Anda di halaman 1dari 13

Referat Kecil

SISTEM KAROTIS

Oleh:
RARA ANDITA
NIM.

Pembimbing:
Dr. dr. Riki Sukiandra, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN


ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
2023

1
SISTEM KAROTIS

1. Peredaran Darah Arteri


Otak menerima darah yang dipompakan dari jantung melalui arkus aorta.
Arkus aorta merupakan saluran pembuluh darah arteri besar yang terletak dibelakang
manubrium sterni. Arkus aorta mempunyai tiga cabang, yaitu trunkus brakhiosefalika,
arteri karotis komunis sinistra dan arteri subklavia sinistra. Trunkus brakhiosefalika
selanjutnya bercabang menjadi arteri karotis komunis dekstra dan arteri subklavia
dekstra. Masing-masing arteri karotis komunis sinistra dan dekstra kemudian
bercabang menjadi arteri karotis interna dan eksterna. Arteri subklavia dekstra dan
sinistra masing-masing membentuk percabangan, yaitu trunkus thyroservikalis,
trunkus kostoservikalis dan arteri vertebralis.
Aliran darah ke otak yang melalui arteri karotis interna beserta cabang-
cabangnya disebut sistem karotis dan yang melalui arteri vertebralis berserta cabang-
cabangnya disebut sistem vertebrobasiler.1,2 Berikut gambar peredaran darah arteri
dari arkus aorta hingga ke arteri karotis dan arteri vertebralis. 3

2
Gambar 1. Cabang arkus aorta.3

2. Sistem Karotis
Otak dipendarahi oleh dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis,
empat arteri ini berada dalam ruang subaraknoid.4,5 Arteri karotis interna disebut juga
sebagai sirkulasi anterior karena mempendarahi struktur pada bagian fossa kranial
anterior dan media.4 Sistem karotis terutama memperdarahi kedua hemisfer otak.
Sistem karotis juga memperdarahi mata, ganglia basalis, sebagian besar hipotalamus,
dan lobus frontalis, lobus parietalis, serta sebagian besar lobus temporal serebrum.6

Gambar 2. Perjalanan Arteri Karotis4


Arteri karotis interna dimulai dari percabangan arteri karotis komunis. Arteri
karotis komunis pada setinggi kartilago tiroid akan membentuk bifurkasio karotis,
yang lalu bercabang menjadi arteri karotis interna dan eksterna. Arteri karotis eksterna
akan mempendarahi bagian wajah dan leher, sedangkan arteri karotis interna
mempendarahi bagian otak. Arteri karotis interna di tiap sisinya naik di leher dan
menembus dasar tengkorak melalui kanalis carotis os petrosus.4,5 Arteri karotis interna
dibagi 4 segmen, yaitu :

3
- Segmen C1 (Cervical/ekstrakranial), berasal dari percabangan Arteri
Karotis kommunis, berjalan keatas. Pada bagian ini tidak ada percabangan
arteri.
- Segmen C2 (Petrosus) melalui kanalis karotis dan masuk ke sinus
cavernosus, panjangnya sekitar 25-35 mm.
- Segmen C3 (Kavenosus) dari sinus cavernosus berakhir saat menembus
duramater, panjangnya 39 mm.
- Segmen C4 (Supraklinoid/Serebralis) dimulai saat keluar dari cincin dural
dan masuk rongga sub arakhnoid dan berakhir pada percabangan arteri
cerebri media dan anterior.
Segmen C1 – C3 berada diluar dari duramater, sedangkan pada segmen C4
sudah masuk ke dalam duramater. Pembuluh darah ini berakhir pada cabang- cabang
yang memberi darah kulit dari dahi, pangkal hidung dan kelopak mata dan
beranastomosis dengan arteri fasialis serta arteri maksilaris interna, yang merupakan
cabang dari arteri karotis eksterna.

Cabang-cabang arteri karotis interna beserta fungsinya yaitu sebagai berikut:1,7


1. Pars Petrosa
 Arteri karotikotimpani, memperdarahi bagian anterior dan medial dari
telinga tengah.
2. Pars Kavernosa
 Arteri kavernosa, memperdarahi hipofisis dan dinding sinus kavernosus.

4
 Arteri hipofise, memperdarahi hipofise.
 Arteri semilunaris, memperdarahi ganglion semilunaris.
 Arteri meningea anterior, memperdarahi duramater, fossa kranialis
anterior.
3. Pars Supraklinoid atau Serebralis

Gambar 4.Cabang Arteri Karotis Interna Pars Serebralis4

 Arteri Oftalmika
Merupakan cabang arteri karotis interna saat memasuki rongga
subaraknoid. Masuk ke rongga mata melalui kanalis optikus bawah dan
lateral terhadap nervus optikus. Arteri ini memperdarahi seluruh struktur
orbita seperti mukosa sinus sfenoid, sel sinus ethmoid dan mukosa nasal.
Cabang-cabangnya memperdarahi daerah frontal kulit kepala, pangkal
hidung, kelopak mata, duramater fosa kranialis anterior, dan
beranastomosis dengan arteri maksilaris interna dan arteri fasialis (cabang
dari arteri karotis interna).4,5

 Arteri Khoroidalis Anterior


Memperdarahi pleksus khoroideus kornu temporal ventrikulus lateral dan
bagian yang berdekatan. Cabang kecil yang berasal dari arteri karotis interna
yang berjalan ke posterior berdekatan dengan traktus optikus masuk ke
kornu inferior ventrikulus lateral dan berakhir pada pleksus koroideus dan
memperdarahi pleksus koroideus. Arteri ini memberikan cabang-cabang
kecil mengelilingi susunan yang meliputi unkus, hipokampus, amigdala,
sebagian ganglia basalis dan kapsula interna serta traktur pidamidalis.4,5
5
 Arteri Komunikans Posterior
Arteri ini merupakan arteri penghubung antara arteri karotis interna dan
arteri serebri posterior membentuk kompenen sirkulus Willisi yang
menghubungkan arteri karotis interna dengan arteri vertebralis. Arteri
komunikans posterior berjalan posterior dari nervus okulomotorius.4,5
Arteri komunikan posterior memperdarahi tubersinereum, corpus
mamillare, nuclei rostral talami, subtalamus dan sebagian kapsula interna.4
 Arteri Serebri Anterior
Arteri ini berjalan ke arah medial dan rostral otak. Ada 2 segmen, yaitu
segmen A1 yang bercabang menjadi arteri komunikans anterior dan arteri
striata medialis (cabang-cabang sentral). Arteri komunikan anterior
menghubungkan antara arteri serebri anterior kiri dan kanan, sedangkan
arteri striata medialis mempendarahi capsula interna kornu anterior dan
ganglia basalis. Segmen A2 memberikan cabang-cabang kortikal yang
mempendarahi regio paraseptal, regio parasagittal, ganglia basalis bagian
rostral, diensefalon, korpus kallosum, lobus frontal dan parietal sisi medial,
area tungkai korteks motorik dan sensorik primer, dan girus singuli.
Cabang kortikal arteri serebri anterior yaitu :
- Arteri Orbital (I), mempendarahi permukaan pars orbitalis lobus
frontal
- Arteri Frontopolar (II), mempendarahi korpus kalosum, lobus frontalis
pada permukaan medial dan superior.
- Arteri Perikallosal (III), mempendarahi permukaan medial lobus
parietal dan prekuneal.
- Arteri Kallosomarginal (IV), mempendarahi lobus para sentralis dan
girus singuli
- Arteri Parietal Internal (V), mengurus bagian permukaan medial lobus
parietalis.

6
Gambar 5. Cabang Arteri Serebri Anterior4

 Arteri Serebri Media


Merupakan cabang besar arteri karotis interna yang terbesar, berjalan ke
lateral dalam sulkus lateralis atau fisura sylvii serebri. Ada 4 segmen, yaitu
segmen M1 – M4. Segmen M1 merupakan bagian proksimal dan terdapat
cabang sentral, yaitu arteri striata lateralis/lentikulostriata yang
mempendarahi kapsula interna kornu posterior, ganglia basalis, dan
sebagian thalamus.4,5 Pada segmen M4, terdapat cabang utama atau
kortikal sebagai berikut;
- Arteri Orbitofrontal (I), mempendarahi girus frontalis inferior dan
media, serta bagian lateral girus orbitalis.
- Arteri Prerolandik (II), vaskularisasi girus presentralis.
- Arteri Rolandik (III), vaskularisasi di sulkus sentralis
- Arteri Parietalis Anterior (IV), mempendarahi girus post sentralis dan
lobus parietalis superior.
- Arteri Parietalis Posterior (V), mempendarahi lobulus parietalis lobulus
parietalis inferior
- Arteri Angularis (VI), mempendarahi girus angularis.
- Arteri Temporalis Posterior (VII), mempendarahi lobus temporalis
bagian posterior
- Arteri Temporal Medial (VIII), mempendarahi lobus temporalis bagian
lateral

7
- Arteri Temporal Anterior (IX), mempendarahi lobus temporalis bagian
anterior
Arteri serebri media memperdarahi daerah motorik ekstremitas superior dan
sensorik primer, Bahasa (Broca dan Wernicke), korteks pendengaran dan pengecapan
primer. Jadi, arteri serebri media memperdarahi daerah frontal, parietal dan temporal.

Gambar 6.Cabang Arteri Serebri Media4

8
Gambar 7. Sistem Karotis1

9
Gambar 8. Aliran darah arteri pada bagian interior otak.
a. potongan koronal dan b. potongan horizontal.4
3. Sistem Anastomose (Sirkulus Arteriosus Willisi)
Sirkulus arteriosus Willisi berasal dari karotis interna dan sistem arteri
vertebralis. Arteri karotis interna memberikan cabang arteri komunikans posterior,
yang bergabung dengan tunggul proksimal dari arteri serebri posterior dan

10
membentuk bersama dengan arteri ini dan arteri basilaris rostral, arkus posterior dari
sirkulus Willisi. Karotis interna juga memberi cabang arteri koroidalis anterior
sebelum karotis berakhir dan terbagi menjadi arteri serebri anterior dan media.
Tunggul dari arteri serebri anterior segera mencembung ke garis tengah dan saling
berhubungan melalui arteri komunikans anterior. Jadi, arkus anterior dari sirkulus
Willisi tertutup.4,5

Gambar 9.Sirkulus arteri Willisi.7

4. Gangguan yang ditimbulkan akibat insufisiensi arteri karotis interna


Berikut ini merupakan kelainan-kelainan yang dapat ditimbulkan akibat
sumbatan pada cabang-cabang arteri karotis interna :
a. Arteri oftalmika
Emboli kecil dapat melewati arteri oftalmika dan menyangkut di arteri sentralis
retina yang menyebabkan iskemia retina dan menimbulkan amourosis fugax.
Amaurosis fugax merupakan kondisi transien (sementara) yang disebabkan
emboli yang mengalami lisis spontan.4

11
b. Arteri komunikans posterior
Emboli yang memasuki arteri komunikans posterior menyebabkan iskemik pada
tentori arteri serebri posterior atau talamus yang bermanifestasi klinis berupa
hemianopsia homonim kontralateral dan defisit talamik.4
c. Arteri koroidalis anterior
Manifestasi klinis iskemia pada daerah yang diperdarahi oleh arteri koroidea
anterior adalah hemiparesis dan hemihipestesia kontralateral serta hemianopsia
homonim kontralateral. Iskemia bagian medial lobus temporalis merupakan
tanda pasti gangguan arteri koroidalis anterior.4
d. Arteri serebri media
Emboli arteri serebri media merupakan penyebab tersering iskemik serebri.
Manifestasi klinik tergantung pada lokasi oklusi arteri. Di dalam fissura sylvii,
arteri serebri media terbagi menjadi cabang utama yang menyuplai sebagian
besar lobus frontal, parietal dan temporalis. Oklusi cabang utama arteri serebri
media menyebabkan hemiparesis dan hemihipestesia kontralateral dan
hemianopsia homonim kontralateral dan gejala lain seperti afasia motorik dan
sensorik, agrafia dan apraksia motorik jika lesi terdapat pada hemisfer
dominan.4
e. Arteri serebri anterior
Infark unilateral arteri serebri anterior tidak menunjukkan gejala klinis. Infark
jarang terjadi di bagian ujung rostral tentori arteri ini karena banyak hubungan
anastomosis antara pembuluh darah di kedua hemisfer. Namun, jauh ke arah
belakang, tentori kedua serebri anterior dipisahkan oleh falk serebri sehingga
salah satu sisi tidak bisa mendapatkan sirkulasi kolateral dari sisi lain. Manifestasi
klinis berupa hemiparesis yang terutama mengenai tungkai dan paraparesis (jika
infark bilateral). Namun defisit ini biasanya hanya sementara karena terjadinya
restitusi aliran darah melalui sirkulasi kolateral dari arteri serebri posterior.
Kerusakan unilateral aspek medial lobus frontalis tidak menimbulkan defisit yang
berat tetapi kerusakan bilateral menyebabkan gangguan mental seperti apraksia,
inkontinesia dan refleks primitif.4

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Netter FH, Craig JA, Perkins J. Atlas of neuroanatomy and neurophysiology


special edition. USA: ComTan. 2002. 92p.
2. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke. Bandung: Universitas Padjajaran; 1986.
hlm22-45.
3. Rubin M, Joseph. Normal and anomalous origins of common carotid and
vertebral arteries – the netter collection of medical illustrations nervous pasrt I-
anatomy and physiology. 2014. [Cited at Desember 2022]. Available
from:https://www.netterimages.com/branches-of-the-aorta-labeled-
rungeardiology- 1e-cardiology-hypertension-frank-h-netter-13922.html.
4. Baehr, M. Frotscher,M. Duus topical diagnosis in neurology 4thcompletely revised
edition. New York: Thieme. 2005.p 418-66.
5. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1996. p. 539-549.
6. Toole JF. Cerebrovascular disorder. 3th Edition. New York: Raven Press. 1984. p.
1-17, 57-75.
7. Felten DL. Shetty AN. Netter’s atlas of neuroscience. 2nd edition. Philadelphia:
Elsevier. 2012. p. 75-87.

13

Anda mungkin juga menyukai