DEFINISI
kelumpuhan atau paralisis wajah unilateral, karena gangguan nervus fasialis perifer
(LMN) yang bersifat akut (timbulnya mendadak) dengan penyebab yang tidak
teridentifikasi (idiopatik) dan dengan perbaikan fungsi yang terjadi dalam 6 bulan
(Berg 2009).
Jaras motoric:
ANATOMI
1. OTAK
Secara fissure longitudinal: hemisfer kanan dan kiri
Penghubung kanan dan kiri: corpus collusum
lobus korteks otak:
o Depan central sulcus: 1 gyrus primary motor cortex (untuk motoric)
o Belakang central sulcus: 1 gyrus: somatosensory kortex (untuk sensorik)
o Lobus: parietal: menerima dan memproses input sensoris
o Lobus temporal: vision dan pendengaran
o Lobus occipital: visual input
o Lobus frontal: volunteer motor activity, speaking ability, dan berfikir
2. MEDULA SPINALIS:
1. N. I (n. olfactorius)
Sebsoris
Fungsi: penghidu
2. N. II (n. opticus)
Sensoris
Fungsi: pengllihatan
3. N. III (n. occulomotorius)
Motoris
Fungsi:
o Menggerakan mata kearah atas, bawah, medial, eksorotasi
(m. rectus oculi), m. oblique inferior)
o Membuka mata (m. levator palpebral)
o Akomodasi mata (m. cilliaris)
o Konstriksi pupil (m. spinchter pupilae)
4. N.IV (n. trochlearis)
Motoris
Fungsi:
o Endorotasi otot mata (m. oblique superior)
5. N.V (n. trigeminus)
5.1 N. Opthalmicus
Sensorik
Kulit dahi, kepala, kelopak mata, hidung, kornea
5.2 N. Maxillaris
Sensoris
Rahang atas, mucosa hiduung, sinus maxillaris, palatum
5.3 N. Mandibularis
Motoric: otot pengunyah, m. mylohyoid
Sensorik: kulit pipi, rahang bawah
6. N.VI (n. abducens)
Motoric
Menggerakan mata kearah medial (M. rectur medialis)
7. N.VII (n. fascialis)
Motoric: otot wajah , kulit kepala, m. stapedius
Sensorik: 2/3 anterior lidah
Parasimpatik secretomotoric: glandula submandibularis,
sublingualis, lakrimalis
8. N. VIII (n. vestibulocochlear)
8.1 N. Vestibularis
Sensoris
utriculus, sacculus, canalis semisirkularis, gerakan kepala
8.2 N. Cochlearis
sensoris
organ corti untuk pendengaran
9. N. IX (n. glossopharingeus)
Sensorik: 1/3 posterior lidah
Motoric: m. stylofaringeus: bantu telan makanan
10. N.X (n. vagus)
Motoric: jantung, pemb. Besar thorax
Sensorik: tract respiratori, tract digestivus, hati, ginjal, prankeas
11. N.XI (n. accesorius)
Motoric
M. sternocleidomastoideus, m. traoezius
12. N.XII (n. hipoglossus)
Motoric
Otot pergerakan lidah
TEORI I
Akar saraf:
1. Akar mototorik
Berasal dari n. fascialis
Membawa serabut motoric ke otot wajah
Inti motoric: ventrolateral pontomedulari junction
2. Akar intermedius
Berasal dari nucleus salivatorius anterior
Membawa serabut parasimpatis ke kel. Lakrimal, submandibular,
sublingual dan serabut aferen untuk pengecapan pada 2/3 anterior lidah
Akar saraf muncul dari pontomedullary junction (permukaan anterior antara pons dan
medulla oblongata) berjalan secara lateral melalui cerebellopalantine meatus
akustikus internus canalis fascialis ganglion geniculatum (paling sempit)
muncul cabang baru selain n. intermedius, yaitu n. petrosus
n. petrosus:
Lainnya, berjalan ke posterior
ganglion n. intermedius: sepanjang dinding kavum timpani
geniculatum fosa ganglion geniculatum M. stapedius
cranial media n. intermedius
N. corda timpani (diatas
foramen lacerum for. Stylomastoideus): kel.
ganglion Sublingual,
pterigopalatina submandibular, 2/3 ant
glandula lakrimalis lidah
dan palatina M. occipitalis, m
styloideus, sensasi kulit
meatus auditori eks
Superior Kel. Parotid:
persarafi otot-otot wajah
Muscles of the mouth * otot2 ekspresi muka:
1. Orbicularis oris muscle: encircles the mouth; Frontalis, orbicularis
2. Buccinator muscle: maxilla and mandible → oculi, orbicularis oris,
angle of the mouth. It forms the muscular buccinator, platysma
base of the cheek;
3. Levator labii superioris muscle: above the
infraorbital foramen → upper lip;
4. Depressor labii inferioris muscle: mandible underneath the mental foramen →
lower lip;
5. Levator labii superioris alaeque nasi muscle: medial orbital wall → upper lip and
and nostrils;
6. Mentalis muscle: forms the furrow between chin and lip;
7. Risorius muscle ("laughing muscle"): cheek → angle of the mouth;
8. Levator anguli oris muscle: underneath the infraorbital foramen → angle of the
mouth;
9. Depressor anguli oris muscle: lower border of mandible → angle of the mouth;
10. Zygomaticus major and minor muscles: zygomatic arch → angle of the mouth;
Muscles of the nose
• Nasalis muscle: maxilla → nasal cartilages;
• Procerus muscle: nasal bridge → skin between eyebrows;
Muscles of the eyelid
• Orbicularis oculi muscle: encircles the eye;
• Depressor supercilii muscle: medial angle of eye → skin of the eyebrow;
• Corrugator supercilii muscle: above the root of the nose → skin of the eyebrow;
Muscles of the cranium and neck
• Epicranius muscle: forehead, outer surface of the back of the head (occipitofrontalis
muscle), above the ear (temporoparietal muscle) → fibrous layer on the scalp
(galea aponeurotica);
• Platysma muscle: above the mandible (parotid fascia) → at the height of the 2nd rib
(pectoral fascia);
Muscles of the external ear
TEORI II:
Akar saraf
CN VII bercabang menjadi 4 untuk mensyarafi daerah2 muka yang memilki nucleus
• SVE
• GVE, SVA, GSAnervus intermedius
Perjalanan CN VII
Saraf berjalan dari pons menuju internal akustikus meatus di cranium (ke-4nya:
bolongan, facial kanal bercabang terbagi menjadi nervus intermedius (SVA, GSA,
GVE) dan SVE (lengkungan nya sbg tanda dari geniculate ganglion) menjadi n.
petrossus mayor percabangannya bernama ganglion geniculi
1. SVE: facial expression, stapedius, stylohyoid, posterior belly digastric
2. GVE: ganglion submandibular, pterigopalatina
3. SVA: 2/3 anterior lidah
4. GSA: kulit sekitar telinga
HISTOLOGI SARAF
Struktur saraf
Neuron:
klasifikasi neuron:
1. berdasarkan percabangannya:
a) neuron unipolar
b) neuron bipolar
c) neuron multipolar
2. berdasarkan fungsinya:
a) neuron sensoris (aferent)
neuron yang menerima rangsang sensoris pada ujung dendritnya
dan meneruskanimouls saraf ke SSP
b) neuron motoric (efferent)
neuron yang berasal dari SSP dan meneruskan impuls ke efektor
c) neuron messenger (interneuron)
neuron yang terletak di SSP dan berfungsi sebagai penghubung
antara saraf sensoris dan motoris
Sel-Sel Neuralgia:
FISIOLOGI SARAF
Afferent: dari organ ke otak
Sensory stimuli: panca indra
Visceral stimuli: dari organ dalam
Somatic: volunteer
Autonomic: involunteer
Enteric nervus system: untuk organ digestivus
Jaras motorik
Neuromuskular Junction
1. potensial aksi di motor neuron
2. picu membuka voltage gate Ca masuk ke akson terminal
3. terbentuk vesikel berisi Ach dan akan eksositosis keluar ke gap junction
4. Ach binding dengan Ach reseptor
5. Gate Na-K terbuka Na masuk, K keluar (depolarisasi) terjadi endplate
potensial potensial aksi
6. Na menuju ke sarkoplasma dan menyebabkan terbukanya voltage gate ca
pada sarkoplasma keluar dan berikatan dengan troponin C
7. Merangsang tropomiosin untuk berputar hingga kepala myosin dapat berikatan
dengan aktin dari tropomyosin
8. Myosin berikatan dengan aktin kontraksi otot
EPIDEMIOLOGI
ETIOPATOFISIOLOGI
Belum diketahui secara pasti (idiopatik), diduga bahwa penyebabnya karena saraf
yang mengendalikan otot wajah membengkak, terinfeksi, atau terhambat sehingga
aliran darah berkurang
Pada facial canal bagian segmen labirintin (antara meatus acusticus dan
foramen stilomastoid) bagian tersempit jika ada edema kompresi
iskemi paralisis
o
3. Faktor lain: HIV, microvaskular disease (HT dan DM), pajanan angin ke arah
wajah
PATOGENESIS
Ket gambar:
Upper face dapet persarafan pada otak dari yg kontralateral dan ipsilateral
kalau lesi di hemisfer kontralateral, masih dipersyarafi oleh hemisfer
ipsilateral masih bisa gerakin alis tapi senyum jatuh
Lower face: hanya dapet dari kontralateral otak
SIMPLE NYA:
kalau lesi di A (di saraf perifer): paralisis ipsilateral upper dan lower (tidak
bisa naikkan alis dan muka)bells palsy
kalau lesi di B (di saraf sentral): paralisis kontralateral lower muscle tp masih
bisa angkat alis ok upper nukleus dipersarafi dari 2 bagian otak
MANIFESTASI KLINIS
Secara umum:
Gejala kelumpuhan otot wajah yang timbul mendadak, nyeri, pegal linu,
1. Facial paralisis
dahi tidak dapat dikerutkan (n. cab temporal)
kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata pada sisi yang lumpuh
(lagophthalmus)
gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat dan berputar ke atas bila
memejamkan mata: BELL SIGN
sudut mulut tidak bisa diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi yang
lumpuh dan meloncong ke sisi yang sehat (n. cab temporal)
2. Gejala pada mata
Epiphora (mata berair terus): karena gabisa menutup mata gabisa
masuk ke kanal untuk draiinase
Blurred vision: : kel. Lakrimal menurun mata kering abrasi kornea
penurunan visus
Lagoftalmus (tidak bisa menutup mata)
3. Gejala pada pendengaran
• 1/3 pasien mengeluh hiperakusis: pendengaran sensitive (n. corda timpani)
(ok stapedius muscle)
4. Taste disorder pengecapan terganggu
5. Facial spasm
Sinkinesis: abnormal kontraksi dari otot facial saat tersenyum
Crocodile tears: pasien nangis saat makan
Berdasarkan lokasinya:
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis, menurut Rontall 2009
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Harus di seluruh bagian muka, karena BP serang seluruh muka upper dan lower Initial
inspeksi: jidat datar, kalau diminta angkat alis, sisi yg palsy akan ttp datar, kl disuruh
senyum laterisasi ke opposite palsy
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EMG (elektromiografi)
ENOG (elektroneografi)
Imaging:
DIAGNOSIS NEUROLOGIS:
Diagnosis klinis: deskripsi gejala dan temuan klinis yang diperoleh Contoh:
hemiparese nervus cranialis VII kontralateral
diagnosis topis: diagnosis berdasar gejala dan tanda yang diperoleh
dihubungkan dengan lokalisasi lesi di susunan saraf
contoh: (lesi di) hemisfer serebri sinistra, (lesi di) pons dll
diagnosisi etiologis: diagnosis berdasarkan gejala dan tanda/lokalisasi lesi
dihubungkan dengna proses patologi/penyebabnya di susunan saraf contoh:
tumor medula spinalis, infeksi selaput otak
diagnosis patologis: sesuai histopatologi susunan jaringan yang terkena
DIAGNOSIS BANDING
Gejala stroke: FAST (drooping Face, weakness Arm dan leg, Memory, Time)
Lesi pada motor cortex
Sama-sama paralisis wajah saat disuruh senyum dan menaikan alis
gejalanya salah satu (krn UMN yg ipsi masih bergerak)
TATALAKSANA
1. Corticosteroid
Guideline AAN 2012, steroid sangat efektif untuk penyembuhan
fungsi CN VII bells palsy onset baru.
Guideline AAO-HNSF 2013, penggunaan kortikosteroid dalam 72 jam
sejak onset.
Antiviral dapat dipertimbangkan jika etiologi bells palsy adalah virus
telah ditegakkan dan harus kombinasi kortikosteroid
Penelitian di Scottland, pengobatan dgn steroid dapat memberikan
kesembuhan komplit dalam 3-9 bulan, tp penggunaan acyclovir tanpa
kortikosteroid tidak menunjukkan efek signifikan jika diberi plasebo,
dan tidak ada manfaat tambahan pemberian antiviral dengan
kortikosteroid dibandingkan hanya kortikosteroid aja.
Dosis rekomendasi pengobatan bells palsy
Pasien dewasa: prednisone 1mg/kg atau 60mg/d selama 7 hari, kmd
tappering off, total 10 hari
Pasien anak: prednisone 2mg/kg selama 6 hari, kmd tapering off total
10 hari
o Predinoson
Merupakan glukokortikoid yang diserap di GIT, memiliki efek
anti inflamasi dan immune-modulating effect
Efek samping: Retensi urin, hipokalemia, miopati, ulkus
peptikum, headache, haid tidak teratur, katarak, glaukoma, gejala
laten DM
2. Antiviral
AAN 2001 menyarankan penggunaan acyclovir untuk bells palsy is only
possibly effective and that therapy with this agenr alone is not effective in
facial recovery
Guideline 2012, belum pasti keuntungannya, lebih baik tidak.
Obat antivirus yang digunakan jika terbukti diagnosis bells palsy karena
virus
o HSV: Acyclovir (Zovirax) 400mg oral 5x/d sampai 10 hari
o Varicella zoster: 800mg oral 5x/d
o HSV: Valacyclovir 500mg 2x/d oral sampai 5 hari (dpt jd pengganti
acyclovir)
o Varicella zoster: 1000mg oral 3x/d
Acyclovir (zovirax)
Prodrug diaktivasi dengan fosforilasi (kl di virus pada spesifik timidin
kinase) menghambat replikasi virus. obat ini hambat virus HSV-1 dan
2
Valacyclovir (valtrex)
Prodrug yang akan diubah menjadi acyclovir, lebih mahal tp
penggunaannya dapat dalam dosis lebih kecil dibanding acyclovir.
5. Fisioterapi
Biar otot ga paralisis
PROGNOSIS
Group 3: permanen neurologic sekuele yang terlihat secara kosmetik dan klinis
Sekuele: