Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

SUBGELANGGANG DAN IDEAL DARI GELANGGANG

A. SUBGELANGGANG

Definisi 1:
Suatu himpunan bagian tak kososng S dari suatu gelanggang R dikatakan subgelanggang dari
R jika S adalah suatu gelanggang relative terhadap kedua operasi biner yang didefinisikan
atas R.

Teorema 1:
Suatu himpunan bagian tak kososng S dari suatu gelanggang R adalah subgelanggang dari R
jika dan hanya jika S memenuhi tiga aksioma

1. 0 ∈ S
2. Untuk setiap x,y ∈ S, maka x – y ∈ S
3. Untuk setiap x,y ∈ S, maka xy ∈ S

Bukti:
Jika S adalah suatu subgelanggang, maka menurut definisi 1ketiga aksioma di atas dipenuhi
oleh S (terbukti).
Sebaliknya, misalkan S adalah himpunan bagian tak kososng dari R yang memenuhi ketiga
aksioma di atas. Akan ditunjukkan bahwa S adalah subgelanggang dari R, yakni semua
aksioma pada Definisi 12.1.1 dipenuhi oleh S.
Karena S adalah himpunan bagian dari R dan pada R terdapat unsur 0 dengan 0 ∈ R sehingga
pada S juga terdapat unsur 0 dengan 0 ∈ S. (aksioma 3 pada definisi 12.1.1 dipenuhi oleh S).
Karena S adalah himpunan bagian dari R, sehingga aksioma 1, 2, 5, dan 6 dari Definisi 12.1.1
dipenuhi oleh S.
Aksioma 3 dari teorema 1 operasi perkalian dari R adalah operasi biner atas S.
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa operasi penjumlahan dari R adalah operasi biner atas S
dan untuk setiap x ∈ S, diperlihatkan bahwa –x ∈ S.
Pertama, kita perlihatkan bahwa untuk setiap x ∈ S, diperoleh –x ∈ S. karena 0 ∈ S, maka
untuk pasangan 0,x ∈ S (menggunakan aksioma 2) mengakibatkan 0 - x = -x ∈ S. hal ini
berarti untuk sebarang x ∈ S maka –x ∈ S.
Sekarang perlihatkan sebarang pasangan unsur x,y ∈ S berdasarkan aksioma invers terdapat
-x,-y ∈ S. oleh aksioma 2 kita peroleh kenyataan bahwa x + y = x – (-y) ∈ S. jadi operasi
penjumlahan adalah operasi biner dari S. Jadi kita dapat menyatakan bahwa S adalah
subgelanggang dari gelanggang R.
Contoh 1
𝑎 𝑏
Himpunan R dengan R = {[ ] : 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝑅} adalah suatu gelanggang. Tentukanlah
𝑐 𝑑
𝑎 0
apakah S = {[ ] : 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅} merupakan subgelanggang dari R.
𝑏 0
Penyelesaian :
Akan ditunjukkan ke 3 aksioma pada teorema 1 yaitu sebagai berikut :
0 0
1. S adalah impinan bagian tak kosong dari R dan [ ] ∈ 𝑆.
0 0
𝑎1 0 𝑎 0
2. Ambil sebarang 𝐴1 = [ ] dan 𝐴2 = [ 2 ] ∈ 𝑆, sehingga
𝑏1 0 𝑏2 0
𝑎1 0 𝑎 0
𝐴1 − 𝐴2 =[ ]−[ 2 ]
𝑏1 0 𝑏2 0
𝑎1 − 𝑎2 0
=[ ]∈𝑆
𝑏1 − 𝑏2 0
𝑎1 0 𝑎 0
3. Ambil sebarang 𝐴1 = [ ] dan 𝐴2 = [ 2 ] ∈ 𝑆, sehingga
𝑏1 0 𝑏2 0
𝑎1 0 𝑎2 0
𝐴1 . 𝐴2 = [ ][ ]
𝑏1 0 𝑏2 0
𝑎1 𝑏2 0
=[ ] ∈𝑆
𝑎2 𝑏1 0
Berdasarkan teorema 1, S adalah subgelanggang dari R.

Contoh 2:
Perlihatkan bahwa sentral dari suatu gelanggang adalah subgelanggang. Sentral dari suatu
gelanggang R didefinisikan sebagai
C = {a ∈ R ; ax = xa untuk semua x ∈ R}
Perhatikan bahwa 0 ∈ C, karena untuk semua x ∈ R berlaku 0x = x0 = 0. Bila diperhatikan
sebarang dua unsur a,b ∈ C, maka untuk semua x ∈ R diperoleh ax = xa, bx = xb. Akibatnya
 ax = xa
bx = xb –
ax – bx = xa – xb
(a – b)x = x(a – b)
 ax = xa
bx = xb ×
ax × bx = xa × xb
(ab)x2 = x2(ab)
Sehingga bila a,b ∈ C maka a – b ∈ C dan juga ab ∈ C. Jadi teorema 13.1.2 sentral dari suatu
gelanggang adalah suatu subgelanggang.

Tidak selamanya dalam suatu gelanggang, unsur kesatuan dari suatu subgelanggang
sama mungkin saja berbeda dengan unsur kesatuan dari gelanggangnya tersebut. sebagai
contoh perhatikan contoh 3 berikut ini.

Contoh 3:
Gelanggang himpunan kuasa P(A) = {∅,{1},{2},A} dari himpunan A = {1,2} dengan operasi
penjumlahan didefinisikan sebagai.
X + Y = (X ∪Y)\(X ∩ Y)
Dari operasi perkalian didefinikan sebagai.
X . Y = (X ∩ Y)
Untuk semua X,Y ∈ P(A). Table Cayley dari masing-masing operasi biner ini adalah sebagai
berikut.
Table Cayley
+ ∅ {1} {2} A • ∅ {1} {2} A
∅ ∅ {1} {2} A ∅ ∅ ∅ ∅ ∅
{1} {1} ∅ A {2} {1} ∅ {1} ∅ {1}
{2} {2} A ∅ {1} {2} ∅ ∅ {2} {2}
A A {2} {1} ∅ A ∅ {1} {2} A

Dari kedua table tersebut dapat dilihat bahwa P(A) adalah suatu gelanggang dengan unsur
kesatuan A. Perhatikan himpunan S = {∅,{1}}. S adalah subgelanggang dari P(A), tetapi
unsur kesatuan dari S adalah {1} ≠ A. Demikian juga bila himpuann bagian S1 = {∅,{2}},
maka S1 adalah suatu subgelanggang dari P(A) dengan unsur kesatuan {2} ≠ A.

B. IDEAL DARI SUATU RING

Definisi 2:
Suatu subgelanggang N dari suatu gelanggang R, dikatakan ideal kiri dari R jika untuk setiap
r ∈ R dan setiap n ∈ N, berlaku rn ∈ R. Sebaliknya, subgelanggang N dari gelanggang R
dikatakan ideal kanan dari R jika untuk setiap r ∈ R dan setiap n ∈ N, berlaku nr ∈ N.
Selanjutnya subgelanggang N dikatakan ideal dari R bila N adalah ideal kiri dan sekaligus
ideal kanan dari R, artinya untuk setiap r ∈ R dan setiap n ∈ N, rn dan nr berdua berada di N.

Secara umum di dalam suatu gelanggang, ideal kiri dan ideal kanan mungkin saja berbeda.
Tetapi bila gelanggang R yang kita bicarakan adalah gelanggang komutatif, maka ideal kiri
dan ideal kanan tidak mempunyai perbedaan sama sekali. Dari definisi 2 diatas, dapat
dinyatakan bahwa suatu subgelanggang N dari gelanggang R adalah ideal kiri dari R jika
untuk setiap r ∈ R berlaku rn ⊆ N. Sebaliknya, suatu subgelanggang N dari gelanggang R
dikatakan sebagai ideal kanan dari R jika nr ⊆ N untuk semua r ∈ R. Untuk memeriksa suatu
gelanggang merupakan suatu ideal, caranya menggunakan teorema dibawah ini.

Teorema 2:
Andaikan Radalah suatu gelanggang. Suatu himpunan bagian tak kosong N dari R dikatakan
ideal dari R jika N memenuhi :
1) Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑁diperoleh𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑁
2) Untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁 dan setiap 𝑟 ∈ 𝑅, 𝑟𝑛 dan 𝑛𝑟 berada di 𝑁

Bukti :

Andaikan 𝑁 adalah himpunan bagian tak kosong darigelanggang 𝑅 yang memenuhi aksioma
(1) dan (2). Kita perlihatkan N adalah suatu ideal dari R. Menurut definisi 2, kita cukup
memperlihatkan bahwa N adalah subgelanggang dari R.
Karena N tak kosong, sedikitnya terdapat suatu 𝑥 ∈ 𝑁. Dengan menggunakan aksioma (1)
diperoleh fakta bahwa 𝑥 − 𝑥 = 0 ∈ 𝑁. Selanjutnya dari aksioma (2) kita ketahui bahwa untuk
setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁diperoleh 𝑥𝑦 ∈ 𝑁. Akibatnya N adalah suatu himpunan bagian dari𝑅 yang
memenuhi aksioma
1. 0 ∈ 𝑁
2. Untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁, 𝑥 − 𝑦 ∈ 𝑁
3. Untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁, 𝑥𝑦 ∈ 𝑁
Sehingga menurut teorema 2, 𝑁 adalah subgelanggang dari R dan 𝑁 adalah ideal dari 𝑅.

Contoh 4:
𝑎 0
Tunjukkan bahwa Himpunan 𝑁 = {[ ] : 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍} adalah ideal dari gelanggang 𝑅 =
𝑏 0
𝑥 𝑦
{[ ] : 𝑥, 𝑦, 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑍} dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
𝑢 𝑣
Penyelesaian :
𝑎 0
Akan ditunjukkan bahwa Himpunan 𝑁 = {[ ] : 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍} adalah ideal dari gelanggang
𝑏 0
𝑥 𝑦
𝑅 = {[ ] : 𝑥, 𝑦, 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑍} dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
𝑢 𝑣
Pertama kita harus menunjukkan bahwa N adalah ideal kiri dari R.
0 0
Dari teorema 13.2.2 dapat diperlihatkan N adalah ideal kiri dari R, karena [ ] ∈ N, N ≠
0 0
𝑎 0 𝑎 0
∅. Untuk sebarang unsur 𝐴1 = [ 1 ] dan 𝐴2 = [ 2 ] di 𝑁 , diperoleh
𝑏1 0 𝑏2 0
𝑎1 0 𝑎 0 𝑎 − 𝑎2 0
𝐴1 − 𝐴2 = [ ]−[ 2 ]=[ 1 ]
𝑏1 0 𝑏2 0 𝑏1 − 𝑏2 0
𝑥 𝑦
Karena (𝑎1 − 𝑎2 ); (𝑏1 − 𝑏2 ) ∈ 𝑍, 𝐴1 − 𝐴2 ∈ 𝑁 .Selanjutnya bila 𝐵=[ ] adalah
𝑢 𝑣
𝑎 0
sebarang unsur dari R,dan 𝐴 = [ ] adalah sebarang unsur di 𝑁, maka
𝑏 0
𝑥 𝑦 𝑎 0 𝑥𝑎 + 𝑦𝑏 0
𝐵𝐴 = [ ][ ]=[ ]∈𝑁
𝑢 𝑣 𝑏 0 𝑢𝑎 + 𝑣𝑏 0
Terbukti bahwa 𝑁 adalah ideal kiri dari 𝑅.
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa 𝑁 adalah ideal kanan dari 𝑅.
𝑥 𝑦 𝑎 0
Bila 𝐵 = [ ] adalah sebarang unsur dari R,dan 𝐴 = [ ] adalah sebarang unsur di 𝑁,
𝑢 𝑣 𝑏 0
maka
𝑎 0 𝑥 𝑦 𝑎𝑥 𝑎𝑦
𝐴𝐵 = [ ][ ]=[ ]∉𝑁
𝑏 0 𝑢 𝑣 𝑏𝑥 𝑏𝑢
sehingga 𝑁 bukan ideal kanan dari 𝑅.
Jadi dapat disimpulkan bahwa 𝑁 bukan ideal dari 𝑅.

