Anda di halaman 1dari 36

Sistem Pembuluh Darah

di Otak
Pembimbing : dr. Gom Gom Henrico Sirait, Sp. N

Disusun oleh:
Putri Aprillia Saraswati
FAB 118 042

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR
PALANGKA RAYA
NOVEMBER 2019
• Pembuluh darah otak memasuki
rongga intrakranial
dipercabangkan dari dua pasang
pembuluh darah besar, yaitu
arteri karotis interna yang
merupakan cabang dari arteri
karotis komunis dan arteri
vertebralis yang dipercabangkan
dari arteri subklavia.
Sirkulasi anterior dihubungkan
oleh arteri komunikan anterior
sehingga sisi kiri dan kanan
saling berhubungan.
Dibagian belakang
dihubungkan oleh arteri
komunikan posterior,
sehingga kedua sistem diatas
saling berhubungan yang
disebut sebagai sirkulus wilisi
• Sirkulus Willisi (disebut juga
sirkulus arteri serebri atau
sirkulus arteri Willisi)
merupakan sirkulus/ lingkaran
pembuluh-pembuluh darah
yang mensuplai darah ke otak.
• Sirkulus wilisi penting untuk
mengkonpensasi berkurangnya
aliran darah pada salah satu
cabang arteri.
• Bila aliran darah di arteri
serebri anterior kiri berkurang,
maka arteri serebri anterior
kanan akan memberikan
sebagian darahnya ke serebri
anterior kiri melalui arteri
komunikan anterior
Sirkulus Arteriosus Willisi
Sirkulus Arteriosus Willisi
 a.serebri posterior
 a.kommunicans
posterior
 a.karotis interna,
 a.serebri anterior
 a.komunicans
anterior
Arteri basiler dan arteri serebri media bukan
merupakan bagian dari sirkulus Willisi,
meskipun kedua arteri ini memperdarahi otak.
1. Area Karotis
• Arteri karotis interna melewati kanalis karotis kemudian memasuki
sinus kavernosus, melewati dura, membentuk carotid siphon sebelum
mencapai otak. Arteri karotis pertama kali mempercabangkan arteri
oftalmikus.
• 2/3 bagian anterior dan struktur subkortikal diperdarahi oleh arteri
karotis interna.
• Dua arteri serebri anterior biasanya bertemu pada jarak yang pendek
pada area tengah untuk membentuk arteri komunikans anterior.
• Pembuluh darah ini membentuk sebuah anastomosis antara hemisfer
kanan dan kiri yang biasanya penting pada saat salah satu arteri karotis
interna tersumbat. Arteri koroid anterior, langsung dari arteri karotis
memperdarahi pleksus koroideus dari ventrikel lateral.2
CABANG-CABANG PARS CEREBRALIS
1. Arteria ophthalmica
memperdarahi mata dan struktur orbita lainnya, daerah
frontal kulit kepala, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, dan
dorsum nasi
2. Arteria communicans posterior
berjalan ke arah posterior di atas nervus oculomotorius
untuk bergabung dengan arteria cerebri posterior sehingga
ikut membentuk circulus Willisi
CABANG-CABANG PARS CEREBRALIS
3. Arteria choroidea
Arteria ini membentuk cabang kecil untuk struktur-struktur di
sekitarnya, termasuk crus cerebri, corpus geniculatum laterale, tractus
opticus, dan capsula interna.
4. Arteria cerebri anterior
◦ Cabang kortikal memperdarahi seluruh permukaan medial cortex
cerebri di bagian posterior hingga mencapai sulcus parieto
occipitalis,
◦ vaskularisasi korteks frontalis,
◦ memperdarahi "area tungkai" gyrus precentralis
◦ Cabang sentral memperdarahi bagian nucleus lentiformis, nucleus
caudatus, dan capsula interna.
CABANG-CABANG PARS CEREBRALIS
5. Arteria cerebri media
• cabang terbesar arteria carotis interna
• vaskularisasi korteks lobus frontalis, parietalis dan temporalis
• berjalan ke lateral di dalam sulcus lateralis cerebri
• memperdarahi seluruh permukaan lateral hemispherium, kecuali
daerah yang disuplai oleh arteria cerebri anterior, polus occipitalis,
dan permukaan inferolateral hemispherium cerebri, yang
diperdarahi oleh arteria cerebri posterior
• memperdarahi seluruh daerah motorik kecuali "area tungkai"
Peredaran darah otak (lateral) cabang
kortikal
2. Area Vertebrobasilar
• Setelah melewati foramen magnum pada dasar tengkorak, dua arteri
vertebralis bergabung menjadi pembuluh darah besar yang berada di tengah
disebut arteri basilaris.
• Beberapa pasang dari pembuluh-pembuluh darah sirkumferensial
dipercabangkan dari arteri basilar; yaitu arteri serebeli posterior dan anterior,
arteri serebeli superior dan beberapa cabang kecil, seperti arteri pontin dan
auditori internal.
• Adanya penetrasi yang kecil dari pembuluh darah yang dipercabangkan dari
arteri basiler, memperdarahi daerah penting pada batang otak.
Cabang-cabang arteri vertebralis
1. Rami meningei adalah cabang kecil dan memperdarahi
tulang serta dura di fossa cranii posterior
2. Arteria spinalis posterior, berasal dari arteria vertebralis
atau arteria cerebellaris posterior inferior
3. Arteria spinalis anterior , dibentuk dari cabang masing-
masing arteria vertebralis dekat bagian akhirnya
Cabang-cabang arteri vertebralis
4. Arteria inferior posterior cerebelli
• cabang terbesar arteria vertebralis
• memperdarahi permukaan inferior vermis, nuclei
centrales cerebelli, dan permukaan bawah hemispherium
cerebelli

5. Arteria medullaris merupakan cabang-cabang yang sangat


kecil yang didistribusikan ke medulla oblongata.
Sirkulus Arteriosus Willisi
Sirkulasi Anterior
• Arteri karotis interna
vaskularisasi regio sentral dan lateral
hemisfer.
• Arteri serebri anterior
vaskularisasi korteks frontalis, parietalis
bagian tengah, korpus kalosum dan
nukleus kaudatus.
• Arteri serebri media
vaskularisasi korteks lobus frontalis,
parietalis dan temporalis
Peredaran darah otak (lateral) cabang
kortikal
Peredaran darah otak (medial) cabang
kortikal
Teritorial dan distribusi pembulu#h darah di otak
Gejala Sistem Karotis

• A.Karotis interna
• Buta mendadak (amaurosis fugaks), yang terjadi karena insufisiensi arteria retina.
• Afasia bila gangguan terletak pada sisi dominan (hemisfer kiri).
• Hemiparesis kontra lateral dapat disertai sindrom Horner sisi sumbatan, terjadi
akibat insufisiensi aliran darah arteria serebri media.
• A.Serebri anterior
• Hemiparesis kontra lateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol.
• Gangguan mental (demensia) bila lesi berada di lobus frontalis.
• Inkontinensia.
• Kejang-kejang.
Gejala Sistem Karotis
• A. serebri media
 Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi hemiparesis yang sama, bila tidak di
pangkal maka lengan lebih menonjol.
 Hemihipestesia.
 Gangguan fungsi luhur pada korteks hemisfer dominan (kiri) yang terserang
antara lain afasia motorik/sensorik.

• Kedua sisi
 Gejala pseudobulbar : Hemiplegia dupleks, Sukar menelan,
Gangguan emosional, mudah menangis.
 Saraf kranial dan int dapat terlibat menimbulkan
kelumpuhan jenis neuron motorik perifer disertai atrofi
otot fenomena ini disebut sindroma paralisis bulbar.
Peredaran darah otak (bawah)
Vaskularisasi
 lobus frontal di suplay arterfi serebri media dan
arteri serebri anterior (Teasell et al., 2008; APSS.).
Sirkulasi Posterior
• Dibentuk arteri vertebralis ka dan ki yang
berpangkal di arteri subklavia.
• Menuju dasar tengkorak via kanalis
transversalis di kolumna vertebralis
servikalis ke-6, masuk rongga kranium via
foramen magnum.
Cont’
• Arteri vertebralis vaskularisasi di batang otak dan medula spinalis atas.
• Arteri basilaris vaskularisasi pada pons.
• Arteri serebri posterior vaskularisasi di lobus temporalis, oksipitalis,
sebagian kapsula interna, talamus, hipokampus, korpus genikulatum /
mamilaria, pleksus koroid / batang otak bagian atas.
Arteri Serebellar Inferior Posterior
(PICA)
PICA cabang terbesar
sirkulasi posterior
(vertebrobasiler) mensuplai
medulla vermis inferior,
tonsil, dan bagian inferior
hemisfer cerebellum.
Arteri cerebellar inferior anterior (AICA) mensuplai pons, pedunculus
cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum. Selain itu AICA juga
terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8.
Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan basilaris,
dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas cerebellum.
Arteri cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan
mensuplai otak tengah bagian atas, thalamus posterior, bagian posteromedial
lobus temporalis, dan lobus occipitalis.
Gejala sistem vertebralis
A. Vertebralis :
• A. Cerebri Posterior
 Hemianopsia homonim kontralateral dan sisi lesi
 Hemiparesis kontralateral
 Hilangnya rasa sakit, suhu, sensorik propioseptif (termasuk rasa getar) kontralateral
(hemianestesia).

• A. Cerebri Posterior inferior


 Sindrom Wallenberg
 Sindrom Horner sesisi dengan lesi.
 Disfagia, apabila infark di nukleus ambigus ipsilateral.
 Nistagmus, jika terjadi infark di nukleus vestibularis.
 Hemihipestesia alterans.
 Gangguan sensorik dan Koordinasi
 Gangguan kesadaran
Sirkulasi anterior

Arteri Area territorial

A. Karotis Interna :

Koroidalis anterior Hipokampus, globus palidus, kapsula interna inferior

cerebri anterior Korteks parietal dan fronto medial, korpus kalosum anterior

cerebri media Kortex fronto-lateral, parietal, oksipital, dan temporal.

cerebri media cab. lentikulostriata Nukleus kaudatus, putamen, kapsula interna superior.
Sirkulasi posterior
Arteri Area Tertorial

A. Vertebralis :

Serebeli posterior inferior Medula dan cerebelum bagian bawah

A. Basilaris :

Serebralis anterior inferior Serebralis media, pons bagian bawah dan tengah.

Serebralis superior Pons bagian atas, mesensefalon, serebelum bagian atas

A. Serebri posterior Korteks oksipital media dan temporal, korpus kalosum posterior, mesensefalon

Serebri posterior cab. talamoperforantes Talamus

Serebri posterior cab. thalamogeniculatum Talamus


• Jika terjadi sumbatan pada sirkulasi anterior ataupun posterior maka kelainan
kelainan yang dapat terjadi yaitu berdasarkan area yang diperdarahinya :
• Sumbatan pada sirkulasi anterior  disfungsi hemisferik (afasia, apraxia atau
agnosia), gangguan hemiparesis, hemisensorik dan defek visual.
• Sumbatan pada sirkulasi posterior  disfungsi batang otak (koma, drop
attack, vertigo, nausea, vomitus, kelumpuhan nervus kranialis, ataksia dan
defisit sensorik- motorik yang menyilang), hemiparesis, hemisensorik dan
defisit lapangan pandang dapat pula terjadi.
Daftar Pustaka
• Aminoff MJ, Simon RP, Greenberg DA (2009). Clinical Neurology. Edisi ke
7. USA: McGraw-Hill Companies.
• Basjiruddin, Amir D (2008). Buku ajar ilmu penyakit saraf. Edisi pertama.
Padang: FK Unand.
• Gyuton, Arthur C dan Jhon E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
ke 11. Alih bahasa: Setiawan, I dan Santoso, A. Jakarta: EGC.
• Snell, R. S. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Dialih bahasakan
oleh Sugarto L. Jakarta:EGC.
• Snell, Richard, 2007; Neuroanatomi Klinik, edisi kedua., EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai