Anda di halaman 1dari 4

Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences 2016 1(2): pp 44-47

Analysis of Total Anthocyanin Content on Ethanol Extract of Purple


Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) and Purple Yam (Dioscoreaalata L.)
with Differential pH Method

Yuri Pratiwi Utami1, Abdul Halim Umar2, Ernawati2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Jln. Perintis Kemerdekaan Km 13,7 Daya Makassar, Sulawesi
Selatan 90242
2
Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar, Jln. Perintis Kemerdekaan Km 13,7 Daya Makassar,
Sulawesi Selatan 90242

Artikel info ABSTRAK


Diterima Industri pengolahan pangan yang berkembang pesat menyebabkan meningkatnya penggunaan
Direvisi pewarna terutama pewarna alami. Salah satu pewarna alami yang ada pada tumbuhan adalah
Disetujui antosianin. Pada penelitian ini dilakukan analisis kandungan antosianin total pada ubi jalar ungu
(Ipomoea batatas L.) dan uwi ungu (Dioscoreaalata L.). Ubi jalar ungu dan uwi ungu diekstrak dengan
Kata kunci pelarut etanol 70% yang diasamkan dengan HCl 1%. Analisis kadar dilakukan dengan metode pH
Ubi jalar ungu differensial, diukur serapannya pada spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 510
Uwi ungu nm dan 700 nm. Hasil penelitian menunjukkan kadar antosianin total pada ubi jalar ungu yaitu 5,0
Antosianin
mg/L dan pada uwi ungu 1,6 mg/L.

ABSTRACT
Keyword Food processing industry, which is developing rapidly, leads to increase the use of dyes, especially
Purple Sweet potato
natural dyes. One of the natural dyes found in plants is anthocyanin. In this research, the researcher
Purple Yam
Anthocyanin analyzed the anthocyanin content in purple sweet potato (Ipomoea batatas L.) and purple yam
(DioscoreaalataL.). Purple sweet potato and purple yam were extracted with 70% ethanol acidified
with HCl 1%. The analysis was conducted using differential pH with absorbance measured in
the UV-Vis spectrophotometer on 510 nm and 700 nm wavelength. The results showed that total
anthocyanin content in purple sweet potato was 5.0 mg/L and in purple yam was 1.6 mg/L.

Koresponden author
Yuri Pratiwi Utami
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Jln. Perintis Kemerdekaan Km 13,7 Daya Makassar, Sulawesi Selatan 90242
Email:yuri_pratiwi@yahoo.co.id

44
Yuri Pratiwi Utami et. al., / JPMS 2016 1(2): 44-47

PENDAHULUAN dipercaya dapat menyembuhkan gatal-gatal atau akibat


Kualitas bahan makanan pada umumnya sangat reaksi alergi. Umbi uwi ungu diduga mengandung
bergantung pada beberapa faktor antara lain cita rasa, fenol, yaitu antosianin yang mengandung antioksidan
warna, tekstur, nilai gizi dan mikrobiologis. Tetapi, tinggi.Flavonoid, bentuk umum dari antosianin,
faktor yang paling mudah diamati secara visual dan mempunyai berbagai manfaat salah satu diantaranya
kadang- kadang sangat menentukan adalah warna sebagai agen anti alergi.
(Winarno, 2004). Penggunaan zat warna alami untuk Metode yang digunakan untuk menganalisis ubi
makanan dan minuman tidak memberikan efek jalar dan uwi ungu yaitu metode pH differensial.
merugikan bagi kesehatan, seperti halnya zat warna Metode perbedaan pH umum digunakan untuk
sintetik yang semakin banyak penggunaannya. menilaikualitas dari buah-buahan dan sayuran
Zat warna sintetik lebih sering digunakan karena segar maupun produk olahannya. Metode ini dapat
keuntungannya antara lain stabilitasnya lebih tinggi digunakan untuk mengukur jumlah antosianin total
dan penggunaannya dalam jumlah kecil sudah berdasarkanperubahan struktur kromoforantosianin
cukup memberikan warna yang diinginkan, namun pada pH 1 dan 4,5.
penggunaan zat warna sintetik dapat mengakibatkan
efek samping yang menunjukkan sifat karsinogenik. METODE PENELITIAN
Adanyabatasan-batasan pada penggunaan beberapa Bahan-bahan yang digunakan antara lain ubi jalar
macam zat warna sintetik mengakibatkan pentingnya ungu (I. batatas L.), uwi ungu (D. alata L.), aquades
penelitian terhadap zat warna alami. (H2O), etanol (C2H5OH), kalium klorida (KCl), asam
Banyaknya Industri pengolahan pangan yang klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH) dan natrium
berkembang dan terbatasnya jumlah serta kualitas zat asetat (CH3COONa.3H2O).
pewarna alami menyebabkan pemakaian zat warna Proses Penyiapan Sampel
sintetis meningkat. Pewarna sintetis pada makanan Pengambilan ubi jalar ungu di daerah Gowadan
kurang aman untuk konsumen karena diantaranya ada uwi ungu dilakukan di daerah pasar Daya. Umbi yang
yang mengandung logam berat yang berbahaya bagi dipilih yang masih segar dan mempunyai warna yang
kesehatan. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkan pencarian pekat. Kemudian dicuci dengan air mengalir untuk
alternatif sumber zat pewarna alami. menghilangkan tanah atau kotoran yang menempel.
Zat warna yang dapat diekstrak dari sumber bahan Umbi yang sudah dicuci, disortasi atau dipilih
alami adalah antosianin yang termasuk golongan umbi yang masih segar dan menghilangkan bagian-
senyawa flavonoid. Pigmen ini berperan terhadap bagian dari umbi yang tidak digunakan seperti akar.
timbulnya warna merah hingga biru pada beberapa Umbi dikupas (trimming) untuk memisahkan kulit
bunga, buah dan daun (Andersen &Bernard, 2001). dan daging, setelah itu dirajang tipis-tipis dengan
Kestabilan warna senyawa antosianin dipengaruhi ketebalan ± 0,3 cm agar mempermudah dalam proses
oleh pH atau tingkat keasaman, dan akan lebih stabil pengeringan. Kemudian daging ubi jalar dan uwi dicuci
apabila dalan suasana asam atau pH yang rendah kembali. Umbi yang sudah dirajang dikeringkan di
(Belitz&Grosch, 1999).Antosianin merupakan pigmen lemari pengering simplisia untuk mengurangi kadar
alami yang memberi warna merah, biru dan ungu pada air dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.
buah, bunga dan daun. Salah satu sumber antosianin Umbi yang sudah dikeringkan disortasi kembali untuk
yang murah dan banyak terdapat di Indonesia adalah menghilangkan kotoran dan benda asing atau bagian-
pada ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu merupakan bagian yang rusak setelah dikeringkan. Simplisia
tumbuhan merambat yang tumbuh disegala cuaca. yang telah memenuhi syarat simplisia kering dengan
Jenis antosianin yang terkandung dalam ubi jalar ungu kadar air tidak lebih dari 10% dihaluskan dengan cara
yaitu peonidin dan sianidin. Antosianin bersifat tidak diblender. Serbuk simplisia ubi jalar ungu dan uwi
stabil dan mudah terdegradasi. Sifat dari antosianin ungu disimpan dalam masing-masing wadah kering
adalah polar dan akan mudah larut dalam pelarut yang dan tertutup rapat.
bersifat polar (Winarti, dkk., 2008). Proses Ekstraksi
Tanaman yang mempunyai kandungan antosianin Dibuat larutan penyari etanol 70% sebanyak 2,5 L
yaitu ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) dan uwi ungu yang diasamkan dengan HCl 1% sebanyak 100 mL.
(Dioscoreaalata L.). Pigmen antosianin dari ubi ungu Serbuk ubi jalar ungu sebanyak 200 g direndam dengan
menunjukan aktivitas penangkal radikal yang kuat, cairan penyari tersebut sebanyak 1,5 L dan uwi ungu
antimutagenik, dan menurunkan tekanandarah tinggi. sebanyak 100 g direndam dengan cairan penyari
Antosianin yang terdapat pada ubi jalar ungu antara sebanyak 1 L. Sampel direndam selama 3 x 24 jam
lain cyanidin, pelargonidin, peonidin dan malvidin (Syarifuddin, 2011). Selama proses perendaman, wadah
(Santoso, dkk., 2014). Yang dan Gadi (2008), melaporkan di simpan dalam tempat yang gelap. Setelah itu cairan
bahwa konsentrasi antosianin menyebabkan beberapa ekstrak disaring menggunakan kertas saring, kemudian
jenis ubi jalar ungu mempunyai gradasi warna yang diuapkan hingga menjadi ekstrak kental.
berbeda. Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh
Uji Kualitatif Antosianin
adanya zat warna alami yang disebut antosianin.
Ekstrak etanol ubi jalar ungu dan uwi ungu
Antosianin adalah kelompok pigmen yang
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
memberikan warna kemerah- merahan, letaknya di
ditambahkan HCl 2M pada masing-masing tabung
dalam cairan sel yang bersifat larut dalam air (Nollet,
reaksi. Dipanaskan pada suhu 100ºC selama 5 menit.
1996). Sedangkan pada Umbi uwi ungu (DioscoreaalataL.)
Hasil positif warna merah.

45
Yuri Pratiwi Utami et. al., / JPMR 2016 1(2): 44-47

Uji Antosianin Total dengan Metode pH Diferensial melakukan penambahan HCl 2M. Hasil uji kualitatif
Ekstrak kental sebanyak 1 g dilarutkan dengan 100 menunjukkan warna merah bata pada sampel
mL etanol 70%, kemudian dimasukkan ke dalam labu yang menandakan positif mengandung antosianin.
ukur 100 mL. Diambil masing-masing 5 ml ekstrak ubi Warna merah bata terbentuk karena antosianin
jalar ungu dan uwi ungu, dimasukkan ke dalam kuvet, pada pH rendah (asam) pigmen ini berwarna merah
ditambahkan dengan buffer KCl-HCl pH 1,0 kemudian (Francis, 1982). Jumlah gugus metoksi yang dominan
diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis dibandingkangugus hidroksi pada struktur antosianidin
pada panjang gelombang 510 nm dan 700 nm. menyebabkan warna cenderung merah (Wijaya, dkk.,
Selanjutnya untuk pH 4.5, diambil masing- 2009).
masing 5 ml ekstrak ubi jalar ungu dan uwi ungu, Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan
dimasukkan ke dalam kuvet, ditambahkan dengan spektrofotometer UV-Vis dengan metode pH
buffer CH3COONa.3H2O pH 4.5, kemudian diukur differensial. Metode perbedaan pH digunakan untuk
serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada melihat perbandingan senyawa antosianin yang
panjang gelombang 510 nm dan 700 nm. dihasilkan pada pH yang berbeda yakni pH 1 dan pH
4,5. Digunakan pH 1 karena antosianin stabil pada pH
ANALISIS DATA dibawah 4 dan kurang stabil pada pH 4,5. Sampel
Analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis ditambahkan dengan buffer pH 1 dan 4.5, setelah itu
data deskriptif merupakan tekhnik analisis yang dipakai diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510
untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau nm dan 700 nm.Panjang gelombang 510 nm adalah
menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan, panjang gelombang maksimum untuk sianidin-3-
kemudian ditarik kesimpulan. glukosida sedangkan panjang gelombang 700 nm untuk
mengoreksi endapan yang masih terdapat pada sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jika sampel benar-benar jernih maka absorbansi pada
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar
700 nm adalah 0.
antosianin total yang terdapat pada ekstrak etanol
Absorbansi akhir yang didapatkan untuk ubi
ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) dan uwi ungu
jalar ungu yaitu 0.003 dan uwi ungu yaitu 0.001. Dari
(Dioscoreaalata L.) yang diduga memiliki senyawa
hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh kadar
antosianin dan aktivitas farmakologi lainnya yang
antosianin total pada ubi jalar ungu sebesar 5,0 mg/100
berfungsi mencegah dan mengobati penyakit. Sampel
g. Sedangkan kadar antosianin total pada uwi ungu
ubi jalar ungu didaerah Gowa dan uwi ungu diambil
sebesar 1,6 mg/100 g. Hasil menunjukkan bahwa
didaerah pasar Daya. Dilakukan preparasi sampel
semakin tinggi absorbansi yang didapatkan, maka
mulai dari sortasi basah, perajangan, pengeringan,
semakin banyak kadar antosianinnya.
sortasi kering, penghalusan dan penyimpanan.
Simplisia ubi jalar ungu dan uwi ungu diekstraksi KESIMPULAN
dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
etanol 70% yang diasamkan dengan HCl 1% kemudian bahwa ekstrak etanol ubi jalar ungu (Ipomoea batatas
direndam selama tiga hari ditempat gelap. Pemilihan L.) dan uwi ungu (Dioscoreaalata L.) mengandung
maserasi sebagai metode ekstraksi didasari pada sifat antosianin dengan kadar antosianin total masing-
senyawa antosianin yang mempunyai sifat tidak stabil masing 5,0 mg/100 g dan 1,6 mg/100 g.
pada suhu tinggi karena akan merusak antosianin
itu sendiri. Alasan dipilihnya etanol sebagai larutan DAFTAR PUSTAKA
penyari karena memiliki kemampuan menyari senyawa Andersen M, Bernard K. 2001. Chemistry analysis and
pada rentang polaritas yang lebar mulai dari senyawa application of anthocyanin pigments from flowers, fruits,
polar hingga non polar, tidak toksik dibanding pelarut and vegetables. Available at http://www.Uib.no/
organik yang lain dan juga efektif dalam menyari bahan makerere-uib/Subproject%201. htm-18 (diakses 2
aktif secara optimal. Tujuan penambahan HCl pada April 2004)
cairan penyari karena asam berfungsi mendenaturasi Andiga H. 2012. Ipomoea batatas (Ubi jalar ungu).
membran sel tanaman, kemudian melarutkan pigmen Retrieved 21 maret 2013. http://asalkamutahuaja.
antosianin sehingga dapat keluar dari sel, senyawa blogspot.com/2012/11/ipomoea-batatas-ubi-jalar-
antosianin lebih stabil dalam suasana asam sehingga ungu.html
akan menghasilkan antosianin yang cukup tinggi. Belitz HD, Grosch W. 1999. Food Chemistry, 2nd Edition.
Setelah dilakukan maserasi hingga diperoleh ekstrak Springer. Germany
cair kemudian diuapkan hingga diperoleh ekstrak Badan POM RI. 2011. Taksonomi. Direktorat obat asli
kental. Pada ubi jalar ungu ekstrak kental yang diperoleh Indonesia. Jakarta
yaitu 15,5 g dengan rendamen 1,5%. Sedangkan pada Chen YT, Lin KW. 2007. Effects of heating temperature
uwi ungu ekstrak kental yang diperoleh yaitu 5,1 g on the total phenolic compound, antioxidative ability and
dengan rendamen 0,6%. the stability of dioscorin of various yam cultivars. Food
Ekstrak kental yang diperoleh selanjutnya Chemistry
dianalisis kandungan antosianinnya secara kualitatif Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk DepKes RI. Jakarta.
mengetahui adanya kandungan senyawa antosianin Fang Z, D Wu, Yü D, Ye X, Liu D, Chen J. 2011. Phenolic
pada ekstrak ubi jalar ungu dan uwi ungu dengan compounds in Chinese purple yam and changes during
vacuum frying. Food Chemistry

