Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang berlandaskan
eksperimen (Yunita, 2013:3). Sedangkan menurut Baeti (2015:1260) bahwa ilmu
kimia adalah ilmu yang dapat memberikan siswa kesempatan untuk
merekonstruksi pemahaman konseptualnya dalam belajar dengan menggunakan
pembelajaran berbasis praktikum. Ada beberapa alasan mengenai pentingnya
kegiatan praktikum, diantaranya meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan
keterampilan dasar dan menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah serta
menunjang materi pembelajaran (Rustaman et al., 2005:32). Kegiatan pratikum ini
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Karena ketika proses
pembelajaran siswa dapat mengamati dan mengetahui secara langsung gejala
gejala ataupun proses proses kimia (Rahmiyati, 2008:88). Maka dari itu untuk
mendukung proses pembelajaran berbasis praktikum diperlukan adanya sarana
prasarana yang memadai. Salah satu sarana prasarana tersebut adalah
laboratorium.
Laboratorium merupakan tempat melakukan percobaan dan penelitian (Emda,
2017:29). Dengan menggunakan fasilitas yang memadai laboratorium dapat
digunakan untuk pengujian teoritis, pembuktian uji coba dan untuk
mengaplikasikan teori keilmuan (Kurikulum & Depdiknas, 2003). Untuk
merefleksikan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dipelajari siswa dalam
pembelajaran kimia siswa dapat menggunakan laboratorium . Pembelajaran yang
masih bersifat abstrak dapat disampaikan dan dirancang secara khusus
dilaboratorium (Emda, 2017:29). Laboratorium sains merupakan sarana dan
prasarana yang wajib berada disekolah, karena kimia merupakan bagiana dari
sains (Kertiasa, 2006:42).
Laboratorium yang digunakan dalam pembelajaran kimia merupakan tempat
yang diatur khusus untuk pembelajaran yang memerlukan perlakuan khusus yang

1
tidak dapat dilaksanakan dikelas (Lubis, 2019:2). Aspek profil laboratorium
kimia meliputi ruangan, fasilitas alat dan bahan serta pengelolaan administrasi
yang dikelola dengan baik dapat menjadi salah satu faktor pendukung dalam
pembelajaran.
Dalam pembelajaran kimia ada beberapa konsep yang sulit dilaksanakan
melalui praktikum. Hal ini menyebabkan perlu adanya media yang dapat
membantu dalam proses pembelajaran. Menurut (Asmara, 2015) media
pembelajaran dapat membantu siswa dalam meletakkan dasar-dasar untuk
berfikir, menarik perhatian siswa dan menuntut siswa dalam berfikir secara
teratur. Maka selain alat dan bahan untuk melaksanakan praktikum perlu adanya
media pembelajaran yang tersedia di laboratorium.
Pengelolaan laboratorium yang baik menunjang proses pembelajaran,
diantaranya pembelajaran saintifik. Menejemen laboratorium yang baik dapat
mendukung penggunaan laboratorium sains dengan baik. Hal tersebut
dikarenakan tujuan dari pembelajaran sains itu sendiri untuk meningkatkan materi
dari suatu ilmu pengetahuan (Luketic & Dolan, 2013:44). Adapun Fungsi dari
manajemen laboratorium diantaranya untuk perencanaan pembelian alat serta
perawatannya (Awan, 2015:51). Ketika alat alat tersebut dalam keadaan baik
tentunya proses pembelajaran akan semakin baik. Selain itu adanya
dilaboratorium terdapat seperangkat alat dan bahan yang berfungsi untuk
menunjang proses pembelajaran. Alat-alat kimia terdiri dari beberapa jenis, yang
mana hal tersebut dilihat dari bahan dasar serta fungsinya. Sama halnya dengan
alat, bahanpun terdiri dari beberapa jenis, berdasarkan wujud dan fungsi (Kertiasa,
2006:24). Maka dari itu manajemen laboratorium sangat penting untuk menunjang
proses sains siswa (Afreni, 2013:6)
Untuk meningkatkan mutu pendidikan kimia pengelolaan laboratorium sangat
penting sebagai salah satu sarana dan prasarana (Sari & Yunita, 2015: 534).
Permendiknas No 24 tahun 2007 telah mengatur bagaimana sarana dan prasarana
yang baik, khususnya laboratorium. Rasio yang harus dimiliki untuk laboratorium
ideal; (1) bangunan/ruang laboratorium, (2) perabot, (3) peralatan pendidikan, (4)
alat dan bahan percobaan, (5) media pendidikan, (6) bahan habis pakai, dan (7)
perlengkapan lainnya.
Pengelolaan laboratorium yang baik diantaranya kelengkapan fasilitas
laboratorium yang lengkap, penataan alat dan bahan yang baik serta sesuai aturan,
serta administrasi laboratorium yang disiplin. Hal tersebut perlu diadakan
pengelolaan yang berkesinambungan agar manajemen laboratorium tetap baik.
Beberapa sekolah telah memiliki alat dan bahan serta fasilitas yang baik. Namun
kegiatan praktikum sering kali tidak dilaksanakan yang dikarenakan keterbatasan
waktu.
Penelitian mengenai manajemen laboratorium telah dilakukan oleh (Adriani,
2016:6) di SMA negeri di Tanjung pinang. Penelitian dilakukan pada empat
perangkat yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa secara umum manajemen
laboratorium SMA di kota Tanjung Pinang masih belum terlaksana sebagai mana
mestinya, karena belum memenuhi kriteria dalam pengelolaan laboratorium.
Penelitian lain dilakukan oleh Marlina (2007:6) yang menyatakan bahwa
pengelolaan laboratorium kimia SMA Negeri 1 Ketahun sudah berjalan dengan
baik walaupun ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki.
Beberapa dari penelitian serupa yang telah dilakukan hanya berfokus pada
peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum. Adapun ada hal lain yang
tidak kalah penting, yaitu media pembelajaran. Mengingat tidak semua konsep
kimia di sekolah dapat di laksanakan dengan praktikum. Maka dalam penelitian
tidak hanya meneliti mengenai ada atau tidaknya alat dan bahan serta
administrasinya saja, tetapi media pembelajaranpun akan dilihat. Berdasarkan
latar belakang di atas penelitian bermaksud melakukan penelitian yang berjudul
“ANALISIS PROFIL LABORATORIUM DAN PELAKSANAAN
PRAKTIKUM KIMIA DI MADRASAH ALIYAH DI DAERAH
KABUPATEN KARAWANG”. Pemilihan tempat di Kabupaten Karawang
karena belum adanya penelitian mengenai analisis laboratorium kimia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Bagaimana kelengkapan alat dan bahan di MA se-Kabupaten Karawang?
2. Bagaimana penataan alat dan bahan di MA se-Kabupaten Karawang?
3. Bagaimana administrasi laoratorium kimia di MA se-Kabupaten Karawang?
4. Bagaimana penggunaan laboratorium kimia di MA se-Kabupaten Karawang?
5. Bagaimana kelengkapan perabot dan media pendidikan laboratorium kimia di
MA se-Kabupaten Karawang?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kelengkapan alat dan bahan di MA se-Kabupaten
Karawang.
2. Mendeskripsikan penataan alat dan bahan di MA se-Kabupaten Karawang.
3. Mendeskripsikan administrasi laboratorium kimia di MA se-Kabpaten
Karawang.
4. Mendeskripsikan optimalisasi penggunaan laboratorium kimia di MA se-
Kabupaten Karawang.
5. Mendeskripsikan kelengkapan perabot dan media pendidikan laboratorium
kimia di MA se-Kabupaten Karawang.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Usaha untuk meningkatkan kualitas layanan laboratorium serta meningkatkan
mutu pendidikan.
2. Memberikan pengetauan mengenai analisis profil serta penggunaan
laboratorium kimia dalam pembelajaran kimia.

E. Kerangka Berfikir
Dalam meningkatkan sikap ilmiah serta minat dan hasil belajar siswa dapat
dilakukan eksperimen dalam setiap materi yang akan disampaikan. Sarana dan
prasarana yang baik akan mendukung kegiatan tersebut. Salah satu sarana
prasarana dalam melaksanakan pembelajaran kimia adalah laboratorium.

Pada penelitian ini akan dianalisis mengenai profil manajemen dan


penggunaan laboratorium SMA se-komisariat Rengasdengklok. Ada beberapa hal
yang akan dibahas yaitu alat dan bahan yang tersedia, penataan alat dan bahan
serta sejauh mana laboratorium tersebut digunakan dalam pembelajaran.. Hasil
dari penelitian ini akan menunjukan kualitas layanan laboratorium kimia yang
akan memperlihatkan seberapa besar mutu pendidikan di sekolah tersebut.

Kerangka berpikir mengenai analisis profil manajemen dan penggunaan


laboratorium secara umum dapat dilihat pada gambar berikut :
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Laboratorium kimia
Silabus kimia SMA
Republik Indonesia SMA
Nomor 24 Tahun 2007

Optimalisasi
penggunaan
laboratorium kimia

Peralatan dan bahan


percobaan Kelengkapan alat dan
bahan

Penataan alat dan


bahan

Administrasi
laboratorium kimia

Bangunan/ruang
laboratorium Standar Laboratorium

Perabotan Kelengkapan perabot

Media Pendidikan Ketersediaan media


pembelajaran

Kualitas layanan
laboratorium

Mutu Pendidikan

Gambar 1. 1 Kerangka Berfikir


F. Permasalahan Utama
Problem Statement yang berada di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kelengkapan alat dan bahan laboratorium disekolah menjadi salah satu faktor
dalam kegiatan praktikum.
2. Masih banyak laboratorium di sekolah yang menata alat tanpa
mempertimbangkan bahan dasar dari alat tersebut dengan sifat bahan yang
ada di laboratorium.
3. Kelengkapan adiministrasi dilaboratorium disekola memiliki banyak
pengaruh baik terhadap kegiatan penggunaan laboratorium.
4. Masih banyak sekolah yang menggunakan laboratorium sebagai ruangan
untuk pembelajaran seperti halnya di ruang kelas.

G. Hasil Penelitian Terdahulu


Berdasarkan penelitian Lubis (2019:61) di SMA Negei 2 Padang Simpuan
diketahui bahwa SMA hanya memiliki laboratorium IPA yang dipakai praktikum
pada mata pelajaran Kimia, Biologi dan Fisika. SMA Negeri 2 Padang Simpuan
ini tidak memiliki laboratorium khusus untuk mata pelajaran kimia. Hal tersebut
mengharuskan untuk pergantian saat memakai laboratorium tersebut dengan mata
pelajaran lain. Jika dilihat dipersentase prasarana mencapai 56 %. Hal tersebut
menunjukan bahwa gedung pada SMA Negeri 2 Padang Simpuan tidak sesuai
dengan standar yaitu 135,0 m2. Jika mengacu pada standar seharusnya ruangan
berukuran 238 m2 untuk dua ruang praktek dan 381 m2 untuk tiga ruang praktek.
Untuk peralatan laboratorium menunjukan perseentase 88,2%, yang menunjukan
peralatan telah memenuhi standar minimal permendiknas No. 24 Tahun 2007.
Namun untuk bahan habis pakai memang dinyatakan tidak lengkap hanya 33.3%
saja karena bahan habis pakai yang tersedia hanya sedikit dan belum memenuhi
standar permendiknas No. 24 tahun 2007.

Adriani (2016:6) melakukan penelitian mengenai analisis laboratorium kimia


di SMA Negeri Kota Tanjung Pinang. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
manajemen laboratorium belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut ditunjukan
dengan adanya beberapa sekolah yang belum memenuhi standar pada pengelolaan
laboratorium. Ada beberapa sekolah yang mempunyai kelengkapan alat dan bahan
yang baik tetapi administrasi yang dimiliki belum lengkap. Kemudian ada
beberapa sekolah yang tidak memanfaatkan laboratorium dengan baik.
Laboratorium hanya digunakan sebagai ruang kelas, tidak untuk melaksanakan
percobaan.

Gusti Lanang Wiratma, ( 2015:435) melakukan penelitian di SMAN di


Singaraja. Pada penelitian tersebut disebutkan bahwa pengelolaan laboratorium
masih belum dilakukan sebagaimana mestinya. Karena beberapa kendala yang
dihadapi. Kurangnya pemahaman mengenai pengelolaan laboratorium dari pihak
pengelola yang menyebabkan tidak berjalannya pengelolaan tersebut. Tetapi ada
beberapa sekolah yang telah melaksanakan pengelolaan laboratorium kimia
dengan baik

Sari dkk (2018:248) melakukan penelitian di SMA yang berada diwilayah


Sumedang. Hasil dari penelitian tersebut disebutkan ketersediaan alat tergolong
lengkap yaitu 69,67%. Sedangkan ketersediaan bahan tergolong kurang lengkap
yaitu 45.3% tetapi dalam kondisi baik yaitu 95%. Arti dari kategori tersebut yaitu
hanya sedikit bahan yang dapat digunakan untuk praktikum sesuai dengan
kurikulum. Sehingga ada beberapa bahan yang tidak dapat di manfaatkan.
Sedangkan untuk penataan alat mencapai kategori sangat baik yaitu 81%. Tidak
mencapai 100% karena masih ada ketidaksesuaian pada penataan alat sesuai
golongan. Kemudian untuk administrasi pada laboratorium mencapai 48,6%. Hal
tersebut menunjukan bahwa administrasi pada penelitian ini termasuk kategori
kurang lengkap. Hal tersebut dikarenakan pengadministrasian kurang sesuai
berdasarkan standar rujukan.

Anda mungkin juga menyukai