acara progress pekerjaan sudah ditandatangani bersama oleh mandor
dan pelaksana kontraktor maka bisa dilanjutkan dengan membuat berita acara
kemajuan pekerjaan dan berita acara pembayaran. Apabila proses pembayaran
telah selesai sebaiknya mandor mencatatnya pada pembukuan mandor itu sendiri.
Pada modul perjanjian kerja dan manajemen untuk mandor, diuraikan bagaimana
seorang mandor membuat catatan keuangan dan pembukuan sederhana.

Berikut contoh dari format sebagai berikut :


- Laporan progres pekerjaan
- Berita acara kemajuan pekerjaan
- Berita acara pembayaran

C2-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

PROGRESS KE : 1
PERIODE :
PEKERJAAN FABRIKASI DAN PEMASANGAN BESI BETON

PRESTASI
NO JENIS PEKERJAAN VOLUME BBS S/D SAAT LALU SAAT INI S/D SAAT INI KET

I AREA - A
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.56
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
II AREA - B
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.58
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.83
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
III AREA - C
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.58
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
IV AREA - D
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.56
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
V AREA - E
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.58
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
VI BANGUNAN UTILITIES
1 STP & GWT 93,038.40
2 DINDING (RETAINING WALL) 97,894.88
3 TANGGA 523,050.43

TOTAL = 12,708,000.82

Tangerang, 09 februari 2006


Diperiksa dan disetujui oleh, Mandor,

C2-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN MANDOR


PEKERJAAN PEMBESIAN
PROYEK

Pada hari ini


Kami yang bertanda tangan di bawah ini sebagai berikut :
1. : Selaku Kontraktor
2. : Selaku Mandor

Menerangkan bahwa kedua belah pihak telah melakukan Pemeriksaan atas Pekerjaan Pembesian,
yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan :
 Kontrak/ SPK No & Tanggal
 ADD. Kontrak/ SPK No & Tanggal
 Nilai Kontrak/ SPK
 Nilai ADD Kontrak/ SPK
 Waktu Pelaksanaan
 ADD Waktu Pelaksanaan
 Uang Muka

Dan menyetujui Prestasi Pekerjaan sampai dengan saat ini sebagai berikut :
No Uraian Pekerjaan Volume Kontrak Realisasi Volume Harga Jumlah
(Kg) s/d lalu Saat ini s/d saat ini Satuan Harga
1. Pembesian 1 5 6 1

TOTAL = 1 1 6 5

 Rp
Prestasi s/d saat ini :  100 % 
 Rp

Demikian Berita Acara Kemajuan Pekerjaan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Mandor Kontraktor

C2-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BERITA ACARA PEMBAYARAN


PEKERJAAN PEMBESIAN
PROYEK

NOMOR :

Pada hari ini Kamis, tanggal Sembilan bulan Februari tahun Dua ribu enam.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini sebagai berikut :

1. : Selaku Kontraktor

2. : Selaku Mandor

Menerangkan bahwa kedua belah pihak telah melakukan Pemeriksaan atas Pekerjaan Pembesian
berdasarkan :
 Kontrak/ SPK No & Tanggal
 ADD. Kontrak/ SPK No & Tanggal
 Nilai Kontrak/ SPK
 Nilai ADD Kontrak/ SPK
 Waktu Pelaksanaan
 ADD Waktu Pelaksanaan
 Uang Muka

Dan menyatakan bahwa Prestasi PIHAK KEDUA s/d tanggal telah mencapai =
sesuai BA Kemajuan Pekerjaan No : maka PIHAK KEDUA berhak menerima Pembayaran
sebagai berikut :
 Prestasi s/d saat ini :
 Prestasi s/d lalu :
 Prestasi saat ini :

POTONGAN-POTONGAN
 Uang muka s/d saat ini :
 Uang muka s/d lalu :
 Uang muka saat ini :

Jumlah setelah dipotong Uang muka & Retensi


PPN 10 %

Jumlah Pembayaran (termasuk PPN)

Terbilang :

Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Mandor Kontraktor

C2-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

2.2 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembesian


Sebagaimana prinsip – prinsip dasar manajemen yang baik, maka suatu pelaksana
pekerjaan harus dievaluasi hasilnya. Dari evaluasi tadi, apabila terjadi
penyimpangan, harus dicari sebab dan akibatnya. Apabila sudah ketemu apa yang
menjadi sebab dari penyimpangan tersebut maka perlu diadakan tindakan perbaikan
pada langkah-langkah pekerjaan selanjutnya.
Pada contoh rencana kerja mingguan dibawah ini terdapat kolom volume rencana
dan volume realisasi. Apabila pelaksanaan pekerjaan pembesian disatu lokasi sudah
selesai, volume realisasi tersebut harus diisi.
Kemudian mandor bisa melakukan evaluasi lanjutan sebagai berikut :
- Mencheck produktifitas tenaga kerja dan produktifitas peralatan
- Mencheck besarnya waste yang terjadi dari baja beton
- Mencheck sebab-sebab terjadi penyimpangan antara target rencana volume
pekerjaan dan realisasinya.
- Membuat rencana perbaikan pada pekerjaan selanjutnya.
- Kesemua langkah tadi harus dilakukan secara tertulis

Pada pelaksanaan pekerjaan riel dilapangan, proses evaluasi ini masih jarang
dilakukan oleh seorang mandor, tetapi sudah saatnya hal tersebut dilaksanakan
secara konsisten dilapangan.
Contoh :
RENCANA KERJA MINGGUAN
BULAN : SEPTEMBER ........... TAHUN : 2006
VOLUME
MINGGU KE : III
NO. JENIS PEKERJAAN ANIS KETERANGAN
TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3

Jakarta, 18 September 2006


Mengetahui Disetujui Dibuat oleh,
Kepala Proyek Kepala Lapangan Pelaksana

C2-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Catatan :
 Isi volume realisasi begitu pelaksanaan pekerjaan selesai per bagian
 Dari volume rencana dan volume realisasi, akan dapat dievaluasi hasil pelaksanaan
pekerjaan yang ada.

C2-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Pelaporan
- Pengukuran volume pekerjaan dilakukan oleh mandor dan dicek
kebenarannya oleh pelaksana kontraktor.
- Hasil pengukuran volume dimasukkan ke dalam berita acara progress
pekerjaan yang ditandatangani mandor dan pelaksana kontraktor
- Selanjutnya dibuat berita acara kemajuan pekerjaan dan dilanjutkan dengan
berita acara pembayaran
- Sebaiknya semua dokumen tersebut dapat rapi disimpan oleh mandor
sedangkan setiap uang yang keluar maupun masuk juga dibuat pembukuan
sederhana oleh mandor

 Evaluasi
- Evaluasi sebaiknya dibuat agar apabila ada penyimpangan bisa dicari sebab
akibatnya dan dilakukan perbaikan seperlunya.
- Evaluasi bisa dibuat pada kolom realisasi volume pekerjaan per minggu
sesuai contoh.
- Apabila volume pekerjaan realisasinya terjadi penyimpangan maka perlu
dievaluasi tentang
 Produktifitas tenaga kerja dan peralatan
 Sebab – sebab terjadinya penyimpangan
 Membuat rencana perbaikan
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Apa bentuk pelaporan seorang mandor pembesian ?


b). Apa manfaat mandor membuat pembukuan sederhana
c). Apa manfaat dibuatnya evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan ?
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 3
PEMBUATAN DAFTAR PEMOTONGAN BESI DAN
PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN

3.1 Daftar Pembengkokkan dan Daftar Pemotongan Besi Beton

Berdasarkan gambar rencana/


gambar kerja pembesian

Perlu dibuat :
Daftar Pembengkokkan besi

Lalu :
Daftar Pemotongan besi

B3-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

GAMBAR RENCANA PEMBESIAN


Contoh gambar denah pondasi gedung Pelat pondasi sloof dan kolom-kolomnya.

Contoh Denah Pembesian Plat Fondasi :

B3-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Tanda di atas ini memberitahukan bahwa pembesian yang diberi tanda O hanya dipasang
sampai batas panah, berarti dipasang sampai batas panah kiri dan kanan.
Yakni agar dapat membedakan garis itu garis pembesian atau garis tanda, sebab kadang-
kadang pada plat ada pembesian tanpa kait, terutama pembesian tambahan, biasanya
gambar pembesian ada gambar kaitnya.
Sebagai contoh : Daftar pembengkokkan besi untuk pekerjaan plat pondasi

B3-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

DAFTAR POTONG BESI BETON


Untuk dapat melakukan pemotongan besi beton yang seefisien mungkin untuk
menghindarkan pemborosan akibat asal memotong besi, sehingga menjadi potongan
bagian-bagian yang dapat mengakibatkan sisa potongan yang mubazir, maka perlu
diperhatikan daftar ke 2, yaitu : DAFTAR POTONG BESI BETON.

Usahakan membuat kombinasi bagian-bagian a, b, c, dan seterusnya, sehingga bagian


sisa sependek mungkin.

B3-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

3.2 Pembuatan Be – Staat (Daftar Pemotongan besi


dan daftar pembengkokkan besi)
Bestaat adalah gambar rencana pemotongan dan pembengkokkan baja beton dan
sekaligus perhitungan kebutuhan baja tulangan dari suatu struktur beton bertulang.

Pembuatan be staat sangat bermanfaat untuk :


1. Gambar kerja bagi tukang potong baja tulangan
2. Menghitung kebutuhan baja beton
3. Rencana pengadaan baja beton (waktu dan jenis)

Sebagai gambar kerja, Bestaat harus memenuhi syarat :


 Ukuran dan bentuk pembengkokkan jelas dan mudah dibaca serta mudah
dilaksanakan
 Penempatan tulangan pada saat perakitan, dapat dilakukan dengan mudah.
 Untuk detail-detail tertentu, perlu dibuatkan gambar 3 dimensinya.

Sebagai alat untuk menghitung kebutuhan baja beton, bestaat harus


mengantisipasi:
 Ukuran baja beton yang ada dipasaran, khususnya panjang baja tulangan.
 Pemanfaatan sisa potongan semaksimal mungkin.

Sebagai rencana pengadaan baja beton, bestaat perlu dibuat persegmen pekerjaan
sehingga, untuk pengadaan baja beton yang dilakukan secara bertahap tetap akan
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Bestaat umumnya dibuat berupa formulir yang berisi gambar pembengkokkan,
ukuran baja tulangan, rencana penggunaan tulangan dan dilampiri gambar kerja dari
suatu bagian pekerjaan.

B3-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Tahapan pembuatan bestaat adalah sebagai berikut :

1. Periksa gambar kerja dan pelajari gaya – gaya


yang bekerja. Hal ini bermanfaat untuk
mengantisipasi kemungkinan pemakaian
stek-stek tambahan tulangan extra maupun bentuk
pembengkokkan.
2. Kelompokkan gambar kerja persegmen sesuai
dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan, misalnya
untuk gedung bertingkat dikelompokkan perlantai,
untuk bangunan bawah jembatan dikelompokkan
per pilar.
3. Buat gambar untuk detail-detail sambungan (bila perlu 3 dimensi), khususnya untuk
tempat – tempat yang cenderung terjadi penumpukan tulangan (misalnya pertemuan
balok dan kolom).
4. Buatlah penamaan / kode bagian dari struktur, misalnya BLI – 2 CD untuk balok
pada lantai 1 yang terletak pada garis 2 lajur CD.
5. Gambarlah sket dan beri penomoran / kode rencana pembengkokkan tiap batang
tulangan dan lengkapi dengan ukuran / panjang pembengkokkan.
6. Hitung panjang dan jumlah potongan dari hasil sket diatas (butir 5).
7. Hitung panjang sisa potongan dan jumlahnya dengan didasarkan panjang perbatang
baja beton yang ada dipasaran yaitu 11,90 m (normalnya 12.00 m). Namun
dibeberapa kota kita dapat membeli baja beton dengan panjang sesuai permintaan
(kurang dari ukuran normal) sehingga tidak ada sisa potongan.
8. Pembuatan sket pembengkokkan dimulai dengan tulangan pokok yang memiliki
diameter terbesar, sedangkan untuk rencana pemotongan didasarkan pada
potongan terpanjang.
9. Setiap menghitung panjang potongan, harus diperiksa apakah panjang potongan
tersebut dapat memanfaatkan sisa potongan sesuai butir 7.
10. Selanjutnya jumlahkan total kebutuhan tiap diameter baja beton dan juga total sisa
potongannya, yang mana total baja beton dipakai untuk rencana pengadaannya,
sedangkan total sisa potongan dimanfaatkan untuk perhitungan bestaat lantai /
segmen pekerjaan berikutnya.

B3-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh formulir bestaat :

BESTAAT PENULANGAN BETON


PROYEK : GEDUNG
Pekerjaan : Black BL 1-2CD Gambar Referensi :

Lokasi : Lantai 1 Tanggal :

Skets Panjang Jumlah Jumlah Sisa Panj. Sisa Jml. Sisa Sisa
Kode  Berat Ket.
Bengkokan Pot. Potongan Batang Pot. Pot. Dipakai di
1 25 520 60 30 170 30

2 22

3 25

3.3 Cara menghitung volume pekerjaan besi terpasang


a. Pekerjaan besi hanya dihitung pekerjaan yang terpasang jadi tidak termasuk
pekerjaan lain untuk penunjang, misal sisa potongan, meluruskan, buat gawang
besi dan sebagainya. Jadi hasil kerja besi hanya dapat diambil volume kerja dan
yang dapat diperhitungkan ialah :
- Besi konstruksi / penulangan
- Besi penahan susut
- Besi stek
- Besi sengkang
b. Pekerjaan pembesian yang tidak diperhitungkan ialah :
- Besi – besi sisa potongan
- Besi pengganjal kedudukan besi beton
- Kawat pengikat dan sebagainya.
c. Ketentuan – ketentuan yang mengatur hal tersebut diatas biasanya terdapat
dalam spesifikasi teknik pekerjaan

Pekerjaan pembesian diukur dalam beratnya dengan daftar lengkung


(pembengkokkan) dapat diketahui panjang dari masing-masing bentuk. Dengan
mengetahui jenis diameter besi dan dengan tabel berat besi beton maka dapat
dihitung berat besi seluruhnya.

B3-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh :
Dari daftar pembengkokkan pekerjaan besi diketahui :
Dari Ǿ 25 mm = 963 m, berat / m = 3,853 kg.
Dari Ǿ 19 mm = 764 m, berat / m = 2,226 kg.
Dari Ǿ 12 mm = 182 m, berat / m = 0,888 kg.
Dari Ǿ 8 mm = 1206 m, berat / m = 0,395 kg.

Jadi volume pekerjaan pembesian :


963 x 3,863 kg = 3.810,439 kg
764 x 2,226 kg = 1.700,663 kg
182 x 0,888 kg = 161,616 kg
1206 x 0,395 kg = 476,370 kg
Jumlah = 6.049,089 kg

3.4 Contoh gambar kerja dan Bar Bending Schedule


(Daftar Pembengkokkan Besi)

CONCRETE
FLOOR ELEVATION GRADE f' c COLUMN TYPES C6
(Mpa) REBAR
6 TH + 24.250 DIMENSION 450/450
REBAR 12 - D25
45 STIRRUPS D 10 - 10 - 200
D 10 - 1000
TIES
4 TH + 17.990 V H
4 TH + 17.990 DIMENSION 450/450
REBAR 12 - D25
45 STIRRUPS D 10 - 10 - 200
D 10 - 1000
TIES
2 ND + 11.900 V H
2 ND + 11.900 DIMENSION 500/500
REBAR 12 - D25
45 STIRRUPS D 10 - 10 - 200
D 10 - 1000
TIES
1 ST + 3.800 V H
1 ST + 3.800 DIMENSION 600/600
REBAR 16 - D25
45 STIRRUPS D 13 - 10 - 200
D 10 - 1000
TIES
P2 - 4.650 V H

B3-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B3-9
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B 3 - 10
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Urutan pembuatan daftar pemotongan besi :


- Baca gambar rencana / gambar kerja pembesian
- Dari gambar rencana pembesian tersebut dapat dibuat daftar
pembengkokkan besi atau Bar Bending Schedule (BBS) atau Beug Staat .
BBS berisi uraian :
- Lokasi pekerjaan
- Diameter baja tulangan
- Banyaknya tulangan
- Panjang tulangan
- Berat tulangan
- Dari BBS tersebut bias dibuat daftar pemotongan besi beton yang berisi .
- Sisa batang
- Rencana dipakai dimana
 Pembuatan BBS sangat bermanfaat untuk :
- Gambar kerja bagi tukang pembesian
- Menghitung kebutuhan baja beton
- Rencana pengadaan baja beton (waktu dan jenis)
 Perhitungan volume pekerjaan pembesian :
- Hasil kerja yang dihitung adalah :
- Besi penulangan utama
- Besi penahan susut
- Besi Stek
- Besi Sengkang
- Hasil kerja yang tidak dihitung :
- Besi sisa potongan
- Besi ganjal
- Kawat pengikat
- Ketentuan yang mengatur hal tersebut biasanya terdapat dalam spesifikasi
pekerjaan. Dan perhitungan dari owner ke kontraktor juga diterapkan
perhitungan dari kontraktor kepada mandor.
- Dari daftar pembengkokkan besi dapat diketahui volume besi yaitu panjang
total x berat / m’ = Berat total.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Uraikan secara singkat cara pembuatan Daftar Lengkung Pembesian !


b). Apa syarat daftar pembengkokkan besi sebagai gambar kerja ?
c). Apa saja volume hasil kerja pembesian yang bisa dihitung dan ditagihkan dan
apa saja yang tidak bisa dihitung. !
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 4
PEMOTONGAN, PEMBENGKOKKAN DAN GANJAL TULANGAN

4.1 Standar Untuk Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian


4.1.1. Fungsi Baja Tulangan Beton
Tulangan beton umumnya terdiri tulangan pokok (memanjang) dan tulangan
pengikat / sengkang (beugel). Selain tulangan tersebut ada juga beberapa
macam tulangan tambahan misalnya tulangan susut, tulangan pembagi,
tulangan retak dan tulangan miring. Namun tulangan tersebut tidak dibahas
lebih lanjut.
Tulangan pokok :
 Berfungsi untuk menahan gaya tarik yang diakibatkan oleh momen lentur
 Pada kolom dan balok yang paling mempengaruhi kuat tariknya adalah
luas permukaan baja yang dipakai, bukan jarak, tetapi tetap harus
diperhitungkan terhadap lebar retak. Kondisi dimana jarak tulangan
terlalu rapat (kurang dari 4 cm), maka 2 (dua) atau lebih tulangan dapat
dirapatkan sehingga campuran beton dapat diisikan.
 Pada kolom dan balok, baik baja polos maupun ulir, diameter minimum
tulangan pokok adalah 12 mm.

Tulangan Sengkang :
 Berfungsi menahan tegangan geser yang diakibatkan oleh Gaya lintang
dan gaya puntir.
 Yang paling mempengaruhi kekuatan sengkang adalah diameter yang
dipakai dan jarak antar sengkang.

B4-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.1.2. Bentuk – bentuk Umum Pembengkokkan Tulangan

B4-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Pemakaian sengkang ganda / terbuka ini tidak direkomendasikan untuk daerah gempa tinggi

B4-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Yang paling penting diperhatikan pada pemasangan sengkang dengan memakai


bentuk seperti diatas adalah sistim penyambungan dan pembengkokkannya,
mengingat sengkang berfungsi sebagai penahan gaya geser. Beberapa kasus
yang sering terjadi pada pemasangan sengkang ganda adalah seperti pada
gambar dibawah ini :

4.1.3. Selimut Beton


Selimut beton adalah beton yang melindungi baja beton dari pengaruh
cuaca, kemungkinan korosi maupun pengaruh panas / kebakaran.
Tebal selimut beton tergantung dari fungsi struktur beton itu sendiri. Apabila
tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka tebal selimut beton (diukur dari
jarak tepi tulangan terluar dengan permukaan beton), ACI
merekomendasikan tebal minimum sebagai berikut :
 Untuk tapak pondasi tapak (footing), lantai basement atau struktur lain
yang kontak lagsung dengan tanah, tebal minimum = 7,5 cm.
 Untuk permukaan yang berhubungan dengan tanah atau terletak
ditempat yang mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca (bagian luar
bangunan), maka apabila struktur beton memakai tulangan diameter
lebih dari 15 mm, tebal selimut minimum = 5 cm, sedangkan apabila
memakai tulangan diameter 15 mm atau lebih kecil, maka tebal minimum
= 4 cm.
 Kolom dan balok, min = 4 cm
 Pelat / slab, min = 2 cm.

B4-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B4-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.1.4. Ganjal Tulangan / Beton Dekking / Spacer / Chair Support


Untuk menahan agar tulangan ditempatkan pada posisi yang dikehendaki,
maka dipakai GANJAL TULANGAN.
Nama yang umum dipakai :
 Ganjal dari baja : kaki ayam
 Beton dekking : Tahu beton
Ada 4 macam bahan ganjal beton, yaitu baja tulangan, beton, Vibersemen
dan plastik

GANJAL DARI BAJA (KAKI AYAM)

B4-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Penempatan Kaki Ayam

B4-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

GANJAL VIBERSEMEN DAN PLASTIK (SPACER)

Used to support lower slab reinforcing steel. Also


available in circular shape for architectural work
and square shape for heavy reinforcement

Used for supporting reinforcing steel in slab and


deck construction. Available with or without tie
wire in three types -- single, double and triple
cover

Used for supporting upper slab rebar


directly or for supporting lower slab rebar,
All are available with or without tie wire.

Available with either double or single clips.


Used to provide the necessary cover
between vertical rebar and the form work.

Available with hooks for attachment to


rebar. Used to provide cover between
vertical rebar and form work.

Generally for horizontal work, Not


recommended for ground or exposed
aggregate finish.

Generally for horizontal work, provides bar


clamping action. Not recommended for
ground or exposed aggregate finish.

For use on slabs or panels

For horizontal and vertical work provides


for different heights

Generally for vertical work, Bar clamping


action and minimum contact with forms.
Applicable for column reinforcing steel

B4-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

GANJAL DARI BETON PRACETAK (BETON TAHU / BETON DEKKING)

B4-9
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

GANJAL UNTUK LAIN-LAIN

B 4 - 10
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.1.5. Penyambungan Baja Tulangan


Penyambungan tulangan dapat dilakukan dengan cara :
 Overlapping (sambungan dengan penyaluran)
 Pengelasan
 Alat Penyambung (Selongsong)

Overlapping (sambungan dengan penyaluran)


Sistim ini merupakan cara konvensional dan cocok dipakai untuk kondisi
beton yang tulangan tidak terlalu rapat, misalnya pelat dan balok. Untuk
sambungan yang terletak pada pertemuan titik buhul, misalnya balok dengan
kolom, cara ini akan mengakibatkan penumpukan tulangan pada satu tempat
sehingga dapat mengakibatkan beton keropos.

B 4 - 11
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Sambungan Wiremesh yang menghasilkan kekuatan penuh

B 4 - 12
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Sambungan dengan pengelasan


Sambungan ini dapat dilakukan dengan cara pengelasan langsung pada kedua
baja tulangan yang akan disambung atau dapat juga dengan memakai pelat baja.

B 4 - 13
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Sambungan dengan alat penyambung


Alat penyambung merupakan produk paten. Ada beberapa variasi sistim
penyambungan, tergantung dari pabrik yang memproduksinya. Namun pada
umumnya sistim penyambungan dilakukan dengan cara ulir, grouting, baji, klem
atau variasi diantaranya.

Beberapa contoh produk alat penyambung dapat dilihat seperti dibawah ini :

B 4 - 14
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B 4 - 15
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.2 Pemotongan dan Pembengkokkan Tulangan Beton


Baja beton dikirim oleh pengusaha ke lokasi bangunan. Panjang pasaran dari
batang-batang adalah 12 meter. Pada penerimaan barang perlu harus diperhatikan ;
keutuhan tampak, permukaan baja beton, antara lain tidak mengelotok, pelupasan,
retakan atau cacat-cacat lain yang muncul di permukaan baja beton. Baja
diperbolehkan sedikit berkarat, tetapi batang-batang yang aus dimakan karat harus
ditolak. Baja beton harus bersih dari kotoran, minyak, karat-karat yang lepas dan
lain-lain bahan yang merusak pelekatannya. Beton bertulang senantiasa
berdasarkan pelekatan yang baik. Harus pula dilihat apakah batang-batangnya
lurus, agar tidak perlu meluruskan. Meluruskan sebenarnya tak perlu dan juga
membutuhkan banyak tenaga kerja. Setelah tampak baja dimufakati, baja beton
ditempatkan pada lokasi penyimpanan sedekat mungkin dengan lokasi pemotongan
dan pembengkokkan serta mudah dicapai keran bangunan (tower crane). Pada
lokasi penyimpanan harus diatur sedemikian hingga baja tidak menyinggung tanah
(dan rumput). Hal ini dapat dicapai dengan meletakkan di atas balok-balok kayu.
Baja harus disusun per kualitas dan per diameter kemudian disimpan. Umumnya ini
dilakukan dengan menempatkan batang kayu (kecil) di antara diameter dan kualitas
baja yang berlainan.

4.2.1. Pemotongan
Pekerjaan pemotongan baja tulangan beton adalah suatu pekerjaan yang
dapat menjadi sumber pemborosan biaya apabila pemotongan tersebut tidak
direncanakan dengan baik dan tidak diawasi dengan ketat.
Perencanaan pemotongan disamping didasarkan kepada gambar tulangan
yang akan dibuat / dipasang, tetapi juga harus diperhitungkan terhadap
panjang setiap lonjor baja tulangan yang tersedia. (dipasaran panjangnya
11,90 m / lonjor, normalnya 12,00 m)
Dengan membuat daftar rencana pembengkokkan dari tulangan yang akan
dipasang secara menyeluruh, maka pemotongan baja tulangan beton dari
setiap lonjor dapat lebih diefektifkan, sehingga sisa potongan yang terbuang
dari setiap lonjor batang baja tulangan yang dibeli dapat diperkecil. Daftar
rencana pembengkokkan ini biasa disebut BEUGSTAAT.

B 4 - 16
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Persiapan untuk pemotongan dan pembengkokkan dimulai berdasarkan dari


gambar rencana tulangan yang diterima dari pemberi tugas (owner) baik
berupa gambar pondasi, balok, kolom, lantai dan sebagainya.
Dalam lembar beugstaat mengetengahkan :
- Jenis struktur (balok, kolom, lantai dsb)
- Lokasi / elevasi
- Referensi penulangan dari gambar apa
- Bentuk / skets pembengkokkan
- Kode
- Type baja tulangan dan diameternya
- Panjang batang
- Jumlah, unit dan jumlah total
- Panjang sisanya
- Berat per unit dan total berat.

Berdasarkan daftar pembengkokkan, panjang-pasaran, baja beton dibagi


seekonomis mungkin dalam panjang-panjang tertentu. Penganyam tulangan
pergi ke lokasi penyimpanan dengan membawa gunting pemotong. Kawat
pengikat dari sebundel tulangan diputus, kemudian dicari diameter batang-
batang kecil yang dibutuhkan dan diletakkan terpisah. Panjang yang
dipotong adalah panjang total menurut daftar pembengkokkan ditambah
dengan panjang kait.

Gambar 4.2.1 Gunting pemotong

Gambar 4.2.2 Gunting blok

B 4 - 17
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Di sini harus mempertimbangkan pertambahan panjang akibat


pembengkokkan. Batang-batang yang diameternya sampai dengan 12 mm
akan dipotong dengan gunting menurut kepanjangannya (gambar 4.2.1).
Diameter yang lebih besar (> 12 mm) dipotong dengan gunting blok (gambar
4.2.2) yang diletakkan di atas sebuah balok kayu.
Pemotongan dilakukan batang per batang. Batang yang telah dipotong,
diangkat oleh pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja pembengkokkan
(atau batang yang tidak perlu dibengkok), setelah itu batang yang sepadan
(sama-sama kualitas baja, diameter dan kepanjangannya) dibundel dan
diberi label, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan sementara (gambar
4.2.3 dan 4.2.4).

Batang-batang yang Meja


akan dibengkok Pembengkok

Lokasi
Penyimpanan
Penyimpanan
terpisah

Membundel batang-
Penandaan Pemotongan
batang lurus

Gambar 4.2.3 Pembagian lokasi bangunan

Gambar 4.2.4 Pembundelan dan pemberian label yang sepadan

Setelah batang dipotong ; ukuran bagian yang tercantum pada daftar


pembengkokkan ditandai dengan kapur tulis, dimana perlu diperhatikan
ekstra dari panjang kait-kait. Pada sejumlah batang-batang yang sepadan

B 4 - 18
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

(dalam daftar pembengkokkan) disarankan untuk memberi ukuran di atas


meja pembengkok dengan : kapur tulis berwarna kuning, paku atau sepotong
kayu.

4.2.2 Pembengkokkan
Dalam pembengkokkan,biasanya menggunakan meja pembengkok yang
dibuat dari balok-balok kayu. Di atas meja pembengkok dengan terdapat
pelat-pelat, berupa sebuah pelat pembengkok dengan dua pasak besi kecil
(gambar 4.2.5) yang dipakukan atau disekrup.

Gambar 4.2.5 Besi – Pelipat dan Pelat- pelipat

Dengan memakai suatu besi-pelipat, dilewatkan penpen kemudian batang


dapat dibengkok. Tingkat berat besi pelipat tergantung dari diameter batang.
Batang-batang yang patah atau retak harus diapkir. Batang-batang yang
telah dibengkokkan dan setanda dibundel, kemudian dicantumi label dan
dibawa ke penyimpanan sementara oleh tenaga kerja.

B 4 - 19
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

CARA MEMBENGKOKKAN BESI BETON

Membengkokkan besi dengan tenaga orang yang menggunakan kunci besi, dari ukuran
kecil sampai besar. Kunci besi yang ada perlu ditambah sambungan pipa, agar tenaga
orang dalam membengkokkan menjadi lebih ringan. Membengkokkan besi beton
dilakukan satu per satu pada setiap bengkokannya, batang per batang.

Gambar 4.2.6 Cara Membengkokkan Besi Beton

B 4 - 20
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.2.3 Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembengkokkan


 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang dapat merusak tulangan tersebut.
 Batang tulangan deform, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak
bengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya.
 Batang tulangan yang sebagian tertanam di beton tidak boleh dibengkok
atau diluruskan di lapangan, kecuali disetujui oleh perencana.
 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dalam keadaan dingin,
kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
 Apabila pemanasan diijinkan oleh perencana maka pemanasan untuk
baja tulangan dari baja lunak dapat dipanaskan tidak boleh lebih dari
850 0 C .
 Apabila batang tulangan yang pembuatannya dalam keadaan dingin,
pada pelaksanaannya mengalami pemanasan diatas 100 0 C yang bukan
karena dilas, maka perhitungan kekuatan bajanya harus diambil
kekuatan baja tersebut sebagai yang tidak mengalami pengerjaannya
dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan kecuali apabila
diijinkan oleh perencana.
 Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan disiram dengan air.

4.2.4 Toleransi Pada Pemotongan dan Pembengkokkan


 Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar – gambar rencana dengan toleransi yang
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak disyaratkan oleh perencana,
maka pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan dapat memakai
ketetapan sebagai tertera pada uraian dibawah ini
 Untuk panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan
untuk panjang total dan ukuran batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi ± 25 mm kecuali mengenai yang ditetapkan di nomor 3 dan 4
dibawah ini. Untuk panjang total batang yang diserahkan menurut
sesuatu ukuran, ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm – 25 mm .

B 4 - 21
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

 Untuk jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang, dan sebesar ± 12 mm
untuk jarak lebih dari 60 cm.
 Untuk ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan – ikatan ditetapkan
toleransi 6 mm.

B 4 - 22
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B 4 - 23
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.2.5 Kait dan Pembengkokkan


Pembuatan kait – kait pada batang tulangan dapat berupa kait penuh, kait
miring atau kait lurus. Dalam hal pembuatan kait ini maka agar
memperhatikan ketetapan sebagai berikut :
 Kait harus berupa kait penuh atau kait miring, seperti gambar dibawah
ini, dimana :
 Kait – kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang
sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter
batang dengan minimum 5 cm seperti ditunjukkan dalam gambar
dibawah ini.
 Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d
atau 5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini, dimana d =
diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang deform
seperti diterangkan dalam nomor 1 diatas.

B 4 - 24
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Kait Miring

Kait Miring pada sengkang

Pembengkokkan tulangan

B 4 - 25
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.2.6 Pemotongan dan pembengkokkan secara mekanis


Sebuah motor kecil penggerak mesin pemotong dibawa ke lapangan
penyimpanan. Mesin pemotong tingkat berat ditempatkan tetap di antara dua
meja-kerja. Setelah pengikat bundelan dipotong putus, batang-batang
dibawa oleh pekerja ke meja pemotong pertama. Bergantung pada kapasitas
mesin pemotong dan diameter batang, maka satu batang atau lebih dapat
dipotong bersama-sama. Batang-batang yang tidak perlu dibengkok akan
dibundel serta dicantumi dengan label dan selanjutnya diletakkan terpisah.
Mesin pembengkok juga telah dibuat. Pelat-pelipat tetap ditukar dengan
pelat-pembengkok yang digerakkan oleh arus listrik. Keuntungan dari mesin
pembengkok ini (gambar 4.2.7) adalah beberapa batang-batang dapat
dibengkok sekaligus. Mesin yang modern dapat diatur dengan mudah untuk
membentuk bengkokan sesuai dengan daftar pembengkokan. Secara
demikian seluruh batang-batang mempunyai kesamaan sudut lengkung.
Mesin pembengkok yang paling canggih dapat diprogramkan, yang
memungkinkan pembengkokan batang yang dibengkok dengan berbagai
sudut lengkung secara berurut-urut. Mesin-mesin ini umumnya digunakan
untuk membengkok sengkang-sengkang. Tergantung dari jangka waktu
pelaksanaan bangunan, untuk pengangkutan dari lokasi penyimpanan
(melalui meja pemotong dan pembengkok) menuju penyimpanan yang
terpisah dan dari penyimpanan terpisah ke bekisting dapat menggunakan
berbagai jenis keran penggerek (tower crane).

Gambar 4.2.7 Mesin – pembengkok yang sekaligus dapat membengkok


beberapa batang – batang

B 4 - 26
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Sedang pekerjaan membengkokkan besi beton dengan mesin (tenaga listrik)


mempunyai keuntungan :
- Dapat membengkokkan besi diameter besar.
- Beberapa batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan sekaligus
- Lebih cepat
- Bentuk bengkokan lebih seragam

Cara membengkokan besi beton dengan mesin :

Keterangan :
1 = Piringan baja dengan as vertical
2 = Pin
3 = Lubang untuk pin
4 = Penahan
5 = Batang besi beton
6 = Pin as tengah

B 4 - 27
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

4.2.7 Pengelompokkan dan penyimpanan baja beton

Setelah pemotongan / pembengkokkan, baja beton dikelompokkan sesuai


fungsinya, misal untuk balok L1-2 CD.
Tulangan pokok diikat dan diberi label
sesuai kode pada lembaran bestaat,
demikian juga sengkang dan steknya.
Besarnya ikatan disesuaikan dengan
alat angkatnya.

Pengelompokkan dan pemberian kode


ini sangat bermanfaat terutama pada
pekerjaan bangunan sipil, (misalnya
bangunan bawah jembatan) yang umumnya bentuk satu dan yang lain mirip,
tetapi ukurannya berbeda. Kode / label harus dipasang ditempat yang mudah
terlihat dan diikat kuat dengan kawat sehingga tidak mudah terlepas.

Sisa potongan baja beton yang masih dapat dipakai ditempat lain,
dipisahkan dengan sisa potongan yang pendek / tidak dipakai lagi.
Pemisahan ini sangat bermanfaat, mengingat ada kecenderungan tukang
baja lebih suka memotong baja lonjoran daripada mengambil sisa potongan.

Apabila baja beton berkarat, maka perlu dibersihkan dengan sikat baja atau
dengan sand blasting, tergantung tingkat korosinya. Baja beton yang telah
dibersihkan dari karat, harus segera dipasang, karena proses
pengkaratannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan baja beton awal.
Untuk itu menyimpan baja beton yang telah menjalani proses pembersihan
dalam jangka waktu yang lama tidak dianjurkan.

B 4 - 28
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Tulangan beton terdiri dari tulangan pokok dan tulangan pengikat (beugel)/
sengkang.
- Tulangan pokok berfungsi menahan gaya tarik yang diakibatkan momen
lentur
- Pada kolom dan balok yang paling mempengaruhi kuat tariknya adalah luas
permukaan baja yang dipakai, bukan jarak, tetapi tetap harus diperhitungkan
terhadap lebar retak. Diameter minimumnya adalah 12 mm.
- Tulangan sengkang berfungsi menahan tegangan geser, yang paling
mempengaruhi kekuatan sengkang adalah diameter yang dipakai dan jarak
antar sengkang.
 Selimut beton melindungi baja dari pengaruh cuaca, kemungkinan korosi
maupun pengaruh panas / kebakaran. Karena itu penting bahwa persyaratan
minimum selimut beton harus terpenuhi dengan pembuatan beton dekking atau
tahu beton
 Ganjal tulangan / beton dekking / Spacers / chairs support ada 4 macam bahan:
- Baja tulangan
- Beton
- Fiber Cement
- Plastik
 Penyambungan baja tulangan dapat dilakukan dengan cara :
- Overlapping (sambungan dengan penyaluran)
- Pengelasan
- Alat Penyambung (selongsong)
Biasanya dipelaksanaan dilakukan dengan overlapping, sehingga perlu
diperhatikan agar jarak penyambungan jangan sampai kurang atau salah.
 Pemotongan tulangan
- Pemotongan berdasarkan daftar pembengkokkan tulangan
- Rencana pemotongan didasarkan atas panjang baja tulangan dipasaran
yaitu 12 m
- Pemotongan harus direncanakan dengan baik agar sisa potongan yang
terbuang atau wastenya minimal.
- Pemotongan dilakukan secara manual maupun dengan mesin bar cutter.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

 Pembengkokkan tulangan :
- Pembengkokkan dilakukan pada meja pembengkok menggunakan kunci besi
dari ukuran kecil sampai besar. Kunci besi ada yang perlu ditambah
sambungan pipa agar tenaga orang menjadi lebih ringan.
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembengkokkan dan
toleransi pemotongan dan pembengkokkan perlu dicermati oleh mandor.
- Pembuatan kait pada tulangan dapat berupa kait penuh, kait lurus dan kait
miring. Cermati standar yang dipakai agar pembuatan kait baik bentuk
maupun panjang kait tidak menyalahi aturan yang ada.
- Pembengkokkan dengan mesin Bar Bender
Keuntungannya :
- Dapat membengkokkan besi diameter besar
- Beberapa batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan sekaligus
- Lebih cepat
- Bentuk bengkokkan lebih seragam
 Pengelompokkan dan penyimpanan baja beton
- Setelah pemotongan dan pembengkokkan, baja beton dikelompokkan dan
diikat diberi label sesuai kode pada bestaat – besaran ikatan sesuai alat
angkutnya.
- Kode / label dipasang ditempat yang mudah dilihat, dan diikat kuat.
- Sisa potongan yang masih bisa dipakai ditempat lain, dipisahkan dengan
sisa potongan pendek yang tidak dapat dipakai lagi.
- Apabila baja beton berkarat, perlu dibersihkan dengan sikat baja.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Sebutkan fungsi tulangan pokok dan tulangan pengikat


b). Kenapa jarak selimut beton penting ?
c). Ganjal dari baja tulangan biasanya dipasang dimana ?
d). Ada berapa macam penyambungan tulangan ? uraikan !
e). Apa keuntungan memotong dan membengkok dengan alat mesin ?
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

BAB 5
PENGANYAMAN / PERANGKAIAN DAN PEMASANGAN
PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

5.1 Umum
 Perakitan dan Pemasangan Tulangan
Perakitan tulangan untuk tulangan kolom, balok dan lain sebagainya yang sudah
dibengkokkan sesuai gambar rencana bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
Perakitan dikerjakan dilokasi dekat pemotongan dan pembengkokkan kemudian
tulangan yang sudah terakit tersebut dibawa ketempat pemasangan untuk
langsung dipasang.
Perakitan dengan cara langsung merakit tulangan yang sudah dibengkok dan
dipotong tersebut ketempat pemasangannya.
Pemotongan dan perakitan dilakukan di pabrik, kemudian dibawah ke tempat
pemasangan.

 Pemasangan Tulangan
Cara Pelaksanaan pemasangan tulangan agar diperhatikan hal-hal seperti
dibawah ini :
- Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit gilingan baja, karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat baja dengan
beton.
- Pemasangan tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum
dan selama pengecoran beton tidak berubah dari tempatnya.
- Agar benar-benar diperhatikan tebalnya selimut beton dan penempatan /
elevasi tulangannya. Oleh karena itu tulangan harus dipasang dengan ganjal
tulangan / beton dekking, kaki ayam atau spacer.
- Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang - batang penunjang (biasa disebut kaki
ayam) atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh
blok-blok beton yang tinggi. Perlu diperhatikan pula ketepatan letak tulangan
pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

B5-1
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

 Toleransi pada pemasangan tulangan


Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam gambar – gambar rencana. Apabila tidak ditentukan lain oleh
perencana, maka pada pemasangan tulangan dapat dipakai toleransi sebagai
berikut :
- Terhadap kedudukan diarah ukuran struktur yang terkecil, toleransi sebesar
± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk ukuran
lebih dari 60 cm.
- Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang, toleransi sebesar
± 50 mm dan untuk kedudukan bengkokkan akhir dari batang, toleransi
sebesar ± 25 mm dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton
diujung batang harus memenuhi yang di syaratkan.
- Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding, toleransi
didalam bidang tulangan ± 50 mm.
- Terhadap kedudukan dari sengkang – sengkang. Lilitan – lilitan spiral dan
ikatan – ikatan lainnya, toleransi sebesar ± 25 mm
- Apabila ada pipa – pipa atau benda-benda lain yang direncanakan
menembus beton atau ditanam dibeton, maka tulangan tidak boleh dipotong
dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari toleransi –toleransi yang
ditetapkan butir 1 s/d 4 diatas.

5.2 Pengikatan Baja Beton


Beberapa bentuk dan cara pengikatan anyaman baja beton antara lain :

A. Silang, cocok untuk menghubungkan batang-batang bersilangan pada plat lantai


dll.
B. Lingkar dan silang, sama dengan A, tetapi untuk diameter yang lebih besar.
C. Sadel / pelana, digunakan untuk menghubungkan sengkang – sengkang dengan
tulangan sudut pada balok atau kolom.
D. Lingkar dan sadel. Sama dengan D, tetapi untuk diameter tulangan yang lebih
besar.
E. Silang ganda untuk ikatan extra kuat.

B5-2
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh – contoh pengikatan dan penyambungan sesuai referensi dari


Associated General Contractors of America

B5-3
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B5-4
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B5-5
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

5.3 Tulangan balok


5.3.1. Metode Kerja I
Penganyaman tulangan balok dapat dilakukan secara bermacam-macam
(gambar 5.3.1). Di pandang dari segi sangkar-tulangan yang saling
bersilangan, seringkali dibutuhkan penganyaman tulangan balok pada lokasi
pekerjaan.

Gambar 5.3.1 Tiga cara penganyaman sangkar tulangan balok

Penganyaman tulangan balok di dalam bekisting umumnya dikerjakan


sebagai berikut. Sengkang diletakkan tegak pada ujung balok di dalam
bekisting. Letakkan batang-batang di atas tiga blok beton kecil yang terletak
di atas papan bekisting bagian bawah. Tandai dengan kapur tulis jarak-jarak

B5-6
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

sengkang pada sebuah batang sudut bawah dan bagikan sengkang-


sengkang dari ujung ke pertengahan. Sengkang tengah ditumpukan di atas
kelos peletakkan. Sengkang tengah diikat dengan batang sudut bawah
secara ikatan sadel. Selanjutnya, hubungkan bagian batang di sudut atas
dan ikat sekerasnya secara ikatan sadel. Lakukan untuk sengkang-sengkang
yang bersebelahan sesuai dengan yang lalu.
Kemudian batang-batang yang lain dipasang, batang-batang di sudut diikat
secara ikatan sadel dengan setiap sengkang sedangkan batang-batang yang
lain (tak di sudut) diikat secara ikatan silang dengan jarak :
a. Untuk batang bawah dan sisi 40 a 50 kali diameter batang;
b. Untuk batang atas 30 a 40 kali diameter batang.
Penganyaman tulangan balok di atas bekisting sesuai dengan cara yang
telah dibahas.
Banyak pekerjaan bangunan besar dan kecil akan menggunakan pra
pabrikasi sangkar-tulangan, bila penulangan memenuhi. Dalam hal ini akan
didirikan beberapa cagak penopang di lokasi pemotongan dan
pembengkokan (gambar 5.3.2), kemudian diletakkan seluruh batang-batang
menerus. Setelah menandai pembagian sengkang-sengkang pada salah
satu batang bagian sudut, sengkang-sengkang dilingkarkan pada batang-
batang. Dua batang atas bagian sudut (lebih baik menerus) diikat keras
dengan semua sengkang-sengkang secara ikatan sadel. Setelah batang-
batang diikat dengan sengkang, batang-batang sudut disambung dengan
setiap sengkang secara ikatan sadel dan batang lain dengan pengikatan
tunggal, selanjutnya batang-batang yang tidak menerus dan batang-batang
yang dibengkokkan, dimasukkan dari ujung akhir sangkar kemudian diikat
keras. Jika mungkin sambungan tulangan peletakkan dapat bersama-sama
digantungkan pada sangkar.

B5-7
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Gambar 5.3.2 Penganyaman tulangan sangkar balok dan kolom pada lokasi
pemotongan / pembengkokkan

Bila sangkar tulangan telah diletakkan dalam bekisting, maka tulangan


sambungan ini biasanya dapat dipasang dengan mudah dan definitif. Guna
menghindari perpindahan (menggeser) sangkar tulangan, sering dipasang
beberapa tulangan bantu (penyokong pengangkutan). Sangkar tulangan
sementara ini disimpan dahulu sampai bekisting hampir selesai.
Agar penutup beton dapat dipertanggungjawabkan maka diberi penahan
jarak. Persyaratan umum untuk jumlah penahan jarak, paling sedikit harus :
 Dua buah per m2 bekisting atau lantai kerja.
 Satu buah per meter lajur pada setiap bidang balok atau kolom.
Penahan jarak tidak boleh dipasang :
 Pada jarak yang kurang dari 500 mm di batang yang sama,
 Dengan jarak dari penahan jarak di batang yang terdekat kurang dari
300 mm.

B5-8
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Bila syarat minimal ini dialihkan ke dalam persyaratan praktek, maka jumlah
penahan jarak untuk balok berlaku sebagai berikut :
 Bagian bawah balok :
Diameter rata-rata batang bagian bawah
≤ 10 mm : 2 per m lajur balok
> 10 mm : 1 per lajur balok
 Bagian sisi balok :
Ketinggian ≤ 300 mm : 1 per m lajur bidang sisi
Ketinggian > 300 mm : 2 per m lajur bidang sisi

B5-9
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

5.3.2. Metode Kerja II

B 5 - 10
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

MEMASANG TULANGAN BALOK DI TEMPAT :


Umumnya bila tulangan balok itu besar dan banyak di tempat, yaitu dimana balok akan
dipasang/ diletakkan. Cara ini juga dengan menggunakan gawang sebagai cara di atas,
hanya gawang dapat dipindah-pindah.
Jadi cara perangkaian sama, hanya tempatnya berbeda, agar tidak perlu mengankut
rangkaian. Hanya saja cara ini tidak dapat menyiapkan rangkaian lebih dulu. Jadi besi-
besi masih dalam keadaan terlepas.

Sebelum menurunkan rangkaian tulangan pada kedudukannya. Lakukan langkah-langkah


sebagai berikut :
a. Pasang ganjal beton/ batu tahu yang tebal 21/2 – 3 cm pada tulangan bawah pada
jarak-jarak tertentu tiap 60 – 70 cm. Pengikatan harus kuat agar ganjal beton itu tidak
jatuh dan pasanglah pada kedua sisi bawah.
b. Pada sisi tegak/ bidang sisi kiri kanan juga dipasang ganjal beton/ batu tahu agar besi
tidak menempel pada acuan/ bekisting.
c. Bersihkan dahulu sisa kawat ikat atau potongan-potongan yang berada pada dasar
bekisting (acuan) dan buanglah keluar bangunan, hindari dari cara membersihkan
dengan mendorong ke lubang yang biasanya lubang kolom.

B 5 - 11
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

B 5 - 12
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Pemasangan dan peletakkan balok latei


Penulangan balok latei

Tulangan dengan sengkang spiral


Tulangan dengan penyetabil sengkang spiral juga dipergunakan untuk menahan momen
puntir pada beton

B 5 - 13
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Balok luiffel
Dipasang pada bangunan yang jarak tembok diatas pintu tinggi hingga kemungkinan akan
membasahi pintu, dipasang menjorok keluar. Tulangan tambahan yang dipasang
membujur sekeliling pada jarak yang sama gunanya untuk menahan tegangan puntir.

5.4 Tulangan lantai


5.4.1. Metode Kerja I
Pada tulangan lantai, awal mulanya penganyam akan melakukan
pengukuran. Jarak sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting
dengan menggunakan kapur tulis. Setelah tulangan lapis pertama dipasang,
tulangan lapis kedua dapat dipasang pula. Kemudian lapisan tulangan
pertama dan kedua dipasang berurutan (gambar 5.3.3), selanjutnya seluruh
persilangan tulangan atau sebagiannya diikat secara ikatan silang.

Gambar 5.3.3. Penganyam tulangan lantai di pekerjaan

B 5 - 14
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Jumlah pengikatan tergantung dari diameter tulangan dan lebar jaring


tulangan. Untuk tulangan bawah berlaku :
 Seluruh persilangan pada ujung-ujung; untuk persilangan yang lain,
tiap jarak sumbu ke sumbu 50 kali diameter batang, tetapi paling sedikit
satu pada tiap selang persilangan.
Demikian kebutuhan jaringan atas, awal mulanya dipasang Suport (ganjalan-
ganjalan).
 Suport tradisi (gambar 5.3.4)
 Suport gelegar (gambar 5.3.5)
 Suport rak atau garis (gambar 5.3.6)
Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi pekerjaan dan
tergantung dari ketebalan lantai, di samping itu besar garis tengah suport
adalah sebagai berikut :
Garis tengah tebal lantai
Ф8 ≤ 140 mm
Ф 10 > 140 mm ≤ 200 mm
Ф 12 > 200 mm ≤ 300 mm
Ф 16 > 300 mm ≤ 450 mm
Ф 20 > 450 mm

Gambar 5.3.4 Suport tradisional

Gambar 5.3.5 Suport Gelegar

B 5 - 15
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Gambar 5.3.6 Suport-rak atau garis

Jumlah dari suport (n) per m2, besarnya tergantung daripada garis tengah
batang-bawah dari jaring atas фk :
фk ≤ 10 mm n=2
фk > 10 mm ≤ 16 mm n=1
фk > 16 mm n = 0,5
Suport gelegar digunakan sebagai pengganti suport tradisional dengan
batang tulangan bantu (gambar 5.3.4.b). Suport ge;egar ini dipra-
pabrikasikan. Dengan cara sengkang sisi tidak disamakan, maka ini dapat
dipakai sebagai pedoman untuk tiga macam ketebalan lantai.
Jarak sumbu ke sumbu (l dalam m) dari suport gelegar besarnya bergantung
pada garis tengah фk batang bawah dari jaring atas.
фk (mm) Lebih besar dari Sampai dengan
6 0,5 0,75
8 0,75 1,0
10 1,0 1,25
12 1,50 1,75
16 1, 75 2,00
20 2,00 2,25

Suport rak atau garis (gambar 5.3.6) digunakan untuk lantai-lantai yang lebih
tebal dari 400 mm, tergantung dari ketinggiannya suport ini dibuat dari baja
beton atau baja profil.

B 5 - 16
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Suport tradisional dipasang pada lapisan teratas dari jaring bawah. Pada
sederetan suport ini dihubungkan dengan batang jaring atas dari bagian lapis
bawah dan batang ini diikat keras dengan suport secara ikatan silang.
Batang-batang bawah lainnya dibagikan di antara deretan suport. Setelah
menelusuri tulangan lapisan kedua dari bagian tulangan atas, tulangan
lapisan pertama yang terletak di atas jaring bawah ditarik dan dipasang di
bawah lapisan kedua.
Pekerjaan penarikan jaring-jaring dari bagian jaring atas untuk lantai yang
tebal dengan tulangan yang berat itu amat melelahkan. Agar pekerjaan ini
dapat dihindari maka diberi sebuah batang tulangan bantu melalui suport
dan letaknya tegak lurus terhadap lapisan terbawah dari bagian jaring atas
(gambar 5.3.4). Selanjutnya dipasang lapisan pertama dengan arah tegak
terhadap lapisan teratas dan diikat keras secara ikatan silang.

Batang-batang bagian jaring atas di seluruh persilangan harus saling diikat


satu sama lain. Bila batang-batang bagian jaring atas ditumpu oleh suport
gelegar yang letaknya tegak lurus terhadap batang bawah bagian jaring atas,
ini boleh menyimpang. Pada batang-batang dipersilangan yang lain paling
sedikit harus diikat berselang satu sama lain.
Setelah tulangan lantai selesai dikerjakan, dipasang penahan jarak yang
dibutuhkan untuk penutup beton. Penahan jarak disarankan memakai blok
kecil beton. Jumlah penahan jarak minimal dua per m2 bekisting atau lantai
kerja. Bila diameter tulangan utama ≤ ф 10 maka dianjurkan memakai
penahan jarak yang lebih banyak, misalkan :
ф 8 – ф 10 : 3 per m2 luas lantai
<ф8 : 4 per m2 luas lantai.
Untuk bidang-bidang samping harus pula diusahakan penutup beton
memenuhi persyaratan, dengan memasang penahan jarak yang cukup
(gambar 5.37), minimal satu (penahan jarak) per m lajur bekisting.

Gambar 5.3.7 Suatu penutup beton harus cukup ada

B 5 - 17
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

5.4.2. Metode Kerja II


Kita akan bicarakan dua macam pelat, yaitu :
1. Pelat type 1, misal pelat lantai dasar (bilamana memerlukan pembesian),
yakni pelat yang terletak di atas tanah dasar.
2. Pelat type 2, misal pelat lantai tingkat

Untuk pembesian lantai dasar, pada umumnya dipasang tulangan rangkap, yakni
menggunakan anyaman tulang atas dan bawah dengan ukuran diameter yang sama
besar.
Pada beberapa Negara, cara ini juga dipakai untuk pelat lantai tingkat dan pelat atap.
Cara memasangnya :
a. Pasang dulu pembesian bagian bawah, perhatikan tanda-tanda pembesian mana
lapis bawah dan mana lapis keduanya. Biasanya arah pendek yang paling bawah.
b. Ikatlah dengan kawat beton, persilangan-persilangan dua batang besi, berseling-
seling, tidak semua silangan, asal dirasa cukup kuat dalam arti, silangan tidak
bergerak hingga jarak besi tetap.
c. Perhatikan jarak pembesiannya, mulailah dari tanda-tanda jarak yang ditentukan.
d. Pasang besi kaki ayam pada jalur yang telah ditentukan agar jarak dan letak besi atas
dalam kedudukan yang benar. Kaki ayam agar dipasang pada persilangan
pembesian.
e. Pasang besi atas pada arah pendek di atas kaki ayam, setelah itu letakkan besi arah
pendek antar dua kaki ayam menurut jumlah yang telah ditentukan.
f. Setelah itu, pasang besi arah panjang sebagai lapis terakhir dari pelat itu.
g. Periksa kedudukan-kedudukan besi, jaraknya, jumlahnya dan sebagainya.
h. Pasang ganjal beton/ batu tahu untuk menjaga jarak pembesian paling bawah dan
kayu acuan (bekisting).
Ganjal beton untuk pelat sesuai petunjuk pelaksanaan dapat diambil 1,5 – 2 cm tebal atau
lebih (lihat gambar rencana).

B 5 - 18
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Mengenai pemasangan pembesian untuk lantai tingkat :


 Pada dasarnya sama dengan lantai dasar, hanya pada pembesian lantai pelat
(tingkat) banyak / berjenis-jenis bentuknya. Pada bagian tengah, pembesian bagian
atas pada umumnya kosong pada arah panjang maupun pendek

 Ada empat jenis bentuk besi menurut kebutuhan, yaitu :


I = Bentuk berbengkok, simetri ditengah
II = Bentuk lurus panjang dengan kait di ujungnya
III = Bentuk lurus pendek, buat pinggir
IV = Bentuk lurus, dipasang untuk menahan kerut bila bentang plat panjang
6 – 7 m’.
Cara memasang :
 Besi bawah sama dengan pelat dasar, karena bentuknya ranjangan, hanya saja
pemasangan berseling satu.
 Perhatikan batas-batas pemasangan pada jenis bentuknya yaitu dengan tanda arah
panah berujung dua.
 Pemasangan kaki ayam hanya pada bagian-bagian tertentu, pinggir-pinggir, sebab
bagian tengah tidak ada besi atas. Bahkan pada pembesian yang besar tidak
dipasangi kaki ayam.
 Besi berbengkok dipasang setelah pembesian bawah selesai, termasuk silangan
pengisi jarak yang kosong. Besi berbengkok dipasang pada seling-selingnya.
 Besi lurus dipasang di antara 2 (dua) besi berbengkok
 Pasang ganjal beton/ batu tahu sesuai kebutuhan (jarak 60 70 cm).
Catatan :
Sebelum memasang tulangan pelat lantai dasar maupun tingkat, sebaiknya
menyelesaikan tulangan/ pembesian balok dahulu.

B 5 - 19
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Contoh denah pembesian pelat lantai

B 5 - 20
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

5.5 Tulangan dinding


Umumnya tulangan dinding akan dianyam setelah selesai memasang salah satu sisi
bekisting dinding (gambar 5.3.8). Letak tulangan dapat ditandai pada bekisting
dengan kapur tulis.

Gambar 5.3.8 Penganyaman tulangan dinding

(Perlu dipikirkan bahwa pada beton bersih, ’oil crayon’ berwarna kuning atau biru
pada bekisting akan luntur dan setelah beton dicor selalu terlihat. Karena itu
gunakan senantiasa kapur tulis agar selalu dapat dihapus dengan mencuci).
Batang-batang (lewatan) vertikal yang menonjol dari jaringan akan diikat dengan
tulangan stek. Tulangan stek ini telah ditanam dalam beton pada fase awal
(misalnya pada lantai atau dinding sebelah bawah). Supaya tulangan stek ini tetap
terletak pada tempatnya dengan baik, maka dipasang tulangan bantu berbentuk – U
dalam arah memanjang gambar 5.3.9.a. Batang-batang horisontal diikat secara
sambungan silang dengan batang vertikal yang lain. Karena jaring-tulangan masih
harus dianyam, maka sementara batang-batang (horisontal) ini diletakkan di antara
tulangan stek (gambar 5.3.9). Batang vertikal diikat lagi dengan tulangan stek,
kemudian batang horisontal dari sebelah bawah diikat dengan batang vertikal lain
secara sambungan silang.

Gambar 5.3.9 Tulangan pembantu

B 5 - 21
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Gambar 5.3.10 Batang horizontal diantara tulangan stek

Bersesuaian dengan petunjuk untuk tulangan lantai, berlaku pula untuk tulangan
dinding yakni batang-batang melalui pinggiran seluruh persilangan harus diikat satu
sama lain. Pada dinding yang menjulang perlu dipakai perancah. Untuk mengatur
jarak yang diisyaratkan dari tulangan dalam dan luar, maka digunakan sambungan
berbentuk – U (gambar 5.3.9.b). Bagian akhir yang panjang paling sedikit harus
sepanjang lebar jaring penuh, hingga akhir ini dapat diikatkan dengan dua batang-
batang. Jelas tentunya bila penahan jarak tidak boleh dilupakan agar penutup beton
dapat dijamin. Penahan jarak berupa balok beton atau gelang-gelang sering
digunakan. Jumlah penahan jarak paling sedikit dua buah per m2 bekisting. Bila
diameter dari batang-luar ≤ ф 8, maka disarankan menggunakan penahan jarak
lebih banyak.

Gambar 5.3.11 Suport – rak atau batang untuk pemakaian beberapa kali

B 5 - 22
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Pada struktur tingkat berat seperti : dinding tanggul, pintu air dan tunel, maupun
dinding-dinding digunakan suport-rak (gambar 5.3.11). Seluruh tulangan dinding
digantungkan pada suport-rak yang jaraknya relatif pendek. Untuk memudahkan
pemasangannya, batang dapat dilas pada kaki-kaki baja. Di atasnya diletakkan
tulangan horisontal. Bila suport-rak tidak digunakan, sedangkan disyaratkan tangga-
peletakan maka dapat dipakai suatu batang pengatur (gambar 5.3.11). Batang
pengatur ini stelah pemasangan tulangan horisontal akan diputar ke luar dan dapat
dipakai kembali. Pada struktur tingkat berat, bekisting biasanya dipasang terakhir.

5.6 Tulangan kolom


Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam dalam keadaan
terlentang (sesuai dengan tulangan balok), kemudian sangkar diletakkan di atas
tulangan stek.
Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada pelaksanaan. Mula-
mula sengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek
yang ada. Setelah pengikatan selesai dilakukan penandaan jarak sumbu ke sumbu
batang-batang sengkang. Mula-mula sengkang teratas diikat, kemudian sengkang-
sengkang yang lain dari sebelah atas ke bawah.
Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan sengkang dan
serentak dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-batang. Ketika pengikatan
sengkang secara sambungan sadel untuk tiap sengkang, (pada batang-batang
sudut dan batang-batang yang lain dengan sengkang lain secara sambungan
silang), penahan jarak dipasang pula. Minimal jumlah penahan jarak yaitu : satu per
m lajur bidang sisi. Untuk kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimal dua
per m2 bekisting.

TULANGAN KOLOM

B 5 - 23
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Setelah selesai pengecoran pelat & balok dan setelah selesai pengukuran kembali
posisi/kedudukan kolom dengan membuat tanda-tanda as, maka perlu dibetulkan dulu
kedudukan stek kolom agar kedudukan pembesian kolom baik. Membuat tulangan kolom
sebaiknya ujung yang masuk pelat ditekuk sedikit dengan tujuan :
- Dapat masuk dengan baik pada silangan balok yang biasanya didaerah silangan
ini, besi sangat padat.
- Stek diatas pelat berada pada sisi dalam tulangan kolom, hingga tidak perlu
membengkok diatas pelat.
Untuk gedung bertingkat banyak sambungan tulangan kolom lebih baik diletakkan
ditengah ketinggian diantara kedua lantai.

B 5 - 24
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Gambar 5.3.12 Detail Potongan Kolom

Stek ditekuk ke arah dalam agar tulangan kolom duduk pada kedudukan yang
sebenarnya. Pasang tulangan kolom dan sengkangnya. Sementara tukang batu membuat
kepala kolom setinggi 5 cm.

B 5 - 25
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat ditekuk sedikit dengan
tujuan :
- Dapat masuk dengan baik pada silangan balok yang biasanya didaerah silangan
ini, besi sangat padat.
- Stek diatas pelat berada pada sisi dalam tulangan kolom, hingga tidak perlu
membengkok diatas pelat.
Dengan begitu arah tulangan kolom dapat satu arah dari bawah sampai atas.

Perhatikan :
a. Arah kait agar sedemikian agar tidak rapat.
b. Agar ada sela – sela yang cukup, sedikitnya 2,5 cm, agar koral / split dapat masuk
c. Sengkang teratur, rata, datar, jangan mencong-mencong.
d. Kait sengkang agar dipasang berseling-seling, tidak pada kedudukan sama.
e. Pasang batu tahu / ganjal beton dulu, sebelum dipasang acuan.
f. Bersihkan bagian diatas kepala kolom dari kotoran-kotoran, kawat ikat dan
sebagainya.

Gambar 5.3.13

B 5 - 26
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

5.7 Menganyam di Industri (sentral) Pembengkokkan dan Penganyaman


Dalam tahun-tahun yang lampau, sentral pembengkokan dan penganyaman saling
menggabung menjadi penganyaman konstruksi tulangan. Pada sentral
penganyaman sangkar tulangan di pra-pabrikasikan. Penganyaman hampir sesuai
dengan tata cara pada lokasi bangunan. Hanya sambungan dengan kawat biasanya
diganti dengan sambungan las. Sebuah contoh dari sangkar tulangan kolom atau
balok yang di pra-pabrikasi dapat dilihat pada gambar 5.3.14

Ulasan Gambar 5.3.14


1. Daftar pembengkokan dan pemotongan berdasarkan gambar rancang.
2. Pelurusan dengan mesin-pelurus, sedangkan batang-batang sengkang dipotong
dengan mesin-potong menurut panjangnya.
3. Batang-batang yang besar disuplai dalam panjang standar 6, 9 dan 12 m.
4. Pembengkokan sengkang-sengkang.
5. Batang-batang disortir untuk tulangan utama dan dipotong sesuai dengan
panjangnya.
6. Batang tulangan utama diletakkan di atas cagak-kerja (penopang). Pembagian
letak sengkang dan menandai di batang.
7. Sengkang-sengkang dimasukkan dan dibagi.
8. Pengelasan las-lewatan pada sengkang.
9. Batang tulangan utama digeser terhadap sengkang sampai pada ukuran yang
tepat.
10. Tulangan utama balok dari bagian batang atas dilas dengan sengkang.
11. Sangkar diputar agar batang bawah dari tulangan utama menopang di cagak-
kerja.
12. Pengelasan batang-batang bagian bawah.
13. Jika ada batang-batang samping dipasang pula.
14. Sangkar diberi penunjang-pengangkutan.
15. Sangkar dibawa ke lokasi pelaksanaan.

B 5 - 27
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Gambar 5.3.14 Pra – pabrikasi sangkar tulangan untuk kolom atau balok

B 5 - 28
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

Jangkauan industri penganyaman terhalang dalam pengangkutannya (melalui


daratan atau air), halangan ini baik berupa kepanjangan, kelebaran maupun
ketinggian dari konstruksi tulangan. Pengangkutan tulangan dari industri
penganyaman ke lokasi bangunan memberi biaya tambahan yang harus diimbangi
dengan meningkatkan produksi per tenaga kerja. Supaya dapat memanfaatkan
proses penganyaman seekonomis mungkin, perancang dan penggambar harus
lebih banyak bekerja secara detail standar, sehingga banyak proses-proses dapat di
otomatisasi. Lagi pula, dalam fase persiapan harus memperhitungkan segi
pengangkutan.

B 5 - 29
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

RANGKUMAN

 Dalam pemasangan tulangan, perlu diperhatikan :


- Tulangan harus bebas dari kotoran, karat dll
- Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran beton tidak berubah dari tempatnya
- Benar-benar diperhatikan tebalnya selimut beton dan penempatan / elevasi
tulangannya. Untuk itu harus dipasang ganjal / beton dekking / kaki ayam
atau spacers.
- Pada plat dengan tulangan rangkap, tulangan atas ditunjang oleh tulangan
bawah oleh spacers / kaki ayam.
 Pengikatan baja beton ada beebrapa bentuk :
- Silang
- Lingkar dan silang
- Sadel / Pelana
- Lingkar dan Sadel
- Silang ganda
 Contoh pertama penganyaman tulangan balok yaitu ada 3 macam, didalam
bekisting, diatas bekisting dan diluar bekisting. Penganyaman didalam bekisting
maupun diatas bekisting relatif sama, sedangkan penganyaman diluar bekisting
memerlukan bantuan beberapa cagak penompang.
 Contoh kedua pada penganyaman tulangan balok yaitu : memakai bantuan
semacam gawang.
 Contoh pertama pada penganyaman tulangan lantai, dipakai ganjal /support
yang terdiri 3 macam yaitu support tradisional, support gelagar dan support rak
atau garis.
 Contoh kedua pada penganyaman tulangan lantai, dipakai ganjal berupa kaki
ayam.
 Pada penganyaman tulangan dinding, dimulai setelah selesai memasang salah
satu sisi bekisting dinding. Pada struktur tingkat berat seperti dinding tanggul,
pintu air atau tunnel digunakan support rak. Seluruh tulangan dinding
digantungkan pada support rak yang jaraknya relatif pendek.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

 Pada penganyaman tulangan kolom, ada beberapa cara :


- Pada tulangan tingkat ringan umumnya diagram dalam keadaan terlentang
(sesuai dengan tulangan balok), kemudian sangkar diletakkan diatas
tulangan stek.
- Pada tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada pelaksanaan.
 Penganyaman diindustri sentral, di Indonesia masih belum dilakukan pertama
yaitu pengerjaannya memakai pengelasan yang membutuhkan ahli khusus
karena kalau tidak, bisa memperlemah fungsi dari pembesian. Juga transport
akan terhalang karena panjang, lebar dan tinggi dari konstruksi tulangan.
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

LATIHAN

a). Apa yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tulangan


b). Uraikan bentuk pengikatan baja beton beserta letak penempatannya
c). Uraikan metode penganyaman tulangan balok yang biasa anda (mandor)
kerjakan
Prosedur dan Teknik Pembuatan dan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton

DAFTAR PUSTAKA

Departemen PUTL, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Jakarta, April 1979

Departemen Kimpraswil, Spesifikasi Umum dan Teknis Proyek Pembangunan Banjir


Kanal Timur, 2004

Dewan Stansdarisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia SNI 07 – 2052 -1997. ICS

Dit Jen Pengairan, Pedoman Teknis Pekerjaan Pengairan Secara Padat Tenaga
kerja, Maret , 1998.

Ing.R.Sagel, Ing.P.Kole, Ir Gideon Kusuma M.Eng, Pedoman Pengerjaan Beton,


Erlangga, 1994.

Puslatjakons, Construction Industry Training for small Contractors and Mandor


Spesification, Jakarta 1999.

The Associated General Contractors of America – Introduction to concrete Rein


forcing – 1994.

Waskita Karya PT, Proyek French Walk Kelapa Gading – 2006

Waskita Karya PT, Manual Beton , Baja Tulangan Beton

Anda mungkin juga menyukai