Anda di halaman 1dari 15

TUGAS NEURO ANATOMI

ARTERI CEREBRAL MEDIA

Oleh :

PPDS 1

dr. Rizka Rachmasaridewi Cholis

Pembimbing :

dr. Catur Arisetianto , Sp.S

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT UMUM.DR.SAIFUL ANWAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018

1
PENDAHULUAN
Suplai darah cerebral berasal dari arteri karotis interna dan arteri vertebralis.
Arteri karotis interna memberikan percabangan utamanya ke arteri cerebri media dan
arteri cerebri anterior serta arteri khoroidalis anterior (sirkulasi anterior). Kedua arteri
vertebralis bergabung di garis tengah pada batas kaudal pons untuk membentuk
arteri basilaris, yang menghantarkan darah ke batang otak dan cerebellum, serta
bagian hemisfer cerebri melalui cabang terminalnya, arteri cerebri posterior (sirkulasi
posterior). Sirkulasi anterior dan posterior berhubungan satu dengan lainnya melalui
sirkulus arteriosus Wilisi. Terdapat pula banyak hubungan anastomosis lain di antara
arteri-arteri yang mendarahi otak, dan antara sirkulasi intracranial dan ekstrakranial;
sehingga oklusi pada sebuah pembuluh darah besar tidak selalu menimbulkan stroke
karena jaringan otak di bagian distal oklusi mungkin mendapatkan perfusi yang
adekuat dari pembuluh darah kolateral. Pada pembahasan kali ini akan dibahas
mengenai arteri cerebri media sebagai salah satu arteri utama dari suplai darah otak.

I. Anatomi Arteri Cerebral Media

Gambar 1. Arteri Cerebri Utama (Waxman, 2010)

2
Gambar 2. Sirkulus Willisi (Waxman, 2010)

Arteri cerebri media (MCA) adalah cabang terbesar arteri karotis interna. Setelah
keluar dari ICA ( arteri cerebral inferior ) di atas prosesus klinoideus anterior,
pembuluh darah ini berjalan di lateral di fisura Sylvii (sulkus lateralis). Trunkus utama
arteri serebri media membentuk cabang perforantes ke ganglia basalis dan

3
krusanterius dan genu kapsula interna, serta ke kapsula eksterna dan klaustrum
(Baehr, 2005).

Gambar 3. Arteri pada basis kranii (Waxman, 2010).

Arteri serebri media terbagi menjadi cabang-cabang kortikal utama di dalam


sisterna insularis. Cabang-cabang ini memperdarahi area lobus parietalis, frontalis,
dan temporalis yang luas. (Baehr,2005).

4
Gambar 4. Suplai arteri bagian dalam otak: a. Potongankoronal. b. Potongan
horizontal (Baehr, 2005)

Cabang-cabang utama arteri serebri media adalah arteri orbitofrontalis (I), arteri
prerolandika (II), arteri rolandia (III), arteri parietalis anterior (IV), dan arteri parietalis
posterior (V), arteri giri angularis (VI), dan arteri temporooksipitalis, temporalis
posterior (VII), serta arteri temporalis anterior (VIII). Area kortikal yang disuplai oleh
arteri serebri media meliputi, antara lain: korteks motorik dan sensorik primer (kecuali
bagian parasagital dan medial), area bahasa Broca dan Wernicke, korteks auditorik
primer, dan korteks gustatorik primer. Arteri serebri media memiliki hubungan

5
anastomosis kortikal dengan arteri serebri anterior dan arteri serebri posterior
(Baehr,2005).

Gambar 5. Tentori dan cabang arteri serebri media pada konveksitas otak

(Baehr, 2005).

Di daerah substansia perforata anterior, arteri serebri media menjulurkan


cabang-cabang yang masuk ke dalam jaringan otak untuk mengurus vaskularisasi
kawasan kapsula interna dan sekitarnya. Cabang-cabang tersebut dikenal sebaga
iarteri lentikulostriata atau kelompok arteri striae lateralis. Oleh para klinisi arteri
tersebut dinamakan arteri hemoragika serebralis dari Charchot, karena sering pecah
dan menyebabkan perdarahan intra serebral (David, 1997).

