Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGERTIAN

SOL (Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah mengenai adanya


lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Terdapat beberapa penyebab
yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses
otak dan tumor intracranial. (Suzanne dan Brenda G Bare. 1997: 2167).

Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak / ganas yang tumbuh
di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf
pusat, baik ganas maupun tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses
neoplastik yang terdapat dalam intracranial atau dalam kanalis spinalis, yang mempunyai
sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-selsaraf di
meaningen otak, termasuk juga tumor yang berasal dari sel penunjang (Neuroglia), sel epitel
pembuluh darah dan selaput otak. (Fransisca B Batticaca. 2008: 84).

Kranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi
ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas pertama kali dengan cara
mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga cranium. Akhirnya vena mengalami
kompresi, dangan gangguan sirkulasi darah otak dan cairan serebrospinal mulai timbul dan
tekanan intracranial mulai naik. Kongesti venosa menimbulkan peningkatan produksi dan
penurunan absorpsi cairan serebrospinal dan meningkatkan volume dan terjadi kembali hal-
hal seperti diatas.
B. PATOFISIOLOGI/ PATHWAY

Idiopatik

Tumor otak

Penekanan jaringan otak Bertambahnya massa

Invasi jaringan otak Nekrosis jar. otak Penyerapan cairan otak

Kerusakan jar. Neuron Gang.Suplai Hipoksia Obstruksi vena di otak


( Nyeri ) darah jaringan

Kejang Gang.Neurologis Gang.Fungsi Gang.Perfusi Oedema


fokal otak jaringan

Defisit Disorientasi Peningkatan Hidrosefalus


neurologis TIK

 Aspirasi Resti.Cidera Perubahan


sekresi proses pikir
 Obs. Jalan
nafas Bradikardi progresif, Bicara terganggu, Hernialis ulkus
 Dispnea hipertensi sitemik, afasia
 Henti nafas gang.pernafasan
 Perubahan pola
nafas
Ancaman Gang.Komunikasi Menisefalon
kematia verbal tekanan
Gang.Pertukaran
gas
Cemas Mual, muntah, Gang.kesadaran
papileodema, pandangan
Gang. Rasa kabur, penurunan fungsi
( Suddart, Brunner. pendengaran, nyeri
2001) nyaman
kepala
C. TANDA DAN GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)
1. Tanda dan gejala peningkatan TIK :
a) Sakit kepala
b) Muntah
c) Papiledema
2. Gejala terlokalisasi ( spesifik sesuai dengan dareh otak yang terkena ) :
a) Tumor korteks motorik ; gerakan seperti kejang kejang yang terletak pada satu sisi
tubuh ( kejang jacksonian )
b) Tumor lobus oksipital ; hemianopsia homonimus kontralateral (hilang penglihatan
pada setengah lapang pandang, pada sisi yang berlawanan dengan tumor) dan
halusinasi penglihatan.
c) Tumor serebelum ; pusing, ataksia, gaya berjalan sempoyongan dengan
kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (
gerakan mata berirama dan tidak disengaja )
d) Tumor lobus frontal ; gangguan kepribadia, perubahan status emosional dan tingkah
laku, disintegrasi perilaku mental, pasien sering menjadi ekstrim yang tidak teratur
dan kurang merawat diri
e) Tumor sudut serebelopontin ; tinitus dan kelihatan vertigo, tuli (gangguan saraf
kedelapan), kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (saraf kelima), kelemahan
atau paralisis (saraf kranial keketujuh), abnormalitas fungsi motorik.
f) Tumor intrakranial bisa menimbulkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan
bicara dan gangguan gaya berjalan terutam pada lansia. ( Brunner & Sudarth, 2003 ;
2170 )
D. ETIOLOGI
1. Tumor lobus frontal
Sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku
dan disintegrasi perilaku mental. Pasien sering menjadi ekstrim yang tidak teratur dan
kurang merawat diri dan menggunakan bahasa cabul.
2. Tumor cerebellum
Mengatakan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan / berjalan yang sempoyongan
dengan kencenderungan jatuh, otot tidak terkoordinasi dan nigtatius (gerakan mata
berirama tidak sengaja) biasanya menunjukkan gerak horizontal.
3. Tumor korteks motorik
Menimbulkan manifestasi gerakan seperti epilepsy, kejang jarksonian dimana kejang
terletak pada satu sisi.
4. Tumor lobus frontal
Sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku
dan distulegrasi perilaku mental. Pasien sering menjadi ekstrim yang tidak teratur dan
kurang merawat diri dan menggunakan bahasa cabul.
5. Tumor intra cranial
Dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan fungsi bicara dan
gangguan gaya berjalan, terutama pada pasien lansia. Tipe tumor yang paling sering
adalah meningioma, glioblastana (tumor otak yang sangat maligna) dan metastase
serebral dari bagian luar.
6. Tumor sudut cerebelopointin
Biasanya diawali pada jaring saraf akustik dan memberi rangkaian gejala yang timbul
dengan semua karakteristik gejala pada tumor otak.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor,
dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi tentang sistem
vaskuler.
2. MRI : Membantu dalam mendeteksijejas yang kecil dan tumor didalam batang otak dan
daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT
Scan
3. Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberi dasar pengobatan seta informasi prognosi.
4. Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor
5. Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal

Anda mungkin juga menyukai