46
Yuri Pratiwi Utami et. al., / JPMS 2016 1(2): 44-47

Ferlina, Shinta. 2010. Khasiat Ubi Jalar Ungu. http:// Plantus. 2008. Mengenal Plasma Nutfah Tanaman Pangan.
www.khasiatku.com/ubijalar-ungu/ (diakses http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/02/mengenal-
tanggal 22 Januari 2010) plasmanutfah-tanaman-pangan; 2 Maret 2008
Francis FJ. 1982. Analysis of Anathocyanins. Academic Santoso dkk. 2014. Kopigmentasi ubi jalar ungu. Jurnal
Press. New York Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 4. P121-127
Giusti MM, Wrolstad RE. 2001. Characterization Syarifuddin MU. 2011. Kapasitas antioksidan dan stabilitas
and measurement of anthocyanins by UV-Visible ekstrak pigmen antosianin kulit kacang gude hitam dengan
spectroscopy. Journal of Current Protocols in Food variasi pelarut. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Analytical Tensiska E, Sukarminah, D Natalia. 2006. Ekstraksi
Hutabarat FR. 2010. Studi pemanfaatan ekstrak kulit ubi pewarna alami dari buah arben (Rubusidaeus (Linn.) dan
jalar (Ipomoea batatas Poir) sebagai indikator pada titrasi aplikasinya pada sistem pangan. http://digilib.umm.
asam basa. Skripsi Departemen Kimia. Universitas ac.id. Diakses pada 20 Maret 2009
Sumatera Utara Medan Winarti S, Sarofa U, Anggraeni D. 2008. Ektraksi dan
Hsu CL, Chen W, Weng YM, Tseng CY. 2003. Chemical stabilitas warna ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.)
composition, physical properties, and antioxidant activities sebagai pewarna alami. Jurnal Teknik Kimia. Vol.3, No 1
of yam flours as affected by different drying methods. Food Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia
Chemistry 83: 85–92 Pustaka Utama. Jakarta
Huang CC, Lin MC, Wang CCR. 2006. Changes in Widyawati A. 2014. Penentuan aktivitas antioksidan sirup
morphological. Thermal. kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang
Jusuf M, Rahayuningsih StA, Ginting E. 2008. Ubi jalar diolah melalui variasi suhu pemanasan. Universitas
ungu. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pendidikan Indonesia
Lingga P, B Sarwono, F Rahardi, PC Rahardja, JJ Wijaya LA, MP Segara, Suprioto F. 2009. Pemanfaatan
Afriastini, R Wudiantodan W, H Apriadji. 1986. limbah kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai
Bertanam ubi-ubian. Penebar Swadaya, Jakarta pewarna makanan alami antioksidan dengan menggunakan
Li PH, Huang CC, Yang MY, Wang CCR. 2011. Textural teknologi mikroenkapsulasi. Institut Pertanian Bogor
and sensory properties of salted noodles containing purple Yang J, Gadi RL. 2008. Effect of steaming and dehydration
yam flour. Food Research International: 1-6 on anthocyanins, antioxidant activity, total phenols and
Nollet LML. 1996. Handbook of Food Analysis: Physical color caracteristics of purple-fleshes sweet potatoes (Ipomea
Characterization and Nutrient Analysis. Marcell Dekker batatas). American Journal of Food Technology 3: 224-
Inc, New York 234

47

Anda mungkin juga menyukai