Anda di halaman 1dari 12

A.

Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi ialah suatu kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses alat

reproduksi yang dimiliki oleh seseorang, yang tidak semata mata bebas dari penyakit atau

kecacatan, melainkan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi

dan prosesnya. Tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu

remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku

sehat dan tentu saja bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi

(Widyastuti, 2009).

Alat atau organ reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu genitalia eksterna dan organ

genitalia interna. Organ genitalia eksterna terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora, labia

minora, klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina dan perineum. Sedangakan

organ genitalia interna yaitu uterus, tuba fallopi dan ovarium. Evaluasi terhadap fungsi alat

reproduksi wanita lebih rumit dibandingkan dengan laki-laki (Wiknjosastro, 2007).

Organ reproduksi merupakan alat dalam tubuh yang berfungsi untuk suatu proses

kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya atau reproduksi.

Agar dapat menghasilkan keturunan yang sehat dibutuhkan pula kesehatan dari organ

reproduksi. Salah satu yang menjadi faktor utama terciptanya kesehatan yaitu selalu menjaga

kebersihan diri atau personal hygiene (Hurlock, 2001).

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini

merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang

meliputi perubahan biologi, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar
masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan

berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatmodjo, 2007 ).

2. Tahap-tahap Perkembangan Remaja

Dikutip dari Sarwono (2005), dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja :

a) Remaja Awal (Early Adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-terheran pada perubahan yang terjadi

pada tubuhnya sendiri dan dorongan dorongan yang menyertai perubahan-perubahan

itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru cepat tertarik pada lawan jenis dan

mudah terserang secara erotic. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah

berfantasi erotic.

b) Remaja Madya (middle adolesecent)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak

teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai diri sendiri, selain itu, ia

berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih mana

yang peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau

materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipus complex

(perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat

hubungan dengan kawan-kawan.

c) Remaja Akhir (late adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan lima

pencapaian hal yaitu:

1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.


2. Egonya untuk mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan

dalam pengalaman pengalaman baru.

3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan

keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat

umum.

C. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Menurut Program Kerja WHO ke IX (1996-2001) pada Mei 1994, masalah kesehatan

reproduksi ditinjau dari pendekatan keluarga meliputi :

1. Praktik tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (seperti : mutilasi genital,

diskriminasi nilai anak).

2. Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulai sejak masa kanak-

kanak yang seringkali muncul dalam bentuk kehamilan remaja, kekerasan / pelecehan

seksual dan tindakan seksual tidak aman).

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait dengan isu aborsi tidak aman.

4. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selama kehamilan, persalinan,

dan masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi anemia, bayi berat lahir rendah.

5. Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), yang berkaitan dengan Penyakit Menular Seksual

(PMS).

6. Kemandulan yang berkaitan dengan ISR / PMS.

7. Sindrom pre dan post menopause (andropause), dan peningkatan resiko kanker organ

reproduksi.
8. Kekurangan hormon yang menyebabkan osteoporosis dan masalah usia lanjut lainnya.

Masa remaja sebagai titik awal proses reproduksi menunjukkan persiapan strategi

intervensi perlu dimulai jauh sebelum masa usia subur. Nilai anak perempuan dan anak laki-

laki dalam keluarga dan masyarakat, dan bagaimana perlakuan yang mereka terima merupakan

faktor penting yang turut menentukan kesehatan reproduksi mereka dimasa mendatang.

D. Unsur-unsur Kesehatan Reproduksi Remaja

Remaja merupakan fase kehidupan manusia yang spesifik. Pada saat usia remaja terjadi

peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa ini berdampak macam-macam pada fisik dan

jiwa remaja. Secara fisik akan muncul apa yang disebut sebagai tanda-tanda seks sekunder

seperti payudara membesar, bulu-bulu kemaluan tumbuh, haid pada perempuan, dan mimpi

basah pada laki-laki. Secara psikologis muncul dorongan birahi yang besar tetapi juga secara

psikologis mereka masaih dalam peralihan dari anak-anak kedewasa. Secara biologis aktivitas

organ dan fungsi reproduksi mereka meningkat pesat tetapi secara psikoloogis aktivitas organ

dan fungsi reproduksi mereka meningkat pesat tetapi secara psikologis dan sosiologis mereka

dianggap belum siap menjadi dewasa. Konflik yang terjadi antara berbagai

perkembangan tersebut membuat mereka juga beresiko mengalami masalah kesehatan seksual

dan kesehatan reproduksi tersendiri.

1) Kesehatan Alat- alat Reproduksi

Masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi kesehatan lat-alat reproduksi ini

menyentuh remaja perempuan juga remaja laki-laki. Masalah masalah yang dihadapi

remaja perempuan antara lain adalah payudara mengeluarkan cairan, benjolan pada
payudara, masalah seputar haid (nyeri haid yang tidak teratur), keputihan, dan infeksi

saluran reproduksi. Selain itu juga diajukan pertanyaan-pertanyaan, seputar siklus haid,

waktu terjadinya masa subur, masalah keperawanan dan masalah jerawat. Masalah-

masalah yang berkenaan dengan kesehatan alat-alat reproduksi yang dihadapi oleh remaja

laki-laki antara lain adalah masalah bentuk dan ukuran penis, jumlah testis tidak lengkap

dan hernia scrotalis.

2) Hubungan dengan Pacar

Persoalan-persoalan yang mewarnai hubungan dengan pacar adalah masalah kekerasan

oleh pacar, tekanan untuk melakukan hubungan seksual, pacar cemburuan, pacar

berselingkuh dan bagai mana menghadapi pacar yang pemarah. Tindakan seseorang dapat

digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan bila salah satu pihak merasa

terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah di lakukan pasangannya.

3) Masturbasi

Masturbasi atau onani adalah salah satu cara yang dilakukan jika seseorang tidak mampu

mengendalikan dorongan seksual yang dirasakannya. Jika dibandingkan dengan

melakukan hubungan seksual, maka onani dapat dikatakan mengandung resiko yang lebih

kecil bagi pelakunya untuk menghadapi kehamilan yang tidak dikehendaki dan penularan

penyakit menular seksual. Bahaya onani adalah apabila dilakukan dengan cara tidak sehat

misalnya menggunakan alat yang bisa menyebabkan luka atau infeksi. Onani juga bisa

menimbulkan masalah bila terjadi ketergantungan / ketagihan, bisa juga menimbulkan

perasaan bersalah.

4) Hubungan Seksual Sebelum Nikah


Cara para remaja berpacaran dewasa ini berkisar dari melakukan ciuman bibir, raba-raba

daerah sensitif, saling menggesekkan alat kelamin (petting) sampai ada pula yang

melakukan senggama. Perkembangan zaman juga mempengaruhi perilaku seksual dalam

berpacaran para remaja. Hal ini dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan remaja pada

beberapa tahun yang lalu seperti berciuman dan bercumbu, kini sudah dianggap biasa.

Bahkan, ada sebagian kecil dari mereka setuju dengan free sex. Perubahan dalam nilai ini,

misalnya terjadi dengan pandangan mereka terhadap hubungan seksual

sebelum menikah.

5) Penyakit Menular Seksual

Hubungan seksual sebelum menikah juga berisiko terkena penyakit menular seksual seperti

sifilis, gonorhoe (kencing nanah), herps sampai terinfeksi HIV.

6) Aborsi

Salah satu cara menghadapi kehamilan yang tidak di inginkan adalah dengan melakukan

tindakan aborsi. Aborsi masih merupakan tindakan yang ilegal di Indonesia. Upaya sendiri

untuk melakukan aborsi banyak dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu,

jamu, dan lain-lain.

E. Kebersihan Organ Reproduksi

1. Wanita

Kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa bersih berarti bebas dari kotoran.

Sedangkan kala kebersihan yaitu keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal atau

pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran (Depdikbud, 2003).

Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memperhatikan kebersihan diri. Indonesia

merupakan daerah yang beriklim tropis, sehingga udara panas dan cenderung lembab
sering membuat banyak berkeringat dibagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan kulit

seperti didaerah alat kelamin. Kondisi ini menyebabkan mikroorganisme jahat terutama

jamur mudah berkembang biak, yang akhirnya bisa menimbulkan infeksi (Depkes RI,

2010).

Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini berlaku

bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. berikut adalah cara menjaga hygiene

organ intim pada wanita menurut Zenab (2013) :

a) Secara teratur bersihkan keringat yang ada disekitar alat kelamin dengan air bersih,

lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan

buang air kecil. Cara membasuh alat kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan

(vagina) ke belakang (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anis bisa

terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih atau tisu kering

untuk mengeringkannya.

b) Hati-hati ketika menggunakan toilet umum, apabila akan menggunkan kloset duduk

maka siramlah dahulu untuk mencegah penularan penyakit menular seksual. Bakteri,

dan jamur dapat menempel di kloset yang sebelumnya digunakan oleh penderita

penyakit menular seksual.

c) Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina sendiri sudah

mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan keasamannya. Keseringan

menggunakan sabun khusus ini justru akan mematikan bakteri dan memicu

berkembangnya bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.

d) Jangan sering-sering menggunakan pantyliner. Gunakan pantyliner sesuai dengan

kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak sekali. Dan gunakan
pantyliner yang tidak berparfum untuk mencegah iritasi. Sering-sering mengganti

pantyliner saat keputihan.

e) Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian

dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk menjaga vagina dari

kelembaban yang berlebihan.

f) Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun. Hindari

memakai celana dalam atau celana jeans ketat karena kulit jadi susah bernafas dan

akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab, berkeringat dan mudah

menjadi tempat berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi sering

kali terjadi akibat celana dalam yang tidak bersih.

g) Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. Waktu haid, sering

ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti. Bila

dipermukaan pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya

segera mengganti pembalut. Gumpalan darah haid yang ada di permukaan pembalut

menjadi tempat sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Oleh karena itu

gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali.

h) Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaan perlu diperhatikan kebersihannya.

Jangan mencabut-cabut rambut tersebut. Perawatan rambut didaerah kewanitaan cukup

dipendekkan dengan gunting atau alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut di

daerah kewanitaan berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik serta

menghalangi masuknya benda kecil ke dalam vagina.

2. Pria

a) Menjaga Kebersihan Penis


Penis merupakan organ penting yang dimiliki oleh pria. Penis selain berguna untuk

organ reproduksi bagi pria. Sehingga anda diharuskan untuk selalu mencuci penis

ketika mandi dan buang air kecil, ketika anda ingin memegang penis, maka dianjurkan

untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum anda memegangnya.

b) Menggunakan Celana Dalam yang Nyama

Dengan menggunakan celana dalam dari bahan yang nyaman, itu akan sangat baik

untuk kesehatan organ reproduksi anda. Gunakanlah celana dalam yang mampu

memberikan sirkulasi udara yang baik pada bagian organ reproduksi anda.

c) Sering Mengganti Celana Dalam

Menjaga kesehatan reproduksi pria lainnya adalah dengan sering melakukan pergantian

celana dalam. Terutama ketika anda melakukan aktivitas yang mengharuskan anda

menggeluarkan keringat cukup banyak, karena celana dalam yang berkeringat bisa

menimbulkan bakteri. Ada baiknya mengganti celana dalam ketika anda sudah

berkeringat cukup banyak.

d) Jangan Menggaruk Kemaluan

Sebagai seorang pria, terkadang penis terasa gatal dan selalu ingin menggaruknya.

Padahal ini adalah hal yang salah. Rasa gatal yang timbul bisa disebabkan oleh kuman

dan bakteri yang berkembang biak dikemaluan anda. Ketika rasa gatal itu timbul,

mungkin anda ingin selalu menggaruknya, padahal menggaruk organ kemaluan hanya

membuat penis anda terluka.

e) Memotong Bulu Pada Kemaluan


Jangan biarkan bulu pada kemaluan anda terlalu panjang. Karena bulu kemaluan yang

terlalu panjang akan menjadi sarang bakteri. Untuk itu rutinkan untuk selalu memotong

rambut kemaluan ketika dirasa sudah cukup panjang agar tidak menjadi sarang bakteri.

f) Menjaga Pola Makan

Jagalah pola makan anda. Jangan sampai anda selalu memakan makanan yang sangat

menganggu reproduksi anda. Konsumsilah makanan sehat, dan jangan meminum

alkohol. Karena meminum alkohol bisa membuat organ reproduksi anda terganggu.

g) Melakukan Sunat

Jika anda melakukan khitan atau sunat itu sangat baik dalam menjaga kesehatan anda.

Karena sunat akan membantu menghilangkan bakteri pada penis. Kuman sangat senang

hinggap di kulup penis, jika anda tidak melakukan khitan maka kuman akan

berkembang biak pada penis anda tersebut.

h) Berolahraga

Berolahraga pun menjadi salah satu faktor yang bisa membuat anda sehat secara fisik.

Banyak manfaat yang bisa anda dapatkan dari berolahraga. Salah satunya adalah

membantu kesehatan reproduksi pria untuk menjadi lebih baik.

i) Jangan Melakukan Seks Bebas

Jangan pernah melakukan seks bebas. Karena seks bebas hanya membuat

banyak penyakit akan bersarang pada tubuh anda. Hindari hal ini, karena sebagian

besar penyakit kelamin itu disebabkan oleh seks bebas. Untuk itu anda jangan

melakukan seks bebas di masa muda.


j) Melakukan Pemeriksaa

Melakukan pemeriksaan rutin pada organ reproduksi menjadi salah satu cara untuk

menjaga kesehatan reproduksi pria. Cobalah anda lakukan pengecekan dengan melihat

ada atau tidaknya benjolan atau hal yang tidak wajar pada penis anda. Jika anda

menemukan ketidakwajaran maka anda bisa melakukan pemeriksaan secara langsung

untuk mengetahui penyebab tersebut.

F. Manfaat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh remaja. Hal ini

dikarenakan dengan memiliki informasi dan pengetahuan yang benar maka remaja akan

banyak mengambil manfaat. Dampak positif dari pengetahuan yang benar mengenai kesehatan

reproduksi yaitu dapat mencegah perilaku seks pranikah serta dampaknya termasuk kehamilan

tidak di inginkan HIV/AIDS, dan IMS dapat dicegah. Remaja dapat mengambil keputusan

apakah memang dia menginginkan atau tidak dengan pikiran yang sehat, karena remaja sudah

mengetahui dampak positif negatifnya. Remaja akan menghindari situasi-situasi yang

membuat remaja terpaksa atau dipaksa untuk melakukan hubungan seksual.

Seringkali, dalam suatu proses berpacaran, remaja diminta oleh pasangannya untuk

melakukan hubungan seksual dengan alasan saling mencintai dan untuk membuktikan cinta

tersebut kepasangan. Remaja yang memahami informasi tentang kesehatan reproduksi dengan

baik akan mampu menolak jika dipaksa oleh pasangannya untuk melakukan hubungan seksual.

Remaja yang mempunyai pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi dapat

berhati-hati dalam melangkah. Remaja akan dapat memberikan penilaian mengenai patut

tidaknya melakukan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya sebelum menikah.

Penilaian yang dibuat remaja tersebut dilakukan secara sadar bukan keterpaksaan.
G. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Pemahaman

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat faktor yang dapat berdampak buruk pada

kesehatan reproduksi :

1. Faktor Sosial-Ekonomi dan Demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang

rendah, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil)

2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktik tradisional yang berdampak buruk pada

kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rezeki, infomasi tentang fungsi

reproduksi yang membingungkan anak dan remaja kerana saling berlawanan satu sama

lain)

3. Faktor Psikologis (dampak dari keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidak

seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli

kebebasannya dengan materi)

4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca PMS) Pengaruh dari

semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna, terfokus

pada penerapan hak reproduksi perempuan

Anda mungkin juga menyukai