Anda di halaman 1dari 15

1

A. JUDUL PROGRAM

Pemanfaatan Bonggol Bambu Menjadi Kerajinan Rumah Tangga sebagai Upaya


Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Wonosobo dalam Mengembangkan Creative Home
Industri
B. LATAR BELAKANG MASALAH

Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass


(rumput raksasa), berumpun, dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara
bertahap, mulai rebung, batang muda dan dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu
berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas berongga kadang-kadang masif, berdinding
keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang
(rhizon) berbuku dan beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat
tumbuh menjadi batang.
Dalam kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20
genera ditemukan di Asia Tenggara. Sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis.
Tanaman bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan
ketinggian sekitar 300 m dpl. (Dransfield dan Widjaja, 1995).

Tabel 1. Kklasifikasi Ilmiah Tanaman Bambu

Kerajaan Plantae
Divisio Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Poales
Familia Poaceae
Subfamilia Bambusoideae
Super tribus Bambusodae
Tribus Bambuseae
Kunth ex Dumort.

Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi seperti rumah,
gudang, jemabatan, tanggga, pipa saluran air, tempat air, serta alat-alat rumah tangga. Dalam
bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan
2

sebagainya.Beberapa jenis bambu dalam beberapa akhir ini mulai banyak digunakan sebagai
bahan penghara industri sumpit, alat ibadah, serta barang kerajinan, peralatan dapur, topi, tas,
kap lampu, alat musik, tirai, dan lain-lain.
Tanaman bambu hidup merumpun kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu
garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa di Jawa. Salah satu
daerah penghasil bambu terbesar di Jawa adalah Kabupaten Wonosobo. Secara geografis
jumlah penduduk di Kecamatn Wonosobo adalah 773.967 orang. Tingkat pendidikan
penduduk yang dirinci menjadi 9 kategori dapat digambarkan sebagai berikut: (1)
tidak/belum pernah sekolah sebanyak 110.899 orang (14,33%), (2) tidak/belum tamat SD
sebanyak 97.963 orang ( 12,66 %), (3) tamat SD sebanyak 336.223 orang (43,44%), (4) tamat
SMP sebanyak 77.307 orang (9.99%, (5) tamat SMA sebanyak 40.746 orang (5,26%), (6)
tamat SMK sebanyak 11.736 orang (1,5%), (7) tamat Diploma I dan II sebanyak 3.510 orang
( 0,45%), (8) tamat Diploma III/Sarmud sebanyak 3.507 orang (0,45%), (9) tamat Sarjana
3.513 orang (0,45%) dan tidak terjawab 88.563 orang (Tabel 2.2 atau Tabel 1.1 Buku II
Lampiran 2 Indikator).
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2007 dapat diuraikan sebagai berikut: (1)jumlah
penduduk yang bekerja sebanyak 467.160 orang (60,36%) dan (2) jumlah penduduk yang
mencari pekerjaan sebanyak 29.771 orang (3.89 %), sehingga jumlah angkatan kerja adalah
496.931 orang. Penduduk bukan angkatan kerja terdiri atas: (1) jumlah penduduk bersekolah
142.937 orang (18,47%), (2) jumlah penduduk mengurus rumah tangga 215.675 orang (
27,87 %); dan (3) lain-lain 167.003 orang ( 21,58%), sehingga jumlah penduduk bukan
angkatan kerja adalah 525.615 orang.
Kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Wonosobo masih kaya akan unsur hutan
yang terdiri dari kawasan hutan Negara seluas 19.692,36 ha (hutan lindung 3.953,60 ha,
hutan suaka alam dan wisata 43,70 ha, hutan produksi tetap 11.148,98 ha dan hutan produksi
terbatas 4.546,08 ha) serta hutan rakyat seluas 18.981’58 ha. Secara ekologis, Wonosobo dan
wilayah hutannya memiliki posisi yang sangat strategis bagi Jawa Tengah khususnya bagian
selatan, mengingat Wonosobo adalah daerah hulu 3 DAS besar yang terdiri dari Serayu, Luk
Ulo dan Bogowonto yang mengaliri 6 wilayah kabupaten. Dijelaskan secara singkat
mengenai potensi dari produk hutan Wonosobo yang berupa Tanaman Albasia,Tanaman
Bambu, Kayu Bulat, Kayu Gergajian dan Kayu Olahan.
Sebagian besar industri yang berada di Kabupaten Wonososbo adalah industri dengan
skala menengah dan kecil. Untuk jenis industri kecil (rumah tangga) dibagi menjadi 5 bagian
yaitu industri pangan, industri sandang dan kulit, kerajinan umum, kimia dan industri dan
3

logam. Pada tahun 2009, posisi pertama industri kerajinan umum dengan nilai 144.066,66.

Tabel 2. Nilai produksi industri rumah tangga Kabupaten Wonosobo tahun 2005 hingga 2009.

No Jenis Industri Nilai produksi tahun


2005 2006 2007 2008 2009
1 Industri Pangan 78.026,60 67.145,76 94.004,06 123.427,36 140.707,19
2 Sandang & Kulit 8.483,90 27.064,51 35.183,86 41.675,28 45.842,81
3 Kerajinan Umum 30.912,70 85.795,64 111.534,33 133.395,06 144.066,66
4 Kimia & Industri 13.805,80 3.682,38 5.155,33 7.887,66 8.913,06
5 Logam 16.425,20 35.507,37 56.811,79 81.992,61 100.030,98
Jumlah 147.664,20 219.195,66 302.689,37 388.377,97 439.560,70
Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Wonosobo
Data : Sampai bulan Oktober 2009

Penyerapan tenaga kerja dalam kurun waktu 4 tahun terakhir dari tahun 2005 hingga
tahun 2009 dapat terlihat dengan jelas di tabel berikut ini:

Tabel 3. Jumlah tenaga kerja pada sektor industri tahun 2005 hingga 2009

No Jenis Industri Tenaga kerja (Tahun)


2005 2006 2007 2008 2009
1 Industri Pangan 14.930 14.917 14.938 14.941 15.987
2 Sandang & Kulit 359 1.000 906 920 946
3 Kerajinan Umum 5.729 7.643 7.766 7.771 7.863
4 Kimia & Industri 1.495 292 404 413 418
5 Logam 2.450 1.298 1.157 1.160 1.174
Jumlah 35.963 25.150 25.171 25.205 26.388
Sumber Data: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Wonosobo
Data : Sampai bulan Oktober 2009

Kenyataannya dengan kekayaan akan sumberdaya manusia maupun alam yang


dimiliki Kabupaten Wonosobo kerajinan bambu belum diproduksi di Kabupaten Wonosobo,
padahal daerah ini kaya akan tanaman bambu. Jenis kerajinan yang dibuat hanya terbatas
pada kerajinan kimia, dari data diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Wonosobo mempunyai
tenaga kerja yang banyak dalam bidang kerajinan, sehingga tidak menutup kemungkinan
untuk membuat kerjinan dari bonggol bambu yang tidak teemanfaatkan dengan baik.
4

Hasil kerajinan bambu dan mebel dipasarkan dalam bentuk setengah jadi, hampir jadi
(tinggal cat), dan sudah jadi tergantung permintaan pemesan maupun pembeli. Berkaca dari
Kecamatan Dlinggo Kabupaten Bantul yang juga kaya akan bambu dan pengrajin tingkat
pemasaran produk dari perajin wilayah Dlingo sudah mencakup hampir di seluruh wilayah
Indonesia dan beberapa negara antara lain Australia, Amerika, Inggris, Italia, Arab, Jepang,
Malaysia, dan Singapura.
Berdasarkan penelitian terbaru diketahui bahwa kerajina yang terbuat dari bahan dasar
bambu bukan hanya berasal dari batang bambu saja.Akan tetapi dalam beberapa hari terakhir
ini ditemukan juga hasil kerajinan yang mempunyai nilai seni dan ekonomi yang tinggi, yaitu
kerajinan yang dibuat menggunakan hasil limbah bambu yaitu bonggol bambu.

