(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa 1.1.1 Bersyukur atas perumusan Pancasila
atas semangat dan komitmen para pendiri sebagai Dasar Negara.
negara dalam merumuskan dan menetapkan 1.1.2 Bersyukur memiliki para pendiri Negara
Dasar Negara Pancasila. yang memiliki komitmen terhadap bangsa
dan negara.
2.1 Mengembangkan sikap bertanggung jawab 2.1.1 Berperilaku peduli sebagai wujud
dan berkomitmen sebagai warga negara pelaksanaan semangat dan komitmen para
indonesia sepeti yang diteladankan para pendiri negara.
pendiri negara dalam perumusan dan 2.1.2 Berprilaku tanggung jawab sebagai wujud
penetapan Pancasila sebagai dasar negara. pelaksanaan semangat dan komitmen para
3.1 Menganalisis proses perumusan dan pendiri negara
penetapan Pancasila sebagai Dasar 3.1.1Mendeskripsikan perumusan pancasila
Negara. sebagai dasar negara dalam sidang BPUPKI
3.1.2 Membandingkan pendapat para pendiri
negara tentang isi Pancasila.
3.1.3 Mendeskripiskan perumusan Dasar
Negara dalam Sidang Panitia Sembilan.
3.1.4 Mendeskripsikan penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
3.1.5 Menunjukkan semangat komitmen para
pendiri negara dalam merumuskan dan
menetapkan Pancasila sebagai Dasar
4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan Negara.
dan penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara. 4.1.1 Menyusun laporan hasil telaah perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara
4.1.2 Menyajikan hasil telaah penetapan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
4.1.3 Mensimulasikan laporan hasil telaah
semangat Komitmen para pendiri Negara
dalam merumuskan dan menetapkan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
4.1.4 Menyajikan praktik kewarganegaraan
untuk mempertahankan Pancasila sebagai
dasar Negara.
C. TUJUAN PEMBALAJARAN
Pada akhir proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu :
Sikap Spiritual :
1. Melalui pembiasaan diri peserta didik mampu menunjukkan sikap berdoa dan
melafaskan kalimat syukur dalam melaksanakan kegiatan belajar sebagai cerminan
memahami perumusan pancasila sebagai dasar negara
2. Memiliki sikap menerima dengan ikhlas semangat para pendiri negara dalam perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
3. Memiliki sikap menerima dengan bangga semangat para pendiri negara dalam perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
4. Mensyukuri komitmen pendiri negara yang telah merumuskan dasar negara Pancasila
Sikap sosial :
1. Memiliki perilaku tanggung jawab sebagai wujud pelaksanaan semangat dan komitmen
para pendiri negara.
2. Memiliki perilaku peduli sebagai wujud pelaksanaan semangat dan komitmen para pendiri
negara.
Pertemuan pertama
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Discovery learning dengan baik, siswa dapat :
1. Menjelaskan alasan pembentukan BPUPKI
2. Menjelaskan keanggotaan BPUPKI
3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI
4. Menjelaskan sidang BPUPKI
Pertemuan kedua
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Discovery learning, siswa dapat :
1. Menjelaskan tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara
2. Menjelaskan isi usulan dasar negara oleh tokoh pendiri negara
3. Menjelaskan persamaan dasar negara yang diusulkan oleh pendiri negara
Pertemuan ketiga
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Discovery learning, siwa dapat
1. Menjelaskan tugas panitia sembilan
2. Menjelaskan keanggotaan panitia sembilan
3. Menjelaskan rumusan dasar negara sesuai piagam jakarta
Pertemuan keempat
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan Discovery learning
dengan model pembelajaran pictur and picture, siswa dapat
1. Menjelaskantujuan pembentukan PPKI
2. Menjelaskan kenaggotaan PPKI
3. Menjelaskan alasan perubahan sila pertama dasar negara piagam jakarta saat penetapan
dasar negara oleh PPKI
4. Membedakan rumusan dasar negara dalam piagam jakarta dengan pembukaan UUD Negara
RI Tahun 1945
Pertemuan kelima
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
bekerja dalam kelompok,siawa dapat:
1. Mengidentifikasi semangat dan komitmen kebangsaan seperti yang ditunjukkan oleh para
pendiri negara dalam perumusan pancasila sebagai dasar negara
2. Mengidentifikasi semangat dan komitmen kebangsaan seperti yang ditunjukkan para
pendiri negara dalam penetapan pancasila sebagai dasar negara
3. Menyajikan sosio drama tentang sidang perumusan pancasila sebagai dasar negara oleh
BPUPKI
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. materi pembelajaran reguler
Pertemuan 1
Pembentukan BPUPKI
Pertemuan 2
Dasar negara merupakan pondasi berdirinya sebuah negara. harus disusun sekuat mungkin
sebelum suatu negara berdiri. Ketua BPUPKI dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal
sidang pertama, menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka diperlukan suatu dasar
negara.
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin, saat mengusulkan rancangan
dasar negara Indonesia mengatakan bahwa : ”...rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang
berasal daripada peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang kepada kebudayaan
timur.” ”... kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri haram. Kita
bangsa Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan kita beribu-ribu tahun umurnya.
Muhammad Yamin mengusulkan secara lisan lima dasar , 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Sosial
Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan pidatonya tentang dasar negara.
Menurut Soepomo, dasar negara Indonsia merdeka 1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan
lahir dan batin 4. Musyawarah 5. Keadilan rakyat Soepomo juga menekankan bahwa negara
Indonesia merdeka bukanlah negara yang mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam
masyarakat dan tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kuat Akan tetapi
mengatasi segala golongan dan segala paham perorangan, mempersatukan diri dengan segala lapisan
rakyat.
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan pidato tentang dasar negara Indonesia
merdeka. Usulannya berbentuk philosophische grondslag atau weltanschauung. Philosophische
Grondslag atau Weltanschauung adalah fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya untuk diatasnya didirikan Indonesia merdeka yang kekal dan abadi. Negara Indonesia
yang kekal abadi itu dasarnya adalah Pancasila. Rumusan dasar negara yang diusulkan olehnya
adalah sebagai berikut. 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan 3.
Mufakat atau demokrasi 4. Kesejahteraan sosial 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Ir. Soekarno
menyampaikan kelima dasar Negara tersebut bukan dinamakan Panca Dharma. Atas petunjuk
seorang teman ahli bahasa, rumusan dasar negara tersebut dinamakan Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar.
Pada akhir persidangan pertama, Ketua BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang bertugas
untuk mengumpulkan usulan yang akan dibahas sidang berikutnya. Panitia Kecil beranggotakan
delapan orang pimpinan Ir. Soekarno, anggota Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kyai Haji Wachid
Hasjim, Mr. Muhammad Yamin, Sutardjo Kartohadikoesoemo, A.A Maramis, Otto Iskandardinata,
dan Drs. Mohammad Hatta.Panitia kecil mengadakan pertemuan mengumpulkan dan memeriksa
usul-usul beberapa masalah, yaitu Indonesia Merdeka. Usul-usul yang telah dikumpulkan
dimasukkan dalam beberapa golongan, yaitu : (1) minta Indonesia merdeka selekas-lekasnya; (2)
dasar; (3) mengenail unifikasi dan federasi; (4) bentuk negara dan kepala negara; (5) warga negara;
(6) daerah; (7) agama dan negara; (8) pembelaan, dan (9) keuangan.
Panitia Kecil mengadakan rapat dengan tiga puluh delapan (38) anggota BPUPKI di Kantor
Besar Djawa Hookokai Pertemuantersebut membentuk lagi satu Panitia Kecil yang terdiri atas
anggota-anggota sebagai berikut : Ir. Soekarno sebagai ketua, Mohammad Hatta, Muhammad
Yamin, A.A Maramis, Mr. Achmad Soebardjo (golongan kebangsaan), Kyai Haji Wahid Hasjim,
Kyai Haji Kahar Moezakir, Haji Agoes Salim, dan R. Abikusno Tjokrosoejoso (golongan Islam).
Panitia Kecil yang berjumlah sembilan orang ini dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan, bertugas
untuk menyelidiki usul-usul mengenai perumusan dasar negara.
Pertemuan 3
PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
sembilan mengadakan rapat di rumah kediaman Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur
Nomor 56 Jakarta.Setelah itu, pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan telah mencapai satu
persetujuan atau kesepakatan tentang rancangan pembukaan hukum dasar (Undang-Undang Dasar).
Rapat berlangsung secara alot karena terjadi perbedaan paham antarpeserta tentang rumusan dasar
negara terutama soal agama dan negara.
Persetujuan Panitia Sembilan initermaktub di dalam satu rancangan pembukaan hukum dasar
(Undang-Undang Dasar). Oleh Ir. Soekarno, rancangan pembukaan hukum dasar ini diberikan nama
”Mukadimah”, oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan ”Piagam Jakarta”, dan oleh Sukiman
Wirjosandjojo disebut ”Gentlemen’s Agreement”. (Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara, .
Setelah rapat yang cukup alot, disepakati rumusan konsep dasar negara yang tercantum dalam
rancangan mukadimah hukum dasar. Naskah ini memiliki banyak persamaan dengan Pembukaan
UUD 1945. Adapun bunyi lengkap naskah mukadimah hukum dasar adalah sebagai berikut.
”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan yang
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia Merdeka yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan
rakyat, dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
. Naskah ”Mukadimah” yang ditandangani oleh sembilan orang anggota Panitia Sembilan, dikenal
dengan nama ”Piagam Jakarta” atau ”Jakarta Charter”. Panitia Kecil penyelidik usul-usul
berkeyakinan bahwa ”Mukadimah” dapat menghubungkan, mempersatukan paham-paham yang ada
di kalangan anggota-aggota BPUPKI. Selanjutnya, naskah ”Mukadimah” tersebut dibawa ke sidang
kedua BPUPKI tanggal 10 – 17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945, mukadimah disepakati oleh
BPUPKI. Dalam alinea keempat naskah Piagam Jakarta tersebut, terdapat rumusan dasar negara
sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan dasar negara yang tercantum dalam naskah ”Piagam Jakarta” tersebut, dalam sidang PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 mengalami perubahan. Rumusan dasar negara yang diubah adalah sila
pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemelukpemeluknya”, diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Latar belakang perubahan sila pertama, menurut Mohammad Hatta bermula dari datangnya
utusan opsir Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Mereka memberitahukan bahwa wakil-wakil
Protestan dan Katolik dari wilayah yang dikuasai oleh Angkatan Laut Jepang merasa keberatan
dengan bagian kalimat umusan dasar negara dalam naskah Piagam Jakarta. Kalimat yang dimaksud
adalah ”Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Terhadap keberatan tersebut, sebelum sidang PPKI dimulai, Mohammad Hatta mengajak Ki Bagus
Hadikusumo, K.H Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan
mengadakan suatu rapat pendahuluan. Supaya tidak terpecah sebagai bangsa, tokoh pendiri bangsa
yang bermusyawarah telah bermufakat untuk menghilangkan
bagian kalimat tersebut dan menggantikannya dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.Dengan
demikian, rumusan dasar negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan oleh
PPKI tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pertemuan 4
PENETAPAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II membuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk
mempersiapkan kemerdekaan atas dasar prakarsa sendiri. Lalu bagaimana dampaknya terhadap
keberadaan BPUPKI? Setelah menyelesaikan tugas BPUPKI dibubarkan, dan sebagai gantinya pada
tanggal 7 Agustus 1945 Jepang mengumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunbi IinkaiUntuk keperluan membentuk PPKI tersebut, pada
tanggal 8 Agustus 1945 tiga orang tokoh pendiri negara, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta dan Dr.
K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat berangkat menemui Jenderal Besar Terauchi, Saiko Sikikan di
Saigon.Dalam pertemuan tersebut, Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI dan Mohammad Hatta
sebagai wakilnya. PPKI beranggotakan 21 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua
Setelah kembali ke tanah air, pada tanggal 14 Agustus 1945 Ir. Soekarno mengumumkan bahwa
Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan bukan merupakan pemberian dari Jepang melainkan
hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Sebagai buktinya, atas kehendak bangsa Indonesia
sendiri, anggota PPKI ditambah menjadi enam orang sehingga anggota seluruhnya menjadi 27 (dua
puluh tujuh) orang. Semua anggota PPKI berasal dari bangsa Indonesia.
Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang dan menghasilkan
keputusan sebagai berikut.
1. Menetapkan UUD 1945.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.
Salah satu keputusan sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945.
DalamPembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar
negara.
Pertemuan 5
SEMANGAT PENDIRI NEGARA DALAM MERUMUSKAN DAN MENETAPKAN
PANCASILAS SEBAGAI DASAR NEGARA
Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau
hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki
semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara
yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia.
Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
harus tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaaan Indonesia akan memiliki rasa bangga
sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan,misalnya ketika
kalian mengikuti upacara bendera di sekolah. Kalian menyaksikan bendera berkibar dengan
megahnya di lapangan sekolah kalian. Demikian juga ketika bendera Merah Putih berkibar dalam
kejuaraan olahraga antar negara.Keberhasilan bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya,
merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang
dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat untuk
merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.
Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah
suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan
kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu
nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Nasionalisme dalam arti sempit
disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta
terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang rendah terhadap
bangsa lain.
Nasionalisme dalam arti sempit disamakan dengan Chauvinisme. Hal ini pernah dipraktikan
oleh Jerman pada masa Hitler tahun 1934-1945. Ia menganggap Jerman di atas segala-galanya
(Deutschland Uber Alles in der Wetf). Setelah membaca uraian tersebut, carilah dari berbagai
sumber, praktik nasionalisme dalam arti sempit dari berbagai negara. Kumpulkan hasil temuan kalian
pada guru setelah kalian buatkan rangkumannya. Jenis nasionalisme yang kedua adalah nasionalisme
dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan cinta
yang tinggi atau bangga terhadap Tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Saat
mengadakan hubungan dengan negara lain, selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
serta menghormati kedaulatan negara lain. Bagaimana, sudah pahamkah kalian? Sekarang mari kita
bicarakan tentang patriotisme.
Patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya tanah air. Kata patria kemudian berubah menjadi
kata patriot yang artinya seseorang yang mencintai tanah air. Oleh sebab itu patriotisme berarti
semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk
mempertahankan bangsanya. Sikap ini muncul setelah lahirnya nasionalisme, namun antara
nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama.
Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai ”jiwa
dan semangat ’45”. Adapun hal-hal yang terkandung dalam jiwa dan semangat ‘45 diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan
tanah air.
b. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan
kemerdekaan.
c. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan dan antarbangsa.
d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
e. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan
kejayaan bangsa serta negara.
Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian,
serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan an cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang
yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya.
Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmenpribadi sebagai berikut.
a. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki
semangat persatuan,
kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi.
b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia
c. Selalu bersemangat dalam berjuang.
d Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
e. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan negara diatas
kepentingan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah final. Final artinya, Pancasila
telah menjadi kesepakatan nasional (konsensus) yang diterima secara luas oleh seluruh rakyat
Indonesia. Konsensus Pancasila sebagai dasar negara, telah diperkuat dengan Ketetapan MPR
Nomor XVIII/ MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Dasar negara Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri
bangsa yang dikenal dengan perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai dasar
negara terdapat dalamalinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II membuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk
mempersiapkan kemerdekaan atas dasar prakarsa sendiri. Lalu bagaimana dampaknya terhadap
keberadaan BPUPKI? Setelah menyelesaikan tugas BPUPKI dibubarkan, dan sebagai gantinya pada
tanggal 7 Agustus 1945 Jepang mengumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunbi IinkaiUntuk keperluan membentuk PPKI tersebut, pada
tanggal 8 Agustus 1945 tiga orang tokoh pendiri negara, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta dan Dr.
K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat berangkat menemui Jenderal Besar Terauchi, Saiko Sikikan di
Saigon.Dalam pertemuan tersebut, Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI dan Mohammad Hatta
sebagai wakilnya. PPKI beranggotakan 21 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua
Setelah kembali ke tanah air, pada tanggal 14 Agustus 1945 Ir. Soekarno mengumumkan bahwa
Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan bukan merupakan pemberian dari Jepang melainkan
hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Sebagai buktinya, atas kehendak bangsa Indonesia
sendiri, anggota PPKI ditambah menjadi enam orang sehingga anggota seluruhnya menjadi 27 (dua
puluh tujuh) orang. Semua anggota PPKI berasal dari bangsa Indonesia.
Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang dan menghasilkan
keputusan sebagai berikut.
1. Menetapkan UUD 1945.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.
Salah satu keputusan sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945.
DalamPembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar
negara.
Pembentukan BPUPKI
BPUPKI dilantik oleh Jepang, beranggotakan enam puluh dua (62) orang yang terdiri
atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan tujuh (7) orang anggota perwakilan dari Jepang. Ketua
BPUPKI adalah dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu
Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso.
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak
resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,
membahas tentang Dasar Negara. Sidang kedua berlangsung tanggal 10 sampai dengan 17 Juli
1945 dengan membahas rancangan Undang-Undang Dasar.
Pada pelaksanaan sidang tak resmi hanya dihadiri oleh 38 orang. Kegiatan ini berlangsung
dimasa reses antara sidang pertama dan sidang kedua, tujuannya untuk membahas rancangan
pembukaan UUD 1945 yang dipimpin oleh anggota BPUPKI Ir. Soekarno. Sidang BPUPKI
dilaksanakan digedung “ Chuo Sangi in “ dan kini gedung itu dikenal dengan sebutan gedung
pancasila ( lihat gambar 1.1 )
Sejak berkuasa di Indonesia, jepang dengan segala cara menguras kekayaan dan tenaga
rakyat Indonesia. Hai itu menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat. Namun
penderitaan tersebut tidak tidak menyurutkan semangat pejuang kita untuk meraih
kemerdekaan. Berbagai upaya dilakukan bangsa Indonesia dengan menyusun barisan dan
bersatu padu mewujudkan kemerdekaan yang di cita-citakan.
E. Metode Pembelajaran
Metode : Scientific
F. Media, Alat dan Sumber Belajar Pembelajaran
1. Media
a. Gambar pancasila
b. Papan tulis dan spidol
c. Gambar sidang BPUPKI
d. Gambar foto panitia sembilan
G. SUMBER BELAJAR
Lukman Surya Saputra, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMP/MTs Kelas VII Semester 1 Buku Guru Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal . 51-75.
Lukman Surya Saputra, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMP/MTs Kelas VII Semester 1 Buku Siswa Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan. Hal 1-31.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan I
Kegiatan Pendahuluan (12 menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian
kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru menyampaikan ucapan selamat kepada siswa kelas VII yang telah menjadi siswa
MTs.
3. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu wajib
nasional Garuda Pancasila dilanjutkan melakukan tanya jawab tentang Lagu Garuda
Pancasila.
4. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai materi pembentukan BPUPKI
dan mengamati gambar 1.1 menambahkan penjelasan tentang sejarah perjuangan bangsa
Indonesia.
5. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan
dicapai.
6. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat proses
pembelajaran.
7. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
F. PENILAIAN
1. Penilaian Kompetensi Sikap terlampir
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan terlampir
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan terlampir
Pertemuan II
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (12 menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan
melakukan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis, serta sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu Garuda Pancasila.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab atau problem solving mengenai materi
pembentukan BPUPKI dan proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran.
6. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
Kegiatan Inti (90 menit)
1. Guru membimbing peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok dipertemuan
pertama.
2. Guru meminta peserta didik mengamati gambar tokoh pengusul Dasar Negara.
3. Kemudian guru dapat menambahkan penjelasan tentang gambar tersebut dengan berbagai fakta
terbaru yang berhubungan dengan perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara oleh BPUPKI.
4. Guru meminta Peserta didik secara kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan dari wacana
yang berkaitan dengan perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
5. Guru meminta peserta didik menyusun pertanyaan seperti :
a. Siapa tokoh yang mengusulkan Dasar Negara?
b. Bagaimana rumusan Dasar Negara yang diusulkan?
c. Apa perbedaan dan persamaan rumusan Dasar Negara yang diusulkan?
6. Guru mengarahkan peserta didik secara kelompok untuk mencari informasi untuk menjawab
pertanyaan yang sudah disusun.
7. Guru membimbing peserta didik untuk mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yang
sudah diperoleh sebelumnya, seperti :
a. Apa perbedaan dan persamaan usulan rumusan Dasar Negara yang disampaikan anggota
BPUPKI?
b. Apa yang berbeda dari rumusan Dasar Negara dalam Piagam Jakarta dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945?
8. Guru membimbing peserta didik secara kelompok untuk menyimpulkan arti penting perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
9. Guru membimbing peserta didik untuk menyusun proyek kelas, yaitu simulasi sidang BPUPKI.
Simulasi sidang BPUPKI akan ditampilkan dalam pertemuan ketiga.
Kegiatan Penutup (18 menit)
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab
secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan perumusan Dasar Negara dalam
sidang BPUPKI. Dengan meminta peserta didik menjawab pertanyaan berikut.
a. Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari perumusan Dasar Negara dalam sidang
BPUPKI bagi kalian?
b. Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan Apa manfaat
yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan?
c. Apa rencana tindak lanjut akan kalian lakukan?
d. Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan individu, dan
menilai pengetahuan anak dengan menilai hasil pekerjaan Aktivitas 1.2 (Tabel 1.1)
4. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya dan menugaskan peserta didik untuk
mempelajari Buku PPKn Kelas VII Bab 1, submateri Panitia Sembilan dan Sidang BPUPKI
kedua.
Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap terlampir
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan terlampir
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan terlampir
Pertemuan III
Kegiatan Pendahuluan (12 menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan
melakukan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis, serta sumber belajar.
2. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab atau problem solving mengenai materi
pembentukan BPUPKI dan proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
4. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran.
5. Guru menjelaskan materi dan simulasi sidang BPUPKI yang akan dilakukan peserta didik.
Kegiatan Inti (90 Menit)
1. Peserta didik mempersiapkan segala perlengkapan untuk pelaksanaan simulasi sidang BPUPKI.
2. Peserta didik dengan perannya masing-masing melaksanakan simulasi dengan sebaik-baiknya.
3. Guru mengamati keterampilan peserta didik secara perorangan dan kerja kelompok dalam
melaksanakan Simulasi Sidang BPUPKI.
4. Guru membimbing peserta didik membuat atau mendokumentasikan simulasi sidang BPUPKI.
5. Memberi motivasi dan penghargaan atas penampilan seluruh peserta didik dalam simulasi.
6. Peserta didik mengevaluasi dan merefleksi kegiatan simulasi.
Kegiatan Penutup (18 Menit)
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan arti penting perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan perumusan Dasar Negara dalam
sidang BPUPKI dengan meminta peserta didik menjawab pertanyaan berikut ini.
a. Apa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan sidang BPUPKI bagi kalian?
b. Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
c. Apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan?
d. Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
e. Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
3. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya dan menugaskan peserta didik untuk
mempelajari Buku PPKn Kelas VII Bab 1, subbab B, materi Penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara.
Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap
2. penilaian pengetahuan terlampi
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan terlampir
Pertemuan IV
Kegiatan Pendahuluan (12 menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan
melakukan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis, serta sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab atau problem solving mengenai materi perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran.
6. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
Atau melalui memajang hasil telaah (display) di dinding kelas dan kelompok lain saling
mengunjungi dan memberikan komentar atas hasil telaah kelompok lain.Guru dapat juga melakukan
bentuk penyajian sesuai kondisi sekolah. Usahakan bentuk kegiatan mengomunikasikan bervariasi
dengan pertemuan sebelumnya agar peserta didik tidak bosan.
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah
dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara dengan meminta peserta didik menjawab pertanyaan berikut: Apa manfaat
yang diperoleh dari mempelajari penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara bagi kalian? Apa sikap
yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan? Apa manfaat yang diperoleh
melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan? Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan? Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan individu, dan
melakukan tes tertulis dengan soal Uji Kompetensi 1.3.
4. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya dan menugaskan peserta didik untuk
mengerjakan Aktivitas 1.5 secara kelompok.
Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap terlampir
Pertemuan V
Kegiatan Pendahuluan (12 menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan
melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu wajib nasional.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai semangat komitmen kebangsaan
seperti yang ditunjukkan oleh para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran.
6. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap terlampir
Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi dan secara
pribadi sudah mampu memahami perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan antara lain sebagai berikut.
1. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai
sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan tertulis
atau membacakan di depan kelas.
2. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor
sebaya.
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu memahami
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kegiatan remedial dilakukan dengan
mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan
apabila peserta didik yang sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan
dengan : (1) Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas,
(2) Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas, (3) Memberikan kesempatan
untuk tes perbaikan. Perlu diperhatikan bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi
pokok atau keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh peserta didik. Kegiatan
remedial bagi kompetensi sikap dilakukan dalam bentuk pembinaan secara holistis, yang
melibatkan guru bimbingan konseling dan orang tua.
Interaksi Guru dan Orang Tua
Interakasi guru dengan orang tua dapat dilakukan melalui beberapa langkah antara lain sebagai
berikut.
1. Guru meminta kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi peserta didik mempersiapkan
sosiodrama.
2. Guru meminta peserta didik memperlihatkan hasil pekerjaan yang telah dinilai/ dikomentari
guru kepada orang tuanya. Kemudian orang tua mengomentari hasil pekerjaan siswa. Orang tua
dapat menuliskan apresiasi kepada anak sebagai bukti perhatian mereka agar anak senantiasa
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hasil penilaian yang telah diparaf guru
dan orang tua kemudian disimpan dan menjadi portofolio siswa.
b. Sikap Sosial
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. observasi Pedoman Lampiran 1b Saat pembelajaran Penilaian untuk dan
observasi sikap berlangsung pencapaian
menghargai pembelajaran
musyawarah
c. Pengetahuan
Contoh Butir Waktu
No. Teknik Bentuk Instrumen Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1. lisan - Pertanyaan lisan pada saat Saat Penilaian untuk
proses pembelajaran. pembelajaran pembelajaran
- Penjelasan siswa saat berlangsung
presentasi
2. Lisan( di Instrumen observasi Lampiran 2a Saat Penilaian
skusi) pengetahuan pembelajaran pencapaian
berlangsung pembelajaran
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan pertama
1) Lampiran 1a
2) Lampiran 2a: instrumen observasi pengetahuan
3) Lampiran 3a: penyajian dan laporan hasil telaah tentang perumusan pancasila sebagai
dasar negara
b. Pertemuan kedua
1) Lampiran 1b
2) Lampiran 2b: Tugas aktivitas 1.2 (tabel 1.1)
3) Lampiran 3b: penyajian dan laporan hasil telaah tentang perumusan pancasila
sebagai dasar negara
c. Pertemuan ketiga
1) Lampiran 1c
2) Lampiran 2c. Tugas uji kompetensi 1.1
3) Lampiran 3c: penyajian dan laporan hasil telaah simiulasi sidang BPUPKI
d. Pertemuan keempat
1) Lampiran 1d
2) Lampiran 2 d: tugas aktifitas 1.3 (tabel 1.2 dan 1.3 )
3) Lampiran 3d : penyajian dan laporan hasil telaah tentang semangat para pendiri
negara dalam perumusan panvasila sebagai dasar negara
e. Pertemuan kelima
1) Lampiran :1e
2) Lampiran 2e: Tugas uji kompetensi dan uji pemahaman materi
3) Lampiran 3e: portopolio ( tugas tertulis siswa yang dikumpul dalam satu map))
3. Pembelajaran remedial
Pembelajaran remedial dilaksanakan berdasarkan hasil analisis hasil penilaian harian.
a. Belum tuntas secara klasikal: pembelajaran ulang (2 jp)
b. Belum tuntas secara individual: belajar kelompok atau tutor sebaya.
4. Pembelajaran pengayaan
- Penugasan berkelompok di luar jam pelajaran.
Aspek Penilaian
Menghar
Mensy
No. Nama Peserta Didik gai Tanggu
ukuri Kerjasa
Jasa Peduli ng
Pancasi ma
Pahlawa Jawab
la
n
1. 4 4 3 3 4
2.
3.
4.
5
Skor penilaian menggunakan skala 1-4, yaitu :
Skor 1 apabila peserta didik tidak pernah sesuai aspek sikap yang dinilai.
Skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang sesuai aspek sikap yang dinilai.
Skor 3 apabila peserta didik sering sesuai aspek sikap yang dinilai.
Skor 4 apabila peserta didik selalu sesuai dengan aspek sikap yang dinilai.
Jika contoh penilaian terjadi seperti yang ditampilkan di atas, nilai untuk Said adalah
berdasarkan modus (skor yang paling banyak muncul), yakni 4 atau Sangat Baik.
Lampiran 2 a
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan pada pertemuan pertama dengan mengobservasi
jawaban dan diskusi yang berkembang dari diskusi dan tanya jawab yang
dilakukan oleh guru.
Aspek Penilaian
Mendefinisik
Mendefinisi
an
No. Nama Peserta Didik Menjawab Mendef kan
dan
Saja inisikan dan Sedikit
Penjelasan
Uraian
Logis
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5 ...........
Observasi pengetahuan peserta didik dilakukan dalam bentuk mengamati diskusi dan
pemikiran logis yang berkembang dalam diskusi. Penskoran aktivitas diberi skor rentang 1-4,
dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor diantaranya sebagai berikut.
Lampiran 3 a
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kisi – kisi penilaian kinerja/produk
N KD MATERI INDIKATOR TEKNIK
o PENILAIA
1 Menyajikan Perumusan Peserta didik mampu Kinerja/prod
laporan laporan pancasila membuat laporan uk
hasil telaah tentang sebagai dasar tentang penerapan
perumusan negara pancasila sebagai dasar
pancasila sebagai negara
dasar negara
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau
mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/ saran,
serta mengapresiasi pada saat menyampaikan hasil telaah tentang Perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Lembar penilaian penyajian dan laporan hasil telaah dapat
menggunakan format di bawah ini, dengan ketentuan aspek penilaian dan rubriknya dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta keperluan guru.
Kemampuan Memberi
Kemampuan
Menjawab/ Masukan/ Mengapresiasi
No. Nama Peserta Didik Bertanya
Berargumentasi Saran
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5 ...........
Skor
No
Aspek Pengamatan 4 3 2 1
1 Tidak memaksakan pendapat.
2 Mendahulukan musyawarah.
Lampiran 2 b
Lampiran 3 b
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi,
kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi
kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran, serta mengapresiasi pada saat
menyampaikan hasil telaah tentang perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Lembar penilaian
penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format di bawah ini, dengan ketentuan aspek
penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta keperluan guru.
Kemampuan Memberi
Kemampuan
No Nama Peserta Menjawab/ Masukan/ Mengapresiasi
Bertanya
. Didik Berargumentasi Saran
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5 .
Kelas : ……..............…….
Semester : ……..............…….
No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap
1
2
3
4
5
Lampiran 2 c
Rubric
Penilaian pengetahuan peserta didik dilakukan dalam bentuk menilai jawaban. Penskoran jawaban
diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor diantaranya sebagai berikut.
Lampiran 3 c
Kemampuan Memberi
Nama Peserta Kemampuan
No Menjawab/ Masukan/ Mengapresiasi
Didik Bertanya
. Berargumentasi Saran
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5
Keterangan : Diisi dengan tanda ceklist (√)
Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
Kelas : ……..............…….
Semester : ……..............…….
No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap
1
2
3
4
Dsb
Lampiran 2 d
Aktivitas 1.3
Kalian akan menjadi lebih paham tentang proses perumusan dan penetapan pancasila oleh BPUPKI
dan PPKI dengan mengisi table 1.2
Table 1.2 perbedaan antara BPUPKI dan PPKI
2 Jumlah anggota
3 Susunan organisasi
4 Tugas
5 Waktu persidangan
6 Hasil sidang
penskoran jawaban diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor
diantaranya sebagai berikut.
Table 1.3 Rumusan sila-sila pancasila dalam piagam Jakarta dan pembukaan UUD 1945
Rumusan pancasila dalam naskah piagam Rumusan pancasila dalam pembukaan UUD
jakarta Negara RI Tahun 1945
Analisi perbedaan kedua rumusan diatas dan kumpulkan hasil analisis kalian pada guru
tepat pada waktunya
Lampiran 3 d
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi,
kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi
kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran, serta mengapresiasi pada saat
menyampaikan hasil telaah tentang semangat pendiri Negara dalam penyusunan Pancasila sebagai
Dasar Negara. Lembar penilaian penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format di
bawah ini, dengan ketentuan aspek penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta keperluan guru.
Kemampuan Memberi
Nama Kemampuan
Menjawab/ Masukan/ Mengapresiasi
No. Peserta Bertanya
Berargumentasi Saran
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
dst ...........
Pertemuan 5
Lampiran 1 e
Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan Penilaian Diri. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan instrumen seperti berikut ini.
No Pernyataan 4 3 2 1
Lampiran 2 e
4. Panitia Sembilan bertugas untuk menyelidiki usul-usul mengenai perumusan Dasar Negara, dan
anggotanya terdiri atas (1) Ir. Soekarno; (2) Mohammad Hatta; (3) Muhammad Yamin; (4) A.A
Maramis; (5) Achmad Soebardjo; (6) KH. Wachid Hasjim; (7) Abdoel Kahar Moezakir; (8) H.
Agoes Salim; dan (9) R. Abikusno Tjokrosoejoso.
5. Rumusan Dasar Negara dalam naskah Piagam Jakarta.
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Uji Pemahaman
Dalam mempelajari materi bab ini, tentu ada materi yang dengan mudah dapat dipahami, dan ada
juga yang sulit dipahami. Oleh karena itu, lakukan penilaian diri atas pemahaman terhadap materi
pada bab ini dengan memberikan tanda ceklist (V) pada kolom sangat paham, paham sebagian, dan
belum paham.
Apabila pemahaman peserta didik pada kategori sangat paham, berikan materi pengayaan. Apabila
pemahaman peserta didik kamu berada pada kategori paham sebagian dan belum paham berikan
pembelajaran ulang, agar peserta didik dapat cepat memahami materi pelajaran yang sebelumnya
kurang atau belum dipahami.
Lampiran 3 e
. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan menggunakan teknik penilaian portofolio untuk menilai
aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Contoh instrumen penilaian portofolio dan
penilaian kinerja dapat menggunakan format penilaian di bagian 1.
PENILAIAN PENGAYAAN
KISI-KISI PENGAYAAN
KunciJawaban
Rubric
Penilaian pengetahuan peserta didik dilakukan dalam bentuk menilai jawaban. Penskoran jawaban
diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor diantaranya sebagai berikut.
Soal remedi
1. Menjelaskantujuan pembentukan PPKI
2. Menjelaskan kenaggotaan PPKI
3. Menjelaskan alasan perubahan sila pertama dasar negara piagam jakarta saat penetapan
dasar negara oleh PPKI
4. Membedakan rumusan dasar negara dalam piagam jakarta dengan pembukaan UUD Negara
RI Tahun 1945
Kunci jawaban
6. Tugas PPKI adalah untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
7. Keanggoataan PPKI berasal dari tokoh-tokoh yang mewakili bangsa Indonesia.
8. Alasan perubahan sila pertama naskah Piagam Jakarta adalah adanya pernyataan keberatan
wakil-wakil Protestan dan Katolik terhadap bunyi pasal "Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Agar supaya tidak terpecah belah
sebagai bangsa, para pendiri negara sepakat untuk mengubah rumusannya menjadi "Ketuhanan
Yang Maha Esa".
9. Perbedaan rumusan Dasar Negara dalam naskah Piagam Jakarta dan Pembukaan UUD 1945.
Penskoran diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor
diantaranya adalah sebagai berikut.
Skor 1 jika jawaban hanya berupaya menjawab saja.
Skor 2 jika jawaban berupa mendefinisikan.
Skor 3 jika jawaban berupa mendefinisikan dan sedikit uraian.
Skor 4 jika jawaban berupa mendefinisikan dan penjelasan logis.
Nilai = Skor Perolehan x 5
PERINCIAN PEKAN, HARI, DAN JAM KERJA
EFEKTIF
NAMA MADRASAH : MTsN 2 Bulukumba
SMT BULAN JUMLAH PEKAN PEKAN HARI EFEKTIF JAM EFEKTIF JUMLAH
PEKAN EFEKTIF TIDAK
EFEKTIF
I JULI 4 2 2 2 6 jp 240 menit
AGUSTUS 5 5 - 4 12 jp 480 menit
SEPTEMBER 4 3 1 3 9 jp 360 menit
OKTOBER 4 4 - 5 15 jp 600 menit
NOPEMBER 5 5 - 4 12 jp 480 menit
DESEMBER 4 - 4 - - -
JUMLAH 26 19 7 18 54 jp 2160
menit
Perhitungan Jam Efektif
Mengetahui;
Kepala MTsN 2 Bulukumba Guru maple PPKn
SMT BULAN JUMLAH PEKAN PEKAN HARI EFEKTIF JAM EFEKTIF JUMLAH
PEKAN EFEKTIF TIDAK
EFEKTIF
I JULI 4 2 2 1 3 jp 120 menit
AGUSTUS 5 5 - 5 15 jp 600 minit
SEPTEMBER 4 3 1 3 9 jp 360 menit
OKTOBER 4 4 - 5 15 jp 600 minit
NOPEMBER 5 5 - 4 12 jp 480 menit
DESEMBER 4 - 4 - - -
JUMLAH 26 19 7 18 54 jp 2160
menit
Perhitungan Jam Efektif
Mengetahui;
Kepala MTsN 2 Bulukumba Guru maple PPKn
SMT BULAN JUMLAH PEKAN PEKAN HARI EFEKTIF JAM EFEKTIF JUMLAH
PEKAN EFEKTIF TIDAK
EFEKTIF
I JULI 4 2 2 1 3 jp 120 menit
AGUSTUS 5 5 - 5 15 jp 600 minit
SEPTEMBER 4 3 1 3 9 jp 360 menit
OKTOBER 4 4 - 4 12 jp 480 menit
NOPEMBER 5 5 - 5 15 jp 600 menit
DESEMBER 4 - 4 - - -
JUMLAH 26 19 7 18 54 jp 2160
menit
Perhitungan Jam Efektif
Mengetahui;
Kepala MTsN 2 Bulukumba Guru maple PPKn
SMT BULAN JUMLAH PEKAN PEKAN HARI EFEKTIF JAM EFEKTIF JUMLAH
PEKAN EFEKTIF TIDAK
EFEKTIF
I JULI 4 2 2 2 6 jp 240 menit
AGUSTUS 5 5 - 4 12 jp 480 menit
SEPTEMBER 4 3 1 2 6 jp 240 menit
OKTOBER 4 4 - 4 12 jp 480 menit
NOPEMBER 5 5 - 5 15 jp 600 menit
DESEMBER 4 - 4 - - -
JUMLAH 26 19 7 17 51 jp 2.040
menit
Perhitungan Jam Efektif
Mengetahui;
Kepala MTsN 2 Bulukumba Guru maple PPKn
KELAS : VIII.2
SMT BULAN JUMLAH PEKAN PEKAN HARI EFEKTIF JAM EFEKTIF JUMLAH
PEKAN EFEKTIF TIDAK
EFEKTIF
I JULI 4 2 2 2 6 jp 240 menit
AGUSTUS 5 5 - 4 12 jp 480 menit
SEPTEMB 4 3 1 3 9 jp 360 menit
ER
OKTOBER 4 4 - 4 12 jp 480 menit
NOPEMBE 5 5 - 5 15 jp 600 menit
R
DESEMBE 4 - 4 - - -
R
JUMLAH 26 19 7 18 54 jp 2.160
menit
Perhitungan Jam Efektif
Mengetahui;
Kepala MTsN 2 Bulukumba Guru maple PPKn
KELAS : VII.6/VII.3
SMT BULAN JUMLAH PEKAN PEKAN HARI EFEKTIF JAM EFEKTIF JUMLAH
PEKAN EFEKTIF TIDAK
EFEKTIF
I JULI 4 2 2 2 6 jp 240 menit
AGUSTUS 5 5 - 5 15 jp 600 menit
SEPTEMBER 4 3 1 3 9 jp 360 menit
OKTOBER 4 4 - 4 12 jp 480 menit
NOPEMBER 5 5 - 5 15 jp 600 menit
DESEMBER 4 - 4 - - -
JUMLAH 26 19 7 19 57 jp 2.280
menit
Perhitungan Jam Efektif
Mengetahui;
Kepala MTsN 2 Bulukumba Guru maple PPKn