Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

INKONTINENSIA URINE DAN SENAM KEGEL PADA LANSIA

Pokok Bahas : Inkontinensia urine

Sub pokok bahasan : Senam Kegel

Sasaran : Lansia di panti Wreda Wening Wardoyo Ungaran

Tempat : Aula

Tanggal : Jumat, 9 Juni 2017

Waktu : 16.00-17.00 WIB

Penyuluh : Kelompok 3

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan pada lansia di panti wreda wening wardoyo

selama 60 menit, diharapkan peerta memahami tentang inkontinensia ureine, senam

kegel dan dapat diterapkan.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan peserta diharapkan mampu :

A. Menjelaskan tentang pengertian inkontinensia urine


B. Menjelaskan tentang penyebab inkontinensia urine serta pengobatannya

C. Menjelaskan tentang pengertian senam kegel

D. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat senam kegel

E. Menyebutkan langkah-langkah senam kegel

III. Sasaran

Lansia sebanyak 25% dari total keseluruhan jumlah lansia wanita

IV. Materi Penyuluhan (Terlampir)

V. Metode

A. Ceramah dan Demonstrasi

B. Tanya jawab/diskusi

VI. Media dan sumber

Media : Lembar balik, Leaflet

VII. Sumber :

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan

Praktik. Volume 2. Jakarta : EGC

VII. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan Respon Metode Media Waktu

A. Pembukaan :

1. Salam pembukaan Menjawab salam Ceramah - 5 menit

2. Apersepsi Menyimak
3. Tujuan Mendengarkan

4. Kontrak waktu

B. Isi :

1. Menjelaskan tentang Menyimak Ceramah Lembar 20 menit

pengertian inkontinensia balik

urin

2. Menjelaskan tentang Menyimak Ceramah

penyebab inkontinensia

urin serta pengobatannya

3. Menjelaskan pengertian Menyimak Ceramah

senam kegel

4. Menjelaskan manfaat dan Menyimak Ceramah

tujan senam kegel

5. Menjelaskan dan Menyimak Ceramah

mendemonstrasikan

langkah-langkah senam

kegel

C. Evaluasi

Peserta peyuluhan dapat:

1. Menjelaskan tentang Lansia dapat

pengertian inkontinensia menjawab semua


urin pertanyaan

2. Menjelaskan penyebab

inkontinensia urin serta

pengobatannya

3. Menjelaskan pengertian

senam kegel

4. Menjelaskan manfaat dan

tujuan senam kegel

5. Mendemonstrasikan Lansia dapat

langkah-langkah senam mendemonstrasikan

kegel senam kegel

D. Penutup :

1. Tanya Jawab Menanyakan Ceramah - 15 menit

2. Tes Akhir kembali atau

3. Menyimpulkan hasil melakukan evaluasi

penyuluhan terhadap materi

4. Memberi salam penutup Menjawab salam

VIII. Evaluasi

A. Prosedur :Tanya jawab

B. Bentuk soal :Lisan

C. Jumlah Soal :3 butir

dilakukan secara lisan dengan memberi beberapa pertanyaan di akhir penyuluhan


1. Apakah lansia dapat menjelaskan kembali tentang pengertianinkontinensia urin

dan senam kegel?

2. Apakah lansia dapat menyebutkan kembali manfaat dan tujuan?

3. Apakah lansia dapat menyebutkan kembali langkah-langkah senam kegel?

Ungaran, 9 Juni 2017

Pembimbing Penyuluh

(Gipta Galih Widodo) (Kelompok 3)


IX. Lampiran Materi

Pernahkah Anda memiliki teman atau keluarga yang sering “ngompol” di celana? Dalam

bahasa kedokteran, kesulitan mengendalikan kencing disebut inkontinensia urin.

Inkontinensia dapat menimpa segala usia. Namun, kejadiannya semakin meningkat dengan

bertambahnya umur. Di Amerika Serikat 50% penghuni panti jompo menderita

inkontinensia, lebih dari 70%- nya wanita. Di Indonesia, diperkirakan 10-30% wanita usia

lanjut menderita inkontinensia. Inkontinensia bukanlah gangguan yang boleh dianggap

remeh, karena bisa menimbulkan dampak psikologis bagi penderitanya, seperti perasaan

tertekan, depresi dan malu, serta gangguan hubungan seksual dan sosial. Yang lebih penting

lagi, inkontinensia juga dapat merupakan gejala penyakit serius yang melatarbelakanginya.

A. Definisi

Inkontinensia Urine (IU) atau yang lebih dikenal dengan beser sebagai bahasa awam

merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia. Inkontinensia urine

adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga

mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial. Variasi dari inkontinensia urin

meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai benar-benar banyak, bahkan

terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai pengeluaran feses) (brunner, 2011).

B. Penyebab

Inkontinensia urin dapat disebabkan oleh berbagai masalah medis:

1) Untuk perempuan, penipisan dan pengeringan kulit dalam vagina atau saluran

kencing, terutama setelah menopause.

2) Untuk pria, kelenjar prostat membesar atau operasi prostat.

3) Pelemahan dan peregangan otot-otot panggul setelah melahirkan


4) Obat-obatan tertentu.

5) Penumpukan tinja di perut (karena kesulitan buang air besar).

6) Kegemukan dan obesitas, yang meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot

yang mengendalikan kandung kemih.

7) Penyakit tertentu.

C. Pengobatan

Pengobatan tergantung pada sumber masalah dan jenis inkontinensia.

1) Jika disebabkan oleh masalah medis, inkontinensia akan hilang setelah penyakitnya

diterapi.

2) Senam kegel dapat membantu beberapa jenis inkontinensia dengan memperkuat otot-

otot panggul.

3) Teknik relaksasi untuk memperpanjang interval kencing yang normal (frekuensi

kencing yang umum adalah 6-7 kali per hari) dapat membantu mengatasi inkontinensia

stres dan mendesak.

4) Pengobatan dan operasi adalah pilihan terapi bagi inkontinensia yang disebabkan

penyakit.

5) Tips

a) Kurangi jumlah dan frekuensi minum

b) Hindari minuman yang bersifat memicu inkontinensia (alkohol, kafein, soft drink)

c) Sediakan alat penampung kencing di dekat tempat tidur

D. Definisi senam kegel

Senam Kegel adalah senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar

panggul terutama otot pubococcygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat otot-
otot saluran kemih (berguna saat proses persalinan agar tidak terjadi “ngompol”) dan

otot-otot vagina (memuaskan suaminya saat berhubungan seksual). Nama senam ini

diambil dari penemunya Arnold Kegel, seorang dokter spesialis kebidanan dan penyakit

kandungan di Los Angeles sekitar tahun 1950-an. Dokter Kegel seringkali melihat

pasiennya yang sedang dalam proses persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air

seni (ngompol). Timbullah inisiatifnya untuk menemukan exerciseagar pasiennya tidak

mengalami hal tersebut.

E. Manfaat dan tujuan senam kegel

Dalam perkembangan selanjutnya, senam ini selain dilakukan oleh wanita juga

dilakukan oleh para pria. Pada pria kerja otot ini lebih mudah diamati dari luar dibanding

wanita. Hal ini dapat dilihat dengan gerakan penis “naik-turun” dalam keadaan ereksi.

Pria yang terlatih akan mendapatkan orgasme yang lebih intens, dapat mencegah

ejakulasi dini dan memperpendek waktu untuk siap melakukan hubungan seks ulang.

Pada wanita kerja otot pubococcygeal dapat dirasakan berupa denyutan pada dinding

vagina. Bila otot ini terlatih dan kuat , kontraksi otot vagina dapat dengan sengaja

dilakukan saat berhubungan intim tanpa menunggu orgasme terlebih dahulu. Wanita

dengan otot pubococcygeal terlatih lebih mudah mengalami perangsangan seksual (tidak

frigid), lebih cepat “basah” untuk mengalami orgasme yang sering dan memuaskan

bahkan dapat mencapai orgasme hanya dengan rangsangan pada G spot-nya. Senam

kegel juga dapat digunakan untuk mencegah konstipasi pada kehamilan. Dengan

melakukan senam kegel sirkulasi darah disekitar dubur dapat meningkat sehingga dapat

mencegah wasir. Senam kegel diketahui bisa membantu perempuan yang mengalami

inkontinensia urin (beser). Tujuan dsenam kegel adalah melatih kandung kemih untuk
mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi

pegeluaran air kemih

F. Langkah-langkah Senam Kegel

1) Latihan I

a) Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul.

b) Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama berkemih dan

kemudian memulainya kembali. Apabila klien masih terpasang kateter, latihan

dapat dilakukan dengan memberi klem pada selang urine bag sehingga urine

tertahan pada kandung kemih, didiamkan beberapa lama, lalu dilepas jika kandung

kemih sudah terasa penuh.

c) Praktekan setiap kali berkemih

Rasional: membantu klien untuk merasakan otot-otot anterior pada dasar panggul

dan mengajarkan teknik pengontrolan.

2) Latihan II

a) Minta klien mengambil posisi duduk atau berdiri.

b) Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus.

Rasional: membantu klien merasakan otot-otot posterior pada dasar panggul.

3) Latihan III

a) Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian kontraksikan

otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat

b) Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan.

c) Ulangi latihan 4x/jam saat terbangun dari tidur selama 3 bulan..


Rasional: Meningkatkan pengontrolan otot panggul dan membantu relaksasi

sfingter selama berkemih

4) Latihan IV

a) Apabila memungkinkan, ajarkan klien melakukan sit-ups yang dimodifikasi (lutut

ditekuk).

Rasional: Menguatkan otot-otot abdomen untuk pengontrolan kandung kemih.

Langkah tersebut juga dapat dilakukan seperti berikut :

i.Pemanasan.

Kendurkan otot-otol perut, bokong dan paha atas se-rilek mungkin. Untuk

memastikan otot-otot tersebut rilek, letakkan kedua tangan di atas perut. Jika perut

tidak ikut bergerak ketika otot-otot dasar panggul (PC) dikontraksi, berarti gerakan

Anda benar.

ii.Kontraksi.

Kontraksikan otot-otot PC Anda dengan menarik ke dalam dan keras sekitar vagina,

anus dan saluran kencing (uretra) seperti menahan air seni. Tujuannya untuk

menemukan letak otot PC. Untuk mudahnya dapat melakukan latihan berikut:

Ketika Anda ingin buang air kecil, tahanlah aliran air seni, lalu lepaskan kembali.

Lakukan beberapa kali sehingga bisa merasakan benar letak otot PC lersebut.

iii. Ulangan.

Setelah Anda mampu melakukan, mulailah berlatih sebanyak 10 kali ulangan.

Setiap kali kontraksi, tahan selama tiga hitungan. Kemudian secara perlahan

naikkan hitungan kontraksinya hingga Anda bisa menahan selama 10-15 hitungan,
dengan istirahat selama 10 detik diantaranya. Jumlah optimum kira-kira 50-100 kali

sepanjang hari, pagi, siang, sore dan malam.

iv.Variasi.

Lakukan variasi untuk menghindari kebosanan dengan munggabungkan latihan

otot-otot PC dengan latihan pengencangan otot-otot lain di sekitarnya, yaitu otot-

otot perut, paha atas, dan otot bokong, dalam posisi berdiri, duduk atau berbaring.

v. Catatan.

Latihan Kegel dengan menahan air seni, disarankan hanya dilakukan pada saat awal

berlatih. Gunanya untuk menemukan letak otot PC. Setelah itu sebaiknya jangan

dilakukan lagi karena akan mengganggu pola kencing Anda. Sebaiknya

berkonsultasi lebih dulu sebelum berlalih dan lakukan evaluasi dalam jangka waktu

tertentu.

vi. Faktor pendukung senam kegel

Tindakan berikut dapat membantu klien yang menderita inkontinensia untuk

memperoleh kembali kontrol berkemihnya dan merupakan bagian dari perawatan

rehabilitatif serta restorasi.

a. Mempelajari latihan untuk menguatkan dasar panggul.

b. Memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2 jam sepanjang siang dan

sore hari, sebelum tidur, dan setiap 4 jam pada malam hari.

c. Menggunakan metode untuk mengawali berkemih (misalnya air mengalir dan

menepuk paha bagian dalam)

d. Menggunakan metode untuk relaks guna membantu pengosongan kandung

kemih secara total (misalnya membaca dan menarik nafas dalam).


e. Jangan pernah mengabaikan keinginan untuk berkemih (hanya jika masalah klien

melibatkan pengeluaran urine yang jarang sehingga dapat mengakibatkan

retensi).

f. Mengonsumsi cairan sekitar 30 menit sebelum jadwal waktu berkemih

g. Hindari teh, kopi, alkohol, dan minuman berkafein lainnya.

h. Minum obat-obatan diuretic yang sudah diprogramkan atau cairan yang dapat

meningkatkan dieresis (seperti teh atau kopi) dini pada pagi hari.

i. Semakin memanjangkan atau memendekkan periode antar berkemih.

j. Menawarkan pakaian dalam pelindung untuk menampung urine dan mengurangi

rasa malu klien (bukan popok).

k. Mengikuti program pengontrolan berat tubuh apabila masalahnya adalah

obesitas.

l. Memberikan umpan balik positif saat tercapai pengontrolan berkemih

Pedoman ini dapat membantu klien untuk mendapatkan pola berkemih rutin dan

mengontrol factor-faktor yang mungkin meningkatkan jumlah episode

inkontinensia.
Daftar Pustaka

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik

Volume 2. Jakarta : EGC

Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2. Jakarta:

EGC

Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Volume 2. Jakarta:

EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

INKONTINENSIA URINE DAN SENAM KEGEL PADA LANSIA

Kelompok 3

1. Aditya Yoga Desa 010216A002


2. Asri Dwi 010216A010
3. Desti Julfitriah 010216A016
4. Elisabeth Ditri 010216A024
5. Farida Qurotta’Ayun 010216A025
6. Julio Armando 010216A031
7. Kristiani Juita 010216A032
8. Nurfitriana Agustina D 010216A036

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2017

Anda mungkin juga menyukai