Anda di halaman 1dari 14

HASIL LAPORAN PENGKAJIAN FOKUS

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PADA FUNGSI PENGAWASAN: PEERATURAN TATA TERIB PASIEN


DAN PENGUNJUNG

DI RUANG ARJUNA RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Oleh :

PUTRI ANGGRAENI P

(070117A013)

ANGGRI PRASETIA ARNATA

(070117A038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisa Situasi
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan memiliki pengertian sebagai suatu

lembaga dalam mata rantai sistem kesehatan nasional yang mengemban tugas

pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat dan rumah sakit sebagai

sarana untuk mewujudkan pelayanan kesehatan harus bisa menampung semua

aktivitas kesehatan yang dibutuhkan sekaligus berperan sebagai suatu

lingkungan yang juga turut aktif meningkatkan kecepatan penyembuhan dan

taraf kesehatan para pasien rumah sakit.


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.58 Tahun 2014 pasal 1 tentang

rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan

keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari

pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dituju

kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit

(UU Keperawatan no 38 tahun 2014).


Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit juga ditentukan oleh mutu

pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan terutama diperuntukkan bagi

pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Kuntoro, 2010). Pelayanan

keperawatan sebagai bentuk kegiatan utama dari pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada masyarakat belum dapat diwujudkan sebagai pelayanan


kesehatan yang berkualitas. Keadaan aktual pelayanan keperawatan

menunjukan bahwa banyak tenaga keperawatan lebih berkonsentrasi dan

terlibat dengan tindakanpengobatan dan penggunaan teknologi yang

berorientasi medik untuk mengatasi kompleksitas penyakit (Sitorus &

Panjaitan, 2011).
Pelaksanaan layanan keperawatan tidak terlepas dari fungsi-fungsi

manajemen keperawatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif. Ada

lima fungsi manajemen keperawatan yaitu perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), ketenagaan (staffing), pengarahan (actuating),

pengawasan (controling) (Marquis dan Huston , 2013). Masing-masing fungsi

manajemen tersebut saling keterkaitan satu sama lain dan dapat diterapkan

baikoleh mamajer tingkat atas, menengeh maupun bawah. Dalam jajaran

keperawatan dapat diterapkan mulai dari Kepala bagian keperawatan sampai

kepala ruangan (Swansburg, 2000).


. Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dalam

suatu daerah atau suatu instansi yang harus di laksanakan dan di taati.

Peraturan yang ada di rumah sakit adalah peraturan yang sudah dibuat sesuai

standart yang di tentukan oleh rumah sakit. Dan sudah di tetapkan dalam

peraturan rumah sakit nomor 54/PER/RS/2014 tentang tata terib pengunjung

rumah sakit.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh parmin,2010 mengenai hubungan

fungsi managemen kepala ruang dengan motivasi perawat pelaksana di ruang

rawat inap rsup undata palu menunjukan bahwa pelaksanaan fungsi

managemn kepala ruang baik 50,3% motivasi pelaksana baik 53,7%. Ada
hubungan yang bermaksa antara fungsi managemn perencanaan

,pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan dengan motivasi perawt

pelaksana,( pvalue 0,032, 0,002 ,0,002, 0,003), karakteristik perawat

(umur,gender,lama kerja,status perkawinan) tidak ada hubungan dengan

motivasi perawat pelaksana(p value 0,0949, 0,402, 0,0677, 0,575), sedangkan

karaktersitik pendidikan ada hubungan dengan motivasi perawat pelaksana(p

value 0,045). Ini menunjukan bahwa fungsi managemen kepala ruang yang

paling berhubungan engan motivasi adalah fungsi pengarahan dan fungsi

pengawasan.
Faktor yang mempengaruhi motivasi dan pelaksanaan asuhan

keperawatan menentukan kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak

terhadap kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan

(Bahtiar & Suarli, 2010). Menurut Handoko (2005), mengatakan makin kuat

motivasi seseorang, makin kuat pula usahanya untuk mencapai tujuan apabila

tujuan itu dianggap penting, makin kuat pula usaha dan motivasi untuk

mencapainya. Motivasi termasuk sebagai faktor penentu dalam pelaksanaan

metode keperawatan tim. Motivasi merupakan energi untuk membangkitkan

dorongan dari dalam diri perawat yang berpengaruh, membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berkaitan dengan lingkungan

kerja, memenuhi kebutuhan stimulasi berorientasi pada tujuan individu untuk

mencapai kepuasan. Motivasi dalam penelitian ini didasarkan atas teori

Mc.Clelland Achievement Motivation Theory yang mempunyai tiga faktor

atau dimensi dari motivasi kerja yaitu motif, harapan dan insentif (Hasibuan,

2014).
Dari hasil pengkajian tim manajemen profesi ners universitas ngudi

waluyo observasi pada tanggal 20 November 2017 ,didapatkan data dari

koesioner bahwa penerapan pengawasan peraturan tata tertib belum

maksiamal . 60% perawat mengatakan pengawasan peraturan tata tertib tidak

maksiamal karena kesibuakan perawat. 40% perawat mengatakan pengawasan

tata tertib tidak maksimal karena kurangnya tenaga kerja.


Dan data hasil observasi dapat dilihat bahwa tidak adanya pemasanagan

tata terib dalam ruangan , beberapa pasien masih bisa merokok dalam

ruangan tanpa sepengetahuan perawat, dan pengunjung bisa memberikan

rokok kepada pasien karena kurang pengawasan dari perawat terhadap barang

bawaan pengunjung.

B. Permasalahan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah salah satu layanan kesehatan

milik pemkot Kota Surakarta, dinaungi oleh pemerintah Kota Surakarta.

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka RS Jiwa

Pusat Surakarta berubah menjadi RS Jiwa Daerah Surakarta dibawah Pemda

Provinsi Jawa Tengah. RS Jiwa Pusat Surakarta diserahkan dari Pemerintah

Pusat kepada kepada Pemerintah Daerah pada tahun 2001 berdasarkan SK

Menteri Kesehatan No. 1079/Menkes/SK/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001.

Adapun penetapan RS Jiwa Pusat menjadi RS Jiwa Daerah Surakarta

berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah No. 440/09/2002 pada bulan Februari

2002. Kemudian sejak tahun 2009 RS Jiwa Daerah Surakarta telah menjadi

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Provinsi Jawa Tengah.Daerah RSJD


Surakarta merupakan Rumah Sakit khusus kelas A. RSJD ini beralamatkan di

jalan Ki Hajar Dewantoro No. 80 Surakarta, Indonesia.


Di ruang Arjuna memiliki 13 perawat terdiri dari 1 (KARU), 2 (KATIM),

dan 10 (Perawat Pelaksana). Dengan jumlah rata-rata 16 pasien dibangsal.

Dengan tepenuhinya jumlah perawat di Wisma Arjuna.


Sosialisasi mengenai pentingnya pengawasan tata tertib ruangan bertujuan

untuk mengingatkan dan memotivasi perwat agar bisa melaksanakan peraturan

yang sudah ditentukan oleh rumah sakit.


Permaslahan yang masih harus diatasi adalah :
1. Bagaimana pengawasan tata tertib pengunjung dan pasien bisa maksimal

dilaksanakan
2. Bagaimana agar bisa memberikan motivasi perawat lain untuk dapat

meningkatkan pengawasan terhadap tata tertib

C. Justifikasi Permasalah
Perawat bersifat mengarahkan diri sendiri (self directed), yang

disertaidengan kepemimpinan dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan

masalahyang kompleks. Pendidikan dan komitmen perawat untuk

mempraktikkan pedoman dan standar akan menghasilkan karier yang

baik. Selain itu, penting bagi seorang perawat untuk bekerja

sebagai anggota tim keperawatan yangkuat dan kompak dalam suatu

lingkungan yang mampu menguatkan. Timkeperawatan yang kuat akan

bekerja sama untuk mencapai hasil terbaik bagiklien (Batchller et al., 2004).
Dari hasil pengamatan pada perawat diruang Arjuna di RSJD Kota

Surakarta, maka dapat ditetukan permasalahan-permasalahan metode tim

diruangan wisma memerlukan penanganan yang segera yang segera, yaitu :

kurang optimalnya penerapan pengawasan ata tertib pengunjung dan pasien di

ruang Arjuna.
BAB II

TARGET DAN LUARAN

Permasalahan di ruang Arjuna RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta tersebut,

adalah tujuan dari kegiatan ini untuk mengingkatkan pengawasan tata tertib

ruangan. Guna mendukung upaya pencapaian tujuan tersebut, target dan luaran

yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:

1. Kurangnya kesadaran perawat dalam penerapan dan pengawasan tata tertib

pasien dalam sehari-hari.


Luaran dari kegiatan ini adalah berupa terlaksananya kegiatan pengawasan

yang dilakukan secara rutin oleh ruangan.


2. Kurangnya motivasi perawat untuk menerapakan pengawasan tata tertib

pasien
Luaran dari kegiatan ini adalah berupa pemberian motivasi perawat dari

kepala ruangan
3. Tidak adanya peraturan tata tertib yang terpasang dalam ruangan
Luaran dari kegiatan ini adalah setiap perawat,pengunjung dan pasien bias

membaca dan memahami mengenai tata tertib ruangan


BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Persoalan Prioritas

Prioritas masalah yang akan diatasi adalah kurang optimalnya perawat dalam

menerapkan pengawasan tata tertib pasien dan pengunjung di ruang arjuna RSJD

Dr. Arif Zaenidun Surakarta.

B. Metode Pendekatan dan Prosedur Kerja


Prioritas permasalahan manajemen keperawatan yaitu metode tim di

ruang Arjuna RSJD Dr. Arif Zaenidun Surakarta, maka kegiatan manajemen

keperawatan ini dilaksanakan dengan metode sosialisasi,pemeriksaan ruangan

dan pemasangan tata tertib ruangan. Melalui metode ini perawat di ruang

Arjuna RSJD Dr. Arif Zaenidun Surakarta mengetahui pentingnya pengawsan

tata tertib di ruang arjuna.

C. Tahapan Kegiatan dan Luaran


Sejalan dengan metode sosialisasi,pemeriksaan ruangan dan pemasangan

tata tertib ruangan yang telah dilaksanakan maka tahapan kegiatan dan luaran

yang telah dilaksanskan adalah sebagai berikut:


1. Pengkajian Ruangan
Luaran yang didapatkan dari kegiatan ini adalah diperolehkan data kurang

optimalnya perawat dalam menerapkan pengawasan tata tertib pasien dan

pengunjung di ruang arjuna , belum adanya pemasangan tata tertib di dlam

ruangan
2. Kolaborasi dengan kepala ruang dalam memberikan motivasi terhadap

perawat
Luaran yang didapatkan dari kegiatan ini adalah perawat bisa termotivasi

untuk meningkatkan pengawasan terhadap pengawasan tata tertib

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

no Tindakan Waktu hasil


1 Resosialisai mengenai Rabu ,5 1. Evaluasi proses
pentingnya tata tertib desember 2017 a.100% peserta
pasien dan pengunjung memperhatikan
b. tidak ada komentar dari
perawt lain
2. Evaluasi hasil
9 dari 13( 88%) perawat
ikut dalam sosialisasi,
100% pp mengerti dan
paham akan pentingnya
pengawasan tata tertib
2 Kolaborasi dengan Rabu ,6 1. Evaluasi proses
kepala ruang untuk desember 2017 a.100% peserta
motivasi perawat dalam memperhatikan
pelaksanaan pengawasan b. tidak ada komentar dari
tata tertib peratuan perawt lain
pasien dan pengunjung 2. Evaluasi hasil
4 perawat ikut dalam
ceramah motivasi saat pre
conference berlangsung
100% pp termotivasi untuk
lebih menerapan
pengawasan tata tertib
peratuan pasien
3 Kolaborasi dengan Rabu ,6 1. Evaluasi proses
kepala ruang untuk desember 2017 3 banner tata tertib
memasang peraturan di terpasang di ruangan
dalam ruang arjuna dengan pemilihan tempat
yang dilakukan oleh karu
dan katim
2. Evaluasi hasil
Tata tertib sudah terpasang
jelas di dalam dan di luar
ruangan arjuan
4 Kolaborasi dengan Rabu, 6 1. Evaluasi proses
perawat dalam desember 2017 Pemeriksaan di lakukan
melakukan pemeriksaan bersama mahasiswa lain
di dalam ruangan pasien saat perbed di pagi hari
2. Evaluasi hasil
Masih ada di temukan
putung rokok di dalam
kamar pasien
I. EVALUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MASALAH EVALUASI HASIL AKHIR

. Kurang optimalnya 1. Pengawasan peraturan ruangan pasien


tanggal 7 desember masih ada 2 pasien yang merokok didalam ruangan
perawat dalam
 pencapai target: belum bisa mencapai target 100% dalam pengawasan terhadap pasien
menerapkan pengawasan
2. pengawasan peraturan pengunjung
tata tertib pasien dan
9 desember 2017 masih ada salah satu keluarga pasien yang memaksa memberikan rokok pada
pengunjung di ruang pasien
arjuna  Pencapaian target : belum bisa mencapai target 100% dalam pengawasan terhadap pengunjung
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah didapatkan masalah manajemen kemudian disusunlah rencana kegiatan untuk

mengatasi masalah mengenai pelaksanan tata tertib pasien denga melakukan motivasi kepada

perawat dalam mengoptimalkan pengawasan tata tertib pasien dan pengunjung, memasang

tata tertib ruangan, serta melakukan pemeriksaan di ruang pasien. Setelah implementasi

dilaksanakan kemudian membuat rencana tindakan selanjutnya untuk mempertahankan

perawat dalam pengawasan tata tertib pasien dan pengunjung. Dalam realitanya setelah di

lakukan implementasi masih terdapat 2 pasien yang melanggar peraturan tata tertib yaitu

merokok dan perawat masih kurang memperhatikan dan melakukan pengawasan, maka di

lakukan rencana tindak lanjut yang dilakukan salah satunya yaitu dengan mendiskusikan

dengan kepala ruangan agar melakukan monitoring pengawasan tata tertib pasien dan

pengunjung dilakukan oleh ketua tim dan perawat asosiet.


B. Saran
Mengingat besarnya manfaat dari penerapan peraturan tata tertib pengunjung maka

selanjutnya diperlukan rencana tindak lanjut, yaitu:


1. Koordinasi dengan kepala Ruang arjuna untuk tetap memotivasi dan mengingatkan

perawat agar dapat meningkatkan kualitas dan menerapkan pengawasan tata tertib

penunggu dan pengunjung di ruang arjuna .


2. Koordinasi dengan perawat dapat melakukan sosialisasi secara berkala kepada

pengunjung dan pasien di Ruang arjuna tentang tata tertib dan peraturan rumah sakit.
3. Koordinasi Kepala Ruang untuk tetap memasang tata tertib di dalam ruangan agar bisa

diketahui oleh pasien dan pengunjung


4. Koordinasi dengan perawat untuk selalu melakukan supervise di dalam ruang pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Alfin, A. 2010. Sosialisasi. Jakarta: Gunung Mulia.

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajeman Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marquis & Huston. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika.

Suarli, S & Bachtiar Yanyan. 2010. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga

Suyanto. 2009. Mengenal Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit.


Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Tappen, R. M. 2004. Nursing Leadership and Manajemen: Concepts and Practice. Third
Edition. Philadelpia. F. A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai