Anda di halaman 1dari 1

Ringkasan EP4073 – Kapita Selekta Tenaga Listrik Pertemuan Ketiga

“Smart Grid, Micro Grid, dan Karir & Pendidikan Setelah Sarjana”
Pembicara : Dr. Kevin Marojahan B. N., S.T., M.T.
Oleh : Muhammad Mushthofa Musyasy (18016016)

Pertemuan ketiga dari kelas EP4073 – Kapita Selekta Tenaga Listrik diisi oleh Bapak Kevin, dosen
Program Studi Teknik Tenaga Listrik Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia merupakan alumni Aroes
Koeat ITB angkatan tahun 2009, lalu melanjutkan studi S2 di ITB, dan lalu melanjutkan pendidikan di
Grenoble, Perancis. Ia mengisi kuliah kali ini dengan berbicara seputar smart grid, micro grid, dan karir
dan pendidikan setelah lulus.

Kuliah dibuka dengan melempar pertanyaan seputar smart grid. Lalu, ia menjelaskan bahwa tidak ada
definisi pasti tentang apa itu smart grid. Intinya, smart grid adalah jaringan listrik yang lebih pintar
dari jaringan listrik yang ada sekarang. Jaringan listrik yang sekarang hanya meliputi pembangkitan di
sisi pembangkit, lalu ditransimisikan melalui jaringan transmisi, setelah itu baru didistribusikan ke sisi
pelanggan, hanya satu arah saja dari dari produsen ke konsumen. Sementara pada smart grid, setiap
orang konsumen memproduksi listrik sendiri yang berkemungkinan untuk menjual listriknya. Pada
smart grid ini memerlukan alat ukur yang bernama smart meter agar bisa mengetahui aliran daya yang
masuk dan keluar (dua arah). Smart grid ini menggunakan information and communication technology
(ICT) dalam pelaksanaannya. Di Indonesia sendiri sudah diterapkan, tapi hanya pada beberapa
jaringan transmisi saja. Dengan smart meter dan ICT akan membuat produsen listrik tahu listrik mana
yang sedang mengalami gangguan atau masalah-masalah lainnya.

Lalu, Pak Kevin menjelaskan tentang micro grid. Micro grid adalah sebuah jaringan listrik yang tidak
terlalu besar dan mempunyai pembangkit listrik yang mampu untuk memenuhi bebannya secara
mandiri. Micro grid paling sederhana adalah sebuah rumah yang menggunakan PLTS untuk memenuhi
kebutuhan listriknya sendiri. Ia mengatakan bahwa micro grid ini merupakan cikal bakal dari smart
grid karena uji coba untuk jaringan yang besar pasti dari jaringan yang kecil terlebih dahulu.

Di perguruan tinggi di Eropa, semisal Jerman, mayoritas memiliki peringkat yang cenderung lebih
rendah daripada dari perguruan tinggi di Amerika. Hal ini disebabkan oleh standard di setiap negara
itu berbeda, seperti beberapa negara mempunyai satu laboratorium untuk beberapa lembaga
penelitian dan universitas. Hal ini menyebabkan pemberi peringkat bingung tentang kepemilikan
laboratorium tadi. Padahal produk-produk dari negara Eropa, seperti Jerman, memiliki produk-produk
yang tidak kalah bagusnya dengan merk Amerika.

Untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, salah satu contoh beasiswa yang ada adalah LPDP.
Namun, beasiswa ini akan sangat sulit karena aka nada banyak saingan dan banyak penerima beasiswa
yang tidak “pulang” setelah menerima beasiswa. Oleh karena itu, sebagian besar penerima beasiswa
adalah untuk PNS dan militer. Maka, untuk mencari beasiswa, kita harus menentukan mau jadi apa
kita nanti, contohnya jika mau jadi dosen atau peneliti di Indonesia, beasiswa LPDP berkesempatan
yang lebih besar untuk diterima.

Anda mungkin juga menyukai