Disusun Oleh :
NIM : 15/382305/GE/08075
FAKULTAS GEOGRAFI
YOGYAKARTA
2018
A. PENDAHULUAN
Kota Banjarbaru berada di dataran rendah Kalimantan Selatan dan berbatasan dengan
Pegunungan Mandiangin di sisi timur nya (BPS, 1999). Dilihat dari sisi geologi, Kota
Banjarbaru terletak di Sistem Cekungan Airtanah Barito Meratus dengan berkembangnya
sistem multilayer dengan akuifer. Apabila menerka flownet air tanah nya maka dapat dikatakan
Pegunungan Mandiangin merupakan daerah recharge dan Kota Banjarbaru merupakan daerah
discharge yang mana merupakan daerah dengan limpasan air yang melimpah. Sehingga di Kota
Banjarbaru jarang sekali terjadi kekeringan di musim kemarau. Hal ini dipengaruhi oleh
kontribusi hutan pinus yang berada di sisi utara Kota Banjarbaru yang mampu menyerap air
permukaan dan meneruskan air ke lengas tanah. Kemudian di berbatasan Kota Banjarbaru
dengan Martapura, Kabupaten Banjar bentuk lahan yang terbentuk ialah rawa yang mampu
menggenangkan air selama musim hujan berlangsung. (Sikumambang, 1994)
Sumberdaya air di Kota Banjarabaru terbagi menjadi empat bentuk, yaitu: air sungai,
air tanah, air rawa, dan air hujan. Kegiatan manusia seperti pertambangan, industri rumah
tangga, penebangan hutan, dan pertanian menyebabkan pencemaran bagi air tanah dan juga air
sungai. Hal ini memperburuk kualitas kimia air tanah dan air sungai yang tinggi mengandung
SO4-serta Mg+. Sedangkan untuk kualitas fisika air tanah dan air sungai mengalami
peningkatan nilai DHL, yaitu mencapai 500µ mohs/cm. (Jarwanto, 2008).
B. KONDISI SUMBERDAYA AIR
Secara kuantitas, sumberdaya air di Kota Banjarbaru terbilang aman setiap tahunnya,
dengan penggunaan air 6.092.996.757 liter/tahun atau 73%, sedangkan sisa air atau surplus
2.250.356.243 liter/tahun atau 27%. Namun yang perlu ditekankan yaitu pada musim kemarau
dimana terjadi defisit air sebesar -50mm/tahun selama bulan Juli hingga September. Sedangkan
selama musim penghujan terjadi surplus air hingga sebesar 250mm/bulam. Perhitungan ini
berdasarkan catatan curah hujan dikurangi oleh penguapan yang terjadi dalam besaran
milimeter (mm) (Jarwanto, 2008). Sumber air banyak digunakan penduduk untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga seperti mencuci, mandi, menyiram tanaman; memenuhi kebutuhan
ekonomi seperti tambang batubara, tambang emas, pengolahan intan, rumah makan lokal; dan
memenuhi kebutuhan pariwisata seperti kolam renang, wc umum, dan pemancingan ikan
sungai.
DAFTAR PUSTAKA