Anda di halaman 1dari 28

LEBIH DEKAT TENTANG

SUMBER BENIH PINUS


KEBUN BENIH SEMAI
(Seedling Seed Orchard )

CORRYANTI
dan
SUGITO

PUSLITBANG PERUM PERHUTANI-CEPU


2015
LEBIH DEKAT TENTANG
SUMBER BENIH PINUS :
KEBUN BENIH SEMAI
( Seedling Seed Orchard)

CORRYANTI
dan
SUGITO

PUSLITBANG PERUM PERHUTANI-CEPU


2015
Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus : Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)

Penulis :
Corryanti dan Sugito

ISBN : 978-602-0853-01-7

Desain Sampul dan Tata letak :


Corryanti dan Edi Purwanto

Penerbit :
Puslitbang Perum Perhutani Cepu

Redaksi :
Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6
Cepu 58302 Jawa Tengah
Telp : 0296 - 421233
Fax : 0296 - 422439
Web : www.puslitbangperhutani.com
Email : puslitbang_dokinfo@yahoo.co.id
puslitbang.dokinfo@ gmail.com

Cetakan Kedua : April 2015


Cetakan Pertama : Desember 2014

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini, tanpa seijin Puslitbang Perhutani.

i
PENGANTAR KAPUSLITBANG

Buku “Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus : Kebun Benih Semai,' kami terbitkan untuk
mengenalkan tentang pengelolaan sumber benih pinus yang ada di Perhutani, di tiga tempat, yaitu
Cijambu-Sumedang, Baturraden-Banyumas, dan Sempolan-Jember.

Pinus merupakan komoditas utama kedua di perusahaan Perhutani, yang menopang penghasilan
terbesar untuk produk non kayu dari tahun ke tahun. Kontinuitas akan prestasi ini harus didukung
oleh sumber benih yang menghasilkan benih-benih berkualitas.

Dewasa ini, Puslitbang berupaya mendukung kebijakan Direksi, yang mengupayakan penanaman
tegakan pinus berasal dari materi pinus dengan produksi getah banyak, atau biasa dikenal dengan
pinus bocor getah.

Semoga bermanfaat.

Cepu, Maret 2015

SUWARNO

i
PENGANTAR PENULIS

Sumber benih pinus Perhutani banyak mengandung informasi yang menarik untuk dikaji dan
dibahas lebih lanjut. Apalagi, membicarakan pinus (Pinus merkusii), yang dalam kurun dekade
terakhir menjadi hal penting, mengingat komoditas pinus dan turunannya masih menjadi produk
andalan perusahaan Perhutani.

Penulis di sini menguraikan tentang pengelolaan kebun benih semai pinus dan informasi penting
dan berharga lainnya, sehingga bermanfaat bagi pengelolaan sumber benih di kemudian hari.

Dalam cetakan kedua ini, beberapa perbaikan disampaikan sebagai upaya menyempurnakan
cetakan pertama yang lalu.

Salam.

Penulis

Dr. Corryanti

ii
DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR KAPUSLITBANG .................................................................................................................. i

PENGANTAR PENULIS ............................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................................... IV

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................... V

BAB 01. PENGERTIAN KEBUN BENIH ....................................................................................................... 1

BAB 02. MENGELOLA KEBUN BENIH PINUS DI PERHUTANI ................................................................... 3

BAB 03. MENCERMATI POTENSI POHON BERBUNGA & BERBUAH....................................................... 8

BAB 04. MEMPRODUKSI BUAH PINUS DI KBS ........................................................................................ 10

BAB 05. BIAYA PENYELENGGARAAN KELOLA KBS................................................................................. 16

BAB 06. KE MANA ARAH MENGELOLA KBS DI MASA YANG AKAN DATANG?........................................ 17

DAFTAR BACAAN......................................................................................................................................... 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 01.Kebun Benih Semai Pinus di Sempolan, Jember ................................................................... 2

Gambar 02. Tata letak blok tanaman :

02a. Tata letak blok tanaman di KBS Cijambu ....................................................................... 3

02b. Tata letak blok tanaman di KBS Baturraden .................................................................. 3

02c. Tata letak blok tanaman di KBS Sempolan .................................................................... 4

Gambar 03.Beberapa kegiatan sepanjang tahun di sumber benih KBS pinus .......................................... 7

Gambar 04. Beberapa kegiatan sepanjang tahun di sumber benih KBS pinus ........................................ 8

Gambar 05.Jumlah pohon berbunga di masing-masing KBS pengamatan tahun 2014 ............................ 9

Gambar 06. Potensi pohon berbuah & benih di tiga KBS ......................................................................... 9

Gambar 07. Tanda-tanda buah/konus masak ............................................................................................ 10

Gambar 08. Kegiatan pengunduhan buah dan memprosesnya hingga siap digunakan............................ 12

Gambar 09. Memproduksi benih pinus dari tahun 2000 k e tahun 2014 dari masing-masing KBS ........ 13

Gambar 10. Memproduksi benih pinus bocor getah dari tahun 2007 ke tahun 2014
dari masing-masing KBS ..................................................................................................... 14

