Anda di halaman 1dari 42

BALAI PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI KONSERVASI
SUMBER DAYA ALAM

Vol. VI/No. 3/2017

DAYA TARIK DAN JENIS-JENIS SATWA PRIMATA DI KHDTK SAMBOJA


KERAGAMAN JENIS VEGETASI POHON DI KHDTK SAMBOJA
PENGELOLAAN KHDTK SAMBOJA: PENDEKATAN MASYARAKAT MELALUI SOSIALISASI
PERSEPSI PELAJAR DAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KHDTK SAMBOJA
Daya Tarik dan
Tajuk Utama Jenis-jenis
Wisata Kekinian Satwa Primata
di KHDTK SAMBOJA di KHDTK Samboja
[Ulfah Karmila Sari dan Ike Mediawati] [Tri Atmoko]

02 12

Keragaman Jenis
Vegetasi Pohon
di Kawasan Hutan
Dengan Tujuan
Khusus (KHDTK)
Lintas Samboja
Peristiwa [Fitra Alhani]
01
40 19
Salam Redaksi

38 33 28 20
Sisipan Persepsi Pelajar dan Pengelolaan KHDTK Samboja: Klik
Pendekatan Masyarakat Dryibalanops lanceolata Burck
Para Pemangku Kepentingan
terhadap Pengembangan Melalui Sosialisasi
KHDTK Samboja [Syamsu E. Rinaldi & Widyawati]
[Adi Surya & Suryanto]
Salam Redaksi

Salam Konservasi, Pohon di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus


(KHDTK) Samboja”.
Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Hutan Penelitian Samboja dengan luas 3054 hektar Selanjutnya Syamsu E. Rinaldi, S.Hut dan
menyimpan berbagai macam keanekaragaman hayati Widyawati, S.Hut akan memaparkan serangkaian
dan potensi wisata di dalamnya. upaya-upaya pendekatan sosial terhadap masyarakat
sekitar KHDTK Samboja dalam judul tulisan “Pengelolaan KHDTK
Majalah Swara Samboja Vol VI/No. 3/Th. 2017 ini sengaja Samboja: Pendekatan Masyarakat melalui Sosialisasi”.
dikemas sebagai edisi khusus untuk mendokumentasikan
keindahan KHDTK Samboja dan segala potensinya kepada para “Persepsi Pelajar dan Para Pemangku Kepentingan terhadap
pembaca dengan tema “Menelisik Potensi KHDTK Samboja”. Pengembangan KHDTK Samboja” yang ditulis Adi Surya, S.Hut,
M.Si dan Suryanto, S.Hut, M.Si menjadi tulisan pamungkas edisi
Saat ini, wisata kekinian tengah menjadi trend di beberapa kali ini.
daerah di Indonesia. Tak mau ketinggalan, KHDTK Samboja juga
tengah berbenah menggali potensi wisata yang dapat Pada rubrik Klik dapat kita simak pohon dan buah Dryobalanops
dikembangkan tanpa menghilangkan kelestarian hutan dan lanceolata Burck yang didokumentasikan oleh Deny Adiputra,
segala isinya. Pembaca ingin tahu apa saja wisata kekinian yang S.Hut.
ada di KHDTK Samboja?
Rubrik Sisipan menampilkan profil enam orangutan “siswa”
Mengawali tema khusus ini pembaca diajak menelusuri sekolah hutan Samboja yang dikelola di Orangutan Research
keindahan KHDTK Samboja dalam tulisan pembuka “Wisata Center (ORC) kerjasama Balitek KSDA dengan BKSDA Kaltim dan
Kekinian di KHDTK Samboja” yang dipaparkan secara apik oleh Yayasan Jejak Pulang.
Ulfah Karmila Sari, S.Hut dan Ike Mediawati, S.Si.
Rubrik Lintas Peristiwa kali ini menyajikan kegiatan Balitek KSDA
Selanjutnya Tri Atmoko, S.Hut, M.Si akan menyajikan jenis satwa antara lain “Pengukuhan Forest Ranger”, “Burung Hasil
primata yang secara alami telah ada di KHDTK Samboja (owa Selundupan Dilepasliarkan di KHDTK Hutan Penelitian Samboja”,
kelawat, lutung merah, lutung kelabu, monyet beruk, monyet “Sosialisasi Pencegahan Konflik antara Manusia dan Buaya
ekor panjang, bekantan), jenis yang dilepasliarkan (kukang) dan Muara” dan “Balitek KSDA Dukung Rencana YAD Bangun Suaka
yang direhabilitasi (orangutan Kalimantan). Selengkapnya Orangutan yang Tidak Dapat Dilepasliarkan di Alam Bebas”.
pembaca dapat menyimaknya dalam tulisan berjudul “Daya
Tarik dan Jenis-jenis Satwa Primata di KHDTK Samboja”. Pembaca kami yang budiman, akhir kata, selamat membaca
dan salam hangat.
Berdasarkan penelitian Fitra Alhani, S.Hut, keanekaragaman
jenis vegetasi pohon di KHDTK Samboja ditemukan 342 jenis Ahmad Gadang Pamungkas
dari 57 famili. Naskah selengkapnya dapat anda baca pada
tulisannya yang berjudul “Keanekaragaman Jenis Vegetasi Kepala Balai

alamat redaksi
team Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam
Jl. Soekarno - Hatta Km. 38 PO BOX 578 Balikpapan 76112 Samboja - Kalimantan Timur
redaksi Phone. (0542) 7217663, Fax. (0542) 7217665 E-mail : swarasamboja@yahoo.com

Majalah Swara Samboja


PENANGGUNG JAWAB : Join us Group Majalah Swara Samboja
Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si
DIPA BPTKSDA 2017
DEWAN REDAKSI :
Dr. Chandradewana Boer Majalah Swara Samboja merupakan majalah ilmiah populer mengenai konservasi
Dr. Hendra Gunawan yang diterbitkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi
Sumber Daya Alam setiap caturwulan (4 bulan) sekali.
Tri Atmoko, S.Hut, M.Si
Redaksi menerima artikel untuk Majalah Swara Samboja dengan ketentuan
REDAKSI PELAKSANA :
sebagai berikut :
Taufiqurrohman, S.Hut, MPA - Naskah diketik diatas kertas kuarto (A4) dengan huruf Times New Roman 12 point
Eka Purnamawati, S.Hut dengan 1,5 spasi dan maksimal 3000 karakter.
- Naskah dilengkapi dengan gambar atau foto pendukung dengan resolusi >300 dpi
DESAIN GRAFIS DAN LAYOUT : lengkap dengan keterangannya.
Agustina Dwi Setyowati, S.Sn - Naskah yang masuk akan dikoreksi oleh dewan redaksi dan akan dikembalikan
ke penulis sampai naskah dinyatakan siap terbit.
Tajuk Utama

Ulfah Karmila Sari dan Ike Mediawati


[ Peneliti pada Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam ]
Agustina DS.

Kutipan tersebut muncul dari rasa kekhawatiran banyak orang


yang saat ini penuh dengan hiruk pikuk kehidupan modern.
Mereka semua menginginkan sesuatu yang baru dan bisa
memperbaiki ritme harian yang mulai jenuh dan
membosankan. Manakala keinginannya untuk menikmati
kehidupan yang tenang dan damai itu adalah kehidupan di
rumah yang penuh cinta kasih dan pengertian tak terbatas.
Suasana itu disetarakan dengan satu hal
“alam”
Pendahuluan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi tahun 2015 mencanangkan
program “Ayo ke Taman Nasional”. Langkah ini diambil dalam
Berwisata saat ini menjadi tren tersendiri, bahkan menjadi rangka mendukung Target Pariwisata Nasional 2015-2019, yaitu
gaya hidup bagi sebagian orang. Ada yang hanya sekedar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik asing dan lokal
melepas kejenuhan dari aktifitas rutin atau hanya sekedar untuk sehingga banyak wisatawan baik lokal maupun asing yang
ajang pamer. Tentu saja hal ini menjadi keuntungan tersendiri tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat wisata alam di
bagi industri pariwisata, dan menambah pendapatan kawasan taman nasional.
perekonomian.
Contohnya saja negara yang dijuluki “Raja Wisata Alam di
Menurut Undang Undang No.10 Tahun 2009 tentang Amerika Tengah”Costa Rika. Costa Rika memiliki keindahan alam
pariwisata, yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan yang sangat luar biasa, sehingga menempati peringkat ketiga
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok setelah Brazil dan Meksiko dari World Economic Forum (WEF)
orang dengan mengunjungi tempat tertentu bertujuan melalui Travel dan Tourism Competitiveness Report pada awal
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan Mei 2017 (Chandra, 2017) Salah satu tempat wisata alamnya
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu yaitu Arenal Volcano National Park. Taman Nasional yang dibuka
sementara. Tempat tertentu ini tentu saja menawarkan hal-hal sejak tahun 1991 merupakan habitat bagi satwa liar seperti
yang menarik sehingga banyak orang yang mengunjungi monyet-kapuchin wajah-putih, ular boa, dan kungkang. Taman
tempat tersebut. Tempat tersebut bukan hanya menawarkan nasional tersebut terkenal dengan wisata air terjun La Fortuna.
hal-hal yang menarik saja akan tetapi juga didukung oleh Taman nasional ini dapat dinikmati dengan berkuda atau dapat
berbagai fasilitas serta layanan agar memudahkan pengunjung dengan berarung jeram menikmati pemandangan hutan
untuk mendatangi. dengan menyusuri sungai Blancas Penas, Toro dan Balsa.

Wisatawan biasanya memilki tujuan tersendiri saat Melihat potensi wisata alam di Indonesia, memungkinkan
berwisata. Ada yang ingin bersantai menikmati pemandangan, saja bagi Indonesia untuk menjadi “Raja Wisata Alam”
menambah pengetahuan, mencari suasana baru dan ada yang selanjutnya. Pemanfaatan jasa lingkungan melalui wisata alam,
ingin berpetualang. Tujuan wisata itu sendiri juga tergantung menarik wisatawan lokal dan wisatawan asing, tentu saja
dari tempat wisata yang dikunjungi. Umumnya tujuan wisata menambah pendapatan devisa negara. Sejak diberlakukannya
terutama untuk orang datang bersenang-senang. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan
Tarif atas Jenis PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) pada
Saat ini tempat-tempat wisata yang digemari wisatawan Kementerian Kehutanan, sampai akhir tahun 2014 bidang
yaitu tempat wisata yang alami, seperti hutan, gunung, danau, Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi terutama
pantai, sungai dan laut. Tempat wisata bertema alam ini wisata alam telah memberikan kontribusi berupa PNBP. Selama
umumnya berada dalam kawasan taman nasional. Kementerian 5 tahun dari tahun 2008 s.d. 2014, telah terjadi peningkatan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dibawah Direktorat PNBP per tahun yang cukup signifikan (Tabel 1).
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Pemanfaatan

Tabel 1. Perkembangan Jumlah PNBP bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi Periode 2008-2014
SUMBER PNBP
TAHUN JUMLAH (Rp)
PIPPA (Rp) IHUPA (Rp) KARCIS MASUK (Rp)
2008 1.685.000 14.139.885 5.936.555.262 5.952.380.147
2009 192.870.566 193.493.400 7.517.956.832 7.904.320.798
2010 294.319.660 1.076.858.586 19.444.242.426 20.815.420.672
2011 102.922.500 118.212.233 26.679.137.821 26.900.272.554
2012 357.718.000 188.262.278 20.039.871.992 20.585.852.270
2013 55.788.000 241.623.598 36.073.742.293 36.371.153.891
2014 6.540.410.000 257.082.092 61.362.736.962 68.160.229.054
Sumber: Direktorat PJLKKHL, 2015
Keterangan :
PIPPA : Pendapatan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam
IHUPA : Izin Hasil Usaha Pemanfaatan Air

04
Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa tetapi terdapat tempat khusus yang dibangun untuk berfoto
pemanfaatan jasa lingkungan terutama untuk wisata tentu saja atau berselfie ria.
sangat menguntungkan. Bukan hanya menambah devisa
negara melalui biaya karcis masuk tempat wisata akan tetapi
masyarakat sekitar tempat wisata juga mendapat keuntungan.

Ekowisata sebagai Wisata Kekinian


Kegiatan ekowisata sangat “booming” saat ini. Ekowisata
sendiri menurut Fandeli (2000) merupakan suatu perjalanan
wisata ke area yang masih alami dengan tujuan melestarikan
lingkungan dan memberi manfaat secara ekonomi dan
mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat.
mensejahterakaan penduduk setempat dilingkungan tersebut.

Vike Margareta
Berbeda dengan wisata rekreasi pada umumnya yang hanya
datang ke tempat wisata buatan seperti taman rekreasi, dunia
hiburan atau dunia fantasi.

Indonesia memiliki potensi ekowisata yang sungguh luar Tempat berfoto yang dibangun khusus pengelola
biasa. Alam Indonesia “menjual” sesuatu yang dapat membuat Kalibiru untuk menarik wisatawan
siapa saja kagum akan pemandangan yang masih asri, flora dan
fauna yang belum pernah dilihat atau di jumpai sebelumnya. Selain Kalibiru, Bukit Bulu Coban Rais di Malang sangat terkenal.
Keindahan dan keunikan pemandangan Indonesia menjadi Selain menawarkan tempat khusus untuk berfoto, terdapat fasilitas
daya tarik wisatawan asing dan wisatawan lokal. Wisatawan tempat tidur gantung (hammock), yang menyajikan pemandangan
yang datang ke tempat wisata alam sekarang pun tidak terbatas dan suasana di alam untuk berfoto. Selain itu terdapat tempat untuk
kepada kelompok tertentu, seperti pencinta alam, pendaki menyusuri suatu kawasan (tracking) yang cukup menantang yaitu
gunung atau penyelam. Kini, wisatawan yang paling banyak harus menyebrangi sungai sebanyak 14 kali, sambil menikmati
mengunjungi tempat wisata alam (TWA) didominasi oleh pemandangan air terjun (Coban).
kalangan anak muda. Hal ini, tidak lepas dari berkembangnya
tren kekinian yaitu melakukan swafoto unik untuk dipajang di
laman akun sosial pribadi.

Minat masyarakat yang mencari tempat-tempat wisata

Novia Rachmawati
alam unik sebagai latar swafoto tersebut mendorong
perkembangan TWA baru dan peningkatan fasilitas tempat-
tempat wisata yang sudah ada. Pengelola TWA, baik dalam
bentuk badan usaha ataupun swadaya masyarakat, perlu
mengemas wisata alam di tempatnya semenarik mungkin Spot berfoto yang dibangun khusus pengelola Bukit Bulu
sehingga banyak wisatawan yang datang. Kemasan yang Coban Rais Malang untuk menarik wisatawan
ditawarkan tidak hanya berupa fasilitas fisik saja tetapi juga
perlu dirancang acara-acara atau kegiatan-kegiatan di alam
yang melibatkan para pengunjung. Tentu saja hal tersebut
dilakukan dengan memperhatikan konsep-konsep atau
pendekatan agar obyek wisata tersebut tetap lestari yaitu
memanfaatkan alam untuk tujuan wisata tanpa merusak.
www.dakatour.com

Contohnya saat ini banyak tempat wisata alam yang


menawarkan lokasi untuk outbond atau tempat berfoto unik
dengan latar belakang pemandangan yang indah. Seperti
wisata alam Kalibiru di Desa Hargowilis, Kec. Kokap, Kulonprogo,
Hammock sebagai fasilitas untuk berfoto di Bukit Bulu
Yogyakarta. Tempat ini bukan hanya menawarkan Coban Rais Malang
pemandangan alam, berupa hutan, bukit dan danau saja, akan
05
Di Cikole, Lembang dan Lodge Maribaya terdapat jasa mendapat kunjungan lapangan mahasiswa dan pelajar yang
penginapan yang dapat dijumpai dan sering didatangi ingin mempelajari keanekaragaman flora dan fauna atau fungsi
pengunjung. Selain itu terdapat Tebing Citatah yang hutan secara umum. Dari seringnya kunjungan mahasiswa dan
menawarkan tempat santai menggunakan tempat tidur pelajar tersebut, minat masyarakat untuk mengunjungi KHDTK
gantung diatas bukit kapur. Hal ini justru bukan hanya menarik Samboja pun meningkat. Bisa dikatakan KHDTK Samboja
wisatawan untuk berkunjung akan tetapi turut membantu memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek
menjaga bukit kapur tersebut dari aktivitas pertambangan. ekowisata. Keanekaragaman flora dan fauna juga keunikan
bentang alam yang dimiliki KHDTK Samboja dapat menjadi hal
Potensi Wisata Alam di KHDTK Samboja yang menarik untuk di eksplore atau di jelajah.

Potensi wisata alam saat ini bukan hanya yang berada di Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa KHDTK
kawasan taman nasional masih banyak kawasan alami di luar Samboja memiliki potensi wisata alam atau ekowisata yang
taman nasional dengan potensi obyek daya tarik wisata. Salah tinggi. Ekowisata alam ini tidak sekedar meliputi keindahan
satunya merupakan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus pemandangan alam yang asri atau flora dan fauna yang unik,
(KHDTK) di Samboja. KHDTK Samboja adalah kawasan hutan tetapi terdapat keunikan potensi wisata lain yang dapat
yang diperuntukkan sebagai hutan penelitian. Kawasan ini digunakan sebagai objek wisata pendidikan yang berbasis
merupakan bagian dari Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dan lingkungan. Keunikan tersebut adalah adanya air terjun dan
terletak di jalan poros Balikpapan-Samarinda dan jalan sumber air panas. Di Kalimantan Timur, keberadaan sumber air
Samboja-Sepaku. Letak yang strategis inilah sehingga panas tergolong langka karena tidak adanya gunung berapi di
memudahkan pengunjung untuk datang berwisata. provinsi ini. Oleh karena itu, sumber air panas di KHDTK Samboja
dapat menjadi nilai tambah dalam pengembangan ekowisata
KHDTK Samboja tidak hanya diperuntukkan sebagai di kawasan ini.
tempat penelitian saja, akan tetapi juga dimanfaatkan sebagai
sarana pendidikan lingkungan. KHDTK Samboja sering Adapun objekwisata di KHDTK Samboja yang berpotensi
untuk dikembangkan antara lain :

N
AIR TERJU

Samarinda

OTO
SPOT PH
AIR PAN
Km AS
9
PUSAT INFORMASI
u S
Km
10 ep
ak
Km KHDTK USUR SUNGA
-S 8 I
bo
ja SAMBOJA RINTIS
Km
Sam WARTONO
Jl.

11 KADRI
Km Km
Km 6 39
7
Km
5 Km rintis
wartono kadri TREK
4 Km Km HENRY BASTAMAN
tta

3 2
TREK TBO 1.375 M
- Ha

Km
TRI JOKO MULYONO 1
rno

300 M Km
38
a
oek

Peta wisata KHDTK Samboja


Jl. S
n
apa
ikp
Bal

06
Air Terjun KHDTK
Air terjun yang ada di dalam KHDTK Hutan Penelitian Samboja masih
belum banyak diketahui oleh masyarakat Kecamatan Samboja. Jaraknya yang
cukup jauh dari jalan raya membuat lokasi ini “tersembunyi” di dalam hutan.
Bentang alam unik ini baru ditemukan sekitar tahun 2015 oleh petugas
pengelola KHDTK Hutan Penelitian Samboja. Kondisinya sampai saat ini masih
alami dan belum dikelola. Tinggi air terjun + 15 m, bagian bawah air terjun yang
tidak terlalu dalam dapat digunakan berenang, meskipun tidak begitu luas.

Air Panas
Potensi objek wisata alam air panas sampai saat ini belum terkelola untuk
tujuan wisata. Namun pengelolaan telah dilakukan secara rutin oleh BP2TKSDA
Samboja. Terletak di Km 6 jalan Semoi-Sepaku masuk sebelah kanan jalan sekitar

BS. Sitepu
1.5 km atau dapat juga di tempuh dari jalan Soekarno-Hatta Km 39 sebelah kiri
jalan masuk sekitar 3 km, objek wisata alam air panas memiliki daya tarik
tersendiri yang menarik dan unik, apalagi di sekitarnya masih terdapat hutan
utuh yang masih sangat baik. Air panas yang keluar dari dalam tanah di sela-sela Air terjun di KHDTK Samboja
dinding bebatuan.
Amir Ma’ruf

b c d e

Air Panas KHDTK (a,b), jalur menuju air panas KHDTK Samboja (c), camping ground (d,e)
Pintu masuk Rintis Wartono Kadri

Rintis Wartono Kadri Dengan topografi yang bervariasi dan adanya sungai
yang melintas di hutan kecil ini, pengunjung dapat merasakan
Rintis Wartono Kadri adalah jalur observasi yang berada di jalur menurun, mendaki dan berjalan di daerah rawa, sehingga
kawasan hutan yang masih utuh, belum pernah terbakar dan dapat merasakan sensasi berpetualang di dalam hutan.
merupakan salah satu contoh hutan dataran rendah
Dipterocarpaceae di Kecamatan Samboja. Saat ini, Rintis
Wartono Kadri aktif digunakan untuk tempat penelitian dan
kunjungan wisata pendidikan baik dari para pelajar maupun
mahasiswa.

Keindahan hutan Rintis Wartono Kadri terletak pada


tutupan tajuk dari berbagai jenis kelompok Dipterocarpaceae
(Atmoko et al, 2015). Selain itu, di Rintis Wartono Kadri juga a
terdapat berbagai jenis liana, palem hutan, dan pakis hutan.
Tutupan tajuk yang cukup rapat menyebabkan udara di dalam
hutan cukup sejuk bahkan di siang hari terik sekali pun. Berjalan
di antara pohon berdiameter besar dan akar banir yang tinggi
menjadi pengalaman menarik dan pelepas stress bekerja.
Mardi T. Rengku

Rintis Wartono Kadri menjadi habitat berbagai jenis satwa


liar, sehingga bila mengunjungi tempat ini di pagi hari, suara
berbagai jenis burung dan serangga dapat terdengar di
sepanjang jalan setapak. Area ini menjadi kantung satwa dari b
hutan-hutan sekitarnya saat terjadi kebakaran di KHDTK Lutung merah (Presbitys rubicunda) (a), dan sepasang
Samboja pada tahun 1997 dan 2015. kubung malaya (Cynocephalus variegates Audebert)
di Hutan Rintis Wartono Kadri (b)

08
Peresmian Trek Tri Joko Mulyono tanggal 5 Februari 2016

Trek Tri Joko Mulyono keasrian hutan dan menghirup udara yang masih bersih.
Namun, juga dapat mengenal jenis tumbuhan obat dan
Trek Tri Joko Mulyono adalah trek tanaman obat yang khasiatnya. Terdapat papan nama jenis tumbuhan tersebut
dibangun dengan tujuan utama untuk konservasi tanaman sebagai panduan bila berkunjung ketempat ini. Teknisi Balitek
obat yang merupakan bagian dari penelitian di Balitek KSDA. KSDA juga dapat bertindak sebagai guide yang dapat
Jalur tanaman obat ini diberi nama Trek Tri Joko Mulyono yang menjelaskan khasiat dari jenis-jenis tumbuhan tersebut.
merupak an mantan Sek retaris Badan Penelitian,
Pengembangan dan Inovasi KLHK. Trek yang diresmikan tanggal
5 Februari 2016 memiliki panjang 300 m. Berbagai jenis
tanaman obat hasil eksplorasi dibudidayakan baik secara eksitu
maupun insitu di demplot yang dibangun pada tahun 2012
tersebut. Menurut Yusub Wibisono, teknisi Balitek KSDA yang
melakukan inventarisasi tanaman obat di trek tersebut, terdapat
58 tanaman obat yang sudah diidentifikasi jenisnya, tetapi
masih banyak yang belum teridentifikasi. Jenis tanaman obat
tersebut memiliki bentuk hidup yang bervariasi dari pohon,
Jalur tanaman obat
perdu, semak dan liana. Diantaranya adalah jenis seluang
belum, pasak bumi, tunjuk langit, mengkudu hutan, dan lidah
adam. Khasiatnya beragam; dari mulai menyembuhkan sakit
ringan seperti sakit kepala dan demam hingga sakit yang berat
seperti berak darah.

Pada perkembangannya, tempat ini menarik mahasiswa


farmasi yang membutuhkan pengetahuan tentang tanaman
obat Indonesia. Kunjungan rutin yang dilakukan minimal
setahun sekali oleh mahasiswa tersebut menunjukkan trek ini
berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata edukasi. Kunjungan mahasiswa Akademi Farmasi Samarinda
Pengunjung yang datang tidak hanya sekedar menikmati
09
Wisata susur sungai di KHDTK Samboja

Wisata Susur Sungai


Di KHDTK Samboja terdapat aliran sungai yang cukup
besar yaitu sungai Petetai dan sungai Saka Kanan. Sungai-
sungai tersebut memiliki potensi untuk wisata susur sungai
(tubing). Kegiatan susur sungai tersebut menggunakan ban
dalam dan sangat bergantung dengan tinggi permukaan air
sungai. Di awal musim hujan debit air sungai mulai naik
sehingga menjadi saat yang tepat sungai untuk diarungi.
Dengan alasan keamanan, wisatawan yang ingin menyusuri
sungai harus menggunakan pelampung, karena dikhawatirkan
akan terjatuh dari ban pada saat mengarungi bagian sungai
dengan arus yang deras.

Saat menyusuri sungai dengan ban, wisatawan juga


disuguhi pemandangan alam hutan KHDTK yang masih asri.
Pohon-pohon yang tumbuh di pinggir sungai dengan tutupan
kanopi yang cukup rapat memberikan keteduhan dan sensasi
sejuk serta gelap seperti susur sungai di dalam gua. Hal inilah
yang menjadi daya tarik wisata susur sungai di KHDTK Samboja.

Menikmati keindahan hutan tropis Kalimantan

10
Permasalahan Penutup
Tidak mudah mengembangkan sebuah tempat wisata Wisata alam merupakan wisata yang tidak sekedar
alam. Berbagai kendala seperti status pengelolaan lahan, menyuguhkan panorama alam semata. Bila ditambahkan
aksesibilitas, dan infrastruktur yang mendukung dapat dengan kegiatan-kegiatan tertentu, wisata alam, terutama
menyulitkan pengembangan suatu kawasan menjadi tempat di hutan seperti di KHDTK Samboja, juga dapat menjadi
wisata alam. Hambatan yang dialami pengelola KHDTK sarana pendidikan lingkungan hidup. Sensasi petualangan
Samboja sendiri adalah status lahan dan aksesibilitas. di alam liar dengan belajar dan mengenal alam lebih dekat
merupakan suatu hal yang jarang di dapatkan dan menjadi
Hampir semua tempat wisata alam mengalami kendala nilai tambah untuk tren wisata “kekinian”.
status pengelolaan lahan. KHDTK Samboja yang statusnya
bukan sebagai lokasi wisata, melainkan untuk penelitian dan Daftar Pustaka
pendidikan tentu menyulitkan pengembangan kawasan ini
sebagai objek wisata. Meskipun demikian, kegiatan-kegiatan Atmoko, T., I. Yassir, B.S.Sitepu, Mukhlisi, S.A.Widuri, T. Muslim, I. Mediawati, & A.
Ma'ruf. 2015. Keanekaragaman Hayati Rintis Wartono Kadri “Miniatur Hutan Tropis
wisata yang akan diselenggarakan dapat diselaraskan dengan Kalimantan di KHDTK Samboja”. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya
tujuan KHDTK Samboja sendiri. Objek-objek wisata potensial Alam. Samboja.
yang ada dapat dikemas sebagai tempat wisata alam dengan
Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi KSDAE – Kementerian
konsep pendidikan lingkungan hidup, sehingga dapat Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ayo Ke Taman Nasional.http://ekowisata.org/ayo-
mengenalkan konsep berwisata sambil belajar mengenal alam ke-taman-nasional/. Diakses tanggal 10 Juli 2017
ke masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa.
Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi.2015. Rencana Kerja
Tahun 2016.Bogor
Selain kendala status, kemudahan mengakses tempat
wisata juga menjadi faktor penentu berkembangnya suatu Fandeli, C. 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata. Fakultas Kehutanan UGM,
tempat wisata. Keberadaan jalan dan alat transportasi umum Unit KSDA DIY, Pustaka Pelajar.
biasanya menjadi pertimbangan wisatawan dalam memilih Undang Undang No.10 Tahun 2009 tentang pariwisata
lokasi wisata. Aksesibilitas objek-objek wisata di KHDTK
Samboja memang masih minim. Beberapa lokasi seperti Rintis Chandra. 7 Tempat Wisata Alam Paling Ekstrem di Kosta Rika.
http://amerika.panduanwisata.id/amerika-t engah/7-tempat-wisata-alam-paling-
Wartono Kadri memang terletak dekat jalan utama. Hanya air ekstrem-di-kosta-rika/2/. Diakses tanggal 15 November 2017
terjun dan air panas yang aksesnya sulit karena terletak jauh di
dalam hutan dan belum dibangun jalan yang memadai. https://www.arenalobservatorylodge.com/activities/arenal-volcano-tours n de
agencias virtuales de publicidad.
Agustina DS.

11
Daya Tarik
dan Jenis-jenis

Satwa Primata
di KHDTK Samboja

Tri Atmoko
[ Peneliti pada Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam ]

Mungkin sebagain kita mengenal George? Ya, seekor simpanse kecil yang ada
dalam film kartun anak-anak berjudul Curious George. Film yang diangkat dari
serial buku anak-anak karangan Hans Augusto Rey dan Margret Rey itu
menceriterakan kehidupan seekor simpanse kecil yang serba ingin tau. Film
kesayangan anak–anak itu baru mengangkat sisi menarik hanya dari satu jenis
primata. Padahal kita masih memiliki ratusan jenis primata yang menunggu
kreativitas kita untuk dikaji dan dikembangkan.

12
Pendahuluan - Wajah yang datar seiring dengan menurunnya
tingkat penciuman,
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan jenis
- Mata berorientasi ke depan, sehingga
satwa primata yang paling tinggi di Asia. Hal tersebut sangat
memungkinkan penglihatannya secara binokuler,
didukung dengan kondisi geografis dan kondisi hutan hujan
tropisnya yang secara umum sesuai untuk kehidupan satwa - Kaki dan tangan memiliki lima jari yang dilengkapi
primata. Belasan ribu pulau besar dan kecil yang membentuk dengan kuku bukan cakar,
Negara Kesatuan Republik Indonesia juga hal yang paling
berpengaruh terhadap tingginya jumlah jenis primata - Posisi ibu jari yang berlawanan dengan jari lainnya
Indonesia. Sebagai contoh di kepulauan Mentawai yang luasnya sehingga memungkinkan untuk menggenggam,
hanya 0,3% dari luas daratan Indonesia memiliki empat jenis
primata yang semuanya adalah jenis endemik. Demikian juga di - Plasenta terhubung dengan dinding rahim, dimana
Pulau Sulawesi yang sejauh ini telah diketahui dihuni oleh sumber makanan untuk bayi disalurkan dari tumbuh
sebanyak 21 jenis primata yang endemik, dan belum lagi jenis induk melalui plasenta tersebut,
primata yang menghuni berbagai pulau besar dan kecil lainnya.
- Waktu perkembangannya yang lama baik saat
KHDTK Samboja adalah hutan penelitian dengan kondisi maupun sesudah dilahirkan,
tutupan lahan bervariasi dan menjadi habitat dari berbagai
- Memiliki jumlah anak yang sedikit, namun
satwa primata. Kondisi hutannya meliputi hutan hujan dataran
kemampuan hidup biasanya tinggi.
rendah yang masih alami, hutan sekunder bekas terbakar, areal
okupasi ladang oleh masyarakat sampai beberapa lahan yang
telah terbuka. Khusus untuk hutan yang kondisinya masih baik
Jenis-jenis Primata
memiliki stratifikasi tajuk yang masih lengkap dan komposisi
jenis tumbuhan yang bervariasi. Hal tersebut merupakan Sejauh ini para imuwan telah mengidentifikasi setidaknya
kondisi ideal bagi kehidupan berbagai jenis satwa primata.
sebanyak 488 jenis satwa primata di dunia (Rylands &
Seperti umumnya satwa primata yang sebagian besar adalah
Mittermeier, 2014). Dari jumlah tersebut, sebanyak 119 jenis ada
arboreal (beraktivitas di atas pohon) sehingga membutuhkan
di Asia dan sebanyak 59 jenis diantaranya bisa ditemukan di
pepohonan yang tinggi dan tajuk saling berhubungan
Indonesia (Roos et al., 2014). Jumlah jenis tersebut belum
(kontinyu) untuk berbagai aktivitasnya.
termasuk jenis orangutan yang baru dideskripsikan di akhir
Berdasarkan hasil invetarisasi dan pengamatan yang tahun 2017 ini, orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) (Nater
dilakukan penulis, setidaknya terdapat lima jenis satwa primata et al., 2017). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa
yang secara alami ada di KHDTK Samboja. Keberadaan satwa jumlah satwa primata yang ada di Indonesia adalah sebesar
primata tersebut secara ekologi sangat penting bagi kelestarian 12% dari primata di dunia atau hampir separuh dari primata di
hutan. Karena primata adalah kelompok satwa yang berperan Asia.
penting bagi proses regenerasi tumbuhan di hutan. Beberapa
jenis satwa primata adalah pemakan buah dan biji, sehingga Jumlah satwa primata yang cukup banyak di Indonesia
mereka berperan sebagai agen penyebar biji dengan jangkauan adalah potensi terpendam yang sangat besar. Potensi tersebut
sebaran cukup luas. Selain itu keberadaan berbagai satwa perlu diteliti dan digali lebih lanjut untuk mengetahui berbagai
primata di KHDTK Samboja akan memberikan warna lain yang potensi manfaat yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan,
lebih atraktif untuk kunjungan atau observasi. baik manfaat langsung maupun tidak langsung.

Apa itu Primata Kenapa primata “special”?


Primata adalah salah satu ordo dari mamalia yang Menilik dari asal katanya primata berasal dari bahasa Latin,
dianggap memiliki struktur perkembangan biologis yang yang merupakan bentuk jamak dari primat- atau primas.
terbaik dibandingkan kelompok lainnya. Kelompok ordo Menurut merriam-webster dictionary kata tersebut memiliki
primata secara umum dicirikan sebagai berikut (dikembangkan arti yang utama atau tingkat pertama. Sehingga secara makna,
dari Cowlishaw dan Dunbar 2000): ordo Primata adalah kelompok yang tinggi dan lebih maju
dibandingkan dengan kelompok satwa lainnya di dunia hewan.
- Memiliki proporsi ukuran otak yang relatif lebih besar
terhadap ukuran tubuhnya,

13
Secara taksonomi manusia atau human berada di dalam 3. Sistem sosial
ordo Primata. Sehingga kelompok satwa primata sering disebut
dengan istilah non-human primata. Penamaan ordo Primata Secara umum primata hidup secara berkelompok. Sistem
yang diartikan sebagai kelompok yang mempunyai tingkatan sosial pada satwa primata juga cukup kompleks. Sistem hierarkhi
lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya tentu yang ada pada kehidupan primata menciptakan struktur sosial
dengan berbagai alasan. yang terlihat jelas dalam kehidupan satwa primata. Individu
dominan akan lebih banyak menguasai dalam hal akses sumber
1. Taksonomi daya yang tersedia dibandingkan individu sub-ordinat lainnya.

Menjawab pertanyaan tersebut, alasan yang pertama 4. Flagship Species


akan muncul tentu saja karena secara taksonomi manusia
berada di dalam kelompok tersebut. Selain manusia (human) Beberapa jenis primata seringkali digunakan sebagai jenis
yang termasuk dalam ordo primata adalah jenis lemur, tarsius, bendera (flagship species). Jenis bendera adalah jenis yang unik
monyet dunia lama, monyet dunia baru, dan kera. dan memiliki daya tarik tinggi untuk dijadikan icon dalam upaya
konservasi di suatu kawasan yang menjadi habitatnya. Jenis
Upaya pengelompokan makhluk hidup sudah dimulai
bendera inilah yang selalu digaungkan dan sering ditawarkan
sejak zaman Yunani. Manusia pertama yang berusaha
untuk mendapatkan dukungan untuk kegiatan konservasi.
mengelompokkan makhluk hidup adalah Aristoteles (384-322
Beberapa jenis primata yang seringkali dijadikan sebagai jenis
SM), seorang filusuf Yunani yang terkenal. Pada masa tersebut
bendera seperti gorilla, orangutan, bekantan, owa jawa, dan
makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan perawakannya.
tarsius.
Selanjutnya pada masa modern, adalah Carolus Linnaeus (1707-
1778), Ilmuwan Swedia yang dikenal sebagai bapak taksonomi Semakin unik dan menarik jenis bendera yang diusung akan
modern, membuat klasifikasi berdasarkan ciri seksualnya. Pada semakin besar perhatian dunia terhadap jenis tersebut. Hal
perkembangan selanjutnya klasifikasi makhluk hidup tersebut dapat mengundang simpati banyak orang untuk tergerak
didasarkan pada filogenetiknya, yaitu hubungan genetik membantu kegiatan upaya konservasi jenis dan kawasan yang
dengan nenak moyangnya. Seiring dengan loncatan menjadi habitatnya.
perkembangan teknologi genetika akhir-akhir ini membawa
perubahan yang revolusioner dengan pengelompokkan 5. Umbrella Species
makhluk hidup berdasarkan molekuler.
Umbrella species adalah jenis yang memerlukan sumber
2. Intelegensi daya habitat yang tinggi di habitatnya. Sehingga jika kita
melindungi habitatnya secara baik maka jenis tumbuhan dan
Primata memiliki intelegensi relatif lebih tinggi satwa lainnya yang berada di bawahnya akan ikut terlindungi.
dibandingkan kelompok hewan yang lainnya. Tentu manusia Sebagai contoh primata yang merupakan umbrella species adalah
adalah yang paling tinggi tingkat integensiannya. Hal tersebut orangutan dan bekantan. Kedua primata tersebut memerlukan
sangat dipengaruhi oleh proporsi ukuran otaknya yang relatif habitat yang cukup luas untuk mendukung seluruh aktivitasnya.
lebih besar dibandingkan ukuran tubuhnya dibandingkan otak Selain itu diperlukan kondisi hutan dengan struktur dan komposisi
primata yang lainnya. jenis tumbuhan yang beragam sebagai sumber pakannya.
Sebagai satwa arboreal mereka juga memerlukan pepohonan
Jenis satwa primata lainnya secara umum juga memiliki
yang relatif besar, tinggi dengan tajuk yang saling terhubung satu
kecerdasan di atas satwa lainnya, terutama jenis terdekat
dengan lainnya untuk menunjang pergerakannya.
dengan manusia. Kelompok satwa kera besar (great apes)
seperti gorilla, simpanse, bonobo dan orangutan memiliki Menetapkan jenis tersebut sebagai jenis payung dan
kecerdasan di atas rata-rata satwa primata lainnya. Dengan melakukan upaya perlindungan terhadap jenis dan habitatnya,
kecerdasannya tersebut mereka mampu belajar dan maka secara otomatis juga akan banyak jenis lain yang akan
menggunakan benda yang ada di sekitarnya untuk mendukung terlindungi.
berbagai aktivitasnya. Upaya menggunakan alat tersebut biasa
disebut dengan tool use. 6. Eye caching
Beberapa satwa primata memiliki karakteristik yang unik dan ciri
khusus yang menarik perhatian. Sebagai contoh bekantan yang

14
memiliki hidung yang terbesar di atara jenis primata, monyet Pergerakannya sangat lincah dan cepat, sehingga cukup sulit
madrill (Mandrillus sphinx) yang memiliki wajah yang colourfull, untuk diikuti di dalam hutan.
orangutan yang memiliki cheek-pad, lutung merah yang
berwarna kontras dengan hijau dedaunan di hutan, dan masih Keberadaan owa di dalam hutan lebih mudah dikenali
banyak hal menarik dari jenis primata lainnya. Hal yang terlihat dari long call yang biasa mereka suarakan pada saat pagi hari
menarik secara visual inilah yang menjadi potensi untuk atau sesaat setelah hujan berhenti. Long call tersebut sebagai
dikembangkan sebagai obyek daya tarik ekowisata. tanda wilayah kekuasaanya bagi kelompok owa lain yang ada di
sekitarnya.

Jenis primata di KHDTK Samboja Biasanya owa hidup secara berpasangan atau lebih
dikenal dengan monogamous. Satu kelompok owa terdiri dari
Setidaknya terdapat empat jenis primata yang secara sepasang dewasa yang diikuti oleh satu sampai tiga individu
alami ada di KHDTK Samboja. Jenis tersebut adalah owa kelawat, anaknya.
lutung merah, lutung kelabu, monyet beruk, dan monyet ekor
panjang. Selain itu terdapat jenis yang belakangan ini sering Keberadaan owa di KHDTK saat ini diperkirakan
terlihat keberadaannya di kawasan KHDTK Samboja, yaitu menempati daerah yang masih berhutan, baik hutan sekunder
bekantan dan jenis yang pernah dilepasliarkan, yaitu kukang. maupun hutan yang masih bagus dan sedikit mengalami
Jenis primata terakhir yang hadir di KHDTK Samboja adalah gangguan. Lokasinya meliputi hutan di sekitar km 7, sekitar air
orangutan kalimantan yang akan direhabilitasi di hutan KHDTK panas, hutan di Rintis Wartono Kadri, dan di sekitar tegakan
Samboja. benih ulin.

Jenis-jenis primata yang ada di KHDTK Samboja adalah


sebagai berikut:

Agustina DS.
Lutung merah
Agustina DS.

2. Lutung merah
Owa kelawat
Lutung merah adalah kelompok primata dari subfamili
1. Owa kelawat Colobinae. Kelompok primata ini memiliki kemiripan dalam hal
system pencernaan, yaitu adaptasi untuk mencerna sumber
Owa kelawat termasuk dalam kelompok kera kecil (lesser pakan utamanya yang berupa dedaunan. Lutung merah adalah
apes). Kera dicirikan dengan tidak dimilikinya ekor yang terlihat salah satu jenis primata endemik Borneo. Sesuai dengan
(visible). Di Pulau Kalimantan terdapat empat jenis owa, yaitu namanya, tubuh lutung merah diselimuti dengan rambut yang
Hylobates funereus, H. muelleri, H. alibarbis, H. abbotti (Phillipps & berwarna merah, kecuali bagian wajahnya yang berwarna
Phillipps 2016). Jenis owa yang ada di KHDTK Samboja adalah gelap. Seperti halnya jenis lutung lainnya, lutung merah
termasuk dari jenis Hylobates muelleri (Atmoko et al., 2015). Jenis memiliki ekor yang panjang. Ekor ini sangat berguna
tersebut secara umum menyebar di antara sungai Mahakam di keberadaannya bagi lutung untuk menjaga keseimbangan saat
sebelah utara dan sungai Barito di sebelah barat. beraktivitas atau sedang duduk pada cabang di atas ketinggian
pepohonan.
Owa termasuk jenis arboreal, yaitu aktivitasnya berada di
atas pohon dan sangat jarang turun ke tanah. Sistem Menurut (Smith, 2014) lutung merah memiliki sebaran
pergerakannya dilakukan secara swinging atau berayun dari alami yang cukup luas di Borneo dan terdiri dari lima sub-jenis,
cabang pohon yang satu menuju dahan pohon yang lainnya. yaitu Presbytis rubicunda carimatae, P. rubicunda chrysea, P.
rubicunda ignita, P. rubicunda rubicunda, dan P. rubicunda rubida.

15
Lutung merah yang ada di KHDTK Samboja termasuk sub-jenis P. 4. Monyet ekor panjang
rubicund rubicunda, yang keberadaannya diketahui berada di
daerah hutan Rintis Wartono Kadri, sekitar sumber benih Monyet ekor panjang adalah primata yang memiliki
agathis-lai-gaharu. Kelompok lutung merah juga sering terlihat tingkat adatasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Hal itu
dalam kelompok kecil di arboretum Samboja yang berdekatan dikarenakan beberapa hal, yaitu: Pertama, monyet ekor
dengan permukiman dan kantor Balitek KSDA. panjang adalah primata pemakan segala atau omnivore, karena
sistem pencernaannya mirip dengan manusia. Kondisi tersebut
menyebabkan monyet ekor panjang memiliki rentang variasi
sumber pakan sangat luas. Kedua sistem sosial pada kelompok
monyet ekor panjang adalah multi-male multi-female sehingga
kesempatan untuk mendapat pasangan kawin selalu tersedia
dalam kelompoknya sepanjang waktu. Kondisi tersebut
menyebabkan perkembang biakannya relatif cepat
dibandingkan primata lainnya. Ketiga, monyet ekor panjang
adalah satwa yang terrestrial-arboreal, yaitu aktivitasnya
Tri Atmoko

dilakukan baik di permukaan tanah maupun di atas pohon.


Sehingga terjadinya kerusakan dan fragmentasi habitat tidak
terlalu berpengaruh besar terhadap kehidupannya.
Lutung kelabu
Terlalu adaptifnya jenis primata ini membuatnya
3. Lutung kelabu overpopulasi di beberapa tempat dan menjadikannya sebagai
hama bagi masyarakat. Banyak tanaman pertanian dan
Pembeda antara lutung kelabu (Trachypithecus cristatus) perkebunan masyarakat yang dirusak, sering mencuri makanan
dengan lutung merah tentu dari warnanya. Postur tubuh lutung di perkampungan pinggir hutan, bahkan ada beberapa kasus
kelabu sama dengan lutung merah, hanya saja warna rambut monyet ekor panjang yang menyerang dan melukai manusia.
lutung kelabu adalah abu-abu atau silver. Sehingga jenis ini bisa
juga disebut dengan silvered langur. Terdapat dua sub-jenis Keberadaan monyet ekor panjang di KHDTK Samboja saat
lutung kelabu ini yaitu Trachypithecus cristatus vigilans yang ini menyebar di dalam hutan sekunder, tepi hutan, dan dekat
penyebaran alaminya di Pulau Natuna, dan T. cristatus cristatus permukiman masyarakat. Pemasangan kamera otomatis di
yang secara alami menyebar di pulau Borneo, Sumatera, hutan Rintis Wartono Kadri beberapa kali menangkap aktivitas
Kepulauan Riau, pantai barat Semenanjung Peninsula (Nijman & beberapa kelompok monyet ekor panjang ini.
Meijaard, 2008).

Beberapa kali lutung kelabu teramati beraktivitas di


Arboretum Samboja, namun selalu terlihat soliter. Padahal jenis
lutung adalah jenis primata yang hidup berkelompok. Belum
diketahui dengan pasti mengapa lutung abu-abu yang sering
terlihat tersebut selalu soliter (sendiri). Selain itu kelompok
lutung kelabu pernah teramati di daerah hutan rawa yang
berbatasan dengan hutan Rintis Wartono Kadri.
Agustina DS.

Beruk
Agustina DS.

Monyet ekor panjang

16
Agustina DS.

Bekantan (Nasalis larvatus)

5. Monyet beruk 6. Bekantan


Terdapat beberapa kemiripan morfologi beruk dengan Akhir-akhir ini terdapat suatu fenomena yang
monyet ekor panjang. Namun secara ukuran monyet beruk sebelumnya belum pernah terjadi, yaitu yaitu kehadiran
lebih besar dibandingkan monyet ekor panjang. Selain itu beruk bekantan jantan dewasa di sekitar Arboretum Samboja. Areal
memiliki ekor yang pendek dan sedikit melingkar meyerupai KHDTK Samboja, khusunya di sekitar Arboretum Samboja
ekor babi. Bentuk ekornya inilah yang menyebabkan jenis ini sampai di daerah sekitar hutan Wartono Kadri memang terdapat
sering disebut monyet ekor babi (pig-tile macaque). hamparan rawa-rawa yang sangat luas. Kondisi tersebut
Kehidupannya lebih terrestrial dibandingkan dengan monyet memang potensial sebagai habitat bekantan.
ekor panjang.
Kehadiran bekantan tersebut dimungkinkan berasal dari
Keberadaannya di KHDTK Samboja juga ditemukan di populasi bekantan yang berada di Sungai Lampek yang
areal hutan Rintis Wartono Kadri dan sering terlihat di daerah merupakan salah satu anak sungai yang bermuara di Sungai
pembuangan sampah sedang mengais makanan. Populasinya Merdeka. Sungai Merdeka tersebut bermuara di Sungai Kuala
di KHDTK diperkirakan tidak sebanyak populasi monyet ekor Samboja yang sudah sejak lama dikenal sebagai habitat
panjang. bekantan. Bekantan mulai bermigrasi ke KHDTK Samboja yang
memang berada di daerah hulu, karena sudah banyak aktivitas
masyarakat di daerah hilir. Meskipun upaya migrasi dari Sungai
Lampek menuju KHDTK Samboja membutuhkan usaha yang
cukup keras bagi bekantan, mengingat kedua lokasi dipisahkan
oleh jalan raya Balikpapan-Samarinda.

17
Penutup
Indonesia memiliki kekayaan jenis primata yang sangat
potensial untuk dikaji, digali dan terus dikembangkan.
Keunikan dan karakteristik yang menarik dari satwa primata
adalah modal yang kuat untuk diangkat sebagai obyek daya

BS. Sitepu
tarik ekowisata terbatas, pendidikan, dan penelitian di KHDTK
Samboja. Ketertarikan terhadap satwa primata tersebut akan
mendorong banyak orang untuk memberikan perhatian yang
lebih dan kesadaran untuk ikut serta dalam upaya
pelestariannya. Namun demikian dalam upaya pemanfaatan
dan pengembangannya perlu tetap memperhatikan aspek
kelestarian, kesehatan, dan kesejahteraan primata itu sendiri.
7. Kukang
Keberadaan kukang (Nycticebus coucang) di KHDTK
Samboja berasal dari hasil pelepasliaran yang dilakukan oleh Pustaka
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur.
Pelepasliaran kukang hasil sitaan tersebut dilakukan sekitar Atmoko, T., Yassir, I., Sitepu, B.S., Mukhlisi, Widuri, S.A., Muslim, T., Mediawati, I., &
Ma'ruf, A. 2015. Keanekaragaman Hayati Rintis Wartono Kadri “Miniatur Hutan
tahun 2005. Pelepasliaran dilakukan di hutan Rintis wartono Tropis Kalimantan di KHDTK Samboja”. Balai Penelitian Teknologi Konservasi
Kadri. Setelah dilepasliarkan sampai saat ini keberadaannya Sumber Daya Alam. Samboja.
tidak pernah terkonfirmasi lagi.
Cwolishaw, G., & Dunbar, R. 2000. Primate Conservation Biology. Chicago and
Kukang senang tempat yang tersembunyi dan biasanya Londod:. The University of Chicago Press.
menjauhi keramaian. Setelah sepuluh tahun berselang perlu
Nater, A., Mattle-Greminger, M.P., Nurcahyo, A., Nowak, M.G., de Manuel, M.,
dilakukan penelitian atau pengamatan kembali, untuk
Desai, T., Groves, C., Pybus, M., Sonay, T.B., Roos, C., Lameira, A.R., Wich, S.A., Askew,
memastikan keberadaannya dan menilai keberhasilannya. J., Davila-Ross, M. Fredriksson, G., de Valles, G., Casals, F., Prado-martinez, J.,
Goossens, B., Verschoor, E.J., Warren, K.S., Singleton, I., Marques, D.A., Pamungkas,
J., Perwitasari-Farajallah, D., Rianti, P., Tuuga, A., Gut, I.G., Gut, M., Orozco-
terWengel, P., van Scahik, C.P., Bertranpetit, J., Anisimova, M., Scally, A., Marques-
Bonet, T., Meijaard, E., & Kru’tzen, M.. 2017. Morphometric, Behavioral, and
Genomic Evidence for a New Ornagutan Species. Current Biology, 1-12.

Nijman, V. & Meijaard, E. 2008. Trachypithecus cristatus. The IUCN Red List of
Threatened Species 2008; e.T22035A9348474. Downloaded on 06 December
Agustina DS.

2017.

Mittermeier, R.A., Rylands, A.B. & Wilson. D.E. (eds.). 2013. Handbook of the
Mammals of the World. Volume 3. Primates. Lynx Edicions, Barcelona, Spain.

Phillipps, Quentin, & Karen Phillipps. 2016. Mammals of Borneo and Thier Ecology..
London: Jhon Beaufoy Publishing.

Roos, C., Boonratana, R., Supriatna, J., Fellowes, J. R., Groves, C. P., Nash, S.D.,
8. Orangutan kalimantan Rylands, A.B. & Mittermeier, R. A. 2014. And updated taxonomy and conservation
status review of Asian Primates. Asian Primates Journal, 4(1), 2-38.
Pada pertengahan tahun 2017, KHDTK Samboja juga Rylands, A. B. & Mittermeier, R. A. 2014. Primate taxonomy: Species and
kedatangan satu lagi jenis primata yang tak kalah eksotis, conservation. Evolutionary Anthropology, 23(1), 8-10.
orangutan Kalimantan (Pongo pymaeus). Kehadiran orangutan
tersebut adalah implementasi dari kegiatan kerjasama tripartiet Smith, D. A. E. 2014. The effects of land-use policies on the conservation of Borneo’s
antara BKSDA Kaltim, Balitek KSDA dan Yayasan Jejak Pulang endemic Presbytis monkeys. Biodiversity Conservation, 23. 891-908.
untuk membangun Pusat Penelitian Orangutan. Konsep yang
dibangun adalah kegiatan rehabilitasi orangutan yang
dilakukan dengan dasar-dasar hasil kajian dan penelitian.

18
Fitra Al Hani
[ Botanist specialist - Malaysian environmental consultant ]

Keanekaragaman Jenis
Vegetasi Pohon
di Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Samboja
Dryobalanops lanceolata Burck
K
awasan hutan Wanariset Samboja ditetapkan pada Data yang diperoleh dari lapangan, dianalisis dengan
tahun 1979 melalui SK Menteri Pertanian No. Indeks Nilai Penting (INP) untuk menentukan dominasi suatu
723/Kpts/Um/II/1979 dengan luas hutan 504 ha, dan jenis terhadap jenis lainnya dalam suatu tegakan (Soerianegara
selanjutnya melalui SK Menteri Kehutanan No. 290/Kpts-II/91 dan Indrawan, 1978). Indeks Dominansi (C) digunakan untuk
luasannya ditambah menjadi 3.504 ha. Melalui Keputusan menentukan dominasi dalam suatu komunitas dari suatu jenis
Menteri Kehutanan Nomor SK.201/MENHUT-II/2004, Hutan (Simpson, 1949 dalam Budhi, 2007). Indeks keanekaragaman
Wanariset ditetapkan menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan (H) untuk mengetahui keanekaragaman jenis Simpson Indeks of
Khusus (KHDTK) untuk Hutan Penelitian Samboja di bawah Diversitiy (Odum, 1993) dari tegakkan hutan. Indeks kelimpahan
pengelolaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, jenis atau Simpson Indeks of Diversitiy(e) digunakan untuk
Departemen Kehutanan. mengetahui kelimpahan suatu jenis area atau pada suatu
ukuran contoh tertentu(Odum, 1993), dan Indeks kekayaan
Hingga saat ini, informasi mengenai keanekaragaman jenis (R) digunakan untuk mengetahui jumlah jenis secara
jenis vegetasi, khususnya pohon, pada (KHDTK) Samboja belum keseluruhan terhadap jenis yang teramati pada suatu tegakan
diketahui secara menyeluruh. Beberapa penelitian terdahulu hutan (Fachrul, 2007).
masih terbatas pada sebagian kecil areal KHDTK (Kartawinata et
al., 2011; Partomohardjo, et al., 2008; Atmoko, et al., 2014) dan Untuk status perlindungan spesies mengacu pada UU No.
belum mencakup beberapa areal dengan kondisi yang berbeda. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Sebagai upaya untuk menambahkan informasi terkini perihal Ekosistemnya, PP No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis
terseb ut, ma k a dila kuk an penel itian mengen ai Tumbuhan dan Satwa dan PP No. 8/1999 tentang Pemanfaatan
keanakaragaman jenis vegetasi pohon di KHDTK Samboja. Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, daftar jenis IUCN dan CITES .
Informasi ini diharapkan menjadi masukan bagi pengelolaan
KHDTK Samboja sesuai dengan fungsinya sebagai areal hutan Struktur dan Komposisi Jenis
penelitian yang mendukung kegiatan pokok Balai Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam. Struktur jenis vegetasi dan komposisi jenis terdiri dari 342
jenis dari 57 famili.Hasil analisis vegetasi secara kuantitatif pada
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Maret 2015 seluruh jalur pengamatan diperoleh hasil untuk tingkat
sampai dengan 9 April 2015. Untuk memperoleh informasi pertumbuhan vegetasi semai terdiri dari 131 jenis vegetasi
secara detail terhadap objek pengumpulan data dilakukan dengan total temuan sebanyak 580 individu, tingkat
dengan pembuatan petak-petak pengamatan. Data yang pertumbuhan pancang sebanyak 260 jenis vegetasi dengan
dikumpulkan berupa data jenis vegetasi tingkat pohon yang total 1453 individu, tingkat pertumbuhan tiang sebanyak 151
berada di dalam jalur pengamatan yang meliputi nama jenis, jenis temuan dengan jumlah total 616 individu dan
jumlah jenis, diameter pohon dan spesimen untuk dijadikan pertumbuhan vegetasi tinngkat pohon sebanyak 149 jenis
herbarium sebagai alat bantu identifikasi dan keadaan umum temuan dengan jumlah 755 individu. Hasil rekapitulasi dapat
lokasi, tipe tanah, tipe hutan, ketinggian tempat lokasi dilihat pada table berikut :
penelitian serta data lain yang dapat dijadikan penunjang
dalam penelitian ini.

Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Jenis Pada Seluruh Lokasi Tiap tingkat Pertumbuhan

Rekapitulasi Jumlah Jenis pada seluruh Jalur


No Taksonomi
Semai Pancang Tiang Pohon
1 Family 36 55 42 39
2 Genus 81 1 31 84 87
3 Spesies 131 260 151 149
Sumber : Analisa Data, 2015

22
Keanekaragaman jenis vegetasi penyusun formasi hutan jenis tumbuhan pionir dan tumbuhan asli hutan dataran rendah
di KHDTK Samboja sama halnya dengan formasi hutan alam perbukitan serta terjadi pergantian dominansi jenis.
lainya yang dipengaruhi tempat tumbuh seperti iklim,
lingkungan, angin, gas udara, topografi dan faktor edafis. Indeks Nilai Penting (INP) adalah nilai yang digunakan untuk
Dengan kondisi tempat tumbuh seperti ini maka vegetasi dapat menentukan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainya pada suatu
tumbuh dan berkembang, semuanya menyediakan kondisi tahap atau tingkatan pertumbuhan. Indeks Nilai Penting (INP)
yang optimal untuk pertumbuhan tumbuhan secara maksimal. merupakan nilai yang mencerminkan dominasi suatu jenis pada
suatu kawasan hutan, semakin besar indeks nilai penting suatu
Analisis citra landsat kondisi tutupan lahan bahwa jenis maka dapat dikatakan bahwa jenis tersebut merupakan salah
kawasan KHDTK Samboja masih didominansi oleh areal satu jenis yang mendominasi dari suatu kawasan hutan tersebut,
berhutan, yaitu sebanyak 63%, sedangkan sisanya berupa lahan dimana Indeks Nilai Penting (INP) merupakan jumlah Kerapatan
dengan tanaman campuran dan lahan terbuka (Atmoko et al, Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominasi Relatif (DR)
2014). ). Keanekaragaman jenis di Kawasan Hutan Dengan (Soerianegara dan Indrawan, 1978). Berikut rekapitulasi Indeks
Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja ini dapat dikatakan dinamis Nilai Penting (INP) seluruh tingkat pertumbuhan :
karena jenis-jenis yang ditemukan merupakan campuran dari

Tabel 2. Rekapitulasi Indeks Nilai Penting (INP) Tertinggi Pada Seluruh Jalur Tingkat Pertumbuhan Semai

No Nama Ilmiah KR FR INP


1 Fordia splendidissima (Blume ex Miq.) Buijsen 13.448 11.784 25.233
2 Leea indica (Burm.f.) Merr. 9.655 9.427 19.082
3 Syzygium tawahense (Korth.) Merr. & Perry 6.034 3.030 9.065

4 Macaranga trichocarpa (reichb.f. & Zoll.) Mull.Arg. 3.793 2.356 6.150

5 Macaranga lowii King ex Hook.f. 4.665 1.346 6.002


Sumber : Analisa Data, 2015

Tabel 3. Rekapitulasi Indeks Nilai Penting (INP) Tertinggi Pada Seluruh Jalur Tingkat Pertumbuhan Pancang
No Nama Ilmiah KR FR DR INP
1 Fordia splendidissima (Blume ex Miq.) Buijsen 7.398 7.398 12.445 27.241
2 Leea indica (Burm.f.) Merr. 3.826 3.826 5.329 12.982
3 Macaranga gigantea (reichb.f. & Zoll.) Mull Arg. 2.041 2.041 2.671 6.752

4 Pertusadina eurhycha Ridsdale 2.041 2.041 2.309 6.391

5 Peronema canescens Jack 0.638 0.638 5.103 6.378


Sumber : Analisa Data, 2015

Analisis data menunjukan jenis yang mendominasi pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Samboja pada tingkat semai
dan pancang adalah jenis Fordia splendidissima (Blume ex Miq.) Buijsen dengan Indeks Nilai Penting (INP) 25.232% untuk semai dan
pancang 32.040%. Tingkat semai dan pancang dengan dominasi tertinggi, merupakan tegakan pionir yang tumbuh dan selalu muncul
pada hutan dalam tahap suksesi sekunder. Ini disebabkan pada kawasan ini pernah terjadinya kebakaran hutan yang besar dan adanya
pengambilan hasil hutan berupa kayu secara illegal sehingga jenis tegakan pionir dapat tumbuh dengan mudah dikarenakan kondisi
tutupan tajuk yang terbuka.

23
Tabel 4. Rekapitulasi 10 Jenis Indeks Nilai Penting (INP) Tertinggi Tingkat Pertumbuhan Tiang

No Nama Ilmiah KR FR DR KR
1 Macaranga gigantea (reichb.f. & Zoll.) Mull Arg. 9.711 10.073 10.073 29.857
2 Litsea firma Blume 5.511 10.753 10.753 27.019

3 Melicope glabra (Blume) T.H Hartley 3.149 5.844 5.844 14.839

4 Peronema canescens Jack 1.574 5.936 5.936 13.447

5 Pertusadina eurhyncha (Miq.) Ridsdale 3.674 3.905 3.905 11.486


Sumber : Analisa Data, 2015

Tabel 5. Rekapitulasi 10 Jenis Indeks Nilai Penting (INP) Tertinggi Tingkat Pertumbuhan Pohon

No Nama Ilmiah KR FR DR KR
1 Macaranga gigantea (reichb.f. & Zoll.) Mull Arg. 8.924 5.944 5.944 20.814
2 Litsea firma Blume 5.882 5.413 5.413 16.709

3 Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn. 4.462 4.464 4.464 13.391

4 Shorea laevis Ridl. 2.028 5.464 5.464 12.957

5 Melicope glabra (Blume) T.H Hartley 4.665 3.723 3.723 12.113


Sumber : Analisa Data, 2015

Untuk tingkat tiang yaitu Macaranga gigantea (reichb.f. & mengenai lantai hutan dan menstimulir tumbuhan. Nugroho
Zoll.) Mull Arg. dengan Indeks Nilai Penting (INP) 29.857%,Litsea (2011) juga menyatakan bahwa kerusakan hutan akibat
firma Blume 27.0195214%, Melicope glabra (Blume) T.H Hartley penebangan pohon-pohon berdiameter besar dapat
14.839% sedangkan pada tingkat pohon adalah Macaranga merangsang berkembangnya individu tingkat tiang, pancang,
gigantea (reichb.f. & Zoll.) Mull Arg.dengan Indeks Nilai Penting dan anakan yang tadinya tertekan untuk tumbuh karena
(INP) 20.793%, Litsea firma Blume 16.694%, Eusideroxylon terbukanya ruang tumbuh dan masuknya sinar matahari ke
zwageri Teijsm. & Binn. 13.379% dan Shorea laevis Ridl. 12.950%. dalam lantai hutan.
Jenis yang ditemukan pada tingkat tiang dan pohon yaitu jenis
tegakan campuran antara tegakan pionir dan tumbuhan asli Selain itu, Hal ini perkuat oleh Smith (1977) dalam
hutan dataran rendah perbukitan ini menandakan proses Heriyanto dan Garestiasih (2007) menyatakan bahwa jenis
suksesi dalam tahap sekunder tua yang mempunyai struktur dominan adalah jenis yang dapat memanfaatkan lingkungan
lebih rapat. secara efisien dari pada jenis lain dalam tempat yang sama.
Selanjutnya Sutisna (1981) dalam Heriyanto dan Garestiasih
Hasil penelitian tingkat pertumbuhan tegakan dari semai (2007) menyatakan bahwa suatu jenis dapat dikatakan
sampai pohon menunjukkan tingkat pancang dominan tertingi berperan jika Indeks Nilai Penting (INP) untuk tingkat semai dan
pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus disebabkan pancang lebih dari 10 persen, sedangkan untuk tingkat tiang
terbukanya tajuk sehingga cahaya matahari langsung dan pohon sebesar 15 persen.

Indeks Dominasi (C), Keanekaragaman Jenis (H), Kemerataan Jenis (e) dan Indeks Kekayaan Jenis (R)
Tabel 6. Presentase Indeks Dominasi (C), Keanekaragaman Jenis (H), Kemerataan Jenis (e) dan Indeks Kekayaan Jenis (R)
No TingkatPertumbuhan C H e R
1 Semai 0.035 1.820 0.857 47.766
2 Panjang 0.017 2.105 0.869 81.926
3 Tiang 0.030 1.838 0.843 53.771
4 Pohon 0.023 1.859 0.854 51.425
Sumber : Analisa Data, 2015
24
Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.
Fordia splendidissima (Blume ex Miq.) Buijsen

kekayaan jenisnya. Penebangan 10% pohon-pohon di dalam Hasil analisis data, jenis yang masuk dalam daftar IUCN
hutan dataran rendah dapat menghancurkan sekurang- seperti famili Dipterocapaceae diantaranya Dipterocarpus
kurangnya 55% pohon lainnya (Burges 1988 dalam Mackinnon tempehes Sloot., Dryobalanops lanceolata Burck, Hopea
et al 2000). mengerawan Miq., Shorea balangeran (Korth.) Burck, Shorea cf
pauciflora, Shorea johorensis Foxw., Shorea lamellata Foxw.,
Status Perlindungan Tumbuhan Shorea leprosula Miq., Shorea palembanica Miq., Shorea seminis
(de Vriese) Sloot, Shorea smithiana Symington masuk dalam
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) termasuk kategori EN dan jenis lainya seperti Aglaia crassinervia Kurz ex
tipe hutan dataran rendah perbukitan dengan tahapan suksesi Hiern NT, Aquilaria beccariana van Tiegh termasuk kategori VU
sekunder muda menuju suksesi sekunder tua yang disebabkan (Vulnerable) atau dalam kondisi rentan, Bhesa paniculata Arn.
oleh terjadinya kebakaran hutan besar tahun 1997-1998 dan termasuk kategori LC (Least Concern) atau beresiko rendah, jika
pengambilan hasil hutan kayu secara illegal. Hal ini ditunjukan telah dievaluasi berdasarkan kriteria risiko dan tidak memenuhi
oleh jenis-jenis vegetasi yang ditemukan pada lokasi penelitian syarat sebagai kategori kritis, genting, rentan, maupun hampir
terdiri dari jenis tegakan pionir seperti jenis Macaranga spp., terancam, dan Magnolia lasia Noot. termasuk kategori DD (Data
Melicope glabra (Blume) T.H Hartley, Vitex pinnata L., Vernonia Deficient) atau kurangnya data untuk jenis tersebut
arborea Buch.-Ham., Fordia splendidissima (Blume ex Miq.)
Buijsen dan sebagainya, sedangkan jenis tegakan asli dari tipe Jenis yang masuk dalam daftar CITES adalah Aquilaria
hutan tersebut adalah Dacryodes costata (Benn.) H.J. Lam, beccariana van Tiegh, Gonystylus affinis Radlk., Gonystylus
Dipterocarpus cornutus Dyer, Myristica iners (Blume), Eurycoma consanguineus Airy Shaw masuk dalam kategori apendix II yaitu
longifolia Jack, Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn., Shorea daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin
laevis Ridl., Shorea ovalis (Korth.) Blume, Syzygium tawahense terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya
(Korth.) Merr. & Perry masih ditemukan pada kawasan ini. pengaturan. Selanjutnya, jenis endemik yang ditemukan adalah
Actinodaphne borneensis Meisn., Diospyros borneensis Hiern. dan
Gordonia borneensis H.Keng.

26
27
Pengelolaan
KHDTK Samboja:
Pendekatan Masyarakat
Melalui Sosialisasi
Syamsu E. Rinaldi* dan Widyawati**
[ *Peneliti dan **teknisi litkayasa pada Balai Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam ]

Proses diskusi dengan warga


penggarap lahan di km. 7
Pendahuluan Fungsi dan Tujuan Sosialisasi
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja Definisi sosialisasi menurut KBBI adalah upaya
merupakan bagian dari Tahura Bukit Soeharto (Taman Hutan memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal,
Raya Bukit Soeharto). KHDTK Samboja pada awalnya memiliki dipahami, dihayati oleh masyarakat/pemasyarakatan.
luas 504 ha, kemudian bertambah luasnya menjadi 3.504 ha
setelah ada SK.Menhut : No.290/Kpts-II/1991,kemudian Sedangkan menurut Soekanto(1990), Sosialisasi adalah proses
dikukuhkan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan
Samboja (KHDTK Samboja) dengan SK. Menhut : sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-
No.201/Menhut-II/2004. orang di sekitarnya.

Berbagai jenis keanekaragaman flora dan fauna masih Sedangkan pengertian sosialisasi secara umum dapat
dapat ditemukan di dalam kawasan KHDTK Samboja. Kelebihan diartikan sebagai proses pembelajaran individu untuk
lain dari KHDTK Samboja ini adalah akses transportasi yang mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial
mudah dijangkau sehingga memungkinkan untuk dijadikan sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai
tempat kegiatan penelitian dan pendidikan. Selain fungsi pokok dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya. Sosialisasi
sebagai Kawasan hutan untuk penelitian,KHDTK Samboja pada merupakan proses belajar seumur hidup yang dimulai dari
dasarnya berfungsi juga untuk penyerap karbon,tangkapan air lingkungan keluarga hingga terjun ke lingkungan masyarakat.
dan kawasan pariwisata. Proses sosialisasi melibatkan orang-orang di sekitar yang secara
langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam
Pengelolaan KHDTK Samboja memiliki keterbatasan pembelajaran. Melalui proses sosialisasi, individu belajar
personel,untuk itu dibutuhkan strategi dalam menjawab beradaptasi sehingga dapat diterima di lingkungannya.
tantangan pengelolaan dengan melibatkan pihak lain yang
berkepentingan terhadap KHDTK Samboja. Pihak yang penting Fungsi dan tujuan sosialisasi di KHDTK Samboja adalah sebagai
untuk dilibatkan adalah masyarakat yang telah melakukan berikut:
aktivitas di KHDTK Samboja itu sendiri.
1. Fungsi Sosialisasi
Sebagai upaya untuk mengurangi permasalahan tentang
Sosialisasi memiliki peran yang penting dalam
perambahan lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan
pembentukan karakter seseorang. Sosialisasi yang baik akan
Kehutanan sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Kehutanan menciptakan individu yang berperilaku sesuai dengan nilai dan
Republik Indonesia Nomor: P.39/Menhut-II/2013 Tentang norma yang dianut oleh lingkungannya. Melalui sosialisasi,
Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan individu dapat saling berinteraksi dengan sesamanya. Sosialisasi
Kehutanan. Skema ini telah dijalankan dengan melibatkan tentang keberadaan KHDTK Samboja penting untuk dilakukan
masyarakat desa Semoi II dan masyarakat Rt 11 km 39 Kelurahan untuk menjaga kelangsungan hutan KHDTK Samboja.
Sungai Merdeka. Diharapkan dari kerjasama kemitraan ini akan Masyarakat yang sadar akan peran penting hutan, maka akan
terbangun sebuah program yang dapat memberikan didapatkan upaya pelestarian hutan yang lebih baik, dan
keuntungan dikedua belah pihak yaitu, masyarakat lingkungan yang lebih terjaga. Jika fungsi sosialisasi dapat
mendapatkan keuntungan finansial dari tanaman yang di berjalan dengan baik, maka nilai dan norma dalam menjaga
tanam, balitek KSDA dapat mewujudkan pengelolaan hutan kelestarian lingkungan akan tetap terpelihara dari generasi ke
lestari. Selain kegiatan kemitraan, kegiatan yang penting lainnya generasi.
adalah sosialisasi tentang keberadaan KHDTK Samboja.
2. Tujuan Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi ini merupakan sebagai langkah awal
Pada dasarnya sosialisasi bertujuan untuk menanamkan
untuk mengumpulkan data-data, dan harapan yang ada di
perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh
masyarakat yang berada di sekitar KHDTK Samboja. Kemudian,
masyarakat. Sosialisasi ditujukan untuk membentuk individu
data-data dan harapan masyarakat tersebut menjadi salah satu
yang berperilaku baik sesuai dengan nilai dan norma. Nilai dan
dasar untuk melakukan langkah apa yang harus dilakukan untuk
norma yang ingin dicapai dalam kegiatan sosialisasi ini adalah
pengelolaan KHDTK selanjutnya. Tulisan ini memberikan
memberikan pemahaman terkait pentingnya fungsi hutan.
informasi secara umum didalam kegiatan sosialisasi yang telah
Dengan sadarnya masyarakat akan fungsi hutan maka
di lakukan di KHDTK Samboja.
pelestarian lingkungan di sekitar KHDTK Samboja akan tercapai

29
.Pendekatan dengan masyarakat di km. 7 KHDTK Samboja

kurang lebih 10 hektar.


Kegiatan Sosialisasi KHDTK Samboja
Selain itu juga dilaksanakan sosialisasi dengan masyarakat
Beberapa kegiatan Sosialisasi yang telah dilakukan berupa: yang bermukim di kilo 7 jalan semoi sepaku, dari hasil sosialisasi ini
ada beberapa hal yang telah dicapai, seperti berikut : Pengelola
1. Kegiatan sosialisasi dengan anggota masyarakat KHDTK Samboja memberikan himbauan dan larangan kepada
masyarkat km 7 untuk tidak melakukan aktivitas di dalam kawasan
Kegiatan Focus Group Discussion meliputi kegiatan
yang sifatnya merusak, pembukaan lahan baru untuk berladang,
sosialisasi, diskusi,dan membahas tentang kemitraan dengan
perambahan maupun penebangan secara ilegal.
masyarakat di RT 11, km. 39 Kelurahan Sungai Merdeka.
Masyarakat anggota kemitraan terlebih dahulu mengetahui apa Pengelola KHDTK Samboja juga menekankan kepada
maksud dan tujuan dari kegiatan kemitraan ditawarkan ke masyarakat supaya jangan sampai berhadapan dengan masalah
Masyarakat khususnya masyarakat. Program kemitraan adalah hukum karena Pengelola KHDTK Samboja sudah sering
upaya pemberdayaan masyarakat setempat yang tinggal di memberitahukan kepada masyarakat batas-batas yang masuk
kawasan hutan untuk dapat meningkatkan kemampuan dan KHDTK Samboja, sehingga tidak ada alasan mereka untuk tidak
kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya mengetahuinya. Masyarakat km. 7 mengajukan permohonan
hutan yang optimal untuk meningkatkan kesejahteraan untuk bisa mengelola lahan di dalam kawasan untuk berladang.
masyarakat sekitar kawasan. Dari rencana yang akan dijalankan Hal ini bisa diakomodir dengan skema Kemitraan Kehutanan.
ada kesepakatan bersama antara peserta kemitraan dengan Hanya saja lahan yang dikelola tidak boleh diperjualbelikan.
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi
Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) sebagai pengelola kawasan Belum diperoleh kesepakatan bersama antara pengelola
KHDTK Samboja. KHDTK dengan warga dari pelaksanaan pertemuan ini, alasan
warga melakukan aktivitas di dalam kawasan karena kebutuhan
Balitek KSDA menawarkan kerja sama kemitraan dengan perekonomian, hanya saja, alasan ini tidak bisa di terima karena
menyediakan bantuan bibit, sebagian bibit tanaman kehutanan pada kenyataannya masih banyak lahan warga masyarakat di km. 7
dan sebagian bibit berupa tanaman buah untuk bisa di tanam di yang belum dikelola dan dibiarkan menjadi padang alang-alang.
lahan perkebunan anggota kemitraan yang lahan garapannya
masuk dalam kawasan KHDTK. Anggota kemitraan yang setuju 2. Sosialisasi kepada mahasiswa dan pelajar
mengikuti program kemitraan akan menandatangani
Sosialisasi tidak hanya dilakukan dengan anggota
perjanjian kerja sama kemitraan antara Balitek KSDA dengan
masyarakat, sosialisasi dilakukan juga kepada mahasiswa dan
peserta kemitraan. Luas lahan yang akan di tanami seluas
pelajar, agar mereka memahami pentingnya menjaga kelestarian

30
Pemberian materi lingkungan hidup dan kehutanan kepada para pelajar

Pelaksanaan trekking

31
Lomba lintas alam antar pelajar SMA Kecamantan Samboja

hutan. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui pendidikan Sosialisasi dilakukan dengan cara berpartisipasi dalam
konservasi, dan pelaksanaan Trekking ke Wartono Kadri, kegiatan interaksi sosial masyarakat setempat dengan tujuan untuk
ini diberikan untuk menambah wawasan tentang hutan dan memahami kondisi sosial masyarakat setempat. Pengelola
lingkungan hidup terhadap pelajar SMA di sekitar KHDTK KHDTK Samboja juga dapat melakukan pendekatan kepada
Samboja. masyarakat guna mengetahui dan memahami makna dibalik
tindakan masyarakat, dengan harapan apabila telah terjalin
Peserta yang mengikuti kegiatan pendidikan konservasi hubungan baik antara Pengelola KHDTK Samboja dan
antara lain pengelola KHDTK, Mahasiswa UGM dan Pelajar SMA masyarakat, maka antara keduanya akan timbul rasa saling
di wilayah Kecamatan Samboja. Sosialisasi dilakukan dengan memahami dan pengertian satu sama lain.
pemaparan materi pengenalan tentang hutan, kawasan hutan,
pengertian pohon dan tentang flora yang terdapat di rintis Selanjutnya Pengelola KHDTK Samboja akan lebih mudah
Wartono Kadri kepada para peserta. untuk memberikan pemahaman wawasan mengenai
pentingnya kelestarian hutan dan pengelolaan hutan dengan
Selain pendidikan konservasi, juga diadakan lomba lintas tepat dan efektif. Pengelola KHDTK Samboja diharapkan dapat
alam dengan tema “Hike, Care, Conserve 2016”, pelaksanaan menjadi panutan bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat
kegiatan lomba lintas alam ini bertujuan untuk Menjadikan meniru dan mengikuti pola pikir dan pola tindakan Pengelola
wahana generasi muda untuk berolahraga sekaligus berekreasi, KHDTK Samboja dengan penuh kesadaran.
mengenalkan potensi KHDTK Samboja kepada generasi muda
Samboja.Untuk menggugah kepedulian dan kecintaan Dalam kasus penyelesaian konflik sosial akibat batas-
generasi muda terhadap kelestarian alam dan lingkungan. batas kawasan yang belum jelas, pemerintah diharapkan dapat
menentukan batas-batas kawasan yang jelas. Hal ini bertujuan
Penutup agar pendudukan lahan tidak semakin berlanjut. Namun, dalam
prosesnya, pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan
Bila kita kaji lebih dalam, permasalahan-permasalahan
yang sering terjadi berasal dari sumber yang sama yaitu pola Daftar Pustaka
tindakan masyarakat yang berasal dari pemikiran subjektif
masyarakat terhadap hutan. Solusi ini dapat diketahui dengan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.39/Menhut-II/2013
jalan melakukan pendekatan personal dalam berinteraksi Tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan
(2013).
dengan masyarakat tersebut, oleh karena itu kegiatan sosialisasi
harus rutin untuk dilakukan. Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

32
Persepsi Pelajar
dan
Para Pemangku
Kepentingan
terhadap
Pengembangan
KHDTK Samboja
Adi Surya dan Suryanto
[ Peneliti pada Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam ]
K
onservasi sumber daya alam hayati dan Pengembangan yang lebih serius dilakukan dengan membangun
ekosistemnya bertujuan untuk mewujudkan basis data yang kuat dan akurat. Upaya itu diawali dengan kegiatan
kelestarian sumber daya alam hayati serta eksplorasi Rintis Wartono Kadri pada tahun 2013 – 2014. Hasil
keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat mendukung eksplorasi ini telah terdokumentasi dengan baik dalam sebuah
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu buku Keanekaragaman Hayati Hutan Rintis Wartono Kadri “Hutan
kehidupan manusia. Tujuan tersebut dijabarkan dalam kegiatan Tropis Kalimantan di KHDTK Samboja” (Atmoko, et al., 2015).
yang tidak hanya bicara tentang perlindungan dan
pengawetan, namun juga tentang pemanfaatan secara lestari Kepala Balitek KSDA, Ahmad Gadang Pamungkas hingga
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Aspek saat ini terus memperkuat upaya pengembangan KHDTK Samboja
perlindungan dan pengawetan selama kurang lebih dua atau yang telah dirintis oleh kepala balai sebelumnya. Pelibatan seluruh
tiga dekade sangat mendominasi kegiatan pengelolaan karyawan baik yang menempati jabatan struktural, staf
kawasan konservasi sehingga terkesan tidak boleh disentuh administrasi, fungsional peneliti dan teknisi terus didorong untuk
sama sekali. Namun kini paradigma itu berubah di tengah mendukung pengelola KHDTK dalam merumuskan rencana besar
semakin kecilnya porsi sumbangsih sektor kehutanan sebagai ke depan. Penguatan peran KHDTK Samboja juga disokong
penghasil devisa negara. dengan beberapa kegiatan kerjasama yang telah dibangun seperti
dengan Balai Diklat Kehutanan Samarinda untuk keperluan
Euforia era reformasi yang berdampak pada meluasnya pelatihan dan magang siswa SMK Kehutanan dan dengan Yayasan
penjarahan kawasan konservasi yang didalangi oleh para Jejak Pulang terkait pembangunan Pusat Penelitian Orangutan.
cukong menghentak kesadaran kita tentang keberadaan
masyarakat sekitar hutan yang diabaikan sejak lama. Di sisi lain, Sejauh ini dapat dikatakan bahwa pengembangan KHDTK
urgensi untuk mempertahankan fungsi hutan konservasi di Samboja telah mendapat dukungan baik secara internal maupun
tengah semakin tingginya kebutuhan lahan untuk eksternal. Meskipun demikian, masih perlu diperkuat dengan
pembangunan juga menimbulkan kesadaran baru tentang informasi tentang persepsi masyarakat yang umumnya belum
potensi hutan yang tidak semata hanya dari kayu namun juga memiliki pengetahuan tentang KHDTK Samboja dan upaya
dari pemanfaatan jasa lingkungan dan hasil hutan bukan kayu. pengembangannya. Hal ini penting dilakukan mengingat dalam
pengelolaannya, KHDTK Samboja akan selalu bersentuhan
Sebagai gambaran, nilai ekonomi kayu dan kayu bakar dengan masyarakat baik yang berada di sekitar kawasan maupun
per satu hektar hutan di Indonesia ternyata hanya bernilai Rp. masyarakat dalam arti luas yaitu para pihak yang perannya
3.892.526,22 pada tahun 2013 atau setara dengan 16,22% dari beririsan. Untuk keperluan tersebut, telah dilaksanakan dua
total nilai ekonomi hutan (Robhati & Kusumawardani, 2016). kegiatan penelitian pada awal tahun 2017.
Dalam kaitan dengan itu, Sekbadan Litbang dan Inovasi, Ibu Dr.
Ir. Sylvana Ratina, M.Si. mengharapkan agar KHDTK Hutan Persepsi pelajar
Penelitian Samboja lebih dikembangkan menjadi tujuan
ekowisata, eduwisata dan edutainment (Setyowati, 2017). Kegiatan penelitian pertama dilaksanakan untuk
Harapan itu berangkat dari berbagai potensi yang ada dan mengetahui persepsi pelajar terhadap hutan dan lingkungannya.
pengalaman beliau saat menjadi Kepala Balai Besar KSDA Jawa Pelajar dipilih sebagai obyek penelitian karena peran penting
Barat yang berhasil mengoptimalkan PNBP (Penerimaan Negara mereka sebagai generasi penerus dari masyarakat yang ada di
Bukan Pajak) dari pengelolaan wisata alam di Taman Nasional, sekitar hutan. Persepsi mereka terhadap hutan saat ini sangat
Taman Wisata Alam, Suaka Margasatwa dan Cagar Alam di Jawa menentukan sikap mereka terhadap hutan di masa yang akan
Barat. datang. Kegiatan ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner ke
siswa SD dan SMA yang berada di Kelurahan Sungai Merdeka yang
Sebenarnya pengembangan KHDTK Hutan Penelitian sekawasan dengan KHDTK Samboja. Dari kegiatan ini diperoleh
Samboja telah dirintis sejak berdirinya Rintis Wartono Kadri di hasil bahwa persepsi pelajar tentang hutan dan lingkungannya
era-90-an. Pembuatan Rintis Wartono Kadri tidak lepas dari cenderung berubah menjadi negatif seiring pertambahan usia
upaya penyelamatan sisa hutan tropika basah yang belum yang disebabkan oleh paparan informasi yang salah dan tidak
pernah mengalami kebakaran dan memiliki keanekaragaman proporsional dari media massa, mitos masyarakat dan pendidikan
hayati yang tinggi. Rintis Wartono Kadri berwujud sebuah jalur di sekolah. Hasil penelitian ini bersesuian dengan teori yang
observasi sepanjang 1,3 km pada kawasan hutan alam seluas dikemukakan oleh (Noss, 2004)yang menyatakan bahwa
26,48 ha (Atmoko, 2007). Selain itu, upaya pembagian zonasi ketertarikan manusia terhadap kehidupan alam liar lebih kuat
dalam kawasan KHDTK Samboja juga telah dilakukan yang pada saat masih anak-anak dibandingkan pada saat dewasa. Hasil
terdiri dari zona blok inti, blok rimba, blok rehabilitasi, blok penelitian ini mengantarkan pada sebuah kesimpulan pentingnya
agroforestry dan blok penelitian (Adinugroho, et al., 2007). sosialisasi kepada generasi muda tentang keberadaan KHDTK

34
Kegiatan pelatihan magang siswa SMK Kehutanan Samarinda

Samboja sehingga dapat menimbulkan efek domino yang kuat Persepsi para pemangku kepentingan
bagi perubahan persepsi masyarakat (Suryanto, et al., 2017).

Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa perspektif Kegiatan penelitian kedua dilaksanakan untuk
pelajar tentang hutan cukup baik yang dibuktikan dengan mengetahui persepsi dan perspektif para pemangku
prosentase yang tinggi pada tingkat pengetahuan mereka kepentingan di berbagai instansi pemerintah di daerah terkait
tentang keberadaan KHDTK Samboja atau yang lebih mereka keberadaan Balitek KSDA dan KHDTK Samboja. Penelitian ini
kenal dengan nama Wanariset Samboja atau Hutan Samboja dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
(81,11%). Penelitian lebih lanjut juga menemukan bahwa para tentang Balitek KSDA dan KHDTK Samboja di level daerah dan
pelajar berharap agar KHDTK Samboja di masa yang akan peluang kerja sama yang dapat dikembangkan. Penelitian ini
datang dapat dikelola dengan manajemen yang baik dan lestari dilakukan dengan metode penyebaran kuisioner ke Dinas
(36,11%), meningkatkan upaya perlindungan(31,11%), Kehutanan Prov. Kaltim, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
mengoptimalkan pengelolaan jasa lingkungan (16,67%) dan Prov. Kaltim, Pusat Penelitian Hutan Tropis (PPHT/Pusrehut)
sisanya (16,11%) tidak memiliki opini. Ini menunjukkan bahwa Universitas Mulawarman, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
ada potensi dukungan yang menjanjikan dari para pelajar bila Prov. Kaltim, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov.
ada terobosan pendekatan baru dalam pengelolaan KHDTK Kaltim, Dinas Pekerjaan Umum Prov. Kaltim, Dinas Pariwisata
Samboja. Prov. Kaltim, Dinas Perkebunan Prov. Kaltim, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kaltim (UPT Litbang Kementerian
Pertanian) dan Badan Litbang Daerah Prov. Kaltim. Dari 55
Tidak tahu
16,11% Manajemen responden diketahui bahwa lebih dari sepertiganya (35%) tidak
Layanan yang baik dan lestari
lingkungan mengenal Balitek KSDA dan KHDTK Samboja. Umumnya mereka
36,11%
16,67% hanya mengenal Tahura Bukit Soeharto dan nama Balitek KSDA
sering tertukar dengan BKSDA. Ketidaktahuan ini juga tercermin
Perlindungan
31,11% dari besarnya prosentase sikap tidak memiliki opini (no
comment) terhadap kondisi KHDTK Samboja (89%). Demikian
juga tentang peran Balitek KSDA, sebagian besar responden
juga tidak mengetahui (52,73%). Temuan ini perlu disikapi
dengan melakukan sosialisasi yang terarah dan meluas ke
Grafik 1. Harapan pelajar terhadap pengelolaan KHDTK Samboja berbagai instansi terkait di daerah.

35
Kegiatan sekolah hutan di Pusat Penelitian Orangutan kerjasama dengan Yayasan Jejak Pulang dan BKSDA Kalimantan Timur

Tidak tahu
Balitek KSDA, Berperan
Tidak tahu 35% Tahu Balitek KSDA, 29%
KHDTK Samboja Tahu KHDTK Samboja
38% No Comment
53%
Tidak tahu 13% Kurang/cukup
Balitek KSDA, Tahu Balitek KSDA, berperan
14% tahu KHDTK tidak tahu 18%
Samboja KHDTK Samboja

Grafik 2. Pengetahuan Responden tentang Keberadaan Grafik 4. Pengetahuan Responden tentang Peran Balitek KSDA
Balitek KSDA dan KHDTK Samboja
Di sisi peluang kerja sama, penelitian ini mendapatkan
hasil yang menggembirakan. Ini terwakili dengan besarnya
dukungan terhadap tagline “Save Our Nature Forest” yang
mencapai 55%. Selain itu penelitian ini juga mampu merekam
No Comment rekomendasi dari responden terkait program yang perlu
89% dilakukan dalam pengelolaan KHDTK Samboja. Program yang
Buruk 7%
Baik direkomendasikan adalah rehabilitasi, konservasi, reboisasi (19
4% responden), penelitian (10 responden), pendidikan lingkungan
(9 responden), agroforestry (7 responden), wisata alam,
pengawasan dan penegakan hukum (keduanya 6 responden),
penataan lingkungan (5 responden), publikasi (2 responden),
Grafik 3. Pengetahuan Responden tentang Kondisi pembangunan SDM dan koordinasi dengan berbagai pihak
KHDTK Samboja
(keduanya 1 responden).

36
Tidak
Mendukung
7%

No Comment
31%
Mendukung
55%
Ragu
7%

Kegiatan presstour tentang Pusat Penelitian Orangutan


Grafik 5. Dukungan tagline (semboyan) “Save Our Nature Forest” dengan wartawan tv dan surat kabar

Kedua penelitian ini berhasil menemukenali adanya dapat ditingkatkan dengan upaya sosialisasi yang lebih intensif
dukungan pelajar setempat dan para pemangku kepentingan di dan meluas. Selain itu, optimalisasi pengembangan KHDTK
berbagai instansi pemerintah di daerah terhadap Samboja juga dapat diraih melalui jalinan kerja sama dengan
pengembangan KHDTK Samboja. Besarnya harapan pelajar berbagai instansi pemerintah di daerah yang telah secara
agar KHDTK Samboja dapat dikelola dengan baik dan lestari terbuka menyatakan dukungannya.
dengan tetap melakukan upaya perlindungan memperlihatkan
dukungan mereka untuk mempertahankan kawasan yang ada Referensi
dengan disertai terobosan baru manajemen pengelolaan.
Demikian dengan instansi pemerintah di daerah, selain terkait Adinugroho, W. C., Setiabudi, D., Gunawan, W., Atmoko, T., & Noorcahyati. (2007).
besarnya dukungan terhadap semboyan “Save Our Nature Potensi dan Hambatan Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus
Forest“ secara implisit dukungan juga dapat dikenali dari (KHDTK) Hutan Penelitian Samboja. Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konservasi
Biodiversitas menuju Hutan Lestari (pp. 108 - 118). Balikpapan: Balai Besar
beragamnya rekomendasi kegiatan untuk mendukung Penelitian Dipterokarpa.
pengelolaan KHDTK Samboja yang lebih baik. Selain itu secara
eksplisit dalam pertemuan awal saat izin untuk membagikan Atmoko, T. (2007). Rintis Wartono Kadri “Pusat Keanekaragaman Hayati di KHDTK
kuisioner, respon positif selalu diberikan oleh masing-masing Samboja”. Wana Tropika, 2 (4).
kepala atau pejabat struktural dari setiap instansi. Beberapa di
Atmoko, T., Yassir, I., Sitepu, B. S., Mukhlisi, Widuri, S. A., Muslim, T., et al. (2015).
antaranya seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Keanekaragaman Hayati Hutan Rintis Wartono Kadri "Hutan Tropis Kalimantan di
Kaltim yang menyambut baik inisiatif baru pengelolaan KHDTK KHDTK Samboja". Samboja - Balikpapan: Balai Penelitian Teknologi Konservasi
Samboja sebagai obyek wisata pendidikan lingkungan yang Sumber Daya Alam Samboja.
erat keterkaitannya dengan kekayaan keanekaragaman hayati
Noss, R. F. (2004). Can urban areas have ecological integrity ? Proceedings 4th
di Kaltim. Dinas Pekerjaan Umum Prov. Kaltim berencana
International Urban Wildlife Symposium, (pp. 3 - 8).
melibatkan Balitek KSDA untuk menjadi bagian dari kegiatan
penyuluhan tentang pemeliharaan waduk irigasi yang Robhati, H., & Kusumawardani, D. (2016). Estimasi Biaya Ekonomi Deforestrasi di
berkaitan langsung dengan pentingnya kelestarian hutan di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 01 (2), 34 - 50.
hulu sungai. Dinas Pariwisata Prov. Kaltim juga bersedia untuk
Setyowati, A. D. (2017, Maret 23). Sekbadan Litbang: Kembangkan Potensi KHDTK
mendukung pengelolaan obyek wisata alam yang terdapat Samboja dengan Ekowisata, Eduwisata dan Edutainment. Dipetik September 22,
dalam KHDTK Samboja. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 2017, dari Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kaltim yang merupakan salah satu satker dari saudara tua kita Kehutanan: http://www.forda-
Kementerian Pertanian bahkan berkeinginan kuat untuk mof.org/berita/post/3564#.WONfzMFQlj4.google_plusone_share
berkolaborasi dalam melakukan domestikasi jenis-jenis sumber
Suryanto, Rinaldi, S. E., Surya, A., & Sari, U. K. (2017). Students' Perceptions and
pangan alternatif yang berasal dari hutan. Perpectives Towards Forest; A Case Study of Samboja Forest, East Kalimantan.
IUFRO-INAFOR Joint International Conference. Yogyakarta: Not Published.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan
terhadap pengembangan KHDTK Samboja cukup baik dan

37
Sisipan
BALITEK KSDA
BKSDA KALTIM

Amalia
Betina Jantan
Lahir tahun 2011 Lahir tahun 2016
Belum terlalu familiar dengan manusia dan cukup Kira-kira baru diambil dari
mandiri/independent dari manusia karena dia hutan dalam waktu dekat
sudah bisa menunjukkan beberapa kemampuanya ini. Sudah memiliki
seperti membuat sarang, mencari dan mengenal kemampuan memanjat
pakan yang bisa di konsumsi. Amalia juga pohon.
melindungi Eska seperti layaknya seorang kakak
yang melindungi adiknya.

Gonda Jantan
Cantik
Betina
Lahir tahun 2017 Lahir tahun 2014
Masih membutuhkan perhatian dan Kemungkinan dipelihara cukup lama
instruksi dari pengasuh untuk dan tinggal dikandung kecil.
menjadi orangutan pada umumnya Ditemukan dalam kondisi tidak sehat
karena masih bertingkah laku seperti dan trauma. Sekarang di pusat
bayi manusia ketika masih terlalu rehabilitasi keadaan Cantik sudah lebih
balita seperti usia Gonda saat ini. baik, sehat dan mulai percaya kepada
manusia khususnya pengasuh.

Eska Jantan
Robin
Jantan
Lahir tahun 2013 Lahir tahun 2009
Eska masih tergantung dengan Amalia. Dia masih Mengenal sekali manusia dan sangat manusiawi karena
bertingkah laku seperti anak-anak dan memeluk sebelum Robin berada di pusat rehabilitasi dia sudah
tubuhnya sendiri ketika stress atau takut terhadap dipelihara oleh pemiliknya dan tinggal dengan manusia
bahaya. sejak masih kecil. Pemilik Robin sayang dengannya tetapi
pemilik tersebut tidak mengetahui bagaimana merawat
dan memperlakukan orangutan pada umumnya.
Burung Hasil Selundupan
Pengukuhan Dilepasliarkan di KHDTK
“Forest Ranger” Hutan Penelitan Samboja

Camat Samboja Ahmad Junaidi, S.Pd, Menarudin perwakilan Baliek KSDA bersama BKSDA Kalimantan Timur melakukan
Danramil 0906-06 Samboja dan Hilman perwakilan pelepasliaran burung hasil sitaan dilakukan di dua lokasi yaitu
Danyonkav 13 Satya Lembuswana mengukuhkan pasukan km 6 dan km 7 Sekolah Hutan Samboja pada Jumat,
pengamanan yang dinamai Forest Ranger berjumlah 23 orang. 17/11/2017.
Pengukuhan ini dilaksanakand I Km 6 KHDTK Hutan Penelitian
Pelepasliaran burung ini dilakukan oleh Tim BKSDA Kalimantan
Samboja pada 4/11/2017.
Timur yaitu Dr. Suryadi, SH. M.Si, Surya Darmawan, A.Md., Yoyo
Forest Ranger Samboja ini dibentuk oleh Yayasan Jejak Pulang Sugiyanto, S.Hut dan Khairul. Sedangkan Tim dari Balitek KSDA
rekan kerjasama Balitek KSDA untuk mendukung kegiatan adalah Nanang Riyana, S.Hut dan Idrus, S.Hut sebagai saksi
Orangutan Research Center (ORC). Tugas utamanya adalah serta didampingi tim dari Yayasan Jejak Pulang Hery Estaman,
membatu menjaga keamanan di kandang karantina mupun di S.S. dan Amran, S.S serta enam orang Forest Ranger Sekolah
Hutan Samboja.
Sekolah Hutan Samboja dan membantu kegiatan
pengamanan kawasan KHDTK Hutan Penelitian Samboja. Burung yang dilepasliarkan sejumlah 426 yang terdiri dari 112
ekor burung tiong mas (Gracula religiosa), 240 ekor burung
Forest Ranger ini dibagi di empat pos. Pos tersebut adalah dua
jalak (Acridotheres javanicus), 60 ekor burung cendet (Lanius
pos di kantor dan dekat kandang karantina, pos Km 7, pos km
schach) dan 14 ekor burung kacer (Copsychus saularis).
6, pos Puncak Beruang Madu dan pos Sumber Air Panas.
Burung tersebut merupakan sitaan BKSDA Kalimantan Timur
Ahmad Junaidi, S.Pd, Camat Samboja sangat mendukung bekerja sama dengan Balai Karantina Pertanian Kelas I
kegiatan yang akan dilakukan di Pusat Penelitian Orangutan. Samarinda di Pelabuhan Samarinda. Pada saat penangkapan,
"Saya sangat berharap Pusat Penelitian Orangutan ini akan burung telah berada dalam 34 kotak di atas Kapal KM Queen
memberikan kontribusi bagi konservasi orangutan di tengah Soya yang akan berlayar ke Sulawesi pada Rabu 15/11/2017.
ancaman keberadaan orangutan di hutan Kaliamantan
khususnya", kata Junaidi. Selain itu Junaidi berharap Pelaku penjualan satwa yang berinisial ZM bisa dijerat dengan
kesuksesan kegiatan konservasi orangutan ini perlu bahu pasal 50 ayat 3 huruf m dan jo pasal 78 ayat 12 UU no 41 tahun
membahu di semua elemen baik pemerintah maupun 1999 tentang kehutanan dengan ancaman hukuman penjara
paling lama satu tahun dan denda Rp. 50 juta
masyarakat.
40
Balitek KSDA
Sosialisasi Pencegahan Dukung Rencana YAD
Bangun Suaka Orang Utan
Konflik Antara Manusia yang Tidak Dapat Dilepasliarkan
dan Buaya Muara di Alam Bebas

Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) bekerjasama dengan Balitek KSDA dan BKSDA Kaltim mendukung rencana
PT ITCI Kartika Utama, Balai Konservasi Sumber Daya Alam pembangunan suaka orang utan yang tidak dapat
(BKSDA) Kalimantan Timur dan Balai Penelitian dan dilepasliarkan di alam bebas. Kegiatan tukar pikiran untuk
Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Masukan Program Konservasi Alam dan Satwa Liar Lokakarya
(Balitek KSDA) mengadakan sosialisasi penanganan konflik Rencana Pembangunan Suaka Orang Utan ini dilaksanakan
antara manusia dan buaya muara di Kenangan PT ITCI Kartika pada 19-20 Desember 2017 di PT ITCI Kartika Utama.
Utama (PT ITCI KU) pada hari senin 18 Desember 2017.
Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) memiliki dua alternatif
Kegiatan ini dihadiri oleh staf BKSDA Kaltim, Balitek KSDA, pilihan lokasi rencana pembangunan suaka orang utan yaitu
perwakilan desa di sekitar PT ITCI KU yaitu desa Telemow, di Pulau Benawa dan area konsesi PT ITCI kartika Utama Km
Kelurahan Pemaluan, Kelurahan Maridan dan Desa Binuang. 41. Hal ini disampaikan oleh perwakilan YAD, Anton Lukman.

Dr. Ishak Yassir menyatakan bahwa kegiatan ini dilakukan Kepala BKSDA Kalimantan Timur Ir Sunandar membuka
karena sebelumnya di sekitar Teluk Balikpapan telah terjadi kegiatan ini. Selain itu acara dihadiri oleh pakar yang telah
konflik antara manusia dan buaya muara. Pada dasarnya bergelut dengan konservasi orang utan Dr. Sri Suci Utami
terjadi perebutan ruang antara buaya dan manusia, perebutan Atmoko (UNAS) , Dr. Aldrianto (BOS-F/FORINA), Dr. Rondang
pakan dan pertumbuhan populasi manusia yang yang begitu Siregar (UI), Dr. Yaya Riyadin (Univ. Mulawarman), Dr. Signe
cepat. Preuschoft (Yayasan Jejak Pulang), Hardi Baktiantoro (COP),
Mapasalle dan Hamsuri (Forum Peduli Teluk Balikpapan).
Sedangkan Dadang Suryana dari BKSDA Nusa Tenggara Timur
yang hadir sebagai narasumber berbagi pengalamannya Selain para pakar, dari pihak pemerintah pusat yaitu
dalam penanganan satwa liar buaya muara ini. perwakilan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati
(KKH) Ibu Desi Satya, Kepala Balai Penelitian Pengembangan
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), Dinas
informasi tambahan dan pengetahuan kepada para pihak dan Lingkungan Hidup Kab. Penajam Paser Utara, Lurah Maridan,
juga masyarakat yang hidup berdampingan dengan satwa liar Kepala Desa Telemow, Kepala Desa Binuang, dan Kepala Adat
ini agar dapat meminimalisir konflik antara keduanya. Maridan.
Join us Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam
Jl. Soekarno - Hatta Km. 38 PO BOX 578 Balikpapan 76112
Majalah Swara Samboja Samboja - Kalimantan Timur Phone. (0542) 7217663, Fax. (0542) 7217665
Group Majalah Swara Samboja 9 772089 742003 E-mail : swarasamboja@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai