Anda di halaman 1dari 5

PERALATAN P3K DALAM LABORATORIUM SEBAGAI PENUNJANG

AKTIVITAS PRAKTIKUM YANG AMAN


Maria Desiratna Aseng1,*, Rambu Ririnsia Harra Hau1.
1
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Nusa Nipa Maumere,
*Email: mariadesiratnaaseng@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penulisan artikel ini untuk mengetahui permasalahan praktikum
pembelajaran fisika di sebuah laboratorium, dengan peralatan P3K yang harus menunjang
sebuah praktikum dari para laboran. Metode yang digunakan untuk mengetahui dan
menyelidiki masalah ini diadakan observasi dan studi literatur. Hasil yang diperoleh yaitu
peralatan laboratorium yang kurang menunjang kegiatan laboran dalam sebuah praktikum di
laboratorium, dimana salah satunya yaitu peralatan P3K yang kurang memadai. Peralatan
P3K sangat penting karena jika terjadi kecelakaan saat praktikum maka alat media yang
digunakan dahulu adalah alat P3K yang ada di laboratorium tersebut.
Kata kunci: praktikum di dalam laboratorium, peralatan P3K yang memadai.
PENDAHULUAN Laboratorium adalah salah satu standar
Sarana dan prasarana pada instansi sarana dan prasarana yang harus dipenuhi
pendidikan merupakan faktor penujang oleh setiap satuan pendidikan formal
belajar mengajar di sekolah salah satunya termasuk SMA. Karena itu melalui berbagai
adalah laboratorium. Laboratorium program pemerintah telah berupaya
merupakan tempat melatih keterampilan memenuhi kebutuhan laboratorium Fisika
siswa dalam hal melakukan praktek SMA mulai dari pengadaan gedung,
demonstrasi, percobaan dan pengembangan prasarana, peralatan dan bahan laboratorium
ilmu pengetahuan. Di samping itu serta penyiapan sumberdaya manusia
laboratorium memiliki peranan yang sangat melalui pelatihan-pelatihan terhadap para
penting dalam pembelajaran sains di sekolah guru tentang pengelolaan laboratorium.
karena dengan kegiatan laboratorium Sesuai tuntutan dalam penerapan kurikulum
diharapkan dapat menumbuhkan 2013, dimana dalam pembelajaran fisika
ketertarikan siswa dalam kegiatan menekankan pendekatan ilmiah dan metode
laboratorium. penemuan (inkuiri), maka pada setiap proses
Laboratorium merupakan tempat pembelajaran fisika memerlukan kegiatan
untuk mengaplikasikan teori keilmuan, berbasis laboratorium. Hal ini sesuai hasil
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian Suseno, Partono & Harjati (2011)
penelitian, dan sebagainya dengan bahwa penggunaan alat peraga yang
menggunakan alat bantu yang menjadi dipadukan dengan analogi dapat membantu
kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas proses penemuan pada konsep abstrak fisika.
dan kualitas yang memadai (Depdiknas, Yolinda, Tapilouw & Wulan (2011) juga
2002). Dalam konteks pendidikan di sekolah menemukan bahwa pembelajaran berbasis
laboratorium IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) praktikum pada konsep metabolisme dapat
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
kegiatan pembelajaran IPA (Kimia, Biologi Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
dan Fisika) secara praktek yang memerlukan maka peran laboratorium sangat penting
peralatan khusus (Permendiknas, 2007). dalam mendukung proses pembelajaran.
Melalui kegiatan praktikum seluruh Dalam sebuah laboratorium perlengkapan
kemampuan dan keterampilan siswa akan alat Pertolongan pada saat kecelakaan dalam
teraktualisasi dan guru dapat memberikan laboratorium harus memandai untuk
penilaian secara komprehensif dan memeberikan pertolongan pertama pada saat
mencakup ketiga ranah pendidikan yaitu kecelakaan.
kognitif, afektif dan psikomotorik, demikian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pula sains sebagai produk dapat atau sering disingkat dengan K3 merupakan
terimplementasi melalui kegiatan praktikum suatu sistem program yang dibuat bagi
(Thantris, 2008). Pemerintah telah pekerja dan pengusaha sebagai upaya
menetapkan delapan standar pendidikan pencegahan (preventif) timbulnya
melalui PP RI No. 19 Tahun 2005 yang kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
meliputi standar isi, standar proses, standar di dalam lingkungan kerja(Effendi, 2018: 1).
