Anda di halaman 1dari 16

An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah

Volume XX, Nomor XX, Bulan Tahun

MENAKAR PELUANG DAN ANCAMAN MELALUI


BONUS DEMOGRAFI (STUDI KASUS: DESA
PLOSOKANDANG, KECAMATAN KEDUNGWARU,
KABUPATEN TULUNGAGUNG)

Roiyyatus Sa’adah
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur
No. 46
mahasiswaukses6@gmail.com

Abstrak: Tulisan ini bertujuan menganalisis kesipan warga


plosokandang terhadap bonus demografi. Bonus demografi
adalah menurunya rasio ketergantuangan (Dependency ratio)
menurun secara berkelanjutan., dimana usia produktif (15-64
tahun) meningkat dan usia muda (0-14 tahun) serta manula
(>65 tahun) menurun. Bonus demografi terjadi karena
penurunan kelahiran yang brakibat pada menurunnya proporsi
penduduk usia muda sehingga pemenuhan kebutuhannya
berkurang dan sumber daya dapat dialihfungikan untuk memicu
peningkatan kesejahteraan keluarga dan pertumbuhan ekonomi.
Kajian di desa Plosokandang kecamatan Kedungwaru kabupaten
Tulungagung ini merupakan penelitian diskiptif-kualitatif yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Alat analisis dari kajian ini
adalah analisis diskriptif menggunakan teori produksi Ibnu
Khaldun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa desa
plosokandang belum siap menghadapi bonus demografi,
ditunjukan masih minimnya skill khusus yang dimiliki warga
desa Plosokandang serta masih maraknya sistem produksi
[1]
Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

konvensional. Oleh karena itu, perlu diadakannya sosialisasi


perihal kesiapan menghadapi bomus demografi dan wadah
khusus untuk mengasah dan menciptakan soft skill baru bagi
warga Plosokandang guna mempersiapkan bonus demografi di
era revolusi industri 4.0.
Kata kunci: Bonus Demografi, ibnu khaldun, Plosokandang

Abstract: This paper aims to analyze the willingness of citizens


of the people to pay demographic bonus. The demographic bonus
is the decrease in the dependency ratio (Dependency ratio)
decreases continuously, where the productive age (15-64 years)
increases and the young age (0-14 years) and the elderly (> 65
years) decrease. The demographic bonus occurs because of the
decline in births which results in a decrease in the proportion of
the young population so that the fulfillment of their needs is
reduced and resources can be converted to trigger an increase in
family welfare and economic growth. The study in Plosokndang
village, Kedungwaru sub-district, Tulungagung district is a
qualitative-descriptive study using a qualitative approach. The
analytical tool of this study is descriptive analysis using Ibn
Khaldun's production theory. The results of this study indicate
that the Plosokandang village is not ready to face demographic
bonuses, it is shown that there is still a lack of special skills
possessed by the residents of Plosokandang village as well as the
still rampant conventional production system. Therefore, it is
necessary to hold a socialization regarding the readiness to face
the demographic bombing and a special forum to hone and
create new soft skills for residents of Plosokandang to prepare a
demographic bonus in the era of the industrial revolution 4.0.

Keywords: demographic bonus, Ibnu Khaldun, Plosokandang

Pendahuluan
Populasi penduduk Indonesia dengan jumlah 268.074.600 jiwa
di tahun 2019. Ini menjadikan Indonesia berada pada rating keempat
sebagai populasi tertiggi di dunia. Kondisi ini Indonesia diproyeksikan
akan mengalami akselerasi transisi kependudukan dengan puncaknya
berada pada tahun 2035. Perjalanan transisi kependudukan di Indonesia

