Instructions
Deskripsikan Potensi bahaya, penerapan GMP, GHP, SOP, SSOP dan HACCP pada
Industri makanan sebagaimana yang telah anda pelajari di dalam modul ini.
Tugas diunggah pada laman SPADA dalam format PDF dan diberi identitas dengan
format:
Jawaban:
1. Potensi Bahaya atau Hazard
Menurut NACMCF (1992) mendefinisikan bahaya atau ”hazard” sebagai suatu
sifat-sifat biologis/mikrobiologis, kimia, fisika yang dapat menyebabkan bahan pangan
(makanan) menjadi tidak aman untuk dikonsumsi.
Jenis bahaya yang mungkin terdapat di dalam makanan dibedakan atas tiga
kelompok bahaya, yaitu :
(1) Bahaya Biologis/Mikrobiologis, disebabkan oleh bakteri pathogen, virus atau parasit
yang dapat menyebabkan keracunan, penyakit infeksi atau infestasi, misalnya : E. coli
pathogenik, Listeria monocytogenes, Bacillus sp., Clostridium sp., Virus hepatitis A, dan
lain;
(2) Bahaya Kimia, karena tertelannya toksin alami atau bahan kimia yang beracun,
misalnya : aflatoksin, histamin, toksin jamur, toksin kerang, alkoloid pirolizidin, pestisida,
antibiotika, hormon pertumbuhan, logam-logam berat (Pb, Zn, Ag, Hg, sianida), bahan
pengawet (nitrit, sulfit), pewarna (amaranth, rhodamin B, methanyl jellow), lubrikan,
sanitizer, dan sebagainya ;
(3) Bahaya Fisik, karena tertelannya benda-benda asing yang seharusnya tidak boleh
terdapat di dalam makanan, misalnya : pecahan gelas, potongan kayu, kerikil, logam,
serangga, potongan tulang, plastik, bagian tubuh (rambut), sisik, duri, kulit dan lain-lain
2. Penerapan GMP, GHP, SOP, SSOP dan HACCP pada industri makanan:
a. GMP (Good Manufacturing Practice)
Sistem untuk memastikan bahwa produk secara konsisten diproduksi dan diawasi
sesuai dengan standar kualitas. Hal ini dirancang untuk meminimalkan risiko yang
terlibat dalam produksi apapun yang tidak dapat dihilangkan melalui pengujian
produk akhir. Cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara
lain dengan cara:
Mencegah tercemarnya pangan olahan oleh cemaran biologis, kimia dan
benda lain.
Mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen.
Mengendalikan proses produksi
Persyaratan dasar bagi penerapan HACCP
2) Ruang Produksi
Mencakup Desain & tata letak tempat produksi, lantai, dinding, langit – langit,
pintu, jendela, lubang angin, kelengkapan ruang produksi, dan tempat
penyimpanan. Konstruksi atap, langit-langit, dinding, pintu, jendela dan lantai
didesain agar mudah dibersihkan, tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap
produk dan mampu mencegah masuknya serangga dan hewan pengerat. Di ruang
produksi diberikan exhaust fan agar uap panas yang keluar dari oven bisa keluar,
sehingga tidak membuat dapur menjadi semakin panas.
3) Peralatan Produksi
Mencakup bahan peralatan, kondisi permukaan yang kontak langsung dengan
pangan, tata letak sesuai urutan proses, dan pemeliharaan agar berfungsi dengan
baik. Mesin/peralatan yang kontak langsung dengan bahan pangan olahan didesain,
dikonstruksi dan diletakkan sehingga menjamin mutu dan keamanan produk.
4) Suplai air
Mencakup suplai air yang jumlahnya cukup, bersih dan layak untuk dikonsumsi
dan digunakan dalam proses produksi makanan. Untuk membersihkan peralatan
pun dapat terpenuhi.
6) Pengendalian Hama
Mencakup upaya pencegahan masuknya hama ke area produksi dan pemberantasan
hama. Bahan-bahan tidak ada kontaminasi serta kerusakan dari hama.
7) Kontrol proses
Pada kontrol proses terdapat beberapa parameter yang perlu diperhatikan yakni,
a) Penetapan spesifikasi bahan baku
Penyeleksian bahan baku, bahan tambahan pangan dan kemasan sejak awal perlu
dilakukan untuk menjamin kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan. Setiap
bahan perlu ditetapkan spesifikasinya dan diperiksa apakah telah memenuhi
persyaratan mutu. Bahan baku perlu disimpan secara terpisah dari bahan
kemasan,dan disimpan pada suhu penyimpanan yang sesuai. Selain itu harus
digunakan mengikuti sistem FIFO (First In First Out).
Untuk itu, pengetahuan mengenai standar dan regulasi-regulasi yang berkaitan dengan
pangan mutlak diperlukan, bahkan sejak awal perancangan suatu produk, seperti UU
No 7 /1996 tentang Pangan, PP no 28 / 2004 tentang Keamanan, Mutu & Gizi Pangan,
Permenkes No. 722/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, dan lain-lain. Hal ini
untuk mencegah digunakannya bahan-bahan berbahaya yang dilarang ataupun
digunakannya bahan tambahan pangan yang melebihi jumlah maksimum yang
diijinkan.
9. Label Pangan
Pada PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Label pangan adalah
setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam,
ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Keterangan pada label
sekurang-kurangnya :
1. nama produk
2. daftar bahan yang dihasilkan
3. berat bersih atau isi bersih
4. nama dan alamat pihak yang memproduksi
5. tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa
6. nomor Sertifikasi Produksi
10. Penyimpanan
Mencakup pemisahan tempat penyimpanan antara produk jadi, bahan baku, bahan
pengemas & label serta tempat penyimpanan khusus untuk produk berbahaya
seperti bahan pembersih
Tahapan HACCP :
2. Deskripsi Produk
Penjelasan lengkap dari produk harus dibuat termasuk informasi mengenai
komposisi, struktur fisika/kimia (termasuk Aw, pH, d1l.), perlakuan-perlakuan
mikrosidal/statis (seperti perlakuan pemanasan, pembekuan, penggaraman,
pengasapan, dll.), pengemasan, kondisi penyimpanan dan daya tahan serta metoda
pendistribusiannya.
Pada produksi bakery harus jelas formula resep yang akan digunakan,
perlakuan fermentasi adonan, pengembangan adonan, pengovenan produk, serta
pengemasan yang sesuai dengan karakteristik produk.
Berikut tabel yang berisi contoh deskripsi produk :
Penyusunan bagan alir pembuatan salah satu produk di industry bakery ada pada
Gambar 2.
Pemecahan Telur
Penimbangan
Mixing Mixing
(Tepung terigu protein rendah, (Coklat dark, Whipping
gula, margarin, baking powder) cream, telur)
Rounding
Cooling
(30 menit di chiller)
Kneading
Pencetakan adonan
Baking
(170˚C, 15 menit)
Filling
Packaging