Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FITOTERAPI

UROLOGI

Oleh :

Nama : Riska Wulandari (15020160165)


Dian Rahayu (15020160180)
Nur Adelia Rizal (15020160190)

Program Studi Sarjana Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Urologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kelainan/penyakit pada

saluran kemih, termasuk ginjal, ureter, kantong kencing dan uretra baik pada pria

maupun wanita. Saluran kemih atau saluran kencing berfungsi berfungsi

menyaring dan membawa urin keluar dari tubuh.

Umumnya masalah kesehatan urologi berhubungan dengan ginjal, ureter

(saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, dan

uretra (saluran dari kandung kemih untuk mengeluarkan urin ke luar tubuh).

Salah satu penyebab gangguan pada saluran kemih adalah karena adanya

infeksi pada saluran kemih yang disebabkan oleh adanya bakteri yang masuk ke

uretra (saluran kencing) kemudian menyebar dan berkembangbiak di tempat

invasi. Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita yang biasanya

menginvasi kandung kemih atau uretra, sedangkan infeksi yang lebih serius

mempengaruhi ginjal. Infeksi yang tidak diobati dengan baik dapat bertambah

parah.

Selain dengan menggunakan obat konvensional seperti antibiotik, ternyata

banyak obat herbal yang berasal dari tanaman yang dapat dijadikan sebagai

pengobatan untuk mengatasi gangguan pada saluran kemih. Oleh karena itu,

dalam makalah ini penulis membahas tentang gangguan pada sistem urologi dan

pengobatan herbal dari bahan alam yang dapat mengatasi masalah tersebut.
B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah gangguan

apa yang biasanya menyerang sistem urologi dan bagaimana tatalaksana

pengobatan dengan memanfaatkan obat herbal ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulis dalam menulis makalah ini yaitu :

1. Mengetahui gangguan pada sistem urologi

2. Mengetahui obat herbal yang berasal dari tanaman yang dapat mengatasi

gangguan pada sistem urologi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Sistem urologi atau sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana

terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang

tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan

oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan

dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Urologi adalah masalah kesehatan yang terjadi pada sistem saluran kemih

manusia. Urologi menyangkut semua penyakit pada sistem perkemihan, baik itu

penyakit akibat infeksi bakteri, kelainan sistem saluran kemih, maupun karena

genetik. Penyakit karena adanya infeksi ditandai dengan pertumbuhan dan

perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal

sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.

Sistem saluran urin (Urologi) terdiri atas :

1. Ginjal

2. Ureter

3. Kandung kemih

4. Uretra

B. Etiologi

Adapun penyebab masalah urologi adalah sebagai berikut :

1. Infeksi

Infeksi dapat terjadi pada pria meskipun umumnya lebih sering pada kalangan

wanita. Mikroorganisme berbahaya seperti bakteri dapat masuk ke dalam

tubuh melalui anus hingga menyerang uretra, sehingga sangat menyakitkan


untuk buang air kecil. Meskipun ISK mudah untuk diobati, ketika dibiarkan,

ISK dapat menyebabkan komplikasi serius termasuk syok septik yang

menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

2. Obstruksi

Ginjal dapat membentuk batu yang dapat menghalangi aliran urin ke kandung

kemih. Penghalang ini juga dapat muncul pada vas deferens dan prostat.

3. Faktor gaya hidup

Obesitas saat ini adalah salah satu ancaman terbesar dari penyakit ginjal

kronis (PGK). PGK biasanya berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan

diabetes, yang juga terkait dengan obesitas.

4. Keturunan

Penyakit ginjal polikistik adalah kelainan bawaan yang ditandai dengan

adanya beberapa kantung berisi cairan pada ginjal. Kantung ini dapat

bertambah banyak dan tumbuh besar. Kantung ini juga dapat menembus

sehingga menyebabkan pendarahan parah dan nyeri saat buang air kecil.

Kantung ini dapat merusak ginjal dalam jangka panjang karena menyebabkan

tekanan darah tinggi.

5. Diuretik

Obat-obatan tertentu seperti diuretik meningkatkan produksi urin, yang dapat

menyebabkan buang air kecil berlebihan atau inkontinensia. Beberapa obat

juga dapat berbahaya bagi ginjal jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

diuretik.

6. Bawaan

Kebanyakan kelainan dapat mempengaruhi alat kelamin pria seperti

mikropenis dan chordee (di mana kepala penis melengkung)


7. Fisiologis

Kemandulan pria dapat disebabkan oleh produks sperma yang buruk atau

rendah, masalah ejakulasi, dan ketidakseimbangan hormon.

8. Penyebab yang tidak diketahui

Beberapa gangguan tidak memiliki penyebab yang pasti. Sebagai contohnya

adalah interstisial cystitis, yang juga disebut sindrom kandung kemih yang

menyakitkan. Para peneliti mengatakan penyakit autoimun, faktor keturunan,

cacat genetik, dan infeksi sebagai kemungkinan penyebab penyakit ini.

C. Manifestasi klinis adanya gangguan pada sistem urologi:

1. Urgensi (rasa ingin kencing hingga terasa sakit)

2. Hematuria (darah di dalam urin)

3. Rasa panas saat berkemih

4. Disuria (sakit pada saat berkemih)

5. Mual, muntah, diare dan demam

6. Kesulitan mengeluarkan urin

7. Volume urin abnormal (terlalu banyak atau sedikit)

8. Nyeri sisi perut bawah, punggung, atau pinggang.

9. Perubahan warna urin (berwarna merah muda, merah, atau cokelat.)

10. urin berbau menyengat

11. Adanya benjolan pada testis dan prostat membesar

D. Penyakit Urologi

Berikut ini adalah kondisi dan penyakit urologi berdasarkan kelompok

pasiennya, yaitu:

1. Pada pria : kanker pada saluran kemih (ginjal, kandung kemih, kelenjar

prostat, penis, testis, dan kelenjar adrenal), masalah pada prostat seperti
pembesaran kelenjar prostat (BPH) dan prostatitis, penyakit ginjal meliputi

batu ginjal dan gagal ginjal, kelainan bentuk penis seperti fimosis dan

penyakit Peyronie, infeksi saluran kemih (ISK), dan pembengkakan vena

pada skrotum (varikokel), inkontinensia urine, infertilitas, disfungsi ereksi, dan

cystitis.

2. Pada wanita : prolaps kandung kemih, serta kanker yang terjadi pada

kandung kemih, ginjal, dan kelenjar adrenal. Penyakit saluran kemih wanita

yang juga dapat ditangani oleh dokter urologi meliputi cystitis, batu ginjal,

kandung kemih yang terlalu aktif, infeksi saluran kemih, dan inkontinensia

urine.

3. Pada anak-anak : gangguan saluran kemih yang menyebabkan anak

mengompol, saluran kemih yang tersumbat atau bermasalah, hipospadia dan

epispadia, dan testis yang tidak turun.

E. Penatalaksanaan penyakit

1. Orthosiponis Folium (Daun Kumis Kucing)

Deskripsi tanaman : Tumbuh tegak, tinggi sampai 2 cm. Batang bersegi

empat agak beralur, berambut pendek atau gundul. Daun berbentuk bulat

telur lonjong, atau belah ketupat, bertangkai, urat daun sepanjang tepi.

Perbungaan berupa tandan yang keluar diujung cabang, mahkota berwarna

ungu pucat atau putih.

Kandungan Kimia : Daun kumis kucing mengandung mineral sampai 12%

dengan komponen utama kalium. Selain itu, mengandung flavonoid lipofil:

sinensetin dan isosinensetin, glikosida orthosifon, asam rosmarinar, asam

kafeat, fitosterol, salvigenin, eupatorin, skutelarin tetrametil eter, minyak atsiri:


pimaran, isopimaran diterpen staminol A. Senyawa lainnya yang berhasil

diisolasi dari kumis kucing adalah orthosifol A-E.

Farmakologi : Daun kumis kucing secara tradisional dibeberapa negara Asia

Tenggara digunakan untuk pengobatan massalah ginjal, gout, hipertensi dan

sebagai diuretik. Komponen aktif diduga adalah senyawa polifenol, seperti

flavonoid termetilasi dan derifat asam kafeat. Efek nefroprotektif ekstrak

metanolik daun kumis kucing dosis 100 dan 200 mg/kgbb dengan

menggunakan tikus menunjukkan bahwa ekstrak menurunkan kadar kreatinin,

urea, protein urine, dan menurunkan kerusakan pada ginjal.

Sediaan dosis tunggal dan kombinasi daun kumis kucing, bunga rosela

dan meniran dapat menurunkan jumlah batu kalsium oksalat. Efek tersebut

ditunjukkan oleh meniran dan bunga rosela. Mekanisme kerja bunga rosela

diduga melalui penghambatan retensi oksalat diginjal dan peningkatan eksresi

ke urine, sedangkan meniran melalui peningkatan eksresi sitrat. Pada

penelitian tersebut kumis kucing tidak memperlihatkan efek antilitik.

Minyak atsiri kumis kucing disebutkan memiliki aktivitas antimikroba

terutama antifungi yang bersifat patogen dan bakteri Vibrio parahaemolyticus,

Streptococcus mutans sehingga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi

saluran kemih.

Mekanisme : antilitiasis simplisia kumis kucing adalah dengan meningkatkan

aktivitas reseptor antagonis adenosis A dan menstimulasi ginjal untuk

meningkatkan aliran urine, natrium, dan asam urat.

Dosis dewasa : 2-3 g simplisia kering dalam 150 mL air, sehari dua atau tiga

kali, atau digunakan sediaan yang setara.


2. Sida Rhombifolie Herba (Herba Sidaguri)

Deskripsi Tanaman : tanaman berupa perdu tegak, bercabang tinggi dapat

mencapai 2 m, dengan cabang kecil berambut rapat. Daun tunggal dengan

letak berseling, bentuk bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing,

pertulangan menyirip, bagian bawah berambut pendek, warna abu-abu,

panjang 1,5-4 cm, lebar 1-1,5 cm. Bunga tunggal berwarna kuning cerah.

Kandungan Kimia : sidaguri mengandung tanin, flavonoid, saponin, alkaloid,

glikosida, kalsium oksalat, dan steroid. Senyawa ekdisteroid yang telah

diisolasi antara lain: ekdisteroidison, 20-hidroksiekdison, 2-deoksi-20-

hidroksiekdison-3-O-β-D-glukopiranosida, dan 20 idroksiekdison--3-O-β-D-

glukopiranosida.

Farmakologi : daun sidaguri telah digunakan secara turun-temurun di

beberapa Negara untuk pengobatan demam, batu ginjal, sebagai diuretik,

serta antihiperurisemia. Infusa 5% yang diberikan secara intravena pada

kelinci atau secara subkutan pada kelinci dan anjing menunjukkan efek

diuresis. Tanaman ini juga memiliki aktivitas antiinflamasi dan antibakteri.

Dosis : penggunaan bentuk infusa dari herba kering (15-30g) atau herba

segar (30-60 g), kemudian diminum airnya.

3. Strobilanthi Folium (Daun Kecibeling)

Deskripsi Tanaman : tanaman kecibeling merupakan tanaman perdu ataua

semak dengan tinggi dapat mencapai 2 meter. Batang dari tanaman ini

beruas-ruas, waktu masih muda memiliki bulu yang kasar dan berwarna hijau.

Daun berbentuk lanset yang memanjang atau hampir berbentuk lonjong,

kedua permukaan kasar dan berambut. Pertulangan menyirip membentuk

sudut terhadap ibu tulang.


Kandungan Kimia : Daun mengandung verbakosida, flavonid, asam fenolat

(p-hydroksibenzoat,p-kumarat, kafeat, vailat, gentinat, ferulat, dan siringat),

tanin, saponin, β-sitosterol, natrium, kalium, kalsium.

Farmakologi : Daun kecilbeling secara tradisional digunakan untuk

mengobati batu ginjal dan sebagai diuretik. Efek diuresis tersebut telah

dikonfirmasi pada penelitian menggunakan hewan coba. Kandungan kalium

dan natrium yang cukup tinggi, mampu memutuskan ikatan kalsium dalam

batu ginjal sehingga meluruhkan batu ginjal dan mengeksresikannya bersama

urine.

Mekanisme : Daun kecilbeling juga menyebabkan meningkatnya eksresi K+,

Ca++, dan Mg++ yang sebanding dengan peningkatan ekskresi Na+.

Meningkatnya eksresi elektrolit menyebabkan eksresi air, sehingga eksresi

urine bertambah.

4. Sonchi Folium (Daun Tempuyung)

Deskripsi Tanaman : tanaman berupa terna tahunan, dengan tinggi dapat

mencapai 2 cm. Daun tunggal, bagian bawah terpusat membentuk roset,

bentuk lonjong atau lanset, pangkal daun berbentuk panah atau jantung,

ujung meruncing, panjang daun 6-48 cm dengan lebar dapat mencapai 10

cm. Bunga majemuk, berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai,

mahkota bentuk jarum, putih kekuningan, bonggol bunga berukuran 2 cm,

tangkai mencapai 8 cm, berusuk dan bergetah putih. Akar tunggang, kokoh,

warna putih kotor.

Kandungan Kimia : Daun tempuyung mengandung flavonoid: apigenin 7-

glukosida dan luteolin 7-glukosida, linarin, kuersetin, isoramnetin, sonchoside,

acasetin; antrakuinon, tanin, saponin, kalium


Farmakologi : Aktivitas diuresis dari daun tempuyung belum banyak

dilaporkan. Pada satu penelitian dilaporkan bahwa pemberian ekstrak etanolik

daun tempuyung 300mg/kg bb memperlihatkan efek diuresis lebih kuat

dibandingkan dengan pemberian furosemid pada dosis 0,72 mg/kg bb. Kadar

natrium darah lebih rendah, sedangkan kalium darah lebih tinggi

dibandingkan pada pemberian furosemid. Kandungan kalium yang cukup

tinggi akan bereaksi dengan karbonat, oksalat atau urat yang merupakan

pembentukan batu ginjal, menjadi lebih mudah larut, dan bersama kalsium

keluar dalam urine. Diduga senyawa lain yang mampu bereaksi dengan batu

ginjal kalsium mengarah pada apigenin 7-glukosida dan luteolin 7-glukosida.

Flavonoid apigenin 7-O-glukosida digunakan untuk pencegahan pembentukan

asam urat dalam tubuh.

5. Imperate Cylindricae Radix (Akar Alang-alang)

Morfologi : tanaman berupa herba merayap dengan tinggi 30-150 cm.

Rimpang merayap dibawah tanah, batang tegak, buku berambut tapi jarang.

Daun tunggal, pangkal, saling menutup, berbentuk pita ujung meruncing,

ukuran dapat mencapai panjang 80 cm. Bunga bulir majemuk, menguncup

panjang hingga 30 cm.

Kandungan Kimia : akar alang-alang mengandung terpenoid, seperti

arundoin, silindrin, fernenol, isoarbrinol simiarenol, stigmasteol, sitosterol,

asam klorogenat, skopoletin, skopolin dan asam p-kumarat. Selain itu juga

mengandung flavonoid, di antaranya: turunan 3’, 4’, 7-trihidroksiflavon,

turunan 2’, 3’-dihidroksi kalkon.

Farmakologi : alang-alang telah lama digunakan untuk tujuan diuretik di

beberapa negara Asia. Penelitian aktivitas diuretik tidak hanya dilakukan


praklinik, tetapi juga uji klinik. Beberapa referensi lain melaporkan aktivitas

diuretik dari akar alang-alang baik dalam bentuk tunggal maupun campuran.

Uji klinik dengan disain tersamar ganda dengan kontrol plasebo pada empat

tanaman yang dilakukan di Vietnam melaporkan bahwa akar alang-alang

tidak memengaruhi pengeluaran urine dan ekskresi natrium setelah 12 dan 24

jam pemakaian. Studi klinik lainnya dilakukan untuk dekokta dari bagian

herba, memperlihatkan efek diuretik dan dapat menurunkan tekanan darah.

6. Contoh Kasus dan Penatalaksanaan penyakit

Kasus : Pasien bernama Park Shin Hye umur 35 tahun datang ke BKTM dengan

keluhan sulit mengeluarkan urin dan timbul rasa nyeri pada saat berkemih, nyeri

pada punggung bagian bawah. Sebagai seorang farmasis terapi obat herbal apa

yang anda sarankan ?

Penatalaksanaan : berdasarkan kasus diatas, telah dipertimbangkan pemilihan

tanaman sebagai pengobatan herbal untuk mengatasi gejala tersebut. Tanaman

yang dianggap paling tepat adalah sebagai berikut :

1) Orthosiponis Folium (Daun Kumis Kucing), kerena berdasarkan uji praklinik

yang menggunakan tikus menunjukkan bahwa ekstrak menurunkan kadar

kreatinin, urea, protein urine, dan menurunkan kerusakan pada ginjal.

Minyak atsiri kumis kucing disebutkan memiliki aktivitas antimikroba terutama

antifungi yang bersifat patogen terhadap bakteri Vibrio parahaemolyticus,

Streptococcus mutans sehingga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi

saluran kemih. simplisia kumis kucing bekerja dengan cara meningkatkan

aktivitas reseptor antagonis adenosis A dan menstimulasi ginjal untuk

meningkatkan aliran urine, natrium, dan asam urat.


2) Sida Rhombifolie Herba (Herba Sidaguri)

daun sidaguri telah digunakan untuk pengobatan demam, batu ginjal,

sebagai diuretik, serta antihiperurisemia. Tanaman ini juga memiliki aktivitas

antiinflamasi dan antibakteri. Dimana pada kasus diatas timbul rasa nyeri

pada saat berkemih yang menandakan bahwa adanya infeksi bakteri pada

saluran kemih. Herba sidaguri bekerja dengan cara meningkatkan jumlah

cairan dan mempercepat aliran urin keluar dari dalam tubuh dan sebagai

antiinflamasi dengan cara menghambat pelepasan mediator nyeri.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah gangguan pada sistem urologi

berhubungan dengan ginjal, ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke

kandung kemih, dan uretra. Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat

menggunakan tanaman herbal yang berasal dari bahan alam yang diketahui

memiliki kandungan dan khasiat untuk mengobati penyakit yang berhubungan

dengan sistem urologi. Berdasarkan kasus yang ada, maka tanaman herbal

yang dianggap paling tepat untuk mengatasi gejala tersebut adalah Orthosiponis

Folium (Daun Kumis Kucing) dan Sida Rhombifolie Herba (Herba Sidaguri).

Dimana keduanya mempunyai efek sebagai diuresis dan sebagai antiinflamasi.

B. Saran

Untuk menghindari penyakit yang berkaitan dengan sistem urologi

usahakan agar selalu menjaga kebersihan dan minum air yang banyak. Dan

mengenai tanaman herbal yang dapat mengatasi penyakit khususnya pada

sistem urologi masih perlu dikaji lebih dalam.


Daftar Pustaka

Nuari 2017, Gangguan pada sistem perkemihan dan penatalaksanaan keperawatan,


Deepublish : Yogyakarta.

Mun’im 2011, Fitoterapi dasar, Dian Rakyat : Jakarta.

Radji M 2010, Mikrobiologi panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran, EGC :


Jakarta.
Soegijanto 2007, Penyakit Tropis dan Infeksi Di Indonesia, Airlangga University
Press : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai