“Pembuatan Masker Wajah Gel Peel Off dari Ekstrak Kulit Buah Naga sebagai Sumber
Antioksidan” Program Studi Diploma III Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Produktivitas buah naga di Indonesia cukup melimpah. Salah satunya
produktivitas buah naga di Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan mencapai 11,5
ton/hektar/tahun dengan luas total areal tanaman buah naga yaitu 77,5 hektar. Hal ini
dikarenakan konsumsi buah naga di Indonesia yang cukup besar. Dalam pemanfaatannya, kulit
buah naga yang mempunyai berat 30% -35% dari berat buah belum dimanfaatkan dan hanya
dibuang. Kulit buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid dan
flavonoid yang merupakan sumber antioksidan. Pemilihan tipe masker gel peel-off adalah
masker dapat digunakan langsung pada kulit wajah dan dapat dibersihkan dengan cara
melepaskan lapisan film dari kulit wajah sehingga lebih praktis dalam pemakaian. Penambahan
ekstrak kulit buah naga yang kaya akan antioksidan (vitamin c) pada masker gel peel off
bertujuan untuk mencerahkan kulit wajah, mencegah penuaan dini, dan menangkal radikal bebas.
Pembuatan masker gel peel off diawali dengan ekstraksi kulit buah naga menggunakan metode
soxhletasi dengan perbandingan kulit buah naga dan pelarut aquades adalah 1:2. Selanjutnya
pembuatan basis gel yang terbentuk dari pencampuran massa 1, massa 2, dan massa 3. Massa 1
yaitu PVA yang dilarutkan dengan aquades pada suhu 100oC. Massa 2 yaitu metil paraben yang
dilarutkan dengan aquades panas pada suhu 80oC. Massa 3 yaitu HPMC yang dilarutkan dengan
air dingin (10oC). Basis gel yang sudah terbentuk kemudian ditambah dengan gliserin, ekstrak
kulit buah naga dan pengaroma. Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat 50 kg masker gel
peel off yaitu 6,9 kg PVA; 1,1 kg HPMC; 2,7 kg gliserin; 71 mL pengaroma; 71,4 liter aquades;
7,1 liter ekstrak kulit buah naga. Masker gel peel off yang sudah jadi selanjutnya dilakukan
pengujian secara fisika yang meliputi uji pH dengan menggunakan kertas pH, uji daya sebar, uji
kecepatan waktu pengeringan, dan uji viskositas menggunakan viskometer ostwald. Pengujian
secara kimia yaitu menguji kandungan vitamin C dengan metode Spektrofotometri dan uji
mikrobiologi dengan analisa Total Plate Count, setelah itu dilakukan uji organoleptik kepada 30
responden. Hasil pengujian masker secara fisika didapatkan pH sebesar 6 (standar 4,5- 6,5); uji
daya sebar diperoleh diameter 6 cm (standar 5-7 cm), uji waktu mengering diperoleh 20 menit
(standar 15-30 menit). Hasil pengujian secara kimia, untuk uji kandungan vitamin C diperoleh
135,72 mg/100g-wb. Kemudian uji angka lempeng total diperoleh 90 cfu/g. Hasil uji
organoleptik dari 30 responden, menyatakan suka terhadap tekstur, warna dan aromanya dengan