Contoh 5:
𝑎 𝑏
Tunjukkan bahwa Himpunan 𝑁 = {[ ] : 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍} adalah ideal dari gelanggang 𝑅 =
0 0
𝑥 𝑦
{[ ] : 𝑥, 𝑦, 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑍} dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
𝑢 𝑣
Penyelesaian :
𝑎 𝑏
Akan ditunjukkan bahwa Himpunan 𝑁 = {[ ] : 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍} adalah ideal dari gelanggang
0 0
𝑥 𝑦
𝑅 = {[ ] : 𝑥, 𝑦, 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑍} dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
𝑢 𝑣
0 0 𝑎 𝑏1 𝑎 𝑏2
Karena [ ] ∈ N, N ≠ ∅. Untuk sebarang unsur 𝐴1 = [ 1 ] dan 𝐴2 = [ 2 ] di 𝑁 ,
0 0 0 0 0 0
diperoleh
𝑎1 𝑏1 𝑎 𝑏2 𝑎 − 𝑎2 𝑏1 − 𝑏2
𝐴1 − 𝐴2 = [ ]−[ 2 ]=[ 1 ]
0 0 0 0 0 0
Karena (𝑎1 − 𝑎2 ); (𝑏1 − 𝑏2 ) ∈ 𝑍, 𝐴1 − 𝐴2 ∈ 𝑁 .Selanjutnya akan ditunjukkan 𝑁 adalah ideal
𝑥 𝑦 𝑎 𝑏
kanan dari 𝑅 .Bila 𝐵 = [ ] adalah sebarang unsur dari R,dan 𝐴 = [ ] adalah
𝑢 𝑣 0 0
sebarang unsur di 𝑁, maka
𝑎 𝑏 𝑥 𝑦 𝑎𝑥 + 𝑏𝑢 𝑎𝑦 + 𝑏𝑣
𝐴𝐵 = [ ][ ]=[ ]∈𝑁
0 0 𝑢 𝑣 0 0
Selanjutnya bahwa 𝑁 adalah ideal kanan dari 𝑅.
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa 𝑁 adalah ideal kanan dari 𝑅.
𝑥 𝑦 𝑎 𝑏
Bila 𝐵 = [ ] adalah sebarang unsur dari R,dan 𝐴 = [ ] adalah sebarang unsur di 𝑁,
𝑢 𝑣 0 0
maka,
𝑥 𝑦 𝑎 𝑏 𝑥𝑎 𝑥𝑏
𝐵𝐴 = [ ][ ]=[ ]∉𝑁
𝑢 𝑣 0 0 𝑢𝑎 𝑢𝑏
sehingga 𝑁 bukan ideal kiri dari 𝑅.
Jadi dapat disimpulkan bahwa 𝑁 bukan ideal dari 𝑅.

Contoh 6:
Himpunan
𝑎 𝑐
N = {[ ] ∶ a, b, c, d ∈ 2𝑍}
𝑏 𝑑
adalah ideal dari gelanggang
𝑥 𝑦
R = {[ ] ∶ x, y, u, v ∈ 𝑍}
𝑢 𝑣
Dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
𝑎1 𝑐1 𝑎2 𝑐2
Perhatikan bahwa untuk sebarang dua unsur A1 = [𝑏 𝑑 ] dan A2 = [𝑏 𝑑2 ] di N, maka :
1 1 2
𝑎1 𝑐1 𝑎2 𝑐2 𝑎1 − 𝑎2 𝑐1 − 𝑐2
A1 – A2 = [ 𝑏 𝑑 ] − [𝑏 𝑑 ] = [ 𝑏 − 𝑏 𝑑 − 𝑑 ]
1 1 2 2 1 2 1 2

Karena (a1 – a2), (b1 - b2), (c1 – c2), (d1 – d2) ∈ 2Z, maka A1 – A2 ∈ N
𝑎 𝑐 𝑥 𝑦
Selanjutnya untuk sebarang [ ] ∈ N dan sebarang [ ] ∈ R, maka
𝑏 𝑑 𝑢 𝑣
𝑎 𝑐 𝑥 𝑦 𝑎𝑥 + 𝑐𝑢 𝑎𝑦 + 𝑐𝑣
[ ]+ [ ]=[ ]
𝑏 𝑑 𝑢 𝑣 𝑏𝑥 + 𝑑𝑢 𝑏𝑦 + 𝑑𝑣
Karena (ax + cu), (ay + cv), (bx + du), (by + dv) ∈ 2𝑍, maka
𝑎 𝑐 𝑥 𝑦
[ ][ ] ∈ 𝑁,
𝑏 𝑑 𝑢 𝑣
Hal ini berarti bahwa N adalah ideal kanan dari R. Dengan cara yang serupa dapat
diperlihatkan bahwa
𝑥 𝑦 𝑎 𝑐
[ ][ ]∈𝑁
𝑢 𝑣 𝑏 𝑑
Yaitu N adalah ideal kiri dari R.Sehingga kita dapat menyatakan bahwa N adalah suatu ideal
dari R.

Teorema 3:
Andaikan a adalah suatu unsur di dalam gelanggang komutatif R. Himpunan N = {𝑟𝑎 ∶ 𝑟 ∈
𝑅} adalah suatu ideal dari R. Selanjutnya, bila M adalah suatu ideal yang memuat unsur a,
maka N ⊆ M.
Bukti:
Karena 0a = 0, maka 0 ∈ 𝑁 sehingga N ≠ 0. Untuk sebarang dua unsur r1a, r2a ∈
𝑁, diperoleh r1a – r2a = (r1 – r2)a. Karena r1, r2 ∈ 𝑅, maka r1 – r2 ∈ 𝑅. Hal ini berakibat r1a –
r2a = (r1 – r2)a ∈ 𝑁. Selanjutnya, pandang sebarang unsur x ∈ 𝑅 dan sebarang ra ∈ 𝑁.Karena
x ∈ 𝑅 dan r ∈ 𝑅, maka xr ∈ 𝑅 sehingga x (ra) = (xr)a ∈ 𝑁. Jadi N adalah suatu ideal kiri dari
N. Karena R adalah suatu gelanggang komutatif, maka N juga merupakan ideal kanan dari R.
Jadi, N adalah suatu ideal dari R.
Selanjutnya, kita perlihatkan bahwa N adalah ideal terkecil yang mengandung unsur a.
Andaikan M adalah sebarang ideal dari R dengan a ∈ 𝑀. Kita perlihatkan bahwa N ⊆ M.
Untuk itu ambil sebarang ra ∈ 𝑁. Karena r ∈ 𝑅 dan a ∈ 𝑀 dan M adalah suatu ideal dari R,
maka ra ∈ 𝑀 sehingga N ⊆ M.

Definisi 3:
Ideal N yang didefinisikan pada Teorema 13.2.6 disebut sebagai ideal prinsipal yang
dibangun oleh unsur a.Suatu gelanggang demikian sehingga semua idealnya adalah ideal
prinsipal disebut sebagai gelanggang ideal prinsipal.

Contoh 7:
Perhatikan gelanggang Z4.Ideal dari Z4 adalah N1 = {0} = {r.0 : r ∈ 𝑍4 }, N2 = {r.2 : r ∈ 𝑍4 }
dan N4 = {r.1 : r ∈ 𝑍4 }, maka Z4 adalah gelanggang ideal prinsipal.

Contoh 8:
Ideal dari gelanggang himpunan kuasa dari himpunan
A = {1,2}, P(A) = {∅ , {1},{2}, A}, adalah No = {∅}, N1 = {∅, {1}}, N2 = {∅, {2}} dan
P(A). Karena
No = {x ∩ ∅: x 𝜖 P(A)}
N1 = {x ∩ {1}: x 𝜖 P(A)}
N2 = {x ∩ {2}: x 𝜖 P(A)} dan
P(A) = {x ∩ 𝐴: x 𝜖 P(A)}
N0 , N1 , N 2 dan P(A) adalah ideal prinsipal dari P(A). Akibatnya P(A) adalah gelanggang
ideal prinsipal.

Defenisi 4:
Suatu ideal sejati N dari gelanggang R dikatakan ideal prima jika untuk semua x, y ∈ R
dengan xy ∈ N, maka x ∈ N atau y ∈ N. Selanjutnya suatu ideal sejati N dari R dikatakan
ideal maksimal dari gelanggang R, Bila untuk setiap ideal M di R berlaku hubungan M ⊆ N
⊂ R.

Contoh 9:
Dalam gelanggang bilangan bulat Z, maka ideal pZ adalah prima. Perhatikan semua x,y ∈ Z
dengan x𝑦 ∈ pZ hal berakibat xy x= kp. Tetapi tidak berarti p membag ini berarti p membagi
x atau p membagi y. Dengan perkatan lain, x ∈ pZ atau 𝑦 ∈ pZ.

Contoh 10:
Perhatikan gelanggang bilangan bulat modulo 12 Z12.
Semua ideal sejati dari Z12 adalah {0,2,4,6,8,10}, {0,3,6,9}, {0,4,8} dan {0,6}. Sehingga
masing-masing adalah ideal maksimal dari Z12. Ideal N = {0,2,4,6,8,10} adalah suatu ideal
prima. Karena untuk setiap x,y ∈ Z12 dengan xy ∈ N, maka x ∈ N atau y ∈ N. Demikian juga
ideal N1 = {0,3,6,9} adalah ideal prima. Tetapi ideal N3 = {0,4,8} dan ideal N4 = {0,6} bukan
suatu ideal prima, karena 2.2 = 4 ∈ N3 tetapi 2 ∉ N3, dan 2.3 = 6 ∈ N4 tetapi 2 ∉ N4 dan 3 ∉
N4.

Teorema 4:
Andaikan R adalah suatu gelanggang dengan unsur kesatuan 1. Jika N adalah suatu ideal dari
R yang mengandung unsur satuan, maka N = R
Bukti:
Misalkan a ∈ N adalaah suatu gelanggang dengan unsur satuan. Maka a-1 ∈ R. Karena N
adalah suatu ideal, maka a-1.a = 1 ∈ N. Hal ini berakibat bahwa untuk setiap r ∈ R, maka r =
r . 1 ∈ N. Jadi N = R.

Sebagai akibat langsung dari teorema 4 dapat diperoleh hasil sebagai berikut.
Teorema 5:
Jika R adalah suatu lapangan, maka F tidak mempunyai ideal sejati.
Bukti:
Andaikan N adalah sebarang ideal dari lapangan F. Jika N = {0}, maka N adalah ideal tak
sejati dari F. Selanjutnya misalkan N ≠ {0}. Karena F suatu lapangan, setiap n ∈ N dengan
n ≠ 0 adalah suatu unsur satuan. Teorema 4 mengatakan N = F. Sehingga F tidak mempunyai
ideal sejati.

Anda mungkin juga menyukai