Anda di halaman 1dari 23

Budidaya Kapulaga

dan Potensi Pemasarannya

Disusun Oleh

HIJRAH UTAMA, S.Hut


NIP. 19791218 201001 1 009
Penyuluh Kehutanan Kab. Purbalingga

CABANG DINAS KEHUTANAN (CDK) WILAYAH VII


DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROVINSI JAWA TENGAH
2021
KATA PENGANTAR

Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor : P.40/Menhut-


II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan,
BPPSDMK mempunyai tugas melaksanakan tugas di bidang penyuluhan
dan pengembangan SDM Kehutanan salah satu fungsinya adalah
penyiapan bahan materi penyuluhan kehutanan. Penyiapan materi
penyuluhan dilakukan dalam rangka membekali penyuluh kehutanan dengan
berbagai informasi di bidang pembangunan kehutanan serta meningkatkan
kompetensi yang bersangkutan.
Salah satu kegiatan pembangunan yang sedang dikembangkan
adalah usaha budidaya kapulaga. Oleh sebab itu penyuluh kehutanan
diharapkan menguasai berbagai jenis tanaman penghasil kapulaga, teknik
budidaya, pasca panen dan informasi pasar.
Buku ini disusun dengan mengambil bahan dari berbagai sumber dan
masukan dari tenaga ahli/narasumber dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Kehutanan serta pengalaman kelompok tani di
beberapa tempat di Kab. Purbalingga. Diharapkan buku ini dapat menjadi
acuan dan referensi sehingga pelaksanaan penyuluhan dapat berjalan
dengan baik dan benar.
Pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu, membimbing dan memberi petunjuk dlm
pembuatan buku ini antara lain kepada :
1. Kepala CDK Prov. Jateng Wil. VII (Bpk. Dwi Haryanto);
2. Kasie. P3H CDK Prov. Jateng Wil. VII (Bpk. Joko Cahyono);
3. Koordinator Penyuluh Kehutanan CDK Prov. Jateng Wil. VII (Bpk.
Suparman)
Semoga booklet ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Purbalingga, Juni 2021


Penyusun,

HIJRAH UTAMA, S.Hut.


NIP. 19791218 201001 1 009

-i-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
Daftar Gambar .............................................................................................. iii
Daftar Tabel .................................................................................................. iv
Bab I Pendahuluan ................................................................................... 1
A. Mengenal Kapulaga ................................................................ 1
B. Manfaat Kalpulaga .................................................................. 4
Bab II Budidaya Kapulaga ......................................................................... 7
A. Persiapan Bibit ........................................................................ 7
B. Pengolahan Tanah / Penyiapan Lahan .................................. 8
C. Cara Penanaman .................................................................... 8
D. Pemeliharaan .......................................................................... 9
E. Pemupukan ............................................................................. 9
F. Pengendalian Hama Dan Penyakit ....................................... 10
G. Pemanenan ........................................................................... 10
H. Pemasaran ............................................................................ 11
Bab III Aspek Finansial Kelayakan Usaha Kapulaga ............................... 12
Daftar Pustaka .............................................................................................. 18

- ii -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Budidaya Kapulagan dengan Pola Tumpangsari ................ 2
Gambar 2. Kapulaga Sabrang ............................................................... 3
Gambar 3. Kapulaga Lokal .................................................................... 4
Gambar 4. Manfaat Kapulaga Sebagai Obat Berbagai Macam Penyakit
Pada Manusia ...................................................................... 5
Gambar 5. Cara Menanam Kapulaga .................................................... 7
Gambar 6. Buah Kapulaga yang Baru Dipanen .................................. 10
Gambar 7. Buah Kering dan Buah Basah ........................................... 10

- iii -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perkiraan Penjualan Kapulaga per 1 Hektar Lahan ............. 12
Tabel 2. Perincian Biaya Investasi Per 1 Hektar Lahan ...................... 13
Tabel 3. Biaya Variabel Budidaya Kapulaga ....................................... 14
Tebel 4. Contoh Penghitungan Aliran Kas dan Kriteria Kelayakan
Investasi ................................................................................. 15

- iv -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
BAB I
PENDAHULUAN

A. Mengenal Kapulaga
Indonesia merupakan negara dengan potensi keanekaragaman hayati
yang melimpah (megabiodiversity). Salah satu potensi keanekaragaman
hayati tersebut adalah kapulaga. Kapulaga merupakan tanaman obat-obatan
yang memiliki beragam fungsi atau manfaat. Menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan (2007) terdapat lebih dari 1.200 jenis tanaman
obat-obatan di hutan Indonesia, namun baru sekitar 180 jenis tanaman yang
telah dikembangkan untuk bahan baku dalam industri obat-obatan atau
farmasi.
Terdapat dua jenis kapulaga yang umum dibudidayakan sejak tahun
1986, yaitu kapulaga lokal (Amomum cardomomum) dan kapulaga sabrang
(Elettaria cardomomum) yang berasal dari India. Kapulaga tersebar di
hampir seluruh wilayah Indonesia, sehingga memunculkan beberapa nama
daerah yang bervariasi seperti: kapulaga (Aceh), kardamunggu atau
gardamunggu (Jakarta), puo pulago atau gardamunggu (Minangkabau),
kapol (Sunda), kapulogo atau kapulaga (Jawa), kapolagha atau palahga
(Madura), kapulaga atau karkaloka (Bali), garidimong atau kapulaga (Ujung
Pandang).
Secara umum, selain tumbuh liar di kebun atau pekarangan, kapulaga
juga dibudidayakan dengan pola agroforestri atau tumpangsari, yaitu
menjadi tanaman sela dalam perkebunan maupun kehutanan seperti yang
ditemukan di Cirebon, Jawa Barat dan Purworejo, Jawa Tengah. Tanaman
kapulaga ini dapat berkembang dengan lebih baik bila berada di bawah
naungan pohon-pohon lain seperti: sengon, pinus, dan jati. Bahkan dapat
dikatakan bahwa pohon naungan merupakan syarat mutlak karena berkaitan
dengan cahaya yang diterima langsung oleh kapulaga. Besar kecil intensitas
cahaya yang diterima kapulaga akan mempengaruhi pertumbuhan kapulaga
(Prasetyo, 2004). Idealnya, kapulaga akan tumbuh dengan optimal pada
intensitas cahaya yang berkisar antara 30-70% (Santoso, 1988).
Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk
rumpun, bentuknya seperti tumbuhan jahe dan dapat mencapai ketinggian
2-3 meter. Pada umumnya, kapulaga tumbuh di hutan-hutan yang masih
lebat. Kapulaga memiliki batang berpelepah daun yang membalut
batangnya. Letak daunnya berseling-seling. Bunga tumbuhan ini tersusun
dalam tandan yang keluar dari rimpangnya. Kapulaga dapat tumbuh subur di
tempat teduh atau di bawah kayu tegakan. Perhatikan Gambar berikut ini :

-1-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Gambar 1. Budidaya Kapulaga dengan Pola Tumpang Sari

Buah kapulaga berbentuk bulat telur, berbulu dan berwarna kuning


kelabu. Buahnya berkumpul dalam tandan kecil dan pendek. Bila masak,
buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan ruang-ruangnya. Di
dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur memanjang. Kapulaga
berbuah pada umur 3 tahun. Buah kapulaga muncul dari batang semu dekat
tanah dan merayap bersama tandannya sepanjang 1 m ke tanah sekitarnya.
Buahnya berbentuk lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga. Buahnya
dipetik kalau sudah montok, padat berisi, dan setengah mating. Warna
hijaunya sudah berubah hijau muda yang awalnya berwarna hijau tua.
Ketika berubah warna itulah baunya sangat sedap.
Kapulaga sabrang hanya mau tumbuh baik di dataran tinggi mulai dari
700 sampai dengan 1.500 mdpl dengan curah hujan antara 2.000 – 4.000
mm/th dan suhu antara 20 – 30°C. Sebaliknya, kapulaga lokal adalah
tanaman dataran rendah. Kapulaga hanya bisa tumbuh baik dan berproduksi
optimal pada lahan dengan ketinggian mulai dari 0 sampai dengan 700
mdpl. Kapulaga dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang bertekstur
lempung berliat atau lempung berpasir. Pada tanah bertekstur liat
pertumbuhan kapulaga tidak mengecewakan asal diadakan pengolahan
tanah terlebih dahulu. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai adalah
antara 5,0 – 6,8.
Kapulaga sabrang mulai berbuah pada umur 2 tahun. Sementara,
kapulaga lokal sudah mampu berproduksi pada umur 1,5 tahun setelah
tanam dengan bibit anakan yang baik. Buah kapulaga lokal tumbuh berupa
dompolan yang menempel di atas tanah. Tiap dompolan berisi antara 10
sampai dengan 20 butiran buah. Buah kapulaga lokal berbentuk bulat
dengan diameter sekitar 1 cm. Secara lebih rinci, profil kapulaga sabrang
dapat dijelaskan pada gambar berikut :

-2-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Cara Berumpun rapat, tinggi antara 2 – 4 cm
Tumbuh
Batang Batang semu, bulat, beruas massif, batang
didalam tanah berbentuk rimpang. Warna hijau
pucat
Daun Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, Tepi
rata, ujung runcing, pangkal meruncing.
Panjang 50 – 100 cm, lebar 50 – 100 cm.
Pertulangan melengkung, permukaan halus
dan berwarna hijau
Bungga Bunga majemuk, bentuk malai, kelaur dari
pangkal barang. Tangkai pipih, Panjang 20-
30cm, Mahkota Bunga berbagi, warna
putih,kelopak bentuk corong, halus warna
kuning. Tangkai putik silindris, panjang 0.5-a,0
cm, warna coklat
Buah Buah buni, bentuk bulat lonjong, diameter 1 –
1,5 cm, warna putih
Biji Biji bulat, diameter 2 – 3 mm, warna coklat
sampai hitam
Akar Serabut