Segmen pertama dari ACM (M1) berjalan dari percabangan arteri carotis interna
menuju percabangan MCA dalam fisura Sylvii. Arteri lentikulostriata lateralis dan
media berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1
dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula interna (David,
1997).

6
Gambar 6. Potongan koronal hemisfer serebri dengan cabang kortikal dan penetrans dari
MCA, segmen M1, M2 (Mowzoon, 2007)

Gambar 7. Arteri lentikulostriata

7
Pada fisura Sylvii, ACM berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada
titik inilah sebagian besar aneurisma ACM terjadi. Segmen M2 keluar dari fissure
Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian lateral dari
lobus frontal, occipital, dan temporal (David, 1997).

Gambar 8. Distribusi arteri serebri media cabang kortikal (Ropper, 2005)

Cabang-cabang kortikal arteri serebri media menghantarkan jatah darah bagi


kortek yang mengurus motorik dan sensorik belahan tubuh kontralateral kecuali
daerah tungkai. Termasuk kawasan vaskularisasinya juga ialah Broca (pusat
ekspresi dengan kata-kata) dan pusat auditorik. Hingga disini jelaslah bahwa arteri
karotis interna dancabang-cabangnya menghantarkan jatah darah bagi sebagian
besar serebrum dan diensefalon. Disamping itu sepertiga dari jatah darah untuk
bangunan intracranial dihantarkan oleh lintasan vascular vertebrobasilar.

8
Gambar 9 . Suplai arteri motorik dan sensorik utama pada cortex ( Waxman, 2010)

Gambar 10. Suplai arteri motorik dan sensorik utama pada cortex tampak lateral (Waxman,
2010)

9
II. Syndrome Klinis/ Manifestasi Klinis
Emboli di tentori arteri serebri media merupakan penyebab tersering iskemia
serebri. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi oklusi arteri. Oklusi cabang
utama arteri serebri media menyebabkan kehilangan neuronal pada ganglia basalia
dan, beberapa saat kemudian, disertai nekrosis pada kapsula interna. Ganglia
basalia, yang kekurangan sirkulasi kolateral, hanya sedikit dapat mentoleransi
iskemia. Namun, perbedaan toleransi iskemia regional tidak hanya bergantung
pada faktor sirkulatoris, tetapi juga pada sifat intrinsik neuron di berbagai bagian
otak.

Karena arteri serebri media menyuplai area yang luas pada hemisfer serebri,
oklusi cabang utamanya menyebabkan berbagai kumpulan defisit neurologis:
hemiparesis dan hemihipestesia kontralateral, terutama brakhiofasialis, kadang-
kadang hemianopsia homonym kontralateral, terutam abrakhiofasialis, kadang-
kadang hemianopsia homonym kontralateral, dan deficit neuropsikologis antara lain
afasia motorik/ sensorik, akalkulia, agrafia, dan apraksia motorik jika lesi terjadi pada
hemisfer non-dominan, atau apraksia konstruktif dan kemungkinan anosognosia jika
terjadi pada hemisfer non-dominan. Pada infark fase akut, dapat pula terjadi kepala
menengok ke sisi kontralateral lesi dan fixed gazed deviation ke sisi kontralateral
(deviation conjugee) (Baehr, 2005).

Gambar 11. CT scan kepala potongan horizontal menunjukkan suatu infark yang
disebabkan oleh oklusi arteri cerebri media (Waxman, 2010)

10
Infark luas di tentori arteri serebri media dan edema serebri luas yang
menyertainya umumnya menimbulkan hipertensi intrakranial. Yang, jika tidak
ditangani, dapat menyebabkan kematian.

Oklusi cabang-cabang perifer arteri serebri media menyebabkan infark pada


masing-masing teritori. Manifestasi neurologis juga bervariasi; paling jelas bila infark
mengenai region sentralis (deficit motorik dan / atau sensorik fokal kontralateral).
Iskemia di region peri-insular sisikiri (dominan), terutama di girus frontalis inferior
atau girus angularis, menyebabkan afasia motorik atau sensorik. Defisit
neuropsikologis yang ditimbulkan oleh lesi pada area yang sama di sisikanan
(apraksia konstruktif, anosognosia) jarang terlibat dan hanya dapat menjadi jelas
pada pemeriksaan khusus. Karena batas yang jelas antara teritori arteri serebri
media dan arteri serebri posterior bervariasi, arteri serebri media kadang-kadang
menyuplasi sebagian radiasiooptika; pada kasus ini, oklusi pada cabang arteri
serebri media dapat menyebabkan hemianopsia homonym kontralateral. Infark
prefrontalis dan temporalis bagian rostral tidak menunjukkan gejala klinis (Baehr,
2005).

Adanya aneurisma yang besar pada arteri serebri media akan menyebabkan
timbulnya kejang fokal kontralateral, hemiparesis, kadang-kadang disertai dispasia
(hemisfer dominan), hemianopia homonym, atau kuadran opsia atas.

Pada setinggi insula, arteri serebri media terbagi dalam arteri lentikulostriata
dan cabang utama ke korteks yang mensuplai permukaan lateral hemisfer. Sindroma
arteri lentikulostriata biasanya terjadi karena adanya infark kecil pada daerah kapsula
interna yang mana akan menyebabkan hemiplegia atau hemiparesis atau ataksia
hemiparesis tanpa disertai gejala neurologic lain. Infark yang terbatas dari cabang
kortikal arteri serebri media dapat menimbulkan monoparesis kontralateral, kadang-
kadang disertai deviasi konjugae, aphasia atau gangguan sensorik (biasanya
discriminative dan propioseptive).

11
Tabel 1. Manifestasi klinik infark pada daerah perdarahan arteri serebri media,
dihubungkan dengan region kerusakan pada otak (David, 1997)

Pembuluh Daerah yang dialiri Gejala klinik


Darah

- Hemiplegi (muka, lengan, kaki)


- Hemianesthesi
Permukaan lateral dari - Hemianopia
Arteri Serebri
hemisfer dan frontal - Aphasi
Media (MCA)
serta lobus parietalis - Hemineglect
- Apraxia

- Hemiplegi (muka/ lengan lebih terkena


Kapsula interna (daerah
daripada kaki).
superior pada krus
- Hemianesthesi
anterior-posterior),
Cabang atas - Hemianopia
corona radiate, kapsula
- Aphasia Broca
eksterna, putamen,
- Disorientasi spasial
nucleus kaudatus

- Hemianopia
Permukaan hemisfer
- Aphasia Wernike
Cabang bawah serebri lateral, insula
- Defisit intelektual
pada sulkus lateralis

- Hemiplegi kontralateral
Daerah anterior kapsula
Penetrasi - Hemiparesis
interna, ganglia basalis

- Monoparesis, hilangnya sensori


propioseptif dan diskriminatif
Daerah temporal, - Afasia Brocca
Cabang kortikal
parietal, atau frontal - Sindroma Gertmann
- Defisit Intelektual

12
Gambar 12. Oklusi divisi Superior ACM (Albertstone, 2009)

Gambar 13. Oklusi divisi Inferior ACM (Albertstone,2009)

13
Gambar 14. Oklusi ACM (Albertstone,2009)

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Baehr, M. dan Frotscher, M. 2005. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology 4ed. George
Thieme Verlag. Stuttgart.
2. Ropper AH, Brown RH. Adams and Victor’s: Principles of Neurology. Eight Edition.
New York: McGraw-Hill, 2005.

3. David O, Wiebers, Valery L, Feigin, Robert D Brown. 1997. Cerebrovascular Disease


in Clinical Practice 1th ed. Mayo Foundation: Rochester, Minnesota.
4. Mowzoon, Nimadan Flemming, Kelly D. 2007. Neurology Board Review: An
Illustrated Study Guide. Mayo Clinic Scientific Press.
5. Alberstone, Cary D. 2009. Anatomic Basis of Neurologic Diagnosis. Thieme: New
York, Stuttgart.

15

Anda mungkin juga menyukai