Kertas posisi yang telah berada di tangan anda ini adalah produk dari
putaran belajar Advokasi dan Litigasi Perlindungan Ekosistem Karst
yang dilaksanakan pada Rabu, 05 Desember 2018, di Sofyan Hotel
Tebet, Jakarta Selatan. Kegiatan ini di organisir oleh JATAM Nasional dan
Eksekutif Nasional WALHI yang mengundang simpul dan jaringan yang
bergerak di garis depan krisis yang dihadiri oleh 14 Organisasi atau
Lembaga serta Instansi Pemerintahan baik Nasional yang berdomsili
di Jakarta maupun yang berada di daerah dan terhubung langsung
dengan kerja-kerja advokasi di Kawasan Karst seperti ISS, YLBHI, LBH
Semarang, WALHI Nasional, WALHI KALTIM (KALTARA), WALHI JOGJA,
JATAM KALTIM, JATAM KALTARA, KRUHA, ICEL, JMPPK, Desantara, ASC
dan P3EK Ekoregion Kalimantan KLHK.
I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
II. KARST, KAWASAN KARST,
DAN EKOSISTEM KARST ................................................... 2
III. SALAH KAPRAH
MENGENAI KARST............................................................... 9
IV. MASALAH dan ANCAMAN
TERHADAP KARST .............................................................. 9
V. REGULASI TERKAIT KARST............................................. 17
VI. ANALISA TERHADAP
PENGATURAN KARST ........................................................ 20
VII. PENUTUP ................................................................................. 21
2. Arif Jauhari, “Fungsi Karst sebagai Penyangga Kehidupan”, Semarang, 2016, KMPA Giri
Bahama dan Masyarakat Speleologi Indonesia.
Luas (Km2)
NO Kabupaten KBAK SUKO- KBAK SUKO- Keterangan
LILO 2005 LILO 2014
1. Pati 118,02 71,80 (-) 46,22
2. Grobogan 71,17 112,20 (+) 41,03
3. Blora 4,53 16,79 (+) 12,26
VII. PENUTUP
Dari pemaparan di atas, telah jelas fungsi kawasan karst bagi kehidupan
seluruh makhluk. Fungsi ini tidak dapat digantikan ketika karst dibuka dan
dieksploitasi oleh manusia. Tetapi fungsi karst selama ini telah disimpangi
oleh pemerintah yang dengan mudahnya memberikan izin bagi pengusaha
swasta maupun BUMN untuk mengeksploitasi kawasan karst. Pemberian
izin-izin tersebut telah merusak lingkungan hidup dan berpotensi
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
Jaringan advokasi karst telah memetakan peraturan-peraturan yang
berlaku untuk melindungi kawasan karst. Tetapi peraturan-peraturan
tersebut belum cukup melindungi ekosistem karst. Terlebih tak adanya
mekanisme sanksi yang lebih tegas, yang selama ini masih menginduk pada
Undang-undang No. 32/2009. Pengaturan kawasan karst diharapkan juga
memuat sanksi yang lebih berat kepada para perusaknya. Jaringan advokasi
melihat peluang pengaturan tersebut dalam RPP Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem Karst yang tengah mandeg pembahasannya. Selain