(RPP)
1.1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha 1.1.1 Bersyukur atas perumusan Pancasila
Esa atas semangat dan komitmen para sebagai Dasar Negara.
pendiri negara dalam merumuskan dan 1.1.2 Bersyukur memiliki para pendiri Negara
menetapkan Dasar Negara Pancasila yang memiliki komitmen terhadap
bangsa dan negara.
2.1. Mengembangkan sikap bertanggung 2.1.1 Berperilaku peduli sebagai wujud
jawab dan berkomitmen sebagai warga pelaksanaan semangat dan komitmen para
negara indonesia seperti yang pendiri negara.
diteladankan para pendiri negara dalam
perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara
3.1 Menganalisis proses perumusan dan 3.1.1 Mendeskripsikan perumusan Pancasila
penetapan Pancasila sebagai Dasar sebagai Dasar Negara dalam Sidang
Negara BPUPKI.
3.1.2 Membandingkan pendapat para pendiri
negara tentang isi Pancasila.
4.1. Menyaji hasil analisis proses perumusan 4.1.1Menyusun laporan hasil telaah
dan penetapan Pancasila sebagai perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Dasar Negara 4.1.2 Menyajikan hasil telaah penetapan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 :
Kompetensi Spiritual :
1.1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semangat dan komitmen para pendiri
negara dalam merumuskan dan menetapkan Dasar Negara Pancasila
Kompentesi Sosial :
2.2.1. Mengembangkan sikap bertanggung jawab dan berkomitmen sebagai warga
negara indonesia sepeti yang diteladankan para pendiri negara dalam perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara semangat dan komitmen para pendiri
negara.
Kompetensi Pengetahuan :
1. Peserta didik mampu mendeskripsikan proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara dalam Sidang BPUPKI melalui berbagai sumber
2. Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan Kalimat Pancasila pada Piagam Jakarta
dan Pembukaan UUD 1945
3. Peserta didik mampu membuat tulisan singkat mengenai urutan peristiwa Sejarah
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Kompetensi Ketrampilan :
4.1.1.Menyusun laporan hasil kajian pustaka dan sumber lainnya mengenai peristiwa
pembentukan BPUPKI dan PPKI.
4.1.2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang Perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai Dasar Negara
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi regular:
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Sosial
Persatuan
Kekeluargaan
Keseimbangan lahir dan batin
Musyawarah
Keadilan rakyat
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan pidato tentang dasar negara
Indonesia merdeka. Usulannya berbentuk philosophische grondslag atau
weltanschauung. Philosophische Grondslag atau Weltanschauung adalah
fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya
didirikan Indonesia merdeka yang kekal dan abadi. Negara Indonesia yang kekal
abadi itu dasarnya adalah Pancasila. Rumusan dasar negara yang diusulkan
olehnya adalah sebagai berikut.
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme atau peri kemanusiaan
Mufakat atau demokrasi
Kesejahteraan sosial
Ketuhanan yang berkebudayaan
4. Panitia Sembilan
Pada akhir masa persidangan pertama, Ketua BPUPKI membentuk Panitia Kecil
yang bertugas untuk mengumpulkan usulan para anggota yang akan dibahas pada
masa sidang berikutnya. Panitia Kecil beranggotakan delapan orang di bawah
pimpinan Ir. Soekarno, dengan anggota terdiri atas Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kyai
Haji Wachid Hasjim, Mr. Muhammad Yamin, Sutardjo Kartohadikoesoemo, A.A
Maramis, Otto Iskandardinata, dan Drs. Mohammad Hatta.
Panitia sembilan mengadakan rapat di rumah kediaman Ir. Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Setelah itu, pada tanggal 22 Juni 1945
Panitia Sembilan telah mencapai satu persetujuan atau kesepakatan tentang
rancangan pembukaan hukum dasar (Undang-Undang Dasar). Rapat
berlangsung secara alot karena terjadi perbedaan paham antarpeserta tentang
rumusan dasar negara terutama soal agama dan negara. Persetujuan Panitia
Sembilan ini termaktub di dalam satu rancangan pembukaan hukum dasar
(Undang-Undang Dasar). Oleh Ir. Soekarno, rancangan pembukaan hukum dasar
ini diberikan nama ”Mukadimah”, oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan
”Piagam Jakarta”, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut ”Gentlemen’s
Agreement”. (Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Tim Penyusun,
2012 : 35-36).
Dengan demikian, rumusan dasar negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagai berikut.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya-
waratan/perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”, diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Materi Pengayaan:
1. Perbedaan antara Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila
2. Biografi para tokoh perumus Dasar Negara
3. Semangat para pendiri negara dalam merumuskan Dasar Negara
Materi Remidial :
1. Perbedaan tiga rumusan dasar negara oleh para pendiri negara
2. Perubahan Piagam Jakarta
E. METODE PEMBELAJARAN
2. Bahan :
a. Lembar kerja Siswa ( LKS )
b. Alat Tulis
c. Buku Teks
3. Sumber Belajar:
Pertemuan 1.
Pendahuluan ( 10 menit)
1. Guru mempersipakan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan
kelas, kesiapan buku tulis, serta sumber belajar
2. Guru memotivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu Garuda
Pancasila.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab atau problem solving mengenai
Indonesia Pada masa penjajahan.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan
dicapai
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat proses
pembelajaran
6. Guru menjelaskan materi pokok dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
peserta didik.
7. Guru menjelaskan penilaian yang akan dilakukan pada pembelajaran
12. Guru membimbing sebagai moderator kegiatan penyajian kelompok secara bergantian
sesuai tata cara yang disepakati sebelumnya.
13. Guru memberikan konfirmasi terhadap jawaban peserta didik dalam diskusi, dengan
meluruskan jawaban yang kurang tepat dan memberikan penghargaan bila jawaban
benar dengan pujian atau tepuk tangan bersama.
14. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi kelompok
penyaji
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan individu
4. Guru menjelaskan rencana pembelajaran selanjutnya dan menugaskan peserta didik
membaca sub materi pertemuan berikutnya, yaitu Komitmen Para pendiri Negara dalam
Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
H. Penilaian:
Penilaian Pertemuan 1.
1. Penilaian Kompetensi Sosial
Teknik : Observasi
Bentuk : Jurnal dan Penilaian Antar Teman
Observasi Pengetahuan peserta didik dilakukan dalam bentuk mengamati diskusi dan
pemikiran logis yang berkembang dalam diskusi.
Penskoran aktifitas diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100.
Kriteria Penskoran :
Skor 1 jika jawaban hanya berupaya menjawab saja
Skor 2 jika jawaban berupa mendifinisikan
Skor 3 jika jawaban berupa mendifinisikan dan sedikit uraian
Skor 4 jika jawaban berupa mendifinisikan dan penjelasan logis
Mengetahui,
Kepala SMP ISLAM CEPU Guru Mata Pelajaran
https://blog.ruangguru.com/kehidupan-bangsa-indonesia-masa-pendudukan-jepang
Pada artikel ini, akan dibahas bagaimana situasi dan kondisi kehidupan bangsa Indonesia dalam aspek
sosial, ekonomi, budaya, politik, militer, dan juga pendidikan.
ASPEK SOSIAL
Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha. Mungkin kamu sudah
sering dengar kalau romusha adalah sistem kerja yang paling kejam selama bangsa Indonesia ini
dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan romusha ini mendapat sambutan baik lho dari rakyat
Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun semua itu berubah ketika
kebutuhan Jepang untuk berperang meningkat.
Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat rakyat kita
menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa membangun semua sarana perang yang ada
di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar negeri. Ada yang
dikirim ke Vietnam, Burma (sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan Malaysia. Semua dipaksa
bekerja sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas hidup yang layak. Akibatnya, banyak dari
mereka yang tidak kembali lagi ke kampung halaman karena sudah meninggal dunia.
Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah tenaga kerja perempuan
yang direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina, dan korea. Perempuan-perempuan
ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar 200.000 perempuan Asia dipaksa
menjadi Jugun Ianfu.
ASPEK BUDAYA
Pemerintahan Jepang pernah mencoba menerapkan kebudayaan memberi hormat ke arah matahari
terbit kepada rakyat Indonesia lho! Dalam masyarakat Jepang, kaisar memiliki tempat tertinggi, karena
diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari. Nah, Jepang berusaha menerapkan nilai-nilai
kebudayaannya kepada bangsa Indonesia. Tetapi langsung mendapat pertentangan dan perlawanan dari
masyarakat di Indonesia. Bangsa kita ini hanya menyembah Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa
mana mungkin setuju memberi hormat dengan membungkukkan punggung dalam-dalam (seikerei) ke
arah matahari terbit.
