KOTA PROBOLINGGO
STANDAR
Tanggal Terbit : Di Tetapkan :
PROSEDUR
Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL
1 September 2018
Dr .Fuadi Siham
Pengertian Alat Penghangat untuk Bayi yang dapat mengatur suhu optimal lingkungan agar bayi dapat
hidup dengan baik
Tujuan Untuk mempertahankan suhu bayi agar tetap hangat & stabil
Agar bayi dapat dilakukan tindakan dengan mudah .
Agar tidak ada keluhan kecemasan dari orang tua atau keluarga bayi .
Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar .
Kebijakan Mengacu pada standar oprasional asuhan keperawatan
Prosedur 1. Persiapan alat : - Alat infant Waremer .
- Plester 3 derm
- Alat - alat untuk tindakan lainnya
2. Persiapan Pasien : - Pasien di siapkan dengan baju dalam keadaan di buka
.
- Orang tua / keluarga di beri penjelasan maksud dan
tujuan di lakukan tindakan
- Orang tua / keluarga di beri penjelasan tentang
langkah – langkah tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
1. Posisikan infant warmer di tempat yang di tentukan
2. Petugas mencuci tangan dan mengeringkan dengan tissue .
3. Stop kontak dinyalakan / sambungkan stop kontak kearus listrik
4. Aktifkan tombol power yang terletak di bagian belakang alat .
5. Aktifkan tombol power yang terletak di bagian depan ,periksa lampu dan seluruh
bagian harus dalam keadaan nyala
6. Lampu boleh dinyalakan atau boleh tidak ( lampu untuk tindakan saja )
7. Tempelkan sensor suhu yang berwarna hitam yang terletak di bagian atas,dan yang
terbuat dari steenlestiel pada kulit bayi ( abdomen)dan fiksasi dengan menggunakan
plester / 3 derm
8. Cara menggunakan balance suhu harus menggunakan monitor skin dengan tekan
kunci hingga menyala ,tekan tanda << sampai skin menyala.
9. Bila terdapat tulisan :
Real Temp berarti hasil dari suhu bayi
Seted Temp berarti suhu infant warmer yang kita inginkan .
10. Real dan seted temp selalu berhubungan karena menyesuaikan dengan suhu tubuh
bayi.
11. Rapikan alat setelah melakukan tindakan
12. Bersihkan infant warmer setelah di gunakan
Unit terkait Ruang bersalin
UGD
Kamar Operasi
Perinatologi
Penggunaan Inkubator
2
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PENGGUNAAN INKUBATOR
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
STANDAR
Tanggal Terbit : Di Tetapkan :
PROSEDUR
Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Melakukan pemasangan incubator bayi sehingga dapat di gunakan sesuai dengan kebutuhan
bayi.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat pemakaian incubator.
Agar bayi dapat dilakukan pengawasan dengan ketat .
Agar tidak ada keluhan dari pasien dan keluarga.
Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar .
Kebijakan Mengacu pada standar oprasional asuhan keperawatan
Prosedur 1. Persiapan alat : - Alat Inkubator .
2. Persiapan Petugas : - Melakukan Pengecekan terhadap alat sebelum dipergunakan
3. Pelaksanaan
1. Posisikan incubator di tempat yang di tentukan .
2. Masukan kabel incubator pada stop kontak .
3. Atur suhu incubator sesuai dengan yang diinginkan dengan cara memutar temperature
selector
4. Tekan tombol power
5. Tunggu 1 Jam untuk menyesuaikan tabung thermometer dalam incubator dengan
temperature selektor
6. Ukur suhu bayi dengan thermometer biasa sebelum bayi di masukkan kedalam incubator
Tempelkan kabel pengukur suhu tubuh bayi pada perut bayi sebelah kanan .
7. Atur suhu bayi dalam incubator dengan :
a. Suhu maksimum bayi caranya :
Tekan H temperature dan HI LO temp set secara bersamaan sampai angka
suhu yang di monitor sesuai dengan suhu maksimum yang diinginkan
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PENGGUNAAN INKUBATOR
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
3
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Dr .Sarojo HS,Sp.A
4
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMBERSIHAN INKUBATOR
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Melakukan tindakan pembersihan dan pemeliharaan terhadap incubator & siap pakai
Tujuan Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat dari incubator yang kotor / tidak
terawat
Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar .
Kebijakan Mengacu pada standar oprasional asuhan keperawatan
Prosedur 1. Persiapan alat : - Sarung Tangan bersih
- Laken Incubator bayi yang bersih
- Larutan chlorine 0,5 %
- Air bersih dalam kom sedang
- Lap kering & bersih
2. Persiapan Petugas : - Mengunakan alat pelindung diri
3. Pelaksanaan
1. Petugas mencuci tangan dan memakai perlengkapan pelindung pakai sarung tangan
2. Buka kaca issolete lalu angkat matras & alasnya ,lalu bersihkan dengan kain lap yang di
basahi dengan cairan disinfektan (teralin5%/ chlorine 0,5%)
3. Lalu di lap kembali dengan lap yang di basahi air bersih . bersihkan seluruh
permukaan incubator sampai dengan bawah & laci incubator
4. Bersihkan pintu incubator & penutup incubator serta seluruh ruangan incubator ,bagian
dalam & bagian luar dengan menggunakan cairan desinfectan ( teralin 5 % chlorine 0,5
% ) dan di bilas dengan lap air bersih kemudian di keringkan kembali dengan lap kering
bersih
5. Setelah bersih & kering kemudian matras tempat tidur di masukkian kembali dan di
rapikan kembali
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMBERSIHAN INKUBATOR
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
5
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
Resusitasi Bayi Baru Lahir
STANDAR Di Tetapkan :
PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Suatu tindakan pertolongan yang dilakukan pada bayi dengan asfiksia dengan gejala –
gejala bayi tidak bernafas / bernafas megap – megap ,warna kulit biru ,kejang dan
penurunan kesadaran
Tujuan Untuk memuluhkan fungsi pernafasan bayi baru lahir yang mengalami aspeksia
Agar tidak ada gejala sisa di kemudian hari pada bayi
Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar .
Kebijakan Mengacu pada standar oprasional asuhan keperawatan
Prosedur 1. Persiapan alat :
Infant warmer ( meja pemanas bayi ) dinyalakan saat sebelum persalinan
Handuk bayi
Selimut bayi
Alas bahu
Menghisap lendir
2. Persiapan Petugas
Orang tua dan keluarga di beri penjelasan maksud dan tujuan dilakukan tindakan
Orang tua dan keluarga di beritahu langkah – langkah tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
b. Apabila bayi tidak menagis,tidak bernafas / megap – megap ,sambil melakukan
penilaian :
Letakkan bayi diatas perut ibu
Selimuti bayi
Pindahkan bayi ketempat resusitasi
c. Petugas melakukan langkah awal penatalaksanaan resusitasi
d. Letakan bayi pada tempat tidur yang hangat ( meja resusitasi )
e. Atur posisi kepala bayi
f. Lakukan penghisapan lender pada mulut terlebih dahulu kemudian hidung bayi
g. Hisap lendir sambil menarik keluar hisap lendir
h. Setelah yakin bersih saluran pernafasan petugas meringankan bayi dari muka
kepala,kemudian bagian tubuh lainnya sambil melakukan rangsangan taktil
dengan menggosok bagian punggung ,perut,dada dan tungkai bayi dengan
menggunakan telapak tangan petugas .
i. Petugas mengganti dengan kain yang baru yang kering lalu bayi di selimuti
j. Setelah di ganti posisikan kembali kepala bayi bila perlu bahu di ganjal
k. Petugas melakukan penilaian kembali terhadap bayi apakah bayi menagis
,bernafas spontan dan beratur berapa frekwensi detak jangtung bayi .
l. Bila hasil penilaian bayi tidak bernafas / megap – megap maka lakukan tindakan
selanjutnya yaitu VTP
m. Jika VTP tidak memperbaiki saturasi dan nafas bayi ,lakukan intubasi oleh
petugas yang kompeten
6
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
Tindakan Resusitasi Bayi
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Melakukan pemeriksaan dengan melingkari kepala bayi bagian atas
Tujuan Untuk mengetahui ukuran kepala bayi apakah normal / tidak
Untuk mengetahui lebih dini kelainan yang ada pada bayi
Untuk menentukan tindakan selanjutnya jika terjadi ketidak normalan
Agar tidak ada keluhan kecemasan dari orang tua / keluarga bayi
Agar tindakan dapat di lakukan dengan baik dan benar
Kebijakan Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan & Keperawatan
Prosedur 1. Persiapan Alat :
Meteran
ATK
Status Bayi / Buku Catatan
Sarung tangan bersih
Bak berisi larutan chlorin 0,5%
2. Persiapan Pasien :
Orang tua / keluarga diberitahu maksud dan tujuan dilakukan pengukuran lingkar
kepala
Orang tua / keluarga diberi penjelasan tentang langkah-langkah tindakan yang
dilakukan
3. Pelaksanaan
1. Petugas mencuci tangan diair yang mengalir dengan menggunakan sabun dan
keringkan
2. Petugas memakai sarung tangan bersih
3. Membaringkan bayi diatas meja bayi
4. Mengukur dengan menggunakan meteran dengan cara :
Dimulai dari frontalis secara melingkar
Dimulai dari mento (dagu) kearah ocipitalis kemudian kembali secara mento
kembali
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
Tindakan Resusitasi Bayi
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
7
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
Intubasi
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Suatu teknik memasukkan suatu alat berupa pipa kedalam saluran pernapasan bagian atas
Tujuan Mempertahankan jalan napas agar tetap bebas, mengendalikan oksigenasi dan ventilasi.
Mencegah terjadinya aspirasi lambung pada keadaan tidak sadar, tidak ada reflek batuk
ataupun kondisi lambung penuh, sarana gas anastesi menuju lambung ke tracea,
memberikan saluran tra keobrankial
Kebijakan Nyeri tenggorok, sesak, paralisa pita suara, edim laring
Prosedur Persiapan Alat
1. Laringoskop Dengan Lampu Dan Baterai Cadangan
2. Bilah Laringoskop No 1 (Bayi Cukup 6 Bulan) No 0 (Bayi Prematur) No 00 (Bayi
Sangat Prematur). Dianjurkan Untuk Memakai Bilah Lurus Dibanding Bilah
Melengkung.
3. Pipa Endo Trakeal (ET) Dengan Diameter 2,5,3,0,3,5, Dan 4,0mm
4. Stilet Yang Cocok Dengan Ukuran Pipa Endo Trakeal
5. Pemantau Atau Pendeteksi CO2
6. Alat Penghisap Dengan Kateter Penghisap Ukuran 10F (Untuk Penghisap Farings)
Ukuran 8F Dan Salah Satu Ukuran 5F Atau 6F (Untuk Penghisap Endotraceal
Berbagai Ukuran)
8. Gunting
9. Jalan napas per oral
10. Aspirator melonium
11. Stetoskop
12. Alat VTP
13. Oksimeter nadi dengan sensor
14. Sungkup laring ukuran 1 dan semprit 5ml
Pelaksanaan
Pertama : stabilkan kapala bayi dengan tangan. Akan sangat menoong bila
asisten dapat mempertahankan bayi dalam posisi “menghidu”
Kedua : buka mulut bayi anda mungkin perlu menggunakan jari telunjuk
kanan untuk membuka mulut bayi agar lebih mudah memasukkan
Laringskop
Ketiga : angkat bilah sedikit sampai lidah terangkat dan terlihat daerah
larings
Keempat : cari daerah anatomis. Bila ujung laringskop telah benar di valekula,
maka anda akan melihat pita suaranya akan nampak seperti garis
vertikal dikiri dengan glotis atau huruf “V” terbalik
Kelima : masukkanh pipa. Pegang pipa ditangan kanan, masukkan dari
sebelah kanan mulut bayi dengan lengkung pipa dalam posisi
horizontal sehingga pipa melengkung kekiri dan kekanan
8
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMASANGAN ETT
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Suatu rangkaian kegiatan untuk alat proteksi jalan napas devinitive
Tujuan Untuk memberikan akses bantuan jalan napas dan mencegah aspirasi jalan napas
Kebijakan Standar pelayanan keperawatan
Prosedur :
1. Persiapan Alat
1.1 ETT sesuai ukuran tanpa balon
1.2 Blade lurus disesuaikan dengan ukuran 00 atau 0)
1.3 Laringoscop
1.4 Stilet/mandarin
1.5 Benang pengikat ETT
1.6 Neopuff
1.7 Stetoskop
1.8 Obat dan premedikasi
1.9 Selang suction sesuai ukuran
1.10 Sarung tangan steril
1.11 Plester dan gunting
2. Persiapan Pasien
Pasien dan/ keluarganya diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan. Atur posisi nyaman bagi
pasien
3. Penatalaksanaan
3.1 Ucapkan salam “Assalamu’alaikum” ketika bertemu dengan pasien dan atau keluarga pasien
3.2 Ciptakan suasana yang nyaman dengan wajah tersenyum
3.3 Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda, : “saya...(nama), petugas...(unit
kerja...bermaksud...”
3.4 Sapa nama pasien, : “Bapak/ibu.......(nama pasien)”, sambil mencocokkan dengan gelang
identitas pasien.
3.5 Sampaikan informasi berkaitan dengan apa yangakan dilakukan
3.6 Lakukan verifikasi kepada psien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami informasi
yang disampaikan dengan cara bertanya : “Apakah Bapak/Ibu sudah paham?”
3.7 Membuat Surat Persetujuan Tindakan
3.8 Sebelum memberikan atau melakukan tindakan, petugas agar membaca “ Basmallah” bersama
pasien dan atau keluarga pasien
3.9 Mencuci tangan
3.10 Menggunakan sarung tangan steril
3.11 Memberikan premedikasi sesuai intruksi dokter
3.12 Membantu dokter untuk melakukan intubasi dengan memposisikan bayi dengan kepala semi
ekstensi
3.13 Menyiapkan suction dalam posisi siap pakai selama proses intubasi
3.14 Bila ETT sudah masuk segera lakukan auskultasi dan sesuaikan suara aru kanan dan kiri
dengan menggunakan neopuff
3.15 Bila posisi ETT sudah tepat, ikat ETT dengan benang kemudian lakukan fiksasi diatas bibir
3.16 Bereskan alat-alat
3.17 Setelah kegiatan selesai, baca hamdallah, mencuci tangan
3.18 Lakukan pendokumentasian (cantumkan no ETT , kedalaman, tanggal dan jam pemasangan)
3.19 Kolaborasi dalam pemeriksaan chest x-ray
3.20 Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya terkait maksud dan tujuan
pemeriksaan / tindakan. (“Apakah masih ada yang ingin ditanyakan?”)
3.21 Ucapkan “Terima kasih Bapak/Ibu, semoga semuanya dapat berjalan dengan baik, amin”
3.22 Ucapkan salam “Assalamu’alaikum Wr. Wb”
3.23 Setelah tindakan selesai, baca hamdalalah, mencuci tangan
3.24 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Unit Terkait Rawat Inap
Dok. Terkait
Melakukan Penghisapan Lendir pada
Bayi dengan ETT
9
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR PADA BAYI DENGAN ETT
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
STANDAR Di Tetapkan :
PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas bebas, melalui penghisapan
lendir atau sekresi sampai dengan cabang Trakea-bronkial
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan penghisapan lendir sesuai dengan prosedur keperawatan
Kebijakan 1. Tekanan suction harus dijaga sesuai kebutuhan bayi ( 60-100 mmHg)
2. Dilakukan dengan jarak minimal tiap 4 jam atau jika diperlukan
3. Dilakukan oleh perawat yang berkompeten
Prosedur A. Persiapan Alat:
1. Set suction lengkap
2. Botol suction
3. Mesin penghisap lender
4. Oksigen lengkap dengan humidifer
5. Ambubag lengkap
6. Kateter suction no 6 atau no 8 disesuaikan dengan ukuran ETT
7. Sarung tangan steril
8. Aqua steril/air hangat
9. Stetoskop
10. Masker
11. Kom steril
B. Pelaksanaan
1. Posisikan bayi pada posisi yang tepat
2. Perawat mencuci tangan dan memakai masker serta sarung tangan
3. Perawat1, mempersiapkan alat-alat
4. Pastikan suction berfungsi dengan baik
5. Atur regulator dengan tekanan 60-100 mmHg, isi kom dengan Aqua steril
secukupnya
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR PADA BAYI DENGAN ETT
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
10
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MELAKUKAN SUCTION PENGHISAPAN LENDIR
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Tindakan untuk mempertahankan jalan nafas ettap bebas melalui penghisapan lendir.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan penghisapan lendir
Kebijakan Mengacu kepada asuhan pekerawatan
Prosedur a. Persiapan
1. Sarung tangan steril
2. Pengalas
3. Selang suction no.6/no.8
4. Mesin suction
5. Kom steril
6. Air hangat/Aqua bidest
b. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Kaji pernafasan bayi dan auskultasi paru
3. Letakkan pengalas
4. Tentukan tekanan suction
5. Tuangkan aqua bidest kedalam kom steril
6. Gunakan sarung tangan
7. Sambungkan selang suction ke mesin suction
8. Lakukan suction dimulai dari mulut kemudian hidung, selang suction
dimasukkan sebatas pinggir-pinggir mulut, dilkukan hanya 2-5 detik.
9. Lakukansampai slym bersih.
10. Auskultasi kembali suara paru
11. Rapihkan Alat-alat
12. Cuci tangan
13. Catat produksi (jumlah,warna ,dll) & suara nafas
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MELAKUKAN SUCTION PENGHISAPAN LENDIR
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
11
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMASANGAN INFUS PER-UBILICAL
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Nacl 0,9%, diaspirasi, apabila darah keluar posisi sudah tepat, mulai jalankan
cairan dengan intruksi dokter.
7. Fiksasi dengan menggunakan benang pengikat tali pusat
8. Perawat mencuci tangan dan peralatan dirapikan
9. Foto polos abdomen untuk melihat letak catheter umbilical
Unit Terkait Nicu, SCN
Penataan Pasca Resusitasi
12
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
Penatalaksanaan Pasca Resusitasi
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Adalah Penatalaksanaan Neonatus Yang Telah Mendapatkan Bantuan Ventilasi Tekanan
positif ( VTP ) dan atau intubasi kompresi dada
Tujuan Bayi dapat bernafas spontan ,warna kulit kemerahan ,dan frekwensi jantung diatas 100
kali per menit
Kebijakan Pasien Pasca resusitasi 1 jam pertama diobservasi setiap 15 menit ,selanjutnya melihat
keadaan umum pasien
Prosedur Setelah melakukan resusitasi ,maka harus di lakukan tindakan:
1. Pemantauan Pasca resusitasi
Bayi tidak dilakukan rawat gabung
Memantau tanda – tanda nafas meliputi ,nafas ,denyut Jantung ,kesadaran,dan
produksi urin
Menjaga kehangatan bayi
Memeriksa kadar gula darah ( adakah hipoglikemi )
Memberi injeksi vitamin K1
2. Mencatat Tindakan resusitasi
Kondisi bayi saat lahir
Tindakan yang di perlukan untuk memulai pernafasan ( tahapan resusitasi yang
telah dilakukan )
Waktu antara lahir dengan mulai pernafasan
Pengamatan secara klinis dan sesudah tindakan resusitasi
Hasil tindakan resusitasi
3. Konseling kepada keluarga
Bila resusitasi berhasil dan bayi sudah memungkinkan di rawat secara rawat
gabung lakukan konseling pemberian ASI dini dan efektif
Bila bayi memerlukan perawatan atau pemantauan khusus,konseling keluarga
tentang pemberian ASI dini dan jelaskan keadaan bayi
Bila resusitasi tidak berhasil atau bayi meninggal dunia,berikan dukungan emosional
kepada keluarga
4. Dekontaminasi ,mencuci ,dan mensterilkan alat
Alat – alat kesehatan sekali pakai di buang tempat sampah medis
Alat – alat yang dapat di pakai kemabli ,di dekontaminasi ,di cuci,dan disterilisasi
Periksa sukup apakah ada yang rusak ,cuci,dan keringkan
Alat – alat di persiapkan kembali agar siap di pakai
Unit Terkait Ruang Bersalin
UGD
Kamar operasi
Perinatolagi
ICU
Menghitung Pernafasan
13
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGHITUNG PENAFASAN
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
14
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGUKUR SUHU BADAN PASIEN ANAK
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Mengukur suhu badan anak dengan thermometer ,dilakukan pada ketiak ,mulut dan
pelepasan ( Anus)
Tujuan Mengetahui suhu badan anak untuk menentukan tindakan keperawatan .
Kebijakan Standar Keperawatan Dasar
Prosedur :
1. Pesiapan Alat :
1.1.Thermometer dalam keadaan siap dipakai
1.2.Vaselin dalam tempatnya ,bengkok
1.3.Larutan sabun ,desinfektan ,air bersih dalam tempatnya .
1.4.Tissue buku catatan .
2. Persiapan Pasien :
2.1 Jelaskan pada pasien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Penatalaksanaan :
3.1 Ucapkan salam “ Assalamualaikum “ ketika bertemu dengan pasien dan atau keluarga pasien
3.2 Ciptakan suasana yang nyaman dengan wajah terseyum
3.3. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda : “ saya ............( nama ),Petugas ...........(
unit kerja )..........bermaksud ..............”
3.4. Sapa nama pasien : “ Bapak / Ibu ............( Nama Pasien ), sambil mencocokkan dengan gelang
identitas pasien
3.5. Sampaikan informasi berkaitan dengan yang akan di lakukan
3.6. Cucilah tangan,baca Basmallah
3.7. Dekatkan alat pada pasien
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGUKUR SUHU BADAN PASIEN ANAK
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
2 dari 2
15
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGHITUNG DENYUT NADI PASIEN ANAK / BAYI
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Menghitung denyut nadi bayi / anak melalui perabaan pada nadi
Tujuan Mengetahui denyut nadi dalam 1 menit
Kebijakan Standar Keperawatan Dasar
Prosedur :
1. Pesiapan Alat :
16
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGUKUR TINGGI BADAN BAYI & DEWASA
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
17
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
- Dimulai dari bregmatica ( ubun – ubun besar ) kearah sub ocipitalis kembali kearah
bregmatica ( belakang kepala )
5. Setelah dilakukan pengukuran petugas membaca angka pada meteran
6. Catat hasil pemeriksaan kedalam status / buku catatan
7. Petugas merapikan alat – alat kembali dan diletakkan ke tempatnya semula.
8. Petugas mencuci tangan di larutan chlorin dan melepas sarung tangan dalam
keadaan terbalik
9. Petugas mencuci tangan diair mengalir dengan menggunakan sabun dan
dikeringkan
18
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERIKSA GULA DARAH
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Pemeriksa gula darah di gunakan untuk mengetahui kadar gula seseorang
Tujuan 1. Menggungkap tentang proses penyakit dan pengobatannya
2. Mengetahui faktor glukosa dalam tubuh
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang terindikasi untuk pemeriksaan GDA
Prosedur Persiapan Alat
1. Glukometer
2. Kapas Alkohol
3. Hand Stone
4. Stik GDA
5. Lanset
6. Bengkok
7. Sketsel
Persiapan Kerja :
1. Jelaskan prosedur tindakan
2. Mencuci tangan
3. Atur posisi pasien senyaman mumgkin
4. Dekatkan alat disamping pasien
5. Pasang stik GDA pada alat Glukometer
6. Menusukakan lanset dijari tangan pasien
7. Menghidupkan alat Glukometer yang sudah terpasang Stik GDA
8. Meletakkan Stik GDA di jari tangan pasien
9. Menutup bekas tusukkan dengan kapas alkohol
10. Alat Glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa di baca
11. Mencuci tangan
Unit Terkait Ruang Perinatologi
Ruang Nifas
Ruang Bersalin
Mengukur Lengan Atas
19
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGUKUR LENGAN ATAS
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pemeriksaan akan dilakukan setiap 3 hari bila diruang rawat inap bayi
Unit Terkait Ruang Rawat Bayi ,UGD ,KB, dan Ok
Neonatal Sepsis ( Septic Work Up
20
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
NEONATAL SEPSIS ( SEPTIC WORK UP )
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Sepsis neonaturum adalah sindrom klinis yang timbul akibat invasi mikroorganisme
kedalam aliran darah yang timbul pada satu bulan pertama kehidupan
Tujuan Melakukan indenfikasi dan tatalaksanaan sepsis secara adekuat .
Kebijakan Menentukan criteria neonatus yang memerlukan pemeriksaan septic work up
Prosedur 1. Septic work up adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi sepsis pada
neonnatus .pemerisaan yang dilakukan mencakup :
a. Darah perifer lengkap ( DPL)
b. C – reatif protein (CRP)
c. It ratio
d. Kultur darah
e. Kultur cairan serebrospinal ( hanya jika dicuragai terdapat meningitis pada
neonatus )
2. Kriteria pasien yang membutuhkan pemeriksaan septic work up adalah sebagai
berikut :
a. Jika terdapat 1 dari factor risiko mayor ( ketuban pecah >- 24 jam ,ibu deman
saat intrapartum,koriomnionitis ,ketuban berbau )
b. Jika terdapat 2 factor risiko minor ( ketuban pecah >_ 12 Jam ,nilai Apgar
kurang dari 5 pada menit pertama dan kurang dari 7 pada menit ke lima ,bayi
dengan berat <1500 gram .usia gestasi <37 minggu ,kehamilan ganda ,keputihan
yang tidak diobati dan ifeksi saluran kemih )
c. Jika terdapat adanya gejala respiratory distress pada neonates berupa sesak ,nafas
cuping hidung dan retraksi dada
3. Analisisseptic work up
a. Pemberian antibiotik diberikan pada :
Semua pasien dengan 1 atau lebih faktor risiko mayor
Semua pasien dengangejala respiratory distress sampai dapat dibuktikan
tidak dapat infeksi
Semua pasien dengan kadar CRP >_10 dan atau lekosit >_30.000/ ul
b. Evaluasi pemberian antibiotoc dilakukan berdasarkan hasil kultur ,peningkatan
kadar CRP atau pemburukan hasil DPL jika hasikul turstril .CRP dan DPL
normal,maka antibiotic dapat di hentikan jika pemburukan ,maka diberikan
antibiotic dini selanjutnya dan dilakukan pemeriksaan kultur darah sebelumnya
Unit Terkait Ruang bersalin
Perinatologi
Penaganan Bayi Dengan Sepsis
Neonatorium
21
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PENANGANAN BAYI DENGAN SEPSIS NEONATORIUM
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Infeksi berat yang diderita bayi dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah
Tujuan - Menurunkan angka kematian dan kesakitan pada bayi baru lahir
- Mengetahui gejala - gejala bayi dalam keadaan sepsis
- Memberikan pertolongan segera agar tidak timbul komplikasi yang tidak di
inginkan
Kebijakan Standar Pelayanan keperawatan
Prosedur 1. Persiapan Alat :
1.1 Incubator
1.2 Selang oksigen
1.3 Termometer ,stetoskop
1.4 Feeding tube
1.5 Infus set , cairan infus dan iv cateter
1.6 Infus pump
1.7 Pulse oxymetri / monitor
2. Penatalaksanaan
2.1.Ucapkan salam “ Assalamualaiku “ ketika bertemu dengan pasien dan atau
keluarga pasien
2.2.Ciptakan suasana yang nyaman dengan wajah tersenyum
2.3.Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda :” saya ............ (nama )
,petugas ...........( unit kerja )...... bermaksud
2.4.Sapa nama pasien : “ Bapak / Ibu ......... ( nama Pasien ) sambil mencocokakan
dengan gelang identitas pasien
2.5.Sampaikan informasi berkaitan dengan yang akan dilakukan
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MENGHITUNG DENYUT NADI PASIEN ANAK / BAYI
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
2 dari 2
2.6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami informasi yang
disampaikan dengan cara bertanya :” Apakah Bapak Ibu sudah paham ?
2.7.Sebelum memberikan atau melakukan tindakan ,petugas agar membaca “ Basmallah “ bersama –
sama pasien dan atau keluarga pasien
2.8.Cuci tangan
2.9.Observasi keadaan umum bayi sebelum dilakukan tindakkan
2.10. Bersihkan badan bayi
2.11. Observasi tanda – tanda vital dan kaji tanda – tanda infeksi
2.12. Jaga suhu tubuh bayi 36,5oC – 37 ,5 oC
2.13. Berikan cairan nutrisi yang dibutuhkan melalui infus intravena sesuai berat badan ,usia dan kondisi
2.14. Lakukan isap lendir atau bersihkan jalan nafas secara hati – hati
2.15. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi antibiotika
2.16. Lakukan pemeriksaan laboratorium
2.17. Lakukan perawatan tali pusat
2.18. Beri oksigen bila di perlukan
2.19. Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya terkait maksud dan tujuan pemeriksaan /
tindakan (‘ apakah masih ada yang ingin ditanyakan ?”)
2.20. Ucapkan “ Terima kasih Bapak / Ibu ,semoga semuanya dapat berjalan dengan baik ,amin “
2.21. Ucapkan salam “ Assalammualaikum Wr.Wb “
2.22. Setelah kegiatan selesai ,baca Hamdullah ,mencuci tangan
2.23. Dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan
22
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
SEPSIS ( PEMBERIAN ANTIBIOTIK )
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Sepsis neonatorium adalah sindrom klinis yang timbul akibat invasi mikroorganisme
kedalam aliran darah yang timbul pada satu bulan pertanma kehidupan
TUJUAN Melakukan indentifikasi dan tata laksana sepsis secara adekuat
KEBIJAKAN Menentukan kriteria neonatus yang memerlukan antibiotik
PETUGAS Dokter , bidan ,perawat
PROSEDUR Antibiotik harus diberikan pada kondisi sebagai berikut :
OIPERASIONAL 1. Jika terdapat 1 dari faktor risiko mayor ( ketuban pecah >_ 24 jam ibu demam
saat intrapartum ,korioamnionitis ,ketuban berbau )
2. Jika terdapat adanya gejala respiratory distress pada neonatus berupa sesak
,nafas cuping hidung dan retraksi dada .
3. Jika terdapat kecurigaan sepsis secara klinis berupa :
a. Gunting / merintih
b. Fontanel menonjol
c. Kejang
d. Terdapat pus dari lubang – lubang tubuh
e. Kemerahan pada umbilikal yang melebar ke kulit
f. Suhu > 37 ,7oC atau < 35,5oC
g. Letargi / kesadaran menurun
h. Aktifitas menurun
i. Tidak bisa minum
j. Tidak bisa menetek
k. Tidak bisa menghisap
4. Jika terdapat kadar CRP >_10 dan atau lekosit >_ 30.000/ul walaupun hasil
kultur belum ada
5. Jika terdapat hasil kultur yang positif
Antibiotik dihentikan apabila :
1. Bayi dengan 1 faktor risiko mayor dan klinis baik,antibiotik dapat dihentikan
apabila pemeriksaan CRP ulang pada usia 48 -72 jam di dapatkan hasil <_10 dan
atau hasil kultur steril
2. Bayi dengan sepsis ( klinis dan atau kultur positif ) yang telah mendapatkan
antibiotik selama menimal 7 hari untuk infeksi bakteri Gram positif dan
minimal 14 hari untuk infeksi bakteri Gram negatif ,jika klinis baik dan hasil
CRP terakhir <_10
Jenis antibiotik
Lini I
Ampisilin Sulbaktam 50mg/ kg IV ,2 x / hari untuk minggu I
3x / hari untuk minggu ke 2-4
Dan
Gentamisin 5 mg /kg IV
BB <1200 gram : Usia <_ 7 hari ,tiap 48 jam
Usia 8 s/d 30 hari , tiap 24 jam
Usia > 30 hari ,tiap 24 jam
BB >_ 1200 gram : Usia <_7 hari ,tiap 36 jam
Usia > 7 hari ,tiap 24 jam
Lini II
Sefoperazon – Sulbaktam 40 mg /kg/hari IV,tiap 12 jam
Amikasin 7,5 mg/kg IV
Usia gestasi < 28 mg :tiap 36 jam
Usia gestasi 28 – 29 mg : tiap 24 jam
Usia gestasi 30 – 35 mg : tiap 18 jam
Usia gestasi >_36 mg : tiap 12 jam
Lini III
Meropenem 40 mg /kg
Usia <_ 7 hari :tiap 12 jam
Usia > 7 hari : tiap 8 jam
Neonatal Sepsis ( Pemberian
Antibiotik )
23
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
NEONATAL SEPSIS ( PEMBERIAN ANTIBIOTIK )
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Adalah Merupakan sdrom aklinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan
pertama kehidupan .Bakteri,virus,jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada
neonatus
Tujuan Mencegah morbiditas dan mortalitas neonatal
Kebijakan Terapi awal pada neonatus yang mengalami infeksi harus segera dilakukan tampa
menunggu kultur
Prosedur Antibiotik harus diberikan pada kondisi sebagai berikut :
1. Jika terdapat 1 dari faktor risiko mayor ( ketuban pecah >_ 24 jam ,ibu demam
saat intrapartum ,korioamnionitis ,ketunban bau )
2. Jika terdapat adanya gejala respiratory distress pada neonates berupa sesak
,nafas,cuping hidung dan retraksi dada
3. Jika terdapat kecurigaan sepsis secara klinis berupa :
a. Grunting / /merintih
b. Fontanel menonjol
c. Kejang
d. Terdapat pus dari lubang tubuh
e. Kemerahan pada umbilikal yang melebar kekulit
f. Suhu >37,7oC atau < 35,5 oC
g. Letargi / kesadaran menurun
h. Aktifitas menurun
i. Tidak bisa minum
j. Tidak bisa menetek
k. Tidak bisa menghisap
4. Juka terdapat kadar CRP >_10 dan atau lekosit >_30.000/ul walaupun hasil
kultur belum ada
5. Jika terdapat hasil kultur yang positif
Antibiotik dihentikan apabila:
1. Bayi dengan 1 faktor resiko mayor dan klinis baik, antibiotic dapat dihentikan apabila
pemeriksaan CPR ulang pada usia 48-72 jam di dapatkan hasil >_ 10 dan atau hasil
kultur steril.
2. Bayi dengan sepsis (klinis dan atau kultur positif) yang telah mendapatkan antibiotic
selama minimal 7 hari untuk infeksi bakteri gram positif dan minimal 14 hari untuk
infeksi bakteri gram negatif ; jika klinis bvaik dan hasil CPR terakhir <_ 10.
Antibiotik awal diberikan ampicillin dan gentamicin,bila organism tidak dapat ditemukan
dan bayi tetap menunjukkan tandai nfeksi sesudah 48 jam, ganti ampicillin dengan
antibiotic lini kedua atau lini ketiga sesuai kultur
Jika ditemukan organism penyebab infeksi, digunakan antibiotic sesuai uji kepekaan.
Antibiotic diberikan sesuai hasil kultur
Pada sepsis dengan meningitis, pemberian antibiotic sesuai pengobatan meningitis
Dosis antibiotic untuk sepsis:
1. Lini l
a. Ampisillin sulbaktam
– hari 1-7 : 50 mg/kgBB iv setiap 12 jam
100/kgBB iv setiap 12 jam (untuk mengitis)
- Harike 8+ : 50 mg/kgBB setiap 8 jam
100mg/kgBB setiap 8 jam (untuk meningitis)
b. Gentamisin (kombinasi dengan Ampicillin)
- Dosis5 mg/kgBB setiap 8 jam
- BB <1200 gram ; Usia ≤ 7 hari, tiap 48 jam
Usia 8 s/d 20 hari, tiap 36 jam
Usia > 20 hari, tiap 24 jam
- BB ≥ 1200 gram ; Usia ≤ 7 hari, tiap 36 jam
Usia > 7 hari, tiap 24 jam
2. Lini II
a. Sefoperazon-Sulbaktam 40 mg/kg/hari iv, tiap 12 jam
b. Amikasin
- Dosis: 7,5 mg/kgBBiv
- Usiagestasi< 28 mg: tiap 36 jam
- Usiagestasi 28-29 mg: tiap 24 jam
- Usiagestasi 30-35 mg: tiap 18 jam
- Usiagestasi ≥ 36 mg :tiap 12 jam
3. Lini III
Meropenem 40 mg/kg
- Usia ≤ 7 hari :tiap 12 jam
- Usia > 7 hari :tiap 8 jam
Unit terkait Ruang bersalin
Perinatologi
Steroid Antenatal
24
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
NEONATAL SEPSIS ( PEMBERIAN ANTIBIOTIK )
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
25
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
IMD
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Suatu tindakan pemberian ASI, dimulai sedini mingkin secara eksklusif segera setelah bayi
lahir, berlangsung minimal 1 jam sampai bayi dapat menyusu sendiri
Tujuan - Mengoptimalkan fungsi hormonal ibu dan bayi
- Memberikan kesempatan bayi untuk segera mendapatkan ASI sedini mungkin
- Agar terjadi kontak kulit ibu dan bayi sesegera mungkin
Kebijakan Panduan pelayanan kebidanan
Prosedur 1. Persiapan Alat
- Kain penutup/selimut
- Topi bayi
2. Pelakasanaan
a. Segera setelah bayi lahir, catat waktu kelahiran, kemudian letakkan bayi di perut
ibu mulai dalam 2 detik, observasi/ nilai apakah diperlukan resusitasi / tidak.
b. Bila tidak perlu resusitasi, keringkan seluruh tubuh kecuali tangan bayi dengan
kain halus tanpa digosok. Lendir cukup dilap dengan kain bersih
c. Setelah tali pusat dipotong dan di ikat, letakkan bayi dengan terkurap di dada
ibu. Luruskan bahu bayi, sehingga bayi menempel di dada ibu. Pastikan kulit
bayi dan ibu saling menempel. Kepala bayi harus berada di antara di payudara
ibu tapi lebih rendah dari putting ibu.
d. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
Pastikan bayi tidak terpapar udara dingin/AC
e. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Bila perlu posisi
kepala ibu lebih tinggi untuk memudahkan kontak visual antara ibu dan bayi.
Hindarkan membasuh dan menyeka payudara ibu sebelum bayi menyusu
f. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusu. Anjurkan ibu
dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi upaya bayi untuk menyusu.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekita 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari 1 payudara
g. Menunda semua asuhan BBL normal lainnya hingga bayi selesai menyusu.
Tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah hipotermi
h. Usahakan tetap menempatkan ibu dan bayi di ruang bersalin hingga bayi selesai
menyusu
i. Segera setelah BBL selesai menghisap, bayi akan berhenti menelan dan melepas
putting. Kemudian selimuti bayi dengan kain bersih, lakukan penimbangan dan
mengukur bayi, meneteskan tetes mata antibiotic pada mata bayi dan
memberikan suntikan vitamin K1
j. Jika bayi belum melakukan Iniasi Menyusu Dini (IMD) dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan putting ibu dan biarkan kontak kulit dengan
kulit selama 30-60 menit berikutnya
k. Jika bayi belum melakukan Iniasi Menyusu Dini (IMD) dalam waktu 2 jam,
pindahkan ibu ke ruang pemulihan (ruang nifas) dengan bayi tetap di dada ibu.
Lanjutkan asuhan BBL dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk
menyusu
l. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga kesehatannya.
m. Satu jam kemudian, berikan bayi suntikan Hepatitis B pertama.
n. Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Letakkan kembali bayi dekat
dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering
keinginannya
Unit Terkait Ruang bersalin
Kamar operasi
Menyusukan Bayi pada Ibu
26
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MRNYUSUKAN BAYI PADA IBU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Memberikan ASI pada bayi segera setelah persalinana dan seterusnya
Tujuan - Agar bayu baru lahirsegera mengenal ASI dan tidak terjadi bunggung buting .
- Agar ibu dapat menyusui dengan baik dan benar serta sesuai dengan kebutuhan
bayinya.
Kebijakan Standar pelayanan kebidanan
Prosedur :
1. Penatalaksanaan
1.1 Ucapkan salam “Assalamu’alaikum” ketika bertemu dengan pasien dan atau keluarga
pasien
1.2 Ciptakan suasana yang nyaman dnegan wajah tersenyum
1.3 Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda ; “Saya......(nama),petugas......(unit
kerja)...bermaksud.....”
1.4 Sapa nama pasien, ; Bapak/Ibu.......(nama pasien)”, sambil mencocokkan dengan gelang
identitas pasien.
1.5 Sampaikan informasi berkaitan dengan yang akan dilakukan
1.6 Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami informasi
yang disampaikan dengan cara bertanya,; “Apakah Bapak/Ibu sudah paham?”
1.7 Sebelum memberikan atau melakukan tindakan,petugas agar membaca “Basmalah” bersama-
sama pasien dan atau keluarga pasien.
1.8 Identifikasi bayi dan ibu
1.9 Cuci tangan baik petugas dan ibu
1.10 Persiapkan bayi dalam kondisi bersih dan rapih (pada bayi baru lahir berikan ASI segera
mungkin sebelum 30 menit)
MENYUSUKAN BAYI PADA IBU
1.11 Periksa air susu apakah dapat memancar dengan baik atau tidak,kemudian bersihkan
dengan kapas
1.12 Bawalah bayi dan berikan kepada ibu. Pada ibu setelah persalinan walaupun belum keluar
ASI bayi tetap disusukan.
1.13 Sebelum bayi diberikan pada ibu olesi putting susu dengan ASI
1.14 Anjurkan ibu untuk membaca Basmalah ketika memasukkan putting ke dalam mulut bayi.
1.15 Susukan bayi secara bergantian (payudara kanan dan kiri), bila payudara yang dihisap
sudah habis maka pindahkan menyusui ke payudara yang lain
1.16 Setelah selesai menyusui, jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi untuk
mengeluarkan putting susu dari mulut bayi
1.17 Bersihkan mulut bayi dengan kapas pembersih
1.18 Angkatlah bayi / tengkurapkan di atas bahu sambil ditepuk-tepuk punggungnya agar
bersendawa
1.19 Cucilah tangan, baca hamdallah
1.20 Beri kesempatan pasien dan atau keluarga pasien untuk bertanya terkait maksud dan tujuan
pemeriksaan / tindakan. (“Apakah masih ada yang inginn ditanyakan?”)
1.21 Ucapkan “Terima kasih Bapak/Ibu, semoga semuanya dapat berjalan dengan baik,amin”
1.22 Ucapkan salam”Assalamu’alaikum Wr. Wb”
27
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
ASI EKSLUIF
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja terus menerus tamba tambahan selama 6 ( enam )
bulan
Tujuan - Meningkat kan kualitas hidup bayi
- Menurunkan mortabilitas bayi
Kebijakan Ibu post partum dan post SC dengan bayi lahir ,segera dilakukan IMD dan rawat gabung
Prosedur 1. Saat antenatal Care ( ANC) di klinik kebidanan
Menginformasikan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui ,meanajemen
menyususi, dan rawat gabung
2. Di kamar bersalin dan kamar operasi
Segera membantu IMD pada ibu dan bayi post partum / post SC dengan bayi sehat
3. Diruang nifas
- Membantu ibu segera menysusui dalam 60 menit pertama
- Melakukan rawat gabung 24 jam
- Mengajarkan cara menyususi yang benar
- Menganjurkan menyususi sesuai permintaan bayi dan hanya memberikan ASI saja
selama 6 bulan
- Menginformasikan kepada ibu untuk tidak memberikan botol dot kepada bayinya
- Mengajarkan cara mempertahankan menyususi meskipun ibu bekerja atau harus
berpisah dengan bayinya
- Mengingatkan ibu untuk mengunjungi klinik laktasi jika mengalami masalah –
masalah menyusui
Unit Terkait Klinik kebidanan
Ruang bersalin
Ruang perawat obstetric
Kamar operasi
Pemberian PASI
28
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMBERIAN PASI
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
PROSEDUR
OPRASIONAL
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Adalah pemberian minum pengganti ASI karena ada indikasi
Tujuan - Untuk mencegah terjadinya dehitrasi pada bayi
- Agar pemberian cairan dapat terkontrol
- Agar tidak ada keluhan dari orang tua dan keluarga
- Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
Kebijakan Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan dan keperawatan
Prosedur 1. PASI dapat di berikan jika ada indikasi
a. Indikasi Medis
- Gslsctocemia
- Feniktonuria
- BBLR ( > 1500 gram )
- Premature ( <32 minggu )
- Hipoglikemia pada BBLR dan prematur ,bayi iskemik ,intrapartum hipoksia
b. Kondisi ibu
- Ibu dengan HIV
- Ibu dengan penyakit parah ( sepsis)
- Ibu mendapat pengobatan ( psikoterapi ,antipilepsi,radioaktif,pengobatan
iodium,sitotoksik ,kemoterapi)
- Ibu meninggal dunia
2. Memastikan memulai pemberian pasi
a. Melaporkan bayi yang terindikasi untuk pemberian PASI ke dokter spesialis anak
untuk menentukan PASI/formula yang akan di berikan
b. Memjelaskan kepada keluarga pasien mengenai pemberian PASI tersebut
c. Pemberian PASI sesuai program dokter
d. Kalau memungkinkan ASI diberikan ,fasilitas ibu cara memberikan ASI yang benar
e. Jika ASI harus di hentikan penyuluhan kepada ibu cara menghentikan ASI
3. Pelaksanaan penyiapan PASI
a. Persiapan alat
- Cangkir susu yang sudah di DTT
- Sendok kecil
- Tissue
b. Persiapan bayi
- Orang tua dan keluarga diberi tahu maksud dan tujuan dilakukan tindakan
- Orang tua dan keluarga dijelaskan tentang langkah – langkah tindakan yang akan
dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Petugas mencuci tangan dan mengerinkan dengan menggunakan tisue
2. Setelah botol susu di lakukan pemrosesan alat botol susu diisi kembali dengan
susu baru yang dilarutkan
3. Jika akan di berikan kepada bayi dengan menggunakan botol pengukur sesuai
dengan takaran yang di butuhkan oleh bayi
4. Kemudian susu di pindahkan kedalam cangkir dan diberikan kepada bayi dengan
menggunakan cawan
5. Beri alas tissue dibawah lehar bayi
6. Masukkan kedalam mulut bayi secara berlahan – lahan disesuikan dengan
penghisapan bayi
7. Tunggu hingga susu tertelan seluruhnya sampai habis yang berada di mulut bayi
8. Setelah selesai bayi diangkat untuk dilakukan penepukan pada punggung bayi
secara berlahan – lahan selama 5 menit agar bayi
9. Bersendawa
10. Selama pemberian PASI lakukan observasi terhadap bayi
11. Hentikan pemberian PASI bila :
- Reflek hisap lemah
- Bayi muntah
- Bayi kembung
- Bayi tidak dapat BAB dala 24 jam \
- Selesai memberikan minum tulis pada status bayi jumlah susu yang
masuk atau yang sudah dihabiskan oleh bayi
Unit Terkait Ruang bersalin
Perinatologi
ICU
Perawatan Metode Kanguru
29
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN METODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Bisa disebut asuhan kontak kulit yaitu metode khusus asuahan bayi barat lahir rendah atau
prematur
Berdasarkan tipe pelaksanaannya di bedakan menjadi 2 :
1. PMK sewaktu – waktu
Dilakukan apabila bayi masih mendapat cairan atau obat obatan intravena ,
bantuan khusus seperti oksigen atau minum melalui OGT
Asuhan harus di berikan selama lebih 1 jam untuk memberikan yang optimal dan
mengurangi stres pada bayi
2. PMK secara terus - menerus
Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi kriteria dan tidak
memerlukan bantuan khusus untuk bernafas
Tipe ini dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi meningkatkan
kemampuan ibu merawat bayinya
TUJUAN Menstabilakan deyut jantung pola pernafasan dan saluran oksigen
Memberikan kehanggatan pada bayi
Meningkatkan durasi tidur
Mengurangi tangisan bayi
Mempercepat peningkatan BB
Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi menyusui
Kebijakan Komunikasi antar petugas kesehatan dengan orang tua sangat penting dalam
menunjang keberhasilan
Kelahiran prematur atau BBLR dapat menyebabkan kecemasan keluarga sehingga
sikap tindakan yang akan dilakukan pada bayi terus diinformasikan dengan jelas
untuk mencegah terjadinya salah persepsi dan mengurangi kecemasan orang tua
Prosedur Berat badan lahir dari 1800gr
Keadaan umum stabil selama 3 hari berturut-turut meliputi nadi ( 120-160x/menit)
respirasi ( 30-60x/menit ) suhu 36,5-37,5
Kriteria pulang untuk bayi PMK :
Bayi sudah dapat menyusu
Tanda vital bayi stabil
Pertambahan berat badan setiap hari minimal 20 gr 3 hari berturut –turut
Ibu memahami asuhan kontak kulit-kulit
Ibu percaya diri merawat bayi di rumah
Ada dukungan keluarga
Tatalaksana PMK
a. Tahapan persiapan
Persiapan alat
1. Alat pengukur TTV ( termometer, stetoskop, jam )
2. Gendongan dan topi bayi
Persiapan orang tua
1. Cuci tangan
2. Buka Pakaian atas ibu atau ayah
b. Tahapan Impelentasi
Posisikan bayi di dada ibu atau ayah
Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan bayi
Tepi kain pengendong atas harus dibawah telinga bayi
Pakaikan topi bayi
Pakaikan kembali baju atas ibu / ayah
UNIT Ruang Perinatologi
TERKAIT Ruang Nifas
Perawatan Mode Kanguru
30
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN MODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN PMK adalah perawatan bayi baru lahir dengan cara skin-to-skin contact / perlekatan kulit
seluas-luasnya antara ibu dan bayi, sehingga tubuh ibu dapat menghangatkan bayinya.
Perawatan ini bermanfaat terutama bagi BBLR
TUJUAN Menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi baru lahir.
Memberikan pelayanan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) yang telah stabil tanda
vitalnya dan klinisnya untuk mencegah over crowding pasien ruang perawatan Dewi
Shinta
Mensukseskan pelayanan PMK kontinu serta mengintensifkan PMK intermiten
Kebijakan Keputusan direksi RSIA Budi Kemuliaan
Tersedianya tenaga medis dan tenaga keperawatan
Tersedianya sarana ruang rawat
Tersedianya perlengkapan PMK yang diperlukan (inkubator,infant warmer,alat
monitoring,perlengkapan resusitasi,dan alat gendong bayi/kanga carrier
Prosedur Bagian anak RSIA Budi Kemuliaan
Staf Ruang Rawat Gabung Srikandi-Larasti
Unit Terkait
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN MODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
1. Alur Perawatan Bayi dengan Metode Kanguru
3. PMK Kontinu
Indikasi PMK kontinu
- Bayi berat lahir rendah ( BBLR) yang telah stabil keadaan umumnya (
frekuensi napas, nadi, tekanan darah ,suhu ) dan tumbuh ( berat badan , lingkar
kepala ,dan panjang badan )
- Tidak ada penyakit akut
- Telah minum penuh / full need sseuai umur oral atau dengan OGT
- Sudah tidak menggunaka n alat penunjang kesehatan seperti oksigen,antibiotika
mendikasi perenteral lainnya )
- Ibu bersedia melakukan perawatan metode kanguru ( selama 24 jam / hari terus –
menerus ,setiap hari )
-
Cara perawatan PMK kontinu
- Sangatlah penting ibu mengerti konsep dan keuntungan dari PMK dan bersedia
dengan senang hati melakukan PMK bersama bayinya .Dokter dan perawat harus
memberikan penjelasan dan mendemotrasikan metode ini
- Keluarga mendatangani surat persetujuan ( infomed consent)
- PMK kontinu harus dilakukan secepatnya setelah bayi sehat,stabil dan tidak
menggunakan oksigen .Berat badan bukanla faktor menentu tetapi yang
terpenting ibu harus melakukan posisi PMK ( skin to skin contact ) selama
2 - 24 jam perhari
- Bayi harus di letakkan pada dada ibu sesuai posisi PMK dengan hanya
.
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN MODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Pemantauan
- Pemantauan semua bayi dalam PMK adalah sama dengan pemantauan bayi
yang telah stabil dalam incubator
- Berat badan harus ditimbang tiap hari dan pemberian asupan harus disesuaikan
setiap saat
- Pengisisan lembar monitoring setiap 3 jam oleh tenaga perawat dan lembar
pemantauan oleh dokter yang bertugas
- Dokter yang bertugas harus memeriksa bayi di R PMK setiap hari
-
Kapasitas maksimum PMK kontinu :
- 4 ibu + 4 bayi
- Rasio perawat : pasien = 1 : 4
- Bila bayi tampa sakit maka perawat harus memangil dokter yang bertugas untuk
memeriksa keadaan bayi .Dokter harus memutuskan apakah bayi dapat dirawat
diruangan PMK dengan pemantauan khusus atau merawatnya kembali diruang
rawat diperinatologi ( D. Shinta )
- Bayi harus di pindahkan ke incubator bila terdapat tanda – tanda tidak normal /
tanda bahaya seperti sianosis ,tanda – tanda gawat napas,syok dan apnea .Hanya
bayi yang telah stabil tanda vitalnya ,tidak ada penyakit akut dan bayi tampak aktif
yang mendapat PMK
- Bila terdapat tanda bahaya dokter yang bertugas wajib melaporkan kedokter
spesialis anak penanggung jawab PMK untuk memindahkan pasien keruang rawat
inap bayi ( NICU atau Neo ) .Tata laksana yang diberikan sesuai klinis pasien
- Bila ruang bayi inap penuh ,maka dicari alternatif seperti melakukan tata laksana
selanjutnya di infant warmer ,alih rawat rumah sakit lain dengan persetujuan orang
tua
Asupan makanan
- Semua ibu dianjurkan memberikan ASI ( menyusui ,per OGT atau dengan cawan )
- Bayi yang mendapat minum per OGT dapat diberikan oleh ibu setelah diajarkan oleh
perawat / dokter caranya .Jumlah susu yang diberikan sesuai petunjuk dokter yang
bertugas .
- Bayi yang mendapat minum per OGT tetap dirangsang untuk menghisap payudara
ibu
- Bila toleransi dengan OGT baik dan telah Full feeds selanjutnya pemberian minum
dapat dengan menggunakan cawan .Bila reflex menelan sudah ada ,OGT bisa di
lepas
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN MODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
- Pemberian minum dengan cawan dihentikan bila telah terdapat koordinasi yang baik
antara reflex menelan dan memerah dan bayi langsung menyusui dari ibunya
- Pemberian minum setiap 2 atau 3 jam sekali ditentukan oleh dokter yang bertugas
- Bila bayi mendapakan susu formula maka perawat / dokter harus menganjurkan
pemberian susu dengan menggunakan gelas atau sendok.Petugas kesehatan harus
menjelaskan bahayanya menggunakan botol ( aspirasi, infeksi ) cara mencampur
susu formula dan kebersihan alat-alat minum
31
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN METODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Merupakan metode perawatan pada bayi baru lahir berat badan rendah yang akan di
letakkanseperti bayi kanguru berada dalam kantung kanguru selama di perlukan
TUJUAN Menekan angka kematian bayi
Meningkatkan berat badan bayi
Kebijakan Panduan Pelayanan Kebidanan
Prosedur 1. Ucapkan salam “ Assalamualaikum “ ketika bertemu dengan pasien dan atau
keluarga pasien
2. Ciptakan suasana yang nyaman dengan wajah yang tersenyum
3. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda: “ saya ...........( nama )
.petugas ...........( unit Kerja ) .......... bermaksud ..........”
4. Sapa nama pasien : “ Bapak / Ibu ............ ( nama Pasien ) “ sambil mencocokan
dengan gelang identitas pasien
5. Sampaikan informasi berkaitan dengan yang akan dilakukan
6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami
informasi yang disampaikan dengan cara bertanya :” Apakah Bapak / Ibu sudah
paham ?”
7. Sebelum memberikan atau melakukan tindakan ,petugas agar membaca “ Basmallah
“ bersama – sama pasien atau keluarga pasien
8. Menyampaikan informasi kepada ibu atau keluarga mengapa bayi perlu dirawat
dengan metode kanguru
9. Ibu / pengganti ibu membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi
memakai sabun 2-3 kali sehari
10. Ibu /pengganti ibu memotong kuku dan mencuci tangan
11. Bayi jangan dimandikan .Cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat
12. Memasang tutup kepala / topi dan popok bayi. Setiap popok bayi basah karena
buang air besar kencing segera di ganti
13. Bayi diletakakan dalam posisi veritikal ,letaknya dapat ditengah payudara atau
sedikit kesamping kanan/ kiri sesuai kenyamanan bayi atau ibu
14. Setelah bayi dimasukan kedalam baju,diikat kain selendang mengelilingi ibu dan
bayi
15. Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya terkait maksud dan
Tujuan pemeriksaan / tindakan ( “ Apakah masih ada yang ingin di tanyakan ?”)
16. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat saya bantu ?” dan
mendatangi Nurse Station
17. Ucapkan “ Terima kasih Bapak / Ibu ,semoga semuanya dapat berjalan dengan baik
ami “
18. Ucapkan salam “ Assalamualaikum Wr Wb “
Perawatan Metode Kanguru
32
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN METODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Memberikan penghangatan pada bayi neonatus
TUJUAN Meningkatkan suhu tubuh bayi yang terjadi hipotemi
Kebijakan Dilakukan pada bayi neonatus yang membutuhkan
Prosedur Persiapan Alat :
Pelaksanaan :
1. Siapkan infant warmer unit,pasang kabel power ke stop kontak listrik dengan
grounding yang baik
2. Pasangkan kabel sensor suhu pada kontrol unit
3. Tekan saklar power ® pada bagian belakang unit,dan tombol power pada kontrol
© kepaosisi on ®
4. Untuk mengatur temperatur ,tekan tombol set keyt lalu tekan tombol mode dan
pilih pada skin ,lalu tekan set up atau set down untuk menaikkan atau
menurunkan nilai pengaturan
5. Tekan tombol set key lagi untuk mengaktifkan sistem dan infant warmer untuk siap
digunakan
6. Setelah selesai tekan tombol power control unit dan saklar power bagian
belakang unit keposisi off
7. Tekan tombol set key lagi untuk mengaktifkan sistem warmer unit setiap di
gunakan
8. Setelah selesai ,tekan tombol power control unit dan saklar power bagian
belakang unit keposisi off
33
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN METODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Bisa disebut asuhan kontak kulit yaitu metode khusus asuahan bayi barat lahir rendah atau
prematur
Berdasarkan tipe pelaksanaannya di bedakan menjadi 2 :
3. PMK sewaktu – waktu
Dilakukan apabila bayi masih mendapat cairan atau obat obatan intravena ,
bantuan khusus seperti oksigen atau minum melalui OGT
Asuhan harus di berikan selama lebih 1 jam untuk memberikan yang optimal dan
mengurangi stres pada bayi
4. PMK secara terus - menerus
Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi kriteria dan tidak
memerlukan bantuan khusus untuk bernafas
Tipe ini dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi meningkatkan
kemampuan ibu merawat bayinya
TUJUAN Menstabilakan deyut jantung pola pernafasan dan saluran oksigen
Memberikan kehanggatan pada bayi
Meningkatkan durasi tidur
Mengurangi tangisan bayi
Mempercepat peningkatan BB
Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi menyusui
Kebijakan Komunikasi antar petugas kesehatan dengan orang tua sangat penting dalam
menunjang keberhasilan
Kelahiran prematur atau BBLR dapat menyebabkan kecemasan keluarga sehingga
sikap tindakan yang akan dilakukan pada bayi terus diinformasikan dengan jelas
untuk mencegah terjadinya salah persepsi dan mengurangi kecemasan orang tua
Prosedur Berat badan lahir dari 1800gr
Keadaan umum stabil selama 3 hari berturut-turut meliputi nadi ( 120-160x/menit)
respirasi ( 30-60x/menit ) suhu 36,5-37,5
Kriteria pulang untuk bayi PMK :
Bayi sudah dapat menyusu
Tanda vital bayi stabil
Pertambahan berat badan setiap hari minimal 20 gr 3 hari berturut –turut
Ibu memahami asuhan kontak kulit-kulit
Ibu percaya diri merawat bayi di rumah
Ada dukungan keluarga
Tatalaksana PMK
b. Tahapan persiapan
Persiapan alat
3. Alat pengukur TTV ( termometer, stetoskop, jam )
4. Gendongan dan topi bayi
Persiapan orang tua
3. Cuci tangan
4. Buka Pakaian atas ibu atau ayah
b. Tahapan Impelentasi
Posisikan bayi di dada ibu atau ayah
Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan bayi
Tepi kain pengendong atas harus dibawah telinga bayi
Pakaikan topi bayi
Pakaikan kembali baju atas ibu / ayah
UNIT Ruang Perinatologi
TERKAIT Ruang Nifas
Perawatan Metode Kanguru
34
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN METODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Perawatan bayi baru lahir dengan berat badan rendah dari 2000 gr ,dengan cara meletakkan
bayi baru didada ibu ( kontak kulit bayi dengan kulit ibu ) ,sehingga suhu tubuh bayi tetap
hangat akibat dengan kulit ibu
TUJUAN - Memberikan kehangatan pada bayi
- Mengingkatkan hubungan kasih sayang ibu dengan bayi
- Meningkatkan kenyamanan bayi
- Memperpendek masa rawat
- Meningkatkan berat badan bayi
Kebijakan Standar pelayanan Keperawatan
Prosedur 1. Persiapan alat
a. Termometer
b. Baju kanguru
c. Topi bayi
2. Persiapan pasien
Kegiatan dapat dilakukan pada bayi dengan kondisi tanda – tanda vital stabil ,suhu
normal ( 36,5oC – 37 , 5oC )
3. Persiapan orang tua
a. Komunikasi antar tenaga kesehatan dan orang tua sangat penting dalam
menunjang keberhasilan PMK
b. Jelaskan maksud ,tujuan dan cara melakukan PMK apabila ayah dan keluarga
akan termotivasi untuk melakukan PMK ,apabila memahami manfaatnya
,sekaligus mengurangi kecemasan mengingat PMK mungkin saja sesuatu yang
belum pernah di ketahui
4. Pelaksanaan
a. Memotong kuku dan mencuci tangan ( selain petugas ,minta orang tua cuci
tangan dulu sebelum memegang bayi )
b. Mengukur tanda – tanda vital
c. Buka pakaian bagian atas ibu atau ayah untuk menfasilitasi terjadinya kontak
kulit dengan kulit
d. Buka pakaian bayi kecuali popok
e. Pakaikan gendongan atau baju kanguru dengan posisi kantung dalam,ikatan tali
bagian bawah kebinggang ibu ,kain penggendong bagian atas dibawah telinga
bayi
f. Masukan bayi kedalam kantung kanguru dengan posisi letakkan bayi diantara
kedua payudara ibu dengan tegak ,dada bayi menempel ke dada ibu
g. Kepala di palingkan kesisi kanan / kiri ,posisi sedikit ektensi sehingga jalan
napas bayi tetap terbuka dan memungkinkan terjadinya kontak mata antara ibu
dan bayi,pakaikan bayi topi
h. Pangul bayi harus dalam posisi fleksi dan bayi dalam posisi kodok ,tanganpun
dalam posisi fleksi
i. Perut bayi jangan sampai tertekan dan sebaiknya berada disekitar epigastrik ibu
j. Ibu atau ayah memakai pakaian atasnya kembali
k. Pada saat ibu tidur ,istirahat posisi ibu terlentang dengan kepala lebih tinggi
kuran lebih 15 derajat dari posisi horizontal
l. Lakukan observasi dan evaluasi kondisi pada ibu dan bayi selama proses
dilakukan kegiatan metode kanguru
m. Kegiatan dapat dilakukan selama kondisi bayi stabil
n. Hal – hal yang harus di perhatikan selama kegiatan berlangsung adalah suhu,
pernapasan,nadi
o. Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya terkait maksud dan
tujuan pemeriksa /tindakan
p. Setelah kegiatan selesai ,cuci tangan
q. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan ( tanggal,jam,hari ,lama
dilakukan PMK )
5. Memulangkan pasien dengan kriteria :
a. Bayi sudah dapat menyusu
b. Tanda vitalbayi stabil dibokster buka selama 24 – 48 jam
c. Pertambahan berat badan setiap hari minimal 20 gram selama 3 hari berturut
turut
d. Ibu memahami asuhan kontak kulit – kulit
e. Ibu percaya diri merawat bayi dirumah
f. Ada dukungan keluarga
35
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PERAWATAN METODE KANGURU
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Perawatan bayi baru lahir dengan berat badan rendah dari 2000 gr ,dengan cara meletakkan
bayi baru didada ibu ( kontak kulit bayi dengan kulit ibu ) ,sehingga suhu tubuh bayi tetap
hangat akibat dengan kulit ibu
TUJUAN - Memberikan kehangatan pada bayi
- Mengingkatkan hubungan kasih sayang ibu dengan bayi
- Meningkatkan kenyamanan bayi
- Memperpendek masa rawat
- Meningkatkan berat badan bayi
Kebijakan Standar Pelayanan Keperawatan
Prosedur :
1. Persiapan Alat :
1.1.Termometer
1.2. Baju kanguru
1.3.Topi bayi
2. Persiapan pasien .
Kegiatan dapat dilakukan pada bayi dengan kondisi tanda - tanda vital stabil ,suhu normal (36,5oC-
37,5oC)
3. Persiapan orang tua
1. Komunikasi antar tenaga kesehatan dan orang tua sangat penting dalam menunjang keberhasilan
PMK
2. Jelaskan maksud ,tujuan dan cara melakukan PMK ,ayah dan keluarga akan termotivasi untuk
melakukan PMK ,apabila memahami manfaatnya ,sekaligus mengurangi kecemasan mengingat
PMK mungkin saja sesuatu yang belum pernah di ketahui
4. Penatalaksanaan
4.1 .Ucapkan salam “ Assalamualaikum “ ketika bertemu dengan pasien dan atau keluarga pasien
4.2.Ciptakan suasana yang nyaman dengan wajah yang tersenyum
4.3.Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda: “ saya ...........( nama ) .petugas ...........( unit
Kerja ) .......... bermaksud ..........”
4.4 .Sapa nama pasien : “ Bapak / Ibu ............ ( nama Pasien ) “ sambil mencocokan dengan gelang
identitas pasien
4.5.Sampaikan informasi berkaitan dengan yang akan dilakukan
4.6.Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami informasi yang
disampaikan dengan cara bertanya :” Apakah Bapak / Ibu sudah paham ?”
4.7.Sebelum memberikan atau melakukan tindakan ,petugas agar membaca “ Basmallah “ bersama –
sama pasien atau keluarga pasien
4.8.Cuci tangan ( selain petugas ,minta orang tua mencuci tangan sebelum memegang bayi )
4.9.Mengukur tanda – tanda vital
4.10. Buka pakaian bagian atas ibu atau ayah untuk memfasilitasi terjadinya kontak kulit dengan
kulit
4.11. Buka pakaian bayi kecuali popok
4.12. Pakaikan gendongan atau baju kanguru dengan posisi kantong kebagian dalam ,ikatkan tali
bagian bawahkebinggang ibu ,kain penggendong bagian atas bawah telinga bayi
4.13. Masukan bayi kekantong kanguru ,dengan posisi letakkan bayi diantara dua payudara ibu
dengan tegak ,dada bayi menempel dada ibu
4.14. Kepala di palingkan kesisi kanan / kiri ,posisi sedikit ekstensi sehingga jalan napas bayi tetap
terbuka dan memungkinkan terjadinya kontak mata antara ibu dan bayi ,pakaikan bayi topi
4.15. Panggul bayi harus dalam posisi fleksi dan bayi dalam posisi kodok ,tanganpun dalam posisi
fleksi .
4.16. Perut bayi jangan sapai tertekan dan sebaiknya berada disekitar epigastrik ibu
4.17. Ibu atau ayah memakai pakaian atasnya kembali
4.18. Pada saat ibu tidur ,istrahat posisi ibu terlentangdengan kepala lebih tinggi kurang lebih 15
derajat dari posisi horizontal
4.19. Lakukan observasi dan evaluasi kondisi pada ibu selama proses dilakukan kegiatan metode
kanguru
4.20. Kegiatan dapat dilakukan selama kondisi bayi stabil
4.21. Hal – hal yang harus di perhatikan selama kegiatan berlangsung adalah suhu,pernapasan ,nadi
4.22. Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya terkait maksud dan tujuan
pemeriksaan / tindakan ( “ Apakah masih ada yang ditanyakan ?”)
4.23. Ucapkan “ terima kasih Bapak / Ibu semuga semua dapat berjalan dengan baik ,amin”.
4.24. Ucapkan salam “ Assalamulaikum Wr.Wb”
4.25. Setelah kegiatan selesai ,baca Hamdallah “,mencuci tangan
4.26. Dokumentasi tindakan yang telah di lakukan ( tanggal, jam ,hari,berapa lam dilakukan PMK )
36
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR)
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
RSIA MUHAMMADIYAH
KOTA PROBOLINGGO
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
KRITERIA Berat lahir kurang dari 2500 gr
DIAGNOSTIK Berat lahir adalah berat badan yang di timbang satu jam setelah lahir lengkap
DIANGNOSIS
BBLR kurang bulan,adalah BBRR dengan massa gestasi < 37 minggu lengkap
BANDING
BBLR cukup bulan,yakni BBLR dengan massa gestasi37 minggu lengkap sampai 42
minggu lengkap
BBLR bulan ,yaitu BBLR dengan massa gentasi lebih dari 4 minggu lengkap
BBLR sesuai massa kehamilan ( BBLR SMK ) adalah BBLR yang berat lahirnya
terletak antara persentil; 10 dan pesentil 90 menurut massa gestasinya
BBLR Kecil untuk massa kehamilan ( BBLR KMK ) BBLR yang berat lahirnya
dibawah persentil 10 menurut massa gestasinya
BBLR besar untuk massa kehamilan( BBLR BMK ) adalah BBLR dengan berat lahir
diatas persentil 90 menurut massa gestasinya
PEMERIKSAAN Timbangan bayi
PENUNJANG Penentu massa gestasi dihitung dari haid 1 haid terakhir sampai saat mel;ahirkan
Nilai pertumbuhan anatomis dan neorologis
Kurva pertumbuhan janin
KONSULTASI Dokter Spesialis Anak
PERAWATAN Berat lahir kurang dari 2000 gram
RS Terdapat gangguan napas ,gangguan minum,perut kembung,tidak berak atau kencing
dalam 24 jam ,kejang ,kuning kebiruan,lemas saja,berat badan tidak maunaik,panas
atau kedinginan
TERAPI Rawat Jalan
Bayi tidak boleh kedinginan . Harus di bedong agar suhu tubuh tetap 36.5-37,5
Minuman : ASI eksklusif .Bila susah menhisap melaluyi pipet / pipa lambung
Pelatihan pada ibu mengenai tanda – tanda sakit untuk segera kolsultasi atau
membawa kerumah sakit
Pelatihan laktasi
Bila ada tanda sakit harus berkolsultasi dengan dolter spesialis Anan atau dirujuk
kerumah sakit
RAWAT INAP Terapi dan perawatan sesuai dengan penyakitnya
STANDAR RS Tipe C
INFORMED Infeksi Umum
CONSENT Gastroenteritis dehidrasi
Pendarahan intrakrainial
Sindrom gawat darurat
Bayi tidak tumbuh
Cacat bawaan
Kelainan metabolik
STANDAR Di butuhkan menurut jenis penyakit dan tindakan misalnya bila perlu pemasangan respirator
,trasfusi tukar,pungsi lumbal ,dll
TENAGA
LAMA Perawatan anak
PERAWATAN Dokter umum
Dokter spesialis anak untuk BBLR dengan penyulit
37
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
TINDAKAN LIFE SAVING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR)
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
PENGERTIAN Pertolongan yang mungkin di berikan pada bayi berat lahir rendah ( BBLR ) sebagai
tindakan life saving pada kondisi emergensi
TUJUAN Memberikan pelayanan yang tepat dan segera
Kebijakan Memberikan batasan tindakan yang harus di lakukan pada bayi berat lahir rendah sesuai
dengan prognosis bayi.
Petugas Dokter , Bidan ,perawat
PROSEDUR 1. Tindakan resusitasi pada bayi baru lahir
PELAKSANAAN Semua bayi berhak mendapatkan resusitasi sesuai dengan SOP resusitasi bayi
baru lahir kecuali pada keadaan di bawah ini
Berat lahir <500 gram
Bayi dengan anensefalus
2. Pemberian minuman dan resusitasi cairan bayi berat lahir rendah ( BBLR )
Bayi dengan berat 2300 – 2500 gram tampa adanya distres pernapasan atau
masalah pada saluran gastrointestinalis ,boleh segera rawat gabung di ruang
rawat gabung dan mendapatkan ASI eksklusif
Bayi dengan berat 200 - <2300 gram tampa adanya distress pernafasan atau
masalah pada saluran gastrointestinalis ,boleh segera rawat gabung di ruang
perawatan metode kanguru ( PMK) dan mendapatkan ASI eksklusif
Bayi dengan berat >1500 - >2000 gram tampa adanya distres pernapasan
ataupu masalah pada saluran gastrointestinalis boleh diberikan ASI atau
PASI secara oral ataupun enternal ( OGT) sesuai dengan kemampuan pasien
dengan pemantauan ketat.Jika toleransi minum bayi tersebut baik dan tidak
terdapat hipoglikemia dan hipotermia selama 24 jam maka bayi boleh dirawat
ruang perawatan metode kanguru
Bayi dengan berat ≤ 1500 gram, harus di puasakan ,dipasang OGT terbuka
dan diberikan cairan secara parenteral ( Dextrose 10% + Caglukonas 4
ml / 100 ml cairan pada hari pertama di mulai dengan volume 80ml/ kg BB /
hari pemantauan dilakukan selama minimal 24 jam. Jika selama pemantauan
tidak ditemukan distres pernafasan atau masalah pada saluran
gastrointestinalis ,boleh dicoba minum dimulai dari 10 ml / kg
BB/hari,sebisa mungkin dengan ASI.PASI boleh diberikan jika tidak tersedia
ASI maupun ASI donor.Minum dinaikkan bertahan disesuaikan dengan
kondisi bayi.
Bayi tidak perlu mendapatkan terapi cairan pada kondisi sebagai berikut
- Anensefalus
- Kondisi letal lainnya
3. Pemasangan CPAP pada bayi
Jika bayi mengalami kondisi distres pernafasan ,maka dapat dipertimbangkan
pemasangan CPAP sebagai terapi oksigen .Bayi harus dirawat di NICU /
SCN dan di pantau secara ketat tanda vitalnya ( dengan bantuan monitor
)dan analis gas darah. Jika dalam pemantauan ,distres pernafasan tidak membaik
,perlu dipertimbangkan pemasangan ventilator sebagai terapi oksigen yang
lebih lanjut
CPAP tidak perlu diberikan pada bayi dengan kondisi sebagai berikut :
- Bayi dengan berat lahir ≤1000 gram ,kecuali atas permintaan orang tua di
karenakan kondisi khusus ( misalnya inferlititas lama )
- Bayi dengan anomali kongenital multipel
- Bayi dengan hypoxic ischemic encephathy (asfiksia berat dengan
manifestasi klinis kejang )
4. Pemasangan ventilator pada bayi
Pemasangan ventilator dilakukan jika dengan menggunakan CPAP ,bayi
tidak menunjukkan perbaikan pernafasan dilihat secara klinis maupun
analisis gas darah
Ventilator tidak perlu diberikan pada bayi dengan kondisi sebagai berikut:
- Bayi dengan berat lahir ≤ 1000 gram kecuali atas permintaan orang
tua karen kondisi khusus ( misalnya inferlitas lama )
- Bayi dengan anomali kongenital multipel
Bayi dengan hypoxic ischemic encephalopathy ( asfiksia berat dengan
manifestasi klinis kejang ).
Terapi oksigen
38
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
TERAPI OKSIGEN
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Memberikan asupan oksigen ke dalam tubuh bayi dengan menggunakan sungkup dan
nasal oksigen
Tujuan Untuk memberikan asupan oksigen ke dalam jaringan tubuh dan otak bayi
Ada tidak ada kompilkasi penyakit lain akibat dari kekeurangan oksigen
Agar tidak ada keluhan kecemasan dari orang tua dan keluarga bayi
Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
Kebijakan Mengacu pada standar operasional asuhan keperawatan
prosedur 1. persiapan alat
- status pasien dan ATK
- sungkup dan nasal oksigen
-alat pemeriksa fisik seperti thermometer dan stetoscope
- perlengkapan bayi
2. persiapan pasien
- orang tua dan keluarga bayi diberitahukan tentang keadaan bayi
Orang tua dan keluarga bayi di beri penjelasan tentang langkah-langkah tindakan yang
akan dilakukan
3. pelaksanaan
1. Jika sesak nafas dengan atau tanpa sianosis,o2 diberikan dengan headbox kecepatan 4-6
liter /menit
2. konsentrasi o2
Sianosis (-) : 30-40 %
Sianosis(+): 100 %
1.hati-hati oksisitas o2 pada oksigen blender BBLR ( retinopati,APD)
Unit terkait Prinatologi
UGD
Memberi Bantuan oksigen
39
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
MEMBERI BANTUAN OKSIGEN
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Memberi Bantuan Oksigen Pada Pasien Yang Megalami Gangguan Dalam Pernapasan
Tujuan 1. Membantu menambah kekurangan O2
2. Membantu kelancaran metabolisme
3. Pengobatan
4. Mencegah hypoxia
Kebijakan 1. Semua pasien memerlukan oksigen yang diberikan O2
2. Memakai selang O2 disposible
prosedur Persiapan alat :
1. Tabung O2 dan flow meter
2. Humidifier yang sudah di isi air steril sampai batas level
3. Selang nasal kanul/masker /head box
Pelaksanaan :
1. Memberikan penjelasan kepada pasien
2. Membaca basmallah
3. Mengatur posisi pasien
4. Membuka flow meter dan mengukur dosis secara bertahap
5. Memeriksa O2, sudah terasa atau belum
6. Memasang selang kanul/masker pada pasien
7. Memperhatian reaksi pasien, pernafasan dan nadi
8. Mencatat pemakaian O2 di form pemakai O2 yang ada ditabung O2
9. Mencatat di form asuhan keperawatan
10. Setelah selesai pemakaian, perawatan mencatat dan menghitung pemakaian O2
Unit terkait Unit Bersalin
Unit Perinatologi
Pemberian Cairan & Elektrolit Pada
Bayi
40
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMBERIAN CAIRAN ELEKTROLIT PADA BAYI
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Sebagian besar neonatus akan mengalami penurunan berat badan secara fisiologis pada satu
sampai tiga hari pertama setelah lahir,biasanya mencakup penurunan berat anatara 5 sampai
10% dari berat badan .
IWL terjadi melalui rutepulmonalis ,kutan dan di perkirakan terjadi sebanyak 30 sampai 60
cc/kg BB / hr
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit pada bayi sakit
Kebijakan Standar pelayanan keperawatan
prosedur Kebutuhan cairan diperhitungkan dari :
1. Faktor lingkungan ,panas infant warmer ,incubator,suhu lingkungan
2. Glukoso dengan GIR ( Glukoso infusion Rate )
- Rumus GIR = 0,167 x rate x glukosa atau
BB
144
6 x BB
- GIR normal 6-8
- Normal bila kehilangan berat badan 10 % pada minggu pertama dan berat
badan kembali pada usia 2 minggu .Kenaikan berat badan yang di harap kan
± 30 gram / hari
3. Kebutuhan elektrolit :
- KCL : 1-2 cc / kg BB / hari ( tiap 500 cc + KCL)
- CG ( calsium glukonas ) : 3-5cc /kg BB / hari
- Untuk mencukupi cairan pada neonatus periksa perfusi : CRT <3 detik ,bila
CRT >3 detik loading NaCI 10 cc/kg BB/30 menit ( sesuai intruksi dokter
yang merawat )
4. Untuk pemberian protein aminbostril 6% dimulai dari ½ gram ,1 gram 1 1/2 gram
2 gram . Pemberian aminosteril6% disesuaikan dengan kebutuhan cairan IVFD
dan oral .
Prosedur
1. Persiapan Alat
Incubator
Meja tindakan
APD ( sarung tangan,masker )
Termometer ,timbagan bayi ,stestoskop
Infant warmer
Cairan infus ,infuse set ,iv cateter no 24 ,alkohol swab.tourniquet,infuse
pump
Synge sesuai kebutuhan
2. Penatalaksanaan
Cuci tangan ,pasang APD
Letekan bayi dinfant warmer
Lakukan observasi keadaan umum bayi ( nadi,respirasi,suhu,capillary
refll,sianosis ,bunyi paru dan jantung )
Pasang infuse sesuai intruksi dokter
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan dan elektrolit
Bila keadaan stabil ,pindahkan bayi kedalam incubator
Pertahan kan suhu bayi 36,5 oC-37,5oC
Lakukan pemantauan dan observasi keadaan umum
Rapikan alat –alat
Unit terkait Ruang Bersalin
Kamar perawat obstetri
Pemasangan Sonde / Oral Gastric
Tube ( OGT)
41
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMASANGAN SONDE / ORAL GASTRIC TUBE (ogt)
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Serangkaian kegiatan memasang selang kedalam lambung melalui mulut .
Tujuan Memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien dengan gangguan menelan
Lavase : mengeluarkan isi lambung
Mengambil cairan untuk analisa laoratorium
Kebijakan Standar Pelayanan Keperawatan
Pemasangan OGT
Ukuran sonde 5 fr BB < 2000 gr
Ukuran sonde 8 Fr BB > 2000 gr
Mengukur jarak dari nasal brige ujung bawah daun telinga titik pertengahan antara
processus xympoideus dan umbilicus
Prosedur
1. Persiapan Alat.
1.1.Feeding tebu sesui ukuran
1.2.Syringe 3cc atau 5cc
1.3.Stetoskop
1.4.Pengalas
1.5.Plastik / botol menampung cairan lambung jika puasa
1.6.Kassa
1.7.Plester dan gunting
1.8.Wadah berisi air hangat ( untuk oral hygiene )
1.9.Nierbeken
1.10. Sarung tangan
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMASANGAN SONDE / ORAL GASTRIC TUBE (ogt)
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
2. Penata laksanaan .
2.1.Ucapkan salam “ Assalamualaikum “ ketika bertemu dengan pasien dan atau keluarga pasien
2.2.Ciptakan suasana yang nyaman dengan wajah yang tersenyum
2.3.Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda: “ saya ...........( nama ) .petugas ...........( unit
Kerja ) .......... bermaksud ..........”
2.4..Sapa nama pasien : “ Bapak / Ibu ............ ( nama Pasien ) “ sambil mencocokan dengan gelang
identitas pasien
2.5.Sampaikan informasi berkaitan dengan yang akan dilakukan
2.6.Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami informasi yang
disampaikan dengan cara bertanya :” Apakah Bapak / Ibu sudah paham ?”
2.7.Buatlah surat persetujuan
2.8.Sebelum memberikan atau melakukan tindakan ,petugas agar membaca “ Basmallah “ bersama –
sama pasien atau keluarga pasien
2.9.Cuci tangan
2.10. Bayi dalam keadaan tenang
2.11. Posisi tidur dengan kepala semi ekstensi dan setelah OGT masuk, kepala di fleksikan
2.12. Lakukan oral hygiene
2.13. Letakkan pengalas diatas dada pasien, pasang sarung tangan
2.14. Ukur kedalaman feeding tube ( mulai dari hidung ke telinga lalu di tarik ke prosesus
xympoideus) beri tanda batas kedalaman
2.15. Masukkan feeding tube perlahan-lahan sampai batas yang ditentukan
2.16. Cek posisi kedalaman dengan melakukan auskultasi dengan memasukkan udara 1-2 cc atau
lakukan aspirasi lambung dan pertimbangkan untuk melakukan rontgen
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
PEMASANGAN SONDE / ORAL GASTRIC TUBE (ogt)
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
42
RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO
RETINOPATHY OF PREMATURITY ( ROP)
No. Dokumen : No . Revisi Halaman :
Di Tetapkan :
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
OPRASIONAL ( SPO)
Dr .Sarojo HS,Sp.A
Pengertian Retinopathy of prematurity ( ROP ) adalah kelainan pada vaskularisasi retina yang terjadi
akibat gangguan pada pembuluh darah retina yang baru terbentuk dan biasanya terjadi pada
bayi prematur .
Tujuan Melakukan deteksi dini ROP dan tata laksan segera .
Kebijakan Menetapkan indikasi untuk srining ROP pada bayi
Petugas Perawat ,dokter umum skrining ROP pada bayi .
Prosedur 1. Indikasi skrining ROP
Berat lahir ≤ 1500 gram dan atau usia gestasi ≤30 minggu
Bayi yang lebih besar dengan faktor risiko :
- Pemberian FiO2 tinggi > 1 minggu ( ventilator ,CPAP)
- Transfusi PRC berulang (≤ 2 kali )
Bayi dengan usia gestasi ( Ballard ) ≤ 37 minggu tidak perlu dilakukan
skrining ROP
2. Saat melakukan pemeriksaan
UG > 30 minggu saat berusia 2-4 minggu
UG ≤ 30 minggu saat berusia 4 minggu
Minimal 1 kali pemeriksaan sebelum pulang
3. Waktu pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan setiap hari kamis atau hari lain di sesuaikan dengan jadwal
dokter spesialis mata yang bertugas melakukan pemeriksaan ROP
Catatan :