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01. Kebun Benih Semai Pinus merkusii ............................................................................................. 3

Tabel 02. Tata Waktu kegiatan dalam mengelola KBS ............................................................................... 6

Tabel 03. Rendemen produksi buahpinus dari tahun 2005 s/d 2013 dari masing-masing KBS ................ 15

Tabel 04. Biaya penyelenggaraan pengelolaan Kebun Benih Pinus .......................................................... 16

v
Pengertian Kebun Benih

01.PENGERTIAN KEBUN BENIH

Secara umum, kebun benih adalah areal yang sengaja ditanami tanaman tertentu untuk menghasilkan
benih asal genetik yang unggul. Dikenal, terdapat beberapa tingkat klasifikasi sumber benih, sesuai
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 72/Menhut-II/2009 tanggal 10 Desember 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 1/Menhut-II/2009 tentang Penyelenggaraan
Perbenihan Tanaman Hutan. Berturut-turut, mulai dari yang paling rendah tingkat klasifikasinya sampai
yang tertinggi:

1.Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT), tegakan alam atau tanaman dengan lokasi yang teridentifikasi,
kualitas tegakan pada rata-rata yang digunakan, untuk menghasilkan benih.
2.Tegakan Benih Terseleksi (TBT), suatu tegakan alam atau tanaman berisi pohon berfenotipa bagus
pada sifat-sifat penting yang ditetapkan(misal batang lurus tidak cacat dan percabangan ringan).
3.Areal Produksi Benih (APB), suatu areal tegakan terseleksi yang ditingkatkan kualitas tegakannya
melalui penebangan pohon-pohon yang tidak diinginkan dan dipelihara untuk menghasilkan benih.
4.Tegakan Benih Provenansi, tegakan yang dibangun dari benih yang provenan (asal-usul) nya telah
teruji.
5. Kebun Benih Semai (KBS), sumber benih yang dibangun dengan benih yang berasal dari pohon plus.
6. Kebun Benih Klon (KBK), sumber benih yang dibangun dari materi vegetatif (misal ranting, tunas,
mata tunas, batang, dsb.), berasal dari pohon plus yang ditetapkan.
7.Kebun Benih Pangkas (KBP), yaitu sebuah pertanaman yang dibangun untuk tujuan khusus sebagai
penghasil materi setek.

Perum Perhutani memiliki sumber benih yang bervariasi tingkatnya pada macam komoditas yang
berbeda. Pada jenis pinus misalnya, perusahaan ini telah memiliki sumber benih yang menghasilkan biji,
disebut dengan Kebun Benih Semai (selanjutnya cukup disebut KBS).

Membangun KBS pinus, sudah dirintis sejak tahun 1976 dan secara bertahap hingga 1983, dengan
konsep desain sebagai tanaman uji keturunan. Dalam perkembangan pengamatan, tanaman uji ini
dievaluasi, dan mengalami penjarangan pada individu pohon yang tidak dikehendaki. Dari sini, fungsi
tanaman uji beralih menjadi kebun benih. Disebut dengan Kebun Benih Semai, karena materi awalnya
berasal dari benih yang disemaikan.

Pembangunan KBS Pinus merkusii ini tidak lepas dari kerja keras bersama saat itu, yaitu antar Fakultas
Kehutanan UGM, Dirjen Kehutanan (saat itu dibawah Departemen Pertanian) dan Perum Perhutani
sebagai BUMN yang diberi otorisasi mengelola kawasan hutan di pulau Jawa.

KBS Pinus semula dibangun dari materi bibit asal pohon plus, hasil eksplorasi pohon plus pada hutan-
hutan tanaman pinus di pulau Jawa, hutan alam pinus di Aceh, Tapanuli dan Kerinci. Saat itu, tidak
semua pohon plus yang ditunjuk dapat diuji-tanam, karena tidak semua pohon plus diperoleh benihnya.
Penunjukan pohon plus ketika itu berfokus pada kriteria keunggulan kayunya, dan diperoleh tidak kurang
1.000 asal materi indukan dalam jangka waktu lima tahun.
1
Pengertian Kebun Benih

Penanaman pohon-pohon di KBS diatur dengan pola jarak tanam 4m x 4m atau 3mx3 m. Berasal dari
pertanaman uji, maka desain penanaman mengikuti rancangan acak lengkap berblok, 5 tree plot, dengan
penanaman 10 blok setiap tahun tanam. Saat itu tahapan penanaman dilakukan secara serempak di tiga
lokasi, dimulai tahun 1978 hingga tahun 1983. Dalam tahap pemantauan dan evaluasi, pohon-pohon yang
berperforma kurang baik dijarangi (ditebang).

Dari 1.000 famili sebagai pohon indukan, dilakukan pengumpulan benih, dan dilakukan penanaman dengan
rancangan blok lengkap acak (randomized completely block design). Setiap famili diulang 5 kali ulangan, dan
diulangi lagi dalam 10 blok. Dari 200 famili yang ditanam setiap tahun, evaluasi melakukan penjarangan
terhadap 100 famili yang kurang memenuhi harapan, dan menjarangi individu-individu yang tidak baik dari 5
kali ulangan (tree plot). Ketika tanaman berumur 10 tahun, dilakukan evaluasi dan penjarangan terhadap 50
famili yang tidak baik. Pada umur tanaman 15 tahun, semua pohon-pohon yang kurang baik ditebangi, dan
ditinggalkan 2 pohon dari masing-masing ulangan famili (tree plot). Kini di masing-masing KBS terdapat paling
tidak 50 famili dengan tampilan terbaik.

Dewasa ini, penanaman pinus bergeser sekaligus bertambah, tidak hanya berorientasi pada hasil kayu, tetapi

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


juga getah pinus. Oleh karena itu, sumber benih yang ada selayaknya harus mampu menghasilkan materi
benih dengan kriteria bergetah banyak.

Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)


Sejak tahun 2002, Puslitbang bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, mulai
melaksanakan program pemuliaan Pinus merkusii untuk mendapatkan materi tanaman unggul yang
berproduksi getah banyak. Kegiatan eksplorasi pinus bergetah banyak ini dimulai dari individu yang terdapat
di semua KBS yang ada saat ini.

Gambar 01.
Kebun Benih Semai Pinus di Sempolan, Jember

2
Mengelola Kebun Benih Pinus di Perhutani

02.MENGELOLA KEBUN BENIH PINUS DI PERHUTANI

Sumber benih pinus yang dimiliki Perum Perhutani seluas 287,9 ha, berlokasi di tiga tempat, berturut-
turut KBS Cijambu (75 ha), KBS Baturraden (96 ha) dan KBS Sempolan (96 ha).

Tabel 01.
Kebun Benih Semai Pinus merkusii

Potensi
Lokasi KBS Luas (ha) Keterangan
Lokasi Jumlah Jumlah
famili Pohon

KBS berlokasi di Cijambu, masuk wilayah RPH Cijambu BKPH Manglayang Timur KPH Sumedang Divisi
Regional III Jawa Barat dan Banten.

KBS Cijambu berbatasan dengan penjelasan sebagai berikut:


Sebelah utara berbatasan dengan tegakan Eucalyptus, KPH Sumedang
Sebelah barat berbatasan dengan tegakan Eucalyptus, KPH Sumedang
Sebelah selatan berbatasan dengan kebun atau ladang milik masyarakat
Sebelah timur berbatasan dengan tegakan Eucalyptus dan Rasamala, KPH Sumedang

X = Tahun tanam

Gambar 02a. Tata letak blok tanaman di KBS Cijambu

3
Mengelola Kebun Benih Pinus di Perhutani

KBS berlokasi di Baturraden, masuk wilayah RPH Baturraden BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas
Timur Divisi Regional I Jawa Tengah.

KBS Baturraden berbatasan dengan penjelasan sebagai berikut:


Sebelah utara berbatasan dengan tegakan damar, KPH Banyumas Barat
Sebelah barat berbatasan dengan tegakan damar, KPH Banyumas Barat
Sebelah selatan berbatasan dengan tanah peternakan Balai Besar Pembibitan Sapi Perah Departemen
Pertanian
Sebelah timur berbatasan dengan tegakan damar, KPH Banyumas Barat

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)
X = Tahun tanam

Gambar 02b. Tata letak blok tanaman di KBS Baturraden

KBS berlokasi di Sempolan, masuk wilayah RPH Sumberjati BKPH Sempolan KPH Jember Divisi
Regional II Jawa Timur

KBS Sempolan berbatasan dengan penjelasan sebagai berikut:


Sebelah utara berbatasan dengan tegakan mahoni, KPH Jember
Sebelah barat berbatasan dengan tegakan mahoni dan eucalyptus, KPH Jember
Sebelah selatan berbatasan dengan tegakan jati dan eucalyptus, KPH Jember
Sebelah timur berbatasan dengan tegakan mahoni, KPH Jember

X = Tahun tanam

Gambar 02c. Tata letak blok tanaman di KBS Sempolan

4
Mengelola Kebun Benih Pinus di Perhutani

Untuk mengelola kebun benih-KBS, kegiatan sepanjang tahun adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pengamatan pohon berbunga dan berbuah


Kegiatan pengamatan pohon berbunga dan berbuah yaitu mengamati pohon yang berbunga dan
berbuah, dan informasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan target produksi tiap
tahunnya.

b. Kegiatan babat bersih tumbuhan bawah.


Kegiatan babat bersih tumbuhan bawah, yaitu membabat semak/belukar atau tanaman lain yang
mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Pembabatan tumbuhan bawah dilakukan dua kali
dalam setahun, dalam pada bulan April (sebelum pengunduhan ) dan bulan Oktober (setelah
pengunduhan dan dalam sebelum pembungaan). Manfaat babat bersih tumbuhan bawah adalah
untuk mengurangi hambatan angin yang berfungsi dalam proses penyerbukan bunga. Di samping
itu manfaat yang lain adalah untuk mengoptimalkan penyerapan hara dari dalam tanah.

c. Kegiatan dangir
Kegiatan dangir dilakukan pada diameter 4 meter atau jari-jari 2 meter dari tanaman, dan dilakukan
tanpa merusak perakaran tanaman. Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sekali dalam setahun
yaitu dalam bulan Oktober (sebelum dilakukan pekerjaan pemupukan).

d. Kegiatan pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan dengan membuat lubang/saluran dua buah dengan ukuran
panjang 40 cm, lebar 20 cm dengan kedalaman 20 cm tanpa merusak perakaran tanaman pokok.
Lubang dibuat sebelah di kanan dan kiri tanaman, dengan jarak 1 – 2 meter. Jenis pupuk yang
diberikan yaitu : Urea, SP 36, dan KCl dengan takaran (2 : 3 : 1) per tanaman, yaitu 400 gram urea ,
600 gram SP 36, 200 gram KCl. Pemupukan dilakukan sekali dalam setahun yaitu dalam bulan
Nopember.

e. Kegiatan pembaruan nomor pohon dan batas blok


Kegiatan penomoran pohon dan batas blok tahun tanam dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan dalam kegiatan pengelolaan dan kepentingan penelitian lanjut. Penomoran ditandai
pada batang pohon pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah.

f. Kegiatan pembuatan ilaran api


Kegiatan pembuatan ilaran api yaitu kegiatan untuk mencegah kebakaran di musim kemarau
dengan cara babat bersih dan mencangkul akar tumbuhan bawah selebar 5 meter. Pembuatan
ilaran api dilaksanakan sebelum musim kemarau tiba, biasa terjadi dalam bulan Juni – Juli.

g. Kegiatan pengunduhan buah dan prosesing benih


Kegiatan pengunduhan buah dilakukan dengan memilih terlebih dulu buah-buah yang telah masak
dan siap diunduh. Buah masak ditandai dengan warna buah yang hijau kecoklatan. Buah yang
diunduh, kemudian diseleksi, ditimbang, dan dikemas sesuai nomor pohon atau pengamatan
tertentu, kemudian di kirim ke tempat pengolahan(procesing). Kegiatan prosesing atau pengolahan
dimulai dari kegiatan pemeraman buah (konus) sampai dengan penyimpanan benih di DCS (Dry
Cool Storage).
5
Mengelola Kebun Benih Pinus di Perhutani

.
h. Kegiatan distribusi
Kegiatan distribusi yaitu kegiatan mengangkut benih asal KBS ke KPH Perhutani atau pihak luar yang
telah dialokasikan. Distribusi dilakukan dengan sistem fifo (first in first out), artinya stok benih lama
didahulukan distribusinya. Pengemasan benih dengan kemasan “foodserver”, yang hampa udara,
dalam kemasan 1 kg. Untuk mempertahankan viabilitas (daya kecambah) benih sesuai dengan data
yang tertera di label kemasan.

i. Kegiatan pengamanan
Kegiatan pengamanan yaitu kegiatan melindungi, tegakan dan benih serta aset-aset lain di KBS dari
gangguan, seperti pencurian pohon, pencurian benih, bibrikan lahan dan penggarapan liar yang dapat
merugikan.

Tabel. 02
Tata Waktu kegiatan dalam mengelola KBS
Bulan
No Jenis Pekerjaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1. Pengamatan bunga dan buah

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


2. Babat tumbuhan bawah
3. Pendangiran
4. Pemupukan

Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)


5. Pembaruan nomor pohon
6. Babat ilaran api
7. Pengunduhan dan prosesing benih
8. Distribusi
9. Perngamanan

6
Mengelola Kebun Benih Pinus di Perhutani

a. Kegiatan babat tumbuhan bawah

b. Kegiatan pembuatan ilaran api c. Kegiatan piringan, pendangiran

d. Pelaksanaan pemupukan

e. Kegiatan pembaharuan nomor dan batas blok

Gambar 03.
Beberapa kegiatan sepanjang tahun di sumber benih KBS pinus

7
Mencermati potensi pohon berbunga dan berbuah

03. MENCERMATI POTENSI POHON BERBUNGA DAN BERBUAH

Pemahaman musim berbunga dan berbuah pinus penting bagi pengelola KBS, karena merupakan
awal penyiapan mengunduh benih dengan mengetahui potensi KBS dalam tahun berjalan.

Pengalaman petugas di lapangan, menunjukkan musim berbunga pinus terjadi sepanjang tahun,
puncak masa berbunga biasa terjadi dalam kurun bulan Februari hingga Maret, kemudian secara
berangsur pohon berbunga mulai berkurang pada bulan Mei-Juni. Bulan-bulan masa berbuah
terjadi sepanjang bulan setelah penyerbukan terjadi.

Dalam banyak literatur, disebutkan tanaman Pinus merkusii tergolong pohon yang sudah dapat
berbuga pada umur relatif muda. Pada umur 23 bulan setelah ditanam, strobili betina (bakal bunga)
mulai muncul, tetapi strobili jantan belum muncul, dan baru 10 bulan kemudian (sekitar 33 bulan
umur tanaman). Pada saat itulah, biasanya bunga -bunga betina mulai dibuahi bunga jantan, dan
mulai muncul buah.

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


Strobili betina berkembang menjadi buah, ditandai adanya perubahan warna pada sisik buah secara
berangsur-angsur, kemerah-merahan, ungu, ungu kebiruan, kehijau-hijauan dan akhirnya hijau.

Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)


Strobili betina yang tidak diserbuki ditandai dengan tampilan kerucut buah mengeriput, ukuran
panjang dan diameternya lebih kecil dari buah hasil penyerbukan. Buah pada tajuk bagian atas
umumnya lebih besar dibanding dengan buah pada tajuk bagian bawah. Buah pada poros batang
juga berukuran lebih besar dibanding dengan buah pada percabangan di bawahnya.

Kemasakan buah dicirikan dengan perubahan warna sisik dari hijau berubah menjadi hijau kebiruan
atau hijau kekuningan. Warna coklat mulai kelihatan di sekitar sisik bagian ujung buah. Warna coklat
pada buah akan merambat dari ujung ke pangkal dan sisik mulai membuka seiring dengan proses
pemasakan buah. Pengunduhan buah sebaiknya dilakukan pada saat ujung buah telah berwarna
coklat atau setelah warna coklat terlihat dominan di permukaan sisik. Masa penyerbukan sampai
buah masak memakan waktu 9 - 11 bulan.

Gambar 04
Contoh bunga betina yang telah dibuahi.
(tanda lingkaran)

8
Mencermati Potensi Pohon Berbunga dan Berbuah

KBS Sempolan

KBS Baturraden

KBS Cijambu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Gambar 05.
Jumlah pohon berbunga di masing-masing KBS sepanjang setahun.
Sumber : Pengamatan tahun 2014

Dari pengamatan pohon-pohon berbunga dan menjadi buah di KBS, menunjukkan terdapat variasi antar pohon
satu dengan lainnya, ada yang menghasilkan buah sedikit, sedang dan banyak atau lebat. Dari pengalaman
mencermati produktivitas benih pohon per pohon, maka produksi rendah, sedang dan lebat, dengan kriteria
berturut-turut 3-4 kg/pohon/tahun; 5-6 kg/pohon/tahun dan 7-8 kg/pohon/tahun.

Antar KBS pun menunjukkan jumlah pohon berbuah yang beragam. Sebagai contoh, hasil pengamatan pohon
berbuah di KBS pinus tahun 2014, berturut-turut di KBS Cijambu, KBS Baturraden dan KBS Sempolan adalah
3.185 pohon (62 %) dari pohon total; 3.723 pohon (43%) dari pohon total, dan 8.451 pohon (100%) dari pohon
total. Pengamatan lanjut tentang produksi buah di masing-masing KBS, dari pengamatan tahun 2014, berturut-
turut KBS Sempolan 560 kg, KBS Baturraden 372,3 kg dan KBS Cijambu 318 kg

Pohon berbuah (pohon)

Produksi buah (kg)

8.419

3.723 110.000
3.185
55.850
53.000

KBS Cijambu KBS Baturraden KBS Sempolan

Gambar 06.
Potensi pohon berbuah dan produksi buah di tiga KBS
Sumber : Data tahun 2014

9
Memproduksi benih pinus di KBS

04.MEMPRODUKSI BENIH PINUS DI KBS

Kegiatan mengunduh buah pinus biasa dilakukan pada waktu kerucut buah (konus, cones) mencapai
kondisi masak secara fisiologis, yaitu sekitar 1-2 minggu sebelum sisik kerucut membuka. Pengamatan
menunjukkan, waktu kerucut banyak dihasilkan dalam bulan Februari-Agustus dan dalam bulan
September-Desember. Dengan demikian, waktu pengunduhan benih pinus dalam setahun dikenal dua
periode, periode pertama dan periode kedua pada masing-masing masa tersebut.

Waktu pengunduhan yang tepat untuk masing-masing lokasi berbeda. Pengalaman menunjukkan, di
KBS Sempolan pohon indukan menghasilkan buah masak terbanyak dalam bulan April-Agustus, di
KBS Baturraden dan Cijambu dalam bulan September-Desember.

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)
Gambar 07.
Tanda-tanda buah/konus masak , berwarna hijau tua sampai coklat (kiri) ,
apabila dikerat akan terlihat adanya garis kecoklatan (kanan).

Tahap mengunduh konus pinus dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:


a. Memanjat pohon, memetik konus yang tua dengan gunting pangkas. Konus-konus yang diperoleh
dikumpulkan dalam karung yang sudah disiapkan.
b. Karung unduhan diberi label (etiket), meliputi keterangan nomor famili, nomor treeplot, nomor blok dan
tahun tanam. Karung beretiket siap dibawa ke tempat pengolahan benih lanjut.
c. Pendataan konus dilakukan meliputi berat timbangan masing-masing pohon, pencatatan data
timbangan konus asal pohon pinus yang bergetah banyak dan yang tidak, dibedakan satu dengan
lainnya.

Kegiatan mengunduh buah pinus dilanjutkan dengan memrosesnya menjadi benih siap pakai, dikenal
dengan tahap processing. Processing (proses lanjut) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
ekstrasi, sortasi dan seleksi benih yang bertujuan untuk memisahkan benih dari konus dan kotoran-
kotoran lain seperti pecahan sisik kerucut, debu, benih hampa, benih pecah dan lain-lain, sehingga benih
siap dikemas untuk digunakan.

10
Memproduksi Benih Pinus di KBS

a. Ekstrasi, merupakan kegiatan pemisahaan benih dari konus. Di lapangan ekstrasi buah pinus untuk
menjadi benih siap tabur dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara :
a1. Pembelahan konus dan pengeringan benih:
Konus yang berwarna coklat atau hijau kecoklatan dibelah pada pangkal konus menjadi empat
bagian dengan menggunakan alat pembelah (parang, pisau atau alat lain). Kemudian benihnya
dipipil satu persatu. Pembelahan harus dilakukan dengan hati-hati agar benih tidak rusak akibat
terbelah.
Benih hasil pembelahan selanjutnya dijemur sampai kering dan biasanya dalam 3-5 hari (kadar air 6-
8%)
a2. Pemeraman dan pengeringan konus:
Pemeraman ditujukan untuk mempercepat proses pemasakan konus yang berwarna hijau
kecoklatan sehingga mudah untuk diproses mengeluarkan benih dari konus (konus mudah terbuka
saat penjemuran)
Pemeraman konus dilakukan sebagai berikut:
- Karung yang berisi konus ditumpuk dan ditata dalam ruang pemeraman
- Kondisi tempat pemeraman harus kering, dengan sirkulasi udara baik agar terhindar dari
gangguan jamur.
- Pemeraman konus dilakukan sampai konus berwarna coklat, biasa dalam 7-10 hari.
- Pada saat tingkat kematangan sudah tercapai, maka konus telah siap untuk diproses lanjut
yaitu Pengeringan konus.
- Pengeringan konus dilakukan dibawah sinar matahari selama 3 – 5 hari atau tergantung
intesitas sinar matahari.
- Pada akhir proses penjemuran, konus yang sudah kering akan terbuka sisiknya sehingga benih
akan rontok dan terpisah dari konus.
- Benih yang ke luar dari konus dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut (sortasi)

b.Sortasi
Sortasi benih merupakan kegiatan untuk membersihkan atau memisahkan benih dari sisa – sisa
sayap dan kotoran – kotoran lain seperti pecahan sisik konus, debu dan lain-lain.
Sortasi benih dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara sebagai berikut :
- Cara manual, dengan menggunakan tampi (tampah).
- Cara mekanis, dengan alat – alat seperti : air screen cleaner, seed gravity separator, south
dakota blower, barner tree seed separator.
- Benih hasil sortasi dikumpulkan untuk dilakukan seleksi.

c. Seleksi
Seleksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membuang benih yang jelek seperti benih hampa,
benih pecah dan lain-lain. Seleksi benih dilakukan sebagai berikut :
- Benih yang telah dipisahkan disortir dari sisa-sisa sayap dan kotoran lain, diseleksi diatas meja seleksi
satu per satu.
- Benih hasil seleksi merupakan benih yang baik, siap untuk dikemas dan disimpan serta dilakukan
pengujian mutu fisik fisiologis (kemurnian, kadar air dan viabilitas)
- Pengalaman menunjukkan 1 kg benih pinus berasal dari konus sebanyak 200 kg (rendemen buah
pinus 0,5%).

11
Memproduksi Benih Pinus di KBS

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)

di simpan di DCS

Gambar 08.
Kegiatan pengunduhan buah dan memprosesnya hingga siap digunakan.

12
Memproduksi Benih Pinus di KBS

d. Pengemasan dan penyimpanan benih


Kegiatan pengemasan dan penyimpanan benih pinus merupakan proses terakhir dari rangkaian
memproduksi benih pinus.
Pengemasan benih pinus :
- Benih hasil seleksi dimasukan dalam wadah kedap udara atau dikemas dengan kantong plastik (tebal 0,5
mm).
- Setiap kemasan berisi 1 kg benih.
- Kemasan benih diberi label berketerangan asal KBS, tahun produksi, berat kemasan, mutu benih
(viabilitas, kemurnian dan kadar air)
- Label benih hasil pengujian berisi keterangan viabilitas, kadar air dan kemurnian harus disertakan pada
saat kegiatan distribusi benih.

Penyimpanan benih pinus :


- Benih pinus disimpan dalam kondisi suhu ruangan penyimpanan 2°C - 5°C , kadar air 6% - 8% dan
kelembaban relatif (RH) 40% - 50%. Dengan kondisi seperti ini benih dapat bertahan selama 5 tahun.
- Tempat penyimpanan benih dapat berupa Dry Cool Storage (DCS) atau kulkas.

Produksi kebun benih-KBS, dari tahun ke tahun menghasilkan benih yang berfluktuatif. Data produksi pada
hakikinya belum mencerminkan potensi kebun benih secara utuh, karena pengunduhan dilakukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan benih masing-masing wilayah kerja perusahaan.

Produksi benih (kg)

00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 Tahun

Gambar 09.
Memproduksi benih pinus dari tahun 2000 - 2014 dari masing-masing KBS

13
Memproduksi Benih Pinus di KBS

Istilah pinus bergetah banyak digunakan oleh Pulitbang Perhutani 10 tahun terakhir untuk menunjuk individu
pohon Pinus merkusii yang mampu menghasilkan getah sangat banyak, jauh lebih banyak dari produksi getah
pada umumnya. Puslitbang Perhutani telah menetapkan batasan bergetah banyak adalah apabila produksi
getahnya minimal 50 gr/phn/3 hr (atau >16gr/ph/hr), sementara rata –rata produksi getah pinus di wilayah
Perum Perhutani selama ini sekitar 7 gr/ph/hr.

Produksi (kg)

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)
Tahun

Gambar 10.
Memproduksi benih pinus bergetah banyak tahun 2007 - 2014 dari masing-masing KBS

Puslitbang memproduksi benih pinus bergetah banyak asal KBS dari tahun 2007, dimulai dari KBS
Sempolan, dan kemudian disusul produksi dari KBS Baturraden dan Cijambu di tahun 2011. Kemampuan
menghasilkan benih pinus bergetah banyak dari masing masing KBS Cijambu dan KBS Baturraden masih
dibawah 10 kg per tahun, sementara dari KBS Sempolan dapat mencapai rerata 28 kg per tahun.

Produksi benih bergetah banyak dari 3 KBS tertinggi selama ini tercapai pada tahun 2013, yaitu sebanyak 49
kg, (9,5 % dari total produksi benih pinus).

14
Memproduksi Benih Pinus di KBS

Dari pengamatan rendemen buah masing-masing KBS, menunjukkan rata-rata tertinggi dalam kurun
waktu 10 tahun dari KBS Baturraden sebesar 0,58 %, sementara KBS Cijambu dan KBS Sempolan
mencapai rendemen sebesar 0, 54 %. Adanya perbedaan rendeman dari masing masing KBS diduga
karena cara memproses buah yang berbeda. Di KBS Baturraden prosesing buah dilakukan dengan
cara dibelah, sedangkan di KBS Cijambu dan KBS Sempolan prosesing buah dilakukan dengan
memeram konus. Agaknya, perlu ditelaah lanjut keterkaitan cara ini dengan produksi dan rendemennya.

Tabel 03.
Rendemen produksi buahpinus dari tahun 2005 - 2013
dari masing-masing KBS

Produksi (KBS Sempolan) Produksi (KBS Cijambu) Produksi (KBS Baturaden)


No Tahun
Konus (kg) Benih (kg) Rend (%) Konus (kg) Benih (kg) Rend (%) Konus (kg) Benih (kg) Rend (%)
1 2005 64.134 308,80 0,48 78.224 495 0,63 14.780 90 0,61
2 2006 156.746 850,30 0,54 88.473 425,00 0,48 28.925 171,00 0,59
3 2007 160.605 793,00 0,49 94.378 479,00 0,51 90.087 525,30 0,58
4 2008 75.383 400,0 0,53 16.459 83 0,50 23.997 136 0,57
5 2009 10.000 54,8 0,55 15.057 78 0,52 11.321 66 0,58
6 2010 32.672 182,1 0,56 14.083 71 0,51 14.381 82 0,57
7 2011 78.849 450,0 0,57 22.125 117 0,53 18.233 108 0,59
8 2012 58.250 342,7 0,59 18.362 113 0,62 40.650 223 0,55
9 2013 35.730 223,9 0,63 18.362 110 0,60 27.176 179,7 0,66
10 2014 48.459 245,6 0,50 9.181 50 0,54 38.114 200 0,52
Jumlah : 720.828 3.851,23 5,44 374.704 2.021 5,44 307.664 1.781 5,82
Rata-rata : 72,083 385 0,54 37,47 262 0,54 30,77 178 0,58
Catatan : Konus : Kerucut buah.

15
Biaya Penyelenggaraan Kelola KBS

05.BIAYA PENYELENGGARAAN KELOLA KBS

Komponen kegiatan dan standar biaya mengikuti tarif yang berlaku di perusahaan dalam tahun berjalan.

Tabel 04.
Biaya penyelenggaraan pengelolaan Kebun Benih Pinus

No Uraian kegiatan Standar Keterangan


(Rp)

1x per tahun pada awal musim hujan

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


Dilakukan dalam bulan Januari-Desember
1 Karung memuat 35 kg

Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)


1 rit memuat 5000 kg

Dilakukan dalam bulan Januari-Desember

1 lbr ukuran 6x9 cm1 rit

1 tampah memuat 2,5 kg

a. Food server (1 rol = 15 kemas/kg 1 kg /15 kg kemasan

1 lbr ukuran 1 kg

c. Styrofom

Keterangan : Harga mengikuti Tarif Perhutani Tahun 2014

Bila memperhatikan biaya per satuan sesuai dengan tarif di Perhutani, maka pengelolaan 3 KBS pinus
yang optimal, dihitung berdasarkan luasan total dan jumlah pohon membutuhkan biaya ± Rp.
1.200.000.000,- per tahunnya, dan ini belum menghitung biaya pengamanan tegakan.

16
Kemana arah mengelila KBS di masa yang akan datang?

06. KE MANA ARAH MENGELOLA KBS DI MASA YANG AKAN DATANG?

Karena pinus kini menjadi andalan utama non kayu bagi perusahaan, maka perhatian terhadap KBS
sebagai sumber benih perlu menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.

Bila masing-masing KBS kini sudah menunjukkan potensinya menghasilkan benih asal induk (pohon)
yang bergetah banyak, dan arah kebijakan pengusahaan tegakan pinus adalah getah, maka sudah
barang tentu perhatian pada individu-individu bergetah banyak ini harus mendapat tempat yang khusus,
mulai dari pemeliharaan sampai menghasilkan benih untuk ditanam ke lapangan.

Pohon pinus yang bergetah banyak harus diperlakukan khusus melalui kegiatan silvikultur yang baik,
agar getah yang dihasilkan kelak cukup tinggi, sesuai harapan.

Upaya Puslitbang mengawal ini sudah cukup baik, dengan membangun tanaman-tanaman uji dengan
materi berasal dari indukan pohon bergetah banyak, pada saatnya tanaman ini akan menjadi Kebun
Benih Semai Getah Banyak.

Lalu, bagaimana dengan tiga KBS yang telah ada. Benih Pinus merkusii asal KBS tetap diperlukan,
karena dalam jangka pendek penyediaan benih pinus bergetah banyak belum dapat dipenuhi. Saat ini,
paling tidak setahun menghasilkan rerata 30 kg per tahun. Bila benih ini menghasilkan bibit jadi, sebut
saja 12.000 plances/kg benih, maka peruntukan tanaman tahunan seluas 5.000 ha dengan jarak 3m x
3m misalnya, belum dapat tercukupi.

Mengingat 3 KBS adalah tegakan historik, mulai dari penanaman Pinus merkusii pertama di Jawa,
menanam tanaman uji, hingga menjadi kebun benih dan diperoleh kandidat-kandidat tanaman pinus
yang bergetah banyak, maka tanaman ini selayaknya dipertahankan. Bila tanaman uji keturunan
bergetah banyak pada saatnya telah mampu menghasilkan benih-benih bergetah banyak, maka tiga
KBS dapat dijadikan tegakan konservasi, untuk simpanan materi genetik bagi kepentingan lain di masa
yang akan datang.

17
DAFTAR BACAAN

Anonymous. 2004. Kamus Pemuliaan Pohon. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. Direktorat
Jendral RLPS Departemen Kehutanan. Jakarta.
Anonymous. 2009. SOP Pengelolaan Kebun Benih Semai. Pusat Penelitian dan Pengembangan. Cepu
Anonymous. 2009. Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan. Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor : P.1/Menhut-II/2009. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. Direktorat Jendral RLPS
Departemen Kehutanan. Jakarta.
Anonymous. 2009. Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.01/Menhut-II/2009.
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. Direktorat Jendral RLPS Departemen Kehutanan.
Jakarta.

Lebih Dekat Tentang Sumber Benih Pinus (pinus merkusii) :


Kebun Benih Semai (Seedling Seed Orchard)

18
SEKILAS TENTANG PENYUSUN

CORRYANTI

Dalam setiap diskusinya dengan teman-teman kerja bimbingannya,


adalah menjadikan pekerjaan punya makna. Waktunya tak kan
pernah luput dari ingin memperbaiki keadaan yang menjadi
wewenangnya. Menjelang purna bhaktinya di Perum Perhutani,
buku diyakininya sebagai saksi yang tak lekang dimakan waktu.
Pengalaman mengelola sumber benih menjadi objek pengamatan
yang menarik bagi Corry untuk dibagikan. Lulusan IPB, UI, dan
UGM ini selalu terfokus ' tak ada yang gratis dalam hidup', karena itu
ia ingin terus berkarya.

SUGITO

Memulai karir di Perhutani di Puslitbang, di Cepu, lulusan pertanian


Universitas Bojonegoro ini sudah melanglang kerja dari pekerjaan
laboratorium sampai kegiatan di lapangan.
Karirnya dimulai dari sebagai teknisi selama lima tahun di
Laboratorium Kultur Jaringan, kemudian pindah membantu di
Laboratorium Selular selama tiga tahun. Beranjak ke kegiatan
praktis di lapangan ia rintis sejak bekerja di bidang pemuliaan di
tahun 2005. Jabatan Kepala Regu menjadi awal karirnya melaju,
saat itu Karu di KBS Pinus di Baturraden (2006-2010). Pada empat
tahun belakangan ini ia dipercaya ditugasi untuk mengoordinasi
(setara dengan Asper) ketiga kebun benih pinus di Perhutani, yaitu
KBS Pinus di Sumedang, Baturraden, dan Jember.
Sugito berkeyakinan selalu mau belajar dan berkarakter adalah
penting dalam hidup ini.
ISBN 978-602-0853-01-7

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PERUM PERHUTANI
Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6 Cepu 58302 Jawa Tengah
Tlp : 0296-421233/ Fax : 0296-422439
Web : www.puslitbangperhutani.com
Email : puslitbang_dokinfo@yahoo.co.id
puslitbang.dokinfo@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai