(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Sidang BPUPKI.
2. Membandingkan pendapat para pendiri negara tentang isi Pancasila.
3. Mendeskripiskan perumusan Dasar Negara dalam Sidang Panitia Sembilan.
4. Mendeskripsikan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
5. Menunjukkan semangat komitmen para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
D. Materi Pembelajaran
1. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
a. Pembentukan BPUPKI
BPUPKI dilantik oleh Jepang, beranggotakan enam puluh dua (62) orang yang terdiri atas tokoh-
tokoh bangsa Indonesia dan tujuh (7) orang anggota perwakilan dari Jepang. Ketua BPUPKI adalah dr.
K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P
Soeroso.
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Sidang
resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, membahas tentang Dasar
Negara. Sidang kedua berlangsung tanggal 10 sampai dengan 17 Juli 1945 dengan membahas rancangan
Undang- Undang Dasar.
3. Semangat Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara
Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu
paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi har us diserahkan kepada negara
kebangsaan atau nation state. Patriotisme berasal dari kata patria , yang artinya tanah air. Patriotisme berarti
semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk
mempertahankan bangsanya.
E. Metode Pembelajaran
1. Materi pokok pertemuan pertama membahas perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Materi pokok ini
memiliki alokasi waktu 1 × 120 menit atau satu kali pertemuan. Model pembelajaran menggunakan discovery
learning , metode diskusi dengan model pembelajaran kajian dokumen historis . Prinsip dari model
pembelajaran kajian dokumen historis, yaitu peserta didik difasilitasi pengetahuan, untuk mencari/
menggunakan dokumen historis sebagai wahana pemahaman konteks lahirnya suatu
gagasan/ketentuan/peristiwa sejarah, dan sebagainya menumbuhkan kesadaran akan masa lalu terkait masa
kini.
2. Materi pokok pertemuan kedua membahas perumusan Dasar Negara. Materi pokok ini memiliki alokasi
waktu 120 menit atau satu kali pertemuan. Pembelajaran menggunakan discovery learning , dengan metode
diskusi. Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik mulai dari mengamati, menanya, mencari
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
3. Materi pokok pertemuan ketiga membahas perumusan Dasar Negara oleh BPUPKI dan Panitia Sembilan.
Materi pokok ini memiliki alokasi waktu 120 menit atau satu kali pertemuan. Pembelajaran menggunakan
model pembelajaran berbasis proyek dengan simulasi. Simulasi dalam pembelajaran PPKn dilakukan dengan
tahapan, guru menentukan tema/bentuk permainan/simulasi yang menyentuh satu atau lebih dari satu nilai
dan/atau moral Pancasila. Peserta didik difasilitasi untuk bermain/ bersimulasi terkait nilai dan/atau moral
Pancasila, yang diakhiri dengan refleksi penguatan nilai dan/atau moral tersebut.
4. Materi pokok pertemuan keempat membahas penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara. Materi pokok ini
memiliki alokasi waktu 120 menit atau satu kali pertemuan. Pembelajaran menggunakan discovery learning
, metode diskusi dengan model pembelajaran Picture and Picture . Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan
saintifik mulai dari mengamati, menanya, mencari infor masi, dan mengasosiasikan serta mengomunikasikan.
5. Materi pokok pertemuan kelima membahas semangat dan komitmen kebangsaan seperti yang ditunjukkan
oleh para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara. Materi pokok ini
memiliki alokasi waktu 120 menit atau satu kali pertemuan. Pendekatan pembelajaran menggunakan problem
base learning learning , metode diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
F. Media Pembelajaran
1. Laptop
2. Power Point
3. Internet
G. Sumber Belajar
1. Saputra, Lukman Surya, dkk.. (2017). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas
VII. Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
(pertanyaan/ pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
identifikasi belajar, contohnya :
masalah)
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Perumusan Dasar Negara
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Perumusan Dasar Negara yang sedang dipelajari dalam
bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
materi Perumusan Dasar Negara yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Perumusan Dasar Negara yang sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Perumusan Dasar Negara yang telah
disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
processing KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
Data)
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Perumusan Dasar Negara
→ Mengolah informasi dari materi Perumusan Dasar Negara yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Perumusan Dasar Negara
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam membuktikan tentang materi :
Perumusan Dasar Negara
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal
yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik kesimpulan) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Perumusan Dasar Negara berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Perumusan Dasar Negara
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Perumusan Dasar Negara
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Perumusan Dasar Negara yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa berkaitan dengan materi Perumusan Dasar Negara yang akan selesai
dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Perumusan Dasar Negara yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu
untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Perumusan Dasar Negara berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh
menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Perumusan Dasar Negara yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Perumusan Dasar Negara yang baru diselesaikan.
● Mengerjakan soal postest
Guru :
● Peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Kemampuan
Nama Kemampuan Memberi
Menjawab/ Mengapresiasi
No Peserta Bertanya Masukan/ Saran
Berargumentasi
Dididk
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
4. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi. Bentuk
pengayaan dapat dilakukan dengan antara lain sebagai berikut.
a. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai sumber dan
mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau membacakan di
depan kelas.
b. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya.
5. Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu memahami
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang
materi pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik
yang sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan dengan :
a. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas,
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas,
c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.
Perlu diperhatikan bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau
keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh peserta didik. Kegiatan remedial bagi kompetensi
sikap dilakukan dalam bentuk pembinaan secara holistis, yang melibatkan guru bimbingan konseling dan
orang tua.