Anda di halaman 1dari 24

Ekologi Bentanglahan KARST

Taman Nasional Alas Purwo

KELOMPOK 2;
MEDIAN TRI WIDYASANA (22/495840/PMU/11068)
MUAMMAR FIKRI ZAMANI (22/496004/PMU/11085)
ANDI MUHAMMAD ILHAM P. (21/491174/PMU/11029)
EKKY FITRIANI NURTIKA PUTRI (22/500405/PMU/11133)
FIJRIANI SRI WIRANTI (21/491041/PMU/11020)

DOSEN PENGAMPU; PROF. DR. SUTIKNO


MAGISTER PENGELOLAAN LINGKUNGAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
Definisi
Ford dan Williams (1989)
Karst adalah medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah
larut dan mempnyai porositas sekunder yang berkembang baik.

Haryono dan Adji (2009)


Karst diartikan sebagai lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak
berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan, namun saat ini istilah karst telah
diadopsi untuk istilah bentuk lahan hasil proses pelarutan.

Milanovic (1991)
Topografi kars adalah bentuk bentang alam tiga dimensional yang terbentuk akibat
proses pelarutan lapisan batuan dasar, khususnya batuan karbonat seperti batugamping
kalsit atau dolomit. Bentang alam ini mengakibatkan bentuk permukaan bumi yang
khusus dan drainase bawah permukaan
Pembentukan Bentang alam Karst

KARSTIFIKASI
Karstifikasi atau proses permbentukan bentuk-lahan karst didominasi oleh proses pelarutan. Proses
pelaturan batugamping diawali oleh larutnya CO2 di dalam air membentuk H2CO3. Larutan H2CO3 tidak
stabil terurai menjadi H- dan HCO32-. Ion H- inilah yang selanjutnya menguraikan CaCO3 menjadi Ca2+ dan
HCO32-
Struktur Bentang Alam Karst
Struktur Bentang Alam Karst
Taman Nasional
Alas Purwo
memiliki luas
kawasan karst
sekitar 39.481
hektar dan terdapat
24 mulut goa yang
jumlah sebenarnya
bisa dua atau tiga
kali dari itu.
Perubahan Bentang Lahan
Taman Nasional Alas Purwo memiliki kawasan tanah kapur
karst yang mendominasi. karst yang terbentuk mengalami
karstifikasi yang tidak sempurna, sebab iklim maupun
batuan kapur telah teritrusi batuan lain. banyaknya
wilayah karst menyebabkan TN Alas Purwo memiliki
banyak goa di dalam kawasannya tidak kurang dari 44
buah goa telah terindentifikasi. beberapa goa masih
mengalami pembentukan aktif yang dicirikan dengan
masih adanya aliran air di dalam goa.
di kalangan ahli lingkungan, kawasan
kars merupakan kawasan yang
sangat peka terhadap perubahan
lingkungan. kondisi ini disebabkan
karena kawasan karst memiliki daya
dukung yang rendah dan sukar
diperbaiki jika sudah terlanjur rusak.
kegiatan-kegiatan manusia yang

menyebabkan terjadinya kerusakan


lingkungan karst antara lain adalah
penambangan,
pertanian,peternakan, penebangan
hutan, pembangunan jalan dan
pariwisata.
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Analisa bentang lahan
Fungsi Strategis Kawasan Karst

Kawasan karst di Indonesia


memiliki fungsi yang sangat
strategis dalam penyerapan
karbondioksida (CO2). Penyerapan
karbondioksida (CO2) oleh kawasan
karst di daerah tropis menjadi
sangat penting dalam upaya
mencegah atau mengurangi
dampak pemanasan global akibat
konsentrasi karbondioksida (CO2)
yang berlebihan.
Pengelolaan Lahan Karst

Pengelolaan kawasan karst diartikan sebagai kegiatan


yang meliputi inventarisasi, penyelidikan,
pemanfaatan, dan perlindungan sumberdaya pada
kawasan karst (Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 1456 K/20/MEM/2000 tentang
pengelolaan kawasan karst). Fungsi utama dari
pengelolaan kawasan karst adalah untuk
mengoptimalkan pemanfaatan kawasan karst guna
menunjang pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Pengelolaan Lahan Karst
acuan dalam menentukan kegiatan
pembangunan yang akan dilakukan
di suatu kawasan karst

ZONASI KARST

teknologi
penginderaan
jauh

Salah satu dasar pemikiran pelaksanaan zonasi


kawasan karst adalah karena tidak semua wilayah
dengan batuan karbonat (gamping atau
dolomit)dapat membentuk kawasan karst.
Regulasi/ Aturan
Trend pengaduan masyarakat terkait pembangunan pabrik semen dan
penambangan batu gamping semakin meningkat seiring dengan naiknya kebutuhan
semen untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Peningkatan konsumsi
semen tersebut baik untuk keperluan domestic dan ekspor akan memerlukan
tambahan kapasitas produksi dengan membangun pabrik-pabrik semen yang baru
dan mencari lokasi pertambangan batu gamping yang baru dalam skala yang
semakin meluas. Di Indonesia setidaknya ada dua definisi atau perspektif atas
Kawasan karst. Menurut peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2012 dan
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Ekosistem Karst yang sedang
disusun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.Regulasi secara parsial
pengelolaan Ekosistem Karst Alas Purwo tercantum dalam beberapa aturan,
diantaranya :
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dimana
lebih menjelaskan mengenai fungsi karst sebagai Kawasan resapan air (Pasal 5
ayat 2)
1. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional yang dimana dalam PP ini, secara eksplisit disebut
kebaradaan KBAK harus dilindungi (Pasal 51 huruf e jo. Pasal 60)
2. Peraturan Menteri Energid an Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2012
tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Pasal 10 jo. Pasal 13 Nomor 6 Tahun
2017 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2017-2032.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, A. 2010. Pengelolaan kawasan karst dan peranannya dalam siklus karbon di
Indonesia. In Makalah dalam Seminar Nasional Perubahan Iklim di Indonesia (Vol. 13).

Ford, D. and Williams, P. 1992. Karst Geomorphology and Hydrology, Chapman and Hall,
London

Milanovic P T 1981 Karst Hydrogeology. Colorado: Water Resources Publications.

Anda mungkin juga menyukai