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

mengalami perubahan yang sangat signifikan sehingga berdampak pada


pergeseran rasio beban tangungan (dependency ratio). Adapun indikator
yang mempengaruhi dependency ratio (DR) adalah komposisi umur
penduduk di daerah tersebut.1
Transisi demografis seperti diatas mencirikan bahwa adanya
bonus demografi yang dimulai antara kurun 2012-2015. Transisi
demografis ini ditandai dengan meningkatnya dua kalilipat usia kerja
(15-64 tahun). Menurunnya jumlah penduduk manula (>64 tahun) dan
penekanan pada usia muda (<15 tahun). Bonus demografi secara
nasional tidak lain adalah hasil dari akumulasi penduduk usia produktif
di setiap provinsi, kabupaten/kota bahkan desa di Indonessia. Seperti
halnya yang terjadi di desa Plosokadang kecamatan Kedungwaru
kabupaten Tulungagung provinsi Jawa Timur.
Kecamatan Kedungwaru merupakan kecamatan yang memiliki
jumlah dan laju populasi penduduk terbanyak dibandingkan kecamatan
yang berada di Tulungagung. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)
Tulungagung dari tahun 1961 memliki jumlah penduduk sebanyak
45.546 jiwa dan mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 85.389
jiwa pada tahun 2016. Jumlah penududuk yang mengalami peningkatan
derastis tidak lain merupakan sumbangsih dari salah satu desa di
Kedungwaru yang memiliki perguruan tinggi terbesar di Tulugagung
yaitu desa Plosokandang.
Bonus demografi jika ditinjau dari segi ekonomi maka peluang
besar bagi desa Plosokandang untuk memperoleh modal pembangunan.
Modal pembangunan didapatakan melalui tingginya usia krerja yang
menabung, bahkan memicu tingginya potensi untuk berinvestasi. Selain

1
Rusli, S. Pengantar Ilmu Kependudukan. (Jakarta: LP3ES, 2012) hlm.51

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

itu, bonus demografi akan turut menyongsong pertumbuhan ekonomi


Indonesia dalam berbagai sektor seperti Manufaktur, Infrastuktur,
UMKM dan lainnya secara signifikan. Transisi penduduk dengan usia
pouktif dua kali lipat lazim disebut dengan jendela kesempatan
(windows of oppprtunity) karena melimpahnya angkatan kerja.2
Disisi lain, dengan adanya windows of oppprtunity kerja harus
diimbangin dengan soft skill khusus dari bidang pendidikan, ketrampilan
dan kemampuan bersaing di pasar tenaga kerja agar terjadi optimalisasi
terhadap fenomena bonus demografi ini.3 Namun, seberapa siapkah
angkatan kerja plosokadang dalam menghadapi fenomea bonus
demografi ?
Kajian Pustaka
Bonus demografi
Bonus demografi adalah menurunya rasio ketergantuangan
(Dependency ratio) menurun secara berkelanjutan. dimana usia
produktif (15-64 tahun) meningkat dan usia muda (0-14 tahun) serta
manula (>65 tahun) menurun. Bonus demografi terjadi karena
penurunan kelahiran yang brakibat pada menurunnya proporsi penduduk
usia muda sehingga pemenuhan kebutuhannya berkurang dan sumber
daya dapat dialihfungikan untuk memicu peningkatan kesejahteraan
keluarga dan pertumbuhan ekonomi.4

2
Rusli, S. ibid…, hlm. 59
3
Kalvin Edo, “Rekomendasi Kebijakan untuk Optimalisasi Bonus Demografi
di Indonesia”, Jejaring Administrasi Publik. Th VII. Nomor 2, (Juli-Desember-
2015), hlm.781
4
Faruddin, H. E. Analisis Statistika Mengenai Perubahan Struktur Sosial,
Ekonomi, Dan Pertanian Dalam Mengubah Pertumbuhan Dan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur. Tugas Akhir S1 Statistika FMIPA ITS, Surabaya: 2014.
hlm 66

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

Adapun penelitian ini menjelaskan prihal bonus demografi


dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan kelurga.
Namun, dalam penelitian ini tidak menyoal bagaimana cara menggali
potensi sebanyak-banyakna dari bonus demografi.
Teori produksi Ibnu Khaldun
Menurut Ibnu Khaldun, produksi adalah akifitas manusia yang
diorganisasikam secara social dan internasional. Manusia adalah faktor
produksi yang paling utama karena manusia merupakan pelaku ekonomi
yang haru melakukan produksi guna mencukupi kebutuhan hidupnya
yang beraal dari tenaga manusia.
Teori produksi yang dikemukakan Ibnu Khaldun juga
mengenalkan konep Division of Labour yaitu pembagian kerja menurut
sepesialisasinya. Pendapat itu dikemukakan karena apabila pekerjaan
dibagi berdasarkan spesialisasi maka akan terjadi output yang lebih
besar dan akan terjadinya kerja sama yang saling menguntungkan dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi.5
Metode
Kajian di desa Plosokndang kecamatan Kedungwaru kabupaten
Tulungagung ini merupakan penelitian diskiptif-kualitatif yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian adalah penduduk
Plosokandang usia produktif (15-64 tahun) di desa Plosokandang.
Kajian ini menggunakan informan sebanyak 5 orang. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
primer diambil dari wawancara dan penyebaran angket dalam bentuk
google form. Adapun data sekunder diperoleh dari data Badan Pusat

5
Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004). hlm. 135

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

Statistik (BPS), jurnal, dan buku referensi. Alat analisis dari kajian ini
adalah analisis diskriptif menggunakan teori produksi Ibnu Khaldun.
Kerangka berfikir kajian ini terdapat pada Gambar 1:

Bonus Demografi
di Plosokandang

Kesiapan di Peluang atau


Plosokandang Ancaman

Ancaman bagi
warga
Plosokandang
Gambar 1
Kerangka berfikir Kajian Bonus Demografi: Peluang Ataukah Ancaman
di Desa Plosokandang

Hasil dan Pembahasan


Bonus demografi dapat diartikan sebagai kondisi menurunya
rasio ketergantuangan (Dependency ratio) secara berkelanjutan.6 Dapat
dilihat melalui usia produktif (15-64 tahun) meningkat dan usia muda
(0-14 tahun) serta manula (>65 tahun) menurun. Bonus demografi
terjadi karena penurunan kelahiran yang brakibat pada menurunnya
proporsi penduduk usia muda.

6
Raharjo ,Wasisto Jati. “Bonus demografi sebagai mesin pertumbuhan
ekonomi : jendela peluang atau jendela bencana di indonesia ?”. Populasi, 26
(1), Volume 26 Nomer 1. 2015. hlm. 1

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

Berikut jumlah data jumlah penduduk berdasrkan kelompok


umur desa Plosokandang tahun 2017:
Tabel 2
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2017
Umur Jumlah Penduduk
0-14 1.870
15-64 5.707
65-75 542
Sumber: BPS Tulungagung
Dari data tersebut menunjukan bahwa desa Plosokandang
mengalami bonus demografi dengan total angkatan produktif dua
kali lipat lebih banyak dari pada usia muda dan manula dengan
jumlah 5.707 jiwa. Sedangkan jumlah akumlasi dari pada usia
muda dan manula hanya 2.412 atau 42,2% dari jumlah usia
poduktif.
Secara historis, tanda-tanda munculnya bonus demografi
diawali pada tahun 90-an. Hal ini mencolok ketika progam Keluarga
Berencana (KB) yang dilakukan atas adanya developmentalism. Asumsi
dilandaskan pada, populasi penduduk mengalami kenaikan yang tidak
terkendali (overload). Maka, situasi ini akan berimplikasi pada tingkat
kemiskinan. Program keluarga berencana di negara maju juga
berorientasi pada pengendalian angka fertilitas. Angka fertilitas adalah
jumlah anak yang dilahirkan wanita selama masa reproduksinya per
1000 wanita.7 Upaya ini, dilakukan dalam rangka memajukan

7
Kalvin Edo, “Rekomendasi ibid…, hlm 783

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

masyarakat agraris. Sehingga, Program Keluarga Berencana menjadi


alternatif untuk menekan pertumbuhan penduduk saat ini.8
Keberhasilan dari program Keluarga Berencana ini akan
mengalami puncak tertinggi pada tahun 2028-2031. Pada rentan waktu
tersebut, beban ketergantungan usia muda dan manula ditanggung oleh
usia produktif. Namun, setelah periode bonus demografi berlangsung
beban ketergantungn usia manula akan meningkat. Sehingga beban
ketergantungan total akan naik kembali. Rasio ketergantungan akan
semakin membengkak jika bonus demografi tidak dikendalikan dengan
optimal.
Fenomena bonus demografi haruslah dioptimalkan demi
petumbuhan ekonomi melalui investasi sumberdaya manusia yang
visioner, modern dan inovatif. Bonus demografi ini akan memberikan
peluang ekonomi apabila memenuhi persyaratan yaitu penawaran tenaga
kerja (labor supply) yang tinggi, seiring dengan itu meningkatkan
pendapatan perkapita yang besar.9
Merujuk dari persyaratan diatas, desa Plosokandang memiliki
potensi dalam mengoptimalkan adanya fenomena bonus demografi. Hal
ini terbukti hampir dari usia produktif desa Plosokandang sudah
memiliki pekerjaan, baik dalam sektor perdagangan, peternakan,
pertanian, kost-kostan dan aparat sipil.
Perdagangan menjadi fokus utama penduduk usia produktif
desa Plosokandang, dikarenakan terdapat kampus Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Tulungagung yang berdampak semakin tingginya laju

8
Halwani, Hendra, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005. Hlm 76
9
Srihadi, Endang. “Bonus Demografi: Jendela Kesempatan atau Jendela
Bencana?”, (Update Indonesia 7: 2012). hlm.8

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

populasi penduduk pendatang. Alhasil, dengan bertambahnya jumlah


populasi pendatang membuat daya beli di desa Plosokandang semakin
kuat sehinga perputaran uang di desa plosokandang ini tinggi . Dengan
itu, sektor perdangan menjadi pilihan utama sebagai penyedia
kebutuhan primer dan sekunder mahasiswa. Jadi, wajar saja jika
perekonomian Plosokandang sangat menjanjikan karena memang pasar
domestik Plosokandang saat ini didukung tingkat konsumsi mahasiswa
yang cukup tinggi.
“Plosokandang siap menghadapi bonus demografi, ya
karena secara intlektual dan keahlian keja serta membuka
lapangan pekerjaan sudah kami lakukan.” (Fajrul Falah10
2019, wawancara 2 Oktober)

“Saya yakin usia produktif di desa Plosokandang ini siap


dengan bonus demografi yang akan terjadi, karena di
desa Plosokandang sendiri sudah ada penidikan
perguruan tinggi. Nah, disini kalau saya lihat mahsiswa
yang asli dari Plosokandang sendiri juga tidak kalah
banyak ya. Selain di IAIN juga ada yang menempuh
pendidikan di luar kota dan mereka saya yakin sudah
dipupuk dan dipersiapkan kualitas mereka masing-
masing. Apa yang akan mereka kerjakan setelah mereka
menempuh pendidikan saya merasa desa plosokandaang
ini mampu berinovasi tidak hanya menjadi kariaawan
bahkan mampu membuka laangan pekerjaan dan
manfaatkan bonus demgrafi ini dengan baik.” (Zelin11
2019, wawancara 2 Oktober)

Pernyataan dari Fajrul dan Zelin, menjadi salah satu gambaran


bahwa desa Plosokandang memiliki potensi dalam memanfaatkan
adanya fenomena bonus demografi. Pemanfaatan potensi ini, bertumpu

10
Fajrul, salah satu narasumber berusia 23 tahun, aktivis desa plosokandang
dan salah satu promotor pengerak pemuda plosokandang
11
Zelin, narasumber berusia 20 tahun, seorang mahasiswa IAIN Tulungagung
dan aktivis kampus di IAIN Tulungagung

