Pengertian
Pola Kombinasi adalah pola yang dibuat dengan memadukan dua system
pembuatan pola yaitu system draping dan konstruksi. Pola kombinasi dapat
dterapkan pada pembuatan berbagai busana dan desain kususnya busana wanita.
Bahan yang digunakan untuk membuat pola kombinasi terdiri dari dua macam
bahan yaitu bahan untuk membuat pola langsung pada dress form dan bahan /
kertas untuk memindahkan pola.
Langkah kerja pembuatan pola sistem kombinasi secara umum dimulai dari desain
hingga pola siap pakai.
Bagian-bagian dress form yang perlu diberi tanda ukuran adalah: Garis pinggang,
garis panggul, garis dada, garis leher, garis lebar muka, garis lebar punggung,
garis tengah muka, garis sisi, garis lengan dan garis panjang bahu.
Bahan yang akan digunakan untuk pola yaitu: bahan blacu untuk membuat
pola pada boneka/dress form, kertas pola atau kertas coklat untuk
memindahkan pola dan kertas roti (bila diperlukan untuk mengutip pola).
Membuat pola pada dress form dimulai dari pola badan atas kiri dan
kanan kemudian pola badan bawah kiri dan kanan.
Perbaiki bentuk/garis-garis pola sebelum dipindahkan pada kertas pola.
Alat-alat
Boneka jahit
Pita ukur
Penggaris
Jarum pentul
Jarum jahit tangan
Gunting kertas
Gunting kain
Gunting benang
Pensil
Rader dan karbon jahit
Ada bermacam – macam boneka jahit (dress form) yang dapat digunakan untuk
membuat pola kombinasi, diantaranya dress form untuk wanita dewasa meliputi :
Pita Ukur
Alat untuk mengukur badan dan boneka jahit. Alat ini juga digunakan untuk
menyesuaikan pola dan memindahkan pola pada kertas pola, terbuat dari bahan
plastic dengan ukuran panjang 150 senti meter.
Penggaris
Macam – macam penggaris yang digunakan untuk membuat Pola yaitu: penggaris
lurus, segitiga siku – siku, penggaris bentuk (penggaris lengkung bentuk panggul,
peggaris lengkung bentuk kerung lengan digunakan untuk memperbaiki gari-garis
pola).
Jarum pentul
Jarum pentul yang baik adalah yang terbuat dari baja dengan panjang 3-4 cm,
ujungnya runcing dan sebaiknya menggunakan jarum pentul yang tidak terdapat
mutiara pada ujungnya.
Gunting kertas
Gunting kertas digunakan untuk menggunting pola yang sudah dipindahkan pada
kertas pola. Besarnya lebih kecil dari gunting kain dan lebih ringan.
Gunting kain
Gunting kain digunakan untuk menggunting bahan yang akan digunakan untuk
membuat pola padadress form dan memberi bentuk atau merapikan bentuk
lengkung pada proses mendrapping.
Gunting benang
Gunting benang digunakan untuk menggunting benag pada saat membuat uji coba
pola.
Pensil
Pensil yang digunakan adalah pensil hitan yang tidak terlalu keras. Pensil
digunakan untuk memindahkan garis – garis pola yang terdapat pada dress
form dan dari bahan ke kertas pola.
Rader digunakan untuk memindahkan tanda / garis pola. Rader ada dua macam
yaitu rader polos dan rader bergerigi.
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang dipakai antara lain :
Kain blacu
Pita atau tali kord pipih
Kertas pola
kain blacu
Kain blacu
Bahan yang digunakan untuk membuat pola pada dress form yaitu kain yang tidak
terlalu tebal seperti blacu sedang. Jangan menggunakan bahan yang licin, lembut
atau terlalu tebal, karena akan mempengaruhi hasil jadi pola.
Digunakan sebagai tanda garis pola pada dress form. Tersedia dalam beberapa
warna, pilihlah warna yang kontras dengan warna dress form yang akan digunakan
agar garis terlihat lebih jelas.
tali kord pipih
Kertas pola
Digunakan untuk memindahkan garis pola dari bahan setelah selesai pembuatan
pola pada dress form.
Membaca Desain
Menyiapkan bahan
Memberi tanda garis pola / ukuran pada dress form
Membuat pola pada dress form
Memindahkan pola pada kertas
Memperbaiki garis – garis pola
Menggunting pola
Membuat uji coba
Langkah kerja
Memberi tanda ukuran pada boneka / dress form adalah sebagai patokan garis
dasar pola yang akan dibentuk atau sebagai penuntun dalam membuat pola pada
boneka jahit.
garis leher
garis bahu
garis dada
garis pinggang dan garis panggul
Garis–garis konstruksi pola ditentukan dengan warna yang berbeda misalnya garis
tegak (vertical) menggunakan pita merah, garis mendatar (horizontal).
2. Garis panggul
Dari garis piggang ukur 18 – 20 cm kea rah panggul lalu beri tanda,
Lingkarkan tali kord dari panggul bagian sisi kea rah depan
kemudian ke arah belakang
Untuk menentukan garis leher bagaian depan, ukur dari pinggang ke atas ± 38 cm,
Untuk menentukan garis leher bagian belakang, ukur dari pinggang ke atas ± 43
cm
Buat lingkar leher depan 20 cm dari T. muka masing-masing 10 cm
Buat lingkar leher belakang 16 atau 18 cm, dari Tengah Belakang ukur masing –
masing 8 atau 9 cm
Untuk menentukan garis lebar dada / lebar muka, ukur dari titik leher bagian
muka ke bawah 5 cm.
Buat tanda lebar muka dengan meletakkan tali koord pada garis yang telah
ditentukan sampai batas garis kerung lengan.
Untuk menentukan garis lebar punggung, dari garis lingkar leher bekakang diukur
keatas 11 cm kearah pinggang, tentukan titik lebar punggung,
Tarik garis ke kanan dan ke kiri, buat garis lebar punggung
Buat garis tengah muka pada tengah – tengah boneka bagian muka.
Buat garis tengah belakang pada tengah – tengah boneka bagian belakang
8. Garis sisi
Ukur sekeliling lingkar badan, lingkar pinggang dan lingkar panggul kemudian
dibagi 2 (dua),
Untuk ukuran bagian depan ditambah 2 cm,
Untuk ukuran bagian belakang dikurangi 2 cm,
Contoh menentukan titik sisi badan ukuran lingkar badan 88 cm = 88 : 2 = 44 cm,
Lingkar badan depan (44 + 2) : 2 = 23,
Lingklar badan belakang (44 – 2) : 2 = 21,
Ukur masing – masing 23 cm dari garis T.M. ke kiri dan ke kanan
Ukur dari Tengah badan belakang masing – masing 21 cm,
Lakukan hal yang sama untuk bagian pinggang dan panggul, hubungkan titik
tersebut (badan, pinggang) dan panggul dari bagian lengan ke bawah menjadi
garis sisi.
9. Garis lengan
Garis titik lengan dibentuk dari titik yang dibentuk sebelumnya, dari titik bahu
atau garis sisi.
Lebar lubang lengan di tentukan dari titik muka / lebar dada dan lebar punggung.
Untuk menentukan tinggi lengan, ukur dari bahu tertinggi ke bawah sampai batas
garis paling atas.
Diukur dari batas lingkar leher depan ke ujung bahu, tulang bahu paling ujung .
Garis – garis pola yang sudah dibuat dengan menggunakan pita atau tali kord,
dijelujur menggunakan benang sewarna dengan tali.
Jarum pentul yang dipakai untuk menjelujur dilepas agar tidak merusak boneka
jahit.
jelujur garis-garis pola
Kain blacu.
Yang perlu diperhatikan adalah arah serat kain agar ukuran yang akan dibuat
pada pola bisa tepat. Arah serat kain ada 3 macam yaitu:
Arah serat memanjang, arah serat memanjang selalu sejajar dengan tepi kain
atau bila tepi kain tidak ada, dapat dengan cara menarik kain. Bila serat kain
tetap (tidak bergeser) maka itu berarti panjang kain.
Arah serat melebar, Arah serat melebar selalu tegak lurus dengan arah serat
meman jang atau bisa dengan cara menarik kain. Bila serat bergeser maka itu
berarti arat melebar.
Arah serat serong, Untuk membuat arah serat serong yaitu dengan melipat arah
serat melebar dengan sudut 45º.
1. Mengukur bagian garis pola yang paling panjang kemudian ditambah 4 cm pada
ujung atas dan bawah
2. Mengukur garis pola yang paling lebar kemudian ditambah 4 cm
3. Menyiapkan bahan blacu
a. Untuk pola badan atas :
Periksa keadaan bahan, bila bahan kusut harus diseterika,
Buat garis T. Muka, 4-5 cm dari tepi kain,
Buat garis dada tegak lurus dengan tengah muka, terlebih dahulu ukur
dengan pita ukuran panjang dari bahu ke dada ditambah 7 cm.
b. Untuk pola badan bawah/ rok
Periksa keadaan bahan, bila bahan kusut harus disetrika,
Buat garis panggul, tegak lurus dengan tengah muka
(pertama – tama ukur tinggi panggul + 3 cm).
lihat gambar
1.
1. Pola bagian depan
b. Letakkan garis panggul blacu pada garis panggul boneka jahit/dress form,
ratakan, semat pada garis sisi panggul.
c. Tarik bahan blacu ke sisi bagian pinggang arah serat lurus, ratakan sisi
panggul semat pada garis pinggang.
d. Selisih garis panggul dan pinggang dibuat lipit pantas.
e. Membuat lipit pantas
Memindahkan pola bahan pada kertas adalah kegiatan yang dilakukan setelah
selesai membuat pola pada dress form. Pola bahan yang telah selesai dibuat pada
dress form tersebut diletakkan di atas kertas pola secara teratur dengan
memperhatikan penghematan kertas. Garis-garis pola pada bahan dipindahkan
pada kertas dengan menggunakan rader dan karbon jahit.
Untuk mempermudah menyesuaikan ukuran buatlah tabel ukuran. Ada tiga jenis
ukuran yang menjadi patokan dalam menyesuaikan ukuran yaitu:
1. Ukuran panjang,
2. ukuran lebar dan
3. ukuran lingkar.
Alat
1. Boneka jahit / dress form, digunakan untuk mengepas pola hasil uji coba.
2. Pita ukur, digunakan untuk mengukur garis – garis pola dan menyesuaikan ukuran
pola.
3. Jarum pentul, digunakan untuk menyemat bahan uji coba.
4. Jarum tangan, digunakan untuk menjelujur bahan uji coba.
5. Penggaris digunakan untuk memperbaiki garis – garis pola
6. Rader dan karbon jahit, digunakan untuk memindahkan tanda pola bahan pada
kertas dan untuk memberi tanda pola pada bahan uji coba
7. Mesin jahit, digunakan untuk menjahit uji coba pola.
8. Gunting kertas, digunakan untuk menggunting pola pada kertas pola
9. Gunting kain, digunakan untuk menggunting bahan uji coba
10. Pensil, digunakan untuk menyesuaikan ukuran pola kertas.
11. Karton duplek, digunakan untuk mengalas bahan uji coba yang akan dirader
Bahan
Untuk memindahkan pola dari bahan blacu dapat menggunakan kertas pola atau
kertas koran polos, namun yang paling mudah didapatkan di pasaran adalah kertas
pola.
Sebelum memindahkan pola terlebih dahulu buatlah tanda arah panjan dan lebar
kain pada kertas pola,
Letakkan bagian – bagian pola blacu pada kertas pola, perhatikankan kelurusan
pola,
Beri antara pola yang satu dengan pola yang lain untuk penam bahan kampuh atau
perubahan pola sesuai ukuran dan desain yang diinginkan.
Menyiapkan ukuran
Agar lebih praktis ukuran tersebut dibuat dalam bentuk tabel seperti contoh di
bawah ini :
1 Lingkar leher 36 38 -2
2 Lingkar badan 88 90 -2
3 Lingkar pinggang 66 64 -2
4 Lingkar panggul 94 92 -2
5 Lebar dada 32 34 -2
6 Panjang bahu 12 12 –
7 Panjang sisi 16 17 -1
8 Panjang muka 34 34 –
9 Panjang punggung 37 38 -1
10 Lebar punggung 34 34 –
11 Tinggi dada 15 17 -2
12 Tinggi panggul 18 18 –
13 Panjang rok 60 60 –
Menyesuaikan ukuran
Untuk menyesuaikan ukuran ada tiga jenis ukuran yang menjadi Patokan :
1. Ukuran Lingkar
Dalam menyesuaikan ukuran, selisih ukuran selalu dibagi 4 karena pola yang
dibuat adalah ¼ bagian badan Contoh : Selisih ukuran lingkar badan – 2 = – 2 : 4 =
– ½.
Pada garis dada dikurangi ½ cm untuk pola muka dan pola belakang.
2. Ukuran lebar
Dalam menyesuaikan ukutan lebar, selisih ukuran selalu dibagi 2 karena pola yang
kita buat adalah ¼ bagian badan atau ½ bagian muka dan ½ bagian belakang.
Contoh : Selisih ukuran lebar muka – 2 cm = – 2 : 2 = – 1
3. Ukuran Panjang
Pada garis tinggi dada langsung dikurangi 2 cm. Begitu pula dengan ukuran
panjang sisi selisih- 1, ukuran panjang sisi langsung dikurangi 1 cm.
Memperbaiki garis – garis pola dan menambahkan garis pola atau menambahkan
kebutuhan pola yang belum dibentuk pada boneka jahit/dress form misalnya pola
lengan, kerah dan seterusnya sesuai kebutuhan. Kemudian lengkapi dengan tanda
– tanda pola antara lain:
Penambahan kampuh untuk masing – masing bagian pola adalah sebagai berikut :
Setelah selesai proses pembuatan pola langkah selanjutnya adalah membuat uji
coba pola dengan tujuan agar pola yang dibuat akan lebih baik coupe pada badan
bila digunakan pada bahan yang sebenarnya. Adapun proses pembuatan uji coba
adalah sebagai berikut :