kompetensi lulusan, standar pendidik dan Bekerja di laboratorium tidak lepas dari
kependidikan, standar sarana dan prasarana, kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan
standar pengelolaan, standar pembiayaan kerja dari berbagai jenis alat dan bahan yang
dan standar penilaian. Berdasarkan dapat berisiko tinggi bagi penggunanya
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, apabila digunakan tidak sesuai dengan
teknik dan prosedur yang benar, baik yang Laboratorium yang ditemukan
berbahan kimia ataupun tidak. merupakan laboratorium IPA dimana
Di Indonesia telah banyak terjadi didalamnya diadakan kegiatan praktikum
kasus kecelakaan di laboratorium yang (fisika, kimia dan biologi). Laboratorium ini
menyebabkan luka ringan, luka berat hingga digunakan untuk menunjang kegiatan
yang menyebabkan kematian pada praktikum maupun penelitian. Bangunan
pekerjanya. Contohnya kasus kecelakaan di laboratorium tidak sama dengan bangunan
laboratorium kimia kualitatif Fakultas kelas, banyak faktor yang harus
Farmasi Universitas Indonesia (UI) pada 16 dipertimbangkan sebelum membangun
Maret 2015. Empat belas laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara
orangmahasiswanya terluka akibat lain tata letak ruangan, umumnya
kecelakaan kerja yaitu terkena pecahan dari laboratorium sains terdiri dari ruang utama
ledakan labu destilasi pada saat sedang dan ruang penunjang. Ruang utama
melakukan praktikum di laboratorium merupakan tempat siswa melakukan
tersebut (Virdhani,2015). Undang-Undang praktikum sedangkan ruang pelengkap
No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan terdiri dari ruang persiapan dan ruang
Kerja tidak hanya diterapkan dalam industri. penyimpanan/gudang. Ruang persiapan
Tetapi di sekolah atau perguruan tinggi digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan
harus diterapkan, mengingat pentingnya hal bahan-bahan yang akan dipakai praktikum
tersebut. atau percobaan untuk siswa, Ruang
penyimpanan atau gudang terutama
METODE PENELITIAN digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
Metode penelitian ini persediaan termasuk bahan kimia dan alat-
menggunakanobservasi dan studi literatur, alat yang jarang digunakan. Berdasarkan
tujuannya yaitu untuk mengetahui data yang didapat desain laboratorium yang
pemahaman konsep siswa materi getaran ditemukan hanya memiliki ruang utama dan
harmonik sedarhana, kelas X SMA NEGERI tidak memiliki ruangpenunjang.
1 MAUMERE. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan
bahwa siswa di SMA Negeri 1 Maumere
HASIL DAN PEMBAHASAN yang jumlah siswanya 40 orang, seharusnya
Berdasarkan data yang didapatkan, luas ruang praktikumnya 100 m2 tetapi
ditemukan keadaan laboratorium sekolah kenyataannya luasnya hanya 48 m2 artinya
yang memiliki kelengkapan laboratorium tidak sesuai dengan Permen No 24 Tahun
diantaranya yaitu: struktur organisasi 2007 tentang standar luas laboratorium. Di
laboratorium, alat-alat laboratorium, samping itu laboratorium harus memenuhi
pengawas laboratorium, administrasi kriteria tata ruang yang dilengkapi dengan
laboratorium, kebersihan laboratorium dan fasilitas lain seperti ruang persiapan dan
alat pelindung diri. Dilihat dari keberadaan gudang, pemadam kebakaran, bak cuci,
laboratorium yang ada, keadaannya kurang penampung limbah dan kotak P3K.
memadai yaitu ketidak tersediaannya Pemadam kebakaran dan kotak P3K
perlengkapan P3K. Kegiatan praktikum merupakan fasilitas khusus yang seharusnya
yang dilakukan dalam ruang laboratorium ada di setiap laboratorium.
dengan mengaplikasikan konsep fisika yang Fasilitas sarana dan prasarana dari
telah dipelajari oleh siswa dan diaplikasikan sekolah yang diobservasi masih belum
dengan menggunakan alat dan bahan yang memenuhi standar minimal yang telah
tersedia. ditetapkan dalam Permendiknas No. 24
Tahun 2007. Alat atau sarana laboratorium guru menyiapkan sendiri alat dan bahan
fisika belum memenuhi standar sarana yang akan digunakan saat praktikum.
prasarana yang wajib dimiliki sesuai Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang kerja merupakan kegiatan untuk
standar sarana dan prasarana laboratorium. mewujudkan kondisi yang bebas dari
Hal ini disebabkan oleh anggaran pembelian gangguan fisik maupun psikis akibat
alat maupun penggantian alat yang rusak bekerja. Pengetahuan dalam menjaga K3 di
yang dianggarkan oleh sekolah masih terlalu tempat kerja seperti laboratorium wajib
kecil untuk dapat memenuhi standar dimiliki oleh setiap orang yang akan
tersebut. Oleh karena itu banyak terdapat melakukan pekerjaannya. Kaitannya
kekurangan alat/sarana laboratorium yang penggunaan laboratorium di program studi
dibutuhkan dalam pembelajaran fisika, dan Fisika, pengetahuan menjaga K3 dapat
permasalahan ini tentunya akan berdampak diwujudkan dengan
terhadap tidak optimalnya proses pengetahuan/ketrampilan dalam
pembelajaran fisika dan turut berkontribusi menggunakan alat dan bahan dan
terhadap rendahnya rerata hasil belajar pengetahuan mengenai cara menjaga K3 di
siswa. laboratorium yaitu dengan selalu mematuhi
Dalam pengelolaan laboratorium setelah tata tertib, bersikap tenang dan hati-hati,
proses pengadaan alat dan bahan, hal menggunakan APD saat bekerja di
penting yang harus diperhatikan adalah cara laboratorium, dan mengikuti SOP
penyimpanan alat dan bahan kimia yang ada laboratorium.
di laboratorium. Alat dan bahan seharusnya
ditata dengan baik sehingga memudahkan DAFTAR PUSTAKA
pada saat akan digunakan. Alat dan bahan
Depdiknas. (2002). Ringkasan Kegiatan
kimiasebaiknya disimpan pada lemari yang
Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.
berbeda dan tidak boleh dicampur. Menurut
Lubis (1997 ) Penyimpanan alat hendaknya Kemendiknas, (2007). Peraturan Menteri
berdasarkan atas berat alat, bahan alat, Pendidikan Nasional Republik
spesifikasi alat dan frekuensi penggunaan Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
alat serta penyimpanan bahan kimia tentang Standar Sarana prasarana
berdasarkan golongan, sifat, dan wujudnya. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Pengeloaan bahan dan alat dalam (SD/MI), Sekolah Menengah
laboratorium sangat penting karena Pertama/Madrasah Tsanawiyah
menyangkut keselamatan kerja dalam (SMA/MTs) dan Sekolah Menengah
laboratorium. Sebaiknya alat dan bahan Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA).
yang akan digunakan saat praktikum
disiapkan sebelumnya oleh asisten Effendi, Abdurrachman. K3 Laboratorium
laboratorium tetapi masih banyak sekolah Pendiidkan. Bandar Lampung (2018),
yang tidak memiliki asisten laboratorium p. 1-2.
sehingga guru yang harus mempersiapkan
semuanya. Hal tersebut sejalan dengan [Permendiknas] Peraturan Menteri
penelitian Hamidah dkk (2013) Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan
menunjukkan bahwa Pelaksanaan kegiatan Menteri Pendidikan Nasional Republik
laboratorium (praktikum) di tujuh SMA Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
swasta di kota Jambi Dalam pelaksanaannya Tentang Standar Sarana Dan Prasarana
Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTS), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional.
Tantris, (2006). Pengelolaan Laboratorium
dan Sistem Evaluasi Kegiatan
Praktikum Fisika dalam Proses
Pembelajarann (Studi Kasus pada SMA
Negeri di Kabupaten Buleleng). Tesis
(tidak diterbitkan), Jurusan Manajemen
Pendidikan,Program Pasca Sarjana,
IKIP Negeri Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai