Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD)

PROVINSI JAWA TENGAH

REKONSILIASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Disusun oleh

Nama : Nisa Usadiah

NIM : 7211414035

Jurusan/Prodi : Akuntansi, S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2017
ii
ABSTRAK

Nisa Usadiah
Rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah dan Belanja Daerah
(APBD) BPKAD Provinsi Jawa Tengah

Akuntansi – Fakultas Ekonomi


Universitas Negeri Semarang
Tahun 2017

Rekonsiliasi laporan realisasi APBD merupakan salah satu kunci utama


dalam upaya penyusunan Laporan Realisasi Anggaran yang kredibel untuk
meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas
dan akurasi data yang diinput SKPD melalui e-penatusahaan dengan data yang
terdapat di BPKAD Provinsi Jawa Tengah pada Sistem Informasi Akuntansi
Keuangan Daerah (SIAKD). Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk
mengetahui proses rekonsiliasi laporan realisasi APBD pada BPKAD Provinsi
Jawa Tengah. Manfaat dari penulisan ini yaitu menambah wawasan, pengetahuan,
dan pengalaman penulis dengan membandingkan antara teori yang didapat selama
masa perkuliahan dengan kenyataan yang dihadapi di dunia kerja.
Metode pengumpulan data ini menggunakan metode observasi dan
wawancara. Data di ambil dari BPKAD Provinsi Jawa Tengah, literasi buku, dan
literasi internet.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilakukan dengan membantu
pekerjaan di bidang rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD. Pada bagian ini,
terdapat sejumlah rangkaian hal yang harus dilakukan untuk mengetahui jenis
perbedaan yang menjadi sebab saldo akun berbeda jumlahnya antara yang
dilaporkan dari pihak SKPD dengan data yang dimiliki BPKAD Provinsi Jawa
Tengah.
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan PKL diantaranya LRA
BPKAD telah disusun sesuai aturan yang berlaku; telah dijelaskan mengenai
skema rekonsiliasi laporan realisasi APBD pada Pergub Nomor 68 Tahun 2012;
BPKAD membuat SOP sebagai acuan tahapan rekonsiliasi; pelaksanaan
rekonsilliasi antara pihak SKPD dengan BPKAD dan antara BPKAD dengan
bagian Kasda, faktor penyebab rekonsiliasi laporan realisasi APBD yaitu
kekeliruan pengklasifikasian, indisipliner SKPD menginput penerimaan dan
kontra pos belanja, dan koreksi pendapatan & belanja; kesulitan yang dialami
diantaranya perbedaan waktu pencatatan transaksi dan keterlambatan penyiapan
dokumen rekonsiliasi oleh SKPD; dan pegawai BPKAD Provinsi Jawa Tengah
dibagi tugas untuk melakukan rekonsiliasi laporan realisasi APBD secara merata.
Saran penulis terhadap BPKAD Provinsi Jawa Tengah diantaranya perlunya
menjalin komunikasi yang baik antara para pegawai dengan SKPD, memberi
sanksi yang tegas pada tiap SKPD terlambat menginput transaksinya dan
menyiapkan data rekonsiliasi, menyusun pedoman rekonsiliasi dalam salah satu
tambahan peraturan gubernur dan meningkatkan ketelitian dalam proses transaksi.
Kata kunci : Rekonsiliasi, laporan realisasi APBD, BPKAD

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktik Kerja Lapangan. Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah

dilaksanakan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset (BPKAD) Provinsi Jawa

Tengah pada tanggal 2 Oktober – 4 Desember 2017.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun untuk memberikan laporan

hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah penulis laksanakan sekaligus merupakan

salah satu syarat telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini melibatkan banyak

pihak yang bersedia membantu dan memberikan dukungannya sehingga laporan

ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga

penulis dapat menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan dengan kondisi yang

baik.

2. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung kegiatan penulis dalam

menjalankan Praktik Kerja Lapangan.

3. Bapak Drs. Fachrurrozie, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas

Negeri Semarang.

4. Bapak Drs, Heri Yanto, MBA, PhD selaku dosen pembimbing yang telah

memberi arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.

iv
5. Bapak Sumarno, S.E., M.Si. selaku Kepala Pimpinan Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Tengan yang telah

memberikan ijin sehingga kami diberi kesempatan untuk Praktik Kerja

Lapangan selam 2 bulan.

6. Bapak Slamet, Ak selaku Kepala Bidang Akuntansi BPKAD Provinsi Jawa

Tengah yang sudah memberikan ijin dan kesempatan belajar akuntansi pada

lingkup BPKAD Provinsi Jawa Tengah.

7. Ibu Ambar Nila Sari, S.E. selaku pembimbing lapangan yang telah

memberikan banyak arahan dan ilmu baru mengenai akuntansi pada lingkup

pemerintahan serta membantu dalam proses penyusunan laporan PKL.

8. Bapak Febrian Cahyo Pradono, S.E., M.M., Akt yang telah membantu dalam

proses penyusunan laporan PKL.

9. Ibu Dianti Puji Rahayu, S.E. yang telah membantu memberikan ilmu dan

pengalamannya.

10. Seluruh Pegawai BPKAD Provinsi Jawa Tengah yang telah mendukung dan

membantu kami dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

11. Tim Praktik Kerja Lapangan BPKAD Provinsi Jawa Tengah yang selalu

mendukung satu sama lain selama kegiatan PKL berlangsung.

