Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering

menyerang wanita di seluruh dunia. Kanker leher rahim adalah pertumbuhan dan

perkembangan sel abnormal yang dapat mengakibatkan kelainan fungsi organ

terutama pada organ reproduksi khususnya pada leher rahim. Kanker ini

umumnya menyerang wanita diusia yang masih produktif yaitu berusia 25-64

tahun.

Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan problem

kesehatan yang sangat serous karena jumlah penderitanya meningkat sekitar 20%

per tahun. Diperkirakan 445.000 kasus baru pada tahun 2012 atau sebesar 84%

dari jumlah kasus baru di seluruh dunia. Sekitar 270.000 wanita meninggal karena

kanker leher rahim dan lebih dari 85% kematian ini terjadi di negara berkembang

(Wahyuningsih, 2014).

Di Indonesia prevalensi kanker adalah sebesar 1,4 per 1.000 penduduk,

serta merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) dari seluruh penyebab

kematian (Riskesdas, 2013). Jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap di

rumah sakit seluruh Indonesia tahun 2010 adalah kanker payudara (28,7%),

disusul kanker leher rahim (12,8%). Estimasi tahun 1985, hanya 5% perempuan di

negara sedang berkembang yang mendapat pelayanan penapisan, dibandingkan

dengan 40% perempuan di negara maju (PATH, 2000) (Kemenkes RI, 2015).

1
2

Sampai saat ini kanker leher rahim masih merupakan masalah kesehatan

perempuan di Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematian

akibat kanker leher rahim yang tinggi. Keterlambatan diagnosis pad stadium

lanjut, keadaan umum yang lemah, status ekonomi yang rendah, keterbatasan

sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopatologi dan derajat

pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis dari penderita (Rasjidi, 2008).

Tidak dapat disangkal bahwa kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan di

dunia pada masa lalu, masa sekarang, dan tidak yang akan datang. Kanker leher

rahim merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita dan menjadi

penyebab lebih dari 250.000 kematian terjadi di Negara berkembang (Rasjidi,

2009).

Alasan utama meningkatnya kanker tersebut di negara berkembang adalah

karena kurangnya program skrining yang efektif dengan tujuan untuk mendeteksi

keadaan sebelum kanker maupun sesudah kanker pada stadium dini termasuk

pengobatannya sebelum proses invasif yang lebih lanjut. Estimasi tahun 1985

hanya 5% perempuan di negara sedang berkembang yang mendapat pelayann

skrining dibandingkan dengan 40% perempuan di negara maju. Kematian pada

kasus kanker diatas pada negara berkembang 2 (dua) kali lebih besar

dibandingkan negara maju, hal ini terjadi selain karena kurangnya program

skrining, juga diperparah dengan rendahnya kemampuan dan aksesibilitas untuk

pengobatan (KEMENKES RI No.34, 2015).

Infeksi HPV (Human Papilloma Virus) terjadi pada perempuan usia

produktif. Infeksi ini dapat menetap, berkembang menjadi displasia atau sembuh
3

sempurna. Virus ini ditemukan pada 95% kasus kanker leher rahim. Proses

terjadinya kanker leher rahim sangat erat berhubungan dengan proses metaplasia.

Masuknya mutagen atau bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara

genetik pada fase aktif metaplasia dapat berubah menjadi sel yang berpotensi

ganas. Sel yang mengalami mutasi disebut sel displastik dan kelainan epitelnya

disebut displasia (Neoplasia Intraepitel Serviks/NIS). Dimulai dari displasia

ringan, sedang, berat dan karsinoma in-situ dan kemudian berkembang menjadi

karsinoma invasif. Lesi displasia dikenal juga sebagai lesi pra kanker. Pada lesi

pra kanker derajat ringan akan mengalami regresi spontan dan menjadi normal

kembali. Tetapi pada lesi derajat sedang dan berat lebih berpotensi berubah

menjadi kanker invasif (KEMENKES RI No.34, 2015).

Tahap pra kanker pada kanker leher rahim dapat dikenali, salah satunya

dengan melakukan pemeriksaan skrining. Pemeriksaan skrining adalah

pemeriksaan yang dilakukan tanpa menunggu munculnya keluhan terlebih dahulu.

Salah satu metode skrining untuk mendeteksi pra kanker adalah dengan

pemeriksaan IVA. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

adalah pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam cuka (asam

asetat) dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan

asam cuka 3-5% (KEMENKES RI No.34, 2015). WHO menyebutkan IVA dapat

mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-grade precanceraus lesions) dengan

sensitivitas 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif

(positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value)

masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Marliana, 2011).


4

Kegiatan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA di Jawa

Tengah mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dengan pelatihan yang terstandar

menghasilkan dokter dan bidan yang mempu melakukan deteksi dini kanker leher

rahim dengan metode IVA. Hasil pemeriksaan positif menunjukkan adanya lesi

pra kanker, yang jika tidak diobati, kemungkinan akan menjadi kanker dalam

kurun waktu 3-17 tahun yang akan datang. Apabila hasil pemeriksaan IVA positif

dapat disembuhkan dengan krioterapi. Sampai dengan tahun 2014 telah

dilaksanakan di 19 Kabupaten/Kota dengan sasaran perempuan usia 30-50 tahun

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014).

Presentase Wanita Usia Subur (WUS) yang dilakukan deteksi dini kanker

leher rahim dan kanker payudara menjadi salah satu indikator keberhasilan

pembangunan kesehatan yang tertuang dalam RPJMN dan Renstra Kemenkes

tahun 2014-2019. Pencapaian indikator ini didukung dengan aksi nyata berupa

gerakan nasional pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan di

Indonesia yang dikemas dalam Program Nasional Peningkatan Peran Serta

Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan di

Indonesia yang telah dirancangkan oleh Ibu Negara pada tanggal 21 April 2015

yang lalu. Gerakan ini akan berlangsung selama 5 tahun. Diharapkan pada tahun

2019 jumlah WUS yang dilakukan deteksi dini mencapai 50 persen (Dinkes

Provinsi Jateng, 2016).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, jumlah kasus

kanker serviks menunjukkan angka yang cukup tinggi dan meningkat setiap

tahunnya. Proporsi penyakit kanker serviks meningkat dari tahun 2012 dan 2013,
5

masing-masing sebesar 2.259 kasus (19,92%) menjadi 2.295 (25,10%), tahun

2014 sebesar 2.350 kasus (31,23%). Kasus tersebut menimbulkan kematian

wanita di negara berkembang mencapai >85% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah, 2014). Jumlah WUS yang melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini

kanker leher rahim dan kanker payudara di Jawa Tengah pada tahun 2016 yang

dilaporkan sebanyak 56.337 WUS atau 1.27 persen dari perempuan usia 30-50

tahun. Presentase WUS ini masih sangat jauh dari target yang ditetapkan sebesar

10 persen. Kabupaten dengan presentase WUS yang dilakukan pemeriksaan IVA

tertinggi adalah Kota Semarang sebesar 11.31 persen, diikuti Kebumen 6 persen,

dan Cilacap 4,25 persen. Dari 56.337 WUS yang dilakukan pemeriksaan IVA,

ditemukan IVA positif pada 3.948 WUS atau 7.01 persen, angka ini lebih tinggi

dari yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu 3 persen (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016).

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, jumlah

pemeriksaan Lesi Pra Kanker Leher Rahim dengan jumlah pemeriksaan IVA

positif pada tahun 2015 sebanyak 55 kasus dari 475 wanita yang diperiksa, pada

tahun 2016 sebanyak 32 kasus dari 489 wanita yang diperiksa dan pada tahun

2017 sebanyak 43 kasus dari 952 wanita yang diperiksa. Mengingat adanya kasus

Lesi Pra Kanker Leher Rahim dengan hasil pemeriksaan IVA positif selama 3

tahun terakhir dan perlu diketahui apa saja yang menjadi faktor risiko dari

kejadian Lesi Pra Kanker Leher Rahim. Berdasarkan uraian masalah tersebut,

peneliti terterik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor risiko


6

kejadian lesi pra kanker leher rahim (studi kasus pada wanita dengan hasil

pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) positif di kota semarang)”

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.4.1 Rumusan Masalah Umum

Dari urian di atas, maka dirumuskan permasalahan faktor risiko apa sajakah

yang berhubungan dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim (studi kasus pada

wanita dengan hasil pemeriksaan inpeksi visual asam asetat (IVA) positif di Kota

Semarang)?

1.4.2 Rumusan Masalah Khusus

1.2.2.1 Adakah hubungan antara usia responden dengan kejadian lesi pra kanker

leher rahim?

1.2.2.2 Adakah hubungan antara tingkat pendapatan responden dengan dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.3 Adakah hubungan antara jumlah kelahiran responden dengan kejadian lesi

pra kanker leher rahim?

1.2.2.4 Adakah hubungan antara paparan asap rokok responden dengan kejadian

lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.5 Adakah hubungan antara riwayat penyakit kelamin responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.6 Adakah hubungan antara riwayat lama penggunaan alat kontrasepsi

responden dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.7 Adakah hubungan antara riwayat keluarga kanker leher rahim responden

dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim?


7

1.2.2.8 Adakah hubungan antara vaksinasi HPV responden dengan kejadian lesi

pra kanker leher rahim?

1.2.2.9 Adakah hubungan antara riwayat abortus responden dengan kejadian lesi

pra kanker leher rahim?

1.2.2.10 Adakah hubungan antara riwayat obesitas responden dengan kejadian lesi

pra kanker leher rahim?

1.2.2.11 Adakah hubungan antara jumlah pasangan seksual responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.12 Adakah hubungan antara usia pertama kali menikah responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.13 Adakah hubungan antara riwayat keputihan responden dengan kejadian

lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.14 Adakah hubungan antara penggunaan antiseptik vagina responden

dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim?

1.2.2.15 Adakah hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan kejadian

lesi pra kanker leher rahim?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor

risiko yang berhubungan dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim (studi kasus

pada wanita dengan hasil pemeriksaan inpeksi visual asam asetat (IVA) positif di

Kota Semarang).
8

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui hubungan antara usia responden dengan kejadian lesi pra

kanker leher rahim.

1.3.2.2 Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.3 Mengetahui hubungan antara jumlah kelahiran responden dengan kejadian

lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.4 Mengetahui hubungan antara paparan asap rokok responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.5 Mengetahui hubungan antara riwayat penyakit kelamin responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.6 Mengetahui hubungan antara riwayat lama penggunaan alat kontrasepsi

responden dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.7 Mengetahui hubungan antara riwayat keluarga kanker leher rahim

responden dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.8 Mengetahui hubungan antara vaksinasi HPV responden dengan kejadian

lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.9 Mengetahui hubungan antara riwayat abortus responden dengan kejadian

lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.10 Mengetahui hubungan antara riwayat obesitas responden dengan kejadian

lesi pra kanker leher rahim.


9

1.3.2.11 Mengetahui hubungan antara jumlah pasangan seksual responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.12 Mengetahui hubungan antara usia pertama kali menikah responden

dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.13 Mengetahui hubungan antara riwayat keputihan responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.14 Mengetahui hubungan antara penggunaan antiseptik vagina responden

dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.3.2.15 Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan

kejadian lesi pra kanker leher rahim.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai faktor risiko yang

berhubungan dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim dan memberikan

pemikiran yang mengenai pentingnya melakukan deteksi dini kanker leher rahim

untuk mencegah terjadinya kanker leher rahim.

1.4.2 Bagi Dinas Kesehatan Kota Semarang

Untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam

menentukan kebijakan dan perencanaan terkait dengan program deteksi dini

kanker leher rahim dengan metode IVA.


10

1.4.3 Bagi Jurusan IKM

Sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi yang dapat digunakan

sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan ilmu di

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.

1.4.4 Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga untuk menambah pengetahuan dan

wawasan dalam hal merencanakan dan melaksanakan penelitian, menyusun

laporan hasil penelitian, serta meningkatkan ketrampilan untuk menyajikan fakta

secara jelas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian lesi pra

kanker leher rahim di Kota Semarang.

1.5 KEASLIAN PENELITIAN

Beberapa penelitian yang mengambil topik yang hampir sama dengan

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Penelitian-penelitian yang Relevan dengan Penelitian ini


No Judul Nama Rancangan Variabel Hasil Penelitian
Penelitian peneliti, Penelitian Penelitian
tahun dan
tempat
penelitian
1. Kontrasepsi N.M.Parwati Case Variabel bebas: Hasil Penelitian:
hormonal dan dkk, 2015, Control kontrasepsi penggunaan
riwayat infeksi Bali hormonal dan kontrasepsi
menular seksual riwayat infeksi hormonal (≥5 tahun
sebagai faktor menular seksual maupun <5 tahun)
risiko lesi pra meningkatkan
kanker leher Variabel terikat: risiko lesi pra
rahim kejadian lesi pra kanker leher rahim
kanker leher dibandingkan yang
rahim tidak menggunakan
kontrasepsi
hormonal masing-
masing dengan
OR=10,7 (95%:
1,04-108,17) dan
OR=3,0 (95%CI:
11

1,16-7,84).
Riwayat IMS juga
meningkatkan
risiko lesi pra
kanker leher rahim
dengan OR=9,7
(95%CI:3,83-
24,18).

2. Paparan asap I Gusti Agung Case Variabel bebas: Hasil penelitian:


rokok dan dkk, 2012, Control paparan asap dari delapan
higiene diri Denpasar rokok dan higiene indikator higiene
merupakan diri diukur dari diri, OR tertinggi
faktor risiko lesi frekuensi mandi, adalah frekuensi
pra kanker leher cara cebok, mengganti
rahim di Kota pemakaian pembalut (16,44).
Denpasar tahun sabun/pengharum Faktor risiko yang
2012 , cebok setelah lebih dominan
hubungan adalah higiene diri.
seksual, frekuensi Higiene diri kurang
ganti pembalut, baik meningkatkan
frekuensi cuci kejadian lesi pra
vagina, kanker leher rahim
pemakaian toilet sebesar 29 kali
dan pemakaian (OR=29,57;
pentiliner. 95%CI: 2,19-
10,33).
Variabel terikat: Paparan asap rokok
kejadian lesi pra >4 jam perhari
kanker leher meningkatkan
rahim kejadian lesi pra
kanker leher rahim
sebesar 4 kali
(OR=4,75; 95%CI
2,19-10,33).

3. Determinan Novi Eniastina Cross Variabel bebas: Hasil penelitian :


yang Jasa, 2014, Sectional umur, paritas, varibel yang
berhubungan Lampung pemakaian KB berhubungan
pil, usia pertama dengan kejadian
dengan kejadian
kali menikah, kanker leher rahim
kanker leher koitus pada usia yaitu : usia, paritas,
rahim pada muda, pasangan pemakaian KB pil,
wanita di poli seksual yang usia saat pertama
kebidanan berganti-ganti, kali menikah,
RSUD DR. H. keputihan yang koitus usia muda,
Abdul Moeloek dibiarkan terus pasangan seksual
menerus, yang beganti-ganti,
propinsi
kebiasaan keputihan terus
lampung merokok. menerus yang tidak
diobati. Variabel
Variabel terikat: yang tidak
kejadian kanker berhubungan yaitu
leher rahim kebiasaan
merokok. Faktor
dominan yang
12

berhubungan
dengan kejadian
kanker leher rahim
yaitu usia p-
value=0,000.

4. Faktor risiko Irmayani, Cross Variabel bebas: Hasil penelitian :


yang 2014, Sectional umur, pendidikan, faktor risiko yang
berhubungan Meninting tempat kerja, berhubungan
dengan kesi pra kejadin IMS, dengan kejadian
kanker leher perilaku lesi pra kanker
rahim pada merokok, jenis leher rahim pada
WPS tidak kontrasepsi yang WPS Tidak
langsung di digunakan. Langsung adalah
wilayah kerja umur dengan nilai
puskesmas Variabel terikat: p=0,013. Faktor
meninting kejadian Lesi Pra yang paling
Kanker Leher dominan
Rahim. menyebabkan
kejadian Lesi Pra
Kanker Leher
Rahim pada WPS
Tidak Langsung
adalah perilaku
merokok dengan
nilai p=0,010 dan
OR=8,022.

5. Faktor risiko Tri Case Variabel bebas: Hasil penelitian:


terjadinya Lesi Wahyuningsih Control usia, jumlah variabel yang
Pra Kanker dan Erry partner sex, berhubungan
Leher Rahim Yudha M, paritas, usia dengan kejadian
melalui deteksi 2013, seksual pertama Lesi Pra Kanker
dini dengan Jatinegara kali, penggunaan Leher Rahim
metode IVA kontrasepsi. adalah lama
(Inspeksi Visual penggunaan pil
Asam Asetat) Variabel terikat: kontrasepsi
kejadian Lesi Pra (OR=0,011), umur
Kanker Leher (OR=0,000),
Rahim melalui paritas
deteksi dini (OR=0,026),
dengan metode jumlah partner sex
IVA (OR=0,011)

6. Risk factors for Crispin Cross Variabel bebas: Hasil penelitian:


VIA positivity Kahesa, and et Sectional usia, paritas, usia (OR=1,41),
and al, 2012, tingkat paritas tinggi
determinants of Tanzania pendidikan, (OR=3,19),
screening menikah usia pendidikan rendah
attendances in muda, status (OR=4,30),
Dar es Salaam, marital menikah usia muda
Tanzania. (OR=2,17)
Variabel terikat: merupakan faktor
kejadian IVA risiko kejadian IVA
positif
13

positif

7. Prevalence and Deksissa et al, Cross Variabel bebas: Hasil penelitian:


factors 2015, Ethiopia Sectional usia pertama kali faktor yang
associated with hubungan berhubungan
VIA positive seksual, dengan hasil IVA
result among penggunaan positif adalah usia
clients screened kontrasepsi, pertama kali
at Family status marital hubungan seksual
Guidance (OR=2,2).
Association of Variabel terikat: Sedangkan faktor
Ethiopia, south Kejadian IVA yang tidak
west area office, positif berhubungan
Jimma model dengan hasil IVA
clinic, Jimma positif adalah
penggunaan
kontrasepsi dan
status marital

8. Faktor-faktor Nifa Dian Case Variabel bebas: Hasil penelitian:


yang Lestari, 2016, Control usia, tingkat faktor yang
berhubungan Sukoharjo pendidikan, berhubungan
dengan kejadian pendapatan, dengan kejadian
IVA positif riwayat keluarga IVA positif adalah
pada wanita kanker, riwayat pendapatan
berusia 30-50 obesitas, paparan perkapita
tahun di asap rokok, (p=0,039),
Kabupaten konsumsi pendidikan (p-
Sukoharjo tahun makanan 0,006), riwayat
2016 berlemak, keluarga kanker
multiparitas, (p=0,002;
jumlah pasangan OR=5,127),
seksual, riwayat riwayat obesitas
penyakit kelamin, (p=0,014;
usia pertama kali OR=4,333),
menikah, riwayat konsumsi makanan
penggunaan berlemak (p=003;
kontrasepsi, jarak OR=6,641), usia
melahirkan, pertama kali
riwayat menikah (p=0,025;
penggunaan OR=2,810). Faktor
antiseptik. yang tidak
berhubungan
Variabel terikat: dengan kejadian
kejadian IVA IVA positif adalah
positif pada umur, paparan asap
wanita berusia rokok, multiparitas,
30-50 tahun jumlah pasangan
seksual, riwayat
penyakit kelamin,
riwayat lama
penggunaan
kontrasepsi, jarak
melahirkan, dan
penggunaan
14

antiseptik.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah :

1. Lokasi dan waktu penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya.

2. Penambahan variable yang berbeda yaitu : riwayat abortus sebagai

variable bebas. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control.

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian akan dilakukan di wilayah kerja 13 Puskesmas Kota Semarang.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Juni tahun

2018.

1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan

Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu kesehatan masyarakat,

khususnya dalam bidang ilmu epidemiologi tentang faktor risiko kejadian lesi pra

kanker leher rahim.


15

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2014. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24),

2008–2010.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2016, 3511351(24), 47–83.

Dwipoyono, B. (2009). Kebijakan Pengendalian Penyakit Kanker ( Serviks ) di

Indonesia, III(3), 109–116.

KEMENKES RI No.34. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker Payudara Dan

Kanker Leher Rahim, (706), 1–114. Retrieved from

http://peraturan.go.id/permen/kemenkes-nomor-34-tahun-2015.html

Marliana, Y. (2011). AKURASI METODE INSPEKSI VISUAL DENGAN

ASAM ASETAT/IVA UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM

Yunita Marliana, 1336–1344.

Rasjidi, I. (2009). Epidemiologi Kanker Serviks. Cancer, III(3), 103–108.


16

Wahyuningsih, T. (2014). Faktor Risiko Terjadinya Lesi Prakanker Serviks

Melalui Deteksi Dini dengan Metode Iva. Forum Ilmiah, 11, 192–209.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tata Laksana Terkini Demam Tifoid PDF
    Tata Laksana Terkini Demam Tifoid PDF
    Dokumen4 halaman
    Tata Laksana Terkini Demam Tifoid PDF
    Ary Nahdiyani Amalia
    100% (2)
  • Orangutan Batang Toru
    Orangutan Batang Toru
    Dokumen3 halaman
    Orangutan Batang Toru
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • SelProkEuk
    SelProkEuk
    Dokumen14 halaman
    SelProkEuk
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen7 halaman
    Bab 3
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen19 halaman
    Bab 2
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • DietDMHbA1C
    DietDMHbA1C
    Dokumen7 halaman
    DietDMHbA1C
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen16 halaman
    Bab 1
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Tumbuhan Sebagai Bahan Baku Industri
    Tumbuhan Sebagai Bahan Baku Industri
    Dokumen24 halaman
    Tumbuhan Sebagai Bahan Baku Industri
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen19 halaman
    Bab 2
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Teori
    Kerangka Teori
    Dokumen4 halaman
    Kerangka Teori
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Tumbuhan Sebagai Bahan Baku Industri
    Tumbuhan Sebagai Bahan Baku Industri
    Dokumen24 halaman
    Tumbuhan Sebagai Bahan Baku Industri
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Mitosis Pada Tumbuhan
    Mitosis Pada Tumbuhan
    Dokumen9 halaman
    Mitosis Pada Tumbuhan
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Surat Penetapan
    Surat Penetapan
    Dokumen1 halaman
    Surat Penetapan
    Siti rasidah
    Belum ada peringkat
  • Essay
    Essay
    Dokumen3 halaman
    Essay
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Hasil Penelitian
    BAB IV Hasil Penelitian
    Dokumen24 halaman
    BAB IV Hasil Penelitian
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • BAB VI Penutup
    BAB VI Penutup
    Dokumen2 halaman
    BAB VI Penutup
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • KERANGKA
    KERANGKA
    Dokumen4 halaman
    KERANGKA
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mikrobiologi
    Tugas Mikrobiologi
    Dokumen11 halaman
    Tugas Mikrobiologi
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen3 halaman
    Lembar Persetujuan
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • BAB II Tinjauan Pustaka
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Dokumen36 halaman
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan Proposal Skripsi
    Lembar Persetujuan Proposal Skripsi
    Dokumen3 halaman
    Lembar Persetujuan Proposal Skripsi
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen6 halaman
    Skripsi
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Halaman Akhr
    Halaman Akhr
    Dokumen13 halaman
    Halaman Akhr
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    Thityck Sugiarti
    Belum ada peringkat