Potongan gambar pada film Sang Kiyai, menggambarkan kondisi saat tentara Jepang menangkap ulama-
ulama yang menolak 'Seikerei' (Sumber: berdikarionline.com)
Dahulu, para seniman dan media pers kita tidak sebebas sekarang. Pemerintahan Jepang mendirikan
pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso. Lembaga ini yang kemudian digunakan
Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan para seniman agar karya-karyanya tidak
menyimpang dari kepentingan Jepang. Bahkan media pers pun berada di bawah pengawasan
pemerintahan Jepang.
ASPEK PENDIDIKAN
Sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses
pendidikan, sedangkan masa Hindia-Belanda, hanya kalangan atas (bangsawan) saja yang dapat
mengakses. Akan tetapi, sistem pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada
kebutuhan perang. Meskipun akhirnya pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan, tetapi secara
jumlah sekolahnya menurun sangat drastis, dari semulanya 21.500 menjadi 13.500.
ASPEK EKONOMI
Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem
ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan mentah dari
berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu, untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya,
Squad. Nah, wilayah-wilayah ekonomi yang sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri atau yang diberi
nama Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam
struktur ekonomi yang direncanakan oleh Jepang.
Kalau di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha untuk mempertahankan nilai gulden Belanda. Hal
itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum perang.
Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang menganggap
bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Indonesia. Saat itu, Wakil
Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu, bertemu dengan Hatta untuk
menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia, melainkan ingin membebaskan bangsa Asia.
Karena itulah Hatta mererima ajakan kerja sama Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto
Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama Jepang.
Https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyelidik_Usaha_Persiapan_Kemerdekaan_Indones
http://www.dakta.com/news/9353/perdebatan-sengit-di-bpupki-1
Persidangan resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945
http://bogor.tribunnews.com/2017/10/01/apa-bedanya-hari-lahir-pancasila-dengan-hari-
kesaktian-pancasila-ini-penjelasannya.
Apa Bedanya Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila ? Ini Penjelasannya
Lalu, apa bedanya antara Hari Kesaktian Pancasila dengan Hari Lahir Pancasila.
Dikuip dari HAI, secara garis besar, Hari Lahir Pancasila adalah hari di mana Pancasila
pertama kali diperdengarkan kepada umum. Saat itu, 1 Juni 1965 silam, Soekarno berpidato di
hadapan BPUPKI mengusulkan nama dasar negara kita dengan nama Pancasila. Sementara
Hari Kesaktian Pancasila adalah hari di mana Pancasila dianggap sebagai dasar negara yang
tak tergantikan.
Nah, hari ini juga sebagai peringatan tragedi berdarah G30S PKI.
Jadi, pada 30 September 1965 silam, ada sedikitnya enam jenderal dan satu kapten yang
dibunuh oleh oknum PKI sebagai upaya kudeta. Namun, gejolak tersebut berhasil diredam
militer Indonesia. Nah, pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan sebagai Hari Kesaktian
Pancasila.
Dilansir kompas, Ashadi Siregar, peneliti media dan pengajar jurnalisme mengungkapkan Hari
Kesaktian Pancasila mengandung makna perkabungan nasional. Ditumpasnya kekuatan anti
Pancasila, atau berbagai pemberontakan, perlu disikapi dengan pemahaman kesejarahan yang
bersifat rasional, bukan dengan irasionalitas keyakinan saktinya Pancasila.
Setiap keberhasilan dan kegagalan pada hakikatnya berasal dari strategi dan operasi yang
dijalankan secara rasional.
Dengan rasionalitas ini pula 1 Oktober dapat disikapi sebagai hari perkabungan nasional, bukan
untuk ritual kesaktian Pancasila. Meninggalnya sejumlah perwira TNI pada 1 Oktober 1965
merupakan tragedi yang patut dikenang.
Film Gerakan 30 September karya almarhum Arifin C Noer yang diputar berulang selama Orde
Baru menggambarkan adegan penculikan dan pembunuhan yang dilakukan segerombolan
militer yang disebut sebagai pasukan Cakrabirawa.Begitu juga adegan rapat-rapat yang
berlangsung dihadiri oleh orang sipil yang digambarkan sebagai PKI di satu pihak dan militer di
pihak lainnya.
Menelusuri tragedi 1 Oktober tidak mengurangi makna perkabungan bagi para perwira TNI.