LAPORAN KASUS
Nama : Tn. S
Umur : 37 tahun
Tengah
No RM : 740115
1.2 Anamnesis
1
pukul 16.00 tangan dan mata pasien bengkak
mengabaikan nya.
di sangkal.
di sangkal.
Riwayat sosial : Tidak ada yang sakit seperti ini disekitar pasien
(12batang)
Kesadaran : Composmentis
GCS : 456
2
Tanda Vital :
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,5 0C
Kepala / leher :
Mulut : normal, sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (–)
Ekstremitas :
3
Satus Dermatogis
Regio Ekstremitas Superior daerah deltoid Dextra :
- Tampak urtika berbentuk geografik batas tidak tegas, multipile ukuran
> 1cm.
Urtika
Gambar 1. Area Predileksi lesi : Regio Ekstremitas Superior daerah deltoid Dextra
Urtika
Gambar 2. Area Predileksi lesi : Gambar 1. Area Predileksi lesi : Regio Ekstremitas Superior
daerah deltoid Sinistra
4
Regio Ekstremitas Superior Antebrachii dextra:
- Tampak urtika berbentuk geografik batas tidak tegas, multipile ukuran >
1cm disertai oedem pada manus dextra.
urtikaria
oedem
1.4 Diagnosa
Urtikaria Angiodema
- Pitiriasis Rosea
- Erythema Multiforme
Terapi :
- Sistemik :
5
- Topikal :
Edukasi :
- Kedokter gigi
- Kontrol 1 minggu
1.7 Prognosis
Dunia ad bonam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
ditandai dengan adanya bentol (urtika) setempat yang cepat timbul dan
kemerahan, umumnya di- kelilingi oleh halo kemerahan (flare), disertai rasa
gatal yang berat, rasa tersengat atau tertusuk dan bisa terjadi dimanapun
yang jelas yang melibatkan pada lapisan dermis bagian bawah atau subkutis,
dan secara klinis ditandai dengan pembengkakan jaringan. Rasa gatal jarang
dapat terjadi secara tersendiri atau bersamaan. Selain di kulit, kelainan yang
2.2 Epidemiologi
dijumpai. Faktor usia, ras. jenis kelamin, pekerjaan, lokasi geografis dan
musim memengaruhi jenis pajanan yang akan dialami oleh seseorang. Episode
urtikaria/ angioedema akut. Dan bila proses tersebut menetap lebih dari 6
7
minggu, disebut kronik. Urtikaria kronis umumnya dialami oleh orang dewasa,
50% pasien urtikaria kronis akan sembuh dalam waktu 1 tahun, 65% sembuh
dalam waktu 3 tahun dan 85% akan sembuh dalam waktu 5 tahun. Pada
kurang dari 5% pasien, lesi akan menetap lebih dari 10 tahun .1,4
2.3 Etiologi
yang meningkat akibat pelepasan histamine dari sel mast dan basofil. Sel mast
adalah sel efektor utama pada urtikaria, dan mediator lain yang turut berperan
a) Faktor imunologik
makanan. 1,2
Beberapa bahan kimia (golongan amin dan derivat amidin) dan obat-
8
asetilkolin yang dilepaskan oleh saraf kolinergik kulit, faktor fisik berupa
panas, dingin, stres dan sinar matahari juga dapat secara langsung
c) Idiopatik,
2.4 Patogenesis
Pada penyakit alergi, sel mast memainkan perat yang sangat penting.
menempel pada sel mast atau basofil. Proses selanjutnya terjadi aktifasi sel
mengundang sel-sel inflamasi. Sel-sel yang berperan pada reaksi fase lambat
tersebut dapat terjadi pada urtikaria akibat makanan tertentu dan pemakaian
9
Pada 30% pasien urtikaria kronik idiopatik didapat autoantibodi dari
kelas lgG yang memiliki sifat sebagai anti lgE atau anti Fc reseptor IgE. IgG
tergantung dari ada atau tidaknya IgE spesifik pada reseptor sel mast.3
dari peptida yang menyerupai kinin dan bradikinin. Trauma mekanik ringan
katalitik dari faktor XII aktif, kalikrein dan komponen C1. Dengan demikian
10
2.5 Gejala Klinis
Gejala yang biasanya muncul adalah rasa gatal yang hebat hampir
selalu merupakan keluhan subyektif urtikaria, dapat juga timbul rasa terbakar
atau rasa tertusuk. Secara klinis lesi urtika biasanya tidak sulit dikenali,
tampak lesi urtika (eritema dan edema setempat yang berbatas tegas) dengan
berbagai bentuk dan ukuran. Kadang-kadang bagian tengah lesi tampak lebih
pucat. Bila terlihat urtika dengan bentuk papular, patut dicurigai adanya
Bila lesi melibatkan jaringan kulit yang lebih dalam sampai dermis dan
subkutis atau submukosa, akan terlihat edema dengan batas difus dan disebut
dan bibir. Bila angioedema terjadi di mukosa saluran napas dapat terjadi sesak
sesuai dengan tekanan yang menjadi penyebab. Pada pasien seperti ini, uji
dermografis menimbulkan lesi urtika yang linier pada kulit setelah digores
urtika dengan ukuran kecil 2-3 mm, folikular, dan biasanya dipicu oleh
peningkatan suhu tubuh akibat latihan fisik, suhu lingkungan yang sangat
panas dan emosi. Urtikaria kolinergik terutama dialami oleh remaja dan
dewasa muda.1,3
11
2.6 Diagnosa
a. Anamnesis meliputi:
Variasi diurnal
Gejala subjektif yang dirasakan pada lesi, misal gatal dan nyeri
obat-obat alternatif)
Makanan
Kebiasaan merokok
Jenis pekerjaan
Hobi
12
Kejadian berkaitan dengan akhir pekan, liburan, dan perjalanan
ke daerah lain
Implantasi bedah
Stres
b. Pemeriksaan fisik:
khas, yaitu:
dikelilingi oleh eritema, (ii) disertai oleh gatal atau kadang sensasi
2-3 hari
selanjutnya
2. Klinis Angioedema
a. Anamnesis
Gejala subjektif berupa rasa nyeri atau rasa terbakar, dan gatal
ringan.
13
Dapat disertai atau tidak disertai urtikaria. Sebanyak 43,8%
b. Pemeriksaan Fisik
karena memiliki gejala urtika atau mirip urtika dalam perjalanan penyakitnya,
a) Tes Alergi. Bila ada kecurigaan terhadap alergi dapat dilakukan konfirmasi
dengan melakukan tes kulit invivo (skin prick test), pemeriksaan IgE spesifik
14
sama. Apabila secara klinis "memungkinkan", dapat dilakukan tes provokasi.
Pada prinsipnya tes kulit dan RAST, hanya bisa memberikan informasi adanya
reaksi hipersensitivitas tipe 1. Tes yang demikian itu tidak dapat menunjang
urtikaria muncul sebagai bagian dari reaksi anafilaksis. Pada kasus urtikaria
penyakitnya. Bentuk lain dari intoleransi obat dan makanan yang tidak
b) Tes Provokasi. Tes provokasi akan sangat membantu diagnosis urtikaria fisik,
bila tes-tes alergi memberi hasil yang meragukan atau negatif. Namun
tenaga ahli dan fasilitas untuk resusitasi, teruta ma bila ada riwayat anafilaksis
atau reaksi anafilaktoid. Adanya alergen kontak terhadap karet sarung tangan
atau buah-buahan, dapat dilakukan tes pada lengan bawah, pada kasus
15
bergantian dengan kapsul plasebo. Metode tes seperti ini relatif sulit
Selain itu, tes ini dilakukan saat tidak terjadi urtikaria, diet ketat terhadap
infiltrasi berbagai macam sel radang yang agak jarang dengan edema dermis
hingga edema dermis yang menonjol disertai infiltrasi sel-sel radang yang
relatif banyak. Sel-sel infiltrat tersebut terdiri dari netrofil, limfosit dan
eosinofil. Adanya infiltrat eosinofil, lebih mengarah pada urtikaria alergi. Pada
radang limfosit yang jarang disekitar pembuluh darah dermis dengan atau
serum, faal ginjal, faal hati dan urinalisis akan membantu konfirmasi urtikaria
2.8 Penatalaksanaan
Non Medikamentosa1,4,5
urtikari, seperti :
16
a. Kondisi yang terlalu panas,stress, alcohol, dan agen fisik
5. Pasien dengan edema terbatas pada kulit dapat diobservasi di unit gawat
Medikamentosa1,4,5
1. Prinsip
gejala.
2. Topikal
3. Sistemik
Pengobatan selanjutnya:
17
Lini pertama:
rawat jalan
Lini kedua:
Lini ketiga:
edema laring, dan gejala yang berat yang tidak berespons dengan
tanpa tappering
2.9 Prognosis
18
jenis pengobatannya. Walaupun umumnya tidak mengancam jiwa, namun
dampaknya terhadap kualitas hidup pasien sangat besar. Urtikaria yang luas
19
BAB III
PEMBAHASAN
terjadi secara tersendiri atau bersamaan. Selain di kulit, kelainan yang sama
disebut urtikaria/ angioedema akut. Dan bila proses tersebut menetap lebih
bentol kulit. Terapi lini kedua ditentukan berdasarkan indikasi khusus, sering
autoimun.1,3,4,5
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Siti Aisah, Evita Halim Efendi. Urtikaria dan Angioedema. Dalam : Sri Linuwih
2. Fitria. Aspek Etiologi dan Klinis pada Urtikaria dan Angioedema. Jurnal
5. IDI. Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer. Jakarta.
2014. P.503-507
21