C. PERUMUSAN MASALAH

Bonggol bambu lebih sering di jadikan limbah oleh masysrakat Wonosobo, karena
sebagaian besar masyarakat hanya menggunakan batangnya. Sehingga dalam hal ini belum
ada tindak lanjut yang berarti dalam memanfaatkan limbah tersebut, apalagi untuk pembuatan
kerajinan. Bonggol bambu ternyata dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang kerajinan
yang unik, seperti berbagai miniatur hewan berupa bebek, landak dan keong. Barang
kerajinan ini tidak saja dipasarkan didalam negeri tetapi juga di ekspor ke mancanegara.
Sebagai salah satu daerah penghasil bambu terbesar di Jawa dan penghasil kesenian
yang terbuat dari bambu, Kabupaten Wonosobo belum sepenuhnya menggunakan bagian-
bagian dari bambu.Hasil sisa dari pengolahan bambu yaitu bonggolnya belum dimanfaatkan
dengan baik untuk membuat kerajinan.Dilihat dari segi sumber daya alam dan sumber daya
manusia kecamatan Dlinggo hal ini memungkinkan akan terciptanya kembali jenis-jenis
kerajina yang lain yang terbuat dari limbah bambu ini, yang tentu akan menambah
pendapatan warga kecamatan Dlinggo serta ikut serta dalam memanfaatkan limbah sebagai
bahan kerajinan yang barang tentu sering disia-siakan oleh masyarakat Dlinggo.Dalam hal ini
dengan mengolah limbah tersebut dapat menghasilkan produk yang berseni tinggi meski
berasal dari limbah bambu.
5

D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan Umum :
1. Meningkatkat UKM yang ada di Indonesia dengan bekal limbah bambu
2. Meningkatkan perekonomian nasional melalui kerajinan limbah bambu (bonggol
bambu)
3. Memperkaya daya ekspor melalui seni kerajinan bonggol bambu
4. Menciptakan generasi manusia yang peduli terhadap limbah lingkungan sekitar

Tujuan Khusus
a. Memberdayakan masyarakat Wonosobo untuk mengolah bonggol bambu menjadi
kerajinan rumah tangga
b. Meningkatkan jiwa kreativitas warga Wonosobo dalam mengasah keterampilannya
membuat kerajinan dari bonggol bambu
c. Memberikan teknik pembuatan kerajinan bonggol bambu bagi warga Wonosobo
d. Memanfaatkan limbah bambu yaitu bonggol bambu sebagai bahan kerajinan yang
mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi, di Kabupaten Wonosobo
e. Meningkatkan pendayagunaan potensi masyarakat Wonosobo dalam
mengembangkan jiwa wirausaha berbasis kerajinan limbah bambu
f. Meningkatkan produktivitas kerja dan inovasi kerajinan bambu masyarakat
Wonosobo
E. KELUARAN PROGRAM
Pada program ini diharapkan masayarakat kabupaten Wonosobo dapat
memiliki keterampilan dalam memanfaatkan bonggol bambu untuk digunakan sebagai
bahan kerajinan rumah tangga.

F. KEGUNAAN PROGRAM
Bagi Pemerintah
Manfaat yang diperoleh pemerintah daerah adalah meningkatkan pemasukan
pendapatan daerah. Membangun pemerintahan yang peduli dengan keterampialan
warganya dalam mendayagunakan sumber daya yang ada di daerah tersebut yang
selama ini kurang dimaksimalkan dan cenderung limbah bonggol bambu dijual
mentahan ke daerah lain. Meningkatkan pendapatan nasional melalui ekspor produk
kerajinan bonggol bambu
6

Bagi Masyarakat
Diharapkan melalui penulisan karya tulis ini, dapat memberikan sumbangan
pemikiran mengenai pemanfaatan limbah bambu yaitu bonggol bambu untuk digunakan
sebagai bahan kerajinan yang mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi di
Kabupaten Wonosobo. Memberikan motivasi kepada para petani atau pengrajin dalam
mengolah limbah bambu untuk diolah menjadi barang kerajinan yang mempunyai nilai
seni dan nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat sampai ke mancanegara.
Memperkarya kreativitas dan keterampilan petani bambu Kabuoaten Wonosobo
dan masyarakat Indonesia umumnya dalam mengembangkan kerajinan bonggol bambu.
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi petani bambu dan pengrajin bambu, dalam
mengembangkan produk kerajinannya.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7.11dan 7.36 Lintang
Selatan, 109.43 dan 110.04 Bujur Timur. Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari
ibu kota Propinsi Jawa Tengah dan 520 Km dari ibu kota negara (Jakarta) dengan
ketinggian berkisar antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan
laut. Luas wilayah Kabupaten Wonosobo adalah 98.468 ha, dengan kondisi biogeofisik
sebagai berikut: Kemiringan 3-8 % sebesar 54,4 ha, 8-15 % selus 24.769,1 ha, 15-40 %
seluas 42.173,6 ha dan >40 % seluas 31.829,9 ha. Kabupaten Wonosobo secara umum
mempunyai kelembaban kelas lembab.

G.1 Kondisi Masyarakat Sasaran


Jumlah penduduk di Kecamatn Wonosobo adalah 773.967 orang. Jumlah
angkatan kerja pada tahun 2007 dapat diuraikan sebagai berikut: (1)jumlah penduduk
yang bekerja sebanyak 467.160 orang (60,36%) dan (2) jumlah penduduk yang mencari
pekerjaan sebanyak 29.771 orang (3.89 %), sehingga jumlah angkatan kerja adalah
496.931 orang. Penduduk bukan angkatan kerja terdiri atas: (1) jumlah penduduk
bersekolah 142.937 orang (18,47%), (2) jumlah penduduk mengurus rumah tangga
215.675 orang ( 27,87 %); dan (3) lain-lain 167.003 orang ( 21,58%), sehingga jumlah
penduduk bukan angkatan kerja adalah 525.615 orang.
7

Tabel 4. Keadaan Demografi menurut data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kab.Wonosobo Tahun 2007


No. Komponen Jumlah No. Komponen Jumlah

1. Penduduk seluruh 773.967 4 Penduduk 13-15 th 47.036

2 Penduduk 7-12 th 98.963 5 Penduduk 1&-18 th 45.174

3 Tingkat pendidikan 773.967 6. Tingkat kepandaian 664.322


penduduk membaca
a. Tidak/belum pernah 110.899 a. Dapat membaca 652.618
sekolah menulis
b. Tidak/belum tamat SD 97.963 b. Buta huruf 11.704

c. Tamat SD 336.223 7. Angkatan Kerja 496.931

d. Tamat SMP 77.307 a. Bekerja 467.160

e. Tamat SMA 40.746 b. Mencari pekerjaan 29.771

f. Tamat SMK 11.736 8. Bukan Angkatan kerja 525.615

g. Tamat Diploma l/ll 3.510 a. bersekolah 142.937

h. Tamat Diploma 3.507 b. Mengurus RT 215.675


Ill/Sarmud
i. Tamat Sarjana 3.513 c. Lainnya 167.003

j. Tidak Terjawab 88.563 9. Penduduk Miskin 321.935

a. Kota 21.935

b. Desa 300.000
8

G.2 Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran

Jumlah penduduk di Kabupaten Wonosobo dalam kategori tinggi akan tetapi dalam
kenyataannya dengan kekayaan akan sumberdaya manusia maupun alam yang dimiliki
Kabupaten Wonosobo belum dapat memaksimalkan kekayaan yang mereka miliki bahkan
sejumlah 29.771 orang masih mencari pekerjaan.
Dalam hal ini pemanfaatan kekayaan alam Wonosobo belum terkelola dengan baik,
misalkan saja tanaman bambu yang mereka miliki khususnya limbah bambu tersebut yaitu
bonggol bambu belum diproduksi di Kabupaten Wonosobo sebagai ladang kerja kerajinan
bagi masyarakat yang masih mencari kerja. Jenis kerajinan yang dibuat hanya terbatas pada
kerajinan kimia, dari data diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Wonosobo mempunyai
tenaga kerja yang banyak dalam bidang kerajinan, sehingga tidak menutup kemungkinan
untuk membuat kerjinan dari bonggol bambu yang tidak teemanfaatkan dengan baik.

G.3 Gambaran Umum Sosialisasi yang Ditawarkan

Program pengabdian ini menitikberatkan pada bagaimana cara meningkatkan


keterampilan masyarakat Kabupaten Wonosobo dalam memanfaatkan limbah bambu
yaitu bonggol bambu untuk digunakan sebagai bahan kerajinan rumah tangga.
Pemberdayaan masayrakat ini diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan
ekonomi maupun jiwa kreativitas masayarakat Wonosobo dalam memanfaatkan
peluang yang ada.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


H.1 Tempat Pelaksanaan Program

Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Bojasari, Kecamatan


Kertek, Kabupaten Wonosobo dengan melibatkan masyarakat petani bambu desa
Bojasar, pengrajin bambu dan pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo. Dalam
program ini kami mengambil Desa Bojasari sebagai tempat program pengabdian
masyarakat.
9

H.2 Prosedur Pelaksanaan Program


Pelaksanaan program terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap sosialisasi

2. Tahap praktek dan pendampingan

3. Tahap evaluasi

H.2.1 Tahap Sosialisasi


Tahap ini merupakan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada
masyarakat petani bambu dan pengrajin Desa Bojasari sebagai saraa pengenalan bonggol
bambu untuk digunakan sebagai kerajinan rumah tangga. Sosialisasi bertujuan untuk
membina para petani bambu dan pengrajin bambu dalam memanfaatkan limbah bambu
untuk digunakan menjadi kerajinan yang mempunyai nilai seni dan ekonomi yang tinggi.

H.2.2 Tahap Praktek dan Pendampingan


Pada tahap praktek dan pendampingan merupakan tahap terpenting dari
program ini. Tahap ini akan dilakukan pelatihan keterampilan pembuatan kerajian rumah
tangga dari bonggol bambu sampai produk tersebut jadi. Adapun mekanismenya adalah
sebagai berikut:
1. Pelatihan Pembuatan Kerajinan Bonggol Bambu
Pelatihan pembuatan kerajinan bonggol bambu ini sendiri dilakukan oleh
pengrajin yang sengaja didatangkan dari Jogjakarta sebagi pusat pengrajin bonggol
bambu. Produk yang dibuat bermacam-macam mulai dari bebek, babi, landak, tikus
maupun ayam. Pada proses ini pengrajin pelatih menjelaskan teknisnya secara detail
kepada petani bambu dan pengrajin bambu warga desa Bojasari bagaimana bonggol
bambu tersebut dapat dimanfaatkan dari ketika masih berserabut, membersihkannya, dan
membentuknya sesuai dengan keinginan.
2. Proses Pembuatan Kerajinan Bonggol bambu
Pada proses ini para petani bambu dan pengrajin bambu desa Bojasario
diberikan waktu untuk mrmbuat kerajinan dari bonggol bambu. Disini sebelumnya
pengusul bekerja sama dengan pengrajin pelatih membuat desain produk yang dapat
dibuat sesuai dengan bentuk bonggol bambu kemudian diberikan pada petani dan
pengrajin untuk menjadi konsep ketika akan membuat.
10

3. Proses pendampingan
Pada proses ini, pengrajin pelatih dan pengusul turut aktif dalam mendampingi
petani bambu dan pengrajin bambu saat membuat kerajinan bonggol bambu.
Pelaksanaan ini bertujuan untuk memperkenalkan wayang kepada anak-anak serta
mengaplikasikan cerita komik kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

H.2.3 Tahap Evaluasi


Tahap evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa paham pengetahuan,
keterampilan yang sudah didapat oleh petani bambu dan pengrajin bambu untuk
memanfaatkan bonggol bambu sebagai bahan kerajinan rumah tangga dan khususnya
pemahaman mengenai keuntungan atau nilai tambah yang dihasilkan dengan
memanfaatkan limbah bambu.
Dalam tahap ini, kami membuat lomba pembuatan bebek bonggol bambu
dengan pesertanya adalah semua petani bambu dan pengrajin bambu warja desa
Bojasari. Lomba ini dilaksanakan di kantor desa Bojasari pada hari sabtu, pukul
08.00-12.00.
Metode yang digunakan dalam lomba ini adalah pembuatan kerajinan bebek
bonggol bambu oleh petani dan pengrajin. Bonggol bambu dan alat-alatnya sudah
disediakan oleh panitia. Setiap kelompok paling sedikit dua anggota. Masing-masing
kelompok harus mempunyai kreasi yang berbeda-beda. Penilaian dilakukan oleh
pengrajin pelatih dengan bobot 50% dengan kriteria penilaian, besarnya pemanfaatan
bonggol bambu, desain yang unik dan kekompakan ketika membuat. Sedangkan
penilaian yang lain adalah peserta diminta untuk menjual hasil kerajinannya kepada
warga sekitar dan hasil omset penjulan yang dilakukan oleh setiap kelompok menjadi
bobot 50% tambahannya. Pemenang adalah yang mendapatkan point paling banyak
dari pelatih pengrajin dan jumlah keuntungan paling banyak dari hasil penjualan
produk kerajinan yang mereka buat.
11

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM


Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Kegiatan
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
Persiapan
Sosialisasi Rencana kegiatan
Pelatihan pembuatan kerajinan
oleh pelatih pengrajin
Pembuatan Kerajinan
Pendampingan
Evaluasi
Penyusunan Laporan

J. RANCANGAN BIAYA
Rekapitulasi Biaya Pelaksanaan Program:
1. Peralatan utama Rp 4.137.500, 00

2. Peralatan penunjang PKM Rp 1.800.000, 00

3. Biaya perjalanan Rp 500.000, 00

4. Biaya pengeluaran lain-lain Rp 500.000, 00

Jumlah Rp 6.937.000,00
JENIS PENGELUARAN ANGGARAN YANG
DIUSULKAN
1. Peralatan Utama
a. Percetakan Desain Kerajinan 200 buah @Rp Rp 1.000.000,00
5.000, 00
b. Pisau pemotong 30 buah @ Rp 20.000, 00 Rp 600.000, 00
c. Alat pengukir 10 buah @ Rp 170.000, 00 Rp 1.700.000,00
d. Kuas 100 buah @ Rp 5000, 00 Rp 500.000,00
e. Cat warna Dulux Catylac 5 buah @ 77.500, 00 Rp 337.500, 00

Sub total Rp 4.137.500,00


12

2. Peralatan Penunjang
a. Sewa tentor Penglatih Pengrajin Rp 750.000, 00
b. Peralatan pembuatan deain Rp 200.000, 00
c. Sewa LCD selama 3 kali @ Rp 200.000, 00 Rp 600.000, 00
d. Sewa Sound system Rp 250.000, 00

Sub total Rp 1.800.000, 00


3. Biaya Perjalanan
a. Perjalanan selama kegiatan Rp 500.000, 00

Sub total Rp 500.000, 00


4. Biaya lain- lain
a. Dokumentasi kegiatan dan cuci cetak Rp 200.000, 00
b. Pembuatan proposal dan penggandaan Rp 100.000, 00
c. Pembuatan MMT Rp 200.000, 00

Sub total Rp 500.000, 00

Total Rp 6.937.500,00

K. LAMPIRAN
1. BIODATA KETUA serta ANGGOTA KELOMPOK
Ketua Kelompok :
Nama : Silvia Merdikawati
TTL : Brebes, 12 Mei 1991
Agama : Islam
Alamat rumah/asal, kode pos : Limbangan RT8 /1 Kersana, Brebes,Jateng, 52264
No. Telp : 0857 4323 7692
e-mail : silvia_merdikat@yahoo.com
Riwayat Organisasi :-^ Anggota OSIS SMPN 1 Tanjung
:-^ Anggota PRAMUKA SMPN 1 Tanjung
: -^ Anggota ROHIS SMA N 1 Tegal
:-^ Anggota PRAMUKA SMA N 1 Tegal
:-^ Staff Dept. Pendidikan dan Ristek HMTI
:-^ Staff Dept. Syiar IIC
13

:-^ Staff Dept. Syiar FSMM


:-^ Kadiv Riset Dept. Pendidikan dan Ristek HMTI
:-^ Pengurus Harian IIC
:-^ Kadept An-Nisa IIC
Prestasi :-* Juara 3 Lomba Cerdas Cermat Tingkat Kabupaten
:-* Juara 2 Lomba Bulutangkis Tingkat Kecamatan
:-* Juara 3 Lomba Kelompok Debat B. Indonesia Tingkat
Universitas Diponegoro
:-* Peserta 10 Terbaik Leadership Training HMTI 2010
:-* Pementor UNDIP
Mengetahui,

Silvia Merdikawati
NIM. L2H009123
Anggota Kelompok I:
Nama : Nafisa Aulia Fahmi
TTL : Klaten, 18 januari 1992
Alamat : Rt.2 Rw.1 Krajekan Bawak, Cawas, Klaten
No. Telp : 085647046996
e-mail : nafizh@ymail.com
Mengetahui,

Nafisa Aulia Fahmi


NIM. L2H009005
Anggota Kelompok II:
Nama : Sinta Nurmalasari
TTL : Semarang, 11 Agustus 1990
Alamat : Jalan Abimanyu 1 No. 13 Semarang
No. Telp : 085726904422
e-mail : mala_flower@yahoo.com
Mengetahui,

Sinta Nurmalasari
NIM. L2H009078
14

Anggota Kelompok III:


Nama : Dwi Yuni Setiawati
TTL : Brebes, 18 Juni 1992
Alamat : Rt. 2 Rw. 08 Klijurang, Tonjong, Brebes
No. Telp : 085225101466
e-mail : dwiyuni.setia@yahoo.com

Mengetahui,

Dwi Yuni Setiawati


NIM. 21070110141020

Anggota Kelompok IV:


Nama : Hanifah Fitri Izzati
TTL : Jakarta, 16 Desember 1993
Alamat : Jl. Halmahera Raya No. 460A Perumnas 3 Bekasi Timur
No. Telp : 087885559441
e-mail : hanifah.fi@gmail.com
Mengetahui,

Hanifah Fitri Izzati


NIM. 21070111140109

2. BIODATA DOSEN PENDAMPING

Nama Lengkap : Susatyo Nugroho.W.P, ST, MM


Jabatan / Gol./ NIP : Dosen Kemahasiswaan / IVD / 19690311 199702 1 001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Lamongan Barat I/11, Semarang
Telepon : 0878 3202 1969

Mengetahui,

Susatyo Nugroho.W.P, ST, MM


19690311 199702 1 00
15

3. LAIN-LAIN

Gambar. 1 Peta Kabupaten Wonosobo dan Sekitarnya

Gambar 2. Peta Jawa Tengah dan Posisi Wonosobo

Anda mungkin juga menyukai