Oleh :
PPDS 1
Pembimbing :
1
PENDAHULUAN
Suplai darah cerebral berasal dari arteri karotis interna dan arteri vertebralis.
Arteri karotis interna memberikan percabangan utamanya ke arteri cerebri media dan
arteri cerebri anterior serta arteri khoroidalis anterior (sirkulasi anterior). Kedua arteri
vertebralis bergabung di garis tengah pada batas kaudal pons untuk membentuk
arteri basilaris, yang menghantarkan darah ke batang otak dan cerebellum, serta
bagian hemisfer cerebri melalui cabang terminalnya, arteri cerebri posterior (sirkulasi
posterior). Sirkulasi anterior dan posterior berhubungan satu dengan lainnya melalui
sirkulus arteriosus Wilisi. Terdapat pula banyak hubungan anastomosis lain di antara
arteri-arteri yang mendarahi otak, dan antara sirkulasi intracranial dan ekstrakranial;
sehingga oklusi pada sebuah pembuluh darah besar tidak selalu menimbulkan stroke
karena jaringan otak di bagian distal oklusi mungkin mendapatkan perfusi yang
adekuat dari pembuluh darah kolateral. Pada pembahasan kali ini akan dibahas
mengenai arteri cerebri media sebagai salah satu arteri utama dari suplai darah otak.
2
Gambar 2. Sirkulus Willisi (Waxman, 2010)
Arteri cerebri media (MCA) adalah cabang terbesar arteri karotis interna. Setelah
keluar dari ICA ( arteri cerebral inferior ) di atas prosesus klinoideus anterior,
pembuluh darah ini berjalan di lateral di fisura Sylvii (sulkus lateralis). Trunkus utama
arteri serebri media membentuk cabang perforantes ke ganglia basalis dan
3
krusanterius dan genu kapsula interna, serta ke kapsula eksterna dan klaustrum
(Baehr, 2005).
4
Gambar 4. Suplai arteri bagian dalam otak: a. Potongankoronal. b. Potongan
horizontal (Baehr, 2005)
Cabang-cabang utama arteri serebri media adalah arteri orbitofrontalis (I), arteri
prerolandika (II), arteri rolandia (III), arteri parietalis anterior (IV), dan arteri parietalis
posterior (V), arteri giri angularis (VI), dan arteri temporooksipitalis, temporalis
posterior (VII), serta arteri temporalis anterior (VIII). Area kortikal yang disuplai oleh
arteri serebri media meliputi, antara lain: korteks motorik dan sensorik primer (kecuali
bagian parasagital dan medial), area bahasa Broca dan Wernicke, korteks auditorik
primer, dan korteks gustatorik primer. Arteri serebri media memiliki hubungan
5
anastomosis kortikal dengan arteri serebri anterior dan arteri serebri posterior
(Baehr,2005).
Gambar 5. Tentori dan cabang arteri serebri media pada konveksitas otak
(Baehr, 2005).
Segmen pertama dari ACM (M1) berjalan dari percabangan arteri carotis interna
menuju percabangan MCA dalam fisura Sylvii. Arteri lentikulostriata lateralis dan
media berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1
dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula interna (David,
1997).
6
Gambar 6. Potongan koronal hemisfer serebri dengan cabang kortikal dan penetrans dari
MCA, segmen M1, M2 (Mowzoon, 2007)
7
Pada fisura Sylvii, ACM berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada
titik inilah sebagian besar aneurisma ACM terjadi. Segmen M2 keluar dari fissure
Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian lateral dari
lobus frontal, occipital, dan temporal (David, 1997).
8
Gambar 9 . Suplai arteri motorik dan sensorik utama pada cortex ( Waxman, 2010)
Gambar 10. Suplai arteri motorik dan sensorik utama pada cortex tampak lateral (Waxman,
2010)
9
II. Syndrome Klinis/ Manifestasi Klinis
Emboli di tentori arteri serebri media merupakan penyebab tersering iskemia
serebri. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi oklusi arteri. Oklusi cabang
utama arteri serebri media menyebabkan kehilangan neuronal pada ganglia basalia
dan, beberapa saat kemudian, disertai nekrosis pada kapsula interna. Ganglia
basalia, yang kekurangan sirkulasi kolateral, hanya sedikit dapat mentoleransi
iskemia. Namun, perbedaan toleransi iskemia regional tidak hanya bergantung
pada faktor sirkulatoris, tetapi juga pada sifat intrinsik neuron di berbagai bagian
otak.
Karena arteri serebri media menyuplai area yang luas pada hemisfer serebri,
oklusi cabang utamanya menyebabkan berbagai kumpulan defisit neurologis:
hemiparesis dan hemihipestesia kontralateral, terutama brakhiofasialis, kadang-
kadang hemianopsia homonym kontralateral, terutam abrakhiofasialis, kadang-
kadang hemianopsia homonym kontralateral, dan deficit neuropsikologis antara lain
afasia motorik/ sensorik, akalkulia, agrafia, dan apraksia motorik jika lesi terjadi pada
hemisfer non-dominan, atau apraksia konstruktif dan kemungkinan anosognosia jika
terjadi pada hemisfer non-dominan. Pada infark fase akut, dapat pula terjadi kepala
menengok ke sisi kontralateral lesi dan fixed gazed deviation ke sisi kontralateral
(deviation conjugee) (Baehr, 2005).
Gambar 11. CT scan kepala potongan horizontal menunjukkan suatu infark yang
disebabkan oleh oklusi arteri cerebri media (Waxman, 2010)
10
Infark luas di tentori arteri serebri media dan edema serebri luas yang
menyertainya umumnya menimbulkan hipertensi intrakranial. Yang, jika tidak
ditangani, dapat menyebabkan kematian.
Adanya aneurisma yang besar pada arteri serebri media akan menyebabkan
timbulnya kejang fokal kontralateral, hemiparesis, kadang-kadang disertai dispasia
(hemisfer dominan), hemianopia homonym, atau kuadran opsia atas.
Pada setinggi insula, arteri serebri media terbagi dalam arteri lentikulostriata
dan cabang utama ke korteks yang mensuplai permukaan lateral hemisfer. Sindroma
arteri lentikulostriata biasanya terjadi karena adanya infark kecil pada daerah kapsula
interna yang mana akan menyebabkan hemiplegia atau hemiparesis atau ataksia
hemiparesis tanpa disertai gejala neurologic lain. Infark yang terbatas dari cabang
kortikal arteri serebri media dapat menimbulkan monoparesis kontralateral, kadang-
kadang disertai deviasi konjugae, aphasia atau gangguan sensorik (biasanya
discriminative dan propioseptive).
11
Tabel 1. Manifestasi klinik infark pada daerah perdarahan arteri serebri media,
dihubungkan dengan region kerusakan pada otak (David, 1997)
- Hemianopia
Permukaan hemisfer
- Aphasia Wernike
Cabang bawah serebri lateral, insula
- Defisit intelektual
pada sulkus lateralis
- Hemiplegi kontralateral
Daerah anterior kapsula
Penetrasi - Hemiparesis
interna, ganglia basalis
12
Gambar 12. Oklusi divisi Superior ACM (Albertstone, 2009)
13
Gambar 14. Oklusi ACM (Albertstone,2009)
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr, M. dan Frotscher, M. 2005. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology 4ed. George
Thieme Verlag. Stuttgart.
2. Ropper AH, Brown RH. Adams and Victor’s: Principles of Neurology. Eight Edition.
New York: McGraw-Hill, 2005.
15