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

pada intelektual dan ketrampilan bekerja yang menimbulkan optimisme


dalam menyongsong bonus demografi. Mereka yakin bahwasanya bibit
dari desa Plosokandang mampu membuat lapangan pekerjaan baru.
Ditambah lagi, penduduk desa Plosokandang yang menempuh
pendidikan peguruan tinggi di luar kabupaten Tulungagung menjadi
pendukung dari pernyataan mereka. Karena keyakinan bahwasanya
penduduk plosokandang yang kuliah diluar kabupatan Tulungagung
telah dipupuk dan dipersiapkan untuk kembali dengan inovasi yang
baru.
Pertumbuhan ekonomi desa Plosokandang memang sangat
cepat. Percepaan ini dipengaruh oleh arus mahaiswa baik dari daerah
setempat atau mahasiswa yang berasal dari luar Tulungagung. Melihat
populasi penduduk yang semakin tinggi harusnya diimbangi dengan
tingginya tingkat produksi guna memenuhi kebutuhan konsumen. Hal
inipun juga di tegaskan Ibnu Khaldun bahwa kekayan suatu Negara
bukan karena banyaknya uang yang dimiliki Negara tersebut, melainkan
tingginya tingkat produksi dalam Negara tersebut dan neraca yang
positif (dampak alamiyah yang timbul akibat tingkat produksi).
Bisa saja suatu Negara mencetak uang sebanyak mungkin.
Namun uang tidak ada nilainya dia hanya berupa material. Karena
refleksi pesatnya pertumbuhan ekonomi melalui sektor produksi baik
barang maupun jasa. Sektor produksilah yang menjadi promotor bagi
pembangunan, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan dan
menimbukan permintaan terhadap faktor poduksi.12

12
Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004). hlm. 358

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

Ibnu khaldun menyebutkan faktor penting dalam produksi


adalah sumber daya manusia yang mana Ibnu Khaldun menganggap
manusia sebagi binatang ekonomi. Ibnu Khaldun mengatakan “Manusia
di bedakan dari makhluk hidup lainnya dari segi upayanya mencari
penghidupan dan perhatiannya pada berbagai jalan untuk mencapai
dan memperoleh sarana-sarana (kehidupan).”13 Pada sisi lain, faktor
produksi dari sumber daya manusia adalah tenaga kerja manusia
“Manusia mencapai produksi dengan tanpa upayanya sendiri
,contohnya lewat perantara hujan yang menyuburkan ladang dan hal
hal lainnya. Namun demikian ,hal hal ini hanyalah pendukung saja.
Upaya manusia sendiri harus di kombinasikan dengan hal-hal
tersebut.” jelas Ibnu Khaldun. Maka dari itu, manusia harus melakukan
produksi guna memenuhi kebutuahn hidupnya dan produksi sendiri
berasal dari tenaga kerja manusia.
Berdasarkan segi produksi desa Plosokandang sudah
melakukan kegiatan tersebut untuk membantu pertumbuhan ekonomi
bagi desa tersebut. Di desa Plosokandang terdapat 10% dari usia
produktif yang sudah memproduksi barang maupun jasa sendiri,
selebihnya sebagai distributor. Sektor peoduksi utama di Desa
Plosokandang adalah makanan dan jasa. Karena, memang sasaran pasar
produsen adalah mahasiswa pada dasarnya membutuhkan pemenuhan
atas kebutuhan primernya (sandang, pangan dan papan).14 Sayangnya,
antara produsen satu dengan yang lain tidak mengetahui potensi masing-

13
Adiwarman A. Karim, Sejarah…ibid… hlm 359
14
Deddy Takdir dkk, Kewirausahaan, (Yogyakarta:Wijana Mahadi karya,
2015). Hlm 98

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

masing sektor produksi sehingga kurang opimalnya organisasi sosial


produksi di desa Plosokandang ini.
“Kalau saya sudah punya usaha sendiri ya, sudah produksi
sendiri seperti keset, sapu gitu diusia saya 27 tahun ini. Tapi
kalo tapi kalo masyarakat disini saya kurang tahu ya apa
pekerjaannya dan apa yang mereka produksi” (Mukhlis15 2019,
wawancara 2 Oktober)

Pernyatan dari mukhlis (27), menjelaskan bahwa ia sudah


mampu memproduksi suatu barang berupa peralatan rumah tangga.
Namun sayangnya, ia tidak mengetahui potensi sektor produksi lainnya
di desanya sendiri. Ibnu Khaldun menegaskan, bahwa manusia tidak
akan mampu memproduksi kebutuannya sendiri. Jika ingin bertahan
mereka harus mampu mengoranisir tenaga kerja lainnya. Mengingat hal
ini sangat penting bagi keberlangsungan Perekonomian.
Ibnu Khaldun juga mengklsifikasikan sektor industri menjadi
dua bagian yaitu pertama, industri yang memenuhi kebutuhan manusia,
baik yang primer maupun yang sekunder. Kedua, industri yang khusus
bergerak di bidang ide/pemikiran, seperti “penulisan naskah buku-buku,
penjilidan buku, profesi sebagai penyanyi, penyusunan puisi, pengajaran
ilmu, dan lain-lain sebagainya.
Dalam bonus demografi yang bertepatan pada era revolusi
industri 4.0 memang kualitas dan daya tawar sumber daya manusia
sangat penting. Terlebih pada soft skill sumber daya manusianya sendiri
terutama pada wilayah pedesaan . Pedesan merupakan sektor cikal bakal
dari perekonomian kebudayaan. Sebagaimana Ibnu Khaldun
berpendapat “Masyarakat desa lebih dahulu daripada masyarakat kota,
dan pedesaan adalah asal kebudayaan dan kota adalah

15
Mukhlis, pengusaha berusia 27 tahun, pengusaha perabot rumah tangga

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

perluasannya”.16 Sehingga, perekonomian yang ada di desa sudah


menjadi barometer perekonomian yang berasis kebudayaan. Landasan
ini kemudian dapat diterapkan pada anak muda. Ketika
mengembangkan ekonomi kreatifnya maka mereka tidak meninggalkan
budaya yang sudah mengakar dan mentradisi dalam masyarakat.
Adapun usia produktif dalam desa plosokandang masih minim
yang memiliki skill khusus walaupun mereka sudah memiliki pekerjaan
bahkan menciptakan pekerjaan. Namun lapangan pekerjaan yang
skarang sedang bergulir diplosokandang masih menggunakan pola-pola
konvensional. Sedikit dari mereka yang menggunakan sistem digital
baik pola produksi maupun distribusi barang produksi. Jika pola seperti
ini tetap diguankan, alhasil pekerjaan mereka akan tergusur oleh pasar-
pasar ritel modern.
“Kalau skill khusus saya belum memiliki , namun saya
sedikit bisa dalam disain grafis dan fotografi” (Elline 2019,
wawancara 2 Oktober)

“Saya memiliki kemampuan karja yang baik. selain itu, mampu


beroranisasi dengan baik karna menurut saya kemampuan
oprasional itu tidak cukup. Problem solving lah yang saat ini
dibutuhkan” (Fajrul 2019, wawancara 2 Oktober)

“ Untuk soft skill saya belum tau ya mbk, hanya saya memiliki
etika yang baik dan menurut saya itu itu daya tawar saya”
(Zelyin 2019, wawancara 2 Oktober)

Berdasarkan pernyataan yang dilontarkan Fajrul


menggambarkan bahwa ia memiliki kemampuan beroganisasi dengan
baik. Baginya kemamuan bekerja saja tak cukup dalam menghadapi era
digital ini. Dimana segala sesuatu serba digital dan pekerjaan manusia
yang konvensional akan tergantikan oleh alat digital. Dilain sisi, Ellin

16
Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran, ibid…, hlm. 160

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

menyatakan bahwa ia tidak belm mampu menemukan skill khusus yang


ia miliki hanya sedikit pengetehuan erihal theknik disain dan fotografi.
Adapun Zelin juga belum mengetahui soft skill yang dia punya. Terbukti
dari tiga informan ini hanya satu yang memiliki daan menyadari soft
skill sebagai daya tawar person mreka.
Menurut Prof Dwikorita Karnawati, dampak dari revolusi
industri adalah 35 % pekerjan akan dihilngkan dalam kurun lima tahun
bahkan dalam kurun waktu 10 tahun pekrjaan akan menghilang
sebanyak 75 %. Cooperation is equally necessary in all material and
moral levels, which help man to have a perfect human personality.17
Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih
mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan manusia yang
minim. Misalnya, di Amerika Serikat (AS) 48.000 teller bank harus
menghadapi pemutusan hubungan kerja karena adanya sistem online
perbankan telah memudahkan proses transaksi layanan perbankan dan
daih efisiensi pekerjaan.
Survey McKinsey, sebuah korporasi konsultan manajemen
multinasional, di Indonesia sebanyak 52,6 juta lapangan pekerjaan
berpotensi digantikan dengan sistem digital. Dengan kata lain, 52 persen
angkatan kerja atau merepresentasikan 52,6 juta orang akan kehilangan
pekerjaan. Jauh sebelum itu, Ibnu Khaldunpun telah menjelaskan bahwa
ketrampilan akan memerikan kemakmuran suatu desa. Karena
spesifikasi ketrampila akan menigkatkan permintaan.

17Hamdy, Mahmoud zaqzouq. Muslim perspective of human values. (Cairo:


French Artit Emile priss d’advenne, 2017). Hlm 143-144

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

Kesimpulan
Sudah selayaknya momentum bonus demografi ini dikaji dan
ditindaklanjuti oleh warga Plosokandang. Agar membawa manfaat bagi
desa Plosokandang. Penelitian ini menunjukan bahwa desa
plosokandang belum siap menghadapi bonus demografi, ditunjukan
masih minimnya skill khusus yang dimiliki warga desa Plosokandang
serta masih maraknya sistem produksi konvensional. Oleh karena itu,
perlu diadakannya sosialisasi perihal kesiapan menghadapi bonus
demografi dan wadah khusus untuk mengasah dan menciptakan soft
skill baru bagi warga Plosokandang guna mempersiapkan bonus
demografi di era revolusi industri 4.0.
Adapun penelitian mengenai bonus demografi ini masih perlu
dilanjutkan karena masih minimnya lokus studi yang mengkajinya
terlebih di kabupaten Tulungagung.

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж


Penulis Pertama: Penggalan Judul…. [halaman]

DAFTAR RUJUKAN
Adiwarman A. Karim. 2004. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Deddy Takdir dkk. 2015.Kewirausahaan.Yogyakarta:Wijana Mahadi
karya.
Faruddin, H. E. 2004. Analisis Statistika Mengenai Perubahan Struktur
Sosial, Ekonomi, Dan Pertanian Dalam Mengubah
Pertumbuhan Dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur. Tugas
Akhir S1 Statistika FMIPA ITS, Surabaya
Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi
Ekonomi, Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamdy, Mahmoud zaqzouq. 2017. Muslim perspective of human values.
Cairo: French Artit Emile priss d’advenne
Kalvin Edo. “Rekomendasi Kebijakan untuk Optimalisasi Bonus
Demografi di Indonesia”, Jejaring Administrasi Publik. Th VII.
Nomor 2, (Juli-Desember- 2015), hlm.781
Raharjo ,Wasisto Jati. “Bonus demografi sebagai mesin pertumbuhan
ekonomi : jendela peluang atau jendela bencana di indonesia ?”.
Populasi, 26 (1), Volume 26 Nomer 1. 2015. hlm. 1
Rusli, S. Pengantar Ilmu Kependudukan. (Jakarta: LP3ES, 2012)
Srihadi, Endang. “Bonus Demografi: Jendela Kesempatan atau Jendela
Bencana?”, (Update Indonesia 7: 2012). hlm.8

ж Vol. XX, No.XX, Bulan Tahun ж

Anda mungkin juga menyukai