Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN UNIT PRODUKSI / JASA

SMK AL TAFAQQUH FIDDIN


SINDANGWANGI - MAJALENGKA
TAHUN PELAJARAN 2012 - 2013

Edisi : A

Menyetujui untuk diterbitkan


Pada tanggal, 27 November 2012

Oleh :
Kaprog Pemasaran SMK Al Tafaqquh Fiddin
Sindangwangi - Majalengka

Bayu Nugraha, S.Pd

SMK AL TAFAQQUH FIDDIN


Kompetensi Keahlian :
Bisnis dan Managemen
Tahun 2012

Perhatian : Dokumen ini tidak boleh disalin/dicopy atau digunakan untuk keperluan
komersial atau tujuan lain baik seluruhnya maupun sebagian tanpa izin sebelumnya dari Kepala
SMK Al Tafaqquh Fiddin Sindangwangi - Majalengka
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji hanya milik Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna

dan Dzat Yang Menguasai Alam, ucapan rasa terimakasih kepada-Nya atas semua nikmat-Nya

takkan pernah bisa terhitung dan atas limpahan rahmat-Nyalah, saya dapat menyelesaikan

proposal Manajemen Unit Produksi / Jasa ini sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan

kerja sebagai Kepala Program Pemasaran.

Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan

kesabaran dan kelebihannya telah mengajarkan saya. Tak lupa pula saya mengucapkan terima

kasih kepada seluruh dewan guru SMK Al Tafaqquh Fiddin yang turut membantu penyelesaian

Proposal ini. Akal tak sekali tiba, begitulah hadirrnya proposal ini sangat jauh dari

kesempurnaan banyak sekali kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan proposal usaha ini,

baik dari segi pengkajian materi, bahasa, maupun tata cara penulisan. Dengan segala kerendahan

hati, saya mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari berbagi pihak guna

tercapainya sebuah proposal yang baik di kemudian hari.

Majalengka, Juli 2012


Kaprog Pemasaran.

Bayu Nugraha, S.Pd


BAB I

MANAJEMEN UNIT PRODUKSI / JASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA DAN


PENGGALIAN DANA PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN

A. MANAJEMEN UNIT PRODUKSI / JASA


Persaingan yang dialami oleh tamatan SMK/MAK dalam memenangkan kesempatan
kerja semakin hari semakin ketat. Hanya mereka yang kompetenlah yang mampu memenangkan
persaingan tersebut. Terlebih-lebih dalam menghadapi pasar global, di mana tenaga kerja dari
negara manapun akan bebas bersaing di negara kita.
Sejalan dengan kondisi tersebut, SMK/MAK harus semakin siap membekali tamatannya
dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja sehingga tamatannya benar-benar mampu
bersaing dan siap memenangkannya.
Tujuan utama SMK/MAK adalah menyiapkan tamatan yang siap bekerja di bidangnya.
Berkaitan dengan penyiapan tenaga kerja ini, secara eksplisit disebutkan dalam Peraturan
pemerintah Nomor 29 tahun 1990 pada pasar 29 ayat 2, bahwa:
”untuk mempersiapkan siswa SMK menjadi tenaga kerja, pada SMK dapat didirikan Unit
Produksi yang beropersional secara profesional” Untuk itu, SMK harus mampu memberi
pengalaman belajar kepada siswanya agar menguasai kompetensi produktif secara profsional. Di
samping itu, siswa juga harus diajari kewirausahaan agar tamatannya tidak hanya menjadi
pencari kerja tetapi juga dapat menjadi pencipta lapangan kerja. Kompetensi kewirausahaan
tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran di unit produksi/jasa sekolah. Manfaat unit
produksi/jasa SMK/MAK adalah sebagai sumber belajar siswa dan pendanaan pendidikan.
Siswa-siswa belajar cara menghasilkan barang/jasa yang bernilai ekonomis sehingga
laku dijual di pasaran. Pengalaman ini memberikan rasa percaya diri bagi siswa untuk
berwirausaha kelak di samping siswa dan sekolah mendapatkan keuntungan finansial.
Keuntungan finansial unit produksi/jasa ini dapat menjadi salah satu sumber pendanan
pendidikan di SMK/MAK mengingat tingginya biaya praktik. Agar unit produksi/jasa sekolah
dapat menjadi sumber pembelajaran dan pendanaan pendidikan maka perlu dikelola secara
profesional.
Berdasarkan alasan di atas maka calon Kepala SMK/MAK perlu diberi diklat
manajemen unit produksi/jasa sekolah. Manajemen UP/J SMK/MAK ialah perencanan,
pelaksanaan, kepemimpinan, pengawasan, dan pemasaran di UP/J SMK/MAK.
Ruang lingkup manajemen UP/J SMK/MAK adalah: (1) Pengantar Manajemen UP/J
SMK/MAK, (2) Perencanaan UP/J SMK/MAK, (3) Pelaksanaan UP/J SMK/MAK, (4)
Kepemimpinan UP/J SMK/MAK, (5) pengawasan UP/J SMK/MAK, dan (6) pemasaran UP/J
SMK/MAK. Materi pendidikan dan pelatihan ini disusun berdasarkan ruang lingkup tersebut
dan dengan uraian berikut ini.

B. Kompetensi yang Diharapkan Dicapai


1. Memahami konsep manajemen UP/J SMK/MAK.
2. Membuat perencanaan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan.
3. Melaksanakan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan..
4. Memiliki kepemimpinan UP/J SMK/MAK
5. Mengawasi UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar siswa dan pendanaan pendidikan di
SMK/MAK
6. Memahami konsep pemasaran hasil UP/J SMK/MAK

C. Indikator Pencapaian Hasil


1. Mampu memahami konsep manajemen UP/J SMK/MAK
2. Mampu membuat perencanaan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan pendanaan
pendidikan.
3. Mampu melaksanakan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan.
4. Mampu mengimplemetasikan kepemimpinan UP/J SMK/MAK.
5. Mampu mengawasi UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar siswa dan pendanaan
pendidikan.
6. Mampu melaksanakan pemasaran UP/J SMK/MAK

D. Skenario
1. Perkenalan
2. Pejelasan singkat, jelas dan terarah tentang dimensi kompetensi, indikator alokasi waktu
dan skenario pendidikan dan pelatihan menajemen kewirausahaan.
3. Pre-test
4. Eksplorasi pemehaman peserta berkenaan dengn seluk beluk unit produksi melalui
pendekatan andragogi.
5. Pendidikan dan pelatihan (diklat) ini diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan
andragogi. Pendekatan ini lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta
pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan pelatih lebih
mengutamakan sebagai fasilitator.
6. Diskusi tentang indikator keberhasilan pelaksanaan unit produksi
7. Praktik ( Simulasi) unit produksi.
8. Pelatih memberikan post test selama 10 menit.
BAB II
KONSEP MANAJEMEN UNIT PRODUKSI

A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan
agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan
manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan.
Manajemen menurut Mary Parker (Stoner & Freeman, 2000) ialah seni melaksanakan
pekerjaan melalui orang-orang (The art of getting things done through people). Meskipun
banyak definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli sesuai pandangan dan
pendekatannya masing-masing seperti: Barnard (1938), Terry (1960), Gray (1982), Manullang
(1983), Gitosudarmo (1984), Sukiswa (1986), Siregar & Samadhi (1997), Hitt,et.al. (1989),
Schermerhon (1996), Wright & Noe (1996), Fattah (1996), Matteson & Ivancevich (1996),
Handoko (2003), Gibson (2003), Dressler (2003) dan Casio (2003); namun tidak satupun yang
memuaskan. Walaupun demikian, esensi manajemen dapat dianggap baik sebagai proses
(fungsi) maupun sebagai tugas (task).
Fungsi manajemen menurut Taylor adalah: Planning, Directing, and Organizing of work
(PDO). Menurut Fayol, ada empat fungsi manajemen yaitu: Planning, Commanding,
Coordinating, and Controlling yang disingkat PCCC. Sedangkan menurut Gulick, fungsi
manajemen adalah Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, and
Budgeting dengan akronim POSDCoRB. Terry menyatakan fungsi manajemen adalah Planning,
Organizing, Actualizing, and Controlling (POAC).
Manajemen (pengelolaan) sebagai fungsi meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, kepemimpinan, pemantauan, supervisi, evaluasi pelaporan, dan tindak lanjut hasil
(Gibson, 2003 & Husaini Usman, 2007). Tetapi liputan manajemen ini dapat lebih
disederhanakan menjadi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan (P3). Karena
pengorganisasian dan kepemimpinan dapat dimasukkan dalam pelaksanaan. Sedangkan
pemantauan, supervisi, evaluasi pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan dapat
dimasukkan ke dalam pengawasan.

B. Pengertian UP/J SMK/MAK


UP/J SMK/MAK ialah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah/madrasah
secara berkesinambungan, bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga
sekolah/madrasah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi/jasa yang dikelola secara
profesional (Bambang Sartono, 2006). Selanjutnya, ditambahkan Bambang Sartono (2006),
UP/J SMK/MAK juga merupakan suatu usaha incorporated-enterpreuneur atau suatu wadah
kewirausahaan dalam suatu organisasi yang memerlukan kewenangan khusus dari pimpinan
sekolah kepada pengelola untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya secara demokratis.
Karena UP/J SMK/MAK adalah wadah kewirausahaan di sekolah maka ia harus dikelola secara
akademis/bisnis dan dilembagakan dalam suatu wadah usaha. Untuk mendukung pengertian
tersebut, lebih lanjut Bambang menjelaskan perbedaan antara Unit produksi dengan Teaching
Factory, sebagai berikut.

Tabel 2.1. Perbedaan Unit Produksi dengan Teaching Factory


Unit Produksi Teaching Factory
1. Produk mendukung pelaksanaan 1. Menekankan pada kualitas produk
Kegiatan Belajar Mengajar
2. Produksi bergantung pada idle 2. Dapat diexpand tan-pa batas
capacity sekolah
3. Harus melibatkan guru, siswa dan 3. Hanya melibatkan guru, siswa, staf
staf sekolah sekolah yang profesional.
Bambang Sartono (2006).

C. Tujuan dan Manfaat UP/J SMK/MAK


Tujuan UP/J SMK/MAK adalah untuk:
meningkatkan mutu tamatan dalam berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan dan
keterampilan;
1. wahana pelatihan berbasis produksi/ jasa bagi siswa;
2. wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa pada
SMK/MAK;
3. sarana praktik produktif secara langsung bagi siswa;
4. membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya
operasional pendidikan lainnya;
5. menambah semangat kebersamaan, karena dapat menjadi wahana peningkatan aktivitas
produktif guru dan siswa serta memberikan ’income’ serta peningkatan kesejahteraan warga
sekolah;
6. mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktik siswa;
7. melatih untuk berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang;
8. mendukung pelaksanaan dan pencapaian Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang seutuhnya;.
9. memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengerjakan pekerjaan praktik yang
berorientasi pada pasar;
10. meningkatkan kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, guru dan manajemen sekolah;
11. menumbuhkan sikap profesional produktif pada siswa dan guru;
12. melatih siswa untuk tidak bergantung kepada orang lain, namun
13. mandiri khususnya dalam mendapatkan kesempatan kerja;
14. wadah Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bagi siswa yang tidak mendapatkan tempat praktik
kerja industri di dunia usaha dan industri;
15. menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha dan industri serta masyarakat lain
atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil-hasil produksinya;
16. meningkatkan intensitas dan frekuensi kegiatan intra, ko, dan ekstra kurikuler siswa; dan
17. membangun kemampuan sekolah dalam menjalin kerjasama sinergis dengan pihal luar dan
lingkungan serta masyarkat luas.
(Dikmenjur, 2007).
Adapun Manfaat UP/J SMK/MAK
a. Sebagai sumber belajar siswa.
b. Sebagai salah satu sumber pendanaan pendidikan di SMK/MAK.

D. Prinsip-Prinsip Manajemen UP/J SMK/MAK


Dalam mengelola UP/J SMK/MAK antara lain dapat menerapkan manajemen berbasis
sekolah dengan prinsip:
1. kemandirian
2. akuntabilitas,
3. tranparan,
4. kemitraan,
5. partisipasi.
6. efektif,
7. Efisien.

1. Kemandirian
Kemandirian ialah otonomi dalam mengatur diri sendiri secara merdeka (tidak
tergantung pihak lain). Dengan otonomi yang lebih besar, manajer UP/J SMK/MAK akan
mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam mengelola UP/J SMK/MAK sehingga UP/J
SMK/MAK lebih mandiri. Melalui kemandiriannya, UP/J SMK/MAK lebih berdaya dalam
mengembangkan program-program sekolah sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki.
Yang ada. Manajemen UP/J SMK/MAK dilakukan secara otonomi mengandung arti bahwa
manajemen mampu memutuskan sendiri karena merekalah yang tahu yang terbaik bagi UP/J
SMK/MAK-nya. Otonomi manajemen juga berarti mampu mengatasi masalahanya sendiri.
Otonomi UP/J SMK/MAK yang terus menerus akan menjamin keberlangsung (sustainabilitas)
dan pengembangan UP/J SMK/MAK.
Otonomi harus didukung antara lain oleh kemampuan: merencanakan,
mengorganisasikan, memotivasi, kepemimpinan transformasional, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan, berkomunikasi, berkoordinasi secara sinerjis, dan melakukan
perubahan organisasi organisasi (jujur, adil, demokratis, transparan, adaptif, antisipatif,
memberdayakan sumberdaya yang ada, dan memenuhi kebutuhan sendiri).
Otonomi dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat memberikan pembelajaran bagi
siswa SMK/MAK bahwa dalam berusaha janganlah menunggu perintah orang lain, mulailah
dari diri sendiri karena diri sendirilah yang paling tahu apa yang terbaik bagi dirinya
berdasarkan kemampuan dan kemauan yang dimiliki. UP/J SMK/MAK diharapkan mampu
menghasilkan tamatan yang mandiri. Otonomi juga menuntut siswa agar mau berubah ke arah
yang lebih baik dan menyadarkan siswa bahwa nasib tidak akan berubah kecuali oleh diri
sendiri.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas ialah pertanggungjawaban tertulis sekolah kepada stakeholder-nya. Semua
kegiatan dalam mengelola UP/J SMK/MAK yang sudah dilaksanakan harus dilaporkan kepada
stakeholder atau komite sekolah dalam suatu rapat sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan UP/J SMK/MAK. Selanjutnya, komite sekolah diberi kesempatan secukupnya
untuk mempelajari Laporan Kinerja UP/J SMK/MAK untuk diterima atau ditolak. Adanya
prinsip akuntabilitas dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat mengurangi bahkan
menghindarkan kecurigaan telah terjadi KKN. UP/J SMK/MAK adalah milik sekolah dan
menggunakan fasilitas dan dana milik sekolah dan atau milik investor. Oleh sebab itu, sudah
sewajarnya pihak manajemen melaporkan pemanfaatan fasilitas dan dana tersebut kepada pihak
sekolah dan investor.
Penerapan prinsip akuntabilitas dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat memberikan
pembelajaran bagi siswa SMK/MAK bahwa bahwa setiap mendapat tugas harus diselesaikan
dengan penuh tanggung jawab dan mampu mempertangungjawabkan hasilnya kepada pihak
pemberi tugas. Penyelesaian suatu pekerjaan harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
UP/J SMK/MAK diharapkan mampu menghasilkan tamatan yang bertanggung jawab baik
bagi dirinya maupun orang lain. Prinsip otonomi dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat
menyadarkan siswa bahwa setiap manusia adalah pemimpin minimal memimpin dirinya sendiri
dan setiap pemimpin diminta pertanggungjawabannya.
Akuntabiltas dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu sumber pendanaan
pendidikan di SMK/MAK dapat menambah kepercayaan bagi warga sekolah, investor, mitra,
dan pelanggan UP/J SMK/MAK untuk membantu fasilitas dan dana, serta menyalurkan, dan
membeli barang/jasa yang dihasilkan UP/J SMK/MAK. Pelanggan tidak akan mau bekerja sama
dengan UP/J SMK/MAK jika kurang ada rasa tanggung jawabnya.

3. Transparan
Transparan ialah keterbukaan. Keterbukaan dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat
mengurangi bahkan menghilangkan rasa saling curiga antara sekolah dengan stakeholder-nya.
UP/J SMK/MAK yang dicurigai akan ditinggalkan stakeholder-nya. Stakeholder sekolah ialah
orang-orang yang peduli dengan kemajuan sekolah. Stakeholder internal sekolah adalah: siswa,
guru, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya. Stakeholder
eksternal sekolah antara lain adalah: orang tua/wali siswa, birokrat Dinas Pendidikan, tokoh
masyarakat termasuk LSM, pengusaha, anggota profesi, dan alumni.
Keterbukaan merupakan awal dari kejujuran. Keterbukaan dalam arti bersifat
proporsional yaitu tidak semua rahasia pribadi diungkapkan melainkan keterbukaan dalam
manajemen dan keuangan UP/J SMK/MAK. Keterbukaan hanya akan efektif jika ada
komunikasi yang efektif atau sebaliknya.
Penerapan prinsip keterbukaan dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai sumber
belajar memberikan pembelajaran bagi siswa SMK/MAK bahwa dalam berwirausaha perlu
keterbukaan karena keterbukaan berhubungan timbal balik dengan kejujuran. Kejujuran terletak
dalam hati nurani. Dalam menjual barang/jasa ungkapkan bahwa produk kami/jasa kami
memang bermutu tinggi dengan bukti-buktinya. Sebaliknya, jika ada produk/jasa yang cacat,
sebutkan pula lengkap dengan potongan harganya. Esensi keterbukaan adalah berusaha atau
berdaganglah dengan jujur. SMK/MAK menetapkan prosedur yang mengatur transparansi
sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan. Semua guru
mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai. SMK/MAK menetapkan petunjuk
pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik
dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar.
Penerapan prinsip keterbukaan dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu sumber
pendanaan di SMK/MAK adalah pengelola UP/J SMK/MAK terbuka terutama dalam hal
keuangan UP/J SMK/MAK, terbuka dalam hal mutu yang dihasilkan UP/J SMK/MAK sehingga
tidak mengecewakan pelanggan.

4. Kemitraan
Kemitraan ialah kerja sama saling menguntungkan dalam hubungan setara dan interaktif,
aktif, dan positif. Di lingkungan SMK/MAK, lembaga tempat bermitra disebut institusi
pasangan. Dalam mengelola UP/J SMK/MAK, manajemen harus memikirkan dengan siapa
akan bermitra karena bekerja sendiri-sendiri hasilnya cenderung lebih kecil dibandingkan
dengan bekerja bersama-sama mitra (sinerjis). Kemitraan akan berjalan efektif bila saling
untung (profit), saling kebersamaan (together), saling emphaty, saling membantu (assist), saling
dewasa (maturity), saling berkeinginan (willingness), saling teratur (organization), saling
menghormati (respect), dan saling berbaik hati (kindness) atau disingkap P-TEAMWORK (Fasli
Jalal & Edy Supriyadi, 2006). Dengan adanya mitra maka UP/J SMK/MAK mungkin akan
memiliki pemasok (supplayer) sumber daya manusia dan nonmanusia dan/atau pangsa pasar
dan/atau penyalur (distributor) produk barang/jasa yang dihasilkan oleh UP/J SMK/MAK.
Dalam melakukan kemitraan, keluarga, masyarakat, dan pemerintah melaksanakan fungsinya
masing-masing sesuai dengan perannya masing-masing. Masing-masing mempunyai tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pendidikan (Husaini Usman, 2005).
Penerapan prinsip kemitraan dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar
bagi siswa SMK/MAK dapat memberikan pelajaran dalam belajar dan berusaha: (1) binalah
kemitraan melalui jaringan kerja (netwoking) dalam melakukan usaha, (2) bermitralah dengan
prinsip saling menguntungkan, (3) mengetahui sumber daya yang akan dipasok mitra, dan (4)
mengetahui apa yang dapat dilakukan mitra dalam memasarkan produk barang/jasa. Dalam
penyusunan silabus untuk UP/J SMK/MAK, guru dapat bermitra dengan Kelompok Kerja Guru
(KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaranan (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP) atau perguruan tinggi.
Penerapan prinsip kemitraan dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu
sumber pendanaan pendidikan di SMK/MAK adalah UP/J SMK/MAK dapar dukungan
sumberdaya manusia dan nonmanusia dari mitra atau industri pasangan dalam mengembangkan
UP/J SMK/ MAK dan untuk menempatkan siswa SMK/MAK magang di tempat mitra atau
industri pasangan.

5. Partisipasi
Partisipasi ialah keterlibatan aktif stakeholder secara langsung dalam manajemen UP/J
SMK/MAK yang dilandasi keyakinan bahwa bila stakeholder berpartisipasi maka mereka
merasa dihargai. Manusia pada hakekatnya ingin memenuhi kebutuhannya dengan penghargaan
(esteem need) (Maslow,1954). Jika manusia dihargai maka dia akan merasa dilibatkan. Jika
manusia dilibatkan maka ia merasa bertanggung jawab dan berdedikasi. Jika manusia merasa
bertanggung jawab dan berdedikasi maka ia merasa memiliki. Dalam melakukan partisipasi
harus mempertimbangkan kompetensi, tenaga, dana, waktu stakeholder sesuai dengan
relevansinya. Stakeholder bekerja bahu membahu secara profesional sebagai tim kerja yang
sinergis dan solid. Untuk membuat stakeholder yang terlibat dan merasa memiliki terhadap
perencanaan UP/J SMK/MAK, diperlukan suasana yang demokratis, dan stakeholder terlibat
dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip ini menuntut para orang-tua dan guru mengerti
segala kebutuhan yang terbaik untuk peserta didiknya, dan melalui satu usaha yang kooperatif,
mereka dapat bahu membahu meningkatkan program-program yang tepat sesuai kebutuhan
peserta didik (Duhou, 2002).
Penerapan prinsip partisipasi dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar
adalah dalam belajar dan berusaha, siswa berpartisipasi aktif tidak bedrsikap pasif. Dalam
menyusun silabus, SMK/MAK dapat mengundang kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah
Guru Mata Pelajaranan (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) atau perguruan
tinggi untuk meningkatkan partisipasi aktif. Peningkatan partisipasi stakeholder dalam
penyelenggaraan sekolah akan mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat,
akuntabilitas, dan demokrasi pendidikan. Keterbukaan adalah dalam hal program dan keuangan.
Kerja sama ialah adanya sikap dan perbuatan lahiriyah kebersamaan/kolektif untuk
meningkatkan kualitas sekolah. Kerjasama sekolah yang baik ditunjukkan oleh hubungan antar
stakeholder yang erat, dan adanya kesadaran bersama bahwa output sekolah merupakan hasil
kolektif kerja tim yang kuat dan cerdas (Depdiknas,2002). Pembelajaran partsipasi bagi siswa
SMK/Mak bahwa dalam merencanakan usaha perlu ada dukungan aktif pihak lain karena
manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Penerapan prinsip partisipasi dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu
sumber pendanaan di SMK/MAK adalah UP/J SMK/MAK mendapatkan dukungan dana dan
fasilitas lainnya dari mitra SMK/MAK.

6. Efektif
Efektif ialah setiap upaya untuk mencapai hasil/output yang cocok/sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan/diharapkan para pelanggan. Rendah atau kurangnya keefektifan
(effectiveness) diukur oleh tingkatan di mana proses menghasilkan output tidak
sesuai/sejalan/dan tidak cocok dengan persyaratan-persyaratan yang diinginkan/diharapkan
pelanggan (dapat dilihat pada rendahnya mutu output/hasil) (Anonim, 2006). Sedangkan
keefektifan (effectiveness) ialah keadaan di mana pencapaian hasil sesuai dengan acuan yang
direncanakan dan diharapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan/pengguna hasil pendidikan.
Hasil yang diharapkan dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Efektivitas secara
kuantitatif adalah perbandingan antara hasil yang diperoleh dibagi dengan target yang harus
dicapai, sedangkan efektivitas secara kualitatif adalah tingkat kepuasan yang diperoleh. Sesuatu
yang efisien belum tentu efektif dan sesuatu yang efektif belum tentu efisien.
Efisien (daya guna) adalah proses penghematan 7M+1I dengan cara melakukan
pekerjaan dengan benar (do things right), sedangkan efektif (hasil guna) adalah tingkat
keberhasilan pencapaian tujuan (outcomes) dengan cara melakukan pekerjaan yang benar (do
the right things). Efektif juga berarti mampu mencapai tujuan dengan baik. Jika efisiensi lebih
memfokuskan diri pada proses penghematan, maka efektivitas lebih memfokuskan diri pada
output atau hasil yang diharapkan.
7. Efisien
Efisien ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang dipersyaratkan dengan
pengorbanan sumber daya yang paling minimal (Anonim, 2006). Sumber daya terutama biaya,
waktu, dan tenaga. Dalam hal ini, proses-proses yang dilakukan selalu menghindari terjadinya
pemborosan atau kerugian-kerugian percuma yang tidak perlu. Proses efisiensi diukur dengan
perbandingan antara output yang dicapai dengan biaya-biaya untuk menghasilkan output yang
diharapkan. Biaya-biaya ini lazimnya dinyatakan dalam bentuk satuan sumber biaya yang telah
dikeluarkan (baik dalam bentuk rupiah, jam kerja, satuan enerji yang digunakan). Sedangkan
yang dimaksud efisiensi ialah acuan terukur kinerja di mana hasil yang dicapai dibandingkan
dengan biaya-biaya/pengorbanan sumber daya yang telah dikeluarkan bagi pencapaian hasil
tersebut (Anonim, 2006).
Beda efektif dan efisien adalah sebagai berikut. Efisien (daya guna) adalah proses
penghematan 7M+1I dengan cara melakukan pekerjaan dengan benar (do things right),
sedangkan efektif (hasil guna) adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan (outcomes) dengan
cara melakukan pekerjaan yang benar (do the right things). Efektif juga berarti mampu
mencapai tujuan dengan baik. Jika efisiensi lebih memfokuskan diri pada proses penghematan,
maka efektivitas lebih memfokuskan diri pada output atau hasil yang diharapkan.
Penerapan prinsip efisien dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar
bagi siswa SMK/MAK dapat memberikan pelajaran bahwa dalam mengerjakan sesuatu harus
hemat biaya, tenaga, dan waktu. Penerapan prinsip efisien dalam manajemen UP/J SMK/MAK
sebagai salah satu sumber pendanaan pendidikan di SMK/MAK adalah UP/J SMK/MAK harus
berupaya menghemat biaya, waktu, dan tenaga dalam menghasilkan barang/jasa. Penghematan
dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, dan dapat menekan harga harga barang/jasa
yang diproduksi sehingga mampu bersaing dengan para pesaing.

E. Cara Pemperkuat Manajemen UP/J SMK/MAK


Keberhasilan Unit Produksi di SMK sangat tergantung kepada manajemen yang
diterapkan di sekolah tersebut. Oleh karena menjadi hal yang penting untuk mem-perkuat
manajemen SMK agar Unit Produksi dapat dikembangkan dalam upaya memperkokoh daya
saing tamatan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perkuat Jiwa Wirausaha
Karena wirausahawan adalah juga seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi dan
meyakinkan kelompoknya dalam mengembangkan gagasannya dengan cara melakukan
kerjasama yang saling mempercayai satu sama lain. Komitmen yang teguh dalam mencari dan
menciptakan peluang ini bisa ditumbuhkan dengan cara penyederhanaan birokrasi dan
pendelegasian wewenang yang jelas kepada mitra usaha dan bawahan dalam menjalankan bisnis
dan dalam pengembilan keputusan.
2. Diperlukan Kesadaran akan Manfaat Keberadaan Unit Produksi di SMK
Keberadaan Unit Produksi di SMK seharusnya dapat mengatasi masalah-masalah yang
berkaitan dengan produksi hasil praktik siswa. Unit produksi dapat menjadi wadah yang
menampung produk siswa; menjadi quality control atas produk siswa; menjadi tim pemasaran;
menjadi agen penjualan yang dapat memberikan kontribusi langsung siswa memperoleh hasil
penjualan. Dalam upaya mengembangkan kesadaran ini, diperlukan iklim manajemen yang
transparan sehingga seluruh warga sekolah dapat melihat secara langsung berbagai keuntungan
yang diperoleh.

3. Tertib Administrasi
Aspek administrasi sering kurang mendapat perhatian dalam usaha kecil di Indonesia.
Unit Produksi seharusnya melakukan pembukuan atas setiap transaksi yang dapat dipelajari oleh
warga sekolah. Data operasi Unit produksi dapat menjadi sarana untuk mengkaji berbagai hal
yang berhubungan dengan pengembangan usaha, misalnya jenis permintaan yang paling sering
disampaikan pelanggan, jenis produk yang cenderung diperlukan pada waktu tertentu, jenis
produk yang diminati pada kalangan tertentu, dimana lokasi tempat tinggal pelanggan, pada
waktu kapan keuntungan terbesar, pada saat bagaimana produk mencapai puncaknya atau
sebaliknya permintaan pada posisi terendah.
Dalam pembelajaran praktik, siswa perlu diberi kesempatan untuk bekerja cepat dan
akurat. Artinya semua tugas diselesaikan secara benar dengan waktu yang sependek mungkin
dengan prosedur yang benar pula. Namun ketika siswa telah menunjukkan penguasaan
kompetensi, mereka perlu ditantang untuk kreatif dan inovatif. Tantangan ini akan menggugah
kompetisi diantara siswa, lebih-lebih bila diberikan sistem reward yang konsisten.

4. Ciptakan Iklim ‘Market’ di Sekolah


Beri kesempatan siswa dan guru untuk melakukan ‘jual-beli’ di sekolah. Misalnya antara
siswa maupun siswa dengan guru atau sebaliknya guru dengan siswa. Mereka dapat saling
berjual-beli untuk saling memenuhi kebutuhan. Selanjutnya anjurkan siswa untuk berjual-beli di
lingkungan keluarga mereka dan diteruskan dengan berjual-beli dengan di lingkungan
masyarakat sekitar. Dengan cara ini maka akan terbentuk jejaring laba-laba yang bermuara di
sekolah.

5. Pengkondisian Lingkungan Sekolah


Mulailah dengan menanamkan nilai-nilai yang ada di industri untuk terjadi dan
berlangsung di sekolah. Beberapa nilai yang dapat mulai dikondisikan adalah kebersihan,
ketertiban, disiplin, dan ramah terhadap setiap tamu. Kondisi ini harus diciptakan dan menjadi
budaya sekolah, karena dengan terciptanya kondisi tersebut warga sekolah khususnya siswa
akan mengalami lingkungan/ dunia usaha yang sesungguhnya. Karena di dunia usaha selalu
diupayakan suasana yang tertib, disiplin, ramah terhadap pelanggan dan selalu menjaga
kebersihan untuk memberi kenyamanan kepada pelanggan dan relasi.

6. Guru adalah Sumberdaya yang Penting


Ikut sertakan guru dalam berbagai diklat yang memungkinkan mereka berkembang dalam
penguasaan kompetensi dan mencapai peningkatan wawasan dan keterampilan berwirausaha.
Guru sebagai aset penting SMK akan menjadi agen perubahan dalam iklim belajar siswa. Bila
perlu guru perlu dicarikan kesempatan melakukan on the job training di unit usaha kecil dan
menengah. Pelatihan yang berkaitan dengan inovasi produk dan layanan berkaitan dengan
program keahlian dan bidang mereka akan menjadi nilai tambah bagi pribadi guru maupun
kepentingan sekolah.

7. Membuka Berbagai Referensi


Belajar dengan multi referensi dan metode yang variatif akan menjadi daya tarik bagi siswa
untuk menekuninya. Siswa perlu dibawa untuk melihat kemungkinan mencari informasi dan ide
serta sumber belajar dari berbagai jenis referensi. Gunakan metode survey ke lapangan/ pasar,
menjelajah internet, mempelajari iklan, berbagi berita ekonomi dan bisnis, membaca success
story, akan merupakan pengalaman belajar yang memberi banyak pengetahuan.

8. Mengembangkan Organisasi Unit Produksi


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat strukur organisasi Unit Produksi
antara lain:
1. Organisasi dan manajemen Unit Produksi disusun secara flat:
 Lebih menekankan pada kerja tim
 Sebagai anggota tim, karyawan dilibatkan dan diberdayakan untuk memberi kontribusi
kepada manajemen dalam mewujudkan kepuasan kepada pelanggan
 Adanya pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas kepada setiap unit kerja dan
pelaksana
2. Mengembangkan prinsip ’desentralisasi’ dan otoritas dalam pembagian tugas dan
wewenang
3. Peran dan tanggungjawab personel dan pengelola secara jelas, untuk dapat menumbuhkan
usaha tanpa dikekang oleh jalur birokrasi yang kaku
4. Gaya kepemimpinan sekolah bersifat luwes, fleksibel dan demokratis, untuk dapat menjalin
komunikasi dan menyaring informasi dengan cepat bagi kepentingan Unit Produksi
5. Staffing, dilakukan dalam aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan SDM dalam
pengembangan Unit Produksi yang meliputi: rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi,
pemberian imbalan, unit pelatihan, promosi dan penilaian prestasi kerja.
6. Pengendalian dilakukan untuk melakukan pengaturan atau pengarahan dalam organisasi
agar tujuan tercapai.
1) Pengendalian fisik, misal:
 Bahan baku
 Kualitas produk
 Peralatan produksi
 Kapasitas mesin, dll
2) Pengendalian Personel, meliputi:
 Penempatan pekerja baru
 Training karyawan
 Penggajian dan prestasi kerja
3) Pengendalian Informasi, meliputi:
 Informasi pemasaran dan penjualan
 Informasi analisis lingkungan
 Jadual produksi
4) Pengendalian finansial
BAB III
PERENCANAAN UNIT PRODUKSI/JASA SMK/MAK

A. Pengertian Perencanaan UP/J SMK/MAK


Perencanaan UP/J SMK/MAK ialah kegiatan yang akan dilaksanakan UP/J SMK/MAK
untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Perencanaan UP/J SMK/MAK dalam
hal ini adalah perencanan pembelajaran dan usaha atau bisnis karena fungsi UP/J SMK/MAK
adalah sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan SMK/MAK.
UP/J SMK/MAK seharusnya dapat menjadi wahana siswa melakukan praktik kerja
sebagaimana mereka melakukan praktik kerja industri. Sebagai contoh, SMK program keahlian
Tata Boga dapat memberikan kesempatan kepada siswa terlibat langsung dalam aktivitas jasa
Catering pada unit produksi sekolah; siswa SMK/MAK program keahlian mekanik otomotif
dapat melakukan praktik industri pada Unit Produksi sekolah yang berupa layanan perawatan
dan perbaikan kendaraan bermotor/mobil. Namun tidak demikian kenyataan di lapangan, Unit
Produksi di sekolah tidak dapat berkembang sebagai unit yang setara dengan unit usaha yang
seharusnya, sehingga belum dapat memberikan pengalaman nyata dan intens terhadap siswa
yang terlibat. Di sisi lain, UP/J SMK/MAK yang mampu berkembang dan dikelola secara
profesional, biasanya cenderung tertutup bagi siswa yang akan melakukan praktik kerja. Kondisi
ini menjadikan UP/J SMK/MAK seoleh-olah organisasi yang terpisah dari program
pembelajaran reguler di sekolah. Agar Unit produksi mampu menjadi bagian dari organisasi
SMK yang dapat menyiapkan tenaga kerja terampil, maka Unit Produksi perlu dikembangkan,
dan manakala telah mencapai pertumbuhan yang memadai dapat menjadi wahana praktik
industri bagi siswa (Dikmenjur, 2007).

B. Konsep Perencanaan UP/J SMK/MAK sebagai Sumber Belajar


1. Program Pembelajaran di UP/J SMK/MAK
a. Visi UP/J SMK/MAK
1) Pengelola UP/J SMK/MAK merumuskan dan menetapkan visi UP/J SMK/MAK
serta mengembangkannya.
2) Visi UP/J SMK/MAK:
a) Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga SMK/MAK dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang.
b) Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga SMK/ MAK
dan segenap pihak yang berkepentingan
c) Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga SMK/MAK dan stakeholder
selaras dengan visi SMK/MAK.
d) Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/
madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah
e) Disosialisaikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan
f) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
b. Misi S/M
1) Pegelola UP/J SMK/MAK merumuskan dan menetapkan misi serta
mengembangkannya.
2) Misi UP/J SMK/MAK
a) Memberikan arah dalam mewujudkan visi UP/J SMK/MAK sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional
b) Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
c) Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah
d) Menekankan pada mutu layanan siswa dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah/madrasah
e) Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah/madrasah
f) Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-
satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat
g) Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik
yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah
h) Disosialisaikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan
i) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.
c. Tujuan UP/J SMK/MAK
1) Pengelola UP/J SMK/MAK merumuskan dan menetapkan tujuan serta
mengembangkannya.
2) Tujuan UP/J SMK/MAK
a) Menggambarkan tingkat mutu yang perlu dicapai dalam jangka menengah
(empat tahunan);
b) Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
c) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah;
d) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
dipimpin oleh Kepala SMK/MAK; dan
e) Menyosialisasikan kepada warga SMK/MAK dan segenap pihak yang
berkepentingan.

2. Rencana Pembelajaran UP/J SMK/MAK


a. Pengelola UP/J SMK/MAK membuat:
1) Rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan; dan
2) Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
UP/J SMK/MAK dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan UP/J SMK/MAK:
1) Disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari komite
sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
Pada sekolah/madrasah swasta, rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh
penyelenggara sekolah/madrasah; dan
2) Dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan
pendidik dan pertimbangan komite sekolah/madrasah;
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar manajemen UP/J SMK/MAK yang ditunjukkan
dengan kemandirian, kemitraan, partispasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan UP/J SMK/MAK memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) Kesiswaan yang akan terlibat praktik
2) Kurikulum dan kegiatan pembelajaran praktik
3) Pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya,
4) Sarana dan prasarana,
5) Keuangan dan pembiayaan,
6) Budaya dan lingkungan sekolah,
7) Peran serta masyarakat dan kemitraan,
8) Rencana-rencana kerja lain yang mmengarah pada peningkatan dan pengembangan
mutu.
C. Konsep Perencanaan UP/ SMK/MAK sebagai Sumber Pendanaan Pendidikan

1. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menyiapkan Rencana Unit Produksi/Jasa


Langkah-langkah yang akan dibahas mencakup faktor-faktor utama yang dipertimbangkan
dalam mempersiapkan ssuatu rencana usaha. Rencana usaha anda bisa meliputi sebagian atau
seluruh langkah-langkah ini.
a. Pelajari Pasar Anda (Membaca Peluang Bisnis)
Tentukan siapa saja konsumen bagi produksi atau jasa yang akan anda tawarkan. Sebagai
contoh, jika anda akan menjual kusen pintu/jendela, anda harus tahu bahwa pasar anda (atau
konsumen) adalah orang-orang yang sedang membutuhkan tempat tinggal dan biasanya akan
membeli kusen/jendela berdasarkan selera pribadi mereka. Memahami orang yang akan anda
layani. Bagaimana karakteristik mereka? Berapa besar belanja mereka dan apa saja yang
biasanya menarik perhatian mereka?
Selidiki siapa pesaing anda. Berapa banyak mereka dan dimana mereka berusaha? Dengan
mengetahui persaingan dan jumlah orang yang mungkin akan membeli produk seperti produk
anda, berapa banyak dari orang-orang ini anda inginkan menjadi konsumen tetap anda? Ini
adalah pangsa pasar anda.
Pertama-tama yang harus diingat pada saat mencoba mengidentifikasi peluang usaha adalah
tujuan utama didirikannya suatu perusahaan atau unit produksi baik yang memproduksi
barang/jasa untuk kebutuhan atau keinginan manusia. Berikut ini dijelaskan permintaan
masyarakat akan produk barang/jasa pada saat ini yang dapat dipenuhi. Mungkin permintaan
sekarang dipasok oleh pemasok atau produsen lokal. Bila demikian, selidiki apakah suplai lokal
sudah memenuhi permintaan lokal atau belum sehingga dapat diketahui masih ada peluang atau
tidak untuk membuka usaha di bidang tersebut.Sebagai contoh, jika suatu perusahaan bangunan
hanya mampu memenuhi setengah dari kebutuhan lokal maka dapat dipertimbangkan untuk
membuka perusahaan bangunan.
Alternatif lain, sejumlah produk disuplai oleh konsumen atau pemasok dari luar. Pelajari
produk-produk itu dan adakan modifikasi-modifikasi. Ada kemungkinan dengan sumber daya
tertentu, Anda dapat menghasilkan produk sejenis dengan bentuk, fasilitas, dan mutu yang lebih
tinggi tetapi dengan harga yang lebih rendah maka produk yang dhasilkan akan berpeluang laku
di pasaran.
Sebaliknya, Anda juga dapat mencari peluang dari produk-produk yang dieksport.
Biasanya, produk-produk ini diekspor dalam bentuk bahan baku setengah jadi. Misalnya, kayu
yang diproduksi masyarakat biasanya dijual ke pembuat mebel di luar daerahnya. Sebagai
seorang calon pengusaha, Anda dapat menemukan cara-cara meningkatkan nilai tambah kayu
tersebut sebelum dijual atau diekspor. Misalnya dengan membuat mebel yang mempunyai nilai
jual. Dengan demikian, Anda berpeluang membuka usaha.
Tersedianya sumber daya tertentu di lokasi tertentu dapat membuka peluang usaha. Beberapa
hal yang pelu dipertimbangkan dalam memilih alternatif usaha.
1) Bahan Baku
Temukan materal yang berasal dari suatu kawasan dan tersedia dalam jumlah besar. Selidik
kemungkinan mendapatkan uang dai sumber daya yang melimpah ini baik melalui
pengumpulan, perdagangan, pengolahan parsial atau proses produksi. Misalnya tersedianya
tanah lempung membuka peluang industri keramik.
2) Keterampilan khusus SMK/MAK dan masyarakat setempat
Suatu kelompok siswa du sekolah dan masyarakat biasanya memiliki keterampila khusus
yaitu keterampilan tradsional yang dapat digunakan untuk keperluan komersial. Pelajari
keterampilan-keterampilan ini secara cermat sebagai peluang tenaga kerja. Contoh: Daerah
pantai tersedia tenaga nelayan dapat membuka peluang usaha penangkapan ikan.
3) Informasi Industri
Membaca jurnal-jurnal teknik dan bisnis akan membuka wawasan dunia usaha dewasa ini.
Majalah SWA misalnya, adalah menyajikan berita-berita secara teratur tentang produk dan
teknik-teknik baru. Beberapa lembaga ada yang melakukan studi berkala yang membahas:
pertumbuhan, kemajuan, dan kinerja industri-industri tertentu. Stud-studi ini akan memberikan
informasi yang bermanfaat dan mungkin akan membantu memutuskan apakah Anda melakukan
investasi pada industri atau tidak.
4) Teknologi
Ikuti terus kemajuan teknologi untuk memperbaharui dan meningkatkan sesuatu yang baru.
Proyek-proyek tertentu memerlukan pengetahuan teknis, keterampilan khusus, dan teknologi
tertentu. Apakah Anda memiliki ketiga hal tersebut secara memadai? Contoh: mesin-mesin dan
peralatan baru serta hasil-hasil penelitian dan pengembangan.
5) Berbisnis Mulailah dari yang Kecil
Berbisnis sendiri dengan memulai dari kecil atau bekerja sama dengan orang lain, sama-
sama memiliki nilai kelebihan dan kekurangannya. Bagi bisnis pemula, untuk memulainya
disarankan mulai dari yang kecil. Jangan karena orang tersebut memiliki uang banyak atau
modal besar, langsung berbisnis dalam skala besar.
Belajarlah dari yang kecil. Jika bisnisnya berkembang, ini merupakan doa dan harapan
semua pebisnis dan dapat dibesarkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki baik m odal, tenaga,
pikiran, peluyang, dan tantangan yang ada. Jika bisnisnya dimulai dari kecil maka resiko yang
dihadapi juga kecil. Kalau bisnisnya kurang maju atau sama sekali tidak berkembang, kerugian
yang yang dideritanya tidak terlalu besar. Sesuatu yang dimulai dari kecil itu biasanya
menyenangkan. Sebab, jika terjadi sesuatu kerugian, tidaklah terlalu menyakitkan. Di samping
itu, usaha yang dimulai dari kecil pada umumnya mempunyai fondasi yang kokoh yang
bermanfaat untuk pengembangan usaha ke depannya sehingga tidak mudah goyah dengan
berbagai persaingan dan kendala-kendala.
6) Risiko
Pertimbangkan tingkat resiko keberhasilan atau kegagalan gagasan usaha sebelum
melakukan investasi dalam usaha. Misalnya akan lebih berisiko melakukan investasi usaha di
mana Anda tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman praktis di bidang usaha itu.
Kemungkinan gagal juga tinggi apabila pasar sudah jenuh atau persaingan sangat keras.
7) Hobby
Anda juga harus mempertimbangkan apakah usaha itu adalah usaha dalam bidang Anda atau
kesukaan Anda.
Dari mana usaha dimulai? Jawabnya:
a) Mulailah dari yang ringan
b) Mulailah dari yang dekat.
c) Mulailah dari yang kecil
d) Mulailah dari yang mudah
e) Mulailah dari diri sendiri
f) Mulailah dari sekarang

b. Teliti perilaku pasar di masa datang


Hitung berapa orang yang membeli produk anda di masa lalu, berapa orang yang membeli
produk serupa dari perusahaan lain, dan berapa harganya. Faktor-faktor permintaan pasar akan
suatu produk atau jasa serta tingkat persaingan juga menentukan tipe usaha Anda. Jangan
membuka usaha yang sudah jenuh dan persaingan sangat keras meskipun Anda memiliki
keunggulan khusus. Bukalah tipe usaha yang paling sedikit ditekuni orang lain atau yang paling
tidak keras persaingannya.
c. Memilih lokasi usaha
Dari penelitian terhadap calon konsumen anda, selidiki siapa mereka, apa dan dimana
mereka bekerja; dan apa saja kebutuhan/keinginan mereka. Dimana mereka akan memakai
produk anda – di rumah atau di tempat kerja? Bagaimana mereka menghabiskan waktu luang
mereka?
Contoh: Tempat dimana banyak orang yang menghabiskan waktu luangnya, merupakan tempat
yang ideal bagi usaha penjualan makanan atau hiburan. Usaha t-shirt printing mungkin paling
baik berlokasi dekat sekolah, atau dekat tempat pusat olahraga, atau di tempat lain yang sering
dikunjungi oleh calon pemakai produk anda.
Perhatikan fasilitas yang tersedia di daerah yang akan digunakan sebagai lokasi usaha anda.
Apakah fasilitas listrik, air dan/atau sambungan telepon tersedia? Mudahkah dijangkau oleh
pemasok dan konsumen anda? Apakah lokasi itu dekat dengan kawasan perdagangan dan
dipinggir jalan besar?
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi usaha:
1) Jarak antara sumber bahan baku dengan pasar (calon pembeli)
2) Ketersediaan dan keandalan transportasi dan fasilitas lain
3) Ketersediaan dan upah tenaga kerja
4) Ketersediaan, keandalan dan harga daya listrik
5) Ketersediaan, kualitas dan harga air
6) Fasilitas pembuangan dan pengelolaan limbah
7) Pajak
8) Ketersediaan, karakteristik dan harga limbah

Jika bahan baku dan/atau produk jadi sangat berat, maka sebaiknya pabrik berlokasi dekat
dengan sumber bahan baku dan/atau termpat pendistribusian. Jika tidak perusahaan akan
terbebani dengan biaya transportasi. Sebagai contoh, pabrik bubur kertas (pulp) dan kertas harus
berlokasi dekat sumber bahan baku karena bahan bakunya (kayu) jauh lebih berat dari produk
jadinya (kertas).
Jika bahan baku/produk jadi termasuk barang yang berat, harus diperhitungkan dengan
benar ketersediaan dan keandalan alat angkut di lokasi yang akan kita pilih.
Jika perusahaan berbentuk padat karya seperti perusahaan rokok, lokasi perusahaan harus
diusahakan dekat dengan daerah yang penduduknya dapat direkrut sebagai tenaga kerja.
Lokasi terpilih adalah lokasi yang memerlukan investasi awal dan biaya operasional yang paling
rendah.

d. Mempersiapkan Rencana Usaha


Berdasarkan jumlah calon konsumen yang anda tuju, tentukan jumlah barang yang akan
anda produksi untuk memenuhi pangsa pasar anda. Dari sini anda bisa mengestimasi jumlah
bahan baku dan biaya yang dibutuhkan.
Putuskan juga apakah anda akan menyewa, membeli toko lama atau membangun yang baru.
Jika akan membangun toko baru jangan lupa untuk memenuhi semua persyaratan (misalnya
IMB) dan dengan sendirinya biaya yang dibutuhkan lebih besar.
Pada rencana usaha yang telah disusun sebelumnya, telah ditentukan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan untuk mengisi posisi administrasi, penjualan dan produksi. Hendaknya berhati-hati
dalam memilih dan melatih tenaga kerja, karena ada hubungannya dengan uang yang akan
dikeluarkan sebagai imbalan atas jasa mereka. Kita harus tahu persis keahlian khusus apa yang
dibutuhkan untuk menjalankan usaha agar uang kita berguna.
Biasanya bentuk usaha yang kecil hanya melibatkan saudara dan relasi sebagai karyawan,
tetpi begitu usaha berkembang kita harus merekrut tenaga dari luar. Bisa dilakukan berdasarkan
rekomendasi dari kenalan (cara yang murah), atau melalui bursa tenaga kerja (memerlukan
biaya). Cara lain adalah dengan memasang iklan lowongan pekerjaan di koran/majalah. Tenaga
kerja yang telak direkrut harus dilatih (dan diawasi) sesuai dengan tugasnya dan bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya.

e. Mempersiapkan Rencana Organisasi


Tentukanlah bentuk organisasi usaha anda. Apakah itu berupa perusahaan perseorangan,
firma, atau korporasi (PT)? Selain itu, pelajari semua persyaratan-persyaratan hukum untuk
memulai usaha. Selain ijin-ijin umum, cari informasi apakah jenis usaha anda memerlukan ijin
khusus dari suatu departemen tertentu, misalnya. Apakah usaha Anda legal atau tidak? Pelajari
dengan seksama apakah ada batasan-batasan hukum yang dapat membuat usaha Anda sulit atau
dilarang beroperasi.
Setelah itu tulis semua kegiatan/aktivitas yang harus dilakukan dalam berusaha seperti
perencanaan, pengemasan, penjualan, dan lain-lain. Tentukan posisi pada tiap kegiatan dan
estimasi jumlah orang yang diperkerjakan pada setiap posisi. Tetapkan gaji untuk posisi
pekerjaan berdasarkan tarip gaji di perusahaan-perusahaan lain yang bergerak pada usaha yang
sejenis.

f. Mempersiapkan Rencana Keuangan


Berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha? Biasanya suatu usaha
memerlukan investasi dalam bentuk lahan, gedung, mesin-mesin, peralatan, dan modal untuk
membayar pembelian bahan baku, gaji, dan pengeluaran-pengeluaran lain. Bisa jadi karena
jumlah sumber dana yang dimiliki terbatas maka akan terbatas pula jenis usaha yang akan Anda
terjuni. Sebagai contoh: jika modal kecil bukalah usaha yang bermodal kecil pula. Misalnya
membuka usaha warung makanan cukup modal relatif kecil.
Dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari rencana-rencana lain, susunlah
informasi keuangan berikut.
1) Tentukan berapa banyak uang akan dibutuhkan untuk memulai usaha;
2) Putuskan dari mana uang tersebut akan didapat;
3) Estimasi semua item pendapatan dan pengeluaran. Buat anggaran kas untuk tahun
pertama operasi, berdasarkan pemasukan kas yang diharapkan dan pengeluaran kas.
4) Estimasi modal yang dimiliki (misalnya, kas, property, dll) serta jumlah uang yang
akan diinvestasikan sebagai modal kerja, dan pinjaman yang harus anda peroleh untuk
menutupi selisih antara investasi yang dibutuhkan dan uang yang anda miliki. Dari
informasi ini, buatlah taksiran neraca akhir.
Modal usaha bisa berasal dari modal sendiri atau melalui pinjaman dari pihak lain, yang
penting, harus dilakukan estimasi secara akurat mengenai jumlah dana yang dibutuhkan agar
usaha berjalan lancar. Bila memang diperlukan, dana bisa dipinjam dari berbagai sumber dan
setiap sumber punya kelebihan/kekurangan sendiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan: (1) periode pengembalian atau jangka waktu
peminjaman, (2) tingkat suku bunga dan biaya provisi atau komisi, (3) jaminan, (4) periodik
pengembalian, (5) batasan/aturan dari bank/debitur, dan (6) kemudahan pengambilan kembali
jaminan
Setelah modal terkumpul, harus dibuat keputusan yang tepat mengenai pengadaan
mesin/peralatan atau yang dibutuhkan untuk menghindari hal-hal berikut: (1) membayar lebih
mahal, (2) membeli peralatan yang tidak diperlukan, (3) biaya operasi yang besar (perawatan,
reparasi dan lain-lain).
Bila dana yang dibutuhkan tidak mencukupi, pemilihan mesin bisa dilakukan dengan
memperhatikan: (1) karakteristik operasi, (2) teknologi, dan (3) harga.
Dilihat dari karakteristik operasinya mesin terdiri dari mesin khusus dan mesin multiguna.
Sangat dianjurkan membeli mesin yang multiguna bila: (1) volume produksi rendah, (2) desain
produk berubah dari waktu ke waktu, (3) tingkat fleksibilitas tinggi, (4) menginginkan harga
mesin lebih murah.
Mesin khusus dapat digunakan bila: (1) desain produk tertentu, dan (2) volume produksi
besar. Sebelum memutuskan untuk membeli, bandingkan harga dari setiap mesin beserta
untung-ruginya. Pertimbangkan juga biaya perawatannya. Anda dapat meminta informasi dari
produsen lain yang menggunakan mesin dimaksud, juga mengenai reputasi suplier. Pilih suplier
yang dapat menentukan mesin berdasarkan kebutuhan anda, dan yang memberikan jaminan
purna jual yang baik misal : pemasangan, perawatan, dan reparasi; dan juga menyediakan suku
cadang.
Mesin/peralatan yang akan dibeli tidak selalu harus baru. Anda dapat juga
mempertimbangkan untuk membeli mesin bekas bila: (1) harga mesin bekas jauh lebih murah
dari mesin baru, (2) keadaan keuangan tidak memungkinkan membeli mesin baru, dan (3) mesin
bekas dapat memenuhi (cukup memuaskan) kebutuhan produksi..
Dalam membeli mesin bekas, perhatikan hal-hal berikut: (1) cek reparasi suplier yang
menjual mesin bekas, (2) cari dan bandingkan beberapa mesin di beberapa tempat, (3) periksa
kondisi mesin, dan (4) ketahui umur mesin dan lama pemakaian, sehingga dapat diramalkan
performansinya dimasa datang.

g. Studi Kelayakan Usaha Bisnis


Lakukan pengambilan keputusan membuka usaha dengan kriteria: tingkat kemudahan,
tingkat resiko, dan cepat kembali modal atau Tingkat Return of Invesment (ROI).
Kriteria:
Kemudahan : 3 = sangat mudah
2 = mudah
1 = sukar
Risiko : 3 = kurang berisiko
2 = berisiko
1 = sangat berisiko
Kembali modal : 3 = cepat kembali modal
2 = lambat kembali modal
1 = sukar kembali modal
Usaha yang
Kemudahan Risiko Kembali modal Bobot
akan dibuka
A 2 2 3 12
B 3 3 3 27
C 3 1 2 6

Usaha yang dibuka adalah usaha B


Anda dapat pula menggunakan alternatif lain dalam membuka usaha. Caranya sebagai
berikut. Berilah nilai 1 sampai 4 untuk kriteria-kriteria di bawah ini. 1 sangat tidak mendukung
dan 4 sangat mendukung.
A. Kelayakan pemasaran
B. Kesukaan
C. Keahlian
D. Dana
E. Bahan baku
F. SDM/Teknologi

Jika A + B + C + D + E + F hasilnya kurang dari 2 maka usaha jangan dibuka.


24
Contoh: 2 + 4 + 0 + 2 + 3 + 1 hasilnya = 0,5 maka usaha jangan dibuka.
24

h. Cara Memilih Bentuk Usaha


Pengelolaan usaha dapat dilakukan melalui cara: (1) menjadi pemilik, (2) mencari mitra
kerja, dan (3) membentuk perusahaan.
Jika anda mempunyai uang, ide dan pengalaman, anda dapat memutuskan untuk menjadi
pemilik. Jika anda punya uang dan ide, tetapi kurang memiliki pengalaman, anda dapat mencari
mitra kerja yang mempunyai keahlian yang dibutuhkan. Jika anda mempunyai ide, tetapi tidak
punya uang dan kurang pengalaman, anda dapat mencari mitra kerja, atau membentuk
perusahaan.
Karakteristik setiap bentuk usaha:
1) Pemilik Tunggal
Sebagai satu-satunya pemilik, banyak keuntungan yang didapat misalnya :
 Dapat memulai atau membubarkan tanpa banyak formalitas.
 Dapat bereaksi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia usaha.
 Semua keuntungan menjadi milik anda.
Dari sisi lain kerugiannya juga, misalnya : ada kemungkinan anda harus membayar hutang
dengan kekayaan pribadi apabila asset usaha tidak cukup untuk menutupi hutang.
2) Kerjasama
Dapat dibentuk bila anda dan orang lain sepakat untuk bekerja sama dan bersama-sama
memiliki perusahaan, dan harus perjanjian yang memperinci hak dan kewajiban setiap pihak.
Paling tidak ada satu pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah keuntungan. Perusahaan
akan bubar bila salah satu pihak meninggal dunia.
3) Perusahaan
Dalam bentuk usaha ini, dipisahkan antara pemilik (yang disebut dengan pemegang saham)
dengan perusahaan (pelaksana). Kelangsungan hidup perusahaan ini tidak dipengaruhi baik oleh
jumlah saham yang ada, ataupun dengan kematian salah seorang pemegang saham.

i. Cara memulai unit produksi/jasa sekolah


Berikut ini beberapa petunjuk dalam memulai unit produksi/jasa sekolah. Berikut ini
beberapa petunjuk dalam merencanakan UP/J SMK/MAK (Dikmenjur, 2007) antara lain:
1) Temukan ide untuk memulai bisnis pada Unit Produksi sekolah antara lain melalui:
a) Menginventarisir hobi/ minat siswa/ guru yang relevan dengan program keahlian
yang dikembangkan di SMK
b) Menginventarisasi kompetensi dan peng-alaman yang dimiliki siswa/ guru yang
dapat dikembangkan menjadi kegiatan usaha
c) Pelajari media masa (koran, majalah, internet, tayangan televisi), khususnya yang
mem-bahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan bisnis
d) Kunjungi pameran; anjurkan para siswa dan guru untuk menunjungi pameran dan
menemukan ide bisnis berkaitan dengan kompetensi masing-masing program
keahlian
e) Lakukan survey ke pasar dan lingkungan tertentu untuk menemukan kebutuhan
yang mendesak dalam lingkungan tersebut
f) Menginventarisir keluhan-keluhan; tugaskan siswa dan guru untuk mewawancarai
orang-orang yang mengkonsumsi produk tertentu.
g) Melakukan curah gagasan/brainstorming, hal ini dapat dilakukan dengan siswa,
staf/ guru, maupun dengan stakeholders lainnya
h) Kembangkan kreativitas, malalui lomba/ kompetisi; jajak pendapat;
penyelenggaraan acara/ kegiatan yang memungkinkan munculnya aneka ide dari
berbagai sumber.
i) Lakukan berbagai inovasi: dalam pem-belajaran, dalam penyelenggaraan ekstra
maupun ko-kurikuler, sehingga inovasi tersebut masih terintegrasi dengan program
reguler di SMK

2) Setelah ditemukan ide untuk memulai bisnis, maka perlu dilakukan pembahasan oleh
tim di sekolah untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut:
a) Dimana posisi kita sekarang?
b) Kemana kita akan pergi?
c) Bagaimana kita mencapai?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka dilakukan analisis SWOT.
Sebagai contoh:
 Kekuatan:
1. Hubungan sekolah dengan masyarakat baik
2. Lokasi sekolah strategis
3. Fleksibilitas anggaran
4. Sarana prasarana mencukupi
5. Pelanggan produksi dan jasa sudah ada
6. Dukungan pemerintah baik
7. Seluruh warga sekolah mendukung,
8. Dll

 Kelemahan:
1. Tingkat motivasi/ disiplin warga sekolah rendah
2. Motivasi warga sekolah untuk berkembang rendah
c. Staf yang terlatih sangat kurang/ tidak mempunyai jiwa enterpreuneur
d. Rasa memiliki atas fasilitas rendah
e. Pengambangan staf tidak ada
f. Hanya memusatkan perhatian terhadap ke-pentingan pembelajaran reguler
g. Manajemen usaha menjadi satu dengan manajemen sekolah
h. Perangkat keras masih dipergunakan hanya untuk KBM
i. Para guru pelaksana Unit Produksi memiliki beban mengajar yang sama dengan
guru lain yang tidak terlibat.

 Kesempatan:
1. adanya pengembangan praktik kerja industri di SMK
2. Daya dukung DU/DI dalam bentuk pening-katan kemampuan warga sekolah
3. Prospek SMK
4. DU/DI masih menuntut tenaga terampil,
5. Dll

 Ancaman
1. Kekurangan profesionalitas pengelola
2. Daya saing usaha produk/ jasa masih ren-dah
3. Stabilitas ekonomi dan politik yang tidak stabil
Untuk lebih memantapkan perencanaan Unit produksi maka dalam pembentukannya
perlu diawali juga dengan langkah-langkah Rencana Bisnis (Bisnis Plan)

1. Deskripsi Usaha
a. Jenis usaha apa yang akan dikembangkan
b. Jenis produksi dan jasa apa yang akan dijual/ dihasilkan
c. Jenis peluang apa yang ada
d. Potensi yang dapat membantu pertumbuhan usaha
e. Apa yang dapat mendukung keberhasilan usaha
2. Masalah pemasaran:
a. Siapa konsumen yang potensial
b. Siapa pesaing yang dihadapi dan apa saja keunggulan mereka
c. Bagaimana promosi penjualan yang akan dilakukan
d. Berapa target pasar yang akan diraih
e. Bagaimana stategi iklan dan promosi yang akan ditempuh
3. Infrastruktur:
a. Dimana lokasi usaha
b. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi
c. Fasilitas dan peralatan untuk usaha
d. Jenis transportasi yang ada dan yang akan dibutuhkan
e. Faktor pendukung lain (jaringan listrik, komunikasi, air bersih, drainase, dll)
f. Ketersediaan tenaga kerja
g. Siapa Suplier dalam usaha yang akan dilaksanakan
4. Manajemen:
a. Siapa manajernya
b. Jumlah pekerja yang dibutuhkan
c. Berapa gaji yang dibayarkan
d. Jenis dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
e. Apakah diperlukan konsultan ahli
f. Apakah diperlukan ijin usaha
g. Bagaimana pengaturan antara kegiatan pembelajaran reguler dengan Unit produksi.

5. Risiko:
a. Problem apa yang amat potensial yang dapat diidentifikasi
b. Risiko yang harus diperhitungkan

6. Finansial:
a. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk usaha yang akan dikembangkan
b. Berapa modal yang dibutuhkan untuk mengawali usaha
c. Cashflow (aliran dana)
d. Break Even Point
e. Sumber keungan yang potensial
f. Apakah ada investor
g. Apakah ada loan

7. Penjadwalan:
a. Berapa waktu yang diproyeksikan untuk usaha tersebut
b. Bagaimana mengatur waktu mewujudkan tujuan

j. Cara Membuat Rencana Bisnis (Business Plan)


a. Sistematika Rencana Bisnis adalah sebagai berikut.
I. Ringkasan Eksekutif
Maksimal dua halaman
Berisi:
A. Tujuan UP/J SMK/MAK dan produksi/jasa yang akan dihasilkan.
B. Kecenderungan paling penting industri barang/jasa.
C. Tipe iklan dan promosi yang akan diimlementasikan
D. Penjualan dan keuntungan tiga tahun terakhir (jika UP/J sudah berjalan)
E. Proyeksi penjualan dan keuntungan tiga tahun yang akan datang
F. Pendidikan dan pengalaman bisnis manajemen UP/J SMK/MAK
G. Pertimbangan penting seperti MoU, kontak pelanggan, hak paten, dan lain-lain.
I. Informasi penting lainnya seperti prosedur kerja di UP/J SMK/MAK.
II. Pernyataan Misi
A. Tujuan bisnis
B. Identifikasi produk barang/jasa yang akan ditawarkan.
C. Gambaran filsafat manajemen yang dianut.
III. Analisis Lingkungan Bisnis
Uraikan pertimbangan perubahan penduduk, bekijakan dan tindakan pemerintah, perubahan
teknologi, kecenderungan ekonomi, dan sebagainya.
Analisis juga menjawab:
 Bagaimana informasi industri yang sama saat ini?
 Apakah industri yang ada rata-rata gagal?
 Apakah sudah ada industri baru atau sudah ada satu industri yang sedang berkembang?
 Apa saja keuntungan industri selain uang?
 Siapa sasaran pembelinya dan bagaimana daya beli masyarakat?
IV. Gambaran Produksi / Jasa
Berisikan:
Informasi tentang ukuran, bentuk, bahan utama, warna, berat, kecepatan, kemasan, tekstur,
feature, lama garansi, pelayanan purna jual, dan jenis-
jenis jasa yang ditawarkan.
V. Analisis Persaingan
Berisikan:
 Idnetifikasikan tiga nama pesaing utama Anda.
 Jarak antara UP/J SMK/MAK dengan pesaing lainnya.
 Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing Anda misalnya:
Pilihan produksi : Partai besar, menengah, kecil?
Luas Pemasaran : 100%, 50%, 0%?
Mutu layanan : Baik, rata-rata, jelek?
Jumlah promosi : Banyak, sedang, sedikit?
Harga : Mahal, sedang, murah?
Pekerja : Stabil, rata-rata, banyak yang berhenti?
Pengetahuan pekerja : Baik, rata-rata, rendah?
Keuangan : Kuat, rata-rata, lemah?
Perlengkapan : Baru, rata-rata, lama?
Kapasitas produksi : Penuh, rata-rata, sedikit?
VI. Strategi Harga
Berisikan: apakah ada harga promosi? Harga eceran? Harga partai besar?
Harga kontan? Bonus?
VII. Gambarkan Kebijakan Kredit
Berisikanberapa harga kredit, frekuensi pembayaran, cara pembayaran, bonus dan
sanksi.
VIII. Gambarkan Keunggulan Kompetitif UP/J SMK/MAK
Berisikan: mutu, harga, waktu pemesanan, harga, lokasi, pelayanan purna jual. Jelaskan
bagaimana Anda membuat mutu lebih baik, pelayanan lebih baik, lokasi lebih baik.
Kombinasikan beberapa kelebihan atau keunggulan jika mungkin.
IX. Gambaran Metode Segmentasi Pasar yang Akan Digunakan
Berisikan:
Wilayah akan akan dilayani
Status penduduk yang akan menjadi pangsa pasar.
Psikologi pembeli seperti gaya hidup, orientasi keluarga, olah ragawan, dan sebagainya.
X. Gambaran Lokasi
Berisikan denah lakasi usaha, alamat email dan nomor telepon
XI. Gambaran Rencana Promosi
Berisikan apa yang akan dipromosikan, bagaimana mempromosikan, siap yang terlibat,
waktu promosi, dan berapa biayanya?.
XII. Identifikasi Manajemen dan Personil
Berisikan: struktur organisasi, uraian tugas, dan rencana gaji/upah. Alamat rumah dan
nomor telepon masing-masing personil
XIII. Pertimbangan Hukum
Berisikan: akte pendirian, pajak yang akan dibayar, hak paten, merk dagang, perjanjian
kontrak dengan pemasok, penyalur, pelanggan, dan lain-lain.
XIV. Identifikasi Persyaratan Asuransi
Berisikan: asuransi kesehatan, kecelakaan, perusahaan, dan lain-lain.
XV. Identifikasi Pemasok
Berisikan: siapa pemasok bahan baku utama? Sistem pembayaran, jadwal penyampaian,
dan standar minimal mutu dan kuantitas.
XVI. Daftar Resiko yang Tidak Dapat Diramalkan
Berisikan: kemungkinan krisis ekonomi, perubahan cuaca, atau keadaan force majure
lainnya. Jelaskan tindakan apa yang akan dilakukan jika terjadi force majure tersebut.

XVII. Simpulan
Bersikan keputusan apakah usaha layak atau tidak layak untuk dibuka. Asumsi yang
mendukung simpulan Anda. Jika usaha sudah dibuka, gambarkan bagaimana
pengembangannya dan apa asumsinya.
BAB IV
PELAKSANAAN UP/J SMK/MAK

A. Pengorganisasian UP/J SMK/MAK


1. Prinsip Pengorganisasian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat strukur organisasi UP/J SMK/MAK
(Dikmenjur, 2007) antara lain:
a) Organisasi dan manajemen Unit Produksi disusun secara flat:
(1) Lebih menekankan pada kerja tim
(2) Sebagai anggota tim, karyawan dilibatkan dan diberdayakan untuk memberi
kontribusi kepada manajemen dalam mewujudkan kepuasan kepada pelanggan
(3) Adanya pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas kepada setiap unit kerja
dan pelaksana
b) Mengembangkan prinsip ’desentralisasi’ dan otoritas dalam pembagian tugas dan
wewenang
c) Peran dan tanggungjawab personel dan pengelola secara jelas, untuk dapat
menumbuhkan usaha tanpa dikekang oleh jalur birokrasi yang kaku
d) Gaya kepemimpinan sekolah bersifat luwes, fleksibel dan demokratis, untuk dapat
menjalin komunikasi dan menyaring informasi dengan cepat bagi kepentingan Unit
Produksi
e) Staffing, dilakukan dalam aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan SDM dalam
pengembangan Unit Produksi yang meliputi: rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi,
pemberian imbalan, unit pelatihan, promosi dan penilaian prestasi kerja.
f) Pengendalian dilakukan untuk melakukan pengaturan atau pengarahan dalam
organisasi agar tujuan tercapai.
(1) Pengendalian fisik, misal: (1) bahan baku, (2) kualitas produk, (3) peralatan
produksi, dan (4) kapasitas mesin, dll
(2) Pengendalian Personel, meliputi: (1) penempatan pekerja baru, (2) diklat
karyawan, dan (3) penggajian dan prestasi kerja
(3) Pengendalian Informasi, meliputi: (1) informasi pemasaran dan penjualan, (2)
informasi analisis lingkungan, (3) jadwal produksi, dan (4) pengendalian finansial

2. Pelaksanaan Pengorganisasian UP/J SMK/MAK


a. Struktur organisasi UP/J SMK/MAK berisi sistem penyelenggaraan dan administrasi
yang diuraikan secara jelas dan transparan.
1) Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan pelaksanan UP/J
SMK/MAK.
b. Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi UP/J SMK/MAJK:
1) Memasukan unsur staf administrasi dengan wewenang dan tanggung jawab yang
jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara optimal;
2) Dievaluasi secara berkala untuk melihat efektivitas mekanisme kerja pengelolaan
sekolah;
c. Diputuskan oleh Kepala SMK/MAK dengan mempertimbangkan pendapat dari komite
SMK/MAK.

3. Alternatif Struktur Organisasi UP/J SMK/MAK


Unit produksi pada hakekatnya secara kelembagaan merupakan suatu unit yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi sekolah. Namun demikian, untuk mempermudah
dan lebih fokus dalam pembahasan, maka unit produksi dapat divisualisasikan dalam bentuk
bagan tersendiri.
Pada prinsipnya, struktur organisasi unit produksi SMK/MAK belum terbakukan dan sangat
tergantung dari kebutuhan masing-masing sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh cakupan/luasan
kegiatan yang ada pada unit produksi itu sendiri. Untuk itu, perlu dipahami bahwa bentuk
struktur organisasi Unit produksi tidak ada yang terbaik. Yang ada, adalah organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang dimiliki (Dikmenjur, 2007).
Secara sederhana, organisasi unit produksi sekolah paling tidak terdiri atas penanggung
jawab, ketua, bendahara, sekretaris, dan bagian operasional yang meliputi bagian produksi dan
pemasaran. Dengan demikian bagan struktur organisasi UP/J SMK/MAK dapat digambarkan
sebagaimana halaman berikut ini (Dikmenjur (2007):
Gambar 4.1 Alternatif 1 Struktur Organisasi UP/J
Gambar 4.2 Alternatif 2 Struktur Organisasi UP/J
Apabila kondisinya sudah berkembang dan mempunyai jenis/ bidang usaha yang bervariasi,
maka organisasinya perlu ditambah kepala divisi untuk masing-masing jenis/ bidang usaha
tersebut Misal kepala Divisi Usaha Bengkel (jasa service, ganti oli, penjualan spareparts,dll)
Kepala Divisi Usaha Keuangan (Bank Mini, Koperasi simpan pinjam, dll), Kepala Divisi Usaha
Perkayuan (perabot dan kusen), Kepala Divisi Diklat (paket keterampilan, kursus-kursus, dll)
dan lain-lain. Bagan struktur organisasi dan uraian tugasnya dapat digambarkan sebagaimana
pada halaman berikut (Dikmenjur, 2007).
Gambar 4.3 Alternatif 3 Struktur Organisasi UP/J
B. Uraian Tugas Personil UP/J SMK/MAK
1. Penanggungjawab
a. Menyusun visi dan misi
b. Menetapkan struktur organisasi, uraian tugas dan mekanisme kerja
c. Menetapkan sistem pengelolaan keuang-an dan pembagian hasil kerja
d. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
e. Menyusun rencana program
f. Mengevaluasi pelaksanaan program
2. Ketua
a. Mengkoordinir kegiatan Unit Produksi se-kolah
b. Mengawasi kegiatan Unit Produksi sekolah
c. Menjalin Kerjasama dengan mitra kerja
d. Menyusun uraian Tugas Personil Unit Pro-duksi Sekolah
e. Mendistribusikan tugas kepada setiap personil Unit Produksi Sekolah
f. Menandatangani naskah kerjasama de-ngan mitra kerja
g. Memberikan persetujuan atas produk sesuai dengan hasil musyawarah dengan personil
lainnya (Kadiv usaha)
h. Memberikan persetujuan anggaran pro-duksi berdasarkan perhitungan harga yang telah
diperhitungkan sebelumnya
3. Kepala Divisi
a. Mengkoordinir kegiatan pada Unit Usaha masing-masing
b. Mengawasi kegiatan pada Unit Usaha masing-masing
c. Bekerjasama dengan ketua unit produksi menjalin Kerjasama dengan mitra kerja
d. Menyusun draft uraian tugas Personil pada unit usaha
e. Meneruskan pendistribusian tugas kepada setiap personil yang ada pada unit usaha
f. Memberikan rekomendasi persetujuan atas produk sesuai dengan hasil musyawarah
dengan personil lainnya dalam lingkup unit usaha
g. Memberikan rekomendasi persetujuan anggaran produksi pada unit usaha berdasarkan
perhitungan harga yang telah diperhitungkan sebelumnya
4. Sekretaris
a. Melakukan pencatataan kegiatan Unit Produksi
b. Mengagendakan dan mengarsipkan surat-surat
c. Menangani administrasi Unit Produksi secara umum
d. Mengatur Jadwal kegiatan Unit Produksi
e. Membantu Bendahara dalam menyiapkan administrasi laporan keuangan
f. Menyiapkan Naskah Kerjasama Unit Produksi dengan mitra kerja
g. Mendistribisukan surat-surat baik intern maupun ekstern
h. Membuat dan mengarsipkan notula rapat
i. Mendokumentasikan berbagai dokumen Unit Produksi (Sertifikat: MoU; Kontrak;
SPK, dll)
j. Membuat laporan berkala
5. Bendahara
a. Menyusun Rencana anggaran Biaya untuk mendapat persetujuan ketua
b. Mengatur aliran dana masuk dan keluar dari dan ke Unit Produksi
c. Membukukan aliran dana Unit Produksi
d. Mendokumentasikan bukti-bukti penge-luaran dan pemasukan Unit Produksi
e. Membuat perhitungan upah bersama dengan bagian produksi
f. Menyusun laporan keuangan secara berkala dan tahunan
6. Bagian Produksi
a. Mengkoordinir pengerjaan permintaan produksi
b. Menyusun perhitungan kebutuhan produksi yang meliputi: bahan dan upah
c. Mengawasi pelaksanaan produksi
d. Melakukan quality control
e. Membuat sample inovasi produk
7. Bagian Pemasaran
a. Membuat program promosi
b. Menjalin kerjasama dan melakukan pende-katan dengan mitra kerja
c. Melaksanakan kegiatan promosi
d. Berkordinasi dengan Bagian Produksi untuk realisasi produksi sesuai permintaan
pelanggan
e. Membuat laporan berkala tentang kegiatan promosi
8. Pelaksana Produksi
a. Melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan permintaan bagian produksi
b. Melaporkan hasil produksi kepada bagian produksi
c. Melakukan perawatan dan pencatatan kondisi peralatan kerja
d. Menjaga keselamatan kerja
(Dikmenjur, 2007).

C. Sistem Administrasi UP/J SMK/MAK


Beberapa unsur pokok yang harus ada dalam sistem administrasi UP/J SMK/MAK adalah
(Dikmenjur, 2007):
1. Kesekretariatan, yang meliputi: (1) surat menyurat, (2) penggajian, (3) data Pelanggan, (4)
mekanisme Alur Informasi, (5) peraturan-peraturan, (6) perjanjian-perjanjian, (7) Buku Kas
per Unit Usaha, (8) Buka Kas Sentral, (9) Budget Anggaran, (10) pembayaran, dan (11)
rekening bank.
2. Akuntansi, yang meliputi: (1) pembagian pendapatan, (2) pengelolaan kas dan tunai bank,
dan (3) pembukuan

D. Pelaksanaan UP/J SMK/MAK sebagai Sumber Pembelajaran Siswa


1. Pedoman Pembelajaran di UPJ/ SMK/MAK
a. Pengelola UP/J SMNK/MAK membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai
aspek pengelolaan pembelajaran secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak
yang terkait.
b. Perumusan pedoman S/M
1) Mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan SMK/MAK;
2) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
masyarakat
3) Pedoman pengelolaan pembelajaran meliputi: (1) KTSP, (2) kalender
pendidikan/akademik, (3) struktur organisasi S/M, (4) pembagian tugas di antara
guru, (5) pembagian tugas di antara tenaga kependidikan, (6) peraturan akademik,
(7) tata tertib UP/J SMK/MAK, (8) kode etik SMK/MAK, dan (9) biaya
operasional SMK/MAK
c. Pedoman UP/J SMK/MAK berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional
pembelajaran
d. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan, dan pembagian tugas pendidik serta
tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan sementara lainnya dievaluasi
sesuai kebutuhan.
e. Kepala SMK/MAK mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan pembelajaran
di UP/J SMK/MAK pada rapat dewan pendidik dan bidang nonakademik pada rapat
komite SMK/MAK dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan
sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.

2. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di UP/J SMK/MAK


Pelaksanaan MBS diarahkan agar UP/J SMK/MAK dapat mencapai target indikator mutu
implementasi manajemen sekolah/madrasah antara lain: (1) pengelola UP/J SMK/MAK
menerapkan prinsip-prinsip MBS, (2) kegiatan UP/J SMK/MAK tersusun secara proporsional
untuk satu tahun pelajaran, (3) penugasan guru praktik sesuai dengan tuntutan minimal, (4)
kuantitas dan kualitas guru praktik dan staf sesuai dengan kebutuhan UP/J SMK/MAK, (5)
tenaga yang ada dimanfaatkan secara optimal, (6) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki rencana
pengembangan karier guru dan staf, (7) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki mekanisme
pemberian sanksi dan insentif, (8) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki perencanaan fasilitas
yang sesuai dengan kebutuhan, (9) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki program peningkatan
mutu pendidikan, (10) pengelola UP/J SMK/MAK mengembangkan keterbukaan secara
proporsional, dan (11) pengelola UP/J SMK/MAK mengelola keuangan sekolah/madrasah
dengan transparan.
Tidak ada satu implementasi MBS yang seragam untuk semua sekolah/madrasah.
Pelaksanaan MBS bukanlah proses sekali jadi langsung bagus hasilnya, tetapi merupakan proses
yang berlangsung kontinyu dan melibatkan warga sekolah/madrasah dan stakeholders secara
aktif dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah.

3. Tujuan Tahap-tahap Implementasi MBS


Tahap-tahap implementasi MBS dibuat dengan tujuan untuk: (1)membantu SMK/MAK
agar MBS dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien; (2) membantu SMK/MAK dalam
menyusun rencana dan program-programnya untuk mendapatkan dukungan dana dari sponsor
kompeten, dan (3) melakukan ujicoba pelaksanaan konsep MBS.

4. Tahap-tahap implementasi MBS


a. Menyosialisasikan Konsep MBS
Menyosialisasikan konsep MBS melalui pelatihan, workshop dan sejenisnya. Dalam
sosialisasi tersebut, dijelaskan apa, mengapa, dan bagaimana konsep MBS
diimplementasikan.
b. Mengidentifikasi Tantangan Nyata UP/J SMK/MAK
Tantangan nyata UP/J SMK/MAK adalah selisih hasil sekolah/madrasah dengan target
sekolah/madrasah. Tantangan nyata UP/J SMK/MAK umumnya bersumber dari empat
kategori yaitu: mutu, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi. Contoh: Keuntungan Rp 50
juta. Target = Rp 75 juta. Tantangan nyata = Rp 25 juta.
c. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran UP/J SMK/MAK.
d. Mengidentifikasi Fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
Setelah sasaran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah mengidentifikasi fungsi-
fungsi yang digunakan untuk mencapai sasaran yang masih perlu diteliti tingkat
kesiapannya antara lain fungsi manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan UP/J SMK/MAK.
e. Melakukan Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan untuk mengenali tingkat kesiapan UP/J SMK/MAK dalam
mencapai sasaran sekolah/madrasah. Kekuatan adalah faktor dari dalam UP/J SMK/MAK
yang mendorong pencapaian sasaran. Peluang adalah faktor dari luar UP/J SMK/MAK yang
mendorong pencapaian sasaran. Kelemahan adalah faktor dari dalam UP/J SMK/MAK
yang menghambat pencapaian sasaran. Ancaman adalah faktor dari luar UP/J SMK/MAK
yang menghambat pencapaian sasaran.
f. Alternatif Langkah Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis SWOT dapat dilakukan tindakan yang diperlukan untuk merubah
fungsi yang tidak siap menjadi siap. Tindakan mengatasi kelemahan menjadi kekuatan, dan
ancaman menjadi peluang.
g. Menyusun Rencana dan Program UP/J SMK/MAK
Rencana dan Program UP/J SMK/MAK harus menjelaskan secara detail dan lugas
tentang: siapa yang melakukan, apa yang dilakukan, bilamana dilakukan, di mana
dilakukan, bagaimana melakukan dan bagaimana biayanya. Hal ini untuk memudahkan
pelaksanaan dan dukungan moral maupun finansial dari stakeholders. Hal pokok yang perlu
diperhatikan dalam menyusun rencana adalah keterbukaan kepada stakeholders.
h. Melaksanakan Rencana Peningkatan Mutu
Pengelola UP/J SMK/MAK hendaknya: (1) proaktif melaksanakan rencana yang sudah
disetujui stakeholders; (2) mendayagunakan sumberdaya pendidikan semaksimal mungkin,
(3) menggunakan pengalaman-pengalaman yang efektif, teori-teori yang cocok untuk
meningkatkan mutu; (4) bebas mengambil inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program-
program; (5) menerapkan konsep belajar tuntas (mastery learning).
i. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program. Pengelola UP/J
SMK/MAK perlu melakukan evaluasi pelaksanaan program baik jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang. Evaluasi jangka pendek dilakukan setiap akhir semester. Jangka
menengah setiap akhir tahun. Jangka panjang setiap akhir empat tahun. Dalam melakukan
evaluasi, pengelola UP/J SMK/MAK harus melibatkan stakeholders. Sebelum melakukan
evaluasi perlu disepakati sejak awal indikator-indikator keberhasilan setiap program. Hasil
evaluasi perlu dibuat laporannya yang terdiri laporan teknis dan keuangan Jika UP/J
SMK/MAK melakukan upaya-upaya penambahan pendapatan maka pendapatan tambahan
itu harus dilaporkan sebagai bentuk pertangungjawaban (akuntabilitas) yang dikirimkan
kepada atasan (kepala sekolah) dan komite sekolah/madrasah.
j. Sasaran Baru
Hasil evaluasi merupakan umpan balik UP/J SMK/MAK dan orang tua siswa untuk
merumuskan sasaran baru untuk tahun yang akan datang. Bila dianggap berhasil maka
sasaran dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan sumber daya UP/J SMK/MAK. Jika
gagal maka sasaran dapat saja tetap seperti sedia kala, namun dilakukan perbaikan strategi
dan mekanisme pelaksanaan kegiatan. Setelah sasaran baru ditetapkan, selanjutnya
dilaksanakan analisis SWOT untuk mengetahui tingkat kesiapan masing-masing fungsi
manajemen dalam sekolah/madrasah sehingga dapat diketahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam rangka penyusunan rencana dan program baru.

5. Ruang Lingkup Pembinaan MBS


Ruang lingkup pembinaan MBS adalah tugas-tugas yang dilakukan pengelola UP/J
SMK/MAK dalam pelaksanaan MBS yaitu: (1) menyusun rencana dan program pelaksanaan
MBS dengan melibatkan stakeholder, (2) mengoordinasikan dan menyerasikan segala
sumberdaya di UP/J SMK/MAK dan di luar UP/J SMK/MAK untuk mencapai sasaran MBS, (3)
melaksanakan program MBS secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip Total
Quality Management (TQM) dan pendekatan sistem, (4) melaksanakan pengawasan dan
pembimbingan pelaksanaan MBS sehingga kejituan implementasi dapat dijamin untuk mencapai
sasaran MBS, (5) pada setiap akhir tahun ajaran melakukan evaluasi pencapaian sasaran MBS
yang telah ditetapkan. Hasilnya untuk menentukan sasaran baru MBS tahun berikutnya, (6)
menyusun laporan pelaksanaan MBS beserta hasilnya secara lengkap dan benar untuk
disampaikan kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota, komite SMK dan yayasan (bagi MAK)
setempat, (7) mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan MBS kepada stakeholders.
Dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan pemberlakuan kurikulum yang ada,
SMK/MAK melaksanakan aktivitas produksi dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Hal ini mengandung arti bahwa semua aspek individu berproses dalam kegiatan pembelajaran
dan dapat diukur. Aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik terintegrasi dalam bentuk hasil
belajar akhir yang berupa barang, jasa atau hasil karya lainnya (Dikmenjur, 2007) .

E. Pelaksanaan UP/J SMK/MAK sebagai Salah Satu Sumber Pendanaan Pendidikan


SMK/MAK
Hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa SMK/MAK tentu saja akan semakin bernilai
apabila dapat diakui oleh masyarakat sebagai sesuatu yang dapat bermanfaat dan laku untuk
dijual. Siswa SMK program keahlian Tata Boga dapat memproduksi berbagai jenis makanan
yang laku dijual; dari program keahlian Tata Busana dapat menghasilkan barang dalam bentuk
aneka pakaian jadi maupun jasa dengan menerima jahit pakaian; program keahlian Budidaya
Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan menghasilkan berbagai hasil pertanian maupun
budidaya hasil pertanian, perikanan maupun peternakan dan masih banyak lagi dari program
keahlian lainnya (Dikmenjur, 2007).
Dengan berbagai produk yang dihasilkan oleh siswa, SMK seharusnya dapat
mengembangkan Unit Produksi dengan menjual atau memasarkan produk hasil kompetensi
siswa. SMK semestinya dapat berproduksi secara lebih intensif dan siswa akan semakin sering
berlatih sehingga dapat mempertajam kompetensi sekaligus mengalami dan menikmati langsung
hasil dari penjualan produk tersebut. Keuntungan hasil penjualan UP/J SMK/MAK tentu saja
dapat menjadi salah satu sumber pendanaan pendidikan bagi SMK/MAK (Dikmenjur, 2007).

1. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan UP/J SMK/MAK


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan UP/J SMK/MAK antara lain
menurut Dikmenjur (2007) adalah: (1) memastikan personil yang terlibat dalam UP/J
SMK/MAK: Siapa yang akan direkrut, bagaimana kriteria perekrutan, siapa yang akan terlibat
secara langsung, bagaimana tugas dan tanggungjawab masing-masing; (2) mengatur waktu,
meliputi waktu operasi UP/J SMK/MAK, waktu produksi suatu produk/jasa, pengaturan waktu
personil dan pekerja lainnya atau dengan kata lain melaksanakan jadwal produksi barang/jasa
yang telah direncanakan secara tepat waktu; (3) mengelola penjualan: Mengetahui pelanggan
dan kebutuhannya, mengenal pesaing dengan kekurangan dan kelebihannya, Penetapan harga
yang kompetitif (tidak selalu murah, namun harga yang menggambarkan jaminan keunggulan
produk), Promosi yang proaktif, Layanan yang menjadi nilai tambah, tempat yang memadai dan
nyaman, pemanfaatan teknologi dan informasi, melakukan pencatatan terhadap setiap transaksi;
(4) menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Peralatan sangat dibutuhkan dalam operasi unit
produksi/jasa, oleh karenanya, meskipun peralatan yang telah ada di sekolah masih perlu
dipastikan peralan mana saja yang akan digunakan dalam melakukan aktivitas unit produksi/jasa
sehingga tidak mengganggu aktivitas pembelajaran. Setidaknya perlu dipastikan penjadwalan
pemakaian peralatan untuk operasi unit produksi/jasa yang tidak menimbulkan gangguan
terhadap kegiatan belajar mengajar reguler. Anda mungkin bertanya pada diri sendiri:
bagaimana saya membuat barang atau jasa yang akan saya jual pada pasar saya? Salah satu
bagian terpenting dari usaha adalah produksi/jasa. Produksi/jasa adalah proses pembuatan
barang atau jasa yang dapat dikirim dan dijual oleh suatu perusahaan ke pasar perusahaan
tersebut.
Penggunaan input (bahan baku, tenaga kerja, modal, energi, dsb) secara efesien untuk
menghasilkan output (barang dan jasa) pada biaya yang terendah adalah tugas dari manajemen
produksi. Manajemen produksi mengatur agar sumber daya digunakan secara efektif untuk
membuat produk/jasa pada jumlah yang tepat dan mutu yang diinginkan serta harga yang tepat.
a. Memilih cara melaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen UP/J
SMK/MAK seperti yang telah dibahas pada modul 1. Misalnya bekerja secara profseional,
membagi keuntungan secara adil, dan sebagainya.
b. Melaksanakan seperti yang tertuang dalam rencana bisnis yang telah dibuat sebelumnya.

2. Antisipasi Masalah Pelaksanaan UP/J SMK/MAK


Masalah umu dalam pelaksanaan adalah tidak diterapkannya prinsip-prinsip manajemen
efektif dan rencana bisnis yang telah dibuat. Masalah pelaksanaan unit produksi dapat
dikelompokkan menjadi masalah yang berorientasi pada input, proses, dan output. Masalah yang
berorientasi input umumnya berhubungan dengan ketersediaan dan biaya dari input. Sebagai
contoh material atau tenaga kerja mungkin tidak tersedia dalam mutu atau jumlah yang
diinginkan. Biaya dari kedua input juga tinggi. Masalah lainnya misalnya bahan rusak, pekerja
terlambat atau absen, kurangnya pekerja yang trampil, dan seringnya mesin rusak. Masalah yang
berorintasi proses misalnya metode kerja yang tidak efisien, kurangnya komitmen dan motivasi
kerja. Masalah yang berhubungan dengan output misalnya produk yang rusak, dan
ketidakmampuan untuk memenuhi jadwal pengiriman karena keterlambatan dalam produksi dan
biaya produksi yang tidak beralasan.
Sebagai manajer produksi, anda seharusnya berusaha agar sumber daya atau input telah
digunakan secara efesien untuk menghasilkan output pada harga yang tepat, mutu dan jumlah
yang diinginkan oleh konsumen atau pembeli.Sasaran anda seharusnya: (1) menjamin
penggunaan sumber daya yang optimum, (2) menurunkan biaya produksi, (3) meningkatkan
mutu dan produktivitas, (4) menjamin ketepatan waktu.

3. Biaya Produk Jadi


Biaya produk terbentuk dari dua komponen biaya, yaitu biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Input yang secara langsung digunakan untuk membuat barang jadi membentuk biaya
langsung, Sedangkan semua biaya dari input-input lain yang digunakan seperti biaya untuk
keperluan persediaan, biaya kegiatan kantor, dan biaya pemasaran disebut biaya tak langsung.
Biaya langsung dibentuk dari dua bagian yaitu biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya bahan baku dan komponen yang digunakan untuk membuat suatu produk,
disebut biaya bahan baku langsung. Sedangkan biaya untuk upah, fasilitas perumahan, asuransi
dll yang dikeluarkan selama UP/J membuat produk/jasa disebut biaya tak langsung.
Biaya tak langsung meliputi pengeluaran lainnya dari bisnis, di antaranya: (1) penggunaan
gedung, mesin dan peralatan beserta perawatan dan penggantiannya; (2) tenaga listrik, pelumas,
air, pemanasan dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan untuk menjalankan proses produksi,
(3) gaji untuk para karyawan yang tidak membuat produk secara langsung seperti pemilik,
pengelola, tenaga penjualan, mandor, pengurus kantor dsb, (4) biaya transportasi, (5) biaya
kantor seperti biaya telpon, pos, fotocopy dll, (6) biaya penjualan, seperti komisi penjual,
potongan harga, biaya iklan, dan sebagainya.

4. Efisiensi Produksi
Sebagai manajer produksi, seharusnya anda memperhatikan penggunaan yang efisien dari
input dalam memproduksi output. Anda harus selalu meningkatkan produktivitas yaitu rasio
antara nilai output dan nilai input. Dengan kata lain produktivitas adalah efisiensi dalam
penggunaan input untuk menghasilkan output.
5. Pembuatan Barang/Jasa Bermutu
Mutu adalah bagian penting dalam rumus produktivitas. Dalam produksi, anda tidak selalu
membuat 100% produk yang baik. Terkadang dihasilkan produk yang cacat, dan produk yang
perlu pekerjan kembali. Pada dasarnya produktivitas adalah rasio antara output yang baik
dengan input. Usaha, waktu dan uang yang terpakai dalam pengerjaan kembali dan pemeriksaan
komponen kembali dan pemeriksaan komponen dan prosuk, merupakan kerugian karena
mengurangi produktivitas.
Pengalaman para pabrikan menunjukan 25% produktivitas hilang karena rendahnya mutu.
Jika anda dapat menghindari kehilangan ini anda dapat meningkatkan output anda sampai 30%
tanpa menambah biaya produksi. Jadi jelas terdapat hubungan yang erat antara produktivitas dan
mutu.
BAB V
KEPEMIMPINAN UNIT PRODUKSI/JASA SMK/MAK

A. Kepemimpinan Pembelajaran di UP/J SMK/MAK


Keberadaan UP/J SMK/MAK yang utama adalah sebagai sumber belajar siswa. Dengan
adanya UP/J SMK/MAK diharapkan, siswa dapat melaksanakan pembelajaran praktik dalam
rangka meningkatkan keterampilan, sikap, dan pengetahuanna. Oleh sebab itu, orang yang
memimpin UP/J SMK/MAK perlu memiliki kepemimpinan pembelajaran. Tindakan
kepemimpinan pembelajaran antara lain : (1) pengambilan keputusan partisipatif, (2)
pengambilan keputusan bersifat objektif sesuai kebutuhan di lapangan, (3) pengambilan
keputusan relevan dengan kondisi siswa, (4) di SMK/MAK terjadi keakraban antara kepala
SMK/MAK, guru, staf, dan siswa, (5) kepala SMK/MAK terbuka menerima kritik dan saran, (6)
kepala SMK/MAK terbuka terhadap pembaharuan-pembaharuan dalam sistem pendidikan, (7)
ada kejelasan pendelegasian tugas antara kepala SMK/MAK, guru, dan staf; (8) kepala
SMK/MAK memberi kesempatan yang sama semua guru dan staf untuk mengembangkan diri;
dan (9) kepala SMK/MAK memiliki tujuan ke depan yang jelas (visioner), (10) setiap UP/J
SMK/MAK dipimpin oleh seorang ketua UP/J SMK, (11) kriteria untuk menjadi ketua UP/J
SMK/MAK dipilh secara demokratis berdasarkan musyawarah dan mufakat kecuali terpaksa
dapat dengan voting, (12) pengelola UP/J SMK/MAK memilki kemamuan memimpin yaitu
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasa, dan
diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, (13) pengelola UP/J
SMK/MAK.
Dalam pegelolaannya harus mampu menjabarkan tentang (a) menjabarkan visi UP/J
SMK/MAK ke dalam target mutu pembelajaran praktik.(b) merumuskan tujuan dan target mutu
yang akan dicapai; (c) menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan UP/J
SMK/MAK; (d) membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan
peningkatan mutu pembelajaran praktik; (e) bertanggung jawab dalam membuat keputusan
anggaran UP/J SMK/MAK; (f) melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan
penting SMK; (g) berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dai orang tua peserta
didik dan masyarakat; (h) menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sanksi atas
pelanggaran peraturan dan kode etik; (i) menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif
bagi peserta didik; (j) bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan
kurikulum; (k) melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memaanfatkan hasil
supervisi untuk menngkatkan kinerja UP/J SMK/MAK; (l) meningkatkan mutu pendidikan; (m)
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya; (n) memfaslitasi pengembangan, penyebarluasan, dan
pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasi dengan baik dan didukung oleh komunitas
SMK/MAK; (o) membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan SMK/MAK dan
program pembelajaran praktik yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan
profesional para guru dan tenaga kependidikan; (p) menjamin manajemen organisasi dan
pengoperasian sumber daya SMK/MAK untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
sehat, efisien, dan efektif; (q) menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat, dan komite SMK/MAK menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang
beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat; dan ® . memberi contoh/teladan/tindakan
yang bertanggung jawab.

B. Kepemimpinan Intrapreneurship di UP/J SMK/MAK


Kepemimpinan UP/J SMK/MAK lebih cocok menggunakan kepemimpinan
intrapreneurship daripada kepemimpinan enterpreneurship. Karena intrapreneurship adalah
enterpreneurship di dalam organisasi (Hisrich & Peters, 2002). Unsur-unsur kepemimpinan
intrapreneurship dan perbedaannnya dengan manajer dan interpreneurship seperti tabel di
bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai