Anda di halaman 1dari 6

i

Studi Kasus
REAKSI ANAFILAKSIS
Penulis:
Pande Made Indra Premana (1102005135)
dr. Ketut Suardamana,Sp.PD-KAI
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN/ SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2017 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rakhmatnya maka
laporan penelitian yang mengambil topik “Reaksi Anafilaksis .” ini dapat selesai pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan pengalaman belajar lapangan ini. Laporan Penelitian ini
disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. dr. Ketut Suardamana,Sp.PD-KAI selaku penulis 2 sekaligus penguji dalam pembuatan laporan
ini.
2. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, sehingga saran dan
kritik pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan
kasus ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Denpasar, Oktober 2017
Penulis iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................... 2
2.1 Definisi ............................................................................................ 2
2.2 Epidemiologi .................................................................................... 2
2.3 Etiologi ............................................................................................. 3
2.4 Patofisiologi ..................................................................................... 3
2.5 Manifestasi Klinis ............................................................................ 7
2.6 Pemeriksaan Penunjang ................................................................... 9
2.7 Diagnosa Banding ............................................................................ 9
2.8 Penatalaksanaan ............................................................................... 10
BAB III Laporan Kasus ...................................................................................... 11
3.1 Identitas Pasien .............................................................................. 11
3.2 Anamnesis ...................................................................................... 11
3.3 Pemeriksaan Fisik .......................................................................... 13
3.4 Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 16
3.5 Diagnosis Kerja .............................................................................. 18
3.6 Penatalaksanaan ............................................................................. 18
BAB IV Kunjungan Rumah ................................................................................ 19
4.1 Alur kunjungan rumah ..................................................................... 19
4.2 Daftar Permasalahan ........................................................................ 19
4.3 Analisis Kebutuhan .......................................................................... 20
4.4 Saran dan KIE .................................................................................. 25
4.5 Denah Rumah Pasien ....................................................................... 26
4.6 Dokumentasi Kunjungan.................................................................. 26
BAB V Penutup .................................................................................................. 27
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 27
5.2 Kesimpulan Kunjungan Rumah ....................................................... 27
Daftar Pustaka1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan yang pesat dalam penemuan, penelitian dan produksi obat untuk diagnosis,
pengobatan dan pencegahan telah pula menimbulkan reaksi obat yang tidak dikehendaki yang
disebut sebagai efek samping. Reaksi anafilaktik merupakan salah satu contoh efek samping yang
potensial berbahaya. Gatal-gatal karena alergi obat dan mengantuk karena pemakaian antihistamin
merupakan contoh lain reaksi efek samping yang ringan. Diperkirakan efek samping terjadi pada 6
sampai 15 % pasien yang dirawat di rumah sakit, sedangkan alergi obat berkisar antara 6-10 % dari
efek samping.1
Alergi merupakan suatu kondisi hipersensitivitas yang terjadi akibat adanya paparan terhadap faktor-
faktor penyebab alergi yang disebut alergen. Kondisi alergi ditandai oleh beberapa gejala seperti
gatal pada area tubuh tertentu, mual, muntah, hingga sesak nafas dan kondisi terburuk adalah
kematian. Efek paparan tersebut bervariasi dari satu individu terhadap individu lainnya. 1
Anafilaksis atau syok anafilaktik merupakan suatu kondisi reaksi hipersentivitas sistemik, akut, yang
mengancam nyawa Anafilaksis merupakan bentuk terberat dari reaksi alergi obat. Meskipun terdapat
berbagai definisi mengenai anafilaksis, tetapi umumtya para pakar sepakat bahwa anafilaksis
merupakan keadaan darurat yang potensial dapat mengancam nyawa. Gejala anafilaksis timbul
segera setelah pasien terpajan oleh alergen atau faktor pencetus lainnya. Gejala yang timbul melalui
reaksi alergen dan antibodi disebut sebagai reaksi anafilaktik. Sedangkan yang tidak melalui reaksi
imunologik dinamakan reaksi anafilaktoid tetapi karena baik gejala yang timbul maupun
pengobatannya tidak dapat dibedakan, maka kedua macam reaksi di atas disebut sebagai anafilaksis.
Perbedaan tersebut diperlukan manakala mencari penyebab anafilaksis dan merencanakan
penatalaksanaan lanjutan.1
Anafilaksis memang jarang terjadi, tetapi bila terjadi umumnya tiba-tiba, tidak terduga, dan potensial
berbahaya. Oleh karena itu kewaspadaan dan kesiapan menghadapi keadaan tersebut sangat
diperlukan.1 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Hipersensitivitas yaitu reaksi imun yang patologik yang terjadi akibat respon imun yang berlebihan
sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi hipersensitivitas menurut Coombs dan Gell
dibagi menjadi 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II,
III, dan IV.1
Anafilaksis berasal dari kata ana yang berarti balik dan phylaxis yang berarti perlindungan. Dalam
hal ini respons imun yang seharusnya melindungi (prophylasis), justru merusak jaringan dengan kata
lainkebalikandari pada melindungi (anti-phylasis atau anaphylaxis).2,3
Reaksi anafilaktik adalah suatu respons hipersensitivitas yang diperantarai oleh Immunoglobulin E
(hipersensitivitas tipe I). Hal ini disebabkan oleh adanya suatu reaksi antigen-antibodi yang timbul
segera setelah suatu antigen masuk dalam sirkulasi.3,4
2.2 Epidemiologi
Angka kejadian yang pasti sukar diperoleh karena sering tidak dilaporkan.Kematian akibat reaksi
anafilaksis hebat diperkirakan terjadi 0,4 kasus per juta penduduk per tahun.5
Dalam bidang anastesi kejadian reaksi anafilaksis diperkirakan terjadi 1 per 5000 kasus sampai 1 per
25.000 kasus per tahun.5
Di Amerika Serikat, diperkirakan 1-2 pasien yang disuntik penisilin mengalami reaksi anafilaksis dan
sekitar 400-800 orang diantaranya diantaranya meninggal per tahun. Reaksi anafilaktoid oleh zat
kontras sekitar 5% dari pengguna dan sekitar 250-1000 orang diantaranya meninggal pertahun.5
Reaksi anafilaksis oleh makanan sukar ditentukan oleh karena tidak ada datayang akurat.
Diperkirakan 1/5 sampai 1/3 penduduk dunia pernah mengalami reaksi alergi makanan.5
Reaksi anafilaksis lebih sering terjadi pada mereka yang mempunyai riwayat atopi atau reaksi alergi
sebelumnya. Umumnya tidak ditemukan predisposisi ras, jenis kelamin, 3
umur atau musim. Dilaporkan reaksi anafilaksis karena susu dan telur lebih sering pada anak-anak,
sedang reaksi anafilaktoid karena zat kontras lebih sering pada orang dewasa.5
2.3 Etiologi
Terdapat beberapa golongan alergen yang dapat menimbulkan reaksi anafilaksis, yaitu makanan,
obat-obatan, bisa atau racun serangga dan alergen lain yang tidak bisa di golongkan.1
Tabel 1. Jenis Golongan Alergen Jenis
Golongan Alergen
Makanan Seafood, kacang-kacangan / biji-bijian,
buah beri, telur
Obat-obatan Obat-obatan pengatur hormon, pengatur
enzim, toxoid, agen diagnostik-kontras,
agen anestesi dan lain-lain seperti
Barbiturat, Diazepam, Phenitoin, dan
Asam Salisilat, Aminopirine
Serangga Lebah madu,tawon,semut api
Lain-lain Lateks, Karet, Glikoprotein seminal
fluid

Anda mungkin juga menyukai