Anda di halaman 1dari 10

JTK: Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82

Website: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-kimiya/index
ISSN 2527-9637 (online) ISSN 2527-6816 (print)

ANALISIS PROFIL MANAJEMEN LABORATORIUM DALAM


PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA WILAYAH SUMEDANG

Sari1*, Dinar Dayana1 dan Ida Farida1


1Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A. H. Nasution No.
105, Bandung, 40614, Indonesia
*E-mail: sari@uinsgd.ac.id

___________________________________________________

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil manajemen dan penggunaan laboratorium pada
pembelajaran kimia, meliputi kelengkapan dan penataan alat bahan praktikum, manajemen administrasi dan
efektivitas penggunaan laboratorium kimia. Mengingat laboratorium sebagai penunjang pembelajaran kimia
juga berperan penting dalam membangkitkan motivasi belajar dan pengembangan keterampilan dalam
praktikum. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek
penelitian terdiri dari 2 SMA Negeri dan 1 SMA Swasta di wilayah Sumedang. Pengumpulan data
menggunakan metode observasi, angket, dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik persentase
dengan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ketersediaan alat praktikum kimia di SMA
wilayah Sumedang tergolong kategori lengkap (69,67%) dengan kondisi sangat baik (96,6%), namun
ketersediaan bahan praktikum kimia tergolong kategori kurang lengkap (45,3%) meskipun dalam kondisi
sangat baik (95%). Penataan alat praktikum kimia tergolong kategori sangat baik (81%), sedangkan penataan
bahan praktikum tergolong kategori baik (71%). Administrasi alat bahan praktikum tergolong kategori kurang
lengkap (48,6%), namun penggunaanya sangat efektif (100%). Administrasi ketenagakerjaan tergolong
kategori sangat lengkap (76%). Efektivitas penggunaan laboratorium di SMA wilayah Sumedang tergolong
kategori kurang efektif (42,4%). Faktor penyebabnya terkait dengan kelengkapan, penataan serta administrasi
alat bahan laboratorium dan penjadwalan, selain itu dari sudut pandang guru kimia terkait penting atau
tidaknya praktikum dilaksanakan pada beberapa materi.

Kata kunci: laboratorium kimia, manajemen laboratorium, pembelajaran kimia

ABSTRACT

These reasearch was supposted to describe laboratory use at 3 high school in Sumedang. Laboratory have
a role to rise development skill when do the laboratory work. This research are used descriptive method with
qualitative approach. The subject is 3 high school in Sumedang. The data was collected by using observation,
questionnaire and interviews. Data analysis was used percentage technique with analysis descriptive
qualitative. Based on the research, availability of tools relatively complete (69,67%) in very good condition
(96,6%), however availability of materials is relatively less of complete (43,3%) though in good condition
(95%). Structuring of tools is relatively very good (81%), while the structuring of material is relatively good
(71%). Administration relatively less of complete (48,6%). Employement tools is relatively very complete (76%).
The effectiveness of laboratory use at high school in Sumedang is relatively less of effective (42,4%). Another
factor is from the angle view from the chemistry teacher important or not some lab work was implemented to
several material.

Keywords: chemistry laboratory, laboratory management, chemistry education

DOI: https://doi.org/10.15575/jtk.v3i1.2593
Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

1. PENDAHULUAN memberikan pengaruh terhadap keberhasilan


siswa dalam belajar kimia (Darmawan, 2014;
Kimia merupakan segala sesuatu tentang zat Adisendjaja, 2008). Selain itu, praktikum
yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, memiliki potensi untuk meningkatkan interaksi
perubahan, dinamika, dan energetika zat yang sosial yang positif sesuai tujuan pembelajaran
melibatkan keterampilan dan penalaran (Khamidinal, 2009).
(Chang, 2008). Ada dua hal yang berkaitan
dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu Keberhasilan siswa dalam pembelajaran
kimia sebagai produk (pengetahuan kimia kimia juga kemampuan kognitif terukur dari
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, nilai Ujian Nasional (UN) siswa SMA, di
dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja Kabupaten Sumedang pada tahun 2015 rata-
ilmiah (Sari et al., 2017). rata nilai UN untuk mata pelajaran kimia yaitu
52,15 tergolong dalam kategori rendah. Faktor
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu yang menyebabkan nilai UN yang rendah di
mata pelajaran yang memerlukan kegiatan Kabupaten Sumedang dimungkinkan
belajar melalui praktikum di laboratorium pelaksanaan praktikum kimia di sekolah
untuk memenuhi kompetensi peserta didik. belum maksimal. Namun kebenaran akan hal
Sehingga tidaklah cukup materi kimia ini harus diteliti lebih lanjut.
disampaikan secara teori saja, perlu juga
dilaksanakan praktikum di laboratorium yang Penelitian terkait pengelolaan laboratorium
memiliki sarana/alat dan bahan-bahan telah dilakukan sebelumnya, oleh Sari dan
praktikum yang mendukung (Wiratma, 2015). Yunita (2015) yang meneliti tentang
Hal senada juga disebutkan bahwa tujuan dari keberadaan laboratorium, pengetahuan alat
kegiatan praktikum adalah meningkatkan dan bahan serta keselamatan kerja di
pengetahuan antara teori dengan pemecahan laboratorium SMA/MA wilayah Jawa Barat,
masalah dan proses sains (Ural, 2016). namun di Sumedang tidak menjadi bagian
penelitiannya dengan hasil yang baik (75%)
untuk pengetahuan alat bahan serta
Laboratorium membuat pembelajaran lebih
keselamatan kerja di laboratorium. Akan tetapi
bermakna, karena siswa bertindak langsung
terkait profil manajemen kelengkapan alat dan
dalam melakukan pengamatan atas
bahan, penataan alat dan bahan, administrasi
percobaannya (Hofstein & Lunetta, 2004).
dan efektivitas penggunaan laboratorium
Selain itu, keberadaan laboratorium sains di
kimia di SMA tidak dilakukan. Oleh karena itu,
sekolah menengah merupakan keharusan
pada penelitian kali ini difokuskan pada
pada pendidikan sains modern, salah satunya
keempat aspek tersebut.
laboratorium kimia sebagai bagian dari sains.
Rumusan masalah penelitian ini terkait profil
Di dalam laboratorium tentunya memerlukan
manajemen kelengkapan alat dan bahan,
seperangkat alat penunjang kegiatan belajar
penataan alat dan bahan, administrasi dan
mengajar, alat penunjang ini terkait dengan
efektivitas penggunaan laboratorium kimia.
alat-alat dan bahan-bahan praktikum (Halida,
Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
2016). Selain itu, perlu adanya manajemen
mendeskripsikan profil manajemen dan
laboratorium agar pelaksanaan praktikum di
penggunaan laboratorium kimia di SMA
laboratorium dapat berjalan dengan baik
wilayah Sumedang pada keempat aspek
untuk menjadi pembelajaran sains efektif bagi
tersebut.
siswa (Hamidah dkk., 2013).
Dalam upaya peningkatan kualitas kegiatan
Laboratorium memiliki peran penting dalam
belajar mengajar, sangat diperlukan
membangkitkan motivasi belajar dan
pengembangan keterampilan dasar
melakukan praktikum (Adisendjaja, 2008).
Kegiatan praktikum yang dilakukan di
laboratorium merupakan metode yang

74 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

laboratorium sebagai tempat berlatih dan zat untuk siswa terdiri dari dua macam yaitu
untuk mengadakan percobaan serta zat yang dapat diambil langsung dan zat yang
pengamatan (Khamidinal, 2009), sangat harus diminta kepada petugas laboratorium.
diperlukan dalam rangka peningkatan kualitas
kegiatan belajar-mengajar. Laboratorium c. Peningkatan daya guna laboratorium.
adalah suatu ruangan tempat melakukan Setiap akhir tahun ajaran seluruh pengelola
kegiatan praktik atau penelitian yang ditunjang laboratorium hendaknya melakukan
oleh adanya seperangkat alat-alat perencanaan kegiatan laboratorium untuk
laboratorium serta infrastruktur laboratorium tahun ajaran berikutnya, sehingga kualitas
yang lengkap (Darsana dkk., 2014). Dalam kegiatan meningkat sesuai dengan bahan dan
pengertian yang terbatas laboratorium peralatan yang direncanakan dan disediakan.
merupakan suatu ruangan tertutup dimana
percobaan dan penyelidikan ditunjang oleh Laboratorium tidak akan bermanfaat apabila
adanya perangkat alat-alat dan bahan-bahan tidak didukung dengan sarana/alat yang ada
yang digunakan untuk kegiatan praktikum di laboratorium untuk melaksanakan
(Sagala, 2011). praktikum (Barnawi & Arifin, 2012).
Kelengkapan sarana/alat dan bahan di dalam
Laboratorium memerlukan pengorganisasian laboratorium diperlukan untuk menunjang
dan pengelolaan yang baik agar kegiatan- kegiatan praktikum di laboratorium. Dalam
kegiatan yang berlangsung di dalamnya dapat Permendiknas RI No 24 Tahun 2007 tentang
berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin Sarana dan Prasarana dipaparkan bahwa
dicapai (Saleh & Emha, 2006). Menurut Satu SMA/MA memiliki sarana dan prasarana
Kertiasa (2006) mengelola suatu laboratorium yang dapat melayani minimum 3 rombongan
meliputi 4 kegiatan pokok yaitu: 1) belajar dan maksimum 27 rombongan belajar.
mengadakan langkah-langkah yang perlu Satu rombongan belajar terdiri dari 15-32
untuk terus mengupayakan agar kegiatan siswa. Kelengkapan alat praktikum
siswa di dalam laboratorium bermakna bagi berdasarkan silabus kimia Kurikukum 2013
siswa dan proses pembelajaran menjadi lebih revisi sejumlah 42 alat praktikum yang
efektif dan efisien, 2) menjadwal penggunaan memadai dalam menunjang kegiatan
laboratorium oleh pengelola agar laboratorium praktikum. Bahan yang diperlukan untuk
dapat digunakan secara merata dan efisien menunjang praktikum ada 74 jenis bahan
oleh semua siswa yang memerlukan, 3) yang terdiri dari asam, basa, garam, logam,
mengupayakan agar peralatan laboratorium dan lain-lain.
terpelihara dengan baik, sehingga dapat
digunakan dalam waktu yang lama dan selalu Berbagai macam peralatan terdapat di dalam
siap digunakan, 4) mengupayakan agar laboratorium (Koesmadji, 2004). Alat yang
penggunaan laboratorium berlangsung sering digunakan, alat yang boleh diambil
dengan aman. sendiri oleh peserta didik dan alat-alat yang
mahal harganya atau alat yang langka
Menurut Koesmadji (2004) pengelolaan sebaiknya disimpan secara terpisah. Alat-alat
laboratorium secara garis besar dibedakan yang digunakan untuk beberapa jenis
sebagai berikut: percobaan sebaiknya disimpan di tempat
penyimpanan khusus (Suprayitno, 2010).
a. Memelihara kelancaran penggunaan Penyimpanan alat berbahan dasar plastik,
laboratorium. Selain diadakan penjadwalan kaca logam dan karet seperti gelas ukur,
dalam penggunaan laboratorium, diperlukan tabung reaksi dan sebagainya masing-masing
adanya tata tertib untuk menghindari dikelompokkan menjadi satu dan disimpan
terjadinya kecelakaan. Perlengkapan P3K dan menurut kelompoknya masing-masing dan
pemadam kebakaran harus senantiasa ada
dalam laboratorium dan setiap pemakai harus
mengetahui cara penggunaannya.
b. Menyediakan alat-alat dan zat-zat yang
diperlukan dalam laboratorium. Penyediaan

75 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

akan lebih baik jika disimpan terpisah melengkapi data juga digunakan pedoman
berdasarkan jenisnya sehingga peserta didik wawancara.
lebih mudah menemukan (Yunita, 2013). Alat-
alat berbahan dasar kaca sebaiknya juga Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
terpisah dengan alat-alat listrik maupun alat- yaitu dengan cara observasi langsung ke
alat plastik. Alat yang berat diletakkan di laboratorium kimia di ketiga sekolah yang
tempat yang mudah dijangkau, alat yang menjadi subjek penelitian menggunakan
mahal atau yang berbahaya disimpan di lembar observasi kelengkapan alat dan bahan
tempat yang terkunci (Koesmadji, 2004). Pada kimia yang telah dibuat serta pemberian
dasarnya penyimpanan alat tidak boleh angket pada guru dan siswa. Analisis data
ditempatkan di tempat yang dapat menggunakan teknik persentase analisis
menyebabkan alat itu rusak atau di tempat deskriptif kualitatif.
yang pada proses pengambilan/
pengembaliannya dapat membahayakan Prosedur dalam penelitian ini dimulai dengan
pemakainya (Kertiasa, 2006). analisis silabus kurikulum 2013 terkait
praktikum yang harus dilaksanakan. Dari data
Perawatan alat kimia sangat terkait dengan praktikum tersebut diidentifikasi alat dan
teknik penyimpanan dan penatannya, oleh bahan yang harus tersedia di laboratorium
karena itu untuk melakukan perawatan dan sekolah yang selanjutnya dibuat instrumen
pemeliharaan alat kimia diperlukan penelitian terkait manajemen kelengkapan
pengetahuan penggolongan atau klasifikasi alat dan bahan praktikum serta angket
alat kimia (Suprayitno, 2010). Penyimpanan efekivitas penggunaan laboratorium.
yang baik adalah bagian dari kegiatan Instrumen lain terkait manajemen penataan
perawatan. Di laboratorium terdiri dari alat dan bahan praktikum serta manajemen
berbagai jenis alat kimia yang biasa administrasi pun dilakukan setelahnya.
digunakan untuk praktikum dan memiliki sifat
bahan dasar yang berbeda, dengan demikian Instrumen yang telah dibuat digunakan dalam
kegiatan penyimpanan dan penataan harus pengumpulan data di ketiga sekolah yang
mendapat pertimbangan khusus (Depdiknas, menjadi subjek penelitian, dilengkapi
2004). wawancara dengan pihak sekolah unuk
melengkapi data. Data yang dihasilkan dari
2. METODE PENELITIAN penelitian yang berupa data kualitatif disajikan
dalam bentuk deskripsi sesuai keadaan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sebenarnya terkait pengelolaan labratorium di
dengan menggunakan pendekatan kualitatif sekolah tersebut.
(Wiersma & Jurs, 2005), karena pada
penelitian ini peneliti berusaha mendapatkan Penelitian ini menggunakan lembar observasi
informasi tentang pengelolaan laboratorium yang dijadikan sebagai instrumen untuk
dan penggunaannya dalam pembelajaran pengamatan dan pencatatan sistematis dari
kimia di SMA wilayah Sumedang. Selain itu, fenomena-fenomena yang diselidiki terkait
penelitian ini menekankan pada pengumpulan manajemen laboratorium. Lembar observasi
data untuk mendeskripsikan keadaan yang manajemen kelengkapan alat dan bahan
terjadi sesungguhnya dari data yang bersifat dibuat tabel sejumlah alat-alat praktikum yang
kualitatif. digunakan pada praktikum sesuai judul-judul
praktikum berdasarkan analisis silabus kimia
Subjek penelitian ini yaitu tiga SMA wilayah kurikulum 2013 revisi. Jumlah minimum alat
Sumedang yang memiliki laboratorium kimia yang dicantumkan dalam lembar observasi
tersendiri, pemilihannya menggunakan teknik tersebut sesuai dengan
purposive sampling. Dalam pengambilan data
digunakan instrumen penelitian berupa
lembar observasi serta angket, selain itu untuk

76 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang termasuk kategori lengkap (69,67%) dengan
Sarana dan Prasarana Laboratorium. kondisi sangat baik (96,6%). Ketersediaan
alat praktikum ini dibandingkan dengan acuan
Lembar observasi manajemen penataan alat dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007.
dan bahan praktikum ini memuat 42 alat Secara umum, di SMA Wilayah Sumedang
praktikum disertai dengan standar penataan tidak tersedia beberapa alat seperti set
alat praktikum tersebut yang dikutip dari destilasi, dan alat elektronik seperti
berbagai sumber. Setiap alat praktikum multimeter. Tidak tersedianya beberapa alat
dilengkapi dengan empat hingga lima standar menjadi penghambat dalam beberapa materi
penataan. Pada kolom kesesuaian diisi sesuai praktikum.
data pengamatan apakah penataannya
sesuai standar atau tidak. Lembar observasi Data kelengkapan bahan praktikum kimia di
manajemen penataan bahan ini memuat SMA Wilayah Sumedang dapat dilihat pada
bahan-bahan yang digunakan pada Gambar 2.
praktikum, yang dikelompokkan berdasarkan
wujud zat tersebut baik padatan maupun 93 92 100

Persentase (%)
cairan. Setiap bahan praktikum tersebut 100
disertai dengan kriteria penataan bahan yang 49 52
dikutip dari berbagai sumber. 50 35

Instrumen manajemen adminstrasi 0


laboratorium ini terdiri dari lembar observasi Ketersediaan Bahan Kelayakan Bahan
administrasi alat dan bahan yang berisi 14 SMA A SMA B SMA C
jenis perangkat administrasi serta lembar
observasi administrasi ketenagakerjaan. Gambar 2. Persentase Kelengkapan Bahan
Kimia
Selain lembar observasi instrumen angket
digunakan untuk mengukur efektivitas Secara umum ketersediaan bahan praktikum
penggunaan laboratorium kimia. Angket ini kimia tergolong kategori kurang lengkap
ditujukan kepada guru dan siswa kelas X, XI (45,3%) meskipun dalam kondisi sangat baik
dan XII sesuai dengan praktikum yang harus (95%). Secara umum beberapa bahan baik
dilaksanakan yang sebelumnya dibuat kisi-kisi padatan maupun cairan tidak tersedia. Dalam
sesuai dengan silabus kurikulum nasional. artian bahan-bahan yang digunakan untuk
pelaksanaan praktikum sesuai kurikulum
3. HASIL DAN PEMBAHASAN nasional. Pada beberapa sekolah juga
terdapat bahan praktikum yang banyak
Berdasarkan hasil data yang diperoleh namun tidak diperlukan dalam praktikum.
tentang kelengkapan alat bahan praktikum di
SMA dapat dilihat pada Gambar 1. Data hasil penataan alat praktikum kimia di
laboratorium SMA wilayah Sumedang dapat
97 98
dilihat pada Gambar 3.
95
100
Persentase (%)

67 70 72 Berdasarkan grafik pada Gambar 3, secara


umum penataan alat praktikum kimia
50
tergolong kategori sangat baik (81%). Secara
umum dari ketiga sekolah tersebut
0 ketidaksesuaian terjadi pada penataan alat di
Ketersediaan Alat Kelayakan Alat berbagai golongan. Padahal penyimpanan
SMA A SMA B SMA C alat harus dikelompokkan berdasarkan
Gambar 1. Persentase Kelengkapan Alat Kimia golongannya

Secara umum ketersediaan alat praktikum


kimia di tiga SMA wilayah Sumedang

77 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

masing-masing agar memudahkan dalam Berdasarkan grafik tersebut secara umum


pencarian alat-alat praktikum (Adisendjaja, penataan bahan praktikum tergolong kategori
2008). baik (71%). Secara umum dari ketiga sekolah
tersebut ketidaksesuaian terjadi pada bahan
100 cairan. Penyimpanan bahan-bahan kimia juga
83 84
76 pada beberapa SMA tidak pada ruangan
Persentase (%)

80
berventilasi. Padahal seharusnya
60
penyimpanan bahan-bahan kimia haruslah
40 dalam ruangan berventilasi baik untuk
20 mencegah terjadinya kecelakaan di
0 laboratorium kimia (Darmawan, 2014).
SMA A SMA B SMA C
Gambar 3. Persentase Penataan Alat Kimia Dalam hal manajemen penataan bahan kimia
di SMA A tergolong dalam kategori sangat
Berdasarkan Gambar 1. ketersediaan alat baik, contohnya untuk bahan padatan dan
kimia secara umum di SMA A 67% cairan penyimpanannya dipisahkan.
dikategorikan dalam kategori lengkap. Walaupun dalam satu lemari tapi
Menurut Hamidah dkk. (2013) persentase 50- penyimpannya berjauhan. Namun sayangnya
74,9 dikategorikan lengkap. Selain itu sesuai di SMA A ruangan bahan tidak berventilasi,
dengan analisis silabus kurikulum nasional sedangkan menurut Kertiasa (2006)
ada 42 jenis alat praktikum kimia yang penyimpanan bahan-bahan kimia haruslah
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan dalam ruangan berventilasi baik untuk
praktikum di SMA, sedangkan di SMA A hanya mencegah terjadinya kecelakaan di
tersedia 25 jenis alat. laboratorium kimia.

Alat-alat praktikum kimia yang tersedia di SMA Selain itu, untuk bahan golongan cairan
A sebanyak 25 jenis ini terdiri dari alat terkait dengan pelabelan bahan dan
golongan kaca, karet, plastik, keramik, penyimpanan bahan cair seperti asam kuat,
elektronik, besi, kertas, dan kayu. Hal ini tidak adanya lemari asam maka penyimpanan
selaras dengan apa yang dipaparkan tidak dilakukan di lemari asam hanya pada
Suprayitno (2010), di laboratorium kimia alat- lemari rak biasa padahal menurut Suprayitno
alat praktikum dikelompokkan ke dalam 8 (2010:54) beberapa zat yang dapat
golongan, yaitu alat-alat yang terbuat dari mencemari udara di dalam laboratorium
kaca, karet, keramik, plastik, elektronik, besi, seperti asam klorida pekat harus disimpan
kayu dan kertas. dalam lemari asam.

Data hasil penataan bahan praktikum kimia di Data hasil administrasi alat bahan praktikum
laboratorium SMA wilayah Sumedang dapat di laboratorium kimia dapat dilihat pada grafik
dilihat pada grafik dibawah ini: dibawah ini:

100 100 100


100 100
79 78
Persentase (%)

75 80
Persentase (%)

80
59 60
60 38
40 30
40 20
20 0
Keberadaan Penggunaan
0
SMA A SMA B SMA C SMA A SMA B SMA C
Gambar 4. Persentase Penataan Bahan Kimia Gambar 5. Persentase Administrasi Alat Bahan
Kimia

78 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

Secara umum manajemen administrasi alat Data hasil efektivitas penggunaan


bahan praktikum tergolong kategori kurang laboratorium kimia di SMA wilayah Sumedang
lengkap (48,6%), karena tidak terdapatnya 18 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
jenis pengadministrasian. Namun dalam
penggunaannya efektif walaupun hanya 100

Persentase (%)
beberapa pengadministrasian yang tersedia. 75
80
50 56
60 46
Analisis manajemen administrasi dalam 35 35 35
40 25 25
penelitian ini terkait manajemen administrasi 20
alat dan bahan dan administrasi 0
ketenagakerjaaan. Manajemen administrasi Kelas X Kelas XI Kelas XII
alat dan bahan di SMA A tergolong kategori
SMA A SMA B SMA C
kurang lengkap, karena hanya tersedia tujuh
buku administrasi dari 18 jenis Gambar 7. Persentase Efektivitas Penggunaan
pengadministrasian alat dan bahan sesuai Laboratorium Kimia
dengan yang dipaparkan oleh Yunita
(2013:43-47) bahwa ada 18 buku catatan Secara umum efektivitas penggunaan
untuk pengadministrasian alat dan bahan laboratorium di SMA Wilayah Sumedang
praktikum kimia. Penggunaan buku tergolong kategori kurang efektif (42,4%).
adminstrasi alat dan bahan praktikum kimia ini Pada beberapa materi praktikum tidak
sangat efektif karena digunakan dalam dilaksanakan. Praktikum yang relatif jarang
kegiatan di laboratorium kimia. disebabkan oleh beberapa hal, dalam
ketersediaan alat dan bahan juga dalam hal
Data hasil administrasi ketenagakerjaan di penataan. Karena ketersediaan alat
laboratorium kimia dapat dilihat pada grafik berpengaruh terhadap efektivitas penggunaan
dibawah ini: laboratorium (Darsana dkk., 2014).

100 Selain itu bukan hanya dalam hal tersebut


86
saja, namun juga dari sudut pandang guru
71 71
Persentase (%)

80 kimianya sendiri, apakah praktikum bisa


60 diganti dengan kegiatan pembelajaran lain
40 seperti demonstrasi atau menggunakan
media. Selain itu waktu yang diperlukan dalam
20 persiapan alat dan bahan untuk praktikum
0 tersebut. Adisendjaja (2008) mengatakan
SMA A SMA B SMA C bahwa pada umumnya kendala dalam
Gambar 6. Persentase Administrasi pelaksanaan praktikum adalah waktu yang
Ketenagakerjaan sangat menyita sehingga berketetapan untuk
menggunakan waktu yang tersedia seefektif
Secara umum administrasi ketenagakerjaan mungkin agar mampu menyelesaikan materi
tergolong kategori sangat lengkap (76%). pelajaran sesuai tuntutan kurikulum.
Persamaannya tidak terdapat teknisi Berdasarkan wawancara dengan guru kimia di
laboratorium di SMA Wilayah Sumedang. SMA A, guru merasa kerepotan dalam hal
Perbedaannya tidak terdapatnya laboran mempersiapkan alat dan bahan untuk
pada beberapa SMA. Laboran berperan praktikum karena tidak adanya laboran
dalam mengerjakan administrasi tentang alat sedangkan kelas yang diampunya tidak hanya
dan bahan. Ditambah dengan kurang satu atau dua kelas dalam sehari
lengkapnya administrasi alat bahan membuat pembelajaran (Adisendjaja, 2008).
jumlah alat bahan yang tersedia di
laboratorium tidak terpantau dengan baik
(Khamidinal, 2009).

79 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

Hal serupa terkait efektivitas penggunaan 4. KESIMPULAN


laboratorium di SMA B yang tergolong
kategori kurang efektif untuk kelas X, XI dan Efektivitas penggunaan laboratorium kimia di
XII disebabkan karena kurangnya waktu guru SMA Wilayah Sumedang tergolong kategori
kimia untuk melakukan praktikum serta kurang efektif (42,4%). Ditinjau dari
banyaknya waktu yang diperlukan untuk ketersediaan alat praktikum, laboratorium
menyediakan alat dan bahan untuk praktikum. kimia di SMA wilayah Sumedang tergolong
Selain itu di SMA B hanya ada tiga guru kimia kategori lengkap (69,67%), ketersediaan
sedangkan satu guru kimia ditugaskan pula bahan tergolong kategori kurang lengkap
sebagai wakil kepala sekolah bagian (45,3%). Dalam hal penataan alat kimia di
kurikulum sehingga kewajiban mengajar untuk SMA wilayah Sumedang tergolong kategori
guru tersebut hanya 12 jam pelajaran dalam sangat baik (81%), sedangkan penataan
seminggu atau hanya berkewajiban mengajar bahan tergolong kategori baik (71%).
untuk tiga kelas saja. Menurut penelitian Pengadministrasian alat bahan tergolong
Rezeqi bahwa keterbatasan waktu guru dalam kategori kurang lengkap (48,6%), terkait
mengajar di kelas juga berpengaruh terhadap administrasi ketenagakerjaan tergolong
kegiatan praktikum yang dianggap menyita kategori sangat lengkap (76%). Beberapa
waktu dalam hal persiapan (Rahmiyati, 2008). faktor lain juga mempengaruhi efektivitas dari
penggunaan laboratorium kimia SMA di
Hal lain yang mempengaruhi efektivitas wilayah Sumedang.
penggunaan laboratorium kimia juga
disebabkan dari sulitnya mencari alat-alat
yang diperlukan untuk praktikum karena
penataan alat dan bahan yang kurang baik,
Ajeng (2015) memaparkan bahwa penataan
yang baik dapat memudahkan dalam kegiatan
laboratorium.

Ketersediaan alat praktikum kimia di SMA B


secara umum 70% dikategorikan dalam
kategori lengkap menurut Hamidah dkk.
(2011) persentase 50-74,9 dikategorikan
lengkap. Terdapat 29 dari 42 jenis alat
praktikum kimia sesuai dengan analisis
silabus kurikulum nasional yang dibutukan
untuk menunjang kegiatan prakikum di SMA
(Hamidah dkk., 2013). Alat-alat praktikum
kimia yang tersedia di SMA B sebanyak 29
jenis ini terdiri dari alat golongan kaca, karet,
plastik, keramik, elektronik, besi, kertas, dan
kayu. Hal ini selaras dengan apa yang
dipaparkan sebelumnya bahwa menurut
Suprayitno, di laboratorium kimia alat-alat
praktikum kimia dikelompokkan kedalam 8
golongan, yaitu alat-alat yang terbuat dari
kaca, karet, keramik, plastik, elektronik, besi,
kayu dan kertas (Suprayitno, 2010).

80 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

DAFTAR PUSTAKA Foundations for the twenty‐first


century. Science education, 88(1), 28-
Adisendjaja, Y. H. (2008). Kegiatan praktikum 54.
dalam pendidikan sains. Bandung:
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Kertiasa, N. (2006). Laboratorium Sekolah
UPI. dan Pengelolaannya Panduan bagi
Guru dalam Membantu Merancang,
Ajeng, Y. (2015). Pengelolaan Laboratorium Mengelola, Mengupayakan agar
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Laboratorium Sekolah Berfungsi lebih
Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Efektif dalam Pembelajaran, dan Aman
Disertasi, Universitas Negeri bagi Pemakainya. Bandung: Pudak
Yogyakarta. Scientific.

Barnawi, & Arifin, M. (2012). Manajemen Khamidinal. (2009). Teknik Laboratorium


Sarana dan Prasarana Sekolah. Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yogyakarta: Ar Farizi.
Koesmadji, W. (2004). Teknik Laboratorium.
Chang, R., & Overby. J, (2008). General Bandung: Universitas Pendidikan
Chemistry the Essential Concept. New Indonesia.
York: Ryan Bankenship.
Rahmiyati, S. (2008). Keefektifan
Darmawan, B. (2014). Manajemen Sarana Pemanfaatan Laboratorium di
dan Prasarana Dalam Meningkatkan Madrasah Aliyah Yogyakarta. Jurnal
Kualitas Pendidikan. [Online], diakses Penelitian dan Evaluasi
Jum’at Juli 2017. Pendidikan, 11(1).

Darsana, I. W., Sadia, I. W., Tika, I. N., & Si, Sagala, S. (2011). Konsep Dan Makna
M. (2014). Analisis Standar Kebutuhan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Laboratorium Kimia dalam Implementasi
Kurikulum 2013 Di SMA Negeri Saleh, M., & Emha, H. (2006). Pedoman
Kabupaten Bangli. Jurnal Pendidikan Penggunaan Laboratorium Sekolah.
IPA Indonesia, 4(1). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Depdiknas. (2004). Penataan Alat dan Bahan. Sari, S., Anjani, R., Farida, I., & Ramdhani, M.
Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan A. (2017). Using Android-Based
Kurikulum Direktorat Pendidikan Educational Game for Learning Colloid
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Material. Journal of Physics: Conference
Pendidikan Dasar dan Menengah. Series, 895(1).

Halida, E. (2016). Analisis Peralatan Sari., & Yunita. (2015). Profil Laboratorium
Laboratorium Kimia SMA Negeri Se- Madrasah Aliyah dan Sekolah Menegah
Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Atas di Jawa Barat. Prosiding
Disertasi, Universitas Negeri Simposium Nasional Inovasi dan
Yogyakarta. Pembelajaran Sains. Bandung:
Indonesia.
Hamidah, A., Sari, N., & Budianingsih, R.
(2013). Manajemen Laboratorium Suprayitno, T. (2010). Panduan Teknis
Biologi Beberapa SMA Swasta di Kota Perawatan Peralatan Laboratorium
Jambi. SAINMATIKA| Jurnal Sains dan Kimia SMA. Jakarta: Erlangga.
Matematika, 7(1).
Ural, E. (2016). The Effect of Guided-Inquiry
Hofstein, A., & Lunetta, V. N. (2004). The Laboratory Experiments on Science
Laboratory in Science Education:

81 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82


Sari, D. Dayana & I. Farida Analisis Profil Manajemen Laboratorium
dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah
Sumedang

Education Students' Chemistry


Laboratory Attitudes, Anxiety and
Achievement. Journal of Education and
Training Studies, 4(4), 217-227.

Wiersma, W., & Jurs, S. G. (2005). Research


Methods in Education: An Introduction.
Boston New York.

Wiratma, I. G. L. (2015). Pengelolaan


Laboratorium Kimia pada SMA Negeri di
Kota Singaraja:(Acuan Pengembangan
Model Panduan Pengelolaan
Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan
Lokal Tri Sakti). JPI (Jurnal Pendidikan
Indonesia), 3(2).

Yunita. (2013). Pengelolaan Laboratorium


Sekolah. Bandung: CV Insan Mandiri.

82 Jurnal Tadris Kimiya 3, 1 (Juni 2018): 73-82

Anda mungkin juga menyukai