Abstrak. Nusa Penida, Bali ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Laut (KKL) oleh Pemerintah Daerah
Klungkung pada tahun 2010 dengan dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Hutan mangrove yang terletak di Pulau Nusa Lembongan di dalam yurisdiksi KKP Nusa Penida mengalami
penurunan kualitas biomassa dan tutupan vegetasi. Selama beberapa dekade terakhir karena pengaruh dari
fenomena alam dan aktivitas manusia, yang menghambat pertumbuhan mangrove. Kajian perubahan hutan
mangrove terkait penerapan kawasan konservasi laut menjadi penting untuk menjelaskan dampak regulasi
tersebut dan pengaruhnya terhadap pengelolaan konservasi kawasan di masa mendatang. Hutan mangrove di
KKL Nusa Penida dapat dipantau dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh, khususnya Normalized
Difference Vegetation Index (NDVI) dari citra satelit Landsat yang dipadukan dengan analisis visual dan statistik.
NDVI membantu dalam mengidentifikasi kesehatan tutupan vegetasi di wilayah tersebut dalam tiga kerangka
waktu yang berbeda tahun 2003, 2010, dan 2017. Hasilnya menunjukkan bahwa NDVI sedikit menurun antara
tahun 2003 dan 2010 tetapi meningkat secara signifikan pada tahun 2017, di mana sebagian besar perubahan
positif terjadi ke arah daratan. dan perubahan yang merugikan terjadi di tengah hutan mangrove ke arah laut.
Kata kunci: perubahan mangrove, KKP Nusa Penida, penginderaan jauh, NDVI
141
http://dx.doi.org/10.30536/j.ijreses.2018.v15.a2955 @Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia (LAPAN)
Agustus Daulat dkk.
seperti situs budaya dan tujuan rekreasi (Giri diserap sekitar 54.792. Mg CO2e. Mereka
dkk. 2011). Selain itu, mereka telah dikutip memperkirakan tutupan hutan mangrove di
untuk mengurangi dampak tsunami KKP Nusa Penida menggunakan Landsat 7
(Kathiresan dan ETM+ dengan teknik NDVI dan luasnya sekitar
Rajendran 2005), melindungi 164,5 ha. Penelitian sebelumnya oleh Widagti
garis pantai masyarakat pesisir (Gedan dkk.
dkk. 2011), dan mengurangi dampak (2011) memetakan wilayah Nusa Penida
perubahan iklim global melalui penyimpanan menggunakan ALOS AVNIR-2 (Advanced Land
karbon (Alongi 2008, Alongi dkk., Donat 2016 Observing Satellite) dengan jarak 10 meter
dkk. 2011, Murdiyarso dkk. resolusi (ALOS 2017) mengakibatkan tutupan
2015). Mangrove terkenal sebagai ekosistem mangrove berkurang 47,09 ha dalam waktu
produktif yang menyediakan ekologi dan dua tahun dengan variasi perubahan
sosial ekonomi socio kerapatan. Kedua penelitian tersebut
manfaat (Alongi 2002, Walters dkk. memaparkan kondisi terkini hutan mangrove
2008). Hutan mangrove di Nusa di Pulau Nusa Lembongan sebagai bagian dari
Lembongan terletak di dalam Nusa KKL Nusa Penida pasca implementasi. Oleh
Kawasan Konservasi Laut Penida (MPA) karena itu, penting untuk menganalisis
yang tujuan dari melestarikan kondisi sebelum dan sesudah KKL
keanekaragaman hayati, sumber daya
ekonomi dan banyak lagi dengan pelaksanaannya, serta sebagai pengkinian
menciptakan area regulasi khusus (Dudley data dan informasi mengenai hutan
2008). Pengelolaan KKL di Indonesia mangrove.
dikendalikan oleh Kementerian Kelautan dan NS diajukan riset akan
Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup mengintegrasikan teknologi penginderaan jauh
dan Kehutanan, dan Pemerintah Daerah dengan pengamatan lokasi untuk memantau
(Nurhidayah dan Alam perubahan spasial dan temporal pada tutupan
2017, Dirhamsyah, 2016) (Tabel 1-1). dan kepadatan hutan mangrove di Nusa
Kusumaningtyasdkk. (2014) Lembongan dari tahun 2003 hingga 2017. Citra
melakukan studi stok karbon biru di ekosistem satelit wilayah Nusa Penida pada tahun 2003
mangrove KKP Nusa Penida dan menemukan dipilih sebagai titik ketika pariwisata meningkat
lima spesies mangrove dominan di kawasan secara signifikan di Bali, menghasilkan dalam
tersebut dengan kerapatan 100 hingga 2620 kegiatan ekonomi besar-besaran
pohon/ha dan berpotensi menyimpan karbon di wilayah studi selama tahun tahun antara
hingga 14,29 MgC, dan CO2 2003 dan 2010.
Total 32 99 157.642.10
142 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Perubahan Hutan Mangrove di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida…
Selain 2010 hingga sekarang (2017) dipilih dan Proyek Solusi Biru dengan IUCN
sebagai periode di mana KKL ditetapkan dan (2014).
diberlakukan di daerah oleh pemerintah. KKL Nusa Penida (Gambar 21(b))
Penelitian ini mengkaji kondisi hutan dilaksanakan dengan menerapkan beberapa
mangrove terkait penerapan KKL Nusa Penida sistem zonasi restriksi dengan batasan khusus
di kawasan tersebut. antara lain zona inti (no take zone), zona
wisata khusus, berkelanjutan.
Gambar 2-1: Administrasi Nusa Penida (a) KKL Nusa Penida (b), Bali – Indonesia
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018 143
Agustus Daulat dkk.
Tabel 2-1: Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 (sensor OLI dan TIRS)
Bahkan meskipun ada sedikit panjang ETM+ dan Landsat 8 (OLI dan TIRS) dari tiga
perbedaan cahaya tahun yang berbeda, dimana Landsat 7 ETM+
spektrum (spektral range) antara dua satelit, digunakan untuk tahun 2003 dan
dimana sebagian besar pita pada Landsat 8 2010, sedangkan Landsat8 OLI dan TIRS untuk
OLI lebih sempit dibandingkan Landsat 7 2017 (USGS, 2017). Citra satelit tahun 2010
ETM+, namun pemanfaatan pita tampak digunakan sebagai acuan awal penetapan
khususnya untuk NDVI tidak terlalu KKL, sedangkan citra satelit tahun 2003 (pra-
terpengaruh (Jensen 2015). Ini hanya untuk penunjukan) dan 2017 (setelah penetapan).
membuat visualisasi yang lebih baik untuk
area bervegetasi dan tidak bervegetasi (Besi peruntukan) digunakan sebagai pembanding
dkk. 2012). untuk pemantauan hutan mangrove sebelum
dan sesudah penerapan KKL. Beberapa
2.3 Metode tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini
penelitian kegiatan di dalam seperti Pengolahan Citra, Analisis Citra, dan
pemantauan mangrove perubahan hutan Visualisasi Citra (Gambar 2-2).
memanfaatkan gambar dari Landsat 7
144 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Perubahan Hutan Mangrove di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida…
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018 145
Agustus Daulat dkk.
dari tahun 2003 dan 2010, sedangkan analisis diwakili oleh hijau gelap ditampilkan tutupan
regresi kedua membandingkan nilai titik citra vegetasi mangrove.
yang diamati dari tahun 2010 dan 2017 Time Frame 1 (2003) menggunakan
(Eastman 2016). koleksi gambar dari kombinasi tahun 2002 –
Akurasi Penilaian dan kesalahan 2003, menghasilkan 23 gambar dengan
dilakukan pada klasifikasi citra untuk tutupan awan paling sedikit 4%, Time Frame 2
mengetahui tingkat akurasi berdasarkan (2010) dari tahun 2009 – 2010, menghasilkan 17
pencapaian tugas. Klasifikasi tersebut gambar dengan tutupan awan paling sedikit 0,15%,
diperintahkan untuk memverifikasi hutan sedangkan Time Frame 3 (2010) menggunakan
mangrove dan hutan non-mangrove dengan kumpulan gambar dari tahun 2016 – 2017,
memanfaatkan teknik georeferensi dan menghasilkan 25 gambar dengan tutupan awan
rektifikasi dari Google Earth High- paling sedikit 1,7%. Teknik ini digunakan untuk
Gambar resolusi untuk area studi. Penilaian menghindari outlier dalam pengamatan dan
akurasi menggunakan koefisien kappa Cohen masalah garis-garis yang terjadi di
sebagai koefisien Landsat 7 ETM+ setelah insiden 2003 (SLC
persetujuan antara penilai yang proporsinya mati) yang dapat mengganggu analisis.
gabungan dan Nilai negatif tersebar di sepanjang
frekuensi antara unit sampel dan pantai (bagian timur dan utara atas)
menentukan signifikansi, derajat, dan sedangkan nilai positif menyebar ke arah
stabilitas untuk ilustrasi (Cohen 1960). darat dengan NDVI tertinggi adalah
0,919, dan terendah 0,300 berdasarkan
= Diamati Diharapkan (2-2)
1 Diharapkan klasifikasi Landsat USGS (Weier dan Herring,
Di mana:
2000). Secara visual tingkat kehijauan
K = Koefisien Kappa membedakan kondisi kesehatan mangrove
Diamati = Jumlah total pengamatan yang benar
antara tiga tahun yang berbeda, dimana pada
poin
Mengharapkan = Jumlah total yang benar diharapkan tahun 2003 kondisi hutan mangrove di
poin wilayah pesisir didominasi oleh tutupan
vegetasi yang sehat ditunjukkan dengan
2.3.3 Visualisasi Gambar warna hijau tua, sedangkan hutan mangrove
Visualisasi hasil dilakukan dengan ke arah darat bercampur dari NDVI rendah
menyempurnakan gambar untuk hingga tinggi.
menyederhanakan kontras untuk analisis Pada tahun 2010, NDVI hutan mangrove
yang lebih baik dan perbandingan yang tepat. di wilayah pesisir, khususnya di sisi timur
Proyeksi citra dilakukan dengan menerapkan sedikit menurun seperti terlihat pada gambar
persamaan yang dihasilkan dari statistik dengan beberapa area terlihat berubah dari
analisis dan regresi citra ke citra baru dan hijau tua menjadi hijau muda. Hal yang sama
membandingkan kondisinya dengan atau dengan daerah yang dekat dengan daratan
tanpa KKL. juga sedikit mengalami degradasi, yang
menjelaskan terjadinya degradasi kesehatan
3 HASIL DAN DISKUSI
mangrove, sedangkan mangrove di pantai
Peta menunjukkan indeks kesehatan
utara sedikit meningkat. Pada tahun 2017
hutan mangrove (Gambar 3-1) untuk tiga
kondisi hutan mangrove
berbeda waktu bingkai Nusa
dan
di dalam
keduanya menuju ke laut ke arah darat
Pulau Lembongan, di mana warna hijau
didominasi warna hijau tua yang tersebar
terang hingga merah mewakili nilai negatif
halus di sepanjang pantai dan ke daratan
yang menunjukkan non-vegetasi
dibandingkan dengan kondisi tahun 2003 dan
menutupi, ketika NS positif nilai
2010, yang digambarkan sebagai peningkatan
biomassa dan vegetasi yang lebih sehat.
146 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Perubahan Hutan Mangrove di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida…
Gambar 3-2: Kondisi hutan mangrove berdasarkan jumlah piksel dalam rentang waktu
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018 147
Agustus Daulat dkk.
Analisis Regresi Satu (Gambar 33(a)) mempengaruhi gambar NDVI pada tahun 2010,
yang berasal dari citra 2010 dengan 2003 sedangkan NDVI 2010 mempengaruhi gambar di
menghasilkan korelasi positif yang kuat antara 2017.
kedua citra dengan R2=0,78 (koefisien NS hasil dari Berpasangan Uji-T
determinasi), antara dua citra NDVI 2003 dan NDVI 2010
yang menjelaskan 78% variasi total menggunakan two-sided tailed dengan
pengamatan titik pada citra 2003 dengan tingkat kepercayaan 99% menunjukkan bahwa
pengamatan titik pada citra 2010. Metode kedua citra tersebut merupakan perbedaan
yang sama diterapkan untuk citra 2010 dan yang signifikan secara statistik antara rerata
2017 bernama Analisis Regresi Dua (Gambar NDVI 2003 dan NDVI 2010 berdasarkan pvalue
3-3(b)) dan menghasilkan korelasi positif < 0,01. Kondisi yang sama terjadi antara NDVI
perusahaan yang sama dengan R2=0,78. Kedua 2010 dan NDVI
Analisis Regresi 2017, yang menyimpulkan gambar NDVI
mengilustrasikan bagaimana perawatan 2003, 2010 dan 2017 berbeda secara statistik.
berpengalaman oleh gambar NDVI 2003
(Sebuah) (B)
Gambar 3-3: Regresi antara 2003 dan 2010 (a) dan antara 2010 dan 2017 (b)
148 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Perubahan Hutan Mangrove di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida…
(Sebuah) (B)
Indeks perubahan hutan mangrove dari sampai 2010, lebih banyak area tampaknya memiliki
waktu ke waktu (Gambar 3-4) diperoleh pertumbuhan NDVI yang lebih rendah, sedangkan antara
dengan mengurangkan dua citra yang tahun 2010 dan 2017 sebagian besar mengalami pertumbuhan
menghasilkan indeks perubahan mangrove yang lebih tinggi dengan pertumbuhan yang rendah
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018 149
Agustus Daulat dkk.
(Sebuah) (B)
Gambar 3-5: Indeks Perubahan Mangrove 1 (a) dan Indeks Perubahan Mangrove 2 (b)
sebutan di Nusa Penida. Sebelum penetapan 3-5(b)) jumlah pemilihnya bernilai positif
KKL (Gambar 3-5(a)), perubahan hutan dengan kisaran mulai dari 0,05 hingga 0,15.
mangrove didominasi oleh negatif hingga Regresi Perubahan Mangrove
sedikit tidak ada perubahan, yang dianggap Analisis yang diperoleh dari Mangrove Change 1
sebagai kondisi degradasi yang ditunjukkan dan Mangrove Change 2 menghasilkan model
dengan berbagai nilai berkisar antara -0,1 persamaan regresi untuk memperkirakan
hingga di bawah 0,05. Sedangkan setelah pengaruh KKL terhadap perubahan NDVI
penetapan KKL (Gambar mangrove per 7 tahun sebagai berikut:
150 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Perubahan Hutan Mangrove di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida…
(Sebuah)
(B)
Gambar 3-6: Dampak NDVI (a), dan NDVI 2017 tanpa KKL (b)
Analisis Hotspot (Gambar 3-7 terjadi pada tahun tersebut dibandingkan dengan
menghasilkan tiga gambar yang berbeda seperti periode sebelumnya pada tahun 2010 dan 2003.
yang ditunjukkan pada gambar di atas, di mana Berdasarkan beberapa citra hasil
warna biru (gelap) menggambarkan distribusi pendekatan penginderaan jauh, kondisi hutan
spasial nilai rendah (titik dingin) berdasarkan mangrove di KKL Nusa Penida mengalami
nilai NDVI-nya, sedangkan warna merah perubahan yang cukup besar, yang
(terang) , mewakili nilai tinggi (hotspot) pada dipengaruhi oleh KKL tersebut.
tiga tingkat kepercayaan 99%, 95%, dan 90% pelaksanaan tahun 2010. Kesehatan hutan
(Nallan dkk. 2015). Pada tahun 2003 hotspot dan mangrove yang berasosiasi dengan biomassa
cold-spot tersebar merata di sepanjang kawasan vegetasi pada tahun 2003 sedikit menurun
hutan mangrove dalam tiga wilayah yang pada tahun 2010, dan meningkat
berbeda cukup signifikan pada tahun 2017. Kondisi hutan
tingkat kepercayaan, sedangkan pada tahun mangrove pada tahun 2003, 2010, dan 2017
2010 hotspot mengelompok di tengah hutan berbeda nyata berdasarkan hasil uji t
mangrove, yang terkait dengan turunnya berpasangan (p-value < 0,01) dengan
NDVI pada tahun 2010. Analisis hotspot pada menggunakan selang kepercayaan 99%, dimana
tahun 2017 menunjukkan dominasi nilai tinggi perbedaan rata-rata pada tahun 2003-2010 dan
di seluruh kawasan dan memperkuat 2010- 2017 adalah 0,009 dan 0,057
informasi statistik di mana konversi positif masing-masing.
NDVI secara masif
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018 151
Agustus Daulat dkk.
Sebagian besar perubahan positif pada kombinasi kenaikan permukaan laut (Lovelock
tahun 2010 terjadi ke arah darat (arah barat), dkk. 2017).
sedangkan perubahan negatif yang dianggap Regresi citra sebelum dan sesudah
sebagai degradasi mangrove terjadi di tengah penerapan KKL menunjukkan korelasi positif
hutan mangrove menuju laut. Hal ini mungkin yang kuat dijelaskan oleh R2 =
terjadi karena pasang surut, gelombang yang 0,78 yang menyimpulkan kontribusi KKL
dikombinasikan dengan kenaikan muka air laut terhadap wilayah dimana kondisi sebelum
di wilayah tersebut, dan lokasinya yang pelaksanaan didominasi negatif hingga sedikit
berbatasan langsung dengan Selat Lombok di tidak ada perubahan, sedangkan setelah KKL
sebelah barat, yang terkenal dengan arusnya
yang kuat (Lubis dan Yuningsih 2016) dan implementasinya perlahan berubah menjadi
gelombang internal (Rachmayanidkk. 2010). perubahan positif.
Kondisi hutan mangrove pada tahun
2017 mengalami peningkatan secara merata 4 KESIMPULAN
di seluruh wilayah yang didukung oleh Keluaran dari penelitian ini adalah
analisis statistik, analisis hotspot, dan relevan dengan lingkungan dan
visualisasi citra. Perubahan hutan mangrove pengelolaan konservasi di KKP Nusa Penida,
tahun 2017 didominasi oleh nilai positif yang terutama pengelolaan hutan mangrove. bakau
kecil di hampir seluruh kawasan mangrove
terutama di bagian tengah (baik ke arah darat kesehatan hutan menurun kualitasnya dari
maupun ke arah laut), yang tahun 2003 hingga 2010 sebelum KKL
menunjukkan pertumbuhan KKL peruntukan dan meningkat secara signifikan
selama implementasi. meja dan dari tahun 2010 hingga 2017 setelah
Informasi statistik melalui histogram penetapan KKL. Implementasi KKL memainkan
memperkuat bukti. Kondisi serupa pada tahun peran kunci dalam mengelola, melestarikan
2010, dimana hutan mangrove di wilayah dan melindungi ekosistem yang ada dengan
pesisir mengalami gangguan yang berasal perencanaan tata ruang, sistem zonasi, dan
dari pasang surut, gelombang dan regulasi yang ketat, tetapi pendorong lain
152 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Perubahan Hutan Mangrove di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida…
alasan alami dan tidak alami juga Mengubah. Muara, Pesisir dan Ilmu Shelf,
berkontribusi pada perubahan. 76, 1-13.
Observasi lapangan diperlukan untuk
Bhosale NP, Manza RR, (2013), Analisis
ground truthing untuk mendukung akurasi Pengaruh Filter Penghilang Bising pada
Gambar Penginderaan Jauh Bising. Jurnal
penilaian, klasifikasi penggunaan lahan dan
Internasional Penelitian Ilmiah & Teknik
perubahan penggunaan lahan untuk analisis
(IJSER), 4, 1151.
yang lebih baik dan komprehensif dalam
Cannicci S., Burrows D., Fratini S., Smith T.
implementasi KKL. Terakhir, pengelolaan dan
J., Offenberg J., Dahdouh-Guebas F,
implementasi KKL di KKL Nusa Penida sangat
(2008), Dampak Fauna pada Struktur
penting untuk diperhatikan sebagai model peran Vegetasi dan Fungsi Ekosistem di Hutan
dalam penataan ruang termasuk bagaimana Mangrove: Tinjauan. Botani Akuatik, 89,
mengatasi beberapa masalah dalam pemangku 186-200.
kepentingan untuk pengelolaan sumber daya Cohen J., (1960), Koefisien Kesepakatan
alam yang lebih baik di masa depan. untuk Timbangan Nominal. Pengukuran
Pendidikan dan Psikologis, 20, 37-46.
PENGAKUAN Dirhamsyah, (2016), Kemunduran dalam
Penulis ingin mengucapkan terima kasih Pengembangan Kawasan Konservasi
setiap orang WHO terlibat dalam Perairan di Indonesia. Jurnal Urusan Maritim &
Kelautan Australia, 8, 87-100. Donato DC,
penyusunan makalah ini untuk mereka
Kauffman JB, Murdiyarso D.,
dukungan termasuk masukan, koreksi, dan
Kurnianto S., Stidham M., Kanninen M.,
saran. Apresiasi tinggi diberikan kepada USGS
(2011), Mangrove Diantara Hutan Paling
atas akses data gratis citra satelit. Terakhir,
Kaya Karbon di Daerah Tropis. Geosains
tetapi tidak kalah penting,
Alam, 4, 293-297.
Andreas SEBUAH. Hutahaean dari Dudley N., (2008), Pedoman Penerapan
Koordinasi Kementeriandari
Kelautan Kategori Pengelolaan Kawasan Lindung,
Mendagri, serta Laboratorium Data Kelautan IUCN.
dan Pesisir beserta tim khususnya Joko Foga S., Scaramuzza PL, Guo S., Zhu Z., Dilley
Subandriyo yang telah mendukung penelitian RD, Beckmann T., Schmidt GL, Dwyer JL,
ini. Hughes MJ, Laue B., (2017), Perbandingan
dan Validasi Algoritma Deteksi Cloud untuk
REFERENSI Produk Data Landsat Operasional.
Data Satelit Pengamatan Darat Lanjutan, Penginderaan Jauh
Alongi D., Murdiyarso D., Fourqurean J., Basah Pesisir Saat Ini dan Masa Depan dalam
Kauffman J., Hutahaean A., Crooks S., Melindungi Garis Pantai: Menjawab
Lovelock C., Howard J., Herr D., Fortes Tantangan Paradigma Terbaru. Perubahan
M, (2016), Karbon Biru Indonesia: Penyerap Iklim, 106, 7-29. Giri C., Ochieng E., Tieszen LL,
Karbon Lamun dan Mangrove yang Zhu Z., Singh
Signifikan dan Rentan Secara Global. Ekologi A., Loveland T., Masek J., Duke N.,
dan Pengelolaan Lahan Basah, 24, 3-13. (2011), Status dan Distribusi Hutan
Mangrove Dunia Menggunakan Data Satelit
Alongi DM, (2002), Keadaan Sekarang dan Masa Depan Pengamatan Bumi. Ekologi dan Biogeografi
NS dunia Bakau Hutan. Global, 20, 154-159. Gordon AL, Susanto RD,
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018 153
Agustus Daulat dkk.
gorelick N., Hancher M., Dixon M., Iklim Mengubah Mitigasi. Alam
Ilyushchenko S., Thau D., Moore R., Perubahan Iklim, 5, 1089-1092.
(2017), Google Earth Engine: Analisis Murray SP, Arief D., (1988), Aliran ke dalam
Geospasial Skala Planet untuk Semua Orang. Samudera Hindia Melalui Selat Lombok,
Penginderaan Jauh Lingkungan. Januari 1985–Januari 1986. Alam, 333,
Hansen MC, Potapov PV, Moore R., Hancher 444-447.
M., Turubanova S., Tyukavina A., Thau Nallan SA, Armstrong LJ, Tripathy AK,
D., Stehman S., Goetz S., Loveland T., Teluguntla P., (2015), Analisis Hotspot
(2013), Peta Global Resolusi Tinggi Menggunakan Data NDVI untuk Penilaian
Perubahan Tutupan Hutan Abad ke-21. Dampak Pembangunan Daerah Aliran Sungai.
Sains, 342, 850-853. Teknologi Berkelanjutan
untuk
Irons JR, Dwyer JL, Barsi JA, (2012), The Next Pembangunan 2015 (ICTSD),
Satelit Landsat: Misi Kontinuitas Data Konferensi Internasional pada, 2015. IEEE,
Landsat. Penginderaan Jauh Lingkungan, 1-5.
122, 11-21. Nurhidayah L., Alam S., (2017), KKL dan
Jensen JR, (2015), Gambar Digital Pengantar Perikanan dalam Konteks Ketahanan Pangan
Pemrosesan: Penginderaan Jauh dan Penghidupan Berkelanjutan di
Perspektif, Prentice Hall Press. Kathiresan K., Indonesia: Studi kasus KKL di Karimunjawa
Rajendran N., (2005), Pesisir dan Mayalibit Papua, Indonesia. Dalam:
Hutan Mangrove Mitigasi Tsunami. Ilmu Westlund, L., Charles, A., Garcia, SM,
Muara, Pesisir dan Landas, Sanders, J. (eds.) Kawasan Konservasi Laut:
65, 601-606. Interaksi dengan
Kissinger G., Herold M., De Sy V., (2012), Mata Pencaharian Perikanan dan Ketahanan
Pemicu Deforestasi dan Degradasi Hutan: Pangan. Roma: Pangan dan Pertanian
Laporan Sintesis untuk Pembuat Kebijakan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
REDD+. Vancouver, Persatuan Internasional untuk Konservasi
Kanada: Konsultasi Lexeme. Alam.
Kusumaningtyas MA, Daulat A., Suryono DD, Rachmayani R., Ningsih NS, Hardi S.,
Ati RNA, Kepel TL, Rustam A., Rahayu YP, Brodjonegoro IS, (2010), Dinamika
Sudirman N., Hutahaean AA, (2014), Blue Penjalaran Gelombang Internal di Selat
Carbon Stock Mangrove Lombok. Jurnal Ilmu Kelautan Indonesia, 13,
Ekosistem di Nusa Penida, Bali. Konferensi 1-12.
Dua Tahunan Konferensi Penginderaan Jauh Ronnback P., Crona B., Ingwall L., (2007), The
Pan Ocean ke-12 (PORSEC Pengembalian Barang dan Jasa Ekosistem di
2014). Hutan Mangrove yang Ditanam Kembali:
Lovelock CE, Feller IC, Reef R., Hickey S., Bola Perspektif dari Komunitas Lokal di Kenya.
MC, (2017), Mangrove Dieback Selama Konservasi Lingkungan, 34, 313-324.
Fluktuasi Permukaan Laut. Ilmiah
Laporan, 7, 1680. Spalding M., (2010), Atlas Mangrove Dunia,
Margono BA, Potapov PV, Turubanova S., Routledge.
Stolle F., Hansen MC, (2014), Kehilangan Toh KKV, Ibrahim H., Mahyuddin MN, (2008),
Tutupan Hutan Primer di Indonesia Selama Deteksi dan Pengurangan Kebisingan Garam
2000-2012. Perubahan Iklim Alam, 4, 730-735. dan Lada Menggunakan Fuzzy Switching
Filter tengah. Transaksi IEEE pada Elektronik
Mather PM, Koch M., (2011), Komputer Konsumen, 54.
Pengolahan Gambar Penginderaan Jauh: Walters BB, Ronnback P, Kovacs JM, Crona
Sebuah Pengantar, John Wiley & Sons. B., Hussain SA, Badola R., Primavera JH,
Murdiyarso D., Purbopuspito J., Kauffman J Barbier E., Dahdouh-Guebas F..
B, Warren MW, Sasmito SD, Donato DC, (2008), Etnobiologi, Sosial Ekonomi dan
Manuri S., Krisnawati H., Taberima S., Pengelolaan Hutan Mangrove: Sebuah
Kurnianto S., (2015), Potensi Hutan Tinjauan. Botani Akuatik, 89, 220-236.
Mangrove Indonesia Untuk Global
154 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Perubahan Hutan Mangrove di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida…
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018 155
Agustus Daulat dkk.
156 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 15 No. 2 Desember 2018