Gambar 2. Kapulaga Sebrang

Secara lebih rinci profil kapulaga kapulaga lokal dapat dijelaskan pada
gambar berikut :
Cara Tumbuh berumpun rapat. Satu rumpun terdiri dari
Tumbuh 30 – 50 batang. Tinggi antara 1 – 3 m

Batang Batang semu, bentuk bulat, berwarna hijau. Terdiri


dari pelepah yang menyatu, membentuk rimpang.
Tumbuh tegak. Tumbuh dari rizoma yang berada
dalam tanah

Daun Daun tunggal, duduk atau bertangkai pendek. Letak


berseling berhadapan. Bentuk lanset, panjang 20 –
55 cm, lebar 2,5 – 11 cm. Tepi rasa, pangkal
runcing, ujung meruncing, pertulangan daun
menyirip, berbulu halus

-3-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Bunga Bunga majemuk, bentuk bulir sepertikerucut.
Tangkai utarna berbuku rapat. Mempunyai daun
pelindung yang tersusun seperti sisik. Kelopak
berwarna putih, melekat pada ujung buah. Mahkota
berwarna putih, berkerut. di bagian tepi, bagian
tengah berwarna kilning dengan garis cokelat pada
bagian tepi. Benang sari satu, bertangkai pendek,
menyerupai fempeng. Kepala sari beruang. Tangkai
putik menyerupai benang
Buah Buah buni, tersusun rapat pada tanda, terdapat 15
– 18 buah pada setiap tanda. Bentuk bulat berung
tiga, ukuran buah bervariasi panjang 14 – 16 mm,
lebar 10 – 15 mm

Biji Berwarna coklat sampai kehitaman

Akar Serabut

Gambar 3. Kapulaga Lokal

Terkait dengan aspek ekonomi, harga kapulaga lokal selalu lebih


murah dibanding kapulaga sabrang. Biasanya harga kapulaga sabrang tiga
kali lipat dibanding kapulaga lokal. Hal ini dikarenakan perbedaan
kandungan minyak atsiri dimana kapulaga sabrang mengandung 3,5 – 7,0%,
sedangkan kapulaga lokal hanya 2,4%.

B. Manfaat Kapulaga
Kapulaga merupakan tumbuhan yang memiliki beragam
manfaat/fungsi. Selain karena nilai ekonominya yang relatif tinggi,
kandungan zat kimia dalam kapulaga juga bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Berikut adalah pemanfaatan kapulaga dalam kehidupan sehari-
hari :

-4-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
1. Kapulaga sebagai bahan dasar dalam industri obat- obatan
Biji yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk,
pengharum nafas, dan mencegah keropos tulang.
Pada dasarnya, ekstrak dari seluruh bagian kapulaga dapat dipakai
sebagai obat terhadap flatulensi atau meteorismus (penimbunan gas dalam
usus), kolik dan kelemahan. Tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk halus
bersama air dipakai sebagai obat gosok untuk penyakit encok. Ekstrak dari
umbi akar dipergunakan sebagai obat demam. Bijinya dapat digunakan
sebagai obat, contohnya untuk mengobati kesulitan bernapas/asma, mulut
berbau (futor exore) dan untuk mengobati batuk dan gatal di tenggorokan
dengan memamahnya. Dalam bahan biji terdapat minyak kardamon yang
mengandung terpineol, terpinylasetat, sineol, bomeol dan sabinen, zat putih
telur, calcium-oksalat dan silisium. Selain itu juga mengandung minyak atsiri
(alfabomeol dan betakamfer) yang berkhasiat untuk mengencerkan dahak,
memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan, membersihkan
darah, menghilangkan rasa sakit, dan mengharumkan.
Beberapa penyakit ringan juga bisa disembuhkan dengan kapulaga
dan berikut ini adalah bagian tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sekaligus
cara pembuatannya:
a. Kejang perut dan rematik: semua bagian tumbuhan termasuk akarnya
direbus selama lebih kurang seperempat jam dengan disaring,
kemudian airnya diminum.
b. Demam: batang direbus selama lebih kurang seperempat jam
kemudian disaring, kemudian airnya diminum.
c. Batuk: buah dikunyah.
d. Mencegah mual: buah direbus dan dimakan.
e. Bau badan: rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya.
f. Radang amandel, gangguan haid, kejang perut, obat kumur, influenza,
radang lambung, sesak napas, badan lemah: buah direbus, makan dan
masih banyak yang lainnya.
Kapulaga juga diketahui dapat meningkatkan aliran darah ke otak.
Seperti yang dilansir dari www.energiseforlife.com kapulaga bisa mengobati
impotensi. Kandungan cinoele pada kapulaga dapat meningkatkan aliran
darah untuk merangsang hormon seksual.

2. Pemanfaatan kapulaga sebagai bumbu


Bijinya adalah bahan mamah yang dapat dipakai sebagai bumbu
(untuk kue dan masakan lainnya). Selain itu, ternyata kapulaga banyak
digunakan di Amerika terutama sebagai bahan penyedap dalam pembuatan
es krim dan minuman ringan (soft drink).

-5-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Gambar 4. Manfaat Kapulaga Sbg Obat Berbagai Macam Penyakit pd
Manusia

-6-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
BAB II
BUDIDAYA KAPULAGA

Kapulaga merupakan tanaman perkebunan yang


pembudidayaannya relatif sederhana. Namun demikian, menurut
Selisiyah (2011) walaupun budidaya kapulaga terbilang relatif sederhana,
di lapangan ternyata masih ditemukan ketidaktepatan dalam budidaya
kapulaga. Hal ini menurutnya terkait dengan pemahaman yang kurang
memadai mengenai budidaya kapulaga yang baik seperti dijumpai dalam
pemeliharaan tanaman yang tidak intensif, pemupukan tanaman yang
tidak tepat, kurangnya usaha pemberantasan hama dan penyakit, dan
pemanenan yang tidak tepat. Akibatnya, produksi kapulaga yang ada
selama ini belum mampu memenuhi pasar obat-obatan terutama pasar
dalam negeri.
Berawal dari kondisi di atas, maka penjelasan mengenai budidaya
kapulaga merupakan hal yang penting. Penjelasan ini diharapkan mampu
memberikan sumbangsih nyata berupa peningkatan pengetahuan dan
keterampilan para petani. Terdapat beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam budidaya kapulaga yang baik sebagaimana dapat
dijelaskan berikut :

A. Persiapan Bibit
Penyediaan bibit kapulaga umumnya diperbanyak secara generatif
dengan menggunakan biji dan secara vegetatif dengan menggunakan
rumpun atau tunas baru atau percabangan rizoma yang membentuk
tunas. Secara umum, bibit yang baik adalah tunas yang tingginya lebih
kurang 50 cm dengan akar rizoma yang muda dan mata tunasnya
banyak, rizoma yang sudah tua pertumbuhannya kurang baik.
Bila diperbanyak dengan biji maka biji harus dipilih dari pohon
yang berproduksi tinggi. Biji disemaikan terlebih dahulu di media tanam
pasir kemudian setelah 2 – 3 helai dipindahkan ke polibag ukuran 0,5 – 1
kg yang telah diisi media tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1. Bibit diletakkan di tempat yang ternaungi. Setelah
berumur 8 – 12 bulan dan tinggi bibit telah mencapai 0,5 – 1 m maka bibit
siap dipindahkan ke lapang. Perbanyakan cara generatif ini
membutuhkan waktu cukup lama dan agak mahal sehingga jarang
dilakukan oleh petani. Selait itu, menurut Santoso (1988) pembiakan
kapulaga secara generatif memiliki beberapa kelemahan yakni :
1. Terdapat kemungkinan bahwa tanaman yang baru terbentuk tidak
sama dengan induknya karena kemungkinan terjadinya penyerbukan
silang;

-7-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
2. Pertumbuhan mencapai tahap cukup lama sehingga waktu panen pun
menjadi lama;
3. Produksi yang didapatkan tidak seragam.
Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan stek anakan atau
sobekan rumpun tanaman yang mengandung rimpang dan akar. Stek
anakan dipilih yang telah mempunyai helaian daun antara 2 – 10 buah.
Akar yang rusak akibat pemecahan sebaiknya dipotong karena tidak
akan tumbuh. Cara yang mudah untuk mengambil stek anakan dari
rumpun adalah dengan menggali tanah sampai akar rimpang terlihat.
Gunakan pisau untuk memotong rimpang agar stek anakan dapat
diambil. Ambit stek anakan yang masih muda karena akan cepat berakar.
Semakin tua umur stek yang digunakan sebagai bibit, maka akan
semakin lambat laju pertumbuhan akarnya karena stek yang tua banyak
mengandung banyak zat penghambat pertumbuhan akar.

B. Pengolahan Tanah / Penyiapan Lahan


Pengolahan tanah dilakukan pada bulan September – Oktober
dengan membersihkan tanah dari batu, rumput-rumputan/gulma dan sisa
tanaman lainnya. Penyiapan lubang tanam dilakukan sebulan sebelum
penanaman dengan terlebih dahulu dibuat lubang tanam dengan ukuran
panjang 50 cm dan dalamnya 40 cm dengan jarak tanam 1 m x 1 m.
Sebaiknya 15 hari setelah pembuatan lubang, tanah dikembalikan lagi ke
dalam lubang. Sebelumnya tanah dicampur dulu dengan pupuk kandang
secukupnya.

C. Cara Penanaman
Penanaman kapulaga sebaiknya dilakukan pada awal musim
hujan. Dengan demikian, pada pertumbuhan awal tanaman tidak
kekurangan air dan tidak terkena cahaya matahari yang terlalu panas.
Tanah pada lubang tanam diusahakan gembur dan dengan teknik
pengairan yang baik sehingga stek yang ditanam tidak terendam air.

Gambar 5. Cara Menanam Kapulaga

-8-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Gambar 5 menjelaskan mengenai cara menanam kapulaga
sebagaimana berikut :
1. Buat lubang tanam 50 cm x 40 cm dengan kedalaman 20 cm
dengan jarak yang dianjurkan 1 m x 1 m.
2. Sebaiknya gunakan ajir untuk memperkuat tegakan bibit dari
pengaruh singgungan dengan hujan, angin ataupun hewan (gambar
diatas tidak menggunakan ajir). Ajir ditancapkan di tengah lubang
sedalam mungkin supaya bisa menahan bibit.
3. Masukkan bibit 3 batang dengan cara penanaman dibentuk segi tiga
dan untuk panjang sisinya 10 – 20 cm. Usahakan ajir ada di tengah.
Kemudian ikat 3 batang bibit tersebut menjadi satu pada ajir.
4. Masukkan tanah top soil / kubur dengan kedalaman 3 – 5 cm dari
ujung bibit paling bawah. Tanah top soil tersebut hendaknya jangan
dipadatkan agar bibit bisa cepat berkembang.

D. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan kapulaga, beberapa pekerjaan penting yang
harus dilakukan antara lain: penyiangan rumput atau pengendalian
gulma, penggemburan di luar rumpun untuk merangsang perumbuhan
anakan rimpang sehingga bisa tumbuh lebih baik, pemotongan daun
kering untuk tidak menghalangi penyerbukan bunga, pemotongan batang
yang sudah agak tua atau menguning untuk memberi kesempatan
batang muda tumbuh dengan baik, pengaturan anakan agar tidak
tumpang tindih dan untuk merangsang pertumbuhan bunga atau buah
juga unuk mengurangi penguapan pada musim kemarau serta untuk
mendapatkan anakan atau bibit baru.
Dalam setahun, penyiangan dilakukan empat kali untuk tanaman
berumur 1 – 2 tahun, tiga kali untuk tanaman berumur 3 – 5 tahun, dan
dua kali untuk tanaman berumur 6 tahun atau lebih. Interval penyiangan
semakin jarang dilakukan karena pelepah pinang sudah saling bertemu
dan menaungi permukaan tanah. Tanah yang ternaungi umumnya tidak
ditumbuhi gulma. Tanaman yang mati dan pertumbuhannya tidak normal
sebaiknya dicabut dan diganti dengan bibit yang baik. Untuk
mempertahankan kelembaban tanah di sekitar perakaraan diperlukan
mulsa jerami atau serasah, terutama pada musim kemarau. Ketebalan
mulsa yang diperlukan antara 3 – 5 cm.

E. Pemupukan
Pemupukan kapulaga dapat menggunakan pupuk organik dan
pupuk buatan. Adapun cara dan jumlah pupuk yang diberikan adalah
berdasarkan masa pertumbuhan tanaman belum menghasilkan. Untuk ini

-9-
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
pupuk organik diberikan pada saat pengolahan tanah dan pada saat
penggemburan di luar rumpun sebanyak 1 – 1,5 kg pupuk kandang.
Pemupukan berikutnya dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan pada umur 1 bulan,
sebanyak 1 sendok makan pupuk urea dan diulang pada umur 3 bulan
dengan 1 sendok pupuk urea disebar di luar rumpun atau disemprotkan
pada daun. Bagi tanaman kapulaga yang sudah menghasilkan, pupuk
kandang diberikan sebanyak 10 – 15 kg setiap rumpun dan pemberian
selanjutnya disesuaikan dengan kondisi tanaman dan lingkungan. Pupuk
buatan diberikan 10 – 12,5 gram berupa Urea dan TSP. Pupuk ini
diberikan diluar rumpun pada batas perakaran dengan membuat selokan
kecil, kemudian ditutup dengan tanah dan disiram seperlunya.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit


Kapulaga sebagaimana tumbuhan lain, juga tidak terhindar dari
penyakit. Hama dan penyakit yang bisa menyerang kapulaga adalah
berupa kutu, ulat pemakan daun, pengerek akar rimpang penggerek
batang, penggerek buah dan kumbang pemakan daun.
Pemberantasannya bisa dilakukan dengan mempergunakan
berbagai insektisida yang dijual bebas di pasaran. Untuk penyakit yang
menyerang biasanya penyakit busuk (mozaik) yang disebabkan oleh
virus. Cara pengendalian yang efektif adalah dengan jalan membuang
tanaman yang terserang dan menanam tanaman baru berasal dari
pembibitan asal biji.

G. Pemanenan
Kapulaga dapat memberikan hasil setelah berumur 2 – 3 tahun.
Kapulaga berbuah sepanjang tahun sehingga untuk pemanenan ini tidak
menentu. Dalam pemanenan kapulaga dikenal dengan istilah panen
besar 4 kali dan panen kecil 4 kali yang berlangsung dalam satu tahun
secara berselang-seling. Tanaman dapat dipergunakan sampai umur 10
– 15 tahun. Hasil panen per hektar bisa mencapai 2 – 3 ton buah kering
pertahun dan ini berlaku untuk tanaman yang sudah berumur belasan
tahun.
Adapun syarat-syarat pemanenan kapulaga adalah buah harus di
panen sebelum benar-benar matang, bila dipanen terlalu matang atau
kering buah akan pecah dan warnanya juga kurang bagus. Waktu panen
yang tepat adalah jika buah berwarna hijau kekuning-kuningan dibawah
tanda buah. Buah yang sudah di panen kemudian di jemur sampai
kering, sebaiknya jangan terkena matahhari langsung atau dikering
anginkan.

- 10 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Gambar 6. Buah Kapulaga Sesaat Setelah Panen

H. Pemasaran
Kapulaga dapat dijual dalam kondisi basah maupun kering.
Kapulaga ini paling mudah dijual kepada penampung dengan harga jual
yang basah Rp 8.000,-/kg, sedangkan yang kering Rp 40.000,-/kg.
Kapulaga merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan. Ditinjau
dari sisi pasar, kapulaga masih memiliki peluang besar sebagai
komoditas ekpor. Negara-negara yang selama ini menjadi importer
kapulaga meliputi: Cina, negara-negara Timur Tengah, Jepang,
Hongkong, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan. Dengan luas areal
kapulaga yang mencapai 1.049 Ha diamana sekitar 80%-nya berada di
Jawa Tengah, pada tahun 1993 Indonesia mampu mengekpor 1.111,60
Ton/Tahun dengan perolehan devisa US$ 2.232.800,-/Tahun (Dirjenbun,
1993 dalam Martono, dkk., 1995).
Petani di Kecamatan Gunung Tanjung Kabupaten Tasikmalaya
Jawa Barat telah mengekspor kapulaga ke Arab Saudi. Selain itu, bila
Amerika diketahui menggunakan kapulaga sebagai bahan campuran
dalam pembuatan es krim dan soft drink (minuman ringan), sejatinya
potensi ekspor kapulaga memang sangat besar.

Gambar 7. Buah Kering dan Buah Basah

- 11 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
BAB III
ASPEK FINANSIAL KELAYAKAN USAHA KAPULAGA

Perhitungan aspek keuangan bertujuan untuk memberikan


gambaran secara sederhana mengenai kalayakan budidaya kapulaga
dilihat dari sisi pembiayaan dan penerimaan. Secara umum, sebuah
usaha dikatakan layak bila menghasilkan keuntungan secara
berkelanjutan. Artinya nilai dari sisi pembiayaan lebih kecil bila dibanding
dengan posisi penerimaan. Untuk mengetahui aspek keuntungan
budidaya kapulaga maka pendekatan sederhana yang dapat digunakan
adalah perhitungan arus penerimaan, arus pembiayaan, dan perhitungan
laba/rugi.
Penerimaan merupakan hasil perkalian antara kuantitas produksi
yang di hasilkan dengan harga jual yang diterapkan. Pemanenan
kapulaga dilakukan 12 kali dalam satu tahun. Tanaman kapulaga dapat
berbuah umur 1,5 tahun, sehingga penerimaan penjualan kapulaga
terjadi pada tahun kedua. Penerimaan tahun pertama dari penjualan
kapulaga masih rendah dibandingkan dengan tahun berikutnya.

Tabel 1. Perkiraan Penjualan Kapulaga Per 1 Ha Lahan


Produksi Harga Penjualan / Tahun
No Bulan
(Kg) (Rp / Kg) (Rp)
Tahun I
1 9 48 6.000 288.000
2 10 52 6.000 320.000
3 11 60 6.000 360.000
4 12 64 6.000 384.000
Jumlah 1.352.000
Tahun II
1 1 72 6.000 432.000
2 2 80 6.000 480.000
3 3 88 6.000 528.000
4 4 96 6.000 576.000
5 5 76 6.000 456.000
6 6 76 6.000 456.000
7 7 76 6.000 456.000
8 8 76 6.000 456.000
9 9 84 6.000 504.000
10 10 116 6.000 696.000
11 11 124 6.000 744.000
12 12 124 6.000 744.000
Jumlah 6.528.000
Tahun III
1 1 144 6.000 864.000
2 2 156 6.000 936.000
3 3 168 6.000 1.008.000
4 4 180 6.000 1.080.000

- 12 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Produksi Harga Penjualan / Tahun
No Bulan
(Kg) (Rp / Kg) (Rp)
5 5 144 6.000 1.152.000
6 6 144 6.000 1.152.000
7 7 144 6.000 1.152.000
8 8 148 6.000 1.184.000
9 9 152 6.000 1.216.000
10 10 212 6.000 1.127.000
11 11 220 6.000 1.320.000
12 12 232 6.000 1.392.000
Jumlah 13.728.000

Terkait dengan arus biaya, terdapat dua arus biaya dalam


budidaya kapulaga, yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya
investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal proyek. Biaya
investasi berupa peralatan pertanian adalah cangkul, sabit, pisau, dan
tambang. Peralatan-peralatan tersebut digunakan untuk kegiatan
persemaian, pengolahan tanah, penanaman, penyiangan,dan
pemanenan, penyiangan dan pemanenan (timbangan). Sehingga total
biaya investasi pengusaha kapulaga untuk luasan 1 Ha adalah sebesar
Rp 440.000,-. Perincian biaya investasi dapat dilihat tabel 2 berikut :

Tabel 2. Perincian Biaya Investasi Per Hektar Lahan


NO PERALATAN HARGA (Rp) JUMLAH TOTAL BIAYA
1 Cangkul 50.000 2 100.000
2 Sabit 45.000 4 180.000
3 Pisau 15.000 4 60.000
4 Timbangan 100.000 1 100.000
Total 440.000

Sedangkan biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang


berhubungan dengan kegiatan operasional pengusaha kapulaga. Biaya
operasional terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
merupaklan biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi biaya output yang
dihasilkan dalam suatu periode tertentu. Dalam kasus yang penulis
temui, tidak semua petani mengeluarkan biaya tetap dalam budidaya
kapulaga sehingga dalam pembahasan ini penulis tidak akan membahas
mengenai pemikiran biaya tetap.
Kemudian, biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya dapat
berubah-ubah, terpengaruh oleh jumlah yang dihasilkan dalam suatu
periode waktu tertentu. Biaya variabel pada budidaya kapulaga meliputi
biaya persemaian, biaya pengolahan tanah, penanaman, pembelian
pupuk, pemupukan pembelian karung, pemanenan, dan penyiangan.
Setiap kegiatan yang dilakukan mendapatkan upah yang diasumsikan
sebesar Rp 20.000,- dikalikan dengan hari orang kerja (HOK). Kegiatan

- 13 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
pemupukan setelah penanaman dilakukan sebulan sekali pada tahun
pertama. Setelah satu tahun, pemupukan dilakukan dua bulan sekali dan
kegiatan penyiangan dilakukan 2 kali dalam setahun. Dalam 1 Ha pupuk
kandang diperlukan 50 Kg/Ha dengan harga Rp 100,-/Kg, sedangkan
pada saat persemaian menggunakan pupuk kompos diperlukan 100
Kg/Ha dengan harga pupuk kompos adalah Rp 1.000,-/kg. Dalam
pembelian karung yang dilakukan 3 bulan sekali dalam setahun dengan
jumlah yang berbeda tergantung dari hasil output yang dihasilkan. Lihat
tabel berikut ini :

Tabel 3. Variabel Budidaya Kapulaga


Tahun Harga / Satuan
No Uraian Per Ha Harga Per Ha (Rp)
Ke- (Rp)
1 I Pengolahan Tanah 25 20.000,- 500.000,-
Bibit Kapulaga 1.111 500.000,- 1.666.500,-
Penanaman 20 20.000,- 400.000,-
Pupuk Kandang 50 100,- 5.000,-
Pemupukan 8 20.000,- 160.000,-
Penyiangan 5 20.000,- 100.000,-
Jumlah 2.831.500,-
2 II Pupuk Kandang 50 100,- 5.000,-
Pemupukan 8 20.000,- 160.000,-
Karung 15 2.500,- 37.500,-
Pemanenan 8 20.000,- 160.000,-
Penyiangan 5 20.000,- 100.000,-
Jumlah 426.500,-
3 III Pupuk Kandang 50 100,- 5.000,-
Pemupukan 8 20.000,- 160.000,-
Karung 20 2.500,- 50.000,-
Pemanenan 12 20.000,- 240.000,-
Penyiangan 5 20.000,- 100.000,-
Jumlah 555.000,-

Kelayakan usaha budidaya kapulaga dapat dihitung dengan


menggunakan analisis kriteria investasi. Kriteria investasi yang
dibutuhkan adalah Benefit Cost Ratio (BCR) dan Payback Period (PBP).
Untuk menghitung BCR terlebih dahulu dihitung selisih antara
keuntungan dan biaya untuk setiap tahun t.
𝑛 𝐵𝑡 −𝐶𝑡
𝐵 ∑𝑡=1 (1+𝑖)𝑡
𝑁𝑒𝑡 =
𝐶 ∑𝑛𝑡=1 𝐵𝑡−𝐶𝑡
𝑡 (1+𝑖)

Dimana :
Bt = Penerimaan (Benefit) Bruto pada tahun ke-t
Ct = Biaya (Cost) Bruto pada tahun ke-t

- 14 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
n = Umur Proyek
i = Tingkat suhu bunga yang berlaku
t = Interval waktu
Sedangkan yang dimaksud dengan PBP adalah perhitungan
tentang seberapa cepat investasi bisa kembali (mengembalikan
modal/biaya invesatsi). Apabila periode yang dibutuhkan lebih cepat dari
yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan. Namun bila
tidak sesuai dengan periode yang disyaratkan, maka proyek dikatakan
tidak menguntungkan.
𝑚
𝑃𝐵𝑃 = 𝑛 +
(𝐵𝑛+1 + 𝑐𝑛+1 )
Dimana :
PBP = Pay Back Period
n = Periode Investasi pada saat nilai kumulatif Bt – Ct negatif yang
terakhir (tahun)
m = Nilai Kumulatif Bt – Ct negatif yang terakhir (Rp)
Bn = Benefit bruto pada tahun ke-n (Rp)
Cn = Biaya bruto pada tahun ke-n (Rp)

- 15 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Tabel 4. Contoh Perhitungan Aliran Kas dan Kriteria Kelayakan Investasi
Tahun Ke
Uraian
0 1 2 3 4 5
A Biaya Operasional
1. Biaya Persemaian 1.410.000
2. Biaya Pengolahan
12.500.000
Tanah
3. Bibit Kapulaga 41.662.500
4. Biaya Penanaman 10.000.000
5. Pupuk Kandang 375.000 750.000 750.000 750.000 750.000
6. Biaya Pemupukan 12.000.000 24.000.000 24.000 000 24.000.000 24.000.000
7. Pupuk Kandang 2.500.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
8. Karung 75.000 200.000 250.000 300.000
9. Biaya Pemanenan 24.000.000 72.000.000 96.000.000 120.000.000
10. Bagi Hasil LMDH
13.440.000 73.040.000 137.280.000 202.880.000
40%
Sub Total 80.447.500 67.265.000 174.990.000 263.280.000 352.930.000
B Manfaat
1. Penjualan Produk 33.600.000 182.600.000 343.200.000 507,200.000
Sub Total 33.600.000 182.600.000 343.200.000 507.200.000
C Investasi 8.580.000
Sub Total 8.580.000
D Laba/ rugi -8.580.000 -80.447.500 -33.665.000 7.610.000 79.920.000 154.270.000
Akumulasi -8.580.000 -89.027.500 -122.692.500 -115.082.500 -35,162.500 119.107.500
E Discount Factor (i=13%) 1 0,8850 0,7831 0,6931 0,6133 0,5428
F NPV 13% Tahun Ke -8.580.000 -71.192.478 -26.364.633 5.274.112 49.016.433 83.731.575
G Discount Factor (i=22%) 1 0,8130 0,6610 0,5374 0,4369 0,3552
H NPV 22% Tahun Ke -8.580.000 -65.404.472 -22.251.966 4.089.492 34.916.848 54.796.891
I NPV 22% -2.433.207

- 16 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
Kriteria Nilai
NPV (Rp) 31.885.009
BCR 1,30
PBP (Tahun) 4,23 (4 Tahun 3 Bulan)
IRR 22,29

- 17 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Cara Budidaya dan Peluang Bisnis Kapulaga. Diakses dari


httr)://carabudidava.com/Cara Budidaya Kapulaga.htm
Anonim. Kapulaga Gunung Tanjung Diekspor ke Timur Tengah. Diakses
dari http://www.radartasikmalaya.com/
Anonim. Potensi dan Manfaat Buah Kapulaga. Diakses dari
http://bisnisukm.com/buah-kapulaga.html
Martono, Budi, Rudi T. Setiyono dan Wawan Haryudin. 1995.
Karakterisasi dan Dokumentasi Plasma Nutfah Kapolaga. Laporan
Bagian Proyek Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Cimanggu
Tahun 1995/1996.
Oktabriawatie, D. 2012. Kapulaga Mampu Obati Impotensi, Diakses dari
http://food.detik.com/
Prasetyo. 2004. Budidaya Kapulaga Sebagai Tanaman Sela pada
Tegakan Sengon. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 6 No.
1, 2004.
Santoso, H. Budi. 1988. Kapulaga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Selisiyah, A. Yani. 2011. Kelayakan Usaha Kapulaga (Amomum
cardamomum) di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten
Purworejo, Wilayah KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Unit I
Jawa Tengah. Skripsi. Tidak Dipubliksasikan.

- 18 -
Mendulang Rupiah dari Kapulaga

Anda mungkin juga menyukai