KENDARI
2018
0
DAFTAR ISI
BAB I. DEFINISI…………………………………………………………… 1
BAB II. RUANG LINGKUP………………………………………………... 2
BAB III. KEBIJAKAN ……………………………………………………… 5
BAB III. TATA LAKSANA………………………………………………… 7
BAB IV. DOKUMENTASI…………………………………………………. 14
1
Lampiran : Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari
Nomor : KEP/46/VIII/HUK.4/2018
Tanggal : 02 Agustus 2018
Tentang : Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien dan Keluarga
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1 KEGIATAN
Pemberian informasi dan edukasi di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Kendari
dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung. Didalam gedung meliputi instalasi rawat
jalan dan rawat inap. Sedangkan diluar gedung meliputi pemberian informasi diarea parkir,
disudut – sudut lapangan parkir, dan lingkungan sekitar rumah sakit.
d. Radiologi :
- Informasi tentang prosedur pemeriksaan dan perkiraan lamanya pemeriksaan.
- Informasi tentang biaya pemeriksaan radiologi.
2
e. Farmasi :
- Informasi tentang obat – obatan yang diberikan.
- Informasi tentang aturan pake dan cara penyimpanan.
f. Fisioterapi :
- Informasi tentang tindakan yang dilakukan.
- Informasi tentang jadwal control.
- Informasi tentang latihan yang bisa dilakukan dirumah.
3
- Informasi tentang fasilitas ruangan, jam berkunjung.
- Informasi tentang hak pasien dan keluarga.
- Informasi perlindungan privacy dan nilai – nilai kepercayaan.
- Informasi tentang adanya pelayanan kerohanian bagi pasien yang
membutuhkan.
- Edukasi tentang tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Laboratorium :
- Informasi tentang prosedur pengambilan sampel dan perkiraan lamanya
pemeriksaan.
- Informasi tentang biaya pemeriksaan laboratorium.
e. Radiologi :
- Informasi tentang prosedur pemeriksaan dan perkiraan lamanya pemeriksaan.
- Informasi tentang biaya pemeriksaan radiologi.
f. Farmasi :
- Informasi tentang obat – obatan yang diberikan.
- Informasi tentang aturan pake dan cara penyimpanan.
g. Fisioterapi dan KTK:
- Informasi tentang tindakan yang dilakukan.
- Informasi tentang jadwal control.
- Edukasi tentang latihan- latihan yang dapat dilakukan di rumah.
-
2.2.2 Kegiatan di luar gedung Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Kendari
1. Pemasangan spanduk di halaman depan rumah sakit.
2. Pemasangan billboard di jalan – jalan strategis sebagai petunjuk arah rumah
sakit.
3. Pemasangan banner di area – area umum : parkir, mushollah.
4. Penyuluhan di komunitas dan sekolah- sekolah sekitar rumah sakit.
4
BAB III
KEBIJAKAN
5
11. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan berkelanjutan atau mencapai sasaran kesehatan pasien. Rumah
Sakit mengidentifikasi dan menjalin kerjasama dengan komunitas/lembaga
kemasyarakatan untuk mendukung kelanjutan promosi kesehatan dan edukasi
pencegahan penyakit. Bila kondisi pasien mengindikasikan, pasien dapat dirujuk ke
perawatan yang tersedia di komunitas/lembaga kemasyarakatan.
12. Terkait dengan pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III
Kendari, pasien dan keluarga dididik tentang hal dibawah ini:
a) Diagnosis penyakit dan perkembangan kesehatannya
b) Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman,
termasuk potensi efek samping obat
c) Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman
d) Potensi interaksi antara obat yang diresepkan dengan obat lainnya serta
makanan
e) Diet dan nutrisi yang benar
f) Menejemen nyeri
g) Tehnik rehabilitasi
13. Setelah diberikan edukasi, pasien dan keluarga diverifikasi kembali bahwa telah
menerima dan memahami pendidikan dan informasi yang diberikan
14. Petugas rumah sakit yang memberikan edukasi dan informasi memberi kesempatan
kepada pasien dan keluarga untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat jika belum
memahami edukasi yang diberikan.
15. Informasi lisan yang diberikan perlu diperkuat dengan materi tertulis
(leaflet,brosur,dan lain-lain) yang terkait dengan kebutuhan pasien serta konsisten
dengan pilihan metode belajar pasien dan keluarga.
16. Metode pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga dapat diberikan dengan
cara: ceramah, observasi, praktek langsung, simulasi, diskusi, demonstrasi
17. Untuk pasien berkebutuhan khusus seperti tuna rungu atau pasien yang
menggunakan bahasa asing atau daerah dapat dibantu dengan mencarikan
penerjemah yang ada di Rumah Sakit oleh Panitia PKRS
18. Bila ada indikasi, edukasi pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif sesuai
kebutuhan
19. Petugas Rumah Sakit yang memberikan edukasi haruslah:
a) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang subjek yang diberikan kepada
pasien
b) Menyediakan waktu yang cukup dan sesuai untuk pemberian edukasi
c) Memiliki kemampuan komunikasi yang cukup untuk melakukan edukasi
6
BAB IV
TATA LAKSANA
Pengelolaan kegiatan pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga di Rumah
Sakit Bhayangkara Tk. III Kendari dilaksanakan di dalam dan di luar gedung rumah sakit.
1.. DALAM GEDUNG
Informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga dilakukan sejak pertama kali
pasien datang ke rumah sakit dan bertemu dengan petugas mulai dari petugas fronf
office , perawat, /bidan, dokter/ apoteker, analis, ahli gizi, radiographer dan terapis.
petugas .Ada tiga tahapan dalam memberikan informasi dan edukasi pada pasien
dan keluarga yaitu yang pertama melakukan asessmen/ identifikasi tentang
kebutuhan edukasi yang akan dilakukan, yang kedua pelaksanaan kegiatan
pemberian informasi dan edukasi dan yang ketiga adalah verifikasi pemahaman
pasien terhadap materi informasi dan edukasi yang diberikan.
1. Asessment/ identifikasi kebutuhan promosi kesehatan
- Semua pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan assesment/ identifikasi
tentang kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan.
- Assesment/ identifikasi dilakukan pada saat pertamakali pasien datang ke
rumah sakit dan bertemu dengan petugas kesehatan baik di rawat jalan
maupun rawat inap.
- Pasien dilakukan assment tentang keyakinan dan nilai – nilai kepercayaan,
kemampuan membaca, tingkat pendidikan, bahasa yang digunakan,
hambatan emosional dan motivasi, keterbatasan fisik dan koognitif,
kesediaan untuk menerima informasi dan kebutuhan informasi/ edukasinya.
- Hasil assesment/ identifikasi tentang kebutuhan edukasi pasien dicatat
dalam berkas rekam medis (lembar identifikasi kebutuhan pendidikan
kesehatan), untuk hasil assessment tentang kebutuhan informasi tentang
pelayanan kesehatan tidak perlu dicatat.
2. Pelaksanaan
- Peralatan yang dibutuhkan: materi edukasi, formulir assessment, formulir
informasidan edukasi, alat tulis, leptop, LCD dan banner.
7
- Petugas pemberi informasi edukasi petugas front office, dokter spesialis,
dokter umum, perawat, bidan, therapis, apoteker, ahli gizi, radiographer dan
analis.
- Pemberian informasi/edukasi promosi sesuai dengan materi yang butuhkan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
- Informasi /edukasi yang diberikan mencakup: informasi/edukasi tentang
kondisi kesehatan dan diagnosa pasti, tentang pemenuhan kebutuhan
kesehatan berkelanjutan, penggunaan obat-obatan yang aman dan
pencegahan terhadap potensi interaksi obat, keamanan dan efektivitas
penggunaan alat medis, diet dan nutrisi, manajemen nyeri serta tehnik
rehabilitasi
- Bila ada materi edukasi berupa prosedur tindakan (seperti perawatan
payudara, perawatan luka sederhana, dll) pemberian edukasi dilakukan
dengan metode demonstrasi.
3. Verifikasi tentang pemahaman pasien terhadap materi informasi dan
edukasi yang diberikan
- Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa informasi atau edukasi yang
diberikan dimengerti oleh pasien dan keluarga
- Verifikasi dilakukan setelah pasien diberikan informasi atau edukasi, jika
saat dilakukan verifikasi pasien belum mengerti tentang informasi atau
edukasi yang diberikan maka berikan ulang informasi /edukasi tersebut
sampai pasien dan keluarga mengerti
- Setelah pasien/keluarga pasien mengerti tentang informasi/edukasi yang
diberikan dokumentasikan di dalam formulir informasi edukasi dan minta
pasien untuk menandatangani formulir tersebut
Pemberian informasi edukasi yang dilakukan didalam gedung rumah sakit
adalah sebagai berikut:
a. Pemberian informasi edukasi Bagi Pasien Rawat jalan
Pemberian informasi edukasi bagi pasien rawat jalan berpegang
kepada strategi dasar promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan yang
didukung oleh bina suasana dan advokasi
8
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan terhadap seluruh pasien, yaitu di mana
setiap petugas rumah sakit yang melayani pasien meluangkan
waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien
berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus ditelannya,
maka dapat disediakan satu ruang khusus bagi para pasien rawat
jalan yang memerlukan konsultasi atau ingin mendapatkan
informasi.
2. Bina Suasana
Sebagaimana disebutkan di muka, pihak yang paling berpengaruh
terhadap pasien rawat jalan adalah orang yang mengantarkannya
ke rumah sakit. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit, sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai
media komunikasi yang tersedia dipoiklinik, khususnya diruang
tunggu, perlu dipasang poster-poster, disediakan
selebaran(leaflet), touch screen atau dipasang televise dan
VCD/DVD player yang dirancang untuk secara terus menerus
menayangkan informasi kesehatan/penyakit. Dengan
mendapatkan informasi yang benar mengenai penyakit yang
diderita pasien yang diantarannya, si pengantar diharapkan dapat
membantu rumah sakit memberikan juga penyuluhan kepada
pasien. Bahkan jika pasien yang bersangkutan juga dapat ikut
memperhatikan leaflet, poster atau tayangan yang disajikan, maka
seolah-olah ia berada dalam suatu lingkungan yang
mendorongnya untuk berprilaku sesuai yang dikehendaki agar
penyakit atau masalah kesehatan yang dideritanya dapat segera
diatasi.
3. Advokasi
Advokasi bagi kepentingan pasien rawat jalan umumnya
diperlukan juka pasien tersebut miskin. Biaya pengobatan dengan
9
rawat jalan bagi pasien miskin memang sudah dibayar melalui
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
b. Pemberian informasi edukasi Kesehatan Bagi Pasien Rawat
Inap
Dimulai saat pasien dinyatakan akan dirawat di UGD atau Medical
Center, dokter memberikan edukasi tentang penyakit dan indikasi
rawat, kemudian ke Front office untuk registrasi dan pasien / keluarga
pasien diberikan informasi mengenai fasilitas dan tarif rawat inap, tata
tertib dan penjelasan tentang hak pasien.
Pada saat pasien sudah memasuki masa penyembuhan, umumnya
pasein sangat ingin mengetahui seluk-beluk tentang
penyakitnya.Walaupun ada juga pasien yang acuh tak acuh.Terhadap
mereka yang antusias, pemberian informasi dapat segera
dilakukan.Tetapi bagi mereka yang acuh tak acuh, proses
pemberdayaan harus dimulai dari awal, yaitu dari fase meyakinkan
adanya masalah.Sementara itu, pasien yang dengan penyakit kronis
dapat menunjukan reaksi yang berbeda-beda, seperti misalnya apatis,
agresif, atau menarik diri. Hal ini dikarenakan penyakit kronis
umumnya memberikan pengaruh fisik dan kejiwaan serta dampak
social kepada penderitanya. Kepada pasien yang seperti ini kesabaran
dari petugas rumah sakit sungguh sangat diharapkan, khususnya dalam
pelaksanaan pemberdayaan.
1. Pemberdayaan
Sebagaimana disebutkan di atas, pemberdayaan dilakukan
terhadap pasien rawat inap pada saat mereka sudah dalam fase
penyembuhan dan terhadap pasien rawat inap penyakit
kronis(kanker, tuberkolusis, dan lain-lain). Terdapat beberapa
cara pemberdayaan atau konseling yang dapat dilakukan dalam
hal ini.
10
a. Konseling di Tempat Tidur
Konseling di tempat tidur(bedside conseling) dilakukan
terhadap pasien rawat inap yang belum dapat atau masih sulit
meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus berbaring.
Dalam hal ini perawat mahir yang menjadi konselor harus
mendatangi pasien demi pasien, duduk di samping tempat
tidur pasien tersebut, melakukan pelayanan konseling.
b. Biblioterapi
Bibliografi adalah penggunaan bahan-bahan bacaan sebagai
sarana untuk membantu proses penyembuhan penyakit yang
diderita pasien rumah sakit.
c. Konseling berkelompok
Terhadap pasien yang dapat meninggalkan tempat tidurnya
barang sejenak, dapat dilakukan konseling secara
berkelompok(3-6orang). Untuk itu maka di bangsal
keperawatan yang bersangkutan harus disediakan suatu
tempat atau ruangan berkumpul.Konseling berkelompok ini
digunakan untuk meningkatan pengetahuan pasien, mengubah
sikap dan perilaku pasien serta merupakan sarana
bersosialisasi para pasien. Untuk konseling berkelompok
sebaiknya digunakan alat peraga atau media komunikasi
untuk kelompok.
2. Bina suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat inap
adalah para penjenguk(pembesuk). Biasanya para pembesuk ini
sudah berdatangan beberapa saat sebelum jam besuk di mulai.
a. Pemanfaatan Ruang Tunggu
Agar para penjenguk tertib saat menunggu jam bezuk,
sebaiknya rumah sakit menyediakan ruang tunggu bagi
mereka. Jika demikian, maka ruang tunggu ini dapat
digunakan sebagai sarana untuk bina suasana.Pada dinding
11
ruang tunggu dapat dipasang berbagai poster, juga dapat
disediakan selebaran/leaflet.
b. Pendekatan Keagamanaan
Suasana yang mendukung terciptanya perilaku untuk
mempercepat penyembuhan penyakit juga dapat dilakukan
dengan pendekatan keagamaan. Dalam hal ini para petugas
rumah sakit, baik dengan upaya sendiri atau pun dengan
dibantu pemuka agama, mengajak pasien untuk melakukan
pembacaan doa-doa yang disambung dengan tausiah/nasihat
tentang pentingnya melaksanakan perilaku tertentu.
1. Advokasi
Untuk promosi kesehatan pasien rawat inap advokasi juga
diperlukan, khususnya dalam rangka menciptakan
kebijakan atau peraturan perundang-undangan sebagai
rambu-rambu perilaku dan menghimpun dukungan sumber
daya, khususnya untuk membantu pasien miskin.
2. Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran
Sebelum pulang pasien rawat inap yang sudah sembuh
atau kerabatnya singgah dulu di tempat pembayaran. Di
ruang inipasien/keluarga tidak berada dalam waktu yang
lama namun hendaknya promosi kesehatan tetap harus
dilakukan seperti pemasangan poster-poster atau leaflet-
leaflet.
12
1. Pemberian informasi dan edukasi di tempat parkir dan dinding luar Rumah
Sakit.Pemanfaatan ruang yang ada, dengan melakukan pemasangan spanduk dan
billboard yang berisikan :
Spanduk untuk menginformasikan pelayanan, fasilitas, dan edukasi serta cara
mengakses pelayanan
Bilboard sebagai petunjuk arah dan menginformasikan lokasi rumah sakit.
2. Pemberian informasi dan edukasi di populasi/masyarakat
Hospital visite/ hospital tour ke sekolah-sekolah oleh dokter umum/spesialis
Bekerjasama dengan perusahaan untuk penyuluhan oleh dokter Umum/spesialis.
Penyuluhan ke perumahan( misalnya ke ibu-ibu PKK, arisan) oleh dokter
umum/spesialis.
Siaran Radio oleh dokter spesialis
Siaran Televisi oleh dokter spesialis
Pembahasan topik kesehatan dimedia cetak dengan dokter spesialis sebagai
narasumber.
Website Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Kendari: menginformasikan fasilitas
pelayanan, foto fasilitas rawat jalan, rawat inap, penunjang, nama dokter, keahlian
atau spesialisasi, jam praktek dokter, lokasi rumah sakit dan cara menghubungi
rumah sakit.
13
BAB V
DOKUMENTASI
14