Anda di halaman 1dari 21

BELAJAR MEMBUAT POLA KOMBINASI

fanny 16 Mei 2018Tidak ada komentar

Pengertian

Pola Kombinasi adalah pola yang dibuat dengan memadukan dua system
pembuatan pola yaitu system draping dan konstruksi. Pola kombinasi dapat
dterapkan pada pembuatan berbagai busana dan desain kususnya busana wanita.

Keuntungan pembuatan pola sistem kombinasi ditinjau dari segi pengepasan/


koupe pada pemakai antara lain :

 Garis – garis proporsi pada tubuh lebih jelas


 Dapat melihat dengan pasti pas atau tidaknya pola tersebut pada tubuh
 Keseimbangan garis – garis desain akan lebih mudah dikontrol.

Bahan yang digunakan untuk membuat pola kombinasi terdiri dari dua macam
bahan yaitu bahan untuk membuat pola langsung pada dress form dan bahan /
kertas untuk memindahkan pola.

Langkah kerja pembuatan pola sistem kombinasi secara umum dimulai dari desain
hingga pola siap pakai.

1. Membuat pola pada boneka jahit / dress form,


2. Memindahkan pola pada kertas pola,
3. Merapikan garis – garis pola dan menyesuaikan ukuran,
4. Menggunting dan menyimpan pola.

Bagian-bagian dress form yang perlu diberi tanda ukuran adalah: Garis pinggang,
garis panggul, garis dada, garis leher, garis lebar muka, garis lebar punggung,
garis tengah muka, garis sisi, garis lengan dan garis panjang bahu.

Bahan yang akan digunakan untuk pola yaitu: bahan blacu untuk membuat
pola pada boneka/dress form, kertas pola atau kertas coklat untuk
memindahkan pola dan kertas roti (bila diperlukan untuk mengutip pola).
Membuat pola pada dress form dimulai dari pola badan atas kiri dan
kanan kemudian pola badan bawah kiri dan kanan.
Perbaiki bentuk/garis-garis pola sebelum dipindahkan pada kertas pola.

Alat-alat

Alat-alat yang dibutuhkan dalam membuat pola kombinasi adalah :

 Boneka jahit
 Pita ukur
 Penggaris
 Jarum pentul
 Jarum jahit tangan
 Gunting kertas
 Gunting kain
 Gunting benang
 Pensil
 Rader dan karbon jahit

Boneka jahit (dress form)

Ada bermacam – macam boneka jahit (dress form) yang dapat digunakan untuk
membuat pola kombinasi, diantaranya dress form untuk wanita dewasa meliputi :

 dress form untuk membuat celana,


 dress form anak – anak
 dress form wanita remaja
 dress form wanita dewasa
 dress form wanita dalam ukuran besar.
 Gambar dress form

Pita Ukur

Alat untuk mengukur badan dan boneka jahit. Alat ini juga digunakan untuk
menyesuaikan pola dan memindahkan pola pada kertas pola, terbuat dari bahan
plastic dengan ukuran panjang 150 senti meter.

Penggaris

Macam – macam penggaris yang digunakan untuk membuat Pola yaitu: penggaris
lurus, segitiga siku – siku, penggaris bentuk (penggaris lengkung bentuk panggul,
peggaris lengkung bentuk kerung lengan digunakan untuk memperbaiki gari-garis
pola).

Jarum pentul

Jarum pentul yang baik adalah yang terbuat dari baja dengan panjang 3-4 cm,
ujungnya runcing dan sebaiknya menggunakan jarum pentul yang tidak terdapat
mutiara pada ujungnya.

Jarum jahit tangan


Jarum jahit tangan digunakan untuk menjelujur pita pada boneka jahit, untuk
menyambung bahan jika kurang dan untuk menjelujur uji coba pola bila perlu
dijelujur.

Gunting kertas

Gunting kertas digunakan untuk menggunting pola yang sudah dipindahkan pada
kertas pola. Besarnya lebih kecil dari gunting kain dan lebih ringan.

Gunting kain

Gunting kain digunakan untuk menggunting bahan yang akan digunakan untuk
membuat pola padadress form dan memberi bentuk atau merapikan bentuk
lengkung pada proses mendrapping.

Gunting benang

Gunting benang digunakan untuk menggunting benag pada saat membuat uji coba
pola.

Pensil

Pensil yang digunakan adalah pensil hitan yang tidak terlalu keras. Pensil
digunakan untuk memindahkan garis – garis pola yang terdapat pada dress
form dan dari bahan ke kertas pola.

Rader dan karbon jahit

Rader digunakan untuk memindahkan tanda / garis pola. Rader ada dua macam
yaitu rader polos dan rader bergerigi.

Bahan-bahan
Bahan-bahan yang dipakai antara lain :

 Kain blacu
 Pita atau tali kord pipih
 Kertas pola

kain blacu

Kain blacu

Bahan yang digunakan untuk membuat pola pada dress form yaitu kain yang tidak
terlalu tebal seperti blacu sedang. Jangan menggunakan bahan yang licin, lembut
atau terlalu tebal, karena akan mempengaruhi hasil jadi pola.

Pita atau tali kord pipih

Digunakan sebagai tanda garis pola pada dress form. Tersedia dalam beberapa
warna, pilihlah warna yang kontras dengan warna dress form yang akan digunakan
agar garis terlihat lebih jelas.
tali kord pipih

Kertas pola

Digunakan untuk memindahkan garis pola dari bahan setelah selesai pembuatan
pola pada dress form.

Langkah pembuatan pola sistem kombinasi

 Membaca Desain
 Menyiapkan bahan
 Memberi tanda garis pola / ukuran pada dress form
 Membuat pola pada dress form
 Memindahkan pola pada kertas
 Memperbaiki garis – garis pola
 Menggunting pola
 Membuat uji coba

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Sediakan kotak kusus sebagai perlengkapan alat untuk mebuat pola,
 Perhitungkan kebutuhan bahan secara teliti,
 Duduklah ketika mengerjakan drapping, kecuali pada saat menegerjakan pada
bagian – bagian yang lebih tingi,
 Sematan ujung jarum harus dimasukkan ke arah dalam,
 Usahakan arah jarum pentul searah,
 Tempatkan jarum pentul di tempat yang aman, jangan menyelip kan jarum pentul
pada pakaian yang dipakai atau pada bibir
 Gunakan pakaian kerja pada saat praktik

Langkah kerja

Secara umum langkah pengerjaannya adalah :

 Memberi tanda ukuran pada boneka jahit


 Memasang tali / pita pada boneka sebagai garis – garis pola
 Menjelujur Garis – Garis pola
 Menyiapkan Bahan Pola (blacu)

Memberi tanda ukuran pada boneka jahit (dress form)

Memberi tanda ukuran pada boneka / dress form adalah sebagai patokan garis
dasar pola yang akan dibentuk atau sebagai penuntun dalam membuat pola pada
boneka jahit.

Garis – garis konstruksi yang akan dibuat pada boneka (dress


form) dikelompokan menjadi 2 ( dua ) yaitu :

1. Garis tegak (vertical )

 garis tengah muka (panjang muka)


 garis tengah belakang (panjang punggung)
 garis sisi (panjang sisi)

2. Garis mendatar (horizontal)

 garis leher
 garis bahu
 garis dada
 garis pinggang dan garis panggul

Garis–garis konstruksi pola ditentukan dengan warna yang berbeda misalnya garis
tegak (vertical) menggunakan pita merah, garis mendatar (horizontal).

Memasang tali / pita pada boneka sebagai garis – garis pola

Pemasangan tali pada boneka dibantu dengan menyematkan jarum pentul.

1. Garis lingkar pinggang

 Cari lekuk pinggang yang paling kecil


 Lingkarkan tali kor pada garis pinggang yang terkecil
 Bagian belakang (Tengah Belakang) diturunkan 1 cm.

2. Garis panggul

 Dari garis piggang ukur 18 – 20 cm kea rah panggul lalu beri tanda,
 Lingkarkan tali kord dari panggul bagian sisi kea rah depan
 kemudian ke arah belakang

3. Garis dada ( lingkar badan )

 cari bagian paling menonjol pada dada


 lingkarkan, tali kord atau pita melewati titik puncak dada
4. Garis leher

 Untuk menentukan garis leher bagaian depan, ukur dari pinggang ke atas ± 38 cm,
 Untuk menentukan garis leher bagian belakang, ukur dari pinggang ke atas ± 43
cm
 Buat lingkar leher depan 20 cm dari T. muka masing-masing 10 cm
 Buat lingkar leher belakang 16 atau 18 cm, dari Tengah Belakang ukur masing –
masing 8 atau 9 cm

Catatan : Untuk menentukan garis lingkar leher dapat ditentukan langsung


dengan cara mencari ukuran pangkal leher yang terkecil.

5. Garis lebar dada (lebar muka)

 Untuk menentukan garis lebar dada / lebar muka, ukur dari titik leher bagian
muka ke bawah 5 cm.
 Buat tanda lebar muka dengan meletakkan tali koord pada garis yang telah
ditentukan sampai batas garis kerung lengan.

6. Garis lebar punggung

 Untuk menentukan garis lebar punggung, dari garis lingkar leher bekakang diukur
keatas 11 cm kearah pinggang, tentukan titik lebar punggung,
 Tarik garis ke kanan dan ke kiri, buat garis lebar punggung

7. Garis Tengah Muka dan Tengah Belakang

 Buat garis tengah muka pada tengah – tengah boneka bagian muka.
 Buat garis tengah belakang pada tengah – tengah boneka bagian belakang

8. Garis sisi

 Ukur sekeliling lingkar badan, lingkar pinggang dan lingkar panggul kemudian
dibagi 2 (dua),
 Untuk ukuran bagian depan ditambah 2 cm,
 Untuk ukuran bagian belakang dikurangi 2 cm,
 Contoh menentukan titik sisi badan ukuran lingkar badan 88 cm = 88 : 2 = 44 cm,
 Lingkar badan depan (44 + 2) : 2 = 23,
 Lingklar badan belakang (44 – 2) : 2 = 21,
 Ukur masing – masing 23 cm dari garis T.M. ke kiri dan ke kanan
 Ukur dari Tengah badan belakang masing – masing 21 cm,
 Lakukan hal yang sama untuk bagian pinggang dan panggul, hubungkan titik
tersebut (badan, pinggang) dan panggul dari bagian lengan ke bawah menjadi
garis sisi.

9. Garis lengan

Garis titik lengan dibentuk dari titik yang dibentuk sebelumnya, dari titik bahu
atau garis sisi.

 Lebar lubang lengan di tentukan dari titik muka / lebar dada dan lebar punggung.
 Untuk menentukan tinggi lengan, ukur dari bahu tertinggi ke bawah sampai batas
garis paling atas.

10. Garis panjang bahu / lebar bahu

 Diukur dari batas lingkar leher depan ke ujung bahu, tulang bahu paling ujung .

Menjelujur Garis–garis Pola

 Garis – garis pola yang sudah dibuat dengan menggunakan pita atau tali kord,
dijelujur menggunakan benang sewarna dengan tali.
 Jarum pentul yang dipakai untuk menjelujur dilepas agar tidak merusak boneka
jahit.
jelujur garis-garis pola

Menyiapkan Bahan Pola (Kain Blacu)

Kain blacu.

Yang perlu diperhatikan adalah arah serat kain agar ukuran yang akan dibuat
pada pola bisa tepat. Arah serat kain ada 3 macam yaitu:

 Arah serat memanjang, arah serat memanjang selalu sejajar dengan tepi kain
atau bila tepi kain tidak ada, dapat dengan cara menarik kain. Bila serat kain
tetap (tidak bergeser) maka itu berarti panjang kain.
 Arah serat melebar, Arah serat melebar selalu tegak lurus dengan arah serat
meman jang atau bisa dengan cara menarik kain. Bila serat bergeser maka itu
berarti arat melebar.
 Arah serat serong, Untuk membuat arah serat serong yaitu dengan melipat arah
serat melebar dengan sudut 45º.

Menghitung kebutuhan bahan Blacu

Menghitung kebutuhan bahan dengan cara :

1. Mengukur bagian garis pola yang paling panjang kemudian ditambah 4 cm pada
ujung atas dan bawah
2. Mengukur garis pola yang paling lebar kemudian ditambah 4 cm
3. Menyiapkan bahan blacu
a. Untuk pola badan atas :
 Periksa keadaan bahan, bila bahan kusut harus diseterika,
 Buat garis T. Muka, 4-5 cm dari tepi kain,
 Buat garis dada tegak lurus dengan tengah muka, terlebih dahulu ukur
dengan pita ukuran panjang dari bahu ke dada ditambah 7 cm.
b. Untuk pola badan bawah/ rok
 Periksa keadaan bahan, bila bahan kusut harus disetrika,
 Buat garis panggul, tegak lurus dengan tengah muka
 (pertama – tama ukur tinggi panggul + 3 cm).
 lihat gambar

Cara menghitung kebutuhan bahan


blus

Membuat Pola Badan Atas

1. Pola Bagian Muka


a. Letakkan garis T. Muka pada boneka jahit, ratakan sampai kebawah, semat
dengan jarum pentul arah jarum pentul mendatar, ujung jarum dimasukkan
dalam boneka.
b. Ratakan/tarik garis dada ke sisi semat pada batas garis pola
c. Tarik blacu bagian sisi tegak lurus pada bagian pinggang ratakan, lalu semat
pada batas garis pola.
d. Selisih antara dada dan pinggang dibuat lipit pantas
e. Membuat lipit pantas pada pinggang :
 Ukur dari garis T. Muka pada pinggang kearah sisi 1/10 lingkar pinggang,
 Ujung lipit pantas nengarah ke titik puncak dada
 Semat pilit pantas tersebut dengan jarum pentul
f. Buat guntingan–guntingan kecil di sekitar pinggang, ratakan semat dengan
jarum pentul.
 Ratakan bagian atas, lalu buat lipit pantas pada garis bahu
 Letak lipit pantas ½ panjang bahu–1 cm dari bahu tertinggi
 Ujung lipit pantas berpusat pada titik dada,
 Ratakan bagian leher buat guntingan– guntingan kecil
g. Rapikan bagian kerung lengan, buat guntingan– guntingan kecil
h. Buat tanda garis pola pada bahan dengan menggunakan kapur jahit atau pensil
lunak
2. Pola bagian belakang
a. Letakkan garis T. Belakang bahan pada garis T. Belakang boneka jahit,
ratakan dan semat dengan jarum pentul,
b. Ratakan garis pinggang kesisi semat pada batas garis pola, Tarik bagian sisi
ke pinggang ratakan dan semat dengan jarum pentul,
c. Selisih antara punggung dan pinggang dibuat lipit pantas.
d. Membuat lipit pantas:
 Ukur dari garis Tengah Belakang 1/10 lingkar pinggang.
 Arah lipit pantas tegak lurus dengan garis pinggang
 Buat guntingan-guntingan kecil di sekitar pinggang, ratakan dan semat
dengan jarum pentul,
 Ratakan bagian atas semat pada garis bahu,
 Jika ada kelebihan buat lipit pantas pada bahu
 Letak lipit pantas sejajar dengan lipit pantas bahu badan muka
 Ratakan bagian leher, buat guntingan–guntingan kecil
 Ratakan bagian kerung lengan buat guntingan-guntingan kecil, rapikan tepi
pola.
 Buat garis pola pada bahan dengan mengunakan pensil atau kapur jahit.
 Tanda–tanda pola tersebut dijelujur renggang

Membuat Pola Badan Bawah (Rok)

1.
1. Pola bagian depan

a. Letakkan garis T. Muka bahan Blacu pada T.M. boneka jahit/dress


form dari pinggang ke bawah ratakan dan semat.

b. Letakkan garis panggul blacu pada garis panggul boneka jahit/dress form,
ratakan, semat pada garis sisi panggul.
c. Tarik bahan blacu ke sisi bagian pinggang arah serat lurus, ratakan sisi
panggul semat pada garis pinggang.
d. Selisih garis panggul dan pinggang dibuat lipit pantas.
e. Membuat lipit pantas

o Ukur dari garis T.Muka 1/10 lingkar pinggang


o Panjang lipit pantas 10 sampai 12 cm dari pinggang,
o Rapikan bagian sisi dan bawah rok.
o Buat lipit pantas/kupnat.
2. Pola bagian belakang
a. Letakkan garisTengah belakang bahan blacu pada garis Tengah Belakang
boneka jahit/dress form
b. Letakkan garis panggul bahan blacu pada garis panggul boneka jahit.
c. Ratakan bahan tersebut lalu semat dengan jarum pentul.
d. Buat lipit pantas pinggang
o Ukur dari garis Tengah Muka 1/10 lingkar pinggang,
o Panjang lipit pantas 10 12 cm dari garis pinggang.
o Ratakan bagian pinggang,
o Buat guntingan – guntingan kecil pada garis pinggang agar bentuk pola
sempurna, kemudian rapikan bagian sisi dan bawah rok.
e. Buat garis pola pada blacu menggunakan pensil lunak
o Lepaskan pola dari dress form
o Rapikan guntingan dan garis – garis pola bahan.
o Buat garis – garis pola dengan jelujur renggang pada pola badan atas
dan rok, menggunakan warna benang kontras dengan warna bahan.
Memperbaiki garis-garis pola

Memindahkan Pola Bahan Pada Kertas

Memindahkan pola bahan pada kertas adalah kegiatan yang dilakukan setelah
selesai membuat pola pada dress form. Pola bahan yang telah selesai dibuat pada
dress form tersebut diletakkan di atas kertas pola secara teratur dengan
memperhatikan penghematan kertas. Garis-garis pola pada bahan dipindahkan
pada kertas dengan menggunakan rader dan karbon jahit.

Untuk mempermudah menyesuaikan ukuran buatlah tabel ukuran. Ada tiga jenis
ukuran yang menjadi patokan dalam menyesuaikan ukuran yaitu:

1. Ukuran panjang,
2. ukuran lebar dan
3. ukuran lingkar.

Penambahan kampuh disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya :

 Kampuh sisi : 2 cm.


 Kampuh bahu : 1,5 cm.
 Kampuh kerung lengan : 1,5 cm.
 Kampuh kerung leher : 1 cm.
 Kampuh kelim : 3-4 cm.
Pola yang telah dibuat diatas dapat dikembangkan sesuai dengan desain yang
dinginkan atau sesuai keperluan.

Alat

1. Boneka jahit / dress form, digunakan untuk mengepas pola hasil uji coba.
2. Pita ukur, digunakan untuk mengukur garis – garis pola dan menyesuaikan ukuran
pola.
3. Jarum pentul, digunakan untuk menyemat bahan uji coba.
4. Jarum tangan, digunakan untuk menjelujur bahan uji coba.
5. Penggaris digunakan untuk memperbaiki garis – garis pola
6. Rader dan karbon jahit, digunakan untuk memindahkan tanda pola bahan pada
kertas dan untuk memberi tanda pola pada bahan uji coba
7. Mesin jahit, digunakan untuk menjahit uji coba pola.
8. Gunting kertas, digunakan untuk menggunting pola pada kertas pola
9. Gunting kain, digunakan untuk menggunting bahan uji coba
10. Pensil, digunakan untuk menyesuaikan ukuran pola kertas.
11. Karton duplek, digunakan untuk mengalas bahan uji coba yang akan dirader

Bahan

1. Kertas pola, digunakan untuk memindahkan pola dari bahan


2. Bahan blacu sedang, digunakan untuk membuat uji coba pola
3. Benang jahit digunakanuntuk menjahit uji coba pola.

3. Kesehatan dan keselamatan kerja

1. Pakailah pakaian kerja sebelum melaksanakan prantik


2. Letakkan pola di atas meja yang permukaannya datar.
3. Meja / kursi jangan terlalu tinggi, sesuaikan proporsi tubuh anda
4. Periksa keadaan alat sebelum digunakan (kebersihandan, kelengkapan alat)
5. Letakkan alat pada tempat kusus
6. Simpan kembali alat setelah digunakan
Langkah kerja

Memindahkan pola dari bahan blacu pada kertas pola.

 Untuk memindahkan pola dari bahan blacu dapat menggunakan kertas pola atau
kertas koran polos, namun yang paling mudah didapatkan di pasaran adalah kertas
pola.
 Sebelum memindahkan pola terlebih dahulu buatlah tanda arah panjan dan lebar
kain pada kertas pola,
 Letakkan bagian – bagian pola blacu pada kertas pola, perhatikankan kelurusan
pola,
 Beri antara pola yang satu dengan pola yang lain untuk penam bahan kampuh atau
perubahan pola sesuai ukuran dan desain yang diinginkan.

memindahkan pola blacu ke pola kertas

 Tanda-tanda pola bahan dipindahkan pada kertas dengan menggunakan


rader dan karbon jahit
 Ukuran pola dari dress form disesuaikan dengan ukuran model atau pemakai

Menyiapkan ukuran

Siapkan ukuran model dan ukuran boneka jahit, hitung selisihnya.

Agar lebih praktis ukuran tersebut dibuat dalam bentuk tabel seperti contoh di
bawah ini :

No Nama ukuran Ukuran


Model Dress form Selisih

1 Lingkar leher 36 38 -2

2 Lingkar badan 88 90 -2

3 Lingkar pinggang 66 64 -2

4 Lingkar panggul 94 92 -2

5 Lebar dada 32 34 -2

6 Panjang bahu 12 12 –

7 Panjang sisi 16 17 -1

8 Panjang muka 34 34 –

9 Panjang punggung 37 38 -1

10 Lebar punggung 34 34 –

11 Tinggi dada 15 17 -2

12 Tinggi panggul 18 18 –

13 Panjang rok 60 60 –

Menyesuaikan ukuran

Untuk menyesuaikan ukuran ada tiga jenis ukuran yang menjadi Patokan :

1. Ukuran Lingkar

Dalam menyesuaikan ukuran, selisih ukuran selalu dibagi 4 karena pola yang
dibuat adalah ¼ bagian badan Contoh : Selisih ukuran lingkar badan – 2 = – 2 : 4 =
– ½.

Pada garis dada dikurangi ½ cm untuk pola muka dan pola belakang.

2. Ukuran lebar

Dalam menyesuaikan ukutan lebar, selisih ukuran selalu dibagi 2 karena pola yang
kita buat adalah ¼ bagian badan atau ½ bagian muka dan ½ bagian belakang.
Contoh : Selisih ukuran lebar muka – 2 cm = – 2 : 2 = – 1

Pada garis pola lebabar muka dikurangi 1 cm.

3. Ukuran Panjang

Dalam menyesuaikan ukuran panjang tidak dibagi, langsung ditambahkan atau


dikurangi.

Contoh : Selisih tinggi dada – 2 cm.

Pada garis tinggi dada langsung dikurangi 2 cm. Begitu pula dengan ukuran
panjang sisi selisih- 1, ukuran panjang sisi langsung dikurangi 1 cm.

Memperbaiki garis – garis pola dan memberi kampuh

Memperbaiki garis – garis pola dan menambahkan garis pola atau menambahkan
kebutuhan pola yang belum dibentuk pada boneka jahit/dress form misalnya pola
lengan, kerah dan seterusnya sesuai kebutuhan. Kemudian lengkapi dengan tanda
– tanda pola antara lain:

 Tanda Tengah Muka dan Tengah Belakang


 Tanda arah benang
 Berapa kali guntingan
 Nama – nama pola
 Nomor pola
 Dan seterusnya
 Tanda pertemuan pola muka dan pola belakang

Kampuh berfungsi sebagai persediaan bahan apabila ukuran bertambah ataupun


berkurang dan sebagai kelebihan jahitan pada busana.

Penambahan kampuh untuk masing – masing bagian pola adalah sebagai berikut :

– Kampuh sisi : 2 cm.

– Kampuh bahu : 1,5 cm.

– Kampuh kerung lengan : 1,5 cm.

– Kampuh kerung leher : 1 cm.

– Kampuh kelim : 3-4 cm.


Membuat uji coba pola

Setelah selesai proses pembuatan pola langkah selanjutnya adalah membuat uji
coba pola dengan tujuan agar pola yang dibuat akan lebih baik coupe pada badan
bila digunakan pada bahan yang sebenarnya. Adapun proses pembuatan uji coba
adalah sebagai berikut :

1. Siapkan alat yang diperlukan


2. Siapkan bahan yang diperlukan
3. Letakkan pola pada bahan blacu
4. Gunting dan pindahkan tanda pola seperlunya pada bahan
5. Jahit bahan yang telah diberi tanda seperti urutan menjahit blus.
6. Pola dapat dipecah sesuai desain yang diinginkan
7. Garis-garis pola dirapikan dan dilengkapi dengan tanda-tanda pola.
8. Untuk memastikan ukuran sudah sesuai atau belum sebaiknya dibuat uji coba
pola.
9. Pola dirapikan dan disimpan dalam kemasan berupa amplop pola.
10. Salah satu contoh desain yang dapat dibuat dengan menggunakan Pola kombinasi
seperti desain di berikut ini
Contoh desain yang dapat dibuat dengan teknik
kombinasi

Anda mungkin juga menyukai