12. Teman-teman Akuntansi B 2014 yang selalu memberikan dukungan satu

sama lain untuk menyelesaikan laporan ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

v
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih

terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan adanya kritik, saran, dan masukan yang dapat membantu

kesempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Semoga penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat memberikan

manfaat bagi pembacan umumnya, penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita

semua.

Semarang, Desember 2017

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Pengesahan ...................................................................................... ii

Abstrak ............................................................................................................ iii

Kata Pengantar ................................................................................................ iv

Daftar Isi .......................................................................................................... vii

Daftar Tabel .................................................................................................... ix

Daftar Gambar ................................................................................................. x

Daftar Lampiran .............................................................................................. xi

Bab 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ` .................................................................................. 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan ............................................ 3

1.3. Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ................................... 4

1.4. Pengumpulan Data ............................................................................. 4

Bab 2 PAPARAN LAPORAN ....................................................................... 7

2.1. Tinjauan Umum Obyek PKL ........................................................... 7

2.1.1. Kedudukan ................................................................................. 7

2.1.2. Tugas ......................................................................................... 7

2.1.3. Fungsi ........................................................................................ 7

2.1.4. Susunan Organisasi .................................................................... 8

2.2. Substansi Laporan yang Ditulis ...................................................... 10

2.2.1. Pengertian Rekonsiliasi ............................................................ 10

2.2.2. Laporan Realisasi Anggaran .................................................... 11

vii
2.2.3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran ................................ 12

2.2.4. Tujuan Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD ........................ 15

2.2.5. Manfaat Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD ...................... 15

2.2.6. Pedoman Umum Pelaksanaan Rekonsiliasi Realisasi APBD .. 17

2.3. Analisis dan Pembahasan ................................................................. 18

2.3.1. LRA Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ................................. 18

2.3.2. Skema Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD ........................ 20

2.3.3. Pelaksanaan Rekonsiliasi Laporan APBD .............................. 23

2.3.4. SOP Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD BPKAD .............. 23

2.3.5. Faktor Penyebab Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD ........ 24

2.3.6. Kesulitan Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD ................... 26

2.3.7. Pembagian Tugas Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD ....... 27

BAB 3 PENUTUP........................................................................................... 30

3.1. Simpulan .............................................................................................. 30

3.2. Saran ..................................................................................................... 31

Daftar Pustaka ................................................................................................. 33

Lampiran

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Format Penyusunan LRA ............................................................... 13

Tabel 2.2. Implementasi Penyusunan LRA Pemerintah Jawa Tengah ........... 18

Tabel 2.3. Pembagian Tugas Karyawan Tiap SKPD ...................................... 27

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD ............................ 22

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Berita Acara Rekonsiliasi dan Lampiran Koreksi

Lampiran 2 Laporan Realisasi Anggaran APBD Dinas Perhubungan dari SKPD

Setelah Direkonsiliasi

Lampiran 3 Laporan Realisasi Anggaran Dinas Perhubungan dari SKPKD

Setelah Direkonsiliasi

Lampiran 4 Daftar Hadir Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di BPKAD Provinsi

Jawa Tengah

Lampiran 5 Surat ijin melaksanakan PKL di BPKAD Provinsi Jawa Tengah

Lampiran 6 Surat Keterangan Mengikuti Pembekalan

xi
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan bagian dari pemerintah

daerah yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik, baik secara

langsung ataupun tidak. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)

nya tersebut, SKPD diberikan alokasi dana (anggaran) dan barang/aset yang

dibutuhkan. Oleh karena itu, kepala SKPD disebut juga Pengguna Anggaran (PA)

dan Pengguna Barang (PB).

Selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKPKD),

kepala daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) mendelegasikan sebagian

kewenangannya kepada kepala SKPD, pada akhirnya akan meminta kepala SKPD

membuat pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya. Bentuk

pertanggungjawaban tersebut bukanlah SPJ (surat pertanggungjawaban), tetapi

berupa laporan keuangan. Salah satu laporan keuangan yang disusun oleh SKPD

adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sebagai pertanggungjawaban kepala

SKPD selaku PA.

Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) merupakan salah satu

hal yang menjadi tolak ukur akan kemajuan keuangan suatu daerah. Target dari

adanya APBD adalah meningkatkan pertumbuhan pembangunan, baik

pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, perlu

kiranya anggaran dan realisasi dari masing-masing SPKD untuk dilaporkan dan

diperiksa.
2

Gubernur Jawa Tengah di dalam menjalankan fungsi pemerintahannya

terutama bagian keuangan dan asset daerah dibantu oleh BPKAD Provinsi Jawa

Tengah. BPKAD bagian akuntansi menerima laporan keuangan dari semua SKPD

yang ada di Jawa Tengah untuk nantinya laporan keuangan yang sudah

diterimanya akan dijadikan satu dan dilaporkan ke gubernur.

Sumber data yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan adalah

dari transaksi yang terjadi selama periode akuntansi berdasarkan bukti transaksi

seperti SP2D, Surat Tanda Setoran, bukti pengeluaran/penerimaan, dan lain-lain

yang diinput ke sistem oleh masing-masing SKPD. SKPD menginput setiap

transaksinya melalui aplikasi e-penatausahaan yang merupakan sebuah aplikasi

agar gubernur dapat memantau dan mengakomodir proses penatausahaan

keuangan daerah Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan, BPKAD Provinsi Jawa

Tengah menginput bukti transaksi yang diperoleh dari Kasda ke Sistem Informasi

Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD). Seringkali terjadi perbedaan saldo akun

antara laporan yang diserahkan SKPD dengan data yan terdapat SIAKD.

Sehingga, perlu dilakukan adanya rekonsiliasi yang merupakan salah satu

kunci utama dalam upaya penyusunan laporan keuangan yang kredibel. Hal ini

disebabkan oleh perannya yang cukup penting dalam rangka meminimalisasi

terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi data

yang disajikan dalam laporan keuangan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan

merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna

bagi pemakai. Salah satu karakteristik tersebut yaitu dapat diandalkan. Agar data

akuntansi yang dihasilkan Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi dapat


3

diandalkan, perlu dilakukan prosedur rekonsiliasi untuk ketelitian dan akurasi

pencatatan data akuntansi.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai

rekonsiliasi laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di

BPKAD Provinsi Jawa Tengah. Penulis mengangkat judul “Rekonsiliasi

Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD).”

1.2. Tujuan dan Manfaat Laporan


Tujuan pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:

1) Sebagai salah satu syarat telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

2) Melaporkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan mahasiswa

di tempat PKL yang berisi pembahasan mengenai seluruh kegiatan PKL.

3) Untuk mengetahui proses rekonsiliasi laporan realisasi APBD.

Dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan, penulis mengharapkan

bahwa laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi:

1) Penulis

Proses dan hasil selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menambah

wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis dengan membandingkan

antara teori yang didapat selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang

dihadapi di dunia kerja.

2) Instansi

Hasil ini diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi dan/atau

masukan bagi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa
4

Tengah untuk mengadakan peningkatan serta perbaikan demi menunjang

kelancaran aktivitas dan kemajuan instansi.

3) Akademik

Sebagai bahan panduan dan informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa

yang akan melakukan lebih lanjut, serta diharapkan dapat memberikan

wawasan baru terhadap mahasiswa.

4) Pihak Lain

Hasil ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dapat bermanfaat bagi pihak-

pihak yang membutuhkan. Laporan ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang bermanfaat serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi yang

membacanya.

1.3. Tempat Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Tengah Bagian Akuntansi

yang beralamat di Jalan Taman Menteri Supeno Nomor 2, Kota Semarang, Jawa

Tengah lantai 4.

1.4. Pengumpulan Data


Dalam melakukan studi ini, penulis menggunakan metode analisis

deskriptif, yaitu metode kualitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data

yang didapat secara langsung dari narasumber, baik secara tertulis maupun lisan

yang dilakukan dengan cara wawancara kepada narasumber secara langsung,


5

melakukan observasi ke lapangan serta juga didapat dari hasil diskusi. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah:

1) Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari instansi melalui wawancara dan

observasi pada bagian yang terkait di Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Provinsi Jawa Tengah.

b. Data Sekunder

Untuk memperoleh data sekunder dengan cara mempelajari teori – teori

yang berhubungan dengan analisis anggaran dan realisasi anggaran, serta

literatur atau sumber tertulis lainnya yang relevan dengan masalah yang di

tinjau dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini.

2) Metode Pengumpulan Data

Sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan data yang sesuai dengan objek,

maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada objek

instansi melalui pengamatan dan pencatatan yang diperoleh kebenarannya.

b. Wawancara

Yaitu bentuk komunikasi lisan yang tujuannya untuk memperoleh informasi

mengenai rekonsiliasi laporan realisasi Anggaran Pemerintah dan Belanja

Daerah (APBD) pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Jawa Tengah.
6

3) Metode Pengolahan Data

Adapun metode pengolahan data yang dilakukan dalam proses penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Data primer dan data sekunder tentang penyusunan laporan realisasi

anggaran yang diperoleh dan kemudian disusun.

b. Data yang terkumpul diinterpretasikan tentang arti dari data tersebut.

c. Setelah data tersebut ditinjau kemudian ditarik kesimpulan dan disajikan.


7

BAB 2

PAPARAN LAPORAN

2.1. Tinjauan Umum Obyek PKL

2.1.1. Kedudukan

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa

Tengah merupakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di Bidang Keuangan

sub fungsi pengelolaan keuangan dan aset daerah yang menjadi kewenangan

Daerah yang dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2.1.2. Tugas
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa

Tengah mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan fungsi penunjang

urusan pemerintahan Bidang Keuangan sub fungsi pengelolaan keuangan dan aset

daerah yang menjadi kewenangan Daerah.

2.1.3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Provinsi Jawa Tengah melaksanakan fungsi diantaranya:

a. Penyusunan kebijakan teknis di Bidang Anggaran, Akuntansi,

Perbendaharaan dan Kas Daerah dan Aset Daerah;

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Anggaran, Akuntansi,

Perbendaharaan dan Kas Daerah dan Aset Daerah;


8

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

di Bidang Anggaran, Akuntansi, Perbendaharaan dan Kas Daerah dan Aset

Daerah;

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan

Pemerintahan Daerah di Bidang Anggaran, Akuntansi, Perbendaharaan

dan Kas Daerah dan Aset Daerah;

e. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi kepada seluruh unit kerja di

lingkungan Badan; dan

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan

fungsinya.

2.1.4. Susunan Organisasi


Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa

Tengah terdiri atas:

a. Kepala Badan, mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa

Tengah.

b. Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Pengelola Keuangan

dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Tengah.

c. Bidang Anggaran; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan

kebijakan teknis, pengoordinasian dan pelaksanaan tugas, pembinaan teknis,

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di


9

Bidang Anggaran Bidang Pemerintahan, Anggaran Bidang Ekonomi dan

Pembangunan serta Anggaran Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan

Rakyat.

d. Bidang Akuntansi; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan

kebijakan teknis, pengoordinasian dan pelaksanaan tugas, pembinaan teknis,

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di

Bidang Akuntansi Bidang Pemerintahan, Akuntansi Bidang Ekonomi dan

Pembangunan serta Akuntansi Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan

Rakyat.

e. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah; mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pengoordinasian dan pelaksanaan

tugas, pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas dukungan teknis di Bidang Perbendaharaan Bidang Pemerintahan,

Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat, Perbendaharaan Bidang Ekonomi

dan Pembangunan serta Pengelolaan Kas Daerah.

f. Bidang Aset Daerah; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan kebijakan teknis, pengoordinasian dan pelaksanaan tugas,

pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

dukungan teknis di Bidang Perencanaan, Pengadaan dan Pemanfaatan Aset

Daerah, Penatausahaan Barang Daerah dan Status Penggunaan Aset Daerah,

Perubahan Status Hukum dan Pengamanan Aset Daerah.


10

g. UPT Badan; mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis operasional

dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu Badan di bidang pengelolaan

aset daerah.

h. Kelompok Jabatan Fungsional; mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

2.2. Substansi Laporan yang Ditulis

2.2.1. Pengertian Rekonsiliasi

Faried Zamachsari (2012) menyebutkan bahwa rekonsiliasi adalah proses

pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan sistem/sub sistem yang

berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama. Sesuai Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-/PB/2009 tentang Pedoman Rekonsiliasi

dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara, rekonsiliasi

merupakan salah satu kunci dalam upaya penyusunan laporan keuangan yang

kredibel. Hal ini disebabkan oleh perannya yang cukup penting dalam rangka

meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas

dan akurasi data yang disajikan dalam laporan keuangan.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang

membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, salah satu

karakteristik tersebut yaitu dapat diandalkan. Agar data akuntansi yang dihasilkan

dapat diandalkan perlu dilakukan prosedur rekonsiliasi untuk ketelitian dan

akurasi pencatatan data akuntansi sebagaimana yang diamanatkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan


11

Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 33 menyatakan bahwa sistem pengendalian

intern yang andal harus diciptakan prosedur rekonsiliasi antara transaksi keuangan

yang diakuntansikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan

data transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh Bendahara Umum Negara/

Daerah.

2.2.2. Laporan Realisasi Anggaran

Berdasarkan kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragrag 61-62,

laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber alokasi, dan pemakaian

sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu

periode pelaporan.

Unsur yang dicakup langsung oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari

pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat

dijelaskan sebagia berikut:

a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh bendahara umum negara/bendahara

umum daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang membahas saldo

anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang

menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum negara/bendahara

umum daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh pemerintah.
12

c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas

pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan

dana bagi hasil.

d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak

berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali

dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan

maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan

surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain digunakan untuk

pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas

lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

2.2.3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran SKPKD sebagai kantor pusat daerah yang

menerima laporan dari semua SKPD daerahnya, menyajikan informasi realisasi

pendapatan dan belanja yang masing – masing diperbandingkan dengan

anggarannya dalam satu periode. Format laporan realisasi anggaran SKPKD yang

didasarkan pada PP No. 71 Tahun 2010 adalah:


13

Tabel 2.1.

Format Penyusunan LRA


14
15

2.2.4. Tujuan Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD


Tujuan melakukan rekonsiliasi laporan realisasi APBD diantaranya:

1) Menjamin kebenaran dan kesesuaian data

Seringkali terjadi selisih saldo akun antara laporan realisasi APBD dari

SKPD dengan SKPKD. Sehingga, perlu dilakukan penelusuran untuk

memeriksa kebenaran dan kesesuaian saldo mana yang sesuai dengan yang riil

terjadi dan mana yang mengalami kesalahan, agar nantinya saldo akun yang

dilaporkan dapat disesuaikan berdasarkan bukti transaksi yang ada.

2) Menyamakan data realisasi anggaran

Realisasi anggaran yang ditulis dari pihak yang melaporkan laporan

realisasi anggaran maupun pihak yang menerima laporan harus disajikan dalam

jumlah yang sama agar terjadi kesesuaian dan tidak menimbulkan masalah

tertentu. Realisasi anggaran menjadi salah satu sorotan kinerja pemerintah

dalam mengelola keuangan.

3) Memantapkan akurasi data dalam rangka penyusunan laporan realisasi

anggaran

Rekonsiliasi merupakan saah satu kunci utama dalam upaya penyusunan

laporan keuangan yang salah satunya adalah laporan realisasi anggaran yang

kredibel. Hal ini disebabkan perannya yang cukup penting dalam rangka

meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada

validitas dan akurasi data yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran.

2.2.5. Manfaat Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD


Rekonsiliasi memiliki beberapa manfaat diantaranya:
16

1) Pelaksanaan peraturan perundangan

Pelaksanaan rekonsiliasi diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah

No 122 Tahun 2016 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2017

dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-/PB/2009 tentang

Pedoman Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara

Umum Negara. Rekonsiliasi bagi BPKAD Provinsi Jawa Tengah merupakan

pelaksanaan salah satu tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan oleh Bidang

Akuntansi, yang antara lain:

e. melakukan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi,

f. penelitian, penilaian, rekonsiliasi dan penyusunan laporan keuangan,

serta

g. melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban bendahara

instansi.

Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), rekonsiliasi merupakan

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran selama satu

bulan sebelumnya. Sanksi akan diberikan apabila Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Anggaran atau satuan kerja terlambat dalam melaksanaan

rekonsiliasi maupun tidak melakukan rekonsiliasi.

2) Memastikan kesesuaian dan kebenaran data transaksi harian, dan mendeteksi

terjadinya kesalahan dalam transaksi.

Rekonsiliasi dilakukan terhadap transaksi baik pendapatan maupun

belanja yang dilakukan oleh SKPD. Setiap transaksi pada pelaksanaan


17

anggaran akan dilakukan rekonsiliasi internal antara PPK-SKPD, Staf

Penyusun Laporan Keuangan, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran,

Bendahara Penerimaan/Pengeluaran Pembantu, Verifikator Keuangan,

Pengurus Barang, dan bidang/unit kerja terkait lainnya. Rekonsiliasi dapat

berfungsi untuk mengklarifikasi terjadinya perbedaan antara data transaksi

yang dilakukan oleh BPKAD Provinsi Jawa Tengah dengan data transaksi

SKPD dengan menggunakan dokumen sumber yang sama. Umumnya

kesalahan terjadi akibat adanya kekeliruan pada penggunaan kode akun yang

tidak sesuai dengan bagan akun standar, yang mengakibatkan rekonsiliasi

internal harian SKPD juga akan mengalami kesalahan.

3) Dasar penyusunan laporan keuangan.

Laporan keuangan pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dan

pertanggungjawaban pemerintah, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

tahap pelaporan. Data transaksi yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan merupakan data yang terlebih dahulu dilakukan rekonsiliasi antara

SKPD dan BPKAD Provinsi Jawa Tengah.

2.2.6. Pedoman Umum Pelaksanaan Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD


Pedoman pelaksanaan rekonsiliasi laporan realisasi APBD antara BPKAD

Provinsi Jawa Tengah Bidang Akuntansi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Bidang

Perbendaharaan dan Kas Daerah selaku Bendahara Umum Daerah sebagai

berikut:
18

1) Rekonsiliasi dilaksanakan untuk memastikan kesesuaian antara saldo

pendapatan dan belanja daerah.

2) Rekonsiliasi dilaksanakan dengan membandingkan saldo realisasi

anggaran pada pembukuan SKPD yang diinput melalui e-penatausahaan

dengan BPKAD Provinsi Jawa Tengah yang diinput melalui Sistem

Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD), serta berbagai macam

bukti transaksi yang berasal dari Kasda.

3) Rekonsiliasi dilaksanakan pada periode triwulan, semester, dan akhir

tahun.

4) Hasil rekonsiliasi yang telah selesai dilakukan, dituangkan dalam bentuk


Berita Acara Rekonsiliasi (BAR).

2.3. Analisis dan Pembahasan

2.3.1. Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Tabel 2.2.

Implementasi Penyusunan LRA Pemerintah Jawa Tengah


19

Laporan Realisasi APBD yang diterbitkan oleh BPKAD Provinsi Jawa

Tengah telah sesuai pedoman PP No. 71 Tahun 2010. Hanya saja terdapat akun –

akun yang sedikit berbeda karena akun – akun yang terdapat pada pedoman secara

riil tidak terdapat pada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sehingga tidak
20

ditampilkan. Misalnya akun Belanja Bunga dan Belanja Subsidi diganti dengan

akun Belanja Pegawai dan Barang.

2.3.2. Skema Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD

Berdasarkan Pergub Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penatausahaan Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah. Skema rekonsiliasi

laporan realisasi APBD keuangan SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

Dalam penyusunan laporan keuangan, PPK-SKPD menghimpun data yang

bersumber dari Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran untuk

menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang merupakan salah satu

komponen dari laporan keuangan bidang pemerintahan.

Dalam hal upaya untuk mengontrol keuangan SKPD, maka SKPD

diharuskan untuk menginput tiap transaksi yang dilakukan pada salah satu aplikasi

penatausahaan Jateng yang disebut e-penatausahaan dimana aplikasi ini

merupakan aplikasi online untuk mengakomodir proses penatausahaan keuangan

daerah Provinsi Jawa Tengah. Di samping pihak SKPD sebagai Pengguna

Anggaran (PA) dan Pengguna Barang (PB) yang menginput tiap transaksinya,

pihak BPKAD Provinsi Jawa Tengah juga menginput transaksi masing-masing

SKPD pada Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD) yang

dilakukan oleh para pegawai sesuai pembagian tugas yang telah dilakukan. Dari

masing-masing sistem yang telah diinput dan menghasilkan laporan keuangan

tersebut, terdapat 2 sistem yang berbeda dari dokumen sumber yang sama, perlu

dilakukan rekonsiliasi sebelum menkonsolidasi laporan menjadi satu agar


21

nantinya laporan keuangan yang dihasilkan dapat selaras dan menggambarkan

keadaan yang sesungguhnya, serta tidak terdapat perbedaan antara SKPD selaku

Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang dengan BPKAD Provinsi Jawa Tengah

selaku SKPKD.

Dalam pelaporan keuangan SKPD dilakukan rekonsiliasi secara rutin dan

periodik. Rekonsiliasi internal dilakukan antara PPK-SKPD, Bidang Akuntansi

SKPD, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara

Penerimaan/Pengeluaran Pembantu, Verifikator Keuangan, dan bidang/unit kerja

terkait lainnya.

Rekonsiliasi eksternal dilakukan antara SKPD dengan BPKAD Provinsi

Jawa Tengah (selaku SKPKD). Selain itu, BPKAD juga melakukan rekonsiliasi

dengan bagian Kas Daerah berkaitan dengan Laporan Pendapatan dan Laporan

Belanja/SP2D. Rekonsiliasi ini dilakukan rutin pada periode triwulan, semesteran,

dan akhir tahun. Rekonsiliasi dilakukan untuk memperoleh data yang akurat,

sehingga dapat mengidentifikasi kesalahan realisasi anggaran sejak dini dan

meminimalisasi terjadinya koreksi.


22

Gambar 2.1. Skema Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD

SKPD BPKAD

Pengguna Bidang Akuntansi


Anggaran
Rekonsiliasi
Laporan Realisasi
LRA SKPD Anggaran (LRA)

PPK - SKPD
REKONSILIASI

Akuntansi SKPD

KASDA
REKONSILIASI
Dokumen
Sumber, Kertas
Kerja, SPJ, dsb
Rekonsiliasi

Laporan Pendapatan,
Laporan
Bendahara
Belanja/SP2D
Penerimaan/Pengeluaran,
BPP, Verifikator Keuangan

PENDUKUNG UTAMA
23

2.3.3. Pelaksanaan Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD


Beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan rekonsiliasi laporan

realisasi APBD diantaranya sebagai berikut:

1) Rekonsiliasi antara Bidang Akuntansi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang.

Laporan Realisasi Anggaran yang diterima Bidang Akuntansi dari SKPD

pada periode anggaran dilakukan rekonsiliasi dengan data yang masuk pada

Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD). Dalam hal, pada

saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang mengharuskan dilakukannya

perbaikan atas komponen yang terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran,

maka laporan harus diperbaiki dan disusun ulang untuk kemudian

disampaikan kepada Bidang Akuntansi BPKAD Provinsi Jawa Tengah.

2) Rekonsiliasi antara Bidang Akuntansi dengan Bidang Perbendaharaan dan

Kas Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.

Perbedaan saldo akun pada laporan realisasi anggaran tidak hanya

dicocokkan dengan pihak SKPD saja, akan tetapi juga perlu diperiksa dengan

Bidang Perbendaharaan Kas Daerah BPKAD Provinsi Jawa Tengah sebagai

bagian yang mengeluarkan dokumen sumber bukti transaksi dalam hal

pencairan dan pengembalian dana.

2.3.4. SOP Rekonsliasi Laporan Realisasi APBD Pada BPKAD Provinsi


Jawa Tengah
Pedoman rekonsiliasi belum dibuat secara khusus melalui Undang-Undang

secara resmi, maka dari itu pihak BPKAD Provinsi Jawa Tengah membuat SOP
24

Rekonsiliasi untuk membantu dan memudahkan kerja para pegawai BPKAD

dalam hal rekonsiliasi yang dilakukan secara rutin, yaitu:

1) Pengampu menyiapkan data SIKD sedangkan SKPD menyiapkan data

rekonsiliasi.

2) Mulai tanggal 11–18 pada tiap periode rekonsiliasi pengampu

melakukan rekonsiliasi dengan SKPD.

3) Pengampu mencocokkan realisasi sd. per-kode rekening.

4) Setelah cocok & lengkap, pengampu menyampaikan berkas rekonsiliasi

kepada Kasubbag untuk verifikasi lanjut.

5) Kasubbag mem-verifikasi, meneliti, dan paraf.

6) Kabag Akuntansi tanda tangan pada Berita Acara Rekonsiliasi [terakhir

tanggal 19 pada tiap periode rekonsilliasi].

7) Setelah dicatat dalam register Berita Acara Rekonsiliasi, rangkap

pertama untuk Arsip Bidang Akuntansi, rangkap kedua untuk SKPD.

2.3.5. Faktor Penyebab Rekonsiliasi Laporan Realiasasi APBD


Rekonsiliasi LRA menjadi penting untuk dilakukan karena seringkali terjadi

perbedaan saldo akun antara SKPD dengan BPKAD Provinsi Jawa Tengah.

Beberapa hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya rekonsiliasi laporan

realisasi APBD diantaranya:

1) Kekeliruan pengklasifikasian

Kekeliruan pengklasifikasian dalam pelaporan dapat menyebabkan

kesalahan interpretasi dan perhitungan dari informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan. Sehingga, hal ini yang menyebabkan perbedaan saldo akun
25

yang terdapat dalam laporan tersebut. Kekeliruan tersebut dapat terjadi dengan

beberapa kemungkinan diantaranya:

a. Kesalahan menggunakan menu aplikasi pada saat menginput transaksi pada

sistem baik dari pihak SKPD atau pun pihak SKPKD, dan

b. Kesalahan dalam klasifikasi fungsi/sub fungsi, program, kegiatan/sub

kegiatan, mata anggaran, organisasi, sumber dana dan cara penarikan.

2) Indisipliner SKPD dalam menginput penerimaan dan kontra pos belanja

(pengembalian belanja)

Keterlambatan akuntan dalam menginput setiap transaksi yang dilakukan

juga dapat menjadi penyebab perbedaan saldo akun laporan realisasi anggaran

pada saat dilakukan rekonsiliasi. Misalnya dalam menginput setiap penerimaan

yang waktu menerimanya berbeda - beda dan pengembalian anggaran belanja

yang dapat dicontohkan ketika melakukan perjalanan dinas keluar kota dengan

prediksi membutuhkan waktu 3 hari, akan tetapi dalam waktu 2 hari sudah

selesai, maka realisasi anggaran dalam hal kontra pos belanja harus segera

untuk diubah juga.

3) Terdapat koreksi-koreksi belanja dan pendapatan

Koreksi belanja dan pendapatan biasanya merupakan koreksi kesalahan.

Koreksi kesalahan adalah tindakan yang dilakukan untuk membetulkan

kesalahan penyajian dalam suatu akun/pos. Penyebab terjadinya kesalahan

tersebut diantaranya:

a. Karena keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna

anggaran,
26

b. Kesalahan hitung,

c. Kesalahan penerapan standar akuntansi,

d. Kelalaian, dan lain –lain.

Kesalahan juga bisa ditemukan di periode yang sama saat kesalahan itu

dibuat, namun bisa pula ditemukan pada periode di masa depan. Itulah

sebabnya akan ada perbedaan perlakuan terhadap beberapa kesalahan tersebut.

2.3.6. Kesulitan Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD


1) Perbedaan waktu pencatatan transaksi

Adanya pencatatan akuntansi yang baik akan memudahkan pengolahan

dan pelaporan bagi keperluan pemerintah. Untuk mendukung hal tersebut,

maka perlu adanya pencatatan transaksi secara tepat waktu. Seringkali terjadi

selisih saldo akun dalam Laporan Realisasi Anggaran karena salah satu pihak

sudah mencatat transaksi tersebut sedangkan pihak yang lain belum

mencatatnya.

2) Dokumen rekonsiliasi tidak disiapkan secara tepat waktu

Pejabat Penatusahaan Keuangan SKPD membuat laporan realisasi

anggaran tiap periode pelaporan realisasi anggaran yang kemudian disetorkan

kapada Bank Rekening Kas Umum Daerah untuk dibuatkan nota kredit dan

disampaikan ke bidang akuntansi SKPKD. Fungsi akuntansi di SKPKD

sebagai konsolidator membukukan/menjurnal transaksi pendapatan yang tertera

dalam nota kredit, untuk kepentingan konsolidasi.

Ketepatan waktu dan kelengkapan berkas dalam proses yang harus dilalui

di atas, sangat menjadi penting untuk segera dilakukan rekonsiliasi. Ketika


27

terjadi keterlambatan dalam pelaporannya, maka proses rekonsiliasi yang

sudah ditentukan waktunya juga akan mengalami keterlambatan.

2.3.7. Pembagian Tugas Rekonsiliasi Laporan Realisasi APBD


Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82 Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah

Provinsi Jawa Tengah, Bidang Akuntansi BPKAD Provinsi Jawa Tengah dibagi

dalam 3 subbidang yaitu bidang pemerintahan, bidang ekonomi dan

pembangunan, serta bidang pendidikan dan kesejahteraan rakyat.

Berikut daftar pembagian tugas karyawan BPKAD Provinsi Jawa Tengah dalam

rekonsiliasi laporan realisasi anggaran APBD yang menangani masing – masing

SKPD:

Tabel 2.3.

Pembagian Tugas Karyawan Pada Tiap SKPD

Nama Pengampu Jabatan Gol. Tugas Pekerjaan


(SKPD TA. 2017)
Kepala Bidang Akuntansi
Slamet, Ak Kepala IV/a Kepala Bidang
Bidang Akuntansi
Sub Bidang Akuntansi Bidang Pemerintahan
Bayu Wardani, Ka. Sub. III/d Koordinator
S.E., M.M. Bidang
Setyaningsih, S.H. Staf III/d Badan Keasbang &
Politik, BPSDM
Novianti Mugi III/c Sekretariat DPRD,
Rahayu, S.E. DPRD, Dinas ARPUS
28

Febrian Cahyo Staf III/b Sekretariat Daerah,


Pradono, S.E., M.M., KDH & Wa. KDH,
Akt Badan Penghubung
Benjamin Siahaan Staf III/b Badan DPPAD, Dinas
Bapermasdes & Capil
Diah Ragil Mariana, Staf III/c Bappeda, Satpol PP &
S.STP., M.Si. Linmas
Dianti Puji Rahayu, Staf III/a PPKD, BPKAD
S.E.
Aris Budi Santoso, Staf III/a Inspektorat, BKD
S.E.

Sub Bidang Akuntansi Bidang Ekonomi dan Pembangunan


Rudi Nugroho, Ka. Sub. IV/a Koordinator
S.E., M.M. Bidang
Meksi Tara Staf III/d Dinas ESDM, BPM &
Kamayani Ds, S.E., PTSP
M.M.
Nukki Elly Staf III/c Dinas Permukiman
Nurwulandari, S.E. Rakyat & Kawasan
Pemukiman
Slamet Nur Ikhsan, Staf III/b DPU Bina Marga &
S.E., M.M. Ciptakarya, Dinas
Kelautan & Perikanan
Ratna Sri Kumala Staf III/c Din. Pertanian &
Dewi, S.E., M.Si., Perkebunan, Din.
Akt Komunikasi Informasi,
Din. Koperasi & UKM
Ambar Nila Sari, Staf III/c DPU PSDA & Penata
S.E. Ruang, Din.
29

Perhubungan, Din.
Ketahanan Pangan
Bagus Priyo Staf III/b Dinas Peternakan &
Handono, S.E. Keswan, Dinas
Lingkungan Hidup &
Kehutanan
Mulyono Staf Harlep Administrasi
Sub Bidang Akuntansi Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan
Rakyat
Adi Raharjo, S. Ka. Sub IV/a Koordinator
STP., M.Si. Bidang
Slamet Budiyanto, Staf III/a RSUD Surakarta; Din.
B.Sc. Perempuan, Penduduk
& KB
Aswin Kurniawan, Staf III/c Dinas Kesehatan,
S.E., M.M.,Akt RSUD Tugurejo, RSJD
Amino GH
Nurlina Rusanti, Staf III/a RSUD Moewardi
S.E., Akt Surakarta, Sekt.
Bencana Alam
Tatang Hidayat AW, Staf III/b RSJD RM. Sudjarwadi
S.E. Klaten, Dinas
Nakertransduk
Ari Harjono Staf II/b Dinas P & K, RSUD
Kelet Donorejo Jepara
30

BAB 3

PENUTUP

3.1. Simpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rekonsiliasi laporan realisasi APBD pada

BPKAD Provinsi Jawa Tengah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

sudah sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010 dengan sedikit perbedaan akun

yang menyesuaikan transaksi yang terjadi pada Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah.

2) Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penatausahaan Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah telah dijelaskan

secara rinci mengenai skema rekonsiliasi laporan realisasi APBD sebagai

alur yang dapat dijadikan petunjuk pihak – pihak yang terlibat dalam

tahapan proses rekonsiliasi.

3) Pelaksanaan Rekonsiliasi Laporan Realisasi BPKAD Provinsi Jawa Tengah

dilakukan antara Bidang Akuntansi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang dan antara Bidang

Akuntansi dengan Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah selaku

Bendahara Umum Daerah.


31

4) Dalam hal upaya untuk memudahkan pegawai BPKAD Provinsi Jawa

Tengah melakukan rekonsiliasi, maka dibuat SOP sederhana yang dapat

dijadikan acuan tahapan rekonsiliasi yang perlu dilakukan.

5) Faktor penyebab perlu dilakukan rekonsiliasi laporan realisasi APBD

diantaranya kekeliruan pengklasifikasian, indisipliner SKPD dalam

menginput penerimaan dan kontra pos belanja, dan adanya koreksi

pendapatan dan belanja.

6) Kesulitan yang dialami dalam melakukan rekonsiliasi laporan realisasi

APBD diantaranya perbedaan waktu pencatatan transaksi dan keterlambatan

penyiapan dokumen rekonsiliasi oleh SKPD.

7) Pegawai BPKAD Provinsi Jawa Tengah dibagi tugas untuk melakukan

rekonsiliasi laporan realisasi APBD secara merata.

3.2. Saran
Selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan pada Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Tengah, didapatkan

pengalaman yang dapat dijadikan acuan perbaikan. Oleh karena itu, ada bebarapa

saran yang mungkin dapat dijadikan referensi untuk perbaikan di masa yang akan

datang, diantaranya:

1) Perlunya menjalin komunikasi yang baik antara pengampu masing – masing

SKPD BPKAD Provinsi Jawa Tengah dengan SKPD nya.

2) Memberikan sanksi yang tegas pada tiap SKPD yang melakukan

keterlambatan dalam menginput transaksinya dan menyiapkan data

rekonsiliasi.
32

3) Perlunya menyusun pedoman rekonsiliasi dalam salah satu tambahan

peraturan gubernur karena kegiatan rekonsiliasi merupakan kegiatan yang

bersifat rutinan sehingga dapat dijadikan pedoman bagi SKPD dan BPKAD

Provinsi Jawa Tengah selaku SKPKD.

4) Meningkatkan ketelitian dalam proses transaksi yang harus dilalui untuk

meminimalisir perbedaan saldo akun pendpatan dan belanja.


33

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementrian Keunagan RI. 2009. Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-36/Pb/2009 Tentang Pedoman

Rekonsiliasi Dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum

Negara. Jakarta : Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Erina, Omar Sakti Rambe dan Rasdianto. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah

Berbasis Akrual. Jakarta : Salemba Empat.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 104/Pmk. 05/2017 Tentang Pedoman Rekonsiliasi

Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara Dan

Kementerian Negara/Lembaga. Jakarta : Sekretariat Kementrian Keuangan

Republik Indonesia.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 104/Pmk. 05/2017 Tentang Pedoman Rekonsiliasi

Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara Dan

Kementerian Negara/Lembaga. Jakarta : Sekretariat Kementrian Keuangan

Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Jakarta : Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Sekretariat

Negara Republik Indonesia.


34

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2016. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.

122 Tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2017. Semarang

: Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah. 2012.

Peraturan Gubernur Nomor 68 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penatausahaan

Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Sekretariat Daerah

Provinsi Jawa Tengah.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2016. Peraturan Gubernur Nomor 82 Tahun

2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Sekretariat Daerah Provinsi

Jawa Tengah.

Pradono, Febrian Cahyo. 2014. “Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah :

Faktor yang Mempengaruhi dan Implikasi Kebijakan (Studi Pada SKPD

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah)”. Tesis. Pasca Sarjana Universitas

Stikubank Semarang.

http://bpkad.jatengprov.go.id/

https://grms.jatengprov.go.id/
35

LAMPIRAN
36

Lampiran 1 Contoh Berita Acara Rekonsiliasi dan Lampiran Koreksi


37
38

Lampiran 2 Laporan Realisasi Anggaran APBD Dinas Perhubungan dari SKPD

Setelah Direkonsiliasi
39
40
41

Lampiran 3 Laporan Realisasi Anggaran Dinas Perhubungan dari SKPKD

Setelah Direkonsiliasi
42
43
44
45
46
47

Lampiran 4 Daftar Hadir Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di BPKAD Provinsi

Jawa Tengah
48
49
50
51
52

Lampiran 5 Surat ijin melaksanakan PKL di BPKAD Provinsi Jawa Tengah


53

Lampiran 6 Surat Keterangan Mengikuti Pembekalan

Anda